Keanekaragaman Jenis Rayap Tanah dan Dampak Serangan Pada Bangunan Rumah di Perumahan Kawasan Mijen Kota Semarang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Identifikasi Rayap Pada Kayu Umpan Di Kampung Babakan Cimareme Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur

Identifikasi Rayap Di Bangunan Cagar Budaya Lawang Sewu Kota Semarang. Identification Of Termites In Lawang Sewu Heritage Building Semarang City

KERUGIAN EKONOMI AKIBAT INFESTASI RAYAP PADA BANGUNAN PERUMAHAN (STUDI KASUS DESA GANDASULI, BOBOTSARI, PURBALINGGA, JAWA TENGAH)

Karakteristik Populasi Rayap Tanah Coptotermes spp (Blattodea: Rhinotermitidae) dan Dampak Serangannya

Muhammad Sayuthi Laboratorium Hama Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala

IDENTIFIKASI DAMPAK DAN TINGKAT SERANGAN RAYAP TERHADAP BANGUNAN DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

TINJAUAN PUSTAKA. Kota Medan mempunyai 805 sekolah dasar dengan perincian 401 buah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SMA DAN SMK NEGERI DI KOTA PEKANBARU

TINJAUAN PUSTAKA. Keberadaan sekolah-sekolah sekarang ini dianggap masih kurang

DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009

IDENTIFIKASI TINGKAT SERANGAN DAN JENIS RAYAP YANG MERUSAK BANGUNAN DI KOTA AMBON

ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP TERHADAP BANGUNAN SMP NEGERI DI KOTA MEDAN

KERAGAMAN SPESIES RAYAP DI KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG GUNUNGPATI SEMARANG

ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SD NEGERI BAGIAN TIMUR DI KOTA PEKANBARU

Rayap Sebagai Serangga Perusak Kayu Dan Metode Penanggulangannya

I. PENDAHULUAN. tiap tahunnya (Rachmawati, 1996), sedangkan menurut Wahyuni (2000), di Kabupaten

TINJAUAN PUSTAKA. setiap kecamatan di Kota Medan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Data jumlah sekolah menengah pertama di setiap kecamatan

KERAGAMAN SPESIES RAYAP TANAH DI JAKARTA BARAT DAN JAKARTA TIMUR KARA GUS LANTERA E

BIOLOGI DAN PENGENDALIAN RAYAP HAMA BANGUNAN DI INDONESIA

KERAGAMAN JENIS RAYAP DAN INTENSITAS KERUSAKAN BANGUNAN DI PERUMAHAN ALAM SINARSARI, CIBEUREUM, DARMAGA, BOGOR CUCU SETIAWATI

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan

Anang Kadarsah ABSTRACT

ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SMP NEGERI DI KOTA PEKANBARU

PENGENALAN RAYAP PERUSAK KAYU YANG PENTING DI INDONESIA

Uji Daya Hidup Rayap Tanah (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) dalam Berbagai Media Kayu di Laboratorium

Rayap, Serangannya, dan Cara Pengendalian

KERUGIAN EKONOMIS AKIBAT SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT DI DUA KECAMATAN (MEDAN DENAI DAN MEDAN LABUHAN)

Daniel, Farah Diba, dan Harnani Husni. Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Jalan Imam Bonjol Pontianak

Beberapa Pengalaman Menghadapi Serangan Rayap Dan Upaya Pencegahannya pada Saat Pra dan Pasca Konstruksi

ANALISIS KERUSAKAN BANGUNAN SEKOLAH DASAR NEGERI OLEH FAKTOR BIOLOGIS DI KOTA BOGOR RULI HERDIANSYAH

Rayap Sebagai Serangga Perusak Bangunan & Pengendaliannya (Implementasi SNI 2404:2015 dan SNI 2405: 2015)

PERSEBARAN DAN PREFERENSI RAYAP TANAH TERHADAP JENIS KAYU YANG BERBEDA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PENGUMPANAN DI WILAYAH PURWOKERTO SKRIPSI

KAJIAN EKONOMIS SERANGAN RAYAP DAN URGENSI TINDAKAN PENGAWETAN TERHADAP PEMBANGUNAN DI BEBERAPA PERUMAHAN KOTA PEMATANGSIANTAR

PENGGUNAAN OLI DAN INSEKTISIDA UNTUK MENGENDALIKAN RAYAP DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

SNI 2404:2015 dan SNI 2405:2015 SEBAGAI WUJUD IPTEK YANG BERKELANJUTAN UNTUK MENDUKUNG INFRASTRUKTUR BIDANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN YANG HANDAL

PENGGUNAAN OLI DAN INSEKTISIDA UNTUK MENGENDALIKAN RAYAP DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika hama rayap (Coptotermes curvinagthus Holmgren) menurut

Uji Suspensi Kitosan untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) pada Tanaman Karet di Lapangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. kayu jati sebagai bahan bangunan seperti kuda-kuda dan kusen, perabot rumah

ASETILASI KAYU RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.), CEMPEDAK (Artocarpus integer Merr.), DAN RAMBAI (Baccaurea montleyana Muell. Arg) HASIL PENELITIAN

RAYAP KAYU (ISOPTERA) PADA RUMAH-RUMAH ADAT MINANGKABAU DI SUMATERA BARAT

POTENSI HUTAN TRIDHARMA USU SEBAGAI TEMPAT PENGUJIAN KEAWETAN KAYU

KEANEKARAGAMAN KOMUNITAS RAYAP PADA TIPE PENGGUNAAN LAHAN YANG BERBEDA SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS LINGKUNGAN TEGUH PRIBADI

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Oleh: Tarsoen Waryono **)

ANALISIS KERUGIAN EKONOMIS DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SMA DAN SMK KOTA PEKANBARU

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati flora dan fauna. Kondisi iklim tropis dan berbagai jenis

KETAHANAN PELEPAH GEWANG (Corypha utan Lamk.) TERHADAP SERANGAN RAYAP TANAH DAN RAYAP KAYU KERING PUTI WULAN SARY

Keanekaragaman Rayap Tanah di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi

ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SEKOLAH DASAR NEGERI DI BAGIAN TIMUR KOTA PEKANBARU

KEANEKARAGAMAN JENIS RAYAP DI KEBUN KELAPA SAWIT PT. BUMI PRATAMA KHATULISTIWA KECAMATAN SUNGAI AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA

SEBARAN JENIS RAYAP TANAH DI APARTEMEN TAMAN RASUNA KUNINGAN JAKARTA DAN POTENSINYA SEBAGAI HAMA PADA BANGUNAN TINGGI MIRA YUNILASARI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata kunci : Aceh Selatan, Coptotermes curvignathus, Daya Jelajah, Myristica fragans, Populasi.

Oleh/by BADARUDDIN 1) ABSTRACT

TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan siklus hidup rayap dapat dilihat gamabar dibawah ini: Gambar 1. Siklus hidup rayap

IDENTIFIKASI RAYAP YANG MENYERANG TUMBUHAN PADA ZONA PEMANFAATAN YANG BERBEDA DI KEBUN RAYA UNMUL SAMARINDA (KRUS)

KETAHANAN KAYU JATI UNGGUL NASIONAL (Tectona grandis Lf.) TERHADAP SERANGAN RAYAP TANAH DAN RAYAP KAYU KERING VINA NURFEBRIANI

Aplikasi campuran serbuk kayu pinus dan fipronil sebagai umpan rayap tanah Macrotermes gilvus (Hagen) (Isoptera: Termitidae) di Bandung

I M COMPANY PROFILE. CV. IRHAM MUGHNII Jl. Industri Cikarang Kp. Sempudarussalam RT003/002 Pasir Gombong Cikaran Bekasi Telp.

PENGUJIAN LABORATORIS EFIKASI UMPAN HEXAFLUMURON 0.5% TERHADAP RAYAP TANAH Coptotermes curvignathus Holmgren. (Isoptera: Rhinotermitidae)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGOLAHAN KAYU (WOOD PROCESSING) Abdurachman. Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

PERKEMBANGAN JUMLAH RAYAP, MORTALITAS, DAN KEMAMPUAN MAKAN RAYAP PADA PENGUJIAN LABORATORIUM ICHMA YELDHA RETMADHONA

UJI LABORATORIS DAYA TAHAN KOMPOSIT SERBUK KAYU PLASTIK POLIETILENA BERKERAPATAN TINGGI SETELAH PELUNTURAN TERHADAP SERANGAN RAYAP TANAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Deforestasi hutan tropis dan konversi hutan menjadi sistem penggunaan

Skripsi. Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Biologi

KETAHANAN LIMA JENIS KAYU BERDASARKAN POSISI KAYU DI POHON TERHADAP SERANGAN RAYAP

KAJIAN KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN SKALA MIKRO DI DESA PENYABANGAN KECAMATAN GEROKGAK

INTENSITAS KERUSAKAN BANGUNAN DAN KEANEKARAGAMAN JENIS RAYAP DI PERUMAHAN NASIONAL BUMI BEKASI BARU, RAWALUMBU, BEKASI WINDI AYU PRAWITASARI

BAB I PENDAHULUAN. Hasil hutan non kayu sebagai hasil hutan yang berupa produk di luar kayu

TINJAUAN PUSTAKA. bujur Timur dan Lintang Utara. Dengan ketinggian permukaan laut

EFEKTIVITAS BIOATRAKTAN DARI BAHAN ALAMI TERHADAP RAYAP TANAH (Coptotermes curvignathus Holmgren)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DENGAN MENGGUNAKAN DAUN SIRSAK

AUDIT KONSTRUKSI BANGUNAN

STRATEGI PENGENDALIAN RAYAP SECARA TERPADU PADA PERTANAMAN KELAPA SAWIT STATEGY OF INTEGRATED CONTROL OF TERMITES ON OILPALM PLANTATION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dramaga, Bogor, 16680, Indonesia. IPB Dramaga, Bogor, 16680, Indonesia Corresponding author: (Fauzi Febrianto)

BAB I PENDAHULUAN. dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (Anonim, 2006). Dengan. Banyak faktor yang membuat potensi hutan menurun, misalnya

TERMITE CONTROL / PENGENDALIAN RAYAP DI PERPUSTAKAAN: STUDI ACTION RESEARCH PADA PERPUSTAKAAN BALAI PENELITIAN TEKNOLOGI SERAT TANAMAN

f1~ r '~{5))'~~ ~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

Oleh/By : Mody Lempang dan Muhammad Asdar ABSTRACT. The main cause of building destroy is termite attacktion. Economic lossing

BAB I PENDAHULUAN. Semut (Hymenoptera: Formicidae) memiliki jumlah jenis dan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KOMPOSISI RAYAP DI KEBUN GAMBIR MASYARAKAT DI KANAGARIAN SIGUNTUR MUDA KECAMATAN KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

Nama Responden Jabatan Pekerjaan Jenis Kelamin (P/L) Alamat JOSEPTIAN PURBA Direktur L Jl. Gaperta Ujung Perumahan Tosiro Indah No.

BAB 1 PENDAHULUAN. juga merupakan status lambang sosial (Keman, 2005). Perumahan merupakan

SERANGAN RAYAP COPTOTERMES

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hasil hutan tidak hanya sekadar kayu tetapi juga menghasilkan buahbuahan

KEAWETAN DAN KETERAWETAN KAYU EKALIPTUS (Eucalyptus urophylla) UMUR 7 TAHUN DARI AREAL HPHTI PT. TOBA PULP LESTARI, Tbk

TINJAUAN PUSTAKA. (C curvinagthus Holmgren) adalah sebagai berikut : Gambar 1 : Siklus hidup rayap Sumber :

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA. Anonim Obor. Biro Perencanaan Perum Perhutani Unit I. Jawa Tengah.

DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

I. PENDAHULUAN. Perkebunan memiliki peran yang penting dalam pembangunan nasional,

Transkripsi:

Keanekaragaman Jenis Rayap Tanah dan Dampak Serangan Pada Bangunan Rumah di Perumahan Kawasan Mijen Kota Semarang Annisa Savitri* ), Ir. Martini**), Sri Yuliawati** ) * ) Mahasiswa Peminatan Entomologi Kesehatan FKM UNDIP ** ) Dosen Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik FKM UNDIP e-mail : annisasavitri15@gmail.com ABSTRACT Termite attacks on buildings construction in Indonesia has become a major problem since the beginning until now, so that termites are known as pests. The residential development has after the habitats of termites that an impact on the narrowing of the environmental termites and reduce termite food source. So this led to the increasing of a termite attack. This research was conducted at kawasan Mijen Kota Semarang. The objectives of this research are to identify the type of subterranean termites and to know the impact of subterranean termites attack on house building. This research is descriptive with survey method and cross sectional approach. The samples in this study are building houses using purposive sampling and taking termite using accidental sampling technique. The result of this study showed that the termite species Macrotermes gilvus Hagen soldiers (71%) and Coptotermes curvignathus Holmgren (29%). The type of a house component that usually suffered a lot of damage is the door frame with the intensity (minimum damage). Therefore, it is necessary to attempt an anti-termite treatment for houses, to repair the damage building components immediately, to clean the wood, the trees that have died or other lignoselulosa material which related to the soil. Keyword : Subterranean termites, Impact of termite attack, Macrotermes gilvus, Coptotermes curvignathus. Bibliography : 52, 1983-2015 PENDAHULUAN Rayap merupakan serangga yang termasuk ke dalam Ordo Isoptera. Rayap hidup secara berkoloni, dan memiliki tatanan kasta dalam koloninya. Dalam satu koloni rayap terdiri atas tiga kasta dengan pembagian tugas yang jelas. 1 Terdapat tiga famili rayap di wilayah Indonesia yaitu : Kalotermitidae, Rhinotermitidae, dan Termitidae. 2 Dalam biosfera, rayap memiliki peranan penting sebagai serangga pengurai atau dekomposer yang bermanfaat bagi lingkungan. Namun semakin meningkatnya jumlah penduduk mengubah habitat rayap menjadi bangunan perumahan yang berdampak pada semakin menyempitnya lingkungan hidup rayap dan mengurangi sumber makanan rayap. Dalam mempertahankan hidupnya rayap memperluas wilayah jelajahnya dalam mencari sumber makanan dengan menyerang apa saja yang ditemui. 3 Di Indonesia terdapat dua famili rayap tanah, yaitu Rhinotermitidae dan Termitidae. Golongan rayap ini diketahui sebagai hama yang banyak 100

menyerang kayu dan merusak bangunan secara meluas. 4 Saat ini serangan rayap pada bangunan gedung merupakan masalah besar, mengingat intensitas serangan rayap pada bangunan semakin tinggi dan meluas sehingga nilai kerugian akibat serangan rayap pada bangunan gedung dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Keberadaan rayap sering dianggap remeh, padahal akibat serangannya dapat berakibat fatal, baik ditinjau dari segi konstruksi bangunan maupun keselematan penghuninya. 5 Kerugian ekonomis akibat infestasi rayap pada bangunan perumahan di Indonesia telah mencapai angka 1,67 trilyun rupiah. Oleh karena itu perlu dilakukannya upaya pengendalian serangan rayap pada bangunan yang meliputi metode sebelum rumah dibangun (pra konstruksi) yang mengacu pada SNI-03-2404-1991 dan metode pada bangunan yang sudah jadi (pasca konstruksi) yang mengacu pada SNI-03-2405-1991. 6 7 Faktor-faktor penyebab kerusakan bangunan perlu diketahui sebelum melakukan usaha perlindungan pada bangunan terutama pada faktor-faktor perusak bangunan. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan melakukan identifikasi jenis rayap yang menyerang. Identifikasi jenis rayap bertujuan untuk perlakuan pembasmian dan proteksi akan lebih mudah dan efektif disesuaikan dengan jenis rayap. 9 10 Perumahan ini terletak di Kecamatan Mijen Kota Semarang. Dahulunya merupakan perumahan yang lahannya bekas dari perkebunan karet. Perumahan bekas dari perkebunan karet memiliki resiko besar terhadap serangan rayap, dikarenakan salah satu habitat yang sesuai bagi kehidupan dan perkembangan berbagai jenis rayap. 6 Hal ini dikarenakan pada saat pembukaan dan pengerukan tanah dibekas perkebunan karet tersebut sangat memungkinkan tertinggalnya sisa-sisa akar atau kayu di bawah atau di sekitar bangunan yang dibangun. Sisa-sisa bahan organik tersebut dapat menjadi pusat-pusat sarang rayap. 11 Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai Keanekaragaan Jenis Rayap Tanah dan Dampak Serangan Terhadap Bangunan di Perumahan Kawasan Mijen Kota Semarang. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode penelitian yang digunakan adalah survey, dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah bangunan rumah yang dipilih secara menggunakan purposive sampling adalah 65 bangunan rumah yang terdapat di Perumahan Kawasan Mijen Kota Semarang dengan menggunakan perhitungan sampel minimal rumus Lameshow. Sampel rayap menggunakan teknik accidental sampling. Persentase kerusakan komponen kayu bangunan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : PK = (VS : VA) X 100 % Keterangan : PK = Persentase kerusakan komponen kayu (%) VS = Volume komponen kayu yang terserang (cm 3 ) VA = Volume komponen kayu asli (cm 3 ) Tingkat kerusakan akibat serangan perusak biologis dapat ditentukan dengan beberapa kritera sebagai berikut : 11 a) Rusak ringan, apabila persentase kerusakan lebih kecil atau sama dengan 5%. b) Rusak sedang, apabila presentase kerusakan terletak antara 6-20%. c) Rusak berat, apabila presentase kerusakan lebih besar dari 20%. HASIL PENELITIAN 101

Gambar 4.4 Persentase Penemuan Jenis Rayap Tanah di Perumahan Kawasan Mijen Kota Semarang Gambar 4.1 Persentase Kelas Umur Bangunan Rumah di Perumahan Kawasan Mijen Kota Semarang Gambar 4.2 Jenis Kayu yang digunakan di Perumahan Kawasan Mijen Kota Semarang Berdasarkan hasil penelitian, kelas umur bangunan yang paling banyak di Perumahan Kawasan Mijen Kota Semarang adalah 8-14 tahun (52 %). Jenis kayu yang paling banyak digunakan adalah kayu jati. Jenis komponen bangunan rumah yang paling banyak mengalami kerusakan akibat rayap adalah kusen pintu (33%) dengan intensitas kerusakan akibat serangan rayap ringan. Jenis kayu banyak mengalami serangan rayap adalah jenis kayu meranti. Rayap yang berhasil ditemukan atau tertangkap adalah dua famili dan dua spesies yaitu Rhinotermitidae dan Termitidae. Jenis Macrotermes gilvus (71%) dan Coptotermes curvignathus (29%). Adapun upaya pengendalian yang dilakukan adalah dua metode yaitu metode sebelum bangunan jadi (pra konstruksi) dan pada bangunan yang sudah jadi (pasca konstruksi). Tindakan yang dilakukan perlakuan pada pondasi bangunan, pengawetan kayu, injeksi pada bangunan, dan metode pengumpanan. Gambar 4.3 Frekuensi Kerusakan Pada Jenis Komponen Rumah Akibat Serangan Rayap di Perumahan Kawasan Mijen Kota Semarang PEMBAHASAN A. Identifikasi Jenis Rayap Jenis Rayap yang ditemukan pada lokasi penelitian terdapat dua famili dan dua spesies yaitu famili Termitidae jenis rayap Macrotermes gilvus (71%) dan famili Rhinotermitidae jenis rayap Coptotermes curvignathus (29%). Rayap Macrotermes gilvus merupakan spesies yang paling tinggi keberadaannya di Perumahan yang terletak di kawasan Mijen Kota Semarang. Hal ini dikarenakan lahan perumahan tersebut merupakan lahan bekas dari perkebunan karet, dimana rayap Macrotermes gilvus adalah jenis rayap yang paling banyak ditemukan dan paling banyak menyerang di daerah perkebunan. Hal ini sesuai dengan penelitian Mira Yunilasari oleh menyatakan bahwa rayap Macrotermes gilvus Hagen juga merupakan hama penting pada berbagai tanaman perkebunan khususnya pada 102

perkebunan kelapa dan kelapa sawit, namun serangan tidak sampai menimbulkan kematian pada tanaman inang M. Gilvus termasuk ke dalam famili Termitidae yang dikenal sebagai rayap tingkat tinggi. 14 Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Gus Kara Lantera spesies rayap tanah yang dikenal sebagai spesies terpenting sebagai perusak kayu dan bangunan di Indonesia yaitu Coptotermes curvignathus. Keberadaan rayap ini patut diwaspadai karena sangat besar potensi ancamannya terhadap bangunan gedung di sekitar habitatnya. 15 Dampak kerusakan dan kemampuannya dalam menyerang bangunan yang lebih tinggi dibandingkan dengan rayap tanah lainnya. Serangga ini mampu beradaptasi dalam berbagai kondisi lingkungan yang diciptakan manusia di dalam bangunan gedung. 16 Oleh karena itu, serangan rayap dari spesies ini perlu diwaspadai dengan melakukan inspeksi secara rutin pada bangunan atau properti lainnya. B. Kerusakan Bangunan Rumah Akibat Serangan Rayap, Serangan kerusakan bangunan akibat infestasi rayap sangat tergantung pada jenis rayap, jenis kayu, dan keadaan lingkungan di sekitar bangunan tersebut. Selain itu, faktor yang dapat mempengaruhi infestasi rayap pada bangunan adalah sebagai berikut: komponen bangunan dan perabot rumah yang terbuat dari kayu, daerah sekitar bangunan dengan kelembaban yang tinggi, komponen bangunan dari kayu yang berhubungan langsung dengan tanah, tumpukan kayu dan bahan-bahan yang mengandung selulosa. Jenis rayap dapat mempengaruhi intensitas kerusakan material bangunan yang terserang rayap, hal ini dilihat dari perilaku makan rayap tersebut. 12 Perilaku makan rayap di lapangan bergantung pada tempat koloni berada dan jumlah populasi yang ada. Di alam, rayap dihadapkan pada banyak pilihan makanan, dalam keadaan tersebut rayap akan memilih tipe makanan yang paling disukai dan sumber makanan yang lainnya ditinggalkan. Umur bangunan rumah juga dapat menentukan tingkat kerusakan bangunan rumah akibat serangan rayap. Pada penelitian ini, umur bangunan yang paling banyak mengalami kerusakan adalah pada kelas umur 8-14 tahun. Biasanya umur bangunan yang tua cenderung lebih banyak mengalami kerusakan. Hal tersebut dikarenakan semakin tua umur bangunan rumah maka keawetan konstruksi kayu yang ada di dalamnya cenderung menurun sehingga kemungkinan untuk terserang rayap akan semakin besar. Tetapi belum tentu rumah yang berumur lebih tua memilki kerusakan yang lebih besar dibandingkan dengan rumah yang berumur lebih muda. Hal tersebut tergantung pada pemeliharaan dan perawatan pada bangunan rumah yang dilakukan. Pada penelitian ini, kusen pintu merupakan jenis komponen bangunan yang paling banyak terserang oleh rayap, disusul dengan kusen jendela. Adapun intensitas kerusakan pada kusen pintu bangunan yang ditimbulkan dari serangan rayap terdiri dari ringan, sedang, dan berat. Kerusakan akibat serangan rayap tersebut dapat dipengaruhi dari jenis kayu yang digunakan. Jenis kayu yang paling banyak mengalami kerusakan adalah kayu meranti. Dilihat dari segi bentuk konstruksinya, kusen pintu pada bangunan rumah tersebut tingginya tidak begitu jauh dari tanah, sehingga akan memudahkan bagi rayap untuk naik ke komponen bangunan rumah tersebut. Biasanya kusen pintu yang terserang rayap yang terletak di tempat yang lembab seperti kamar mandi dan dapur. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dikemukakan oleh Koehler dan Tucker, intensitas kerusakan pada komponen bangunan rumah yang paling banyak adalah pada kusen pintu dan kusen jendela dikarenakan komponen ini terletak paling dekat dengan tanah sehingga mempermudah infestasi rayap pada komponen bangunan rumah tersebut. Rayap pada umumnya menyerang komponen bangunan yang di atas permukaan tanah dengan melewati 103

celah-celah sempit karena mobilitasnya. Kadangkala rayap juga membentuk lorong-lorong antara atau jalur kembara (shelter tubes) sebagai penghubung antara gathering zone dengan sarang mereka. Selain itu untuk meningkatkan daya hancur rayap pada bangunan, mereka sering membuat sarang-sarang antara untuk mendukung mobilitas rayap dalam menginfeksi struktur bangunan yang mengandung kayu tersebut. 13 Metode pra konstruksi merupakan metode pengendalian yang diarahkan pada bangunan rumah yang sedang dalam pembangunan atau belum jadi. Metode prakonstruksi lebih banyak dilakukan oleh penghuni rumah di perumahan tersebut adalah tindakan perlakuan pada pondasi dengan bahan termitisida. Hal ini dikarenakan pada metode prakonstruksi dirasa lebih praktis aplikasinya dan lebih hemat biaya dibandingkan dengan metode pasca konstruksi. Selain itu metode prakonstruksi lebih bersifat kepada pencegahan terhadap kerusakan akibat serangan rayap. Metode pasca konstruksi yaitu tindakan pengendalian rayap yang dilakukan pada bangunan yang sudah berdiri atau pada bangunan yang sudah terserang rayap. Adapun metode pasca konstruksi yang dilakukan oleh penghuni rumah di perumahan tersebut adalah dengan menginjeksi lantai bangunan dengan bahan anti rayap atau termitisida, penyemprotan kayu dengan antirayap atau termitisida, dan teknik pengumpanan rayap dengan menggunakan hexaflumuron. Metode prakonstruksi bertujuan untuk mengantisipasi kerusakan pada bangunan menjadi lebih berat atau parah. KESIMPULAN 1. Rayap tanah yang menyerang bangunan rumah di Perumahan Kawasan Mijen Kota Semarang adalah jenis rayap Macrotermes gilvus sebesar 71 % Coptotermes curvignathus sebesar 29 %. 2. Kelas umur bangunan rumah di perumahan Kawasan Mijen Kota Semarang adalah 8-14 tahun. 3. Jenis kayu yang digunakan untuk konstruksi bangunan rumah di perumahan Kawasan Mijen Kota Semarang adalah jenis kayu jati 4. Jenis komponen-komponen bangunan rumah di perumahan Kawasan Mijen Kota Semarang yang paling banyak mengalami kerusakan akibat serangan rayap adalah kusen pintu sebesar 33 % dengan intensitas kerusakan ringan sebesar 77,2 % 5. Upaya perlindungan rumah yang dilakukan penghuni rumah di perumahan Kawasan Mijen Kota Semarang untuk mencegah serangan rayap di bangunan rumah dengan metode prakonstruksi dan pascakonstruksi yaitu perlakuan pada pondasi bangunan, injeksi pada lantai bangunan rumah yang sudah jadi, pengawetan kayu menggunakan termitisida, dan metode pengumpanan rayap. SARAN 1. Bagi Peneliti disarankan perlu dilakukan penelitian mengeneai monitoring dan evaluasi aplikasi pengendalian rayap dengan menggunakan metode pengendalian pengumpanan rayap yang ramah lingkungan. 2. Masyarakat diharapkan dapat melakukan pembersihan lokasi sekitar rumah dari bekas kayu-kayu konstruksi yang sudah tidak terpakai terutama kayu yang langsung berhubungan dengan tanah, supaya tidak menjadi sumber makanan rayap untuk datang menyerang. Selain itu segera lakukan perbaikan dan treatment ketika terdapat kerusakan pada bangunan rumah yang dapat memicu kehadiran rayap. Daftar Pustaka 1. Waryono T. Ekosistem Rayap dan Vektor Demam Berdarah di Lingkungan Permukiman *). 2008:1-9. 104

2. Hadi, U.K. dan Singgih Sigit H. Hama Pemukiman Indonesia :Pengenalan, Biologi dan Pengendalian. Bogor: Penerbit Unit kajian Pengendalian Hama Pemukiman Fakultas Kedokteran Hewan Bogor : Institut Pertanian Bogor; 2006. p. 200 15. 3. Badarrudin. Identifikasi Rayap dan Serangannya di Hutan Pendidikan Kalimatan Selatan: UNLAM Mandiangan. Hutan Tropis Borneo. 2007;18(20):56 70. 4. Pribadi, T. Kerugian Ekonomi Akibat Infestasi Rayap Pada Bangunan Perumahan (Studi Kasus Desa Gandasuli, Bobotsari, Purbalingga, Jawa Tengah). Jurnal Hutan Tropis Borneo. 2009;28:313 20. 5. Arinana. Keefektifan Nematoda Entomopatogen Stinernema sp. dan Heterohabditis indica sebagai agen hayati pengendali rayap tanah Coptotermes curvignathus Holmgren (Isoptera : Rhinotermitidae). Bogor : Institut Pertanian Bogor; 2002. 6. Nandika, D. dan Rismayandi. Rayap, Biologi dan Pengendalian. Surakarta: Universitas Muhammadiah; 2003. 7. Prayogo, I. Beberapa Pengalaman Menghadapi Serangan Rayap dan Upaya Pencegahannya pada Saat Pra dan Pasca konstruksi. 2007;II:11 5. 12. Safarudin. 1994. Kerugian ekonomi akibat serangan rayap pada bangunan perumahan di dua wilayah DKI Jakarta (Kodya Jakarta Barat dan Jakarta Timur). Bogor : Fakultas kehutanan Institut Pertanian Bogor. 13. Koehler and Tucker. Subterranean termite [Internet]. 2003. Available from: http://edis.ifas.ulf.edu. 14. Yunilasari, Mira. Sebaran Jenis Rayap Tanah di Apartermen Taman Rasuna Kuningan Jakarta Dan Potensinya Sebagai Hama Pada Bangunan Tinggi. Bogor :Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. 2008. 15. Lantera, K.G. Keragaman Spesies Rayap Tanah Jakarta Barat dan Jakarta Timur. Bogor : Intitut Pertanian Bogor; 2014. 16. Eggleton P. 2000. Global patterns of termite diversity. In Termites: Evolution, Sociality, Symbioses, Ecology. Edited by: Takuya Abe, David Edward Bignell and Masahiko Higashi. Kluwer Academic Publisher London. hlm 25-52. 8. ASPPHAMI. Laporan Kemajuan Revisi SNI 03-2404-1991 dan 03-2405-1991. 2013. Available from: https://www.scribds.com/doc/ Laporan-Kemajuan-Revisi-SNI-03-2404-1991 dan No 03-2405-1991 9. Iswanto, A.H. Sifat Dasar Kayu Sentang (Melia excelsa Jack) dan Pemanfaatannya Sebagai Bahan Baku Oriented Strand Board. Bogor : pascasarjana Institut Pertanian Bogor; 2008. 10. Lantera, K.G. Keragaman Spesies Rayap Tanah Jakarta Barat dan Jakarta Timur. Bogor : Intitut Pertanian Bogor; 2014. 11. Dungani, R. Ancaman Serangan Rayap Di Kampus ITB Jatinangor [Internet]. Bandung; 2015. Available from: http://klinikkayu.sith.itb.ac.id/ 105