Reference. SOLAS Regulation VI/5-1. Note: mulai berlaku pada tanggal 1/1/2011. SOLAS regulation V/18.9. Note : mulai berlaku pada tanggal 1/7/2012

dokumen-dokumen yang mirip
Technical Information

Informasi Teknik. No. : Juni Perihal : Penerapan IMO Mandatory Instrument yang akan diberlakukan 01 Juli 2016

No. : Juni 2016

Informasi Teknik. : Laporan Singkat Sidang Sesi ke2 dari SubCommittee on Implementation of IMO Instruments (III 2)

LAPORAN MONITORING KONVENSI HASIL SIDANG INTERNATIONAL MARITIME ORGANIZATION (IMO) PERIODE MEI TAHUN 2013 International Maritime Organization (IMO)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan dunia yang menuntut kemajuan IPTEK

Perancangan Fire Control and Safety Plan pada Kapal Konversi LCT menjadi Kapal Small Tanker

RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT PENETAPAN KRITERIA PEMERIKSA DAN PENGUJI KESELAMATAN DAN KEAMANAN KAPAL

Informasi Teknik. : Laporan Singkat Sidang Sesi ke-3 dari Sub-Committee on Implementation of IMO Instrument (III 3)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA


Evaluasi Kesesuaian Life-Saving Appliances (LSA) dan Pembuatan Simulasi Sistem Evakuasi Pada Kapal Perintis 1200 GT Menggunakan Software Pathfinder

LAPORAN MONITORING KONVENSI HASIL SIDANG INTERNATIONAL MARITIME ORGANIZATION (IMO) PERIODE JUNI TAHUN 2013

PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KETERAMPILAN KHUSUS PELAUT SURVIVAL CRAFT AND RESCUE BOAT (SCRB)


Informasi Teknik. 2. Beberapa agenda yang didiskusikan selama pertemuan tersebut antara lain: Topik

Informasi Teknik. No. : Juni Perihal : Penerapan IMO Mandatory Instrument yang akan diberlakukan 01 Juli 2016

PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KETERAMPILAN KHUSUS PELAUT INTERNATIONAL MARITIME DANGEROUS GOODS (IMDG) CODE

ISM Code (International Safety Management Code)

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

No. : Maret : Laporan Singkat Sidang Sesi ke-3 dari Sub-Committee on Ship Systems and Equipment (SSE 3)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 (Hamburg, 27 April 1979)

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

1998 Amandments to the International Convention on Maritime Search and Rescue, 1979 (Resolution MCS.70(69)) (Diadopsi pada tanggal 18 Mei 1998)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

namun metode ini hanya dapat membekali operator kapal yang merupakan subyek langsung dari kecelakaan kapal.

Technical Information

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN MINISTRY OF TRANSPORTATION DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT DIRECTORATE GENERAL OF SEA TRANSPORTATION

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1 A. LATAR BELAKANG.

ISPS CODE Seri: Manajemen Pelabuhan

MAKALAH PERLENGKAPAN KAPAL

Keputusan Menteri Perhubungan No. 86 Tahun 1990 Tentang : Pencegahan Pencemaran Oleh Minyak Dari Kapal-Kapal

JILID I PERATURAN KLASIFIKASI DAN SURVEY EDISI 2012

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT GEDUNG KARYA LANTAI 12 S.D 17

PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KETERAMPILAN KHUSUS PELAUT ADVANCED FIRE FIGHTING (AFF)

Studi Working Party. a. Deteksi pesan AIS dari satelit b. Penyiaran informasi keamanan dan keselamatan dari dan ke kapal dan pelabuhan

1.3 Pedoman ini harus digunakan terutama oleh kapal master, operator dan pemilik untuk mengembangkan SEEMP tersebut.

Informasi Teknik. : Sistem Identifikasi Otomatis (Automatic Identification System (AIS)) Bagi Kapal Berbendera Indonesia

Selected Updates on IMO Regulations

2 Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi,

Technical Information

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI PERHUBUNGAN DAN KEPALA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM

Kapal yang telah lulus uji kelas akan teregistrasi

LAPORAN MONITORING KONVENSI HASIL SIDANG INTERNATIONAL MARITIME ORGANIZATION (IMO) PERIODE JANUARI DAN FEBRUARI TAHUN 2013 International Maritime

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 1, Tambahan Lem

DOKUMEN YANG HARUS ADA DI KAPAL

V/ k PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK.04/BPSDMP-2017 TENTANG

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

No Undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, Pasal 369 Undang- Undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan, dan Undang- Undang Nomor 22

Informasi Teknik. : Semua Pengguna jasa dan Surveyor/Auditor BKI. Perihal : Ringkasan hasil sidang Komite Keselamatan Maritim IMO ke 94 (MSC 94)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENGESAHAN MARITIME LABOUR CONVENTION, 2006 (KONVENSI KETENAGAKERJAAN MARITIM, 2006)

Presentasi Tugas Akhir

Informasi Teknik. Perihal : Laporan Singkat IMO Marine Environment Protection Committee sesi ke 70 (MEPC 70)

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran KATA PENGANTAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

V/ k PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK. 09/BPSDMP-2017 TENTANG

ANALISIS OLAH GERAK KAPAL PADA SAAT MEMASUKI ALUR PELAYARAN SEMPIT DAN DANGKAL. Capt. Sutini. Abstrak

AGENDA ITEM Latar Belakang

BAB V KELAIK LAUTAN KAPAL

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L

Technical Information

No. : Juni 2016

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT PENETAPAN KRITERIA DAERAH PELAYARAN KAPAL PELAYARAN RAKYAT

[Standar Pelayanan Minimum KM. Andalus] 1

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK.16/BPSDMP-2017 TENTANG

PERANCANGAN SISTEM EMERGENCY GENSET PADA KAPAL

Lampiran IV MARPOL 73/78 PERATURAN UNTUK PENCEGAHAN PENCEMARAN OLEH KOTORAN DARI KAPAL. Peraturan 1. Definisi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

STATUS REKOMENDASI KESELAMATAN SUB KOMITE INVESTIGASI KECELAKAAN PELAYARAN KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI. Penerima Receiver.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

-2- c. bahwa usulan perubahan tarif layanan Badan Layanan Umum Politeknik Pelayaran Surabaya pada Kementerian Perhubungan, telah dibahas dan dikaji ol

PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KETERAMPILAN KHUSUS PELAUT PROFICIENCY IN GMDSS / GENERAL RADIO OPERATOR S COURSE

2016, No Keputusan Presiden Nomor 65 Tahun 1980 tentang Pengesahan International Convention For The Safety of Life at Sea, 1974; 6. Peratur

Informasi Teknik. Perihal : Laporan Singkat IMO Marine Environment Protection Committee sesi ke 71 (MEPC 71)

BAB VIII PENUTUP. bahan bakar berasal dari gas berupa: LPG. generator, boiler dan peralatan masak di dapur.

BAB V PENUTUP. yang mengalami kecelakaan di perairan Indonesia koordinasi terhadap

2016, No kepelabuhanan, perlu dilakukan penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan L

Technical Information

BUKU RANCANGAN PENGAJARAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015

KEPPRES 55/1999, PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FEDERAL JERMAN DI BIDANG PELAYARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

FINAL KNKT KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI REPUBLIK INDONESIA

Informasi Teknik. 1. Berikut beberapa agenda yang didiskusikan pada sidang SDC 3 yang berkaitan dengan pekerjaan BKI:

Tabel 1. Perkiraan Masuknya Hydrocarbon Minyak Ke Lingkungan Laut

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. 1. Ruang Lingkup tanggung jawab Perusahaan angkutan kapal perairan

BUKU RANCANGAN PENGAJARAN

BAB II ATURAN-ATURAN HUKUM INTERNASIONAL TENTANG PEROMPAKAN. A. Perompakan Menurut UNCLOS (United Nations Convention on the

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2000 TENTANG KENAVIGASIAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN

MENTERi ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2017

BAB VIII PENGAWAKAN. Pasal 144. Pasal 145

Pemeriksaan ruang akomodasi dan sda Kelengkapan Pemeriksaan sistem dan unjuk sda kerja mesin

Plan Maintenance System untuk Safety Equipment di Kapal

Transkripsi:

LAPORAN MONITORING KONVENSI HASIL SIDANG INTERNATIONAL MARITIME ORGANIZATION (IMO) PERIODE MARET TAHUN 2013 International Maritime Organization (IMO) pada bulan Maret 2013 telah melakukan 2 (dua) kali kegiatan sidang international yang berlokasi di London, Inggris. Adapun Sidang IMO yang telah diselenggarakan adalah sebagai berikut: 1. Sub-committee on Flag State Implementation (FSI) telah diselenggarakan dari tanggal 04 s/d 08 Maret 2013 di London, Inggris dan sebagai ketua delegasi dari Indonesia adalah Capt.Sahattua P.Simatupang. Dalam sidang ini membahas tentang Revew of the survey guidelines under the HSSC and the annexes to the code for the implementation of mandatory IMO Instruments a. Daftar sertifikat-sertifikat dan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan di atas kapal, 2013 1 All ships to which the referenced convention applies Material Safety Data Sheets (MSDs) Kapal-kapal yang mengangkut minyak atau minyak bahan bakar sebagaimana disebutkan dalam aturan 1 annex 1 pada konvensi internasional untuk Pencegahan Polusi dari kapal-kapal, 1973 sebagaimana telah dimodifikasi oleh protocol 1978, harus dilengkapi dengan material safety data sheets, berdasarkan perkembangan rekomendasi oleh organisasi, sebelum kegiatan pemuatan seperti minyak dalam bentuk curah cair atau pengisian bahan bakar minyak. AIS test report Automatic Identification System (AIS) Harus dilaksanakan untuk tes tahunan oleh surveyor yang diakui atau pengujian yang diakui atau fasilitas servis. Salinan hasil pengujian harus di simpan diatas kapal dan harus sesuai dengan model formulir sebagaimana tercantum dalam annex MSC.1/Circ.1252 Reference SOLAS Regulation VI/5-1 Note: mulai berlaku pada tanggal 1/1/2011 SOLAS regulation V/18.9 tanggal 1/7/2012 1

Garbage Management Plan Setiap kapal yang mempunyai GRT 100 400 atau di atasnya dan setiap kapal dimana telah mempunyai sertifikat untuk membawa penumpang 15 orang atau lebih harus membawa Garbage Management Plan. Garbage Record Book Setiap kapal yang mempunyai GRT 400 atau lebih dan setiap kapal dimana telah mempunyai sertifikat membawa penumpang 15 orang atau lebih yang digunakan dalam pelayaran dari pelabuhan-pelabuhan atau terminal lepas pantai dan setiap platform baik fixed dan floating yang digunakan dalam explorasi dan exploitasi didasar laut harus dilengkapi dengan Garbage Record Book Intenational Energy Efficiency Certificate International Energy Certificate untuk kapal harus di terbitkan setelah dilakukan sebuah survey sesuai dengan aturan 5.4 untuk setiap kapal-kapal yang mempunyai GRT 400 atau lebih sebelum kapal tersebut digunakan dalam suatu pelayaran dari satu pelabuhan ke pelabuhan yang lain atau terminal lepas pantai. Ship Energy Efficiency Management Plan ( SEEMP ) Setiap kapal yang mempunyai GRT 400 atau lebih kecuali platform ( termasuk FPSOs dan FPUs ) dan drilling rigs, sehubungan dengan putaran baling-balingnya, harus menyimpan Ship Energy Efficiency Management Plan ( SEEMP ) diatas kapal. bagian dari form ship s safety management system (SMS) EEDI Technical File Berlaku untuk kapal-kapal yang termasuk dalam kategori MARPOL Annex regulation 2.25 sampai 2.35 Noise Survey Report Berlaku untuk kapal-kapal baru yang mempunyai GRT 1600 atau lebih, kecuali untuk kapal dynamically support, kapal kecepatan MARPOL Annex V, regulation 9 10 tanggal 1/1/2013 MARPOL V,regulation 9 10 Annex tanggal 1/1/2013 MARPOL Annex VI regulation 6 tanggal 1/1/2013 MARPOL Annex VI regulation 22 Note : mulai berlaku pada tanggal 1/1/2013 Marpol Annex VI regulation 20 tanggal 1/1/2013 SOLAS regulation II-1/3-12 Code on noise levels on board ships, section 4.3 2

tinggi, kapal ikan, pipe-laying barges, crane barges, mobile offshore drilling unit, kapal pesiar yang tidak digunakan dalam pelayaran, kapal perang, kapal yang tidak dilengkapi dengan baling-baling, kapal keruk. Noise survey report harus selalu dibawa diatas kapal dan harus diakses untuk anak buah kapal. Untuk existing ships, refer to selection Other certificate and document which are not mandatory noise Survey Report (resolution A.468(XII) Ship-specific Plans and Procedures for Recovery of Persons from the Water Setiap kapal harus mempunyai ship-specific plans dan prosedur untuk penyelamatan orang yang jatuh ke laut, kapal yang dibangun sebelum 1 Juli 2014 harus memenuhi persyaratan ini untuk survey pertama periodical atau survey perpanjangan alat keselamatan kapal harus dilaksanakan setelah 1 Juli 2014 Note : diharapkan mulai berlaku pada tanggal 1/7/2014 SOLAS regulation III/17-1 Note : diharapkan berlaku mulai tanggal 1/7/2014 Kapal penumpang ro-ro yang memenuhi aturan regulasi III/26.4 harus dianggap memenuhi aturan ini. Rencana-rencana dan prosedur-prosedur harus dipertimbangkan sebagai bagian dari emergency preparedness plan yang dikehendaki dalam paragraph 8 ISM Code. 2 Sebagai tambahan daftar sertifikat-sertifikat pada bagian 1 diatas, untuk kapal barang harus membawa : STS Operation Plan and Records of STS Operation Setiap kapal tanker yang melakukan aktifitas dalam operasi STS harus membawa di atas kapal sebuah rencana panduan bagaimana untuk melakukan operasi STS ( STS Operation Plan ) tidak lebih dari tanggal survey tahunan pertama, lanjutan atau servey perpanjangan harus dilaksanakan pada atau setelah 1 Januari 2011. Setiap rencana operasi STS kapal tanker harus di approved oleh pihak yang berwenang. Rencana operasi STS harus ditulis dalam bahasa MARPOL Annex I regulation 41 Note : berlaku mulai tanggal 1/1/2011 3

kerja kapal tersebut. Records operasi STS harus disimpan diatas kapal untuk jangka waktu 3 tahun dan siap untuk inspeksi. Sertifikat dan dokumen lain yang tidak diwajibkan Passenger submersible craft Safety Compliance Certificate for Passenger Submersible craft Diberlakukan untuk submersible craft diadaptasi untuk akomodasi penumpang dan dimaksudkan untuk underwatrer excursions dengan tekanan didalam ruangan penumpang pada atau mendekati satu atmosphere Bentuk dan konstruksi dokumen diterbitkan oleh pihak yang berwenang harus dilampirkan safety compliance certificate Noise Levels Noise Survey Report Diberlakukan untuk kapal-kapal yang telah beroperasi dimana SOLAS II-1/3-12 tidak berlaku. Resolusi A.468(XII),section 4.3 Noise survey report harus dibuat untuk setiap kapal sesuai dengan Code on Noise Levels on Board Ships b. Penerapan aturan-aturan tentang tanggal kontrak pembangunan kapal, tanggal peletakan lunas dan tanggal penyerahan kapal sesuai dengan konvensi SOLAS dan MARPOL 1. Dibawah ketentuan konvensi SOLAS dan MARPOL, penerapan aturan-aturan untuk sebuah kapal.1 untuk kontrak pembangunan kapal diletakkan pada atau setelah dd/mm/yyyy.2 dalam keadaan bahwa kontrak pembangunan kapal tidak ada, peletakan lunas atau dimana dalam situasi yang sama dengan konstruksi pada atau setelah dd/mm/yyyy, atau 4

.3 Penyerahan kapal pada atau setelah dd/mm/yyyy. 2. Untuk penerapan ketentuan-ketentuan, tanggal dimana kontrak pembangunan dibuat untuk :.1 Pilihan untuk pembangunan kapal-kapal yang tidak di wajibkan pada akhirnya dilaksanakan dalam periode satu tahun setelah tanggal kontrak asli pembangunan untuk merangkai kapal-kapal..2 Kapal-kapal yang tidak diwajibkan adalah sama hal nya rencana design / pola dan konstruksi oleh ship builder yang sama. 3. Penerpan ketetapan aturan-aturan sebagaimana di jelaskan pada paragraph I diatas, harus diterapkan sebagai berikut :.1 Jika membangun tanggal penandatanganan kontrak terjadi pada atau setelah tanggal kontrak ditetapkan untuk satu set tertentu amandemen peraturan, kemudian, bahwa set amandemen peraturan berlaku..2 Hanya dalam ketiadaan kontrak bangunan apakah peletakan lunas kriteria tanggal berlaku dan, jika lunas tanggal meletakkan kapal terjadi pada atau setelah peletakan lunas tanggal yang ditentukan untuk satu set tertentu amandemen peraturan, kemudian, bahwa set amandemen peraturan berlaku..3 Terlepas dari gedung penandatanganan kontrak tanggal atau lunas tanggal petelur, jika tanggal pengiriman kapal yang terjadi pada atau setelah tanggal pengiriman yang ditetapkan untuk satu set tertentu amandemen peraturan, kemudian, bahwa set amandemen peraturan berlaku kecuali dalam kasus di mana pemerintah telah menerima bahwa pengiriman kapal ditunda karena keadaan yang tak terduga di luar kendali pembuat kapal dan pemilik. tanggal pengiriman berarti tanggal penyelesaian (tanggal, bulan, dan tahun) dari survei yang sertifikat didasarkan (yaitu survei awal sebelum kapal dimasukkan ke dalam layanan dan sertifikat yang 5

diterbitkan untuk pertama kalinya) seperti yang dimasukkan pada hukum yang relevan sertifikat. c. Penerapan SOLAS aturan XII/3, XII/7 dan XII/11 - maksud istilah Survey berkala 1. Pada SOLAS aturan aturan XII/3, XII/7 dan XII/11, istilah survey berkala telah digunakan untuk mengacu pada tanggal dimana persyaratan berdasarkan aturan ini harus dipatuhi. Sejak persyaratan-persyaratan dibawah SOLAS bab XII terutama berurusan dengan bentuk lambung, ini diperlukan bahwa maksud diatas merupakan ambang waktu terkait dengan pengujian diluar dasar kapal. Untuk itu, istilah Survey Berkala mengacu pada SOLAS bab XII adalah terkait pada survey-survey dimana terkait dengan pengujian diluar dasar kapal, seperti survey lanjutan dan survey pembaruan sertifikat keselamatan konstruksi kapal barang ( SAFCON ) atau sertifikat keselamatan kapal barang sebagaimana dimaksud dalam solas aturan I/10. 2. Menimbang bahwa istilah Survey menengah atau Survey pembaruan telah digunakan dalam IMO,sebaliknya istilah Survey berkala setelah protokol SOLAS 1988 mulai berlaku survey berkala didalam kontak Solas aturan XII/3, XII/7, dan XII/11, adalah sama dengan Surevey pembaruan atau Survey menengah. 6

2. Sub-committee on Ship Design and Equipment (DE) yang ke-57 dilaksanakan dari tanggal 18-22 Maret 2013 yang dipimpin oleh Mrs.A Jost dari Jerman. a. Revisi standar khusus untuk INCENERATORS diatas kapal - Sub-commitee menyetujui bahwa batas minimum kapasitas untuk incenerators diatas kapal harus di tambah dari 1500 kw ke 4000 kw. b. Perkembangan amandemen Solas aturan II-I/40.2 sehubungan dengan persyaratan umum pada instalasi listrik - Sub-committee mendukung proposal untuk mengumumkan penerbitan instalasi listrik diatas kapal dengan amandemen untuk survey guidelines under the harmonize system of survey and certificate ( HSSC ),2011. c. Evaluasi dan penempatan kembali lifeboat release dan retrieved system. d. Perkembangan persyaratan kerangka baru untuk alat-alat keselamatan jiwa di laut. e. Pemeriksaan dan pengujian alat peluncuran gear pelepas, L/b dan rescue boat dan alat peluncur otomatis life raft. - Sub-committee mempertimbangkan dokumen IACS yang mensyaratkan pemeriksaan dan pengetesan alat-alat peluncuran, gear pelepas lifeboat & rescue boat dan alat-alat peluncuran otomatis untuk liferaft sesuai dengan Solas regulasi III/20.11 harus disaksikan oleh surveyor. f. Perkembang objek keselamatan dan persyaratan fungsi petunjuk pada design alternative dan arangemen untuk Solas BAB II-1 dan III - Persyaratan untuk LSA harus sesuai dengan Solas bab III g. Perkembangan amandemen LSA code untuk thermal immersion suits. h. Perkembangan amandemen LSA code untuk free-fall lifeboat dengan kemampuan float-free. j. Perkembangan mandatory code untuk kapal-kapal yang beroperasi di perairan kutub. - Perlindungan keadaan sekeliling polar code - Penggunaan heavy fuel oil ( HFO ) pada kapal-kapal yang beroperasi di perairan artic - Emisi karbon hitam dari kegiatan pelayaran diperairan kutub. k. Lambung kapal, mesin dan alat-alat - Ice Classes, Global standar untuk ice classes, hubungan FSICR dengan IACS PC,harus dikembangkan. 7

- Persyaratan tenaga mesin dan energy efficiency design index (EEDI) l. Machinery - Sub-committee merekomendasikan reference ISO PAS 18215 ( Ship s and marine technology-vessel machinery operation in polar waters- guide lines ) pada bab 5 ( machinery ) draft polar code. m. Equipment -telemedical assistance, sub-committee mempertimbangkan proposal amandemen untuk paragraf 8.3.3.4 draft polar code untuk memperhitungkan telemedical assistance ketika mengumumkan alat-alat medical diatas kapal yang beroperasi diperairan kutub. - Life-saving appliances - Navigational/operational matters and polar water operational manual (PWOM), proposal untuk mengembangkan sebuah konsep untuk keselamatan operasi di perairan kutub, berdasarkan kategori kapal seasonal zone, dan kondisi yang berlaku pada waktu tertentu tahun mendukung penerapan polar code untuk kapal-kapal pribadi dan melengkapi sebuah flow chart, dijelaskan bagaimana code. vessel polar operation process sebuah daftar elemen dimana PWOM harus diumumkan dan dilengkapai sebuah draft manual. n. Peta-peta Nautika untuk daerah/area perairan kutub. o. Penerbitan polar code working group p. Klarisifikasi industry kapal-kapal offshore (lepas pantai) dan pertimbangan kebutuhan untuk code untuk konstruksi kapal-kapal pendukung lepas pantai. q. Revisi persyaratan-persyaratan pengujian untuk life jacket RTDS. Mempersiapakan draft amandemen untuk revise rekomendasi pada pengetesan LSA, jika perlu draft amandemen untuk LSA code. r. Mengembangkan panduan untuk wing-in-ground craft. sub-committee menyampaikan proposal pada perkembangan panduan terakhir untuk wing-inground (WIG) craft, dan telah disetujui lebih lanjut pertimbangan proposal yang berisi dokumen yang telah di butuhkan dan bahwa ICAO harus di konstruksikan untuk mengubah defenisi tipe WIG craft. s. Revisi rekomendasi pada keadaan-keadaan untuk approves stasiun-stasiun perbaikan untuk inflatable liferaft. Merekomendasikan bagian masa berlaku untuk isi di dalam inflatable liferaft. t. Amandemen Solas regulasi II-1/11 dan mengembangkan kesepakatan petunjukpetunjuk untuk memastikan pengaturan pengetesan yang cukup untuk bagianbagian pintu kedap air, telah disetujui dan mensyaratkan galangan kapal untuk melaksanakan sesuai quality management system ( QMS ) sesuai standar ISO 9001 atau sejenisnya, agar tetap dapat memastikan tingkat keselamatan yang sesuai. 8

u. Ketentuan untuk pengurangan kebisingan dari pelayaran komersial dan dampak negatifnya pada kehidupan laut. sub-committee memberikan informasi tentang masalah kebisingan dari pelayaran komersial dan dampak negative dalam kehidupan laut dan mengusulkan kerangka kerja mengenai pengembangan non-wajib, pedoman teknis untuk meminimalkan kebisingan bawah air, dan mencatat bahwa setelah banyak delegasi yang mendukung pengembangan pedoman, membentuk kelompok korespondensi untuk memeriksa pilihan yang tersedia untuk peredaan teknologi kapal dan praktek operasional dan untuk mengembangkan rancangan pedoman non wajib untuk mengurangi kebisingan bawah air dari kapal komersial. v. Pengembangan persyaratan-persyaratan untuk alat-alat pengangkat diatas kapal dan winches - Mengembangkan sebuah rencana untuk pekerjaan yang harus di lakukan. - Memberi pertimbangan awal draft amandemen IMO dan keputusan petunjukpetunjukm mengumpulkan persyaratan-persyaratanuntuk alat pengangkat diatas kapal. w. Pengembangan amandemen-amandemen Solas aturan II 1/29.3.2 dan 29.4.2, klarifikasi tentang persyaratan-persyaratan untuk pengujian kemudi, subcommittee mempertimbangkan proposal untuk merubah Solas aturan II-1/29.3.2 dan 29.4.2 untuk menyediakan kemungkinan pelaksanaan perhitungan percobaan system kemudi pada kondisi kapal dalam keadaan penuh muatan. Mempertimbangkan proposal untuk merubah SOLAS aturan II-1/29.3 dan 29.4 dengan menambah sub-paragraph baru 3.5 dan 4.4 yaitu aturan-aturan untuk menyediakan cara alternative tentang pengetesan system kemudi ketika beberapa pengetesan dikehendaki dalam SOLAS aturan II-1/29.3.2 dan 29.4.2 yang tidak dapat dilaksanakan untuk kapal-kapal jenis tertentu (sebagai contoh kapal container berukuran besar, kapal LNG, dll) dimana kapal tersebut tidak dapat diisi dengan air ballast untuk berlayar dilaut terdalam selama percobaan laut, karena karakteristik desain kapal tersebut. 9