BAB I PENDAHULUAN. Pluralisme menjadikan ciri khas nagara Indonesia sebagai negara kaya akan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syamsiyatul Mila, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan merupakan cabang ilmu. cita cita bangsa. Salah satu pelajaran penting yang terkandung dalam

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

KEDUDUKAN DAN PERAN PEREMPUAN PADA KOMUNITAS SUKU DAYAK HINDU BUDHA BUMI SEGANDHU INDRAMAYU DALAM SISTEM SOSIAL

PENTINGNYA TOLERANSI DALAM PLURALISME BERAGAMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diah Ratna Shabarwati, 2013

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu. 1. Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fety Novianty, 2013

BAB IV ANALISIS. Pustaka Pelajar, 2001, hlm Azyumardi Azra, Kerukunan dan Dialog Islam-Kristen Di Indonesia, dalam Dinamika

TOLERANSI KEHIDUPAN BERMASYARAKAT KOMUNITAS SUKU DAYAK HINDU BUDHA BUMI SEGANDU INDRAMAYU DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN KAWARGANEGARAAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun

LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga tidak memicu terjadinya konflik sosial didalam masyarakat.

BAB IV ANALISIS TENTANG TOLERANSI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP KEBERADAAN GEREJA PANTEKOSTA DI DESA TELAGABIRU

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DOKUMENTASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki perbedaan. Tak ada dua individu yang memiliki kesamaan secara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

HILANGNYA KEDUDUKAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai alat pemersatu bangsa demi merebut kemerdekaan (Rawantina,

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. (2000) p Budyanto, Dasar Teologis Kebersamaan dalam Masyarakat yang Beranekaragam Gema Duta Wacana, Vol.

BAB IV ANALISA DATA. A. Bentuk-bentuk kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat. jika yang dinamakan hidup bersama dan berdampingan pasti ada masalah

BAB I PENDAHULUAN. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara de facto mencerminkan multi budaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, serta kepercayaan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil laporan, deskripsi serta pembahasan hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari deskripsi dan pembahasan hasil penelitian pada bab IV, dapat peneliti

ANALISA PENYEBAB TERJADINYA KONFLIK HORIZONTAL DI KALIMANTAN BARAT. Alwan Hadiyanto Dosen Tetap Program Studi Ilmu Hukum UNRIKA

BAB IV ANALISIS DATA. Bahwasanya kehidupan di dunia ini pada kodratnya diciptakan dalam bentuk yang

I. PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Setiap suku

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

BAB IV KESIMPULAN. dipenuhi dengan budaya-budaya yang beragam di mana mengakui keberagaman,

ISLAM DAN KEBANGSAAN. Jajat Burhanudin. Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM)

BAB VI PENUTUP A. Simpul-Simpul

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ATAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN SISWA DI SMA NEGERI 3 PEKALONGAN

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

I. PENDAHULUAN. Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Repubik Indonesia,

C. Partisipasi Kewarganegaraan sebagai Pencerminan Komitmen terhadap Keutuhan Nasional

PELANGGARAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA OLEH MASYARAKAT SUKU DAYAK LOSARANG INDRAMAYU RINGKASAN SKRIPSI. Oleh: Farid Ma ruf NIM.

BAB I PENDAHULUAN. yang cenderung kepada kelezatan jasmaniah). Dengan demikian, ketika manusia

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada agama dan suku. Di Indonesia mempunyai enam agama yang. buku Bunyamin Molan (2015:29) adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam suku, bahasa, adat istiadat dan agama. Hal itu merupakan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan macam-macam suku bangsa, agama, ras, dan sumber daya manusia. Dibalik itu semua Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. informal dalam keluarga, komunitas suatu suku, atau suatu wilayah.

I. PENDAHULUAN. membentuk kehidupan secara bersama-sama dan saling melengkapi antar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

Pergaulan Mahasiswa dan Kehidupan Sosial dalam Menerapkan Sila Persatuan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan ribuan pulau dan

Grafik 1: Transmisi Pengetahuan Agama 9.6. Grafik 2: Bertetangga dengan orang yang berbeda Suku dan Agama

BAB I PENDAHULUAN. Pera Deniawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menampilkan sikap saling menghargai terhadap kemajemukan masyarakat

I. PENDAHULUAN. mempunyai cara-cara hidup atau kebudayaan ada di dalamnya. Hal

Ahmadiyah selalu mencari kesempatan untuk bisa melakukan aktivitasnya.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang multi culture yang berarti didalamnya

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan aspirasi yang berbeda-beda satu sama lain tetapi memiliki kedudukan setara,

ANCAMAN LINTAS AGAMA DAN IDEOLOGI MELALUI BOM DI TEMPAT LAHIRNYA PANCASILA

I. PENDAHULUAN. tersebut terkadang menimbulkan konflik yang dapat merugikan masyarakat itu. berbeda atau bertentangan maka akan terjadi konflik.

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (NKRI) tidaklah kecil. Perjuangan perempuan Indonesia dalam

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Peningkatan Kesalehan Sosial demi Terjaganya Harmoni Sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Masyarakat Kampung Mosso di perbatasan provinsi papua kota Jayapura

Bab 1. Pendahuluan. berasal dari nama tumbuhan perdu Gulinging Betawi, Cassia glace, kerabat

BAB I PENDAHULUAN. hal budaya maupun dalam sistem kepercayaan. Hal ini dibuktikan dengan

BAB V PENUTUP. mempertahankan identitas dan tatanan masyarakat yang telah mapan sejak lama.

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PPKn

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. umum dikenal dengan masyarakat yang multikultural. Ini merupakan salah satu

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati

TUGAS AKHIR PANCASILA BUKAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Muslim dunia (Top ten largest with muslim population, 2012). Muslim

I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bemegara serta dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah, b) Rumusan Masalah, c) Tujuan Penelitian, d) Manfaat Penelitian, e)

Pentingnya Toleransi Beragama dalam Menjaga Ketahanan dan Persatuan Bangsa 1. Prof. Dr. Musdah Mulia 2

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Toleransi beragama harus tercermin pada tindakan-tindakan atau

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tergambar dalam berbagai keragaman suku, budaya, adat-istiadat, bahasa

SWT. Kehidupan beragama identik dengan kerukunan, akan tetapi tidak dapat

PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA TNI di DENPOM IV/ 4 SURAKARTA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pluralisme menjadikan ciri khas nagara Indonesia sebagai negara kaya akan budaya, bahasa, suku dan adat istiadat. Bahkan bukan hanya budaya kekayaan bangsa kita melainkan melainkan juga kaya indonesia dapat dilihat dari sumber daya alamnya. Kekayaanpun diidentikan dengan keberbedaan yang dimiliki bangsa kita tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan gesekan satu sama lain sehingga dapat menimbulkan konflik didalamnya. Tuntutan masyarakat untuk dapat hidup damai sebagai satu kesatuan negara haruslah menjunjung tinggi akan perbedaan yang ada. Tidak kemudian menonjolkan sikap perbedaan yang dimiliki dan selalu dikedepankan sehingga dapat memicu adanya gesekan yang berbau Sara. Konflik adalah sifat natural dalam kehidupan dan sepanjang jaman yang telah dilalui manusia. Namun konflik secara sistem dapat terjadi karena juga karena adanya ketidakadilan terhadap apa yang menjadi hak, sehingga membuat kekecewaan dan memicu konflik. Namun hal ini tidak dapat dijadikan alasan sebagai pengahambat satu tujuan atau disfungsional terlebih yang ingin dicapai adalah tujuan negara. Konflik yang berasal dari gesekan Sara, bukan hanya mengakibatkan kerugian matriil yakni hancurnya infrastruktur yang ada dan hilang/rusaknya harta kekayaan, namun kedaulatan negara menjadi terancam apabila konflik yang berbau Sara tidak ditangani secara serius oleh negara. Karena konflik yang terjadi dalam masyarakat sangatlah sedikit untuk tidak terjadi ketakutan, pertumpahan 1

darah bahkan menjadi trauma berkepanjangan seperti yang terjadi dalam konflik agama di Poso, yang sewaktu-waktu akan kembali mencuat bagai bom waktu. Kehidupan berbangsa yang pluralis seperti Indonesia memerlukan sikap toleransi yang sangat tinggi dalam meyikapi perbedaan/keberbedaan yang ada. Setiap elemen masyarakat terutama tokoh-tokoh baik politik, agamawan, masyarakat maupun tokoh pemegang adat harus dapat memberikan contoh bagi masyarakatnya. Sikap dan prilku sosial yang dilakukan sehari-hari oleh setiap pribadi manusia memiliki perbedaan satu sama lain. Prilaku yang mencerminkan nilai-nilai tertentu tidak bisa disamakan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Mereka pasti memiliki ciri khas masing-masing yang menjadikan mereka unik dan berbeda (Moh. Yamin, 2011:53). Penomena yang berangkat dari pertikaian dan berujung pada konflik sering kita dengar belakangan dalam kehidupan sehari-hari. Faktornya terkadang dari hal yang sepele seperti ejekan dan berebut lahan parkir yang sering terjadi di kotakota besar seperti Jakarta. Hal ini kalau terus dibiarkan, tidak ada upaya dari salah satu pihak untuk berunding atau berkomunikasi maka akan mengakar pada generasi secara berkelanjutan. Karena bagaimanapun juga permasalahan tidak akan lepas dari kehidupan sehari-hari manusia dan untuk menacapai kerukunan hidup berbangsa setiap adanya permasalahan, maka tidak lain solusinya adalah dengan melakukan komunikasi yang hangat dan menggunakan kacamata yang bijak dalam melihat penomena kehidupan sehingga antar kedua belah pihak tidak ada saling kesalahpahaman. Kerukunan hidup bermasyarakat akan lebih terasa apabila kita menanamkan sikap toleransi dan memahami akar konflik yanag sering terjadi dalam masyarakat secara sederhana, yaitu 1). Kebutuhan merupakan suatu yang sangat 2

esensial dalam kehidupan sehari-hari, karena kita diperlukan untuk bertahan hidup dan bersifat universal. Kebutuhan berbeda dengan keinginan. Keinginan adalah sesuatu yang disukai tetapi tidak bersifat esensial. 2). Persepsi seperti yang sempat disinggung dimuka. Ketika ada lima orang dikumpulkan untuk membahas suatu persoalan maka persoalan akan jelas ada, dan akan menjadi konflik yang serius ketika persoalan itu disikapi dengan kaku. 3). Nilai-nilai yang dimaksud adalah suatu keyakinan atau prinsif dan dipandang sebagai sesuatu yang sangat penting seperti agama dan keyakinan yang dianut oleh masyarakat. Selain sulit dalam penyelesayainya, terkadang permasalahan inipun berangkat dari persepsi. Hal ini akan menemukan jalan keluar yaitu dengan cara dikomunikasika secara bijak dan menjadi hal positif ketika diselesaikan dengan cara yang positif pula (Syamsurizal Y, 2007:21). Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Sagandu atau Dayak Dermayu, masyarakat Indramayu biasa menyebutnya. yang bermukim didesa Krimum kecamatan. Losarang kabupaten. Indramayu Jawa Barat, setidaknya dapat dijadikan contoh kehidupan berbangsa yang toleran terhadap perbedaan. Keberbedaan komunitas Suku Hindu Budha Bumi Sagandu memang sangat menonjol dengan kehidupan masyarakat Indramayu khususnya dan pada umumnya masyarakat Jawa, baik keyakinan/kepercayaan maupun secara fisik. Penampilannya terlihat aneh karena hanya mengenakan celana pendek berwarna hitam dengan paduan warna putih dan tidak mengenakan baju baik hujan maupun panas, siang atau malam. Namun dalam keseharian bergaul dengan masyarakat sekitar sangat ramah dan suka menolong. Bahkan siapapun yang datang ke Pendopo (markas) mereka akan disambut dengan tangan terbuka. 3

Keharmonisan hubungan antara komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Sagandu ini terlihat saat komunitas ini menjalankan ritual setiap malam jum at kliwon, bertempat dipendopo Nyai ratu Kembar ada sebagian Masyarakat sekita datang untuk mengikutinya dengan berpakaian umumnya masyarakat. Sementara pengikut dari komunitas ini puluhan lelaki bertelanjang dada mengelilingi sebuah kolam kecil didalam pendopo dan pengikut perempuan duduk berselonjor diluar pendopo. Contoh keharmonisan lainya adalah ketika masyarakat sekitar desa mengadakan suatu hajat, tidak sungkan komunitas Suku dayak Hindu Budha Bumu Sagandu untuk ikut berpartisipasi. Fatwa sesat oleh Majlis Ulama Indonesia (MUI), pada tahun 2007 pernah dilayangkan kepada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi sagandu akan aktifitasnya. Dianggap telah meresahkan masyrakat sekitar terutama Indramayu yang masyoritas baragama Islam dan ajarannya dapat berkembang pesat didaerah tersebut. Padahal keberadaan Dayak Dermayu sudah ada sejak tahun 1974, didirikan oleh Ki Takmad atau Pangeran Takmad Diningrat Gusti Alam para pengikut menyebutnya memang asli orang kelahiran Indramayu. Padahal dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari mereka pantang atau sangat dilarang untuk melakukan hal-hal dan perbuatan yang bisa merugikan orang lain, melanggar hukum dan menyakiti orang lain. Ajaran tersebut selama ini mereka terapkan dan dilaksanakan dengan tulus. Menurut pengakuan masyarakat yang selama ini hidup berdampingan dengan komunitas tersebut, mereka tidak pernah merasa terganggu atau resah dengan aktivitas dan ritual yang mereka laksanakan selama ini. Bahkan komunitas tersebut tetap bermasyarakat dengan baik di desa tersebut. (http://suket.web.id/sesatkah-komunitas-suku-dayak-hindu-budha-bumi-segandudi-indramayu.html, di akses pada tanggal 21 Maret 2011). 4

Berdasarkan pada pengamatan peneliti tentang kehidupan toleransi bermasyarakat Suku Dayak Hindu Budha Bumi Sagandu Indramayu diatas, yang secara kehidupan abstrak maupun kongkrit berbeda dengan masyarakat di Indramayu khususnya dan masyarakat Jawa atau bahkan bangsa Indonesia pada umumnyan namun tetap rukun dan damai dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Bagaimana kemudian dengan konflik-konflik seperti agama di Poso yang sewaktu-waktu akan kembali meledak, perebutan lahan parkir di kota-kota besar yang tidak adanya upaya dari pemerintah daerah untuk mengaturnya. Atau bahkan yang lebih ironis ketika Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) diserang oleh Front Pembela Islam (FPI) di Tugu Monumen Nasional (Monas) ketika memperjuangkan hak keberadaan Ahmadiyah, sebab Ahmadiyah telah bertentangan denga Islam. Menyadari hal diatas menarik bagi peneliti mengungkap data, bagaimana sebenarnya kehidupan komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Sagandu Indramayu dalam kesehariannya dengan masyarakat sekitar, sehingga adanya keharmonisan meski berbeda layaknya masyarakat Jawa. Karena sangat jelas bagaimana sekiranya ketika lembaga negara seperti MUI melindungi dan mengawasi ajaran agama islam bukan aliran kepercaan, justru membuat bom waktu bagai masyarakat Indramayu dengan keluarnya fatwa sesat sehingga kesannya MUI seolah ingin menyamankan dan harus diseragamkan berdasarkan perspektif kebenaran masing-masing. Dan sangat disayangkan MUI tidak kemudian bisa memberikan contoh bagi masyarakat bersikap toleran. Sehingga kehidupan bermasyarakat yang mengdepankan sikap toleransi untuk mencapai persatuan, kedamaian dan kemakmuran. 5

B. Rumusan Masalah Berpijak dari latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah yang dapat ditarik kemudian adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kehidupan sehari-hari komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Sagandu di desa Krimun Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu? 2. Bagaimana kehidupan sehari-hari masyarakat desa Krimun pada umumnya? 3. Bagaimana hubungan kehidupan sehari-hari antara Suku Dayak Hindu Budha Bumi Sagandu Indramayu dengan masyarakat sekitar? 4. Hal-hal apakah yang dilakukan oleh Suku Dayak Hindu Budha Bumi Sagandu maupun masyarakat desa Krimun untuk mencapi kehidupan yang harmonis? C. Tujuan Penelitian Perbedaan bukanlah embrio utama terjadinya pertikayan yang berujung pada konflik, apabila kita memandangnya dengan kaca mata bijak. Demikian pula kehidupan yang ingin dijalani oleh komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Sagandu dengan masyarakat sekitarnya yang memendang sebuah keberbedaan adalah sebuat rahmat, yang menempatkan diri meraka sebagai unsur bangsa Indonesia yang pluralis. Adapun tujuan dari penulisan Toleransi Kehidupan Bermasyarakat Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Sagandu Indramayu dalam Perspektif Pendidikan Kawarganegaraan adalah sebagai berikut: 6

1. Untuk mengetahui kehidupan sehari-hari komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Sagandu di desa Krimun Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu. 2. Untuk mengetahui kehidupan sehari-hari masyarakat desa Krimun pada umumnya. 3. Untuk mengetahui Bagaimana hubungan kehidupan sehari-hari antara Suku Dayak Hindu Budha Bumi Sagandu Indramayu dengan masyarakat sekitar. 4. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dilakukan oleh Suku Dayak Hindu Budha Bumi Sagandu dengan masyarakat desa Krimun untuk mencapi kehidupan yang harmonis. D. Kegunaan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memberikan gambaran kehidupan berbangsa yang harmonis penuh dengan sikap toleransi, menghargai perbedaan tidak kemudian selalu mengedepanka ego. Sehingga dalam hal ini kegunaan penelitian yang diharapkan adalah : 1. Secara teoritis Penelitian ini diharapkan berguna untuk memperkaya perbendaharaan mengenai toleransi, yang juga sangat bermanfaat untuk pembelajaran di Jurusan Civic Hukum/PKn, karena didalam jurusan PKn terdapat mata kuliah yang berhubungan dengan sikap toleransi. Penelitian ini juga dapat menambah referensi jurusan Civic Hukum/PKn mengenai perbedaan. 2. Secara praktis a. Bagi penulis, sebagai bahan masukan untuk dapat mengimplementasikan sikap toleransi dalam kehidupan bermasyarakat. 7

b. Bagi mahasiswa kegunaan dari penelitian ini adalah untuk menumbuhkan sikap yang mencerninkan seorang mahasiswa (kaum intlektual) akan menghargai dan memandang sebuah perbedaan adalah rahmat. c. Bagi Perguruan Tinggi untuk lebih intens lagi terhadap isu pertikaian sehingga berujung pada konflik yang bersumber pada perbedaan. d. Bagi peneliti berikutnya untuk memberikan referensi, pengetahuan, serta teori mengenai sikap toleransi, agar nantinya akan sangat berguna dalam menambah wacana pada peneliti selanjutnya. E. Batasan Istilah Penegasan istilah dalam hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menginterprestasikan istilah-istilah yang terdapat dalam judul skripsi, maka perlu diberikan penegasan istilah sebagai berikut: 1. Toleransi dalam kehidupan bermasyarakat adalah adanya sikap saling menghormati dan menghargai antara pemeluk agama dan tidak membedabedakan suku, ras atau golongan 2. Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu berpusat tidak jauh dari Pantai Eretan Wetan, di sepanjang lajur sebelah kanan jalan by pass dari arah Jakarta ke Cirebon (jalur Pantura), dikampung Segandu, Desa Krimun, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu. Secara penampilan keseharian Suku dayak sangat berbeda denga masyarakat pada umumnya, nanum bersosialisasi baik dengan orang lain. 3. Perspektif utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, Indonesia yang dilakukan melalui Pendidikan Pancasila, Dalam proses pembinaan masyarakat terhadap pemahaman dan penghayatan nilai-nilai Pancasila dalam wawasan kebangsaan 8

pada seluruh komponen bangsa, dibentuk agar berwawasan kebangsaan serta berpola tatalaku secara khas yang mencerminkan, menguasai dan memahami berbagai masalah dasar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta dapat mengatasinya dengan pemikiran kritis dan bertanggung jawab yang berlandaskan Pancasila. 9