Perkembangan Penanaman Modal dan Sektor-sektor I Nyoman Karyawan 63

dokumen-dokumen yang mirip
Perkembangan Industri di Nusa Tenggara Barat.I Nyoman Karyawan 47

BAB V KESIMPULAN. transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. angka pengangguran dapat dicapai bila seluruh komponen masyarakat yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang dapat di manfaatkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kenaikan pendapatan nasional. Cara mengukur pertumbuhan ekonomi

KERJASAMA INTERNASIONAL PEMERINTAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT (NTB) DALAM MENDATANGKAN INVESTASI ASING DI BIDANG PARIWISATA

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Potensi dan Penyebaran serta Pola Pembinaan.I Nyoman Karyawan 34

BAB I PENDAHULUAN. Investasi memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

RENCANA DAN REALISASI INVESTASI DAN TENAGA KERJA PMDN MENURUT SEKTOR EKONOMI DI NTB TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. membangun seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, yaitu

Realisasi Investasi PMDN dan PMA Tahun 2017 Melampaui Target

Bab II. Rumusan dan Advokasi Arah Kebijakan Pertanian

BAB.I PENDAHULUAN Latar Belakang

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat. Demi mencapai tujuan tersebut, ini adalah kegiatan investasi (penanaman modal).

Matriks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun MISI 4 : Mengembangkan Interkoneksitas Wilayah

- 6 - TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

2013, No.1531

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

ANALISIS KENDALA INVESTASI BAGI PENANAM MODAL UNTUK INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN ORIENTASI EKSPOR FEBRINA AULIA PRASASTI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 7 Tahun : 2013

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. dijelaskan terlebih dahulu beberapa istilah yang terkait dengan judul. Adapun

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN ACEH TIMUR

TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN NOMOR: 3 TAHUN 2012 TENTANG

Perkembangan Ekonomi Propinsi Nusa Tenggara Barat...Ida Bgs, Eka Artika 101

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

BAB V INDIKASI KEKUATAN, KELEMAHAN, ANCAMAN DAN PELUANG

Siaran Pers. Realisasi Investasi Januari-September 2016 Mencapai Rp 453 Triliun

Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi dan Kebutuhan Investasi

2012, No

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

Jakarta, 29 Juli 2016 Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Master Plan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN. Secara jelas telah diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 32

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan kerjasama dengan pihak lain 1. bertanggung jawab dalam kerangka peraturan perundang-undangan yang jelas,

PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI KABUPATEN REJANG LEBONG BUPATI REJANG LEBONG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 068 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB V KESIMPULAN. Investasi asing menjadi hal yang sangat penting bagi suatu Negara ataupun

REALISASI INVESTASI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN I TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN I - 1

PENTINGNYA PENINGKATAN INVESTASI TERHADAP PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI SUMATERA UTARA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

sektor investasi dalam negeri, namun peningkatan dari sisi penanaman modal asing mampu menutupi angka negatif tersebut dan menghasilkan akumulasi

PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT MELALUI PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA TUGAS AKHIR. Oleh: MEISKE SARENG KELANG L2D

1. Visi BKPM Terwujudnya Iklim Penanaman Modal Yang Berdaya Saing Untuk Menunjang Kualitas Perekonomian Nasional.

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu

3. Pola hubungan spasial intra-interregional di Kapet Bima dapat diamati dari pergerakan arus barang dan penduduk antar wilayah, yakni dengan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN KENDAL

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui

URUSAN WAJIB PENANAMAN MODAL

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150 TAHUN 2000 TENTANG KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara sangat menentukan tingkat. kesejahteraan masyarakat suatu negara, yang berarti bahwa suatu negara

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 103 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 3 TAHUN 2015 T E N T A N G

BUPATI BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BPPTPM PROV. KEP.BABEL

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

BUPATI MALUKU TENGGARA

Anggaran (Sebelum Perubahan) , , ,00 98, , ,

BAB VI KEBIJAKAN DAN STRATEGI

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dan membangun pertanian. Kedudukan Indonesia sebagai negara

9. URUSAN PENANAMAN MODAL

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja.

indikator keberhasilan kegiatan ekonomi daerah tersebut. Provinsi Bali merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan

SIARAN PERS. Realisasi Investasi Triwulan II Tahun 2017 Mencapai Rp 170,9 Triliun

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

IV.B.9. Urusan Wajib Penanaman Modal

Strategi dan Kebijakan Investasi di Indonesia Selasa, 25 Maret 2008

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

I. PENDAHULUAN. Dasar pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia dimulai sejak Undang-Undang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dampak penerapan Tax Holiday (pembebasan pajak) pada penanaman modal asing di

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016

DAFTAR TABEL. Jumlah Desa/Kelurahan Swasembada Menurut Kabupaten/Kota Tahun

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2015

Pembangunan Pariwisata di PPK yang didalamnya berisi beberapa strategi, meliputi:

Koordinasi Pembangunan Infrastruktur Kawasan Strategis

Transkripsi:

PERKEMBANGAN PENANAMAN MODAL DAN SEKTOR-SEKTOR INVESTASI YANG DIMINATI INVESTOR DI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAKSI I NYOMAN KARYAWAN Fak. Ekonomi Univ. Mahasaraswati Mataram Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan penanaman modal baik PMDN maupun PMA pada saat ini dan waktu yang akan datang serta untuk mengetahui sektor-sektor mana saja yang diminati oleh investor. Dari hasil kajian yang dilakukan menunjukan bahwa laju pertumbuhan investasi tahun 2012 adalah sebesar 8,27 % dengan realisasi investasi sebesar Rp.738.608.217.869 untuk PMDN dan US$.115.447.250,- untuk Penanaman Modal Asing. Disamping hal tersebut, perkembangan realisasi investasi di daerah Nusa Tenggara Barat mengalami peningkatan selama lima tahun yaitu rata-rata 13,06 %, sedangkan perkembangan jumlah Perusahaan baik untuk Penanaman Modal dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) dari tahun 2008-2012 mengalami peningkatan 3,6 % pertahun. Untuk sektor-sektor yang diminati oleh para investor tersebar diberbagai bidang pembangunan ekonomi meliputi : perhotelan (37,14%), Jasa Wisata (17,86%), Perikanan dan Kelautan (10,31%), Pertanian Tanaman Pangan (0,36%), Perkebunan (2,86%), Peternakan (1,07%), Kehutanan (0,36%), Pertambangan (1,07%), Pengangkutan (1,79%), Industri (8,93%), dan Jasa Lainnya ( 18,25%). Melihat perkembangan investasi kedepan cukup memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat di daerah NTB, maka diharapkan Pemerintah Daerah hendaknya membuat kebijakan serta menciptakan iklim investasi yang kondusif disamping memperbaiki sarana dan prasarana yang ada sehingga memberikan daya tarik bagi investor. Kata Kunci : perkembangan penanaman modal PENDAHULUAN Latar Belakang Daerah Nusa Tenggara Barat yang terdiri dari dua buah pulau besar yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa memiliki potensi ekonomi yang cukup potensial untuk dikembangkan, baik dilihat dari sektor pertanian dalam arti luas, pertambangan, pariwisata, kehutanan, maupun sektor lainnya. Pembangunan ekonomi selama ini telah memberikan manfaat kepada masyarakat, hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi sebagai akibat dari adanya perbaikan sarana dan prasarana ekonomi seperti jalan, jembatan, pasar, listrik serta telekomunikasi. Disamping potensi ekonomi yang berkembang, daerah Nusa Tenggara Barat juga memiliki sumber daya manusia yang cukup besar. Potensi sumber daya manusia yang cukup besar tersebut apabila dimanfaatkan secara maksimal akan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan di NTB. Pembangunan suatu daerah tidak bisa hanya ditangani oleh pemerintah saja tanpa keterlibatan pihak swasta dan masyarakat, oleh karena itu maka peran para investor sangat diharapkan untuk bisa menanamkan modalnya di Daerah Nusa Tenggara Barat. Semakin banyak penanaman modal masuk ke suatu daerah maka akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekaligus akan membawa dampak ganda yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan data yang diproleh dari BKPM Propinsi NTB bahwa laju pertumbuhan investasi tahun 2012 adalah sebesar 8,27% dengan realisasi investasi sebesar Rp.738.608.217.869,- untuk PMDN dan US$.115.447.250,- untuk Penanaman Modal Asing. Berdasarkan data tersebut menunjukan bahwa minat para investor untuk menanamkan modalnya di daerah NTB cukup signifikan. Tidak cukup dengan kondisi tersebut dimana pemerintah juga harus bisa menciptakan iklim investasi yang kondusif yaitu dengan memberikan suatu kemudahan terhadap persyaratan untuk memperoleh Perkembangan Penanaman Modal dan Sektor-sektor I Nyoman Karyawan 63

perizinan investasi, terlebih lagi bagi penanaman modal asing (PMA). Disamping melakukan deregulasi tetang kebijakan perijinan, pemerintah harus terus melakukan promosi dan kerjasama investasi untuk meningkatkan dan menarik minat para investor untuk bisa menanamkan modalnya di NTB. Banyak potensi investasi yang dapat dijual dan merupakan peluang yang sangat menarik untuk dikembangkan seperti sektor Pariwisata, Industri Kecil, Peternakan, dan sektor Jasa yang belum sepenuhnya digarap secara maksimal, untuk itu perlu kajian yang mendalam yang dilakukan oleh pemerintah pada sektor-sektor yang akan dikembangkan dan nantinya dapat ditawarkan kepada para investor. Banyak program yang ada dan telah diterapkan selama ini, seperti : peningkatan promosi dan kerjasama investasi, peningkatan iklim dan realisasi investasi, peningkatan kemampuan sumber daya dan lain-lainya, tapi semua itu tidak akan mampu menarik investor tanpa adanya tranparansi dan keterlibatan dari semua pihak terutama masyarakat setempat. Untuk mengetahui keberhasilan penyelenggaraan urusan penanaman modal daerah dapat dilihat dari minat investor baik PMDN maupun PMA, serta seberapa banyak realisasi pelaksanaan perizinan yang ada pada tahun yang bersangkutan. Rumusan Masalah Berdasarkan potensi dan kondisi penanaman modal selama ini serta kemungkinan peluang yang ada dan melihat realisasi investasi baik untuk PMDN maupun PMA, maka perumusan masalahnya adalah : Bagaimana perkembangan penanaman modal untuk tahun-tahun mendatang serta sektor-sektor apa saja yang diminati oleh investor?. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan penanaman modal pada tahun yang akan datang serta sektor-sektor apa saja yang diminati oleh investor untuk menanamkan modalnya di NTB. Sedangkan hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah dan para investor dalam mengembangkan investasi di NTB. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu metode yang tertuju pada penggambaran suatu masalah yang ada pada saat ini berdasar pada pengumpulan data, menyusun, menjelaskan, menganalisa, serta menarik suatu kesimpulan (Surakhmad, 2002). Sedangkan jen is data yang dipergunakan adalah data sekunder yang diambil dari kantor Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang berkaitan dengan pengolahan data sesuai dengan tujuan dari penelitian ini. Analisis data yang digunakan adalah diskripsi tabel dengan penggunaan time series serta memberikan interpretasi terhadap data yang ada sesuai dengan masalah yang diajukan. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Realisasi investasi PMDN dan PMA di NTB Tahun 2008 2012 No Tahun Jumlah Perusahaan ReaIisasi investasi Rp (000) Keterangan 1 2008 42 1.091.558.000. PMDN =1 dan PMA = 41 2 2009 38 1.260.749.490 PMDN =1 dan PMA = 37 3 2010 28 1.506.217.950. PMDN =3 dan PMA = 25 4 2011 58 1.641.777.568. PMDN =7 dan PMA = 51 5 2012 60 1.777.633.468. PMDN =17 dan PMA = 43 Sumber : BKPM dan Perizinan Terpadu Provinsi NTB. Dari tabel di atas terlihat bahwa perkembangan realisasi investasi di daerah Nusa Tenggara Barat mengalami peningkatan selama lima tahun dengan rata-rata 13,06%, sedangkan perkembangan jumlah Perusahaan baik untuk Penanaman Modal dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) dari tahun 2008-2012 mengalami peningkatan 3,6% pertahun. Peningkatan realisasi investasi tersebut masih perlu ditingkatkan lagi mengingat masih banyak perusahaan yang telah memiliki surat persetujuan (SP) namun belum merealisasi proyeknya dan hal ini jumlahnya cukup banyak. Sebagai akibat dari tidak Perkembangan Penanaman Modal dan Sektor-sektor I Nyoman Karyawan 64

terealisasinya proyek tersebut akhirnya banyak tanah-tanah yang terlantar dalam arti tidak dimanfaakan sesuai peruntukannya. Masalah tanah-tanah yang tidak dimanfaatkan oleh para investor sudah cukup lama menjadi persoalan yang merugikan pemerintah daerah, terutama pada sektor Pariwisata. Sebenarnya potensi investasi yang dimiliki daerah Nusa Tenggara Barat tidak kalah dengan potensi investasi daerah lainnya, namun bagaimana menciptakan daya tarik investasi ke NTB mengingat masih banyak persoalan seperti terbatasnya sarana dan prasana investasi, kurangnya ketersediaan tenaga kerja yang terampil, serta kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang manfaat dari investasi. Mengingat peranan investasi sangat penting didalam meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, maka sektor-sektor ekonomi yang belum berkembang hendaknya mendapat prioritas untuk dilakukan promosi sehingga bisa menarik investor dengan tujuan sektor tersebut bisa tumbuh dan berkembang. Selama ini, sesuai data Table 2 Tabel 2. Petumbuhan realisasi investasi di NTB Tahun 2011 2012 2011 2012 Investasi Jumlah Jumlah Pertumbuhan % Investasi (Rp.000) Investasi (Rp.000) Perusa-haan Perusa-haan PMDN 7 160.596.385,00 17 738.608.218,00 359,92 PMA 51 1.481.181.183,00 43 1.039.025.250,00 (29,85) Jumlah 58 1.641.777.568,00 60 1.777.633.468,00 8,27 Sumber : BKPM dan Perizinan terpadu Provinsi NTB. Dari tabel tersebut di atas terlihat bahwa pada tahun 2012 terdapat peningkatan reralisasi investasi untuk PMDN sebesar 359,92% sedangkan untuk PMA pertumbuhannya negatif sebesar 29,85% dari tahun 2011, Hal ini disebabkan karena pihak investor asing sangat berhati-hati dalam menanamkan modalnya (PMA). Sedangkan secara keseluruhan pertumbuhan investasi PMDN maupun PMA untuk tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2011 mengalami pertumbuhan 8,27%. Salah satu ukuran keberhasilan penyelenggaraan urusan penanaman modal daerah dapat dilihat dari minat investasi PMDN dan PMA. Realisasi izin Penanaman Modal untuk tahun 2012 untuk PMDN sebanyak 6 perusahaan sedangkan untuk PMA sebanyak 27 perusahaan. Realisasi izin tersebar dalam sektor-sektor sebagai berikut : a. Sektor primer : untuk PMDN ada satu perusahaan yang berinvestasi pada sektor ini dengan jumlah investasi sebesar Rp.15.250.000.000,-, sedangkan untuk PMA sebanyak 2 perusahaan dengan nilai investasi sebesar US$ 8.723.666,67. b. Sektor sekunder : untuk PMDN belum ada investor yang menanamkan modalnya disektor ini karena tingkat biaya yang cukup tinggi serta infrastruktur yang kurang mendukung. Sedangkan untuk PMA ada satu perusahaan yang bergerak disektor ini dengan nilai sebesar US$ 519.444. c. Sektor tersier : untuk PMDN sebanyak 5 perusahaan dengan nilai investasi sebesar Rp. 200.660.584.200,- sedangkan untuk PMA sebanyak 24 buah perusahaan dengan nilai sebesar US$ 45.950.222,67. Laju pertumbuhan investasi tahun 2012 adalah sebesar 8,27%, dengan realisasi investasi sebesar Rp. 738.608.218.000,- untuk PMDN dan untuk PMA sebesar Rp.1.039.025.250.000,-. Keberhasilan pencapaian laju pertumbuhan investasi tersebut tidak lepas dari pada program dan rencana kegiatan yang telah ditetapkan meliputi : Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia, Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi, Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi, Penyiapan Potensi Sumber Daya, Sarana dan Prasarana Daerah. Semua program tersebut merupakan program yang harus dapat direalisasikan pada tahun 2012, sehingga dengan demikian target yang telah ditetapkan sesuai visi dan misi BKPM daerah NTB dapat dicapai. Perkembangan Investasi, PMDN dan PMA Berdasarkan kajian keadaan investsi selama lima tahun dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012,maka dapat dihitung dan diperkirakan perkembangan Perusahan dan realisasi investasi untuk tahun tahun mendatang,hal ini dapat dihitung dengan mempergunakan method time series menurut Anto Dajan (2001: 274) dengan formulasi sebagai berikut : Perkembangan Penanaman Modal dan Sektor-sektor I Nyoman Karyawan 65

y = a + bx a = Σ b = Σ Σ x = Periode waktu, y = jumlah realisasi investasi, a =konstanta,b = Koefisien arah garis trend, n =jumlah tahun Tabel 3. Kerangka analisa keadaan Perusahaan PMDN dan PMA Tahun 2008 2012 Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 42 38 28 58 60 Jumlah 226 0 10 56 Sumber: data diolah -2-1 0 1 2 4 1 0 1 4-84 -38 0 58 120 a = Σ = = 45,2 b = Σ Σ = = 5,6 Setelah diperoleh hasil perhitungan a dan b maka dapat ditentukan garis trend yaitu, y = 45,2 + 5,6x, garis ini digunakan untuk menentukan perkiraan perkembangan perusahaan investasi untuk tahun-tahun selanjutnya. Dari persamaan garis trend tersebut maka dapat ditentukan perkembangan perusahaan investasi PMDN dan PMA untuk tahun berikutnya yaitu : Tahun 2013 jumlah Perusahaan PMDN dan PMA = 62. Tahun 2014 jumlah Perusahaan PMDN dan PMA = 68. Tahun 2015 jumlah Perusahaan PMDN dan PMA = 73. Tahun 2016 jumlah Perusahaan PMDN dan PMA = 79. Tahun 2017 jumlah Perusahaan PMDN dan PMA = 84. Dengan pola perhitungan yang sama menggunakan garis trend maka dapat ditentukan perkembangan realisasi investasi baik untuk PMDN maupun PMA sebagai berikut : Tahun 2013 realisasi investasi untuk PMDN dan PMA mencapai = Rp. 1.981.540.969.200,- Tahun 2014 realisasi investasi untuk PMDN dan PMA mencapai = Rp. 2.156.758.860.600,- Tahun 2015 realisasi investasi untuk PMDN dan PMA mencapai = Rp. 2.332.176.752.000,- Tahun 2016 realisasi investasi untuk PMDN dan PMA mencapai = Rp. 2.507.494.643.400,- Tahun 2017 realisasi investasi untuk PMDN dan PMA mencapai = Rp. 2.682.812.534.800,- Dari perhitungan perkiraan pencapaian jumlah perusahaan dan realisasi investasi selama lima tahun mendatang, terlihat adanya peningkatan jumlah perusahaan rata-rata pertahun 7,90% dan peningkatan realisasi investasi rata-rata pertahun 35,39%. Peningkatan pertumbuhan investasi di daerah NTB tersebut diharapkan akan dapat membawa efek ganda terhadap pertumbuhan ekonomi dimasa yang akan datang. Agar prospek perkembangan investasi dapat mencapai sasaran maka perlu memperhatikan, masalah-masalah seperti : a. Kurangnya sarana dan prasarana penunjang investasi. b. Kurangnya pemahaman masyarakat akan arti pentingnya investasi. c. Kurangnya sosialisasi kebijakan investasi bagi masyarakat dan dunia usaha. d. Terbatasnya kegiatan promosi baik di dalam maupun di luar negeri. e. Beberapa kegiatan investasi tidak melakukan kajian studi kelayakan, sehingga mengalami kegagalan. f. Masih banyak lahan-lahan yang belum dimanfaatkan oleh para investor. Perkembangan Penanaman Modal dan Sektor-sektor I Nyoman Karyawan 66

Dengan memperhatikan kendala-kendala yang ada serta melakukan upaya untuk mengatasi masalah tersebut maka sasaran dan tujuan pembangunan investasi di daerah NTB akan tercapai. Potensi investasi daerah Nusa Tenggara Barat selama ini tidak kalah dengan potensi daerah lain terutama potensi Pariwisata, Agrobisnis, Pertambangan, Perikanan dan Peternakan, dan lain-lainya. Potensi investasi tersebut sangat menarik minat investor, hal ini terlihat dari kegiatan penanaman modal yang telah memperoleh surat persetujuan (SP) dari BKPM yang tersebar pada berbagai sektor ekonomi. Sektor-sektor investasi yang diminati Investor Para investor baik dari dalam maupun luar negeri didalam memilih sektor atau bidang investasi yang dikembangkan sangat memperhatikan berbagai pertimbangan seperti faktor keamanan, kebijaksanaan pemerintah, ketersediaan sumber daya manusia, potensi lahan, serta sarana dan prasarna investasi. Berdasarkan data yang ada, persentase penyebaran investasi yang diminati oleh investor adalah sebagai berikut : a. Perhotelan = 37,14% b. Jasa wisata = 17,86% c. Perikanan dan kelautan = 10,31% d. Pertanian tanaman pangan = 0,36% e. Perkebunan = 2,86% f. Peternakan = 1,07% g. Kehutanan = 0,36% h. Pertambangan = 1,07% i. Pengangkutan = 1,79% j. Industri = 8,93% k. Jasa lainnya = 18,25% Dari penyebaran investasi tersebut terlihat bahwa sektor perhotelan, jasa pariwisata dan jasa lainnya menjadi unggulan yang digemari oleh investor, hal ini sesuai dengan potensi investasi yang dimiliki oleh daerah NTB. Selain sektor tersebut, sektor perikanan dan kelautan serta industri juga menjadi pilihan para investor untuk menanamkan modalnya, sedangkan sektor peternakan, pertambangan, pengangkutan dan perkebunan juga merupakan pertimbangan yang menguntungkan untuk berinvestasi. Yang menjadi daya tarik para investor baik PMDN maupun PMA berinvestasi di daerah NTB adalah karena daerah Nusa Tenggara Barat memiliki keunggulan komparatif sebagai berikut : 1. Letak geografis daerah Nusa Tenggara Barat sangat strategis berada pada posisi segitiga emas yaitu : daerah Bali, pulau Komodo, dan Tanah toraja. 2. Jumlah penduduk yang sangat banyak untuk penyediaan tenaga kerja. 3. Ketersediaan sumber daya alam yang beragam untuk potensi bahan baku dan penolong. 4. Adanya kebijakan pemerintah pusat dan daerah untuk pengembangan kawasan timur Indonesia. 5. Adanya otonomi daerah yang memberikan kewenangan penuh untuk mengatur daerah. 6. Tersedianya lahan yang cukup luas untuk investasi terutama di pulau Sumbawa. 7. NTB terletak di selat Lombok, dimana selat tersebut merupakan lintasan bagi kapal kapal yang bertonase besar. 8. NTB merupakan daerah tujuan wisata yang telah ditetapkan secara Nasional. Keunggulan komparatif yang dimiliki oleh daerah Nusa Tenggara Barat menjadi daya tarik tersendiri bagi investor untuk mau menanamkan modalnya di NTB. Yang perlu dilakukan oleh pemerintah daerah adalah lebih banyak promosi baik didalam maupun diluar negeri karena selama ini masih banyak investor yang belum mengenal daerah NTB. Disamping itu pembangunan ekonomi di NTB masih banyak mengandalkan dana dari pemerintah pusat, untuk itu agar pembangunan ekonomi lebih memberikan dampak ganda kemasyarakat hendaknya pihak swasta lebih berperan dalam investasi di daerah NTB. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Selama lima tahun dari 2008 2012 perkembangan jumlah perusahaan PMDN dan PMA menunjukan peningkatan 3,6% sedangkan realisasi investasi meningkat rata-rata 13,06% pertahun. 2. Perkembangan investasi untuk jumlah PMDN dan PMA lima tahun mendatang menunjukan peningkatan rata rata pertahun sebesar 7,90%, serta peningkatan realisasi investasi sebesar 35,39 %. Perkembangan Penanaman Modal dan Sektor-sektor I Nyoman Karyawan 67

3. Laju pertumbuhan investasi untuk tahun 2012 adalah sebesar 8,27%, dengan investasi sebesar Rp. 738.608.217.869,- untuk PMDN dan Rp. 1.039.025.250.000,-untuk PMA. 4. Sektor-sektor yang diminati oleh investor adalah : perhotelan (37,14%), Jasa Wisata (17,86%), Perikanan dan Kelautan (10,31%), Pertanian Tanaman Pangan (0,36%), Perkebunan (2,86%), Peternakan (1,07%), Kehutanan (0,36%), Pertambangan (1,07%), Pengangkutan (1,79%), Industri (8,93%), dan Jasa Lainnya ( 18,25%). Saran-saran 1. Dalam upaya menarik investor ke daerah NTB maka diharapkan pemerintah daerah lebih banyak melakukan promosi baik di dalam negeri maupun di luar negeri. 2. Memberikan kemudahan kepada para investor dalam setiap pengurusan perizinan. 3. Peningkatan sarana dan prasarana investasi, terutama dikawasan pengembangan pembangunan. 4. Ciptakan iklim investasi terutama keamanan di wilayah investasi yang sudah berkembang. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2012. Laporan Tahunan. Badan Koordinasi Penanaman ModaL(BKPM)dan Perizinan Terpadu Daerah NTB. Dajan,Anto,2001. Pengantar Metode statistic,jilid I,Penerebit Gra Media,Jakarta. Nasir,Moh,1999.Metode Penelitian,Penerbit Ghalia Indonesia,Jakarta. Supranto.J.1999.Tehnik Riset Pemasaran dan Ramalan Penjualan,Penerbit Ghalia Indonesia Jakarta Perkembangan Penanaman Modal dan Sektor-sektor I Nyoman Karyawan 59 68 8