SISTEM PELAPO N DUGAAN PELANGGA N WHISTLE BLOWING SYSTEM

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PELAPORAN DUGAAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM

WHISTLE BLOWING SYSTEM

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk.

PELAPORAN PELANGGARAN MELALUI WHISTLE BLOWING SYSTEM TAHUN PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yang selanjutnya disebut Perseroan terus

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLE BLOWING SYSTEM)

PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM. Revisi Ke : PELANGGARAN PENDAHULUAN

Pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistle Blowing System) KATA PENGANTAR

Lampiran 5 SK No /HK.01.01/02/ReINDO/12/2012 Tanggal 26 Desember 2012 PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN

MEKANISNE PELAPORAN ATAS DUGAAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

PT BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero) Pedoman Pelaporan Pelanggaran. Whistleblowing System (WBS)

PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLE BLOWING SYSTEM) PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK

SURAT KEPUTUSAN TENTANG. PEDOMAN SYSTEM PElAPORAN PElANGGARAN WHlffiE BLOWING SYSTEM (WBS) DllINGKUNGAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIV (PERSERO)

KEBIJAKAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO)

MAKSUD, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP

B E N T U R A N K E P E N T I N G A N CONFLICT OF INTEREST. PT Jasa Marga (Persero) Tbk

P e d o m a n. Whistle Blowing System (WBS)

PEDOMAN BENTURAN PT. PELITA AIR SERVICE. PT. PELITA AIR SERVICE Jl. Abdul Muis No A Jakarta Pusat 10160

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) SK DIREKSI NO KEP/216/072014

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM)

PEDOMAN SISTEM PENGADUAN PELANGGARAN (WHISTLE-BLOWING SYSTEM-WBS)

PEDOMAN WHISTLEBLOWING SYSTEM (WBS)

PENGELOLAAN DAN PELAPORAN WHISTLE BLOWING SYSTEM (WBS) DI PT PERTAMINA TRANS KONTINENTAL. Jakarta, 12 Desember 2014


2017, No Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 142); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2015 tentang Kementerian Penday

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 3 TAHUN 2014

1ft- "' t-'-. W PETROKIMIA I~'" PT PETROKIMIA GRESIK PEDOMAN WHISTLEBLOWING SYSTEM PD Tan99al Terbitan Revisi No. Copy. 10 Oktober

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penanganan Kecurangan sebelum Sistem Pelaporan Pelanggaran

PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM)

KEPUTUSAN BERSAMA. Nomor : Kep/06/KOM/AS/XI/2010 Nomor : Kep/267-AS/XI/2010. Tentang

DAFTAR ISI DAFTAR ISI 1. BAB I. PENDAHULUAN 2 1. Latar Belakang 2 2. Maksud dan Tujuan 3 3. Acuan Pedoman 3 4. Ruang Lingkup 4. 5.

KEPUTUSAN KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR :800/126 /SK/SET-1/DLH TENTANG

Sistem Pelaporan Atas Dugaan Penyimpangan atau Pelanggaran (Whistle Blowing System)

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN PERUM PERUMNAS

2015, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 t

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN

TENTANG PEDOMAN PELAPORAN DUGAAN PELANGGARAN (WISTLEBLOWING SYSTEM) PT MULTI TERMINAL INDONESIA DAFTAR ISI PEDOMAN

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK


PENDAHULUAN LATAR BELAKANG 1 BAB I Ketentuan Umum 4. BAB II Penerimaan Pelaporan Pelanggaran 7

P E N A N G A N A N G R A T I F I K A S I. PT Jasa Marga (Persero) Tbk

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PEDOMAN WHISTLEBLOWING SYSTEM PT TASPEN (PERSERO)

reb.ffi/wtjplltl laotg

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Tahun 2017 BAB I PENDAHULUAN

SOSIALISASI WHISTLE BLOWING SYSTEM RSUD KELET PROVINSI JAWA TENGAH

PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM)

PIAGAM KOMITE AUDIT. PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH


KEPUTUSAN DIREKSI PT.PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO) No. Kep/Dir/ /XI/2012. Tentang SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLE BLOWING SYSTEM)

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;

terhadap pengelolaan pelayanan terpadu satu pintu. Oleh karena itu Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu menyadari pentingnya sikap yang

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI PT INDOFARMA (Persero) Tbk

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

KEBIJAKAN PELAPORAN PELANGGARAN

PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK

PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTE CHARTER)

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK

2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

P e d o m a n. Anti Kecurangan (Fraud )

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter) PENDAHULUAN

2 Pelanggaran di Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih da

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. HALEYORA POWER BAB I

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

BENTURAN KEPENTINGAN (CONFLICT OF INTEREST) PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

PEDOMAN KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Re

Pedoman Penanganan Gratifikasi. PT BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero)

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala LIPI tentang Pengelolaan Pengadu

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk Piagam Komite Audit (Audit Committee Charter)

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara;

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

SUBSTANSI DAN KONTEN NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk

Transkripsi:

PELINDO 4 Lokomotif Indonesia Timur SISTEM PELAPO N DUGAAN PELANGGA N WHISTLE BLOWING SYSTEM

BAB 1PENDAHULUAN PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) yang selanjutnya disebut Perseroan menerapkan prinsip-prinsip GCG secara konsisten dan berkesinambungan dalam seluruh kegiatan. Dalam menjalankan bisnisnya, Perseroan senantiasa dituntut untuk melaksanakannya dengan penuh amanah, transparan dan akuntabel, serta senantiasa patuh terhadap ketentuan perundang-undangan yang berlaku di Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Pelanggaran terhadap prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik, nilainilai etika, serta peraturan perundangundangan yang berlaku di Perseroan adalah hal yang harus dihindari oleh seluruh Insan Perseroan. Oleh karena itu, sebagai wujud komitmen Perseroan untuk menyediakan sistem bagi penegakan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik, sehingga menciptakan situasi kerja yang bersih dan bertanggungjawab, Perseroan menyusun dan menerapkan Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran (Whistle Blowing System) dalam rangka memberikan kesempatan kepada segenap Insan Perseroan dan pihak eksternal untuk berperan aktif dalam menjadikan Perseroan sebagai tempat bekerja yang bersih, adil, dan aman, dengan cara melaporkan setiap dugaan penyimpangan atau pelanggaran terhadap prinsip-prinsip 1. Latar Belakang

Tata Kelola Perusahaan yang baik, serta nilai-nilai etika yang berlaku, berdasarkan bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan serta dengan niat baik untuk kepentingan Perseroan. Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran dikelola secara profesional dan independen oleh ahli-ahli forensik dari Deloitte Konsultan Indonesia, yang dibantu oleh Tim internal Perseroan dalam hal proses tindak lanjut laporan. Penerapan Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran ini akan disosialisasikan secara bertahap kepada seluruh Insan Perseroan, dan secara berkala akan dilaksanakan evaluasi dalam rangka perbaikan berkelanjutan sesuai dengan perkembangan bisnis Perseroan. Dengan adanya Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran, maka diharapkan pelanggaran yang telah terjadi di Perseroan dapat diungkap dan ditindaklanjuti sesuai ketentuan, dan potensi terjadinya pelanggaran dapat dicegah.

2. Dasar Penyusunan a. Komitmen manajemen untuk terus menegakkan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan Yang Baik di seluruh lingkungan Perseroan, sehingga tercipta suasana kerja yang bersih, adil, dan aman.. b. Sebagai salah satu alat mencegah dan mendeteksi potensi terjadinya pelanggaran di Perusahaan. 3. Maksud Dan Tujuan a. Tersedianya sarana penyampaian informasi penting bagi stakeholder kepada Perseroan atau pihak yang berwenang menindaklanjuti. b. Tersedianya mekanisme deteksi dini (early warning system). c. Tersedianya kesempatan untuk menangani dugaan pelanggaran secara internal terlebih dahulu, sebelum diketahui publik. d. Dapat menimbulkan rasa malu dan enggan untuk melakukan pelanggaran (pengawasan oleh semua pihak). 4. Ruang Lingkup Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran ini berlaku bagi seluruh Insan Perseroan dan seluruh stakeholder Perseroan.

5. Definisi/pengertian a. b. c. Perseroan, dengan huruf P Kapital, adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero), sedangkan perusahaan (atau perseroan) dengan huruf p kecil menunjuk kepada perusahaan secara umum. Insan Perseroan, adalah Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh Karyawan Perseroan termasuk yang ditugaskan di Anak Perusahaan. Benturan Kepentingan (Conflict of Interest), adalah situasi atau kondisi dimana Insan Perseroan memiliki atau diduga memiliki kepentingan pribadi/golongan atas setiap penggunaan kekuasaan dan kewenangan yang dimilikinya, sehingga dapat mempengaruhi kualitas dan kinerja yang seharusnya. d. Investigator Eksternal adalah pihak di luar Perseroan yang ditunjuk oleh Perseroan untuk melaksanakan investigasi secara khusus terhadap suatu pengaduan/pengungkapan dugaan pelanggaran di Perseroan. e. Gratifikasi, adalah kegiatan pemberian dan atau penerimaan Hadiah/Cinderamata dan/atau Hiburan, baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri, dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik, yang dilakukan oleh Insan Perseroan terkait dengan wewenang/jabatannya di Perseroan, sehingga dapat menimbulkan benturan kepentingan yang mempengaruhi independensi, obyektivitas maupun profesionalismenya.

f. g. h. I. Indikasi Awal adalah informasi yang ada didalam Pengaduan/Pengungkapan, meliputi antara lain permasalahan, siapa yang telibat, bentuk dan dasar kerugian, waktu, serta tempat kejadian. Investigasi adalah kegiatan untuk menemukan bukti-bukti terkait dengan pelanggaran yang dilakukan oleh Terlapor, yang telah dilaporkan melalui Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran. Komite Pelaporan Dugaan Pelanggaran adalah Komite yang dibentuk secara khusus oleh Perseroan untuk mengelola setiap pengaduan atau pengungkapan dugaan pelanggaran yang diterima dari Provider/Pengelola, termasuk di dalamnya melakukan telaahan awal terhadap pengaduan/penyingkapan tersebut. Komite bertanggungjawab langsung kepada Direksi. Daftar anggota Komite sebagaimana pada Lampiran 1. Pelapor adalah Insan Perseroan dan Stakeholder lainnya yang melakukan pengaduan/pengungkapan atas dugaan pelanggaran atau perbuatan melawan hokum, perbuatan tidak etis/tidak bermoral atau perbuatan lain yang dapat merugikan Perseroan. j. Pengaduan/Pengungkapan adalah tindakan melaporkan atau mengungkap pelanggaran atau perbuatan melawan hukum, perbuatan tidak etis/tidak bermoral atau perbuatan lain yang dapat merugikan Perseroan.

k. l. m. Pengelola/Provider adalah pihak eksternal yang ditunjuk oleh Perseroan untuk mengelola Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran di Perseroan, sesuai dengan bidang keahliannya. Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran (Whistleblowing System) adalah sistem yang mengelola pengaduan/penyingkapan mengenai perilaku melawan hukum, perbuatan tidak etis/tidak semestinya secara rahasia, anonim dan mandiri (Independent) yang digunakan untuk mengoptimalkan peran serta Insan Pelindo 4 dan pihak lainnya dalam mengungkapkan pelanggaran yang terjadi di lingkungan Perseroan. Terlapor adalan Insan Perseroan yang diduga melakukan tindakan pelanggaran atau perbuatan melawan hokum, perbuatan tidak etis/tidak bermoral atau perbuatan lain yang dapat merugikan Perseroan.. n. Tim Pemeriksa adalah tim yang melakukan tugas untuk mengumpulkan data-data/bukti terkait pelanggaran. Tim pemeriksa yang dimaksud adalah Satuan Pengawasan Intern (SPI) dan/atau Investigator Eksternal.

BAB 2SISTEM PELAPO N DUGAAN PELANGGA 1. Pengertian Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran merupakan sistem yang mengelola secara rahasia, anonim, dan mandiri Pengaduan/Pengungkapan mengenai perilaku melawan hukum atau perbuatan tidak etis/tidak semestinya, yang digunakan untuk mengoptimalkan peran serta Insan Perseroan dan pihak lainnya dalam mengungkapkan pelanggaran yang terjadi di lingkungan Perseroan. Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran digunakan apabila Pengaduan/Pengungkapan yang dilakukan melalui jalur formal (lewat atasan langsung atau fungsi terkait) dianggap tidak efektif. N 2. Ruang Lingkup Pengaduan/Pengungkapan yang dapat ditindaklanjuti oleh Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran adalah tindakantindakan yang dapat merugikan Perusahaan, meliputi sebagai berikut: a. Kecurangan; b. Korupsi; c. Pelanggaran kebijakan dan peraturan Perseroan; d. Benturan Kepentingan; f. Penyuapan/Gratifikasi.

3. Prinsip Dasar Dalam menyampaikan Pengaduan/Pengungkapan, Pelapor harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Pelapor wajib memberikan indikasi awal yang dapat dipertanggungjawabkan, meliputi: a. Nama orang yang terlibat (terlapor) b. Nama saksi c. Tanggal, waktu, dan lokasi kejadian d. Kronologi kejadian e. Bukti-bukti atas kejadian yang dilaporkan f. Jumlah kerugian (bila ada) g. Frekuensi kejadian 2. Untuk mempercepat dan mempermudah proses tindak lanjut Pengaduan/Pengungkapan, maka Pelapor dianjurkan untuk memberikan data diri, yang sekurang-kurangnya memuat alamat/nomor telepon/handphone/faksimili/email.

4. Perlindungan Terhadap Pelapor 1. Identitas Pelapor akan dirahasiakan, kecuali jika Pelapor bersedia untuk mengungkapkannya. 2. Perseroan menjamin perlindungan terhadap Pelapor dari segala bentuk ancaman, intimidasi, ataupun tindakan tidak menyenangkan dari pihak manapun selama Pelapor menjaga kerahasiaan pelanggaran yang diadukan kepada pihak manapun. 3. Perlindungan terhadap Pelapor juga berlaku bagi para pihak yang melaksanakan Investigasi maupun pihak-pihak yang memberikan informasi terkait dengan Pengaduan/Pengungkapan tersebut.

5. Kewenangan Penanganan Laporan 1. Pengaduan/Pengungkapan pelanggaran yang berkaitan dan atau dilakukan oleh Insan Perseroan termasuk Komite Pelaporan Dugaan Pelanggaran dan Tim Pemeriksa akan ditindaklanjuti oleh Direksi. 2. Pengaduan/Pengungkapan pelanggaran yang berkaitan dan atau dilakukan oleh Direksi akan ditindaklanjuti oleh Dewan Komisaris. 3. Pengaduan/Penyingkapan pelanggaran yang berkaitan dan atau dilakukan oleh Dewan Komisaris akan ditindaklanjuti oleh Direksi 6. Perlindungan Terhadap Pelapor Komite Pelaporan Dugaan Pelanggaran wajib membuat laporan secara berkala yaitu setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada Direksi, yang disampaikan selambat-lambatnya minggu kedua pada bulan berikutnya, meliputi jumlah Pengaduan/Pengungkapan, kategori Pengaduan/Pengungkapan serta media yang digunakan oleh Pelapor dan penyampaiannya kepada Direksi.

BAB 3SISTEM PELAPO N DUGAAN PELANGGA 1. Sarana/media Pelaporan N Pelapor menyampaikan Pengaduan/Pengungkapan dugaan pelanggaran kepada Pengelola/Provider melalui sarana/media telepon, surat, email, dan faksimili yang khusus diperuntukkan bagi Sistem Pengelolaan Dugaan Pelanggaran, sebagai berikut : Telepon : +62 21 2350 7062 Faksimili : +62 21 2350 7063 (dengan mengunduh formulir di http://integritas4.tipoffs.info) Email : integritas4@tipoffs.info Surat : Integritas4 PO Box 2672 JKP 10026 (dengan mengunduh formulir di http://integritas4.tipoffs.info) 2. Prosedur Pengelolaan a. Pengelola/Provider menerima dan menyaring laporan Pengaduan/Pengungkapan pelanggaran yang diterima, apakah terdapat Indikasi Awal atau sesuai dengan kriteria laporan Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran dan dapat ditindak lanjuti? Bila YA laporan Pengaduan/Pengungkapan diteruskan ke Komite Pelaporan Dugaan Pelanggaran, bila TIDAK proses Sistem Pelaporan Pelanggaran selesai. b. Komite Pelaporan Dugaan Pelanggaran menerima laporan dari Pengelola/Provider dan melakukan Investigasi awal. Hasil investigasi awal tersebut dilaporkan kepada Direksi.

c. Dari laporan Komite Pelaporan Dugaan Pelanggaran, Direksi menetapkan rekomendasi apakah akan dilakukan Investigasi lanjutan oleh Tim Pemeriksa, serta melaporkan hasil keputusan tersebut kepada Dewan Komisaris. d. Tim Pemeriksa melakukan Investigasi lanjutan terhadap Pengaduan/Pengungkapan dan melaporkan hasilnya kepada Direksi. e. Berdasarkan laporan Tim Pemeriksa, Direksi menetapkan rekomendasi tindakan selanjutnya. Bila tidak terbukti atau selesai, maka laporan Pengaduan/Pengungkapan akan ditutup. Apabila Pengaduan/Pengungkapan tersebut terbukti atau memerlukan tindak lanjut, maka akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku, atau diteruskan kepada pihak penyidik untuk diproses lebih lanjut sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. f. Seluruh proses Investigasi atas Pengaduan/Pengungkapan wajib dibuatkan Berita Acara sebagaimana contoh format dalam Lampiran 3 dan 4. g. Prosedur pengelolaan atas Pengaduan/Penyingkapan melalui Sistem Pelaporan Pelanggaran dilaksanakan sesuai dengan bagan alur sebagaimana diatur dalam Lampiran 2. h. Seluruh proses Sistem Pelaporan Pelanggaran harus terdokumentasi dengan baik dan reliable (dapat dipertanggungjawabkan). 3. Sanksi Bentuk sanksi terhadap Terlapor yang telah terbukti melakukan pelanggaran akan ditentukan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku di Perseroan.

Lampiran 1 KOMITE PELAPORAN DUGAAN PELANGGARAN PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) No Nama Jabatan Kedudukan Dalam Komite 1 Sekretaris Perusahaan Ketua 2 Kepala Satuan Pengawasan Intern Wakil Ketua 3 ASP Bidang GCG dan Sistem Manajemen Sekretaris 4 SM Karir dan Pengembangan SDM Anggota 5 SM Lingkungan dan Fasilitas Penunjang Anggota 6 SM Pelayanan Terminal Anggota 7 Kepala Biro Teknologi Informasi Anggota

Lampiran 2 ALUR PROSES DAN METODE PELAPORAN Sarana Pelaporan : Karyawan menghubungi Pengelola/Provider melalui sarana yang disediakan Pengelola/ Provider menanyakan hal-hal yang relevan kepada Pelapor Pengelola/ Provider akan memberikan nomor referensi yang unik untuk tiap Laporan Pengelola/ Provider mereview call log & membuat laporan & merekomenda si tindak lanjut Laporan akan dimuat dalam suatu e-room & sebuah email pemberitahua n akan dikirim ke pihak-pihak terkait Perseroan akan menindaklanjuti dan memberikan tanggapan atas kasus tersebut kepada Pengelola/Provider Delloite contact centre memberikan tanggapan berdasarkan nomor referensi Perusahaan terus melakukan tindakan perbaikan dan memberikan tanggapan kepada Deloitte Whistle blowing system akan meningkatkan lingkungan kerja yang etis

Lampiran 3 : Format Berita Acara Hasil Investigasi Awal BERITA ACARA Nomor.. TENTANG HASIL INVESTIGASI AWAL SISTEM PELAPORAN DUGAAN PELANGGARAN PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) Pada hari ini,... tanggal...bulan...tahun... telah dilaporkan Hasil Investigasi Awal dari Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran atas pengaduan/pengungkapan:............ Berdasarkan penyampaian Laporan Hasil Investigasi Awal, maka Laporan Pengaduan/Pengungkapan tersebut telah/tidak* memenuhi kriteria untuk ditindaklanjuti dengan investigasi lanjutan. Investigasi lanjutan akan dilakukan oleh Tim Pemeriksa (Satuan Pengawasan Intern/Investigator Eksternal)*. Direksi, Komite Pelaporan Dugaan Pelanggaran: 1... 2... 3... 4... 5... 6... 7... Tanda Tangan Nama Lengkap *coret yang tidak perlu

Lampiran 4 : Format Berita Acara Hasil Investigasi Lanjutan BERITA ACARA Nomor.. TENTANG HASIL INVESTIGASI LANJUTAN SISTEM PELAPORAN DUGAAN PELANGGARAN PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO Pada hari ini,...tanggal...bulan...tahun... telah dilaporkan Hasil Investigasi Lanjutan oleh Tim Pemeriksa (Satuan Pengawasan Intern/Investigator Eksternal)* dari Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran atas pengaduan :............ Berdasarkan penyampaian Laporan Hasil Investigasi Lanjutan, maka Laporan Pengaduan/ Pengungkapan... tersebut terbukti/tidak terbukti*. Direksi, Tim Pemeriksa: 1... 2... 3... 4... Tanda Tangan Nama Lengkap *coret yang tidak perlu

PT. PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) Jl. Soekarno Hatta No. 1 Makassar 90173