BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA"

Transkripsi

1 w BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PROVINSI JAMBI PADA ACARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2008 TANGGAL 06 JULI Yth. Walikota Jambi; 2. Yth. Bupati Tanjung Jabung Barat; 3. Yth. Bupati Tanjung Jabung Timur; 4. Yth. Bupati Bungo; 5. Yth. Bupati Tebo; 6. Yth. Ketua DPRD Kota Jambi; 7. Yth. Ketua DPRD Kabupaten Tanjung Jabung Barat; 8. Yth. Ketua DPRD Kabupaten Tanjung Jabung Timur; 9. Yth. Ketua DPRD Kabupaten Bungo; 10. Yth. Ketua DPRD Kabupaten Tebo; 11. Yth. Inspektur Kota Jambi; 12. Yth. Inspektur Kabupaten Tanjung Jabung Barat; 13. Yth. Inspektur Kabupaten Tanjung Jabung Timur; 14. Yth. Inspektur Kabupaten Bungo; 15. Yth. Inspektur Kabupaten Tebo serta hadirin yang kami hormati. 1

2 Assalamu alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. Selamat Pagi dan Salam Sejahtera bagi kita semua, Dalam kesempatan yang berbahagia ini marilah kita memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya kepada kita semua sehingga kita dapat berkumpul di tempat ini dalam rangka penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI, yang dihadiri oleh Ketua DPRD, Bupati, serta para pejabat yang terkait dengan Pengelolaan Keuangan Daerah. Hadirin yang kami hormati, Laporan yang kami serahkan adalah Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran Sebagaimana yang diamanatkan Pasal 31 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, yang menyatakan bahwa Gubernur/Bupati/Walikota menyampaikan rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban APBD kepada DPRD berupa Laporan Keuangan yang telah diperiksa oleh BPK RI selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Alhamdulillah, penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan atas Pertanggungjawaban APBD Tahun Anggaran 2008 ini dapat kami serahkan kepada Ketua DPRD dan sekaligus juga kepada Bupati maupun Walikota dengan tepat waktu. Undangan yang kami hormati, Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara Bab VI mengenai Standar Pelaporan Pemeriksa Keuangan, dalam melaksanakan pemeriksaan LKPD ini BPK RI menyampaikan tiga bentuk laporan, yang terdiri dari: 1. Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan. Dalam laporan ini, BPK RI memberikan opini atas kewajaran informasi yang disajikan, apakah telah sesuai dengan sistem dan prosedur akuntansi yang diterapkan oleh daerah. Adapun opini dimaksud terdiri dari; a. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion) atau WTP; 2

3 b. Opini Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion) atau WDP; c. Opini Tidak Wajar (Adversed Opinion); dan d. Pernyataan Menolak Memberikan Opini (Disclaimer of Opinion) 2. Laporan atas Kepatuhan. Sesuai Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, BPK RI diharuskan untuk mengungkapkan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, kecurangan serta ketidakpatuhan dalam pelaporan keuangan. Ketidakpatuhan yang signifikan baik yang secara langsung ataupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap kewajaran penyajian Laporan Keuangan. 3. Laporan atas Pengendalian Intern. Laporan ini mengungkapkan kelemahan-kelemahan pengendalian intern dalam pengelolaan keuangan daerah yang dijumpai selama pelaksanaan pemeriksaan. Dalam laporan pemeriksaan atas Kepatuhan dan Pengendalian Intern tersebut, selain diungkapkan beberapa catatan pemeriksaan mengenai penyimpangan terkait dengan pengelolaan keuangan daerah, juga diungkapkan rekomendasi yang harus ditindaklanjuti oleh para pejabat yang bersangkutan. Berkaitan dangan Laporan atas Kepatuhan dan Laporan atas Pengendalian Intern tersebut, perkenankan kami menyampaikan penghargaan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota yang telah bersungguh-sungguh dalam melakukan upaya perbaikan dalam mengelola keuangan daerah, namun demikian masih diperlukan upaya perbaikan yang berkesinambungan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dari segi akuntabilitas dan transparansi. Sebelum memasuki substansi mengenai opini yang diberikan, pada kesempatan ini perlu kami informasikan kepada hadirin yang terhormat bahwa dalam memberikan opini ada 4 (empat) kriteria yang harus diperhatikan, yaitu: 1. Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan; 2. Kecukupan Pengungkapan; 3

4 3. Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan; dan 4. Efektivitas Sistem Pengendalian Intern. Hadirin yang kami hormati, Berdasarkan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2008, dapat kami ungkapkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pemerintah Daerah telah menyusun Laporan Keuangan yang terdiri dari 4 jenis, yaitu Laporan Realisasi APBD, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan; 2. Pemeriksaan dilakukan menggunakan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara yang ditetapkan dengan Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 Tahun 2007; 3. Mengingat Pemerintah Daerah dalam penyusunan pertanggungjawaban APBD belum sepenuhnya mempedomani Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) maka dalam memberikan opini, BPK RI menyesuaikan dengan standar akuntansi yang digunakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum; 4. Opini yang diberikan atas Laporan Keuangan Daerah Kota Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Bungo, dan Kabupaten Tebo Tahun Anggaran 2008 masing-masing adalah Wajar Dengan Pengecualian. Pengecualian dimaksud didasarkan atas beberapa hal yang dianggap material dan dapat mempengaruhi Laporan Keuangan. a. Kota Jambi Pengecualian pada Laporan Keuangan Pemerintah Kota Jambi, antara lain: (1) Saldo Aset Tetap yang disajikan sebesar Rp ,93 tidak dapat diandalkan karena terdapat selisih data Aset Tetap antara Neraca dengan data Aset Tetap pada Bagian Perlengkapan Sekretariat Daerah sebagai Pengelola Aset Tetap Daerah. Dimana nilai Aset Tetap di Neraca lebih tinggi dari nilai Aset Tetap pada Bagian Perlengkapan. (2) Saldo Pendapatan disajikan sebesar Rp ,27. Jumlah tersebut belum termasuk pendapatan atas Dana Kapitasi PT. ASKES yang dikelola oleh Dinas Kesehatan diluar mekanisme APBD sebesar Rp ,00 sehingga realisasi pendapatan yang disajikan di LRA menjadi lebih rendah dari yang seharusnya. 4

5 (3) Realisasi Belanja Barang disajikan sebesar Rp ,96. Jumlah tersebut termasuk realisasi Belanja Barang yang peruntukkannya adalah sebagai Belanja Bantuan Sosial; dan realisasi Belanja Barang sewa sarana mobilitas udara yang peruntukkannya adalah Belanja Hibah. Namun dalam jumlah realisasi Belanja Barang tersebut tidak termasuk belanja atas Dana Kapitasi PT. ASKES yang dikelola oleh Dinas Kesehatan diluar mekanisme APBD sebesar Rp ,00 sehingga realisasi Belanja Barang disajikan di LRA lebih rendah dari yang seharusnya. (4) Realisasi Belanja Hibah disajikan sebesar Rp ,00. Jumlah tersebut termasuk realisasi Belanja Hibah pada Komisi Pemilihan Umum Kota Jambi sebesar Rp ,00 dimana terdapat pertanggungjawaban sebesar Rp ,00 yang tidak dapat ditelusuri karena telah terbakar pada saat kebakaran Kantor KPU Kota Jambi pada tanggal 19 Oktober Dengan demikian, BPK RI tidak dapat memperoleh keyakinan yang memadai atas pertanggungjawaban sebesar tersebut. (5) Realisasi Belanja Bantuan Sosial disajikan sebesar Rp ,00. Jumlah tersebut termasuk realisasi realisasi Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp ,00 yang peruntukkannya adalah sebagai Belanja Hibah sehingga mengakibatkan realisasi Belanja Bantuan Sosial disajikan lebih tinggi dan Belanja Hibah disajikan lebih rendah dalam LRA. (6) Realisasi Belanja Tak Terduga disajikan sebesar Rp ,00. Jumlah tersebut termasuk realisasi sebesar Rp ,64 yang peruntukannya adalah sebagai pembayaran Utang Pokok sebesar Rp ,13 dan Belanja Bunga sebesar Rp ,45 sehingga mengakibatkan penyajian realisasi Belanja Tak Terduga lebih tinggi, Pembiayaan Pengeluaran Pembayaran Utang Pokok dan realisasi Belanja Bunga disajikan lebih rendah dari yang seharusnya. b. Kabupaten Tanjung Jabung Barat (1) Saldo Investasi Jangka Panjang Non Permanen disajikan sebesar Rp ,00. Jumlah tersebut belum termasuk nilai hewan ternak yang digulirkan dari Tahun 2003 sampai dengan Tahun 2007 berupa sapi sebanyak 314 ekor, yang mengakibatkan nilai Investasi Jangka Panjang Non Permanen tidak menunjukkan nilai sebenarnya. (2) Saldo Aset Tetap Tanah disajikan sebesar Rp ,00. Jumlah tersebut tidak dapat diandalkan karena terdapat selisih pengakuan nilai Aktiva Tetap Tanah di Neraca dengan Aset Tetap Tanah di Daftar Aset Daerah sebesar Rp ,00. 5

6 (3) Saldo Aset Tetap Peralatan dan Mesin disajikan sebesar Rp ,00. Jumlah tersebut tidak dapat diandalkan karena terdapat selisih pengakuan nilai Aset Tetap Peralatan dan Mesin di Neraca dengan Aset Tetap Peralatan dan Mesin di Daftar Aset Daerah sebesar Rp ,00. (4) Saldo Aset Tetap Gedung dan Bangunan disajikan sebesar Rp ,00. Jumlah tersebut tidak dapat diandalkan karena terdapat selisih pengakuan nilai Aset Tetap Gedung dan Bangunan di Neraca dengan Aset Tetap Gedung dan Bangunan di Daftar Aset Daerah sebesar Rp ,00. (5) Saldo Aset Tetap Jalan, Jaringan dan Instalasi disajikan sebesar Rp ,65. Jumlah tersebut tidak dapat diandalkan karena terdapat selisih pengakuan nilai Aset Tetap Jalan, Jaringan dan Instalasi di Neraca dengan Aset Tetap Jalan, Jaringan dan Instalasi di Daftar Aset Daerah sebesar Rp ,65. (6) Saldo Aset Tetap Lainnya disajikan sebesar Rp ,00. Jumlah tersebut tidak dapat diandalkan karena terdapat selisih pengakuan nilai Aset Tetap Lainnya di Neraca dengan Aset Tetap Lainnya di Daftar Aset Daerah sebesar Rp ,00. (7) Realisasi Belanja Barang dan Jasa disajikan sebesar Rp ,00 yang mengakibatkan realisasi Belanja Barang dan Jasa tidak menggambarkan beban yang senyatanya. Jumlah tersebut termasuk: 1) Realisasi Belanja Barang dan Jasa pada Kantor Parsenipora sebesar Rp ,00 yang diperuntukan sebagai Belanja Hibah; 2) Realisasi Belanja Jasa Kantor pada Dinas Pendidikan sebesar Rp ,00 yang diperuntukan sebagai Belanja Bantuan Beasiswa; (8) Realisasi Belanja Hibah kepada instansi vertikal disajikan sebesar Rp ,00. Dari jumlah tersebut terdapat realisasi sebesar Rp ,00 yang belum dipertanggungjawabkan sehingga tidak dapat diyakini kewajarannya. c. Kabupaten Tanjung Jabung Timur (1) Saldo Aktiva Tetap Tanah disajikan sebesar Rp ,00. Jumlah tersebut tersebut tidak dapat diandalkan karena terdapat selisih pengakuan nilai Aktiva Tetap Tanah di Neraca dengan Aktiva Tetap di Daftar Aset Daerah sebesar Rp ,00, Tanah tidak ada ukuran sebesar Rp ,00 sehingga tidak dapat diyakini 6

7 nilainya dan Tanah tidak didukung dengan bukti kepemilikan berupa sertifikat tanah sebesar Rp ,72. (2) Saldo Aktiva Tetap Peralatan dan Mesin disajikan sebesar Rp ,77. Jumlah tersebut tersebut tidak dapat diandalkan karena terdapat selisih pengakuan nilai Aktiva Tetap Peralatan dan Mesin di Neraca dengan Aktiva Tetap di Daftar Aset Daerah sebesar Rp ,77 dan Kendaraan tidak didukung dengan bukti kepemilikan berupa BPKB sebesar Rp ,00. (3) Saldo Aktiva Tetap Gedung dan Bangunan disajikan sebesar Rp ,00. Jumlah tersebut tersebut tidak dapat diandalkan karena terdapat selisih pengakuan nilai Aktiva Tetap Gedung dan Bangunan di Neraca dengan Aktiva Tetap di Daftar Aset Daerah sebesar Rp ,00 dan Aktiva Tetap Gedung dan Bangunan milik desa dicatat sebagai aset Pemerintah Tanjung Jabung Timur sebesar Rp ,00. (4) Saldo Aktiva Tetap Jalan, Irigasi dan Jaringan disajikan sebesar Rp ,00. Jumlah tersebut tersebut tidak dapat diandalkan karena terdapat selisih pengakuan nilai Aktiva Tetap Jalan, Irigasi dan Jaringan di Neraca dengan Aktiva Tetap di Daftar Aset (5) Saldo Aktiva Tetap Lainnya disajikan sebesar Rp ,67. Jumlah tersebut tidak dapat diandalkan karena terdapat selisih pengakuan nilai Aktiva Tetap Lainnya di Neraca dengan Aktiva Tetap di Daftar Aset Daerah sebesar Rp ,33. d. Kabupaten Bungo (1) Saldo Aset Tetap disajikan sebesar Rp ,74. Jumlah tersebut tidak dapat diandalkan karena terdapat selisih nilai Aset Tetap antara Neraca dengan nilai Aset Tetap pada Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah (SIMBADA). (2) Kemitraan dengan Pihak Ketiga senilai Rp ,00 masih dinilai dengan nilai Investasi pihak ketiga, belum dinilai dengan sebesar nilai tanah yang diserahkan oleh Pemerintah Kabupaten Bungo, karena data perolehan atas nilai tanah yang di BOT-kan tersebut masih dalam penelusuran sehingga nilai yang disajikan tidak mencerminkan nilai yang sebenarnya. e. Kabupaten Tebo (1) Aset Tetap disajikan sebesar Rp ,50. Jumlah tersebut termasuk nilai yang tidak dapat diandalkan sebesar Rp ,50 karena adanya perbedaan 7

8 data Aset Tetap antara Neraca dengan Daftar Aset Tetap, dimana nilai Aset Tetap di Neraca disajikan lebih tinggi dari nilai Daftar Aset Tetap. Perbedaan tersebut disebabkan Aset Tetap Perolehan Tahun 2006 dan 2007 masing-masing senilai Rp ,50 dan Rp ,00 tidak dapat ditelusuri karena adanya keterbatasan data pendukung yang diperoleh. (2) Belanja Barang dan Jasa disajikan sebesar Rp ,00. Jumlah tersebut termasuk realisasi untuk Kegiatan Pembinaan Olah Raga yang Berkembang di Masyarakat pada Sekretariat Daerah Kabupaten Tebo sebesar Rp ,00 yang peruntukkannya adalah sebagai Belanja Hibah kepada Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), sehingga mengakibatkan realisasi Belanja Barang dan Jasa pada Laporan Realisasi Anggaran (LRA) disajikan lebih tinggi dan Belanja Hibah disajikan lebih rendah. (3) Belanja Bantuan Sosial disajikan sebesar Rp ,00. Jumlah tersebut merupakan realisasi yang diperuntukkan sebagai realisasi Belanja Transfer/Bagi Hasil Pendapatan ke Desa sebesar Rp ,00, sehingga mengakibatkan Belanja Bantuan Sosial pada LRA disajikan lebih tinggi dan Belanja Transfer/Bagi Hasil Pendapatan ke Desa disajikan lebih rendah. (4) Penyertaan Modal disajikan sebesar Rp ,00. Jumlah Penyertaan Modal tersebut belum termasuk Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten Tebo pada Perusahaan Daerah Tebo Holding Company (PD.THC) karena terdapat ketidakakuratan nilai disebabkan adanya perbedaan nilai berdasarkan Laporan Keuangan PD.THC per 31 Desember 2007 sebesar Rp ,49. Disamping itu masih terdapat beberapa temuan yang termuat dalam Laporan atas Kepatuhan maupun Laporan atas Sistem Pengendalian Intern. Hadirin yang terhormat, Laporan hasil pemeriksaan BPK RI ini akan bermanfaat jika ditindaklanjuti oleh para pemilik kepentingan, yang dalam hal ini Pemerintah Daerah dan DPRD sebagai representasi rakyat atau Pemilik Anggaran, guna perbaikan ke depan. Selain itu DPRD sebagai wakil rakyat dapat memanfaatkan Laporan Hasil Pemeriksaan ini dalam rangka pelaksanakan fungsi DPRD itu sendiri yaitu fungsi anggaran, legislasi maupun 8

9 pengawasan, dan juga informasi yang tercantum dalam Laporan Hasil Pemeriksaan ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan dalam rangka melakukan pembahasan Rancangan Perda mengenai pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2008, pembahasan dan penetapan perubahan APBD Tahun Anggaran 2009 dan Rancangan APBD Tahun Anggaran Selanjutnya dalam rangka tindak lanjut atas Hasil Pemeriksaan BPK RI ini telah jelas diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, yaitu: 1. Pasal 20 Ayat; (1) Pejabat wajib menindaklanjuti rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan; (2) Pejabat wajib memberikan jawaban atau penjelasan kepada BPK tentang tindak lanjut atas rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan; (3) Jawaban atau penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada BPK selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari setelah laporan hasil pemeriksaan diterima; (4) BPK memantau pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1); (5) Pejabat yang diketahui tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikenai sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian; (6) BPK memberitahukan hasil pemantauan tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (4) kepada lembaga perwakilan dalam hasil pemeriksaan semester. 2. Pasal 21 Ayat: (1) Lembaga perwakilan menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK dengan melakukan pembahasan sesuai dengan kewenangannya; (2) DPR/DPRD meminta penjelasan kepada BPK dalam rangka menindaklanjuti hasil pemeriksaan; (3) DPR/DPRD dapat meminta BPK untuk melakukan pemeriksaan lanjutan; (4) DPR/DPRD dapat meminta Pemerintah untuk melakukan tindak lanjut hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan/atau ayat (3). 3. Pasal 26 Ayat (2) yang menyatakan bahwa setiap orang yang tidak memenuhi kewajiban untuk menindaklanjuti rekomendasi yang disampaikan dalam laporan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp ,00 (lima ratus juta rupiah). 9

10 Disamping itu untuk kita maklumi bersama dalam sambutan saya ini, saya sisipkan sedikit tentang isi dari Surat Edaran MENPAN Nomor SE/07/M.PAN/8/2007 tentang Penanganan Hasil Pemeriksaan BPK RI yang dipublikasikan melalui Web-Site: yang antara lain menyatakan bahwa dengan tidak bermaksud melakukan intervensi terhadap proses hukum yang ada, khususnya dalam rangka pemberantasan korupsi, maka untuk mengantisipasi implikasi yang mungkin timbul, diharapkan kepada Aparat Penegak Hukum mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 1) Tidak serta merta menjadikan temuan BPK RI yang dimuat pada web-site BPK RI sebagai bahan penyidikan/upaya paksa sampai batas waktu penyelesaian temuan (60 hari setelah Hasil Pemeriksaan diterima) sesuai Pasal 20 Ayat (3), Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, kecuali terdapat bukti lain yang cukup kuat; 2) Memberikan kesempatan kepada instansi (yang bersangkutan) untuk menindaklanjuti temuan pemeriksaan BPK RI sesuai rekomendasi/saran dan batasan waktu yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan; 3) Membangun komunikasi dengan auditor BPK RI atau APIP terkait sehingga penyidikan lebih efektif dengan bukti dan informasi yang telah ditemukan auditor. Disamping itu kami menghimbau, untuk masalah-masalah yang berulang yang belum dilakukan pembenahan secara optimal ataupun rekomendasi yang belum tuntas ditindaklanjuti mohon kiranya supaya hal ini menjadi perhatian Bupati maupun Walikota beserta jajarannya. Dengan memperhatikan permasalahan yang kami kemukakan dalam laporan ini diharapkan untuk pertanggungjawaban APBD Tahun Anggaran 2009 mendatang akan semakin baik, bahkan kami mengharapkan untuk Laporan Keuangan Daerah mendatang akan memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Dalam kesempatan ini juga perlu kami ingatkan kembali bahwa sesuai ketentuan yang diatur dalam Pasal 20 Ayat (1), (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2005, pejabat wajib menindaklanjuti rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan dan memberikan jawaban atas penjelasan kepada BPK RI tentang tindak lanjut atas rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan. Jawaban atas penjelasan tadi disampaikan selambat-lambatnya 60 hari setelah laporan hasil pemeriksaan diterima. Dalam kurun waktu tersebut diharapkan para pejabat terkait dapat menindaklanjuti hasil rekomendasi BPK RI. 10

11 Hadirin yang kami hormati, Akhirnya, perkenankan kami atas nama pimpinan dan segenap staf pelaksana BPK RI menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan DPRD yang telah mendukung upaya kami dalam rangka mewujudkan pengelolaan keuangan daerah yang bersih, transparan dan akuntabel di lingkungan pemerintahan masing-masing. Kepada para Bupati dan Walikota beserta segenap jajarannya, semoga laporan hasil pemeriksaan ini dapat memberikan dorongan untuk memperbaiki pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan meningkatkan kinerjanya. Semoga Allah SWT senantiasa berkenan memberkati, meridhoi, dan melindungi usaha dan karya kita. Terima kasih atas perhatian Bapak dan Ibu sekalian. Billahittaufik Wal Hidayah, Wassalamu alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI Perwakilan Provinsi Jambi Kepala, Erwin, SH., M. Hum NIP

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI JAMBI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI JAMBI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI JAMBI PIDATO KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI JAMBI PADA ACARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA JAMBI TAHUN

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BPK-RI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA PADA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KABUPATEN BANTUL, KABUPATEN

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BPK-RI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA PADA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KABUPATEN BANTUL DAN LAPORAN

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua,

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua, Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua, Puji dan syukur kita panjatkan pada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas RahmatNya pada pagi hari ini, untuk

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN BPK-RI DI YOGYAKARTA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN BPK-RI DI YOGYAKARTA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN BPK-RI DI YOGYAKARTA SAMBUTAN ANGGOTA V PADA ACARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY)

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua,

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua, SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN DALAM RANGKA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KEPADA DPRD KABUPATEN DOMPU DAN BUPATI DOMPU TANGGAL 27 JUNI 2011 Assalamu alaikum Warahmatullahi

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN ANGGOTA V BPK RI DALAM ACARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi Salam sejahtera bagi kita semua,

Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi Salam sejahtera bagi kita semua, SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BPK RI PADA ACARA SERAH TERIMA HASIL PEMERIKSAAN KEUANGAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2009 TANGGAL 18 JUNI 2009 Yth. Ketua, Wakil Ketua,

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN ANGGOTA V BPK PADA ACARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2015 SURABAYA, 13

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI PIDATO KEPALA PERWAKILAN PROVINSI BALI PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM

Lebih terperinci

Assalamualaikum Wr, Wb Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

Assalamualaikum Wr, Wb Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua, SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN PROVINSI RIAU BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA PEKANBARU TAHUN ANGGARAN 2008 KEPADA

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI PIDATO KEPALA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI BALI PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua, Para Hadirin yang berbahagia.

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua, Para Hadirin yang berbahagia. SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN DALAM RANGKA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KEPADA DPRD KOTA MATARAM DAN WALIKOTA MATARAM TANGGAL 27 MEI 2011 Assalamu alaikum Warahmatullahi

Lebih terperinci

Assalamualaikum Wr, Wb Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

Assalamualaikum Wr, Wb Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua, SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN PROVINSI RIAU BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PELALAWAN TAHUN ANGGARAN 2008

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN PROVINSI RIAU BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

SAMBUTAN BPK PADA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2011

SAMBUTAN BPK PADA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2011 SAMBUTAN BPK PADA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2011 Yth. Ketua DPRD Provinsi Sumatera Utara Yth. Gubernur Sumatera Utara Yth.

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN ANGGOTA V BPK RI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN ANGGOTA V BPK RI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN ANGGOTA V BPK RI DALAM ACARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 24 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

Selamat sore dan salam sejahtera bagi kita semua

Selamat sore dan salam sejahtera bagi kita semua SAMBUTAN DALAM RANGKA PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPADA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TOLIKARA, KABUPATEN SUPIORI DAN KABUPATEN MIMIKA

Lebih terperinci

SAMBUTAN PADA ACARA SERAH TERIMA JABATAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA TANGGAL 13 DESEMBER

SAMBUTAN PADA ACARA SERAH TERIMA JABATAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA TANGGAL 13 DESEMBER SAMBUTAN PADA ACARA SERAH TERIMA JABATAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA TANGGAL 13 DESEMBER 2010 Yth. Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Barat Yth. Gubernur

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI PIDATO KEPALA PERWAKILAN PROVINSI BALI PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan pengelolaan keuangan serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan keuangannya sesuai dengan tugas

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG TANGGAL 25 JUNI 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG

BUPATI SEMARANG TANGGAL 25 JUNI 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA RAPAT PARIPURNA DPRD ATAS PERSETUJUAN BERSAMA ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 TANGGAL 25 JUNI 2015 HUMAS

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI PIDATO KEPALA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI BALI PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI BALI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI BALI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI BALI PIDATO KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI BALI PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan

Lebih terperinci

Kepada yang terhormat, Ketua DPRD dan Sekretaris Daaerah Kabupaten Kepulauan Yapen dan Undangan yang kami hormati

Kepada yang terhormat, Ketua DPRD dan Sekretaris Daaerah Kabupaten Kepulauan Yapen dan Undangan yang kami hormati SAMBUTAN DALAM RANGKA PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPADA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN TANGGAL 8 SEPTEMBER 2009 Kepada yang

Lebih terperinci

Kepada yang terhormat, Wakil Ketua DPRD dan Bupati Biak Numfor dan Undangan yang kami hormati

Kepada yang terhormat, Wakil Ketua DPRD dan Bupati Biak Numfor dan Undangan yang kami hormati SAMBUTAN DALAM RANGKA PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPADA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BIAK NUMFOR TANGGAL 8 SEPTEMBER 2009 Kepada yang

Lebih terperinci

Kepala Auditorat V.A

Kepala Auditorat V.A Kepala Auditorat V.A 1 UUD 1945 UU No 17/2003 Keuangan Negara UU No 1/2004 Perbendaharan Negara UU No 15/2004 Pemerikasaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab KN UU No 15/2006 Badan Pemeriksa Keuangan UUD 1945

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah yang ada, wajib bertanggung jawab untuk melaporkan segala kegiatan yang dilselenggarakan. Bentuk

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI PIDATO KEPALA PERWAKILAN PROVINSI BALI PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ghia Giovani, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ghia Giovani, 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan sektor publik di Indonesia sekarang ini adalah semakin menguatnya tuntutan masyarakat kepada para penyelenggara pemerintahan. Salah satu yang menjadi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN EXPOSURE DRAFT PERNYATAAN STANDAR PEMERIKSAAN (PSP) NOMOR : 0.0 TANGGAL : NOPEMBER 00 LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KOMITE STANDAR PEMERIKSAAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Keuangan Negara Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban Negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH OLEH BPK RI.

PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH OLEH BPK RI. PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH OLEH BPK RI http://www.lintasdiklat.id/ Berbagai terobosan kebijakan dalam pengelolaan keuangan daerah mengantarkan Kabupaten Gianyar meraih predikat Wajar

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN WAKIL KETUA BPK-RI, DALAM RANGKA PERESMIAN PERWAKILAN BPK-RI DI JAMBI 27 AGUSTUS 2007

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN WAKIL KETUA BPK-RI, DALAM RANGKA PERESMIAN PERWAKILAN BPK-RI DI JAMBI 27 AGUSTUS 2007 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN WAKIL KETUA BPK-RI, DALAM RANGKA PERESMIAN PERWAKILAN BPK-RI DI JAMBI 27 AGUSTUS 2007 Yth. Gubernur Provinsi Jambi; Yth. Saudara-Saudara Anggota Muspida

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat. Terselenggaranya tata kelola pemerintah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb., Selamat pagi dan salam sejahtera,

Assalamu alaikum Wr. Wb., Selamat pagi dan salam sejahtera, SAMBUTAN Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengeluaran Negara (Anggota Komite Konsultatif KSAP) Dalam Acara Sosialisasi STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN Jakarta, 26 Juli 2005 Yang kami hormati, Sdr. Direktur

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Kualitas informasi dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Kualitas informasi dalam laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 1404 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja badan pengelolaan

Lebih terperinci

Kata Sambutan Kepala Badan

Kata Sambutan Kepala Badan Kata Sambutan Kepala Badan Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan Ringkasan dan Telaahan terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan BPK

Lebih terperinci

Kepada Yang Terhormat. Wakil Ketua II DPRD dan Wakil Bupati Jayawijaya. Dan Undangan yang kami hormati

Kepada Yang Terhormat. Wakil Ketua II DPRD dan Wakil Bupati Jayawijaya. Dan Undangan yang kami hormati BUTAN DALAM RANGKA PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSAAN KEUANGAN REPIBLIK INDONESIA KEPADA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JAYAWIJAYA TANGGAL 4 SEPTEMBER 2009 Kepada Yang Terhormat

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI DKI JAKARTA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI DKI JAKARTA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI DKI JAKARTA PIDATO KEPALA PERWAKILAN BPK PROVINSI DKI JAKARTA PADA ACARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PEMPROV SULTRA KEMBALI RAIH PENILAIAN KEUANGAN WTP

PEMPROV SULTRA KEMBALI RAIH PENILAIAN KEUANGAN WTP PEMPROV SULTRA KEMBALI RAIH PENILAIAN KEUANGAN WTP sultra.antaranews.com Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara kembali meraih opini (i) Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (ii)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hal pengelolaan keuangan dan aset daerah. Berdasarkan Permendagri No. 21 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. hal pengelolaan keuangan dan aset daerah. Berdasarkan Permendagri No. 21 Tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kewajiban penyelenggaraan Pemerintahan Daerah telah diatur dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah termasuk dalam hal pengelolaan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Otonomi daerah merupakan hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat

Lebih terperinci

Di awal kesempatan ini saya mengucapkan selamat kepada saudara-saudara yang yang telah dilantik sebagai pengawas sekolah dan kepala sekolah.

Di awal kesempatan ini saya mengucapkan selamat kepada saudara-saudara yang yang telah dilantik sebagai pengawas sekolah dan kepala sekolah. SAMBUTAN BUPATI SLEMAN PADA ACARA PENGAMBILAN SUMPAH DAN PELANTIKAN PENGAWAS SEKOLAH DAN KEPALA SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN TANGGAL : 22 JUNI 2017 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera

Lebih terperinci

PENGANTAR. Djoko Sartono, SH, M.Si Laporan Keuangan Kabupaten Sidoarjo

PENGANTAR. Djoko Sartono, SH, M.Si Laporan Keuangan Kabupaten Sidoarjo PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, kami atas nama Pemerintah Kabupaten Sidoarjo menyusun Buku Saku Tahun 2013. Buku Saku adalah merupakan publikasi rangkuman data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pengelolaan keuangan, pemerintah melakukan reformasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pengelolaan keuangan, pemerintah melakukan reformasi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pengelolaan keuangan, pemerintah melakukan reformasi dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang mensyaratkan bentuk dan

Lebih terperinci

MAKALAH AKUNTANSI PEMERINTAHAN OPINI BPK ATAS LKPD DAERAH ACEH

MAKALAH AKUNTANSI PEMERINTAHAN OPINI BPK ATAS LKPD DAERAH ACEH MAKALAH AKUNTANSI PEMERINTAHAN OPINI BPK ATAS LKPD DAERAH ACEH Dosen Pengampu : H. Sutrisno, SE, M.Si. Disusun Oleh : 1. Qomariyah (12030086) 2. Arum widiharti (12030090) SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YPPI

Lebih terperinci

Sumut Cetak Hattrick WTP Dari BPK RI

Sumut Cetak Hattrick WTP Dari BPK RI Sumut Cetak Hattrick WTP Dari BPK RI Sumber gambar: waspada.co.id Anggota BPK RI Isma Yatun didampingi Kepala BPK perwakilan Sumut Vincentia Moli Ambar Wahyuni menyerahkan laporan hasil pemeriksaan Badan

Lebih terperinci

anggaran. BPK akan melakukan tugas pemeriksaan setelah anggaran tersebut selesai dilaksanakan sesuai dengan kewenangannya.

anggaran. BPK akan melakukan tugas pemeriksaan setelah anggaran tersebut selesai dilaksanakan sesuai dengan kewenangannya. SAMBUTAN PADA ACARA PENANDATANGANAN KESEPAKATAN BERSAMA BPK RI DENGAN DPRD PROVINSI/KAB/KOTA DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT TENTANG TATA CARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI KEPADA DPRD PROPINSI/KAB/KOTA

Lebih terperinci

BPK Memberikan Opini WDP untuk LKPD TA 2014 Pemprov NTT

BPK Memberikan Opini WDP untuk LKPD TA 2014 Pemprov NTT BPK Memberikan Opini WDP untuk LKPD TA 2014 Pemprov NTT www.timorexpress.com Kupang, beritalima Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menghargai berbagai upaya yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi NTT dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi isu yang sangat penting di pemerintahan Indonesia. Salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi isu yang sangat penting di pemerintahan Indonesia. Salah satu kunci BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam reformasi dibidang keuangan negara, perubahan yang signifikan adalah perubahan di bidang akuntansi pemerintah yang transparan dan akuntabel menjadi

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Mataram, 25 Mei 2012 Nomor Lampiran Perihal 138/S/XIX.MTR/05/2012 1 (satu) berkas Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Sumbawa Tahun

Lebih terperinci

YSH. KOMANDAN BATALYON 614 RAJA PANDITA; YSH. KOMANDAN SATUAN TUGAS PERBATASAN/ YONIF 527; YSH. KETUA TIM PENGGERAK PKK KABUPATEN MALINAU BESERTA

YSH. KOMANDAN BATALYON 614 RAJA PANDITA; YSH. KOMANDAN SATUAN TUGAS PERBATASAN/ YONIF 527; YSH. KETUA TIM PENGGERAK PKK KABUPATEN MALINAU BESERTA SAMBUTAN BUPATI MALINAU PADA ACARA SOSIALISASI PERATURAN BUPATI YANG MENGATUR TENTANG IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP) BERBASIS AKRUAL SELASA, 26 JANUARI 2016 YTH. KETUA, WAKIL KETUA,

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI UU 15/ 2004 tentang PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA MENIMBANG a. untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan pemerintahannegara, keuangan

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PENYERAHAN PEMANTAUAN TLHP DAN LHP SEMESTER II TAHUN 2010

SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PENYERAHAN PEMANTAUAN TLHP DAN LHP SEMESTER II TAHUN 2010 SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PENYERAHAN PEMANTAUAN TLHP DAN LHP SEMESTER II TAHUN 2010 Yth. Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Barat atau yang mewakili Yth. Gubernur

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua.

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua. BUPATI KULONPROGO SAMBUTAN PADA ACARA PEMBUKAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS MANAJEMEN ASET PEMERINTAH KABUPATEN KULONPROGO Wates, 7 Maret 2011 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua.

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb.

Assalamu alaikum Wr. Wb. Assalamu alaikum Wr. Wb. Ysh. Saudara Ketua beserta jajaran Pimpinan dan segenap Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pemalang; Ysh. Sekretaris Daerah beserta segenap Jajaran Pemerintah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak disahkannya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang. Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak disahkannya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang. Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sejak disahkannya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat di dunia memiliki kewajiban untuk secara terus-menerus berpartisipasi dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik (good

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance Government) telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah masih menemukan fenomena penyimpangan informasi laporan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah masih menemukan fenomena penyimpangan informasi laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam pelaksanaan tugas audit atas laporan keuangan pemerintah masih menemukan fenomena penyimpangan informasi laporan keuangan

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA HARUS BERKELANJUTAN

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA HARUS BERKELANJUTAN PENINGKATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA HARUS BERKELANJUTAN www.economy.okezone.com Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, peningkatan transparansi dan akuntanbilitas pengelolaan negara untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengeluarkan Undang Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengeluarkan Undang Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah mengeluarkan peraturan peraturan mengenai laporan keuangan agar tercipta Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang benar. Pemerintah mengeluarkan Undang Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. akuntabel, dalam hal ini adalah tata kelola pemerintahan yang baik (good

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. akuntabel, dalam hal ini adalah tata kelola pemerintahan yang baik (good BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era reformasi saat ini menyebabkan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan negara mensyaratkan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan pertanyaan penelitian, tujuan, motivasi, dan kontribusi

Bab 1 PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan pertanyaan penelitian, tujuan, motivasi, dan kontribusi Bab 1 PENDAHULUAN Bab pendahuluan menguraikan tentang latar belakang masalah yang diteliti dan dikerucutkan dalam bentuk rumusan permasalahan. Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan penelitian, tujuan,

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS KEGIATAN BANTUAN PEMERINTAH PADA KEMENDESA PDTT DALAM MEWUJUDKAN OPINI WTP

AKUNTABILITAS KEGIATAN BANTUAN PEMERINTAH PADA KEMENDESA PDTT DALAM MEWUJUDKAN OPINI WTP AKUNTABILITAS KEGIATAN BANTUAN PEMERINTAH PADA KEMENDESA PDTT DALAM MEWUJUDKAN OPINI WTP PAPARAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN DESA, PDTT 18 Mei 2017 KEWAJIBAN UNTUK MENJAWAB DAN MENERANGKAN KINERJA DAN

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu instansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dan pertanggungjawaban, maka dalam era otonomi daerah sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dan pertanggungjawaban, maka dalam era otonomi daerah sekarang ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak diberlakukannya otonomi daerah pemerintah diberikan kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan semua urusan pemerintah. Perubahan pada sistem pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini membahas tentang kebijakan mengenai Sistem Pengendalian

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini membahas tentang kebijakan mengenai Sistem Pengendalian BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penelitian ini membahas tentang kebijakan mengenai Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang diperlukan untuk memberikan keyakinan yang memadai (reasonable

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi. Artinya bahwa pemerintah pusat memberikan wewenang untuk

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi. Artinya bahwa pemerintah pusat memberikan wewenang untuk BAB I PENDAHULUAN Bab I dalam penelitian ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian dan kontribusi penelitian.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam rangka mendukung terwujudnya tata kelola yang baik

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam rangka mendukung terwujudnya tata kelola yang baik BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam rangka mendukung terwujudnya tata kelola yang baik (good governance), Pemerintah Daerah terus melakukan upaya untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN NOMOR 38/DPD RI/II/2013 2014 TENTANG PERTIMBANGAN TERHADAP TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN SEMESTER I TAHUN 2013 JAKARTA 2013 KEPUTUSAN NOMOR 38/DPD RI/II/2013 2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good governance and clean government), maka penyelenggara pemerintahan wajib melaksanakan tugas dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Laporan Keuangan Kabupaten Sidoarjo. Page 1. D a t a K e u a n g a n K a b u p a t e n S i d o a r j o T a h u n s.

PENDAHULUAN. Laporan Keuangan Kabupaten Sidoarjo. Page 1. D a t a K e u a n g a n K a b u p a t e n S i d o a r j o T a h u n s. PENDAHULUAN Sebagai perwujudan pembangunan daerah dan tata kelola keuangan daerah, landasan kerja pemerintah adalah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah wajib bertanggung jawab untuk melaporkan segala kegiatan yang diselenggarakan. Bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya konkrit yang dilakukan pemerintah sebagai wujud dari

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya konkrit yang dilakukan pemerintah sebagai wujud dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya konkrit yang dilakukan pemerintah sebagai wujud dari semangat reformasi birokrasi adalah dengan melakukan penataan ulang terhadap sistem penyelenggaraan

Lebih terperinci

PIDATO MENTERI KEUANGAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI POKOK-POKOK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

PIDATO MENTERI KEUANGAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI POKOK-POKOK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PIDATO MENTERI KEUANGAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI POKOK-POKOK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016 REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN NOMOR 73/DPD RI/IV/2012 2013 TENTANG PERTIMBANGAN TERHADAP TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN SEMESTER II TAHUN 2012 JAKARTA 2013 KEPUTUSAN NOMOR 73/DPD RI/IV/2012 2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu dasar penting dalam pengambilan keputusan. Steccolini (2002;24) mengungkapkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. satu dasar penting dalam pengambilan keputusan. Steccolini (2002;24) mengungkapkan bahwa : 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan sistem politik, sosial, dan kemasyarakatan serta ekonomi yang dibawa oleh arus reformasi, telah menyebabkan tuntutan yang beragam tentang pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. mengamanatkan bahwa setiap kepala daerah wajib menyampaikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. mengamanatkan bahwa setiap kepala daerah wajib menyampaikan laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa setiap kepala daerah wajib menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pengelolaan keuangan dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pengelolaan keuangan dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang luas yang terdiri dari ribuan pulau dengan budaya, sosial dan kondisi perekonomian yang berbeda antar masing-masing daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) memengang peranan yang penting dalam mewujudkan good goverment dan clean goverment. Hal ini tercermin dari kualitas laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas,

BAB I PENDAHULUAN. setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak berlakunya Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, setiap pengelola keuangan daerah harus menyampaikan laporan pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. Setelah penulis menggali dan mengganalisis data temuan BPK RI Perwakilan

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. Setelah penulis menggali dan mengganalisis data temuan BPK RI Perwakilan 88 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI 5.1 Kesimpulan Setelah penulis menggali dan mengganalisis data temuan BPK RI Perwakilan Lampung dari laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan partisipan yang memperoleh

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUARO JAMBI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUARO JAMBI, PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUARO

Lebih terperinci

REVIU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (LKPD) Dra Hj Sastri Yunizarti Bakry, Akt, Msi, CA, QIA

REVIU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (LKPD) Dra Hj Sastri Yunizarti Bakry, Akt, Msi, CA, QIA REVIU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (LKPD) Dra Hj Sastri Yunizarti Bakry, Akt, Msi, CA, QIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 KONSEPSI REVIU REVIU SPI REVIU SAP PENINGKATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manajemen maupun alat informasi bagi publik. Informasi akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manajemen maupun alat informasi bagi publik. Informasi akuntansi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akuntansi sektor publik merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat informasi bagi publik. Informasi akuntansi digunakan dalam

Lebih terperinci