BAB II KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN

Dinamakan bacaan izhar halqi apabila terdapat nun sukun ( ن ) atau tanwin (

STANDAR KOMPETENSI 9: Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati.

Bab 1. Memperindah Bacaan Qur an Dengan Tajwid Yang Benar

SMP NEGERI 2 PASURUAN TAHUN 2015

Pedoman Observasi Evaluasi Harian/Formatif

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG

; ) ا ( alif Disebut mad thabi i (mad asli) apabila terdapat harakat fathah diikuti

KOMPETENSI DASAR: Menjelaskan hukum bacaan Qalqalah dan Ra. Menerapkan hukum bacaan Qalqalah dan Ra dalam bacaan surat-surat Al- Quran dengan benar.

HUKUM NUN SUKUN DAN TANWIN

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

MAKALAH TANDA-TANDA PENULISAN DALAM BAHASA ARAB DAN TATA CARA MENULIS HURUF ARAB YANG BAIK DAN BENAR

UST.HJ.MOHD SALEH BIN RAMLI PENSYARAH MAAHAD TAHFIZ NEGERI PAHANG BAHAGIAN 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM : X SEMUA KOMPETENSI KEAHLIAN

Penulis : Muhammad Ma mun Salman JILID 2

MODUL. Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Bone-Bone Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas / Semester : XI / 1

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. diyakini oleh setiap orang mukmin. Beriman kepada kitab Allah adalah salah satu

KOMPETENSI DASAR: Menjelaskan hukum bacaan Mad dan Waqaf Menunjukkan contoh hukum bacaan Mad dan Waqaf dalam bacaan suratsurat

Pelajaran Tajwid

Sulaiman bin Hasan Al Jamzury. Terjemah Matan Tuhfatul Athfal Wal Ghilman

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:

KELAS BIMBINGAN MENENGAH PEPERIKSAAN PERTENGAHAN TAHUN 2015 TAJWID KBM 1


MACAM-MACAM HUKUM ILMU TAJWID

BAB I PENDAHULUAN. dari ajaran agama Islam, diwahyukan Allah melalui malaikat Jibril kepada nabi

Arti dari mad adalah memanjangkan suara suatu bacaan. Huruf mad yaitu : ا و ي Jenis mad terbagi 2 macam, yaitu :

الممدمة. Pendahuluan. Bait syair ini adalah untuk orang yang menginginkan (pembahasan) pada masalah nun, tanwin, dan madmad..

BAB III METODE PENELITIAN

RANGKUMAN MATERI HURUF HIJAIYAH. BACAAN ALIF LAM ( lam Ta rif )

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa

SOAL MFQ TAJWID. A. Soal Paket Penyisihan 1. Soal :Apa yamg dimaksud dengan saktah atau sakt

Baca Tulis Qur an (BTQ) Kelas 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

- لخ بي ر ر ب ه م م ن- ي و م ذ ذ.9 و ا ن ه لش د ي د د - ل م و ري ت قد ح ا.A ا لمغ ي رت ص ب ح ا ف -و ا ن ه و ا ن ه لا- ا ذاب ع ث ر

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

LEMBAGA PENILAIAN DAN PEPERIKSAAN ISLAM

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

KELAS BIMBINGAN MENENGAH PEPERIKSAAN PERTENGAHAN TAHUN 2015 TAJWID KBM 2

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan utama

NOTA RINGKASAN ASAS TAJWID AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. membudayakan manusia. Melalui pendidikan segala potensi sumber daya manusia

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk beramal salah yaitu dengan. membawanya. Banyak hadits-hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

AYAT AL-QUR AN TENTANG PERINTAH MENJAGA LINGKUNGAN DISUSUN OLEH: FUAD, M.Pd.I

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. Qur an Hadits melalui Metode Drill di MAN Kunir. metode drill dengan jalan: 1) siswa harus mengetahui pengetahuan membaca

BAB II LANDASAN TEORI. yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB III METODE PENELITIAN

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Penelitian tentang kemampuan menulis KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS AL-QURAN SISWA

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan.

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

(Kertas soalan ini mengandungi 6 halaman bercetak termasuk muka hadapan)

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

ISLAM IS THE BEST CHOICE

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii. PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii. PANDUAN TRANSLITERASI... iv. ABSTRAK...

STRATEGI DAKWAH KULTURAL SUNAN KALIJAGA (DESKRIPTIF ANALISIS)

BAB 7 ASPEK AL-QUR AN

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Mad. ÅÊÇπ]

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

Kajian Bahasa Arab KMMI /12 Shafar 1433 H 1

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

Yuk Belajar... Huruf Hijaiyah

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah diajarkannya cara menulis Al-Quran dan Hadits. Pembelajaran

1223/2 SULIT BAHAGIAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA PENDIDIKAN ISLAM SET 5 KERTAS 2 SATU JAM EMPAT PULUH MINIT

PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DALAM AL-QUR AN SURAT AL-MUZZAMMIL AYAT 1-8 (Kajian Tafsir Tahlili)

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SIKLUS 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. I, Pasal 1, Ayat 1. 3 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, cet. 5 (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h. 21.

3.1 Membaca nyaring huruf hijaiyah, kata, frasa, kalimat, yang sederhana tentang dengan intonasi baik dan benar

STANDAR KOMPETENSI 1: Menerapkan hukum bacaan Al Syamsiyah dan Al Qamariyah

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR TRANSLITERASI... x

Konsisten dalam kebaikan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pengertian Membaca Huruf Hijaiyah

DAFTAR ISI. Pedoman Translitrasi... Abstraks...

TAFSIR SURAT AN-NAS Oleh: Abdul Aziz Abdul Wahid, Lc.

DAFTAR ISI... Halaman PERSETUJUAN... i SURAT PERNYATAAN... PENGESAHAN... ABSTRAKSI... PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN... KATA PENGANTAR...

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2013

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S1) dalam Ilmu Tarbiyah. Disusun oleh : SUSI SUSANTI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

SIFAT WUDHU NABI. 2. Kemudian berkumur-kumur (memasukkan air ke mulut lalu memutarnya di dalam dan kemudian membuangnya)

Transkripsi:

BAB II KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN A. Membaca Al-Qur an 1. Pengertian Membaca Al-Qur an Dalam Kamus Bahasa Indonesia (1993) memberikan definisi membaca sebagai : (1) melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan hanya dalam hati, (2) mengeja atau melafakan apa yang tertulis; (3) mengucapkan; (4) meramalkan, mengetahui; (5) mengetahui; memperhitungkan; memahami. 1 Kata Iqra yang terambil dari kata qara a pada mulanya berarti menghimpun. Apabila Anda merangkai huruf atau kata kemudian Anda mengucapkan rangkaian tersebut, Anda telah menghimpunnya; atau dalam bahasa Al-Qur an qara a tahu qiro atan arti asal kata ini menunjukkan bahwa iqra yang diterjemahkan dengan bacalah. 2 Dari definisi, di atas dapat diambil simpulan bahwa membaca bukan merupakan suatu kegiatan yang mudah dan sederhana, melainkan suatu kegiatan yang sukar dan kompleks. Kegiatan membaca bukan sekedar kegiatan verbal, membunyikan huruf-huruf, tapi merupakan sebuah proses makna. Dalam istilah komunikasi proses ini disebut decoding, atau dalam psikologistik disebut dengan persepsi. Berdasarkan uraian di atas, maka kemampuan membaca dapat dikelompokkan menjadi : a. Kemampuan melafalkan simbol-simbol bunyi yang tertulis. Kemampuan pada tingkat ini merupakan tujuan pelajaran membaca yang dimulai sejak anak masuk kelas satu dan sekolah dasar, yaitu pada saat usia sekitar enam tahun atau usia tujuh tahun atau delapan tahun. 3 1 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta, Balai Pustaka, 1993), hlm.62 2 M. Quraisy Shihab, Membumikan Al-Qur an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat; (Bandung, Mizan, 1992), hlm. 261 3 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), cet.2, hlm.201. 6

7 b. Kemampuan menerjemahan simbol-simbol bunyi menjadi makna Makna ini adalah penganalisian sebuah kontruksi bahasa yang membutuhkan pengetahuan yang memadai tentang kaidah-kaidah bahasa tersebut. Dengan pengetahuan tersebut seorang pembaca berusaha mengurai kalimat-kalimat menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, yaitu frase dan kata. Kemudian menggali informasi bagaimana kata dilakukan untuk menghasilkan makna frase-frase. c. Kemampuan merupakan apa yang terkandung dalam bacaan Hakikat membaca adalah memahami bacaan dan ini akan terjadi ketika anak sudah duduk di SLTP dan berlanjut hingga dewasa. Pada tahap ini anak-anak tidak lagi belajar membaca tetapi untuk belajar. 4 2. Dasar dan tujuan membaca Al-Qur an a. Dasar Membaca Al-Qur an (2) إ ق ر أ ب اس م ر ب ك ال ذ ى خ ل ق (1) خ ل ق ا لا ن سن م ن ع ل ق إ ق ر أ و ر ب ك (5) (4) (3) ع ل م ا لا ن سن م ا لم ي ع ل م ب ا لق ل م ا ل ذ ى ع ل م ا لا ك ر م Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Ia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya 5 Iqra atau perintah membaca adalah kata pertama dari wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Kata ini sedemikian pentingnya diulang dua kali dalam rangkaian wahyu pertama. Mungkin mengherankan bahwa perintah tersebut ditujukan kepada seseorang yang tidak pernah membaca suatu kitab sebelum turun Al-Qur an. Perintah ini tidak hanya ditujukan kepada pribadi Nabi Muhammad SAW semata-mata, tetapi juga untuk umat manusia sepanjang sejarah kemanusiaan, karena realisasi perintah tersebut merupakan kunci pembuka jalan kebahagiaan hidup duniawi dan ukhrawi. 6 4 Mulyono Abdurrohman, Pendidikan Bagi Anak, hlm.203. 5 Abdus Sami dkk; Al-Qur an dan Terjemahannya, (Jakarta : Lautan Lestari, 2009), hlm. 676 6 M. Quraisy Shihab, Membumikan Al-Qur an, hlm. 260

8 Perintah membaca merupakan perintah yang paling berharga yang diberikan kepada umat manusia. Karena dengan membaca akan dapat membawa umat manusia mencapai derajat manusia yang sempurna. Dengan demikian membaca adalah syarat yang sangat penting untuk membangun peradaban dunia. Dengan membaca manusia dapat mencapai kesempurnaan hidupnya sebagai hamba Allah SWT sekaligus sebagai khalifah di permukaan bumi. Pelajaran membaca mempunyai persyaratan yang harus dipenuhi yaitu melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis itu. Dengan demikian organ penglihatan merupakan indra yang sangat penting dalam membaca yang dilakukan oleh manusia. Sedangkan pelajaran membaca disyaratkan didalam surat Al Alaq jelas membutuhkan organ pendengaran, karena dengan indera tersebut manusia dapat menangkap suara (bunyi) membutuhkan organ pendengaran. Jika organ pendengaran rusak atau tidak berfungsi, proses pelajaran membaca akan terganggu sebab belajar membaca merupakan belajar meniru bunyi yang didengar. Nabi Muhammad SAW pada saat menerima wahyu adalah seorang yang Ummi. Oleh karena itu perintah membaca di sini bukanlah perintah untuk membaca teks tertulis, melainkan meminta Nabi untuk melakukan perbuatan membaca. Jadi rasanya kurang tepat jika Allah SWT menyuruh Muhammad membaca teks. Sementara teksnya tidak ada. Dengan begitu dapat dipahami bahwa pengertian membaca di sini tidak dalam pengertian sempit, yakni membaca teks, tetapi mengacu arti yang lebih luas, yaitu menghimpun berbagai informasi melalui penelitian, penelaahan, penalaran dan sebagainya. Semua itu untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. 7 Ada yang berpendapat bahwa perintah membaca, menelaah, meneliti, menghimpun dan sebagainya dikaitkan dengan Ismi rabbika 7 Erwati Aziz, Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam, (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2003) cet I, hlm.70

9 (nama Tuhanmu), yang berarti dengan nama Tuhanmu. Jadi terdapat simpulan bahwa mengaitkan membaca dengan nama Allah SWT, mengantarkan pelakunya untuk tidak melakukannya kecuali karena Allah yang kekal abadi dan hanya yang dilakukan secara ikhlas yang akan diterima-nya. Tanpa keikhlasan semua aktivitas akan berakhir dengan kegagalan. Setelah pelajaran membaca tidak kalah pentingnya adalah pelajaran menulis. Oleh karena itu, tidak heran jika ayat yang ke-4 dari surat Al Alaq itu, Allah menegaskan bahwa Dia telah mengajar menulis kepada manusia dengan menggunakan qalam, yaitu alat tulis yang pertama kali dikenal dalam dunia pendidikan. Menulis merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangkan ilmu pengetahuan. Setelah menulis pengetahuan tersebut dapat diwarisi oleh generasi berikutnya sehingga generasi selanjutnya dapat meneruskan dan mengembangkan lebih jauh ilmu pengetahuan yang telah dirintis oleh generasi sebelumnya. Jadi membaca dan menulis merupakan dua hal yang sangat urgen dalam pendidikan guna memperoleh ilmu pengetahuan dan memajukan peradaban umat manusia di muka bumi. Berkenaan dengan penulisan ilmu ini Hamka mengutip ucapan Imam Syafi i sebagai berikut : Ilmu pengetahuan adalah binatang buruan dan tulisan adalah tali pengikat buruan itu. Oleh karena itu, ikatlah buruanmu dengan tali yang teguh. 8 Kenyataan itu memberikan satu kesadaran yang mendalam kepada umat manusia bahwa penyebutan dengan tegas Allah mengajar manusia dengan qalam. Pada ayat ke-4 itu mengandung makna yang sangat luas dan amat dalam serta menyangkut hajat hidup seluruh umat manusia di muka bumi. Dan bagi umat manusia diwajibkan untuk belajar dengan cara membaca, dan menulis untuk menghimpun, memahami, menelaah ilmu pengetahuan yang belum diketahuinya sebagaimana disebutkan pada ayat ke-5 surat Al- Alaq. 8 Erwati Aziz, Prinsip-prinsip Pendidikan Islam, cet.i, hlm.70.

10 Kenyataan ini membuktikan bahwa Al-Qur an memang dipersiapkan Allah untuk berlaku sepanjang masa sampai kiamat, tidak terbatas hanya pada masa Nabi Muhammad SAW saja. b. Tujuan Membaca Al-Qur an Tujuan membaca Al-Qur an secara terperinci sebagai berikut: - Untuk mengenal Allah dan sifat-sifatnya - Untuk mengenal makhluk ciptaannya. - Untuk memberitahukan tentang kebenaran dan hukum Allah kepada manusia. - Untuk memelihara dan menjaga martabat manusia. - Untuk memimpin manusia ke jalan keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat. - Untuk memelihara kesucian manusia. - Untuk menghapus sifat ummiyah (tidak dapat membaca dan menulis) 9 3. Adab Membaca Al-Qur an Dalam membaca Al-Qur an perlu diperhatikan beberapa hal yang disunahkan antara lain : a. Hendaklah membaca Al-Qur an menghadap kiblat. b. Hendaklah membersihkan gigi untuk mengagungkan Al-Qur an c. Hendaklah suci dari dua hadats (hadats besar dan hadats kecil). d. Hendaklah menyucikan badan, pakaian dari segala najis. e. Hendaklah membaca Al-Qur an dengan khusyu, tafakur, dan tadabbur (merenungkan isi kandungannya). f. Hendaklah hati pembaca Al-Qur an memperhatikan dan membekas dalam hati. g. Sebelum membaca Al-Qur an mengucapkan ta awudz. h. Dalam membaca Al-Qur an dengan menghiasi bacaan dengan suara yang bagus (merdu). 9 Raqhib As-Sirjani dan Amir Al-Madani Spiritual Reading, Hiduplah lebih Bermakna dengan Membaca, Terj. Sarwedi dan Hasibuan, (Solo,. Aqwam, 2007), cet. 2.,hlm. 80.

11 i. Hendaklah berwudlu sebelum membaca Al-Qur an. j. Hendaklah membaca Al-Qur an dengan hati yang ikhlas. k. Hendaklah membaca Al-Qur an di tempat yang pantas dan suci, lebih afdhal di masjid. l. Hendaklah membaca Al-Qur an dengan tartil (perlahan-lahan dan benar). m. Hendaklah membaca Al-Qur an dengan sopan-santun, jangan sambil ketawa-ketawa, jangan bermuka masam. 10 n. Hendaklah pembaca Al-Qur an berguru secara musyawarah. o. Hendaklah tidak melupakan ayat-ayat yang sudah dihafal. 11 p. Hendaklah menangis saat membaca Al-Qur an bilamana ada ayat yang menyangkut ayat azab (siksaan). q. Hendaklah membaca Al- Qur an dengan Jahr yakni suara yang keras. r. Melaksanakan sujud tilawah pada saat sampai pada ayat-ayat sajadah dan membaca yang sesuai. s. Membaca do a penerang hati, sebelum mulai membaca Al-Qur an. t. Membaca Al-Qur an menurut Qiro ah Sab ah 12 4. Keutamaan membaca Al-Qur an Di antara keutamaan membaca Al-Qur an sebagai berikut : a. Barang siapa yang ingin bercakap-cakap dengan Allah maka hendaklah ia membaca Al-Qur an b. Orang yang membaca Al-Qur an dengan baik, maka ia bersama para malaikat yang mulia lagi berbakti, dan orang yang membaca Al-Qur an dengan tersendat-sendat dan susah maka ia akan mendapat dua pahala. c. Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah (Al-Qur an), maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan itu dibalasnya dengan sepuluh kebaikan. d. Dengan membaca Al-Qur an akan menjadi manusia yang terbaik. 10 Otong Surasman, Metode Insani, Kunci Praktis membaca Al-Qur an Baik dan Benar (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), hlm. 21 11 Abdul Majid K, Praktikum Qiro at Keanehan Bacaan Al-Qur an Qiro at Ashim dari Hafsh,(Jakarta: Amzah, 2007),Cet. 1 hlm 49 12 Abdul Majid K, Praktikum Qiro at Keanehan Bacaan Al-Qur an, hlm.37.

12 e. Orang yang membaca Al-Qur an maka akan mendapatkan syafa at di hari kiamat. f. Dengan membaca Al-Qur an kita dapat mengambil pelajaran dari kisahkisah Al-Qur an g. Dengan membaca Al-Qur an akan mendapat petunjuk dan rahmat dari Allah SWT. h. Dengan membaca Al Qur an dapat menjadikan sebagai penawar dan rahmat. i. Dengan membaca Al-Qur an dapat mewujudkan perasaan aman dalam diri manusia. 13 B. Belajar Membaca Al-Qur an 1. Pengertian Belajar Membaca Al-Qur an Yang dimaksud belajar adalah berusaha supaya beralih kepandaian ilmu dan sebagainya dengan menghafal (melatih diri). 14 Dengan demikian pengertian membaca adalah suatu kegiatan yang diusahakan oleh seseorang karena menyangkut persoalan yang kompleks dan rumit yang memerlukan sejumlah tindakan yang menyangkut fisik dan mental. Aktivitas fisik yang terkait dengan membaca adalah gerak mata dan ketajaman penglihatan. Aktivitas mental mencakup ingatan dan pemahaman. Jadi, belajar membaca Al-Qur an adalah berusaha, berlatih supaya mendapatkan kepandaian dan mampu melihat huruf-huruf dengan jelas mampu menggerakkan mata secara lincah, mengingat simbol-simbol bahasa dengan tepat, melafalkan bacaan-bacaan Al-Qur an disertai dengan penalaran dan pemahaman yang baik. 13 Sa ad Riyadh, Kaifah Nuhibbul Qur an Li Abnaa Inaa, Muhaaratu Tarbiyah Fi Tahfidzil Qur an, Alih Bahasa: Ahmad Hotib, Agar Anak Mencintai dan Hafal Al-Qur an. Bagaimana Mendidiknya? (Bandung,:Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm. 122 14 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), hlm. 22

13 2. Belajar Membaca Al-Qur an Sejak Dini Sejarah kehidupan Rasulullah SAW, beliau diperintahkan oleh utusan Allah yakni Malaikat Jibril untuk membaca dengan kalimat Iqra sampai berulang-ulang. Namun Rasulullah tidak dapat membaca dan akhirnya Malaikat Jibril membimbing, baca, bacalah dan saat itu pula dimulai proses belajar yang dialami Nabi Muhammad SAW. Dengan sabar dan rendah hati Malaikat Jibril membimbing dan menyampaikan wahyu Allah sampai yang terakhir. Pada saat Rasulullah mendapatkan cobaan, Malaikat Jibril di perintahkan Allah untuk mendampingi dalam perjalanan Isra Mi raj sampai ke Sidratul Muntaha. Hikmah dari cara belajar dan mengajar Rasulullah bersama Jibril bagi kita adalah sabar, tekun, dan ikhlas dan belajar dari dasarnya yaitu membaca. Sehubungan dengan mengajari anak-anak sejak usia dini dalam membaca Al-Qur an,al-hafidz As-Sayuti telah mengatakan sebagai berikut: Mengajarkan Al-Qur an kepada anak-anak merupakan satu hal pokok dalam Islam agar anak-anak didik disebarkan dalam nuansa fitrah yang putih lagi oleh cahaya hikmah sebelum hawa nafsu menguasai dirinya yang akan menghitamnya karena pengaruh kekeruhan, kedurhakaan dan kesesatan. 15 Diantara pendidikan yang diberikan pada anak, pendidikan paling mulia yang dapat diberikan orang tua adalah pendidikan Al-Qur an, karena Al-Qur an merupakan lambang agama Islam yang paling asasi dan hakiki. Dengan memberikan pendidikan Al-Qur an pada anak, orang tua akan mendapatkan keberkahan dan kemuliaan dari Kitab Suci itu. Memberikan pendidikan Al-Qur an pada anak termasuk bagian dari menjunjung tinggi supremasi nilai-nilai spiritualisme Islam. 16 Ditekankannya memberikan pendidikan Al-Qur an pada anak-anak berlandaskan pemikiran bahwa masa anak-anak adalah masa pembentukan watak yang ideal, anak-anak pada masa itu mudah menerima apa saja yang 15 Jamaal Abdul Rahman, Athfaalul Muslimin, Kaifa Rabbahum Nabiyyul Amiin, Edisi Bahasa Indonesia, Bahrun Abu Bakar Ihsan Zubaidi. Tahapan Mendidik Anak, Teladan Rasulullah (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2005), hlm,266. 16 Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak : Membaca, Menulis dan Mencintai Al-Qur an (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), hlm.67

14 dilukiskan kepadanya. Sebelum menerima lukisan yang negatif, anak perlu didahului semaian pendidikan membaca Al-Qur an sejak dini agar nilai-nilai Kitab Suci Al-Qur an tertanam dan bersemi dalam jiwanya kelak. 3. Materi Pokok Belajar Membaca Al-Qur an a. Kelancaran Membaca Al-Qur an Lancar ialah kencang (tidak tersangkut-sangkut, tidak terputus-putus, cepat dan fasih). 17 b. Tajwid Tajwid secara bahasa berasal dari kata jawwada, yujawwidu, tajwidan yang artinya membaguskan atau membuat jadi bagus. Sedangkan pengertian tajwid menurut istilah adalah ilmu pengetahuan tentang tata cara membaca Al-Qur an dengan baik dan tertib sesuai makhrajnya, panjang pendeknya, tebal tipisnya, berdengung atau tidaknya, irama dan madnya serta titik komanya yang telah diajarkan Rasulullah kepada para sahabatnya sehingga menyebar luas dari masa ke masa. 18 Tujuan ilmu tajwid agar supaya orang dapat membaca Al-Qur an dengan fasih (terang dan jelas) cocok dengan ajaran-ajaran Nabi Muhammad SAW serta dapat menjaga lisanya dari kesalahan ketika membaca Al-Qur an. Sedangkan mempelajari ilmu tajwid hukumnya fardlu kifayah, dan membaca Al-Qur an dengan berpedoman ilmu tajwid hukumnya fardlu ain. Sebagian ulama ada yang berpendapat, wajib hukumnya mempelajari ilmu tajwid, karena ada kata perintah (fiil amr) yang berarti bacalah sehingga menunjukkan adanya suatu perintah (kewajiban). 19 و ر ت ل 17 W.J.S. Poerwadarminto, Op.Cit, hlm. 559 18 Sei H. Dt. Tombak Alam, Ilmu Tajwid,(Jakarta:Amzah, 2009), hlm.1 19 Dt. Tombak Alam, Ilmu Tajwid, hlm. 2

15 1) Hukum Tanwin dan Nun Mati Tanwin dan nun mati apabila bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah maka hukumnya ada 5 (lima) bacaan: a) Izh-har halqi Izh-har yaitu membaca terang atau mengeluarkan huruf dari makhrajnya tiada bercampur ghunnah (mendengung) dan tasydid. Halqi artinya tenggorokan. Huruf halqi artinya huruf yang keluarnya suara berasal dari tenggorokan. Apabila ada tanwin atau nun mati bertemu dengan salah satu huruf halaq, hukumnya wajib dibaca izh-har halqi. Adapun huruf halaq ء ھ ع غ ح خ yaitu: itu jumlahnya ada,6 Contoh : سم ي ع ع ل ي م b) Idgham bighunnah Idzgham artinya memasukkan huruf satu ke dalam huruf yang lain (berikutnya). Ghunnah artinya bacaan yang mendengung. Apabila ada tanwin atau nun mati bertemu dengan salah satu huruf bighunnah. hukumnya wajib dibaca idgham ي ن م و و م ن ي ع م ل : Contoh c) Idgham bilaghunnah Sedangkan bilaghunnah artinya tanpa mendengung. ر atau ل Apabila ada tanwin atau nun mati bertemu dengan hukumnya wajib dibaca idgham bilaghunnah. غ ف و ر ر ح ي م : Contoh d) Iqlab. Iqlab artinya mengganti bacaan nun atau tanwin dengan bacaan mim yang disamarkan dan dengan mendengung. Apabila ada

16 tanwin atau nun mati bertemu dengan huruf ba' (ب) hukumnya wajib dibaca iqlab. Contoh : e) Ikhfa' م ن م ب ع د Ikhfa' artinya samar. Apabila ada tanwin atau nun mati bertemu dengan salah satu huruf 15, hukumnya dibaca ikhfa'. Adapun huruf ikhfa' yaitu: 20 االله ص ذ ث ك ج ش ق س د ط ز ف ت ض Contoh : م ن د و ن 2) Hukum Mim Mati Hukum mim mati ketika bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah itu mempunyai 3 macam hukum bacaan, yaitu: a) Ikhfa' syafawi Apabila ada mim mati ( م ) bertemu dengan huruf ba' (ب) maka hukum bacaannya disebut ikhfa' syafawi maksudnya dibaca dengan samar-samar di bibir sambil mendengung. Contoh: بح ج ار ة ت ر م ي ه م b) Idgham mimi atau idgham syafawi Apabila ada mim mati ( (م bertemu dengan mim, maka hukum bacaannya disebut idgham mimi. Cara membacanya yaitu memasukkan huruf mim mati ke huruf mim berharakat yang ada له م م ث لا Contoh: di hadapannya. hlm. 12-14 20 Ahmad Soenarto, Pelajaran Tajwid, Praktis dan Lengkap (Jakarta: Bintang Terang, 1988),

17 c) Izh-har syafawi Apabila ada mim mati bertemu dengan semua huruf hijaiyah selain huruf mim dan ba' ( م ب ) maka hukum bacaannya disebut izhar syafawi yakni harus dibaca terang dan jelas ada di bibir. 21 ه م ف ي ه ا فى ا لا م و ال : Contoh 3) Hukum idgham Hukum idgham ialah tiga hukum yang muncul tatkala dua huruf yang sama, sejenis, atau berdekatan makhraj atau sifat-sifatnya saling berhadapan. Tiga hukum tersebut ialah: a) Idgham mutamatsilain Yang dinamakan Idgham mutamatsilain adalah bertemunya dua huruf yang sama, baik makhraj maupun sifatnya. Cara membacanya ialah dengan memasukkan huruf yang pertama kepada huruf yang kedua sehingga menjadi satu huruf dalam pengucapan, bukan dalam tulisan. Contoh: 22 Sukun TABEL 1 Berhadapan Contoh Dibaca berharakat ب- ب إ ض ر ب ع ص ا ك إ ض ر ب ب ع ص اك م ن ع م ة م ن ن ع م ة berharakat ن - Sukun ن b) Idgham mutajanisain Yang dinamakan idgham mutajanisain adalah apabila dua huruf bertemu, sama makhraj tetapi beda sifatnya. Huruf-huruf yang termasuk ke dalam idgham mutajanisain ialah: م ب ت ط د ذ ظ ث contohnya : 21 Ahmad Sunarto, Pelajaran Tajwid, hlm. 14 22 Ahmad Sunarto, Pelajaran Tajwid, hlm. 24

18 TABEL 2 Berhadapan Contoh Dibaca harakat ت Sukun د و إ ن ع د تم و إ ن ع ت م harakat م Sukun ب إ ر ك ب م ع ن ا إ ر ك م ع ن ا harakat ت Sukun ط harakat ذ Sukun ث harakat ظ Sukun ذ ل ي ن ب س ط ت ي ل ه ث ذ ك ل ي ن ب س ت ي ل ه ذ ل ك إ د ظ ل م و ا إ ظ ل م و ا c) Idgham mutaqaribain Yang dinamakan idgham mutaqaribain adalah apabila berhadapan dua huruf yang makhrajnya berdekatan dan sifatnya berlainan atau berdekatan. Contoh. TABEL 3 Berhadapan Contoh Dibaca harakat ك Sukun ق ا لم نخ ل ق ك م ا لم نخ ل ك م harakat ر Sukun ل ق ل ر ب ق ر ب harakat س Sukun د harakat ت Sukun ذ harakat ث Sukun ت ق د سم ع ق س م ع ل ق د ج اء ك م ل ق ج ا ء ك م ك ذ ب ت ثم و د ك ذ ب ث م و د 4) Mad (panjang) Yang dinamakan mad yaitu memanjangkan suara karena ada huruf mad. Adapun huruf mad itu ada 3 macam: 1. alif,(أ) 2. wawu Cara membacanya harus panjang sekitar satu alif atau.(ي) ya' 3.,(و) dua harakat. Mad itu terbagi menjadi dua yaitu: 1) Mad Thabi 'i atau mad ashli

19 Apabila huruf madnya alif (أ) maka harakat sebelumnya harus أ ف و اج ا Contohnya: berupa harakat fathah. Apabila huruf madnya berupa wawu (و) maka harakat و ل د ي Contohnya: sebelumnya harus berupa harakat dhammah. Apabila huruf madnya berupa ya' (ي) maka harakat ي شة ع Contohnya: sebelumnya harus berupa kasrah. 2) Mad Far 'i Far'i secara bahasa dari kata far'un yang artinya cabang. Sedangkan menurut istilah mad far'i adalah mad yang merupakan hukum tambahan Mad Far'i dibagi menjadi 13, yaitu: a) Mad Wajib Muttashil, ialah mad thabi 'i bertemu dengan hamzah dalam satu kalimat. Panjangnya dua setengah alif. Contoh: ج ا ء b) Mad Jaiz Munfashil, ialah mad thabi'i bertemu hamzah di lain kalimat. Panjangnya 21/2 alif. Contoh: ق و آ أ ن ف س ك م c) Mad Aridh lissukun, ialah apabila terdapat mad tabi i bertemu dengan huruf hijaiyah pada akhir kalimat, cara membacanya boleh dipanjangkan 1/2/3 alif atay 2/4/6 harakat, yang lebih ه م ال م ف ل ح و ن Contoh: utama 3 alif atau 6 harakat. d) Mad Iwadh, ialah kalimat fathah tanwin dibaca waqof, selain ت و اب ا ت و ابا Contoh: 23 ta' marbuthah. Panjangnya 1 alif. 23 Ahmad Sunarto, Pelajaran Tajwid, hlm. 49

20 e) Mad Shilah, ialah huruf mad muqaddar (tersimpan) di dalam ha' dhamir yang dibaca dhammah atau kasrah dan sebelumnya ha' dhamir berupa huruf hidup. Mad shilah dibagi menjadi dua, yaitu: م ن د و ن ه contoh: o Mad Shilah Qashirah, panjangnya 1 alif, o Mad Shilah Thawilah, ialah mad shilah qashirah bertemu dengan hamzah (bentuknya alif). Panjangnya 21/2 alif. ن ده إ لا Contoh: ع f) Mad Badal, ialah apabila ada huruf mad yang ; Hamzah di إ يم ان Contoh: satu kalimat. Panjangnya 1 alif. g) Mad Tamkin, ialah ya kasrah bertasydid bertemu ya sukun. ا لن ن ب ي ين Contoh: Panjangnya 1 alif. h) Mad Layyin, ialah fathah diikuti wawu atau ya sukun, bertemu huruf hidup dibaca waqaf Panjangnya 3 alif. Contoh: ب يت ب ي ت i) Mad Lazim Mutsaqqal kilmi, ialah mad thabi 'i bertemu و لا الض ا ل ين Contoh: tasydid. Panjangnya 3 alif, 24 j) Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi, ialah mad badal bertemu sukun. آلا ن Contoh: Panjangnya 3 alif. k) Mad Lazim Musyba' harfi, ialah huruf yang dibaca panjang المص yaitu: tiga alif. Jumlahnya ada 8, l) Mad Lazim Mukhaffaf Harfi, ialah huruf yang dibaca panjang س yaitu: 1 alif, jumlahnya ada 5, 24 As ad Humam, Cara Cepat Belajar Tajwid, hlm. 33

21 m) Mad Farq, ialah Bertemunya 2 (dua) hamzah yang ke satu hamzah istifham dan yang kedua (hamzah washal pada alif 25 ءآلذ اك ر ي ن contoh: lam makrifat, panjang 3 alif, c. Makhraj Yang dimaksud dengan makhraj yaitu tempat asal keluarnya sebuah huruf dari huruf-huruf hijaiyyah. Adapun tempat asal keluarnya huruf itu ada lima tempat: 1) Keluar dari lubang mulut. 2) Keluar dari tenggorokan. 3) Keluar dari lidah. 4) Keluar dari bibir. 5) Keluar dari pangkal hidung. Untuk lebih jelasnya berikut dijelaskan perinciannya: 1. Huruf و ب م keluar dari kedua bibir kalau wawu bibirnya terbuka, sedangkan ba' dan mim bibirnya rapat. 2. Huruf ف keluar dari bibir sebelah dalam bawah dan ujung gigi depan. 3. Huruf keluarك dari pangkal lidah tetapi dibawah makhraj qaf. 4. Huruf qafق keluar dari pangkal lidah. 5. Huruf ض keluar dari samping lidah dan geraham kanan dan kiri. 6. Huruf ي ش ج keluar dari tengahnya lidah dan tengahnya langitlangit sebelah atas. 7. Huruf ت د ط keluar dari ujung lidah dan pangkal gigi depan sebelah atas. 25 As ad Humam, Cara Cepat Belajar Tajwid Praktis (Yogyakarta: Team Tadarrus Angkatan Muda Masjid dan Musholla, 1995), hlm. 44

22 8. Huruf ث ذ ظ keluar dari ujung lidah dan ujung gigi depan sebelah atas serta terbuka. 9. Huruf س ز ص keluar dari ujung lidah diatas gigi depan atas dan bawah. 10. Huruf خ غ keluar dari ujung tenggorokan. 11. Huruf ع ح keluar dari tengah tenggorokan. 12. Huruf ء ھ keluar dari pangkal tenggorokan. 13. Huruf ل keluar dari antara lidah samping kanan atau kiri dan gusi sebelah atas depan. 14. Huruf ن keluar dari ujung lidah dibawah makhraj lam. 15. Huruf ر keluar dari ujung lidah agak kedepan dan agak masuk ke punggung lidah. 26 d. Tartil. Tartil ialah membaguskan bacaan huruf atau kalimat atau ayat-ayat secara pelan atau tidak tergesa-gesa, satu persatu atau tidak bercampur aduk ucapannya, teratur, terang dan sesuai dengan hukum-hukum ilmu tajwid tentang bacaan yang tartil untuk Al-Qur'an. e. Jahr Jahr yang penulis maksud dalam pembahasan ini adalah menyuarakan bacaan atau membaca Al-Qur'an dengan keras dan jelas, minimal terdengar pada orang yang menyimak di hadapannya. Tidak harus membaca dengan melagukan. 26 Ahmad Sunarto, Pelajaran Tajwid, hlm. 78

23 C. Langkah-langkah Belajar Membaca Al-Qur'an Cara mudah belajar membaca Al-Qur'an itu secara garis besar seseorang harus menguasai 5 hal berikut: 1. Menguasai huruf hijaiyyah yang berjumlah 28 huruf berikut makharijul huruf-nya Hal ini dikarenakan untuk bisa membaca Al-Qur'an, 90 ditentukan oleh penguasaan huruf hijaiyyah dan selebihnya 10 % lagi sisanya seperti tanda baca, hukum dan lain-lain. Namun saat ini metode menghafal huruf hijaiyyah 28 huruf dapat dilakukan lebih cepat seperti menggunakan metode titian kata, tanda bentuk, dan sebagainya. 2. Menguasai tanda baca (a, i, u atau disebut fathah, kasrah, dan dhommah) Tanda baca di dalam huruf hijaiyyah ternyata sama dengan cara kita mengeja huruf latin dengan istilah vocal (huruf hidup). Hanya perbedaannya di dalam huruf Arab cuma mengenal vocal A, 0, I, dan U, sedangkan huruf latin terdapat vocal E. Jika di huruf latin huruf B bertemu dengan U menjadi BU, maka sama juga dengan huruf Arab, Ba' sama dengan huruf B jika bertemu tanda Baca U (dhommah) maka dibaca BU. 3. Menguasai isyarat baca seperti panjang, pendek, dobel (tasydid), dan seterusnya Isyarat baca panjang dan pendek Al-Qur'an sama juga seperti kita mengenal ketukan di dalam tanda lagu. Karena Al-Qur'an juga mengandung unsur irama lagu yang indah. 4. Menguasai hukum-hukum tajwid seperti cara baca dengung, samar, jelas dan sebagainya. 27 D. Pembelajaran Al-Qur'an di MTs Tujuan Pembelajaran di MTs : 1. Memahami dan mencintai Al-Qur an dan hadis sebagai pedoman hidup umat Islam 27 Agus Syafi I, Cara Mudah Belajar Membaca Al-Qur an, dalam ttp//agussyafi I, glogspot.com/2008/09. Cara.mudah.belajar.membaca.alqur an. diakses, 20 Desember 2010

24 2. Meningkatkan pemahaman Al-Qur an, al-faatihah, dan surat pendek pilihan melalui upaya penerapan cara membacanya, menangkap maknanya, memahami kandungan isinya, dan mengaitkannya dengan fenomena kehidupan. 3. Menghafal dan memahami makna hadis-hadis yang terkait dengan tema isi kandungan surat atau ayat sesuai dengan tingkat perkembangan anak. 28 E. Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh Chumairoh dengan judul Studi Komparasi Kemampuan Membaca Al-Qur an siswa Kelas VIII antara yang berasal dari MI dan SD di MTs Hidayatus Sibyan Wadas Lintang Wonosobo Tahun 2009 Menyimpulkan bahwa antara siswa yang berasal dari MI dan yang berasal dari SD terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemampuan membaca Al-Qur an. Faktor-faktor yang membedakan : 1. Kurikulum a. Kurikulum MI bukan PAI terpisah dari Al Qur an hadits b. Kurikulum SD Qur an hadits tidak ada yang ada PAI 2. Alokasi Waktu a. Waktu mata pelajaran Al-Qur an Hadits 2 jam / minggu b. Mata pelajaran Al-Qur an Hadits di SD tidak ada yang ada PAI 2 jam / minggu. Penelitian oleh Suwanto dengan judul Hubungan Antara Penguasaan Ilmu Tajwid dengan kemampuan Membaca Al-Qur an Peserta Didik kelas VIII SMP Islam Sultan Agung I Semarang yaitu hubungan antara penguasaan ilmu tajwid terhadap kemampuan membaca Al-Qur an peserta didik kelas VIII SMP Islam Sultan Agung I Semarang di ketahui: I x = 0,444 I : Untuk 5% diperoleh = 0,312 Untuk 1% diperoleh = 0.403 hal.3 28 Kementrian Agama Republik Indonesia, Peraturan Menteri Agama Nomor.2 tahun 2008.

25 Perbandingan aw I x y dengan I yaitu sebagai berikut : I x y : it 5% - 0,44 = 0,312 (Signifikan) 1% - 0,44 = 0,403 (Signifikan) Dengan melihat hasil yang telah diperoleh dari perhitungan analisis uji hipotesis di atas, maka hipotesis yang diajukan teruji kebenarannya. Berarti hubungan antara penguasaan ilmu tajwid terhadap kemampuan baca Al-Qur an peserta didik di kelas VIII, jadi hubungan antara penguasaan ilmu tajwid terhadap kemampuan membaca Al-Qur an sebesar 44% diakui. Dalam hal ini penulis telah mempelajari penelitian dengan judul Studi Komparasi Kemampuan Membaca Al-Qur an siswa Kelas VIII antara yang berasal dari MI dan yang berasal dari SD di SMPN 28 Mangkang Kulon Semarang yang ditulis oleh Eka Prasetyawati dalam penelitian ini untuk taraf signifikan 5% adalah 2,010 sedang (t observasi) adalah 2,660 maka > dengan demikian untuk taraf signifikansi 1% maupun 5% adalah signifikan, artinya hipotesis ditolak hipotesis alternative di terima. Penulis juga membahas tema yang sama, penelitian berbeda yaitu di Madrasah Tsanawiyah, sehingga antara penelitian di atas dengan yang penulis berbeda. F. Hipotesis Hipotesis atau hipotesa adalah dugaan sementara, yang mungkin benar, atau mungin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika fakta-takta membenarkannya. 29 Dalam penelitian lapangan (field research) khususnya kuantitatif, hipotesis menjadi syarat penting yang diperlukan keberadaannya karena hipotesis secara logis mengubungkan kenyataan yang telah diketahui. Adapun hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah kemampuan membaca Al-Qur an siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah lebih baik dari pada kemampuan membaca Al-Qur an siswa yang berasal dari Sekolah Dasar. 29 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan,(Jakara: PT. Rineka Cipta, 2009), hlm. 63