BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Konsep toleransi seperti yang dapat disimpulkan dalam film ini sangatlah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. yang direpresentasikan dalam film PK ditunjukan dengan scene-scene yang. tersebut dan hubungan kelompok dengan penganut agama lain.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan mahluk individu dan juga mahluk sosial. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dianalisis dengan kajian semiotik.semiotika adalah cabang ilmu yang semula berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah menjadi bagian terpenting dalam pembuatan film

2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. sudut pandang saja. Artinya, hampir semua kajian sosial selalu melibatkan komunikasi

REPRESENTASI PENDIDIKAN KARAKTER NASIONALISME DAN. CERITA DARI TAPAL BATAS (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan)

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Waisak Nasional Tahun 2013, Jakarta, 26 Mei 2013 Minggu, 26 Mei 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan terjadi peningkatan pada komunikasi antarbudaya (Sihabudin, 2013 : 2-3).

PEDOMAN OBSERVASI. No Aspek yang diamati Keterangan. dalam menjaga hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. menjadi media hiburan juga berfungsi sebagai media informasi dan sarana

PENTINGNYA TOLERANSI DALAM PLURALISME BERAGAMA

BAB I PENDAHULUAN. seniman melalui berbagai bentuk media yang digunakannya. Melalui karya seni inilah

BAB I PENDAHULUAN. kalah banyak. Keberagaman agama tersebut pada satu sisi menjadi modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pulau. Wilayah luas tersebut diikuti dengan jumlah penduduk

KRITERIA PENILAIAN Faslitasi Pembuatan Film Pendek dan Dokumenter 2012

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah Tidak akan ada Indonesia, jika yang ada hanyalah ke-ika-an, ketunggalan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perkembanganmasyarakat perkotaan dan industri, sebagai bagian dari budaya

BAB IV ANALISIS TENTANG TOLERANSI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP KEBERADAAN GEREJA PANTEKOSTA DI DESA TELAGABIRU

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Film merupakan salah satu produk media massa yang perkembangannya tidak

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

TOLERANSI KEHIDUPAN UMAT BERAGAMA DI INDONESIA (Analisis Semiotik Pada Film Tanda Tanya) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara yang masyarakatnya beragam (plural). Suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan film yang diangkat dari sebuah novel bukanlah hal baru. Para

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ATAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN SISWA DI SMA NEGERI 3 PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing untuk melaksanakan kewajiban agamanya.

Chapter V. Summary. Humanisme merupakan sebuah teori yang mendorong manusia untuk memutuskan segala

BAB 1 PENDAHULUAN. budaya yang melatar belakanginya. Termasuk pemakaian bahasa yang tampak pada dialog

( dan menurut Dosen Filsafat dan Teologi Hindu di IHDN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang di tayangkan oleh stasiun tv contohnya seperti film. pada luka-luka yang dialami Yesus dalam proses penyaliban.

BAB IV ANALISA DATA. A. Bentuk-bentuk kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat. jika yang dinamakan hidup bersama dan berdampingan pasti ada masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang besar bagi perkembangan dunia perfilman. Film di era modern ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi komunikasi. Keberadaan new media yang semakin mudah

KESEPAKATAN PEMUKA AGAMA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tampilannya yang audio visual, film sangat digemari oleh masyarakat. Film

BAB I PENDAHULUAN. khalayak melalui sebuah media cerita (Wibowo, 2006: 196). Banyak film

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Produksi film di Indonesia kian hari kian berkembang, mulai dari yang

C. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Agama, Suku, Ras, Budaya, dan Gender

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) RAPAT KOORDINASI FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN ANGGARAN 2018

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Pesta Kesenian Bali ke-35, Denpasar, 15 Juni 2013 Sabtu, 15 Juni 2013

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi diartikan sebagai sebuah proses penyampaian pesan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kenyataannya, sampah merupakan produk manusia, yang artinya sampah

KEWARGANEGARAAN. Konsep Dasar Kewarganegaraan. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 01Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi S1 Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. secara berkesinambungan, yang bertujuan untuk mengubah perilaku. manusia berdasarkan pengetahuan dan sikap yang benar yakni untuk

I. PENDAHULUAN. Penyimpangan sosial di kalangan pelajar, terutama yang berada di jenjang

BAB I PENDAHULUAN. film memiliki realitas tersendiri yang memiliki dampak yang dapat membuat

HILANGNYA KEDUDUKAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. secara etimologi berarti keberagaman budaya. Bangsa Indonesia sebagai

KONSTRUKSI PENDIDIKAN KARAKTER PERCAYA DIRI PADA FILM

BAB I PENDAHULUAN. sarana cerita itu, penonton secara tidak langsung dapat belajar merasakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga tidak memicu terjadinya konflik sosial didalam masyarakat.

BAB 5 Penutup. dalam ciri-ciri yang termanifes seperti warna kulit, identitas keagamaan

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Nasional, Jakarta, 27 Desember 2012 Kamis, 27 Desember 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP Kesimpulan

KONSTRUKSI PENDIDIKAN BHINNEKA TUNGGAL IKA PERSPEKTIF PKn (Studi Semiotik pada Film? Tanda Tanya)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. informasi menjadi semakin canggih. Salah satu perkembangan media informasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia yang mengglobal ini, media massa telah menjadi alat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. film berupa gambar, dialog, adegan, visualisasi serta setting pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup efektif dalam menyampaikan suatu informasi. potret) atau untuk gambar positif (yang di mainkan di bioskop).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perubahan fakta cerita novel Pintu Terlarang karya Sekar Ayu Asmara

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan merupakan cabang ilmu. cita cita bangsa. Salah satu pelajaran penting yang terkandung dalam

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dalam alur ceritanya yang berbeda-beda. Film yang bertemakan horor yang banyak

LEGAL OPINI: PROBLEM HUKUM DALAM SK NO: 188/94/KPTS/013/2011 TENTANG LARANGAN AKTIVITAS JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA (JAI) DI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB I PENDAHULUAN. film pendek yang berisi himbuan-himbauan atau larangan-larangan yang. menggunakan konsep visual yang berbentuk film.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak bisa apa apa di bawah bayang bayang kekuasaan kaum pria di zaman

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Film merupakan suatu kesatuan dari shot, scene, sequence, dan cerita film

: Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi SMART?: SEBUAH TAFSIR SOLUSI IDIOT ATAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI

I. PENDAHULUAN. menganut agama sesuai dengan keinginannya. Berlakunya Undang-Undang

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN...i. LEMBAR PERNYATAAN...ii. KATA PENGANTAR...v. DAFTAR ISI...ix. DAFTAR TABEL...xv. DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. mayoritas dengan penganut minoritas. Penganut atau golongan agama saling

Transkripsi:

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Konsep toleransi seperti yang dapat disimpulkan dalam film ini sangatlah banyak dan sarat akan pesan moral yang dapat dijadikan sebagai pelajaran untuk para penonton film ini. Konsep toleransi yang terdapat dalam film ini diantaranya adalah memberikan kesempatan orang lain untuk beribadah seperti yang terdapat dalam visualisasi ke 2, 6,7,11-13. Juga terdapat konsep toleransi yaitu menghormati kepercayaan umat beragama lain seperti yang terdapat dalam visualisasi ke 1,3,4,14. Terdapat juga konsep toleransi beragama yaitu membantu sesama manusia tanpa membedakan status dan agama yang terdapat dalam visualisasi ke 5,9,dan 10. Konsep Toleransi beragama yang lainnya ialah saling berbagi ilmu tanpa memaksakan ajaran suatu agama ke agama lain yang terdapat dalam visualisasi ke 8. Menurut penulis beberapa Konsep toleransi diatas merupakan cerminan dari kehidupan toleransi antar umat beragama di Indonesia yang diterjemahkan sutradara ke dalam film agar penonton memahami kondisi hidup sebagai seorang pemeluk agama yang berdampingan dengan beberapa agama lain dari sisi masing masing pemeluk agama. Tidak bisa dipungkiri bahwa terkadang terdapat konflik antara pemeluk agama satu dengan agama lainnya. Namun, yang penulis tangkap dari tujuan

pembuatan film ini oleh sutradara bukan untuk memojokkan suatu agama melalui tindakan konflik pemeluk agama tersebut, namun menurut penulis, sang sutradara ingin memberikan contoh melalui cerita dari beberapa tokoh di dalam film ini mengenai toleransi yang seharusnya diterapkan dalam kehidupan nyata. Beberapa konsep konsep toleransi yang terdapat dalam film ini, sudah diterapkan oleh masyarakat di Indonesia namun pelaksanaanya akan sangat berbeda karena dalam kehidupan nyata, banyak faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk melakukan tindakan toleransi dalam kehidupan sehari hari, seperti faktor mitos yang sempat dibahas di sub bab di atas. Kebanyakan masyarakat Indonesia masih mempercayai mitos yang beredar dalam agamanya masing masing mengenai larangan untuk melakukan interaksi dengan umat beragama lain dalam beberapa hal tertentu. Hal tersebut menurut penulis berkembang seiring perkembangan jaman dimana masyarakat mulai belajar bahwa diatas mitos yang berdar tersebut terdapat hal yang lebih penting yaitu untuk menghargai penganut agama lain yang hidup saling berdampingan sebagai bagian dari warga Negara Indonesia. Menurut penulis, masyarakat Indonesia saat ini sudah berkembang dan belajar banyak dari konflik konflik yang telah terjadi di masa lampau maupun yang masih terjadi hingga sekarang, bahwa masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang memiliki toleransi tinggi terhadap hidup beragam agama dan masyarakat sudah tidak mudah terpancing isu isu agama yang dapat menyulut konflik antar umat beragama. Keinginan untuk hidup dengan aman dan tentram membuat toleransi beragama

menjadi hal penting yang dilaksanakan demi persatuan dan kesatuan Negara sesuai dengan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. 5.2 Saran Dari kesimpulan di atas, setelah melakukan analisis semiotik terhadap konsep toleransi antarumat beragama dalam film Tanda Tanya, maka saran-saran ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan oleh pihak - pihak terkait: 1. Bagi sutradara film Tanda Tanya a. Karena terdapat 5 agama yang diakui di Indonesia sebaiknya melibatkan kelimanya dalam alur cerita agar terkesan adil dan berimbang, dalam film ini hanya ada 3 agama yang dilibatkan. Meskipun pada pengerjaan alur cerita akan menjadi sangat rumit dan kompleks namun jikalau sutradara berhasil menaklukkannya akan menjadi suatu keberhasilan. b. Alur cerita dimana Rika memutuskan pindah agama tanpa mengajak serta anaknya dirasa kurang relevan dan jarang terjadi di kehidupan sebenarnya c. Beberapa atribut keagamaan yang melambangkan suatu ormas diganti dengan warna yang lain/netral agar tidak menyinggung ormas tertentu

d. Scene dimana Hendra berpindah agama dirasa terlalu berlebihan dan kurang berkenan bagi agama yang bersangkutan. 2. Pada perfilman Indonesia dapat menghasilkan pemikiran serta karya-karya yang berisikan toleransi antara umat beragama maupun kebudayaan. dan memaksimalkan sarana yang ada untuk mengembangkan tema-tema sosial yang mengedepankan adab dan moral. Karena film adalah salah satu sarana paling efektif untuk menyebarkan informasi sekaligus sarana paling efektif untuk mempengaruhi massa. Film dengan penggarapan yang baik mapu memasuki ruang-ruang yang tidak terjangkau oleh sarana formal dan semoga menjadi pengingat bagi kita semua agar semakin waspada dan arif dalam memandang kehidupan. 3. Bagi para penikmat film, agar lebih cermat dalam mengartikan suatu adegan yang berkaitan dengan agamanya. Cobalah memandang dari sudut pandang agama lain sehingga tidak mudah protes bilamana ada adegan yang memojokkan agamanya sendiri. Ingatlah bawa sutradara berusaha sebisa mungkin memberikan cerota yang adil dan berimbang bagi tiap agama 4. Bagi jurusan Broadcast Fakultas Ilmu Komunikasi, diharapkan penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi tentang studi representasi yang menggunakan analisis semiotik. Serta memberi pengetahuan tentang sifat

dan ciri-ciri toleransi antarumat beragama agar dapat diteladani sehingga bisa terus memupuk kesadaran akan saling toleransi antarumat beragama. Janganlah menganggap skripsi semiotik sebagai suatu jalan keluar aman untuk tugas akhir, namun anggaplah skripsi semiotik sebagai wadah kreatifitas mahasiswa Broadcast untuk menelaah tanda tanda yang ditampilkan oleh suatu film berdasarkan penilaian dan sudut pandang mahasiswa yang pastinya berbeda satu sama lain. Dengan harapan di masa depan mahasiswa bisa menciptakan karya yang penuh dengan arti dan bermanfaat bagi masyarakat.