BAB II LANDASAN TEORI. sistem kontrol persediaan dan produksi, dan MRP tipe 3 berhubungan dengan. sistem perencanaan manufaktur (Tersine, 1984).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. atau minimum suatu fungsi tujuan. Optimasi produksi diperlukan perusahaan dalam

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI PAVING BLOCK PADA CV. EKO JOYO

PENERAPAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PENJADWALAN PRODUKSI PAVING PADA CV. EKO JOYO

BAB I PENDAHULUAN. yang dikelolah, maka tidak sedikit instansi maupun badan usaha yang ada

BAB II LANDASAN TEORI. informasi penjadwalan produksi paving block pada CV. Eko Joyo. Dimana sistem

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. dari hal data, permasalahan, pekerjaan itu sendiri (Jogiyanto, 2005).

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. atau untuk menyelesaikan sasaran yang tertentu (FitzGerald:1981:5). lebih berarti bagi penerimanya (Mustakini, 2001:8).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

hari sehingga menempatkan metode LPT sebagai metode paling tidak efektif untuk diterapkan di PT. XYZ.

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR TABEL...xvii BAB I PENDAHULUAN Tujuan...

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI

BAB III LANDASAN TEORI

Analisis Sistem Informasi Pedoman Membuat Flowchart

Analisa & Perancangan Sistem Informasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Perusahaan yang beralamatkan Jl Petemon II A No A Surabaya ini

PENJADWALAN PRODUKSI MESIN INJECTION MOULDING PADA PT. DUTA FLOW PLASTIC MACHINERY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pedoman membuat Flowchart ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perancangan Sistem. Kusrini, Andri Koniyo Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogykakarta Jl. Ringroad Utara Condong Catur Sleman Yogyakarta

BAB III LANDASAN TEORI. Konsep dasar dari Sistem Informasi terbagi atas dua pengertian. Yang pertama adalah

TOOLS PEMODELAN SISTEM DIAGRAM ALIR. Tools. Bagan Alir. Diagram Alir

BAB V ANALISA DAN HASIL

DATA FLOW DIAGRAM (DFD) / DIAGRAM ARUS DATA (DAD)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut UU No. 25/1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian,

Perencanaan Produksi SAP ERP

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. penyelesaian produksi dengan menggunakan metode Earliest Due Date (EDD) ini

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. dibuat untuk menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu (Noviansyah, dirancang untuk menjalankan tugas tertentu.

PERANCANGAN SISTEM TERINCI II

Langkah-Langkah Analisis Sistem

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi sistem menurut [Jog05] adalah sebagai berikut:

PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN. Arus globalisasi dalam dunia usaha akhir-akhir ini semakin besar,

BAB I PENDAHULUAN. persaingan industri saat ini. Setiap perusahaan yang bergerak di bidang industri

BAB III LANDASAN TEORI. ilmu yang terkait dalam penyelesaian dalam kerja praktek.

Analisis Sistem Materi Kuliah. Analisis Sistem

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN... xix

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. ketersediaan bahan baku (Bhattacharyya, 2011). target penjualan (made to stock) dan pesanan pelanggan (made to order) untuk

IV. PEMODELAN SISTEM. 5. Mesin yang digunakan adalah dua buah mesin.

Sistem Penjadwalan di PT. XYZ

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut

BAB III LANDASAN TEORI. dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain

BAB II BAHAN RUJUKAN

L-1 PO CUST 1 SJ 1 INVOICE 1

BAB 2 LANDASAN TEORI

ABSTRAK Giffler dan Thompson

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu bersaing dalam memenuhi keinginan customer. Salah

Kontrak Kuliah. Desain Sistem. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Data Flow Diagram (DFD) 1

BAB III LANDASAN TEORI. Henry Simamora (2000) dalam buku Akuntansi Basis Pengambilan

PENJADWALAN JANGKA PENDEK YULIATI, SE, MM

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. perusahaan percetakan yang mampu memenuhi permintaan pelanggan dengan

Bab 5 FLOWCHART (DIAGRAM ALIR) PENULISAN dan SIMBOL FLOWCHART Penulisan Flowchart terbagi 5(lima), yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI. sesuai dengan kriteria perusahaan sehingga dapat mengoptimalkan kapasitas mesin

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI 1

BAB III LANDASAN TEORI. aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek.

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan sepatu, sandal berbahan dasar karet dan bahan baku dasar untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. bercerita banyak, sehingga perlu diolah lanjut. Informasi dapat dihasilkan dari

BAB III LANDASAN TEORI. (sumber:

BAB III LANDASAN TEORI

Jurnal Edik Informatika

BAB III LANDASAN TEORI. waktu berdasarkan rencana pengaturan urutan kerja, daftar atau tabel kegiatan

Data Flow Diagram (DFD) Donny Yulianto, S.Kom

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. yang saling berhubungan yaitu antara sistem dan informasi. Sistem adalah suatu

Algoritma dan Pemograman 1A. Minggu 2

P4 Desain Sistem. SQ

RANCANG BANGUN APLIKASI PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT BINA MEGAH INDOWOOD

BAB II LANDASAN TEORI. menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi software yang. dirancang untuk menjalankan tugas tertentu.

Desain Sistem Donny Yulianto, S.Kom

ABSTRAK. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang di segala bidang, hal

BAB III PERANCANGAN SISTEM. adalah mengoptimalkan kinerja semua mesin agar tidak ada karyawan yang

Banyak terjadi permasalahan-permasalahan di pendekatan klasik Masih banyak orang yang tidak menyadari bahwa hanya dengan mengikuti tahapan di life

BAB III LANDASAN TEORI. yang terkait dan mendukung dalam kerja praktek. pengendalian alir fisik barang yang mengalir ke segenap bagian organisasi.

BAB III LANDASAN TEORI

Suatu alat bantu yang menggambarkan aliran data didalam suatu sistem dan proses atau kegiatan yang dilakukan oleh sistem. Penggambaran dalam DFD

JOB SHOP PANDUAN BIG PROJECT

Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional Persiapan untuk rancang bangun implentasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. memenuhi order terdapat pada due date serta kualitas yang telah ditentukan.

BAB III LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirement Planning (MRP) MRP dibagikan dan didefinisikan dalam 3 kategori, yaitu MRP tipe 1 berhubungan dengan sistem kontrol persediaan, MRP tipe 2 berhubungan dengan sistem kontrol persediaan dan produksi, dan MRP tipe 3 berhubungan dengan sistem perencanaan manufaktur (Tersine, 1984). MRP dibagikan dan didefinisikan dalam 3 kategori, yaitu : 1. MRP tipe 1 berhubungan dengan sistem kontrol persediaan MRP tipe 1 berhubungan dengan sistem pengontrolan tentang order dari manufaktur dan pembelian untuk menghitung jumlah yang tepat, dan waktu yang tepat untuk menunjang jadwal induk. Sistem ini mengeluarkan order untuk mengontrol persediaan gudang dan material melalui perencanaan penempatan. Pada sistem ini kapasitas tidak diperhitungkan. 2. MRP tipe 2 berhubungan dengan sistem kontrol persediaan dan produksi MRP tipe 2 adalah sistem informasi yang digunakan untuk merencanakan dan mengontrol persediaan dan juga kapasitas dari suatu perusahaan manufaktur. Pada sistem ini order dari hasil explosion di cek untuk dilihat apakah sesuai dengan kapasitas yang tersedia atau tidak. Jika ternyata kapasitas yang ada tidak cukup maka jadwal induk harus dirubah. MRP ini mempunyai hubungan timbal balik dengan order yang dikeluarkan dengan jadwal induk untuk mengatur ketersediaan kapasitas. 6

7 3. MRP tipe 3 berhubungan dengan sistem perencanaan manufaktur. Tipe dari sistem MRP ini digunakan untuk merencanakan dan mengatur semua komponen dari manufaktur yaitu persediaan, kapasitas, uang, personel, fasilitas dan perlengkapan umum lainnya. 2.2 Penjadwalan Produksi Dalam hubungannya dengan MRP, penjadwalan dapat diartikan atau didefinisikan sebagai suatu aktivitas proses manufaktur untuk menghasilkan suatu jadwal produksi induk (Master Production Schedule). Aktivitas dari penjadwalan pada dasarnya adalah berkaitan dengan bagaimana menyusun dan memperbarui jadwal produksi induk, memproses transaksi dari MPS, memelihara catatan-catatan MPS, mengevaluasi efektifitas dari MPS, dan memberikan laporan evaluasi dalam periode waktu yang teratur untuk keperluan umpan balik dan tinjauan ulang. Penjadwalan disini menjalin informasi dengan pemasaran (berkaitan dengan Available To Promise), dan manufaktur (menyusun MPS). 2.2.1 Istilah - istilah dalam Penjadwalan Produksi Beberapa istilah umum yang digunakan dalam penjadwalan produksi antara lain (Nasution,2003) : 1. Processing time (waktu proses), merupakan perkiraan waktu penyelesaian satu pekerjaan. Perkiraan ini juga meliputi perkiraan waktu setup mesin. Simbol untuk waktu proses pekerjaan i adalah T i.

8 2. Due date (batas waktu), merupakan waktu maksimal yang dapat diterima untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Kelebihan waktu dari waktu yang telah ditetapkan merupakan suatu keterlambatan. Batas waktu ini disimbolkan dengan d i. 3. Lateness (keterlambatan), merupakan penyimpangan antara waktu penyelesaian pekerjaan dengan waktu yang ditentukan. Suatu pekerjaan mempunyai keterlambatan positif jika diselesaikan setelah batas waktu dan bernilai negatif jika diselesaikan sebelum batas waktu. Simbol keterlambatan ini adalah L. L i = C i d i...(2.1) 4. Tardiness (ukuran keterlambatan), merupakan ukuran untuk keterlambatan positif. Jika suatu pekerjaan diselesaikan lebih cepat dari batas waktu yang ditetapkan, maka mempunyai nilai keterlambatan negataf tetapi ukuran keterlambatan positif. Ukuran ini disimbolkan dengan T i dimana T i adalah maksimum dari (0, L i ). 5. Slack (kelonggaran), merupakan ukuran yang digunakan untuk melihat selisih waktu antara waktu proses dengan batas waktu yang telah ditetapkan. Slack dinotasikan Sli dan dihitung dengan persamaan Sl i = d i t i...(2.2) 6. Completion time (waktu penyelesaian), merupakan rentang waktu antara saat pekerjaan dimulai sampai dengan pekerjaan itu selesai. Waktu penyelesaian ini disimbolkan C i.

9 7. Flow time (waktu alir), merupakan rentang waktu antara saat pekerjaan dapat dimulai (tersedia) dan saat pekerjaan selesai. Waktu alir sama dengan waktu proses ditambah dengan waktu tunggu sebelum pekerjaan diproses. 2.2.2 Klasifikasi Penjadwalan Produksi Secara umum, penjadwalan produksi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: penjadwalan per job dan penjadwalan per batch. Berdasarkan tahapan proses produksinya, penjadwalan per job dibedakan menjadi dua, yaitu single stage dan multiple stage. Berdasarkan jumlah mesin yang digunakan dalam proses produksi, penjadwalan single stage dibedakan menjadi dua jenis, yaitu single machine dan paralel machine (Bedworth, 1987). Fokus dari penelitian ini adalah pada penjadwalan single stage untuk paralel machine yaitu penjadwalan untuk n pekerjaan pada m mesin yang paralel. Metode-metode yang dapat digunakan untuk penjadwalan produksi single stage dengan m mesin yang paralel antara lain : 1. Metode Shortest Processing Time (SPT). 2. Metode Longest Processing Time (LPT). 3. Metode Earliest Due Date (EDD). 4. Aturan Slack. 5. Algoritma Wilkerson-Irwin. 6. Algoritma Hodgson.

10 Kriteria-kriteria yang dapat digunakan sebagai dasar pemilihan metode penjadwalan yang sesuai antara lain (Nasution, 2003) : 1. mean flow time : rata-rata waktu tinggal pekerjaan dalam sistem. Biasanya menggunakan metode LPT lalu dilanjutkan dengan SPT. 2. makespan : waktu penyelesaian semua pekerjaan. Sama seperti mean flow time, pemecahannya menggunakan metode LPT kemudian SPT. 3. tardiness : keterlambatan. Pemecahannya menggunakan aturan slack. 4. mean tardiness : rata-rata waktu keterlambatan. Untuk mengurangi mean tardiness menggunakan metode SPT, EDD dan slack lalu dilanjutkan dengan algoritma Wilkerson Irwin. 5. maximum tardiness : keterlambatan maksimum. Untuk meminimalkan maximum tardiness, menggunakan metode EDD. 6. number of tardy job : jumlah pekerjaan yang terlambat. Untuk mengurangi number of tardy job, menggunakan metode EDD lalu dilanjutkan dengan algoritma Hodgson. 2.3 Earliest Due Date (EDD) Metode Earliest Due Date (EDD) mengurutkan pekerjaan-pekerjaan berdasarkan tanggal jatuh tempo (due date) yang terdekat. Metode dapat digunakan untuk penjadwalan pada satu mesin (single machine) maupun untuk penjadwalan pada beberapa mesin (paralel machine). Metode penjadwalan yang menghasilkan maximum tardiness yang paling minimum adalah metode Earliest Due Date (Bedworth, 1987).

11 Dalam prosedur jatuh tempo, pekerjaan diurutkan berdasarkan jatuh tempo terdekat atau berdasarkan tugas-tugas yang mempunyai tanggal dibutuhkan paling cepat. Prosedur jatuh tempo meminimalkan keterlambatan (tardiness) maksimum. Parameter-parameter yang diperlukan dalam penjadwalan dengan metode Earliest Due Date (EDD) ini adalah waktu pemroses dan due date tiap pekerjaan. Langkah-langkah penggunaan metode ini antara lain : Langkah 1 Langkah 2 : Urutkan pekerjaan berdasarkan tanggal jatuh tempo terdekat. : Ambil pekerjaan satu persatu dari urutan berdasarkan tanggal jatuh tempo itu lalu jadwalkan pada mesin dengan beban yang paling minimum. 2.4 Sistem Informasi Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan (McLeod, Jr, 2000). Informasi adalah data yang telah diproses atau dapat dikatakan sebagai data yang memiliki sebuah arti. Sedangkan data adalah angka dan fakta yang menggambarkan peristiwa yang terjadi dalam suatu organisasi atau lingkungan fisik yang belum diatur atau diproses. Jadi, sistem informasi dapat didefinisikan sebagai seperangkat elemen yang bekerja sama dalam mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, pengawasan, analisis dan visualisasi dalam organisasi (Laudon & Laudon, 2002). Pengertian secara umum, sistem informasi merupakan kumpulan komponen atau elemen yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem memerlukan sumber daya yang akan mengubah input menjadi output.

12 Informasi merupakan data yang sudah diolah sehingga bergunauntuk pengambilan keputusan. Sistem informasi merupakan suatu susunan dari komponen-komponen berhubungan yang saling berinteraksi untuk mendukung kegiatan, manajemen informasi, dan pengambilan informasi yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan atau organisasi. 2.5 Perancangan Sistem Perancangan atau desain sistem (Hartono,1999) dapat diartikan sebagai berikut : 1. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem. 2. Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional. 3. Persiapan untuk rancang bangun implementasi. 4. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk. 5. Merencanakan sketsa atau mengatur beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi. 6. Mengkonfigurasikan komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem. Tujuan perancangan sistem (Hartono,1999) adalah : 1. Untuk memenuhi kebutuhan para pemakai sistem. 2. untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat. Langkah-langkah perancangan sistem (Hartono,1999) antara lain : 1. Menggambarkan aliran informasi dalam sistem, dalam bentuk diagram alir.

13 2. Menggambarkan hierarki fungsi-fungsi dalam sistem,dalam bentuk diagram berjenjang. 3. Menggambarkan arus data dalam sistem, dalam bentuk diagram arus data. 4. Menggambarkan struktur data dari suatu sistem, dalam bentuk diagram entityrelationship. 2.5.1 Diagram Alir Diagram alir (flowchart) adalah diagram yang menunjukkan aliran di dalam program atau prosedur sistem secara logika (Hartono,1999). Diagram alir digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan dokumentasi. Ada 5 macam diagram alir, yaitu : 1. Diagram Alir Sistem (System Flowchart) Merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan urutan-urutan dari prosedur yang ada dalam sistem. 2. Diagram Alir Dokumen (Document Flowchart) Merupakan bagan yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya. 3. Diagram Alir Skematik (Schematic Flowchart) Merupakan bagan yang menggambarkan prosedur dalam sistem, sama seperti diagram alir sistem, namun disini juga ditambahkan gambar-gambar komputer dan peralatan lain yang digunakan. Maksud dari bagan ini adalah memudahkan komunikasi kepada orang yang kurang paham dengan simbolsimbol bagan alir.

14 4. Diagram Alir Program (Program Flowchart) Merupakan bagan yang menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses program. Bagan program dibuat dari derivikasi bagan alir sistem. 5. Diagram Alir Proses (Process Flowchart) Bagan alir ini banyak digunakan dalam teknik industri. Bagan ini berguna untuk analisis sistem untuk menggambarkan proses dalam suatu prosedur. 2.5.2 Document Flow Document Flow merupakan sebuah teknik analitikal yang memberikan gambaran arus pekerjaan secara menyeluruh dari suatu sistem, yang menjelaskan urutan prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem dan penentuan fungsi-fungsi yang bertanggung jawab terhadap sub-sub sistem (Kendall and Kendall, 2002). Simbol-simbol yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.1 Simbolsimbol Document Flow. Tabel 2.1 Simbol-simbol Document Flow Simbol Nama Keterangan Dokumen Sebuah dokumen atau laporan, bisa input maupun output untuk proses manual atau computer Dokumen-dokumen Banyak dokumen Decision Pengambilan keputusan

15 Proses Manual Sebuah Proses yang dilakukan secara manual Arsip / File (manual) Penyimpanan dokumendokumen secara manual (pengarsipan dokumen) Arus dokumen / proses Menunjukkan arah arus dari dokumen atau proses Konektor / penghubung Penghubung ke halaman yang masih sama atau ke halaman lain Terminal Permulaan atau akhir dalam suatu proses atau program; Juga menunjukkan entitas eksternal 2.5.3 Data Flow Diagram (DFD) DFD adalah diagram yang menggunakan suatu notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem. DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik, dimana data tersebut mengalir, misalnya aliran telepon, surat dan sebagainya. Selain itu DFD juga digunakan untuk menggambarkan sistem tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut disimpan, misal file, kartu, microfilm, hard disk, tape, disket dan sebagainya (Hartono, 1999). DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur (structured analysis and design).

16 Data Flow Diagram (DFD) adalah penggambaran sistem secara logika yang digunakan bentuk-bentuk symbol untuk menggambarkan aliran data melalui suatu proses yang saling terkait (Kendall and Kendall, 2002). Tahapan dalam pembuatan DFD adalah sebagai berikut : 1. Context Diagram Context Diagram mengambarkan keseluruhan ruang lingkup dari suatu sistem perusahaan yang menunjukkan batasan sistem, external entities yang berinteraksi dengan perusahaan, dan aliran informasi yang ada diantara entities dengan sistem. Pada Context Diagram biasanya hanya terdapat satu buah proses saja, karena merupakan gambaran keseluruhan sistem. 2. Level 0 Level 0 dari DFD adalah penjabaran dari Context Diagram. Didalamnya terdapat semua proses yang terjadi dalam sistem. Semua proses disini adalah proses-proses utama dalam sistem. 3. Level 1 Level 1 dari DFD adalah penjabaran dari setiap proses yang ada di dalam level 0 DFD. Setiap proses memiliki penjabaran masing-masing sehingga terdapat beberapa DFD Level 1. 4. Dan seterusnya.