BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 3 JENIS-JENIS CAMPUR KODE DALAM ACARA WELCOME TO BCA DI METRO TV

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB IV SIMPULAN. Frasa 1 + dan + Frasa 2. Contoh: Veel kleiner dan die van Janneke

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Masuknya istilah-istilah asing, terutama dari bahasa Inggris ke dalam

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II,

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa concord adalah aturan gramatikal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi

PENDAHULUAN. kelaziman penggunaannya dalam komunikasi sering terdapat kesalahan-kesalahan dianggap

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

FRASE PREPOSISI DALAM KUMPULAN CERPEN ANAK LET S SMILE, DELIA! KARYA WANDA AMYRA MAYSHARA SKRIPSI

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Akibatnya, banyak masyarakat

BAB 2 LANDASAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

anak manis D M sebatang rokok kretek M D M sebuah rumah mewah M D M seorang guru M D

FRASA DALAM BAHASA INDONESIA. Surastina STKIP PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di wilayah Sulawesi Tenggara, tepatnya di Pulau Buton. Pada masa

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif karena desain ini merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan

Artikel Publikasi Ilmiah KATEGORI DAN WUJUD CAMPUR KODE PADA BAHASA IKLAN LOWONGAN KERJA KE LUAR NEGERI: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang

BAB 6 TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi: Kami poetra dan poetri

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V P E N U T U P. Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, karena dalam menjalani kehidupan sosial manusia selalu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan suatu informasi yang bermutu atau berinteraksi dengan

PROSES MORFOLOGIS PEMBENTUKAN KATA RAGAM BAHASA WALIKA

BAB I PENDAHULUAN. Masalah preposisi selalu mendapat perhatian di dalam buku-buku tata

SINTAKSIS. Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. B. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

: Bahasa Indonesia dalam Psikologi. Kalimat

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

STRUKTUR FRASA AJEKTIVA PADA EDITORIAL MEDIA INDONESIA. Ade Barkah. Abstract. secara terampil dalam penyampaian informasi, opini dan hiburan.

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN SAINS DI SD DOREMI EXCELLENT SCHOOL. oleh: Ni Made Yethi suneli

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. kategori leksikal, komplemen, keterangan, spesifier, dan kaidah struktur frasa.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional digunakan oleh sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana,

BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN. pertama, yaitu kategori kosakata dasar yang dikuasai siswa di sekolah dasar sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muthi Afifah,2013

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu surat kabar yang beredar di masyarakat adalah Satelit Post. Surat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita membaca berbagai macam karya sastra Jawa, maka di antaranya ada

PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA

a. Pengertian 5. N+FP 6. Ar+N b. Struktur Frasa Nomina 7. yang+n/v/a/nu/fp 1. N+N 2. N+V 8. Nu+N 3. N+A 4. N+Nu

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PERCAKAPAN STAF FKIP UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR

BAB V PENUTUP. fungsi verba frasal berpartikel off. Analisis verba frasal berpartikel off pada tesis ini

2 LANDASAN TEORI 2.1 Knowledge Graph (KG) Concept Relations

BAB I PENDAHULUAN. Alih kode..., Dewi Nuryanti, FIB UI, Universitas Indonesia

10 Jenis Kata Menurut Aristoteles

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

KONSTRUKSI DAN MAKNA KONSTITUEN KANAN VERBA BERPREFIKS TER- Lien Sutini Umi Kulsum Nani Darheni. I PlJSt'.T BAH AS A

BAB I PENDAHULUAN. yang terus meninggi, ragam inovasi media terus bermunculan. Berbagai

RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. dan analisis, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis verba berprefiks ber- dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. diuraikan, diperlukan sejumlah teori yang menjadi kerangka landasan di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan kesalahpahaman dalam memaknai kalimat bahasa Inggris adalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri atas beribu pulau, yang

BAB 6 SINTAKSIS. Nama : CANDRA JULIANSYAH NIM :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BAB III METODE PENELITIAN

Bab 1. Pendahuluan. Setiap negara memiliki ciri khas masing-masing yang membedakannya

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia dan bahasa Inggris, dapat penulis simpulkan hal-hal sebagai berikut.

BAB IV PENUTUP. untuk mendeskripsikan KVA/KAV dalam kalimat bahasa Indonesia. Deskripsi ini

Transkripsi:

BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE 4.1 Pengantar Bagian ini akan membicarakan analisis unsur-unsur bahasa Inggris yang masuk ke dalam campur kode dan membahas hasilnya. Analisis data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan mengamati unsur-unsur dalam kalimat campur kode dengan menggunakan teori batasan morfem bebas dan batasan ekuivalensi. Unsurunsur bahasa Inggris tersebut meliputi kata, frasa, dan klausa. Pada tataran kata, terdapat jenis nomina, verba, adjektiva, dan adverbia. Sementara itu, pada tataran frasa terdapat frasa nominal, frasa adjektival, frasa preposisional, dan frasa verbal. 4.2 Analisis Unsur-unsur Bahasa Inggris yang Muncul dalam Campur Kode Unsur-unsur bahasa Inggris yang masuk ke dalam percakapan campur kode tersebut terdiri atas berbagai kategori. Setelah menganalisis dan mengamati 197 penggalan ujaran, ditemukan unsur-unsur bahasa Inggris yang muncul dalam campur kode tersebut, yang terdiri atas 222 kata (nomina, verba, adjektiva, adverbial, dan kata tugas), 98 frasa (frasa nominal, frasa adjektival, frasa preposisional, dan frasa verbal), dan 3 klausa. Dari beberapa contoh penggalan ujaran dan juga mengacu pada transkripsi percakapan yang utuh, berikut ini akan dipaparkan sejumlah unsur-unsur bahasa Inggris yang muncul dalam campur kode pada percakapan tersebut. 4.2.1 Kata Bentuk leksikal atau kata sangat mendominasi unsur bahasa Inggris yang muncul dalam campur kode. Jumlah keseluruhan kata yang ditemukan dalam percakapan sebanyak 222 kata (68,73%). Bentuk kata merupakan yang paling banyak dibandingkan dengan bentuk frasa dan klausa. Bentuk kata tersebut terdiri atas 164 nomina, 26 verba, 28 adjektiva, 2 adverbia, dan 2 kata tugas. Perincian jumlah kata pada setiap proses campur kode dijelaskan sebagai berikut. Pada proses penyisipan ditemukan 177 kata, yang terdiri atas 133 nomina,

66 23 verba, 2 adverbia, dan 19 adjektiva. Pada proses alternasi ditemukan 21 kata, yang terdiri atas 17 nomina, 2 verba, 2 adjektiva, dan 2 kata tugas. Pada proses leksikalisasi kongruen ditemukan 22 kata, yang terdiri atas 14 nomina, 1 verba, dan 7 adjektiva. Nomina adalah kategori yang paling banyak muncul pada seluruh proses campur kode. Kemudian pada urutan selanjutnya diikuti oleh adjektiva dan verba. Adverbia merupakan bentuk yang paling sedikit muncul dan hanya ditemukan pada proses campur kode penyisipan. Setelah menganalisis dan mengamati penggalan ujaran campur kode tersebut, ditemukan bentuk nomina sebanyak 160 kata, bentuk ini adalah yang terbanyak di antara kategori leksikal yang lain. Contohnya disajikan sebagai berikut. (126) atau justru dari pihak publisher yang memberikan saran untuk content tersebut? (127) tentu ini semua management dari berbagai pihak (128) di dalam exposure kami juga, kami senang melihat atau membidik hal-hal yang baru-baru Pada contoh (126) (128) di atas, bentuk publisher penerbit, content isi, management manajemen, dan exposure pengamatan merupakan bentuk nomina bahasa Inggris yang masuk dalam percakapan campur kode. Unsur-unsur tersebut berada di bawah kaidah yang sama pada kedua bahasa sehingga percampuran bahasa dapat terjadi (Sankoff dan Poplack, seperti dikutip Yassi, 2001: 238). Selain nomina, ditemukan pula unsur yang berupa verba sebanyak 26 kata. Beberapa dari verba tersebut telah mengalami integrasi morfologis dengan tambahan afiks bahasa Indonesia. Contoh bentuk-bentuk verba yang terdapat dalam percakapan tersebut disajikan sebagai berikut. (129) Kita break dulu sebentar, Anda pastikan terus bersama kami (130) trus dipajang dan diauction, dan di dalam satu kafe gitu (131) Jadi maksudnya senang untuk mengentertain orang

67 Pada contoh (129) (131) di atas, bentuk break rehat merupakan bentuk unsur verba bahasa Inggris yang terdapat dalam percakapan tersebut. Selain itu, ada pula bentuk verba yang mengalami integrasi morfologis, yaitu pada bentuk diauction dilelang mendapat prefiks di- dan mengentertain menghibur mendapat prefiks me-. Unsur-unsur tersebut berada di bawah kaidah yang sama pada kedua bahasa sehingga percampuran bahasa dapat terjadi. Selain itu bentuk leksikal tersebut telah terintegrasi secara fonologis ke dalam bahasa dari morfem bahasa Indonesia itu sehingga dapat menerima afiks dari bahasa Indonesia. (Yassi, 2001: 238). Unsur leksikal lain yang ditemukan dalam percakapan tersebut adalah bentuk adjektiva, yaitu sebanyak 28 kata. Contoh unsur leksikal adjektiva yang ditemukan dalam penggalan ujaran tersebut disajikan sebagai berikut. (132) awalnya sangat simple sekali ya, dari hobi. (133) ada majalah-majalah yang free, yang bisa dibawa pulang oleh kita. (134) Tapi kalau untuk mass produk atau produksi massal kayaknya tidak tepat. Pada contoh (132) (134) di atas, bentuk simple sederhana, free gratis, dan mass banyak sekali merupakan unsur adjektiva bahasa Inggris yang masuk dalam percakapan campur kode. Unsur-unsur tersebut berada di bawah kaidah yang sama dari kedua bahasa sehingga pencampuran bahasa dapat terjadi (Yassi, 2001: 238). Selanjutnya unsur leksikal yang ditemukan dalam penggalan ujaran percakapan campur kode tersebut adalah adverbia, sebanyak 6 kata. Contoh bentuk adverbia tersebut disajikan sebagai berikut. (135) memang sangat bisa ya, again karena tadi komunitas tersebut biasanya sangat menghargai sekali. (136) Apakah cash, atau ada yang cek, atau biasanya bagaimana. Pada contoh (135) dan (136) di atas, bentuk again lagi dan cash tunai merupakan unsur adverbia bahasa Inggris yang terdapat dalam penggalan ujaran percakapan campur kode pada acara tersebut. Unsur-unsur tersebut berada di

68 bawah kaidah yang sama pada kedua bahasa sehingga percampuran bahasa dapat terjadi (Sankoff dan Poplack, seperti dikutip Yassi, 2001: 238). 4.2.2 Frasa Selain unsur leksikal, bentuk-bentuk frasa juga terdapat dalam penggalan ujaran percakapan campur kode tersebut. Dari beberapa contoh penggalan ujaran dan juga mengacu pada transkripsi percakapan yang utuh, ditemukan sebanyak 98 frasa (30,53%). Frasa tersebut terdiri atas 69 frasa nominal, 8 frasa adjektival, 15 frasa verbal, dan 6 frasa preposisional. Pada proses penyisipan, ditemukan 67 frasa, yang terdiri atas 54 frasa nominal, 9 frasa verbal, 3 frasa adjektival, dan 1 frasa preposisional. Pada proses alternasi, ditemukan 10 frasa, yang terdiri atas 7 frasa nominal, 1 frasa verbal, dan 2 frasa adjektival. Pada proses leksikalisasi kongruen, ditemukan 21 frasa, yang terdiri atas 8 frasa nominal, 5 frasa verbal, 3 frasa adjektival, dan 5 frasa preposisional. Frasa nominal adalah frasa yang paling banyak muncul pada semua proses campur kode. Kemudian pada urutan selanjutnya adalah oleh frasa verbal dan frasa preposisional. Frasa adverbial merupakan bentuk yang paling sedikit muncul. Berikut ini akan dipaparkan sejumlah frasa pada percakapan dalam acara Welcome to BCA tersebut. Pertama adalah frasa nominal yang merupakan frasa dengan jumlah yang paling banyak, yaitu 69 frasa (21,49%). Frasa nominal adalah frasa modifikatif yang terjadi dari nomina sebagai induk dan unsur subordinatif lain dengan induk (Kridalaksana, 1999: 153). Berikut ini adalah contoh frasa nomina yang terdapat dalam penggalan ujaran pada percakapan campur kode tersebut. (137) majalah seperti free magz gitu, majalah yang disebarkan (138) jika ditaruh di custom made magazine tadi, apakah itu cukup efektif (139) menambah self confidence dari penampilan orang yang bersangkutan Pada contoh (137) (139) di atas, frasa nomina bahasa Inggris yang masuk ke dalam kalimat campur kode adalah free magz majalah gratis, custom made

69 magazine majalah yang dibuat secara khusus, dan self confidence kepercayaan diri. Induk dari frasa-frasa tersebut adalah nomina. Yang kedua adalah frasa adjektival. Pada data penggalan ujaran percakapan campur kode, ditemukan frasa adjektival sebanyak delapan frasa. Frasa adjektival adalah frasa yang induknya adjektiva dengan modifikator berkategori apa pun yang keseluruhannya berperilaku sebagai adjektiva (Kridalaksana, 1999: 151). Contoh dari frasa adjektival yang ditemukan dalam percakapan alih kode pada acara tersebut disajikan sebagai berikut. (140) umumnya adalah upper-middle dan premium tadi, upper-middle and up (141) kita pengennya juga double fun gitu Pada contoh (140) dan (141) di atas, frasa adjektival bahasa Inggris yang masuk ke dalam kalimat campur kode adalah frasa upper-middle menengah ke atas, upper-middle and up menengah ke atas dan atas, dan double fun senang sekali. Ketiga adalah frasa preposisional yang merupakan frasa eksosentris yaitu frasa yang sebagian atau seluruhnya tidak mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan komponen-komponennya (Kridalaksana, 1999: 145). Dalam data percakapan campur kode acara tersebut, ditemukan 6 frasa preposisional. Contohnya disajikan sebagai berikut. (142) siapa pun bisa gitu tapi memang so far ee acara-acara yang udah kita laksanakan ya macem-macem gitu (143) peresmian Taman Menteng which is semua itu by sponsor, bukan by pemerintah daerah gitu. Pada contoh (142) dan (143) di atas, frasa so far sejauh ini, which is yang, by sponsor dari sponsor, dan by pemerintah daerah dari pemerintah daerah merupakan frasa preposisional bahasa Inggris yang masuk ke dalam kalimat campur kode. Keempat adalah frasa verbal, yaitu frasa yang terjadi dari verba dengan verba, atau dengan adverbial (Kridalaksana, 1999: 148). Pada data penggalan ujaran percakapan campur kode ditemukan 15 frasa verbal. Contohnya disajikan sebagai berikut.

70 (144) Seperti misalnya let say Prioritas BCA (145) tentunya ada ee personal touch kepada para customer Pada contoh (144) dan (145) di atas, frasa let say katakanlah dan personal touch sentuhan pribadi adalah frasa verbal bahasa Inggris yang masuk ke dalam kalimat campur kode pada percakapan tersebut. Sesuai dengan batasan ekuivalensi pencampuran bahasa dari Sankoff dan Poplack (Yassi, 2001: 238), yaitu percampuran hanya dapat terjadi pada batasan yang dapat diterima oleh kedua bahasa dan pencampuran juga tidak dapat terjadi di antara dua elemen kalimat kecuali elemen tersebut berada di bawah kaidah yang sama. Frasa-frasa tersebut berada di bawah kaidah yang sama pada kedua bahasa sehingga percampuran bahasa dapat terjadi. 4.2.3 Klausa Selain kata dan frasa, ditemukan pula bentuk klausa pada data penggalan ujaran percakapan campur kode. Klausa merupakan bentuk yang paling sedikit dibandingkan kata dan frasa. Setelah menganalisis dan mengamati data tersebut, ditemukan 3 klausa (0,93%). Bentuk klausa hanya ditemukan di proses leksikalisasi kongruen. Bentuk ini tidak ditemukan pada proses penyisipan dan alternasi. Contoh klausa disajikan sebagai berikut (bercetak tebal dan bergaris bawah). (146) Jadi, it s a natural ada natural inclination terhadap kehidupan di premium segment itu. (147) punya misi yang satu yaitu let s have fun tapi juga bisa membantu orang lain gitu. (148) mereka interest di fashion, let s do yang berhubungan dengan fashion tapi fun gitu. Pada contoh-contoh di atas, terdapat klausa-klausa bahasa Inggris yang masuk ke dalam kalimat campur kode pada percakapan tersebut. Perincian dari klausaklausa tersebut adalah sebagai berikut. Pada contoh (146) klausa bahasa Inggris yang masuk ke dalam kalimat adalah it s a natural ada natural inclination (itu adalah inklinasi alami). Sementara itu pada contoh (147) terdapat klausa let s have

71 fun (mari kita bersenang-senang), dan pada contoh (148) klausa bahasa Inggris yang dimasukkan adalah let s do (mari kita melakukan). Klausa-klausa tersebut berada di bawah kaidah yang sama pada bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sehingga percampuran bahasa dapat terjadi. Hal ini sesuai dengan batasan ekuivalensi pencampuran bahasa yaitu percampuran hanya dapat terjadi pada batasan yang dapat diterima oleh kedua bahasa dan pencampuran juga tidak dapat terjadi di antara dua elemen kalimat kecuali elemen tersebut berada di bawah kaidah yang sama (Yassi, 2001: 238). Bentuk leksikal atau kata sangat mendominasi unsur bahasa Inggris yang muncul dalam campur kode. Hal ini dapat dimengerti karena memasukkan suatu kata dari bahasa lain ke dalam suatu kalimat tidak memerlukan kemampuan berbahasa yang cukup tinggi, cukup pada tataran leksikal. Untuk kedua jenis unsur yang lain, penutur harus mampu menguasai kedua bahasa tersebut pada tataran semantis dan juga gramatikal. Kata merupakan jenis unsur yang terbanyak dibandingkan dengan frasa dan klausa. Jumlah keseluruhan kata yang ditemukan dalam percakapan sebanyak 222 kata (68,73%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk kata tersebut terdiri atas 164 nomina, 26 verba, 28 adjektiva, 2 adverbia, dan 2 kata tugas. Dari 13 kategori sintaksis, hanya ada 5 jenis kategori sintaksis tersebut yang terdapat dalam temuan sedangkan 8 kategori sintaksis yang lain tidak ada, yaitu pronomina, numeralia, interogativa, demonstrativa, artikel, preposisi, fatis, dan interjeksi. Dari 5 kategori sintaksis yang terdapat dalam temuan penelitian ini, nomina adalah yang terbanyak. Hal ini disebabkan nomina dapat menempati seluruh fungsi sintaksis dalam kalimat, yaitu subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan (Alwi et al., 2003). Dengan demikian nomina mempunyai kesempatan yang sangat banyak untuk muncul dalam kalimat. Hal tersebut tidak terjadi pada 4 kategori sintaksis yang lain verba, adjektiva, adverbial, dan kata tugas yang hanya dapat menempati fungsi sintaksis yang terbatas dalam kalimat, sehingga kemunculannya hanya sedikit, tidak sebanyak nomina.

72 Hasil temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa selain unsur leksikal, bentuk-bentuk frasa dan juga terdapat dalam penggalan ujaran percakapan campur kode tersebut. Dari data penggalan-penggalan ujaran dan juga mengacu pada transkripsi percakapan yang utuh, dalam penelitian ini ditemukan sebanyak 98 frasa (30,53%). Frasa tersebut terdiri atas 4 jenis frasa, yaitu 69 frasa nominal, 8 frasa adjektival, 15 frasa verbal, dan 6 frasa preposisional. Dalam penelitian ini tidak ditemukan 3 jenis frasa yang lain, yaitu frasa adverbial, frasa numeral, dan frasa pronominal. Selain frasa, klausa juga ditemukan dalam penelitian ini walaupun jumlahnya adalah yang paling sedikit dibandingkan kata dan frasa. Klausa tersebut ditemukan sebanyak 3 (0,93%). Simpulan di atas sejalan dengan pada penelitian Yassi (2001), yang menemukan bahwa unsur yang paling banyak dialihkan adalah berupa nomina dan frasa nominal, yaitu sebanyak 40 %. Temuan Yassi (2001) dalam hal unsur-unsur campur kode juga sejalan dengan temuan ini. Hal ini diketahui berdasarkan jumlah jenis unsur yang dialihkan dalam penelitian ini, yaitu pada tataran kata, nomina ditemukan sebanyak 160 atau sekitar 49,54% dan pada tataran frasa, ditemukan frasa nominal sebanyak 69 atau sekitas 21,36%. Temuan tersebut menguatkan simpulan yang menyebutkan bahwa campur kode dalam penelitian ini banyak terjadi pada tataran leksikal. Percakapan dalam acara tersebut bersifat nonformal, berjalan cukup santai dan tidak saling mendebat. Penutur dalam acara tersebut membicarakan topik seputar usaha dan bisnis yang sedang dijalankan oleh bintang tamu yang dilihat dari sisi ekonomi, khususnya tentang manajemen dan pemasaran dari usaha mereka. Jika diamati lebih lanjut, maka dalam percakapan itu akan ditemukan bahwa unsur-unsur bahasa Inggris tersebut merupakan istilah dalam bidang ekonomi dan pemasaran. Misalnya customer, demand, market, dan lain-lain. Fenomena ini dapat dimengerti karena banyak sekali referensi dan literatur dalam bidang ilmu ekonomi, khususnya manajemen dan pemasaran, yang berasal dari luar negeri, khususnya negara Barat. Oleh karena itu penutur merasa perlu menggunakan istilah tersebut dalam bahasa aslinya. Temuan tersebut sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Fishman (dalam Holmes, 2001: 21) dan Saville-Troike (2003: 42 43) tentang pemilihan

73 bahasa. Keduanya sepakat menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pilihan atau ragam bahasa yang digunakan oleh seseorang adalah topik. Holmes (2001: 21) memberikan contoh dari sebuah keluarga dwibahasa yang bermukim di Selandia Baru, di satu sisi sang anak berkomunikasi dengan orang tuanya mempergunakan bahasa Tongan untuk membicarakan beraneka topik. Namun di sisi lain ia mempergunakan bahasa Inggris untuk berdiskusu tentang pelajaran di sekolah dengan saudaranya. Sementara itu, Saville-Troike (2003: 42 43) menambahkan bahwa seringkali penutur dwibahasa mempelajari topik-topik tertentu melalui suatu bahasa tertentu. Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa para penutur hanya mengenal kosakata topik ekonomi, khususnya manajemen dan pemasaran, dalam bahasa Inggris. Selain itu, mereka merasa lebih natural mempergunakan bahasa Inggris untuk topik tersebut. Penentuan pilihan bahasa ini pada umumnya dirumuskan tanpa disadari oleh penuturnya. Penelitian sebelumnya yang mengupas topik pembicaraan adalah dari Muysken (2000) yang meneliti campur kode bahasa Melayu Maluku dan bahasa Belanda. Bila dibandingkan dengan penelitian ini, simpulan Muysken memiliki perbedaan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan topik pembicaraan. Topik pada percakapan bahasa Melayu Maluku dan Belanda adalah pembicaraan masyarakat sehari-hari dan tidak spesifik membahas suatu bidang keilmuan tertentu. Namun bila dibandingkan dengan hasil penelitian Cárdenas-Claros dan Isharyanti (2009), temuan dalam penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian ini. Penelitian tersebut menemukan bahwa campur kode pada percakapan dengan media komputer (Computer Mediated Communication) dipicu oleh istilah yang berhubungan dengan teknologi dan olahraga bukan topik pembicaraan masyarakat sehari-hari. Adapun topik pembicaraan dalam data penelitian ini adalah membahas seputar usaha dan bisnis yang sedang dijalankan oleh seorang pengusaha. Topik tersebut banyak menggunakan istilah dalam bidang ilmu ekonomi, khususnya tentang manajemen dan pemasaran. Oleh karena itu, para penutur langsung menggunakan istilah-istilah ekonomi itu dalam bahasa aslinya, sebab banyak literatur dan referensi tentang ilmu ekonomi berasal dari bahasa asing.

74 Pada percakapan dalam acara tersebut ditemukan bahwa unsur-unsur bahasa Inggris yang masuk merupakan istilah dalam bidang ekonomi dan pemasaran. Unsur-unsur tersebut didominasi oleh nomina dan frasa nomina. Contohnya cash, management, premium segment, dan lain-lain. Berikut ini adalah uraian unsur-unsur yang termasuk ke dalam bidang ekonomi secara terperinci. Pada unsur nomina ditemukan 107 kata yang merupakan istilah dalam bidang ekonomi dan 55 kata yang bukan istilah ekonomi. Pada unsur frasa nomina ditemukan 45 frasa yang merupakan istilah dalam bidang ekonomi dan 24 frasa yang bukan istilah ekonomi. Sementara itu pada unsur verba, adjektiva, frasa verbal, frasa adjektival, dan frasa preposisional didominasi oleh istilah umum alih-alih istilah dalam bidang ekonomi. Hal tersebut di atas dapat dipahami karena istilah-istilah ekonomi tersebut digunakan untuk memberi nama pada suatu benda, hal lain yang dibendakan, atau peristiwa yang berkaitan dengan bidang ekonomi.