Kata Kunci : kontes, memperlombakan, harga pasar, tim juri, Pokja ULP.

dokumen-dokumen yang mirip
13. KONTES. c. Pemberian... BAB II TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA BARANG HALAMAN II - 262

12. PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG ATAU PENGADAAN LANGSUNG

8. SAYEMBARA. c. Pemberian... BAB VII TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA JASA LAINNYA

a. Pengumuman Sayembara 1) Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan mengumumkan secara luas adanya Sayembara melalui website

6. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DENGAN EVALUASI SISTEM GUGUR DENGAN AMBANG BATAS

DOKUMEN SAYEMBARA PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PEMBUATAN DESAIN LOGO GEDUNG PADEPOKAN SENI KOTA BANDUNG TAHUN 2012

5. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI DAN SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS

3. PELELANGAN UMUM PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DAN EVALUASI SISTEM NILAI DAN SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN (AANWIJZING) Nomor : 027 / 60 - BAPP / LS / ULP - POKJA V / IX / 2012

LAMPIRAN II TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA BARANG HALAMAN II - 59

5. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI DAN SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS

B. PELAKSANAAN 1. PELELANGAN UMUM SECARA PASCAKUALIFIKASI METODA SATU SAMPUL DENGAN EVALUASI SISTEM GUGUR

REPUBLIK INDONESIA DOKUMEN SAYEMBARA LOGO KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

BERITA - ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING) Nomor : 027/ 14 - BAPP/LU/ULP-POKJA III/ III /2013

Tugas dan Kewenangan PA/KPA, PPK, ULP, dan PPHP dalam Pengadaan Barang/Jasa

2. PELELANGAN UMUM SECARA PASCAKUALIFIKASI METODE DUA SAMPUL DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI DAN SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS

b. Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Pengadaan 1) Penyedia melakukan pendaftaran, melalui: a) pendaftaran langsung; atau b) pendaftaran

3. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE SATU SAMPUL DENGAN EVALUASI SISTEM GUGUR

DAFTAR ISI BAB V TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI BERBENTUK PERORANGAN

3. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA SAMPUL DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI ATAU SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS

2. PELELANGAN UMUM SECARA PASCAKUALIFIKASI METODE DUA SAMPUL DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI DAN SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS

11. PELAKSANAAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG DAN PENGADAAN LANGSUNG

PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II

B. PROSES PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI BERBENTUK BADAN USAHA

B. PROSES PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI BERBENTUK PERORANGAN 1. SELEKSI UMUM METODE EVALUASI KUALITAS SATU SAMPUL

4. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA SAMPUL DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI ATAU SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS

NEGOSIASI DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH Oleh Abu Sopian Widyaiswara pada Balai Diklat Keuangan Palembang

12. PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG ATAU PENGADAAN LANGSUNG

3. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE SATU SAMPUL DENGAN EVALUASI SISTEM GUGUR

website K/L/D/I masing-masing dan papan pengumuman resmi untuk

5. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI DAN SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS

2. PELELANGAN UMUM SECARA PASCAKUALIFIKASI METODE DUA SAMPUL DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI ATAU SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS

6. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DENGAN EVALUASI SISTEM GUGUR DENGAN AMBANG BATAS

PENGADAAN LANGSUNG BOLEH DILAKSANAKAN OLEH PENYEDIA YANG TIDAK MEMENUHI PERSYARATAN oleh: Abu Sopian, S.H., M.M. Balai Diklat Keuangan Pelembang

7. PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG ATAU PENGADAAN LANGSUNG

4. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA SAMPUL DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI ATAU SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS

B. PELAKSANAAN BAB III TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA PEKERJAAN KONSTRUKSI HALAMAN III -43

B. PELAKSANAAN 1. PELELANGAN UMUM SECARA PASCAKUALIFIKASI METODA SATU SAMPUL DENGAN EVALUASI SISTEM GUGUR

3. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE SATU SAMPUL DENGAN EVALUASI SISTEM GUGUR

PENGADAAN LANGSUNG YANG BERTANGGUNG JAWAB. (Abu Sopian/Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang)

5. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DENGAN EVALUASI SISTEM GUGUR DENGAN AMBANG BATAS

DAFTAR ISI BAB I- PERENCANAAN UMUM PENGADAAN BARANG/JASA A. KETENTUAN UMUM 1 B. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS KEBUTUHAN 1

AUDIT ATAS PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA DENGAN PASCAKUALIFIKASI

DAFTAR ISI LAMPIRAN I PERENCANAAN UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PERENCANAAN UMUM PENGADAAN BARANG/JASA

LARANGAN NEGOSIASI DALAM PROSES LELANG Oleh Abu Sopian Widyaiswara pada Balai Diklat Keuangan Palembang

4. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DENGAN EVALUASI SISTEM GUGUR DENGAN AMBANG BATAS

3. SELEKSI UMUM METODE EVALUASI BIAYA TERENDAH SATU SAMPUL

AUDIT ATAS PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA DENGAN PRAKUALIFIKASI

KEDUDUKAN PENYEDIA BARANG/JASA MENURUT PERATURAN PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN 2015

D O K U M E N S AY E M B A R A SAYEMBARA DESAIN KANTOR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR

BEBERAPA CATATAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN 2015

TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

Bagian Kelima. Penyusunan Jadwal Pemilihan Penyedia Barang/Jasa. Paragraf Pertama

LARANGAN PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN DENGAN CARA DUA TAHAP DALAM PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI

PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO SELATAN SEKRETARIAT DAERAH Jl. Pelita Raya Nomor 305 F Buntok Telp. (0525) Kode Pos B U N T O K

6. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI DAN SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN

Dokumen Sayembara SAYEMBARA TV COMMERCIAL BAKTI KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Direktorat Jendral Penyelenggaraan Pos dan Informatika

BAB III TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA PEKERJAAN KONSTRUKSI HALAMAN III - 73

PROSEDUR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BERDASARKAN PERPRES NOMOR 54 TAHUN Oleh : Rusdianto S., S.H., M.H. 1

TP - APBN TA Pengadaan Hand Traktor Sebanyak 7 Unit

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR UNIT LAYANAN PENGADAAN TAHUN ANGGARAN 2012 POKJA PENGADAAN V (BARANG DAN JASA LAINNYA)

2. SELEKSI UMUM METODE EVALUASI KUALITAS DAN BIAYA SERTA METODE EVALUASI PAGU ANGGARAN DUA SAMPUL

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NO : 07/PRT/M/2011 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI

PELELANGAN. MATA KULIAH MANAJEMEN KONSTRUKSI Pertemuan Ke 6

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA

HPS MELEBIHI PAGU ANGGARAN DAPAT TERJADI DALAM PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2012 TENTANG

PEKERJAAN TAMBAH/KURANG DALAM KONTRAK PEKERJAAN KONSTRUKSI (Abu Sopian BDK Palembang)

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA BUPATI PANDEGLANG,

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NO : 07/PRT/M/2011 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI

A D E N D U M D O KUMEN KUA L IFIKASI. Pengadaan Jasa Konsultan Perencana untuk Rehabilitasi Rumah Dinas Bea dan Cukai di Juwangen

A D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N. Nomor: ADD. II-2/DOK-DPU/ULP-KONSTRUKSI/2013. Tanggal: 24 Mei untuk Pengadaan

1. Keterbatasan Jumlah Petugas.

5. PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG DAN PENGADAAN LANGSUNG

DAFTAR ISI LAMPIRAN II TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA BARANG

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

BAB I UMUM. B. Dalam dokumen ini dipergunakan pengertian, istilah dan singkatan sebagai berikut:

PENTINGNYA MEMAHAMI JENIS KONTRAK PENGADAAN BARANG/JASA

Pemerintah Kota Semarang. Dokumen Pemilihan. Pengadaan. Seleksi Sederhana dengan Prakualifikasi Metode Evaluasi Pagu Anggaran Satu Sampul

ADENDUM KE.I DOKUMEN PENGADAAN Nomor : 11/POKJA-KSLT/DPU-PRM/PRENC/ABT/B/2013

PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH ABSTRAK

PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2014

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI GORONTALO

Standar Dokumen Pengadaan

INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)

PERATURAN PRESIDEN RI NOMOR 54 TAHUN 2010 beserta perubahannya

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN DONGGALA ULP II PENGADAAN BARANG RSUD KABELOTA JLN. TRANS SULAWESI NO. KEL. KABONGA KEC.BANAWA LEMBAR PENGESAHAN

DOKUMEN PENGADAAN. Nomor : 15/DP PANPBJ-UPI/IX/2011 Tanggal : 16 September 2011

-1- LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PANITIA PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH DINAS KEBERSIHAN, PERTAMANAN DAN PEMAKAMAN TAHUN ANGGARAN 2011

UNIT LAYANAN PENGADAAN IPB MAKALAH [MATRIKS PERUBAHAN PERPRES NO.4 TAHUN PEMERINTAH] Di Susun oleh : Anwar Syam

PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG JASA MELALUI PENYEDIA BARANG/JASA

5. PENUNJUKAN LANGSUNG SATU SAMPUL

Transkripsi:

PENGADAAN RUMAH DINAS DENGAN CARA KONTES Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang) Abstrak Dalam rangka memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana pemerintah memerlukan pengadaan berbagai macam barang/jasa. Salah satu jenis pengadaan yang selalu dilakukan oleh pemerintah adalah pengadaan rumah dinas untuk pejabat dan pegawai Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi (K/L/D/I). Pengadaan rumah dinas selalu ada pada masing-masing K/L/D/I dengan anggaran belanja yang cukup besar. Pada umumnya pengadaan rumah dinas dilakukan dengan cara membangun rumah di atas tanah yang sudah dimiliki oleh satuan kerja pemerintah. Bagi satuan kerja yang tidak memiliki lahan pengadaan rumah dinas dengan cara ini biasanya dilakukan bertahap misalnya tahun anggaran pertama pengadaan lahan tanah dilanjutkan dengan pembangunan rumah dinas pada tahun anggaran berikutnya. Dalam kenyataannya ada cukup banyak pengusaha property yang bergerak di bidang pembangunan rumah untuk dijual kepada maasyarakat. Kenyataan ini seharusnya membuka mata kita untuk menjadikannya sebagai salah satu solusi dalam pengadaan rumah dinas pejabat/pegawai pemerintah. Harga jual rumah biasanya tidak memiliki harga standar tetapi tergantung pada harga jual lahan dimana rumah itu dibangun. Semakin dekat dari pusat kota semakin mahal. Karena itu pembelian rumah dinas kepada pengusaha property sulit untuk dilaksanakan dengan cara pelelangan. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan memperlombakan rumah yang ditawarkan. Cara pengadaan demikian dalam sistem pengadaan barang/jasa pemerintah dinamakan kontes. Pelaksanaan pengadaan rumah dinas dengan cara kontes menjanjikan keuntungan bagi pemerintah antara lain: 1. Contoh bangunan rumah yang ditawarkan dapat dilihat pada saat penawaran diajukan; 2. Harga rumah yang ditawarkan bersifat sangat terbuka disertai brosur yang ditawarkan kepada masyarakat umum; 3. Pengusaha perumahan pada umunya lebih dapat dipercaya dalam menyelesaikan pekerjaan pembangunan rumah dibandingkan pemborong biasa; 4. Tidak memerlukan konsultan perencanaan dan konsultan pengawas; 5. Pengadaan rumah dan tanah dilakukan sekaligus dalam satu tahun anggaran. Kata Kunci : kontes, memperlombakan, harga pasar, tim juri, Pokja ULP. A. Pengertian Kontes Dalam konteks pengadaan barang/jasa pemerintah, pengertian resmi tentang kontes terdapat pada pasal 1 angka 30 Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 yang berbunyi Kontes adalah metode pemilihan Penyedia Barang yang memperlombakan barang/benda tertentu yang tidak mempunyai harga pasar dan yang harga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan Harga Satuan. Dari definisi di atas terdapat dua ciri utama yang harus ada pada kontes yaitu: 1. Memperlombakan barang/benda tertentu; dan 2. Barang/benda tertentu yang diperlombakan tidak mempunyai harga pasar dan tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan. Dengan demikian dalam melaksanakan pengadaan barang/jasa yang tidak memiliki harga pasar dan barang yang tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan harus dilakukan dengan cara kontes. Karena barang yang dikonteskan tidak memiliki harga pasar dan tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan, maka penetapan pemenang kontes tidak didasarkan pada perbandingan harga. Harga penawaran yang murah tidak menjadi pertimbangan dalam menetapkan pemenang kontes. Penetapan pemenang kontes didasarkan pada hasil penilaian

terhadap barang yang diperlombakan. Terbuka kesempatan bagi pelaksana kontes untuk memenangkan penawaran yang lebih mahal jika barang yang ditawarkan dinilai lebih baik. Cara pengadaan barang/jasa dengan cara kontes tidak dikenal pada pengadaan pekerjaan konstruksi, jasa konsultansi dan jasa lainnya. Hal ini disebabkan karena harga bahan, upah kerja, dan keuntungan dalam pekerjaan konstruksi, jasa konsultansi dan jasa lainnya dapat ditentukan berdasarkan harga pasar. Menurut Peraturan Kepala LKPP nomor 14 tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Perpres nomor 70 tahun 2012 Pelaksanaan pengadaan barang dengan cara kontes dilakukan oleh Tim Juri yang diangkat oleh PA/KPA. Bab I Peraturan tersebut yang mengatur tentang Perencanaan Umum Pengadaan Barang/Jasa menyebutkan untuk menunjang pelaksanaan kontes/sayembara Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi menetapkan tim juri/tim ahli. B. Pengadaan Rumah Dinas Dengan Cara Kontes Pengadaan rumah dinas dapat ditempuh dengan dua cara yaitu: 1) dengan membangun rumah baru di atas tanah milik satuan kerja pemerintah atau 2) dengan cara membeli rumah baru beserta tanahnya. Jika dilakukan dengan cara membangun rumah baru di atas tanah milik satker maka pengadaan demikian termasuk kelompok pengadaan pekerjaan konstruksi. Jika dilakukan dengan cara kontes pengadaan tersebut masuk dalam kelompok pengadaan barang. Untuk pengadaan rumah dinas yang termasuk kategori pekerjaan konstruksi dan dilakukan dengan cara membangun diatas tanah milik satker, cara pemilihan penyedianya ditentukan oleh berapa besar nilai paket pekerjaan. Pemilihan penyedia untuk paket pekerjaan di atas Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah) sampai dengan Rp5.000.000.000,- (lima miliar rupiah) dilakukan dengan cara Pemilihan Langsung. Pemilihan penyedia untuk paket pekerjaan di atas Rp5.000.000.000,- (lima miliar rupiah) dilakukan dengan cara pelelangan umum atau pelelangan terbatas. Untuk pengadaan rumah dinas yang termasuk kategori pengadaan barang yaitu dengan membeli rumah beserta tanahnya dilakukan dengan cara kontes tanpa melihat berapa besar nilai paket tersebut. Pengadaan rumah dinas dengan cara kontes mungkin belum banyak dilakukan di lingkungan instansi pemerintah/daerah. Pada umumnya pengadaan rumah dinas dilakukan dengan cara membangun di atas tanah yang sudah dimiliki oleh satuan kerja/instansi pemerintah. Menurut hemat penulis pengadaan rumah dengan cara membeli rumah beserta tanahnya (rumah siap huni) dengan cara kontes dapat dijadikan pilihan bagi satuan kerja pemerintah/daerah yang membutuhkan rumah dinas. Tidak ada larangan bagi satuan kerja pemerintah untuk membeli rumah yang sudah dibangun atau yang baru akan dibangun oleh perusahaan pembangun rumah. Saat ini banyak sekali pengusaha yang membangun kompleks perumahan yang kemudian ditawarkan kepada masyarakat dengan harga yang sangat transparan. Peluang untuk membeli rumah kepada perusahaan demikian tentu dapat dijadikan salah satu pilihan bagi satuan kerja pemerintah yang membutuhkan rumah dinas. Pembelian rumah dinas dalam bentuk bangunan yang sudah jadi berikut tanahnya diyakini lebih menguntungkan dibandingkan dengan cara membangun rumah di atas tanah yang dimiliki satuan kerja pemerintah. Keuntungan tersebut diperoleh antara lain karena: 1. Contoh bangunan rumah yang ditawarkan dapat dilihat pada saat penawaran diajukan. Hal ini memperkecil kemungkinan ketidakpuasan pembeli atas prestasi penyedia. Bandingkan dengan pengadaan melalui pembangunan konstruksi yang dilakukan dengan cara pelelangan, dalam pengadaan pekerjaan konstruksi dengan cara lelang banyak sekali hasil kerja yang kualitasnya tidak memuaskan;

2. Harga rumah yang ditawarkan bersifat terbuka disertai brosur yang ditawarkan kepada masyarakat umum. Bandingkan dengan pengadaan melalui pembangunan konstruksi yang dilakukan dengan cara pelelangan, dalam pengadaan pekerjaan konstruksi dengan cara lelang banyak dijumpai hasil bangunan yang tidak sesuai dengan nilai kontrak akibat adanya mark-up dan/atau kecurangan dari pihak pemborong; 3. Pengusaha perumahan pada umunya lebih dapat dipercaya dalam menyelesaikan pekerjaan pembangunan rumah dibandingkan pemborong biasa. Pada umumnya pengusaha yang bergerak di sektor perumahan selalu menawarkan rumahnya kepada orang perorangan atau masyarakat umum. Kesepakatan harga antara penjual dan pembeli benar benar didasari pertimbangan para pihak bebas dari korupsi; 4. Tidak membutuhkan konsultan perencanaan dan konsultan pengawas; 5. Pengadaan rumah dan tanah dilakukan sekaligus dalam satu tahun anggaran. Dasar hukum pelaksanaan kontes adalah pasal 1 ayat (30) Peraturan Presiden nomor 4 tahun 2015 yang menyebutkan Kontes adalah metode pemilihan Penyedia Barang yang memperlombakan barang/benda tertentu yang tidak mempunyai harga pasar dan yang harga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan Harga Satuan. Hal yang membolehkan pengadaan rumah dinas beserta tanahnya dilakukan dengan kontes adalah karena harga tanah dimana diatasnya akan dibangun rumah dinas tidak memiliki harga pasar dan tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan. Bagi pihak yang tidak sependapat dengan penulis mungkin akan menyanggah dengan berkata bahwa tanah untuk perumahan sesungguhnya memiliki harga pasar, pihak lain mungkin mengatakan bahwa Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) merupakan harga pasar tanah. Sehingga dengan alasan tersebut pengadaan rumah dinas beserta tanahnya tidak dapat dilakukan dengan cara kontes melainkan harus dilakukan dengan cara pelelangan. Kenyataannya dimana-mana tanah atau lapangan yang pemiliknya berbeda tidak pernah memiliki harga yang sama, meskipun letaknya berdampingan. Apa lagi tanah dimana diatasnya akan dibangun rumah untuk dijual oleh pengusaha perumahan yang berbeda pasti letaknya berbeda. Perbedaan letak tanah akan menyebabkan perbedaan harga tanah. Karena harga tanah tersebut menjadi satu kesatuan dengan harga rumah maka harga rumah di atas tanah yang berbeda akan berbeda pula. Dengan demikian pengadaan rumah beserta tanahnya tidak dapat dilaksanakan dengan cara pelelangan karena harga penawaran dari masing-masing peserta pelelangan tidak dapat dibanding satu sama lain (apel to apel). Sebagai ilustrasi dalam pengadaan satu unit rumah dinas type 70m 2 pada satker X di kota P, Pokja ULP menerima tiga penawaran dengan bentuk dan ukuran rumah yang sama tetapi lokasi lahan yang ditawarkan untuk dibangun rumah tersebut berbeda sebagai berikut: 1) PT A manawarkan sebuah rumah siap huni dengan luas tanah 120 m 2 di jalan Sudirman nomor 2 kota P seharga Rp300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) 2) PT B menawarkan rumah siap huni dengan luas tanah 120 m 2 di jalan Sawo nomor 192 kota P seharga Rp290.000.000,- (dua ratus sembilan puluh juta rupiah) 3) PT B menawarkan rumah siap huni dengan luas tanah 120 m 2 di jalan Bangau nomor 207 kota P seharga Rp275.000.000,- (dua ratus tujuh puluh lima juta rupiah) Jika dilakukan dengan cara pelelangan Pokja ULP harus menetapkan penawaran terendah sebagai pemenang, maka Pokja ULP tidak dapat memutuskan pemenang lelang tersebut karena harga tanah di jalan Sudirman, jalan Sawo, dan jalan Bangau tidak dapat dibandingkan. Sebaliknya jika pengadaan rumah tersebut dilakukan dengan cara kontes maka penetapan pemenang dapat dilakukan oleh tim Juri/Tim Ahli bersama dengan Pokja ULP dengan cara menilai penawaran tersebut dari berbagai aspek dan memilih salah satu penawar sebagai pemenang. C. Pelaksanaan Kontes.

Menurut Peraturan Kepala LKPP nomor 14 tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Perpres nomor 70 tahun 2012 Pelaksanaan pengadaan barang dengan cara kontes dilakukan oleh Tim Juri yang diangkat oleh Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi. Bab I Peraturan tersebut yang mengatur tentang Perencanaan Umum Pengadaan Barang/Jasa menyebutkan untuk menunjang pelaksanaan kontes/sayembara Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi menetapkan tim juri/tim ahli. Dalam Peraturan Presiden nomor 4 tahun 2015 tata cara pelaksanaan kontes diatur pada pasal 57 ayat (6) Pepres dengan tahapan proses sebagai berikut:. a. Pengumuman b. Pendaftaran dan pengambilan dokumen kontes c. Pemberian penjelasan d. Pemasukan proposal e. Pembukaan proposal f. Pemeriksaan administrasi dan penilaian proposal teknis g. Pembuatan Berita Acara Hasil Kontes h. Penetapan pemenang i. Pengumuman Pemenang Pengaturan lebih rinci tentang cara kontes terdapat dalam Bab II huruf B angka 13 Perka LKPP nomor 14 tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Menurut Peraturan Kepala LKPP tersebut pelaksanaan kontes adalah sebagai berikut: a. Pengumuman Kontes. 1) Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan mengumumkan secara luas adanya Kontes melalui website Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi masing-masing dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat, serta Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE paling kurang 7 (tujuh) hari kerja. 2) Isi pengumuman memuat paling kurang: a) nama dan alamat Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan yang akan mengadakan Kontes; b) uraian mengenai Barang yang akan dikonteskan; c) pagu anggaran dan rincian imbalan/hadiah; d) ketentuan Kontes; e) pernyataan tidak ada pungutan biaya kepada peserta Kontes; dan f) tempat, tanggal, hari, dan waktu untuk menyampaikan barang yang akan dikonteskan. 3) Kontes dapat diikuti oleh perorangan, badan usaha, kelompok, lembaga pendidikan/riset dan lain-lain. 4) Seluruh pegawai K/L/D/I yang bersangkutan, Tim Teknis/Tim Ahli untuk Kontes, peserta terafiliasi dengan Tim Teknis/Tim Ahli dilarang mengikuti Kontes. b. Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Kontes Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Kontes sesuai dengan jadwal yang ada dalam pengumuman dengan ketentuan sebagai berikut: 1) mendaftar dan mengambil langsung Dokumen Kontes kepada Kelompok Kerja ULP/ Pejabat Pengadaan; atau 2) mendaftar dan mengunduh Dokumen Kontes melalui website Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah/Institusi masingmasing. c. Pemberian Penjelasan 1) Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan beserta Tim Juri/Tim Ahli menjelaskan seluruh ketentuan Kontes kepada peserta di tempat dan waktu yang ditentukan dalam pengumuman. 2) Ketidakhadiran peserta pada saat pemberian penjelasan tidak dapat dijadikan dasar untuk menolak/menggugurkan peserta.

3) Pemberian penjelasan hanya dapat dihadiri oleh peserta yang terdaftar. 4) Dalam pemberian penjelasan, harus dijelaskan kepada peserta mengenai: a) waktu, tempat dan cara penyampaian barang yang akan dikonteskan; b) dokumen yang harus dilampirkan dalam penyampaian barang yang akan dikonteskan (apabila diperlukan) ; c) persyaratan Kontes; d) unsur-unsur yang dinilai oleh Tim Juri/Tim Ahli; e) surat perjanjian yang akan digunakan (apabila diperlukan); dan f) pagu anggaran dan rincian imbalan/hadiah. 5) Pemberian penjelasan, pertanyaan dari peserta, jawaban dari Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan dan/atau Tim Juri/Tim Ahli, serta keterangan lain, dituangkan dalam Berita Acara Pemberian Penjelasan yang ditandatangani oleh anggota Kelompok Kerja ULP/ Pejabat Pengadaan dan Tim Juri/Tim Ahli yang hadir. 6) Pemberian penjelasan dilakukan dengan cara: a) penjelasan administrasi dilakukan oleh Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan; dan b) penjelasan teknis dilakukan oleh Tim Juri/Tim Ahli. d. Penyampaian Dokumen Penawaran Kontes dan/atau Barang yang akan dikonteskan 1) Dokumen Penawaran Kontes terdiri dari persyaratan administrasi dan proposal teknis: a) persyaratan administrasi meliputi: (1) proposal penawaran; (2) salinan kartu identitas untuk perorangan/kelompok, akte pendirian badan usaha, surat keputusan pembentukan lembaga atau surat identitas lainnya; dan (3) salinan NPWP. b) proposal teknis, meliputi: (1) spesifikasi barang yang akan dikonteskan dan/atau Barang yang akan dikonteskan; dan (2) keterangan tentang metode pembuatan/ pelaksanaannya. 2) Metode dan tata cara penyampaian Dokumen Penawaran Kontes dan/atau Barang yang akan dikonteskan harus mengikuti ketentuan yang dipersyaratkan dalam Dokumen Kontes. 3) Penyampaian Dokumen Penawaran Kontes dan/atau Barang yang akan dikonteskan dilakukan pada hari, tanggal, waktu dan tempat sesuai yang ditentukan dalam pengumuman. 4) Peserta dapat menyampaikan lebih dari 1 (satu) Dokumen Penawaran Kontes. 5) Persyaratan administrasi dan proposal teknis disampaikan sebanyak 2 (dua) rangkap, terdiri dari: dokumen asli 1 (satu) rangkap dan rekamannya 1 (satu) rangkap ditandai ASLI dan REKAMAN. 6) Dokumen yang dimaksud pada angka 5) dimasukkan dalam sampul penutup dan ditulis Dokumen Penawaran Kontes, nama paket pekerjaan, nama dan alamat peserta. 7) Dalam hal peserta diwajibkan menyampaikan barang yang akan dikonteskan sesuai ketentuan dalam Dokumen Kontes, maka penyampaian Barang tersebut dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dalam Dokumen Kontes. Batas akhir penyampaian Barang tersebut dapat dilakukan pada saat yang sama dengan waktu pelaksanaan Kontes. 8) Peserta dapat Dokumen Penawaran Kontes dan/atau Barang yang akan dikonteskan melalui pos/jasa pengiriman dengan ketentuan sudah diterima Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan sebelum batas akhir penerimaan dengan segala risiko keterlambatan dan kerusakan menjadi risiko peserta. 9) Dalam hal Dokumen Penawaran Kontes dan/atau Barang yang akan dikonteskan disampaikan melalui pos/jasa pengiriman, maka sampul penutup dimasukkan ke dalam sampul luar yang hanya mencantumkan alamat Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan. 10) Untuk Barang yang akan dikonteskan serta Dokumen Kontes yang diterima melalui pos/jasa pengiriman:

a) Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan mencatat waktu dan tanggal penerimaannya pada sampul luar; dan b) apabila terlambat diterima, Barang tersebut tidak diikutsertakan dalam Kontes. 11) Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan membuat tanda terima Dokumen Penawaran Kontes dan/atau Barang yang akan dikonteskan. 12) Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan menolak semua Dokumen Penawaran Kontes dan/atau Barang yang akan dikonteskan yang masuk setelah batas akhir pemasukan Barang yang akan dikonteskan serta Dokumen Kontes. 13) Pada batas akhir pemasukan Dokumen Penawaran Kontes dan/atau Barang yang akan dikonteskan, salah satu anggota Kelompok KerjaULP/Pejabat Pengadaan menutup penerimaan Dokumen Penawaran Kontes dan/atau Barang yang akan dikonteskan, dengan mencoret tepat di bawah daftar peserta terakhir serta membubuhkan tanda tangan. 14) Segera setelah batas akhir pemasukan Dokumen Penawaran Kontes dan/atau Barang yang akan dikonteskan, Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan menyatakan dihadapan para peserta bahwa saat pemasukan Dokumen Penawaran Kontes dan/atau Barang yang akan dikonteskan telah ditutup sesuai waktunya, menolak Dokumen Penawaran Kontes dan/atau Barang yang akan dikonteskan yang terlambat dan/atau sebagian tambahan Dokumen Penawaran Kontes dan/atau Barang yang akan dikonteskan, dan membuka Dokumen Penawaran Kontes dan/atau Barang yang akan dikonteskan yang masuk. 15) Tidak diperkenankan mengubah tempat dan batas akhir pemasukan Dokumen Penawaran Kontes dan/atau Barang yang akan dikonteskan, kecuali keadaan kahar. 16) Perubahan tempat dan batas akhir pemasukan Dokumen Penawaran Kontes dan/atau Barang yang akan dikonteskan karena terjadi kahar, dituangkan dalam Adendum Dokumen Kontes dan disampaikan kepada seluruh peserta. 17) Dalam hal penyampaian Barang yang akan dikonteskan tidak dilakukan pada saat yang sama dengan penyampaian Dokumen Penawaran Kontes, sebagaimana diatur dalam Dokumen Kontes, maka Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan dapat melakukan penilaian di lokasi Penyedia atau di tempat lain sesuai ketentuan dalam Dokumen Kontes. Pemeriksaan Administrasi dan Penilaian Proposal Teknis dapat dilakukan terlebih dahulu. e. Pembukaan Dokumen Penawaran Kontes dan/atau Barang yang akan dikonteskan 1) Dokumen Penawaran Kontes dan/atau Barang yang akan dikonteskan dibuka dihadapan peserta pada waktu dan tempat sesuai ketentuan. 2) Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan menghitung Dokumen Penawaran Kontes dan/atau Barang yang akan dikonteskan yang masuk dihadapan peserta. 3) Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan membuka Dokumen Penawaran Kontes dan/atau Barang yang akan dikonteskan di hadapan peserta kemudian dijadikan lampiran Berita Acara Pembukaan Barang yang akan dikonteskan serta Dokumen Kontes. 4) Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan memeriksa, dan menunjukkan dihadapan para peserta mengenai kelengkapan Dokumen Penawaran Kontes dan/atau Barang yang akan dikonteskan yang terdiri dari: a) persyaratan administrasi meliputi: (1) proposal penawaran; (2) salinan kartu identitas untuk perorangan/kelompok, akte pendirian badan usaha, surat keputusan pembentukan lembaga atau surat identitas lainnya; dan (3) salinan NPWP. b) proposal teknis, berisi: (1) berupa produk yang dikonteskan; dan (2) keterangan tentang metode pembuatan/pelaksanaannya. 5) Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan tidak boleh menggugurkan peserta pada waktu pembukaan Dokumen Penawaran Kontes dan/atau Barang yang akan dikonteskan kecuali untuk yang terlambat.

6) Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan segera membuat Berita Acara Pembukaan Dokumen Penawaran Kontes dan/atau Barang yang akan dikonteskan, yang paling sedikit memuat: a) jumlah Dokumen Penawaran Kontes dan/atau jumlah Barang yang akan dikonteskan yang masuk; b) jumlah Dokumen Penawaran Kontes dan/atau Barang yang akan dikonteskan yang lengkap dan tidak lengkap; c) kelainan-kelainan yang dijumpai dalam Dokumen Penawaran Kontes dan/atau Barang yang akan dikonteskan; d) keterangan lain yang dianggap perlu; e) tanggal pembuatan Berita Acara; dan f) tanda tangan anggota Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan. 7) Setelah dibacakan dengan jelas, Berita Acara ditandatangani oleh anggota Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan yang hadir. 8) Berita Acara dilampiri Dokumen Penawaran Kontes. 9) Salinan Berita Acara dibagikan kepada peserta yang hadir tanpa dilampiri Dokumen Penawaran Kontes. f. Pemeriksaan Administrasi dan Penilaian Proposal Teknis 1) Pemeriksaan administrasi dilakukan oleh Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan. 2) Peserta yang lulus pemeriksaan administasi akan dilanjutkan dengan penilaian proposal teknis. 3) Penilaian proposal teknis dilakukan oleh Tim Juri/Tim Ahli. 4) Dalam hal penyampaian Barang yang akan dikonteskan tidak dilakukan pada saat yang sama dengan penyampaian Dokumen Penawaran Kontes, maka Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan melakukan penilaian kesesuaian proposal teknis dengan Barang yang akan dikonteskan di lokasi Penyedia atau di tempat lain sesuai ketentuan dalam Dokumen Kontes. 5) PA/KPA mengalokasikan biaya perjalanan Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan/Tim Juri/Tim Ahli untuk melakukan penilaian kesesuaian proposal teknis dengan Barang yang akan dikonteskan. g. Pembuatan Berita Acara Hasil Kontes (BAHK) 1) BAHK disusun oleh Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan merupakan kesimpulan dari hasil pemeriksaan Dokumen Penawaran Kontes dan Barang yang akan dikonteskan bersama dengan Tim Juri/Tim Ahli dan ditandatangani oleh paling kurang 1 (satu) orang anggota Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan. 2) BAHK bersifat rahasia sampai dengan pengumuman pemenang. 3) BAHK harus memuat hal-hal sebagai berikut: a) nama semua peserta; b) persyaratan Kontes; c) unsur-unsur yang dinilai oleh Tim Juri/Tim Ahli; d) keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu mengenai hal ikhwal pelaksanaan Kontes; dan 4) Apabila tidak ada penawaran yang memenuhi syarat, BAHK harus mencantumkan pernyataan bahwa Kontes dinyatakan gagal, dan harus segera dilakukan Kontes ulang. Apabila peserta yang memenuhi syarat kurang dari 3 (tiga), maka peserta tersebut ditetapkan sebagai calon pemenang. h. Penetapan Pemenang Kontes 1) Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan menetapkan calon pemenang yang menguntungkan bagi negara dalam arti: a) Proposal memenuhi syarat administrasi dan teknis yang ditentukan dalam Dokumen Kontes;

b) telah memperhatikan penggunaan semaksimal mungkin hasil produksi dalam negeri; dan c) pengembangan gagasan orisinal, kreativitas dan inovasi. 2) Penetapan pemenang dilakukan oleh Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan setelah mendapat masukan dari Tim Juri/Tim Ahli. 3) Jadwal penetapan pemenang diserahkan sepenuhnya kepada Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan. 4) Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan melaporkan kepada PPK yang disertai penjelasan atau keterangan lain yang dianggap perlu. 5) Penetapan pemenang disusun sesuai dengan urutannya dan harus memuat: a) nama Kontes; b) besar hadiah; c) nama dan alamat pemenang; d) hasil pemeriksaan administrasi dan teknis; dan e) NPWP. 6) Penunjukan pemenang dilakukan dengan didukung data sebagai berikut: a) Dokumen Kontes beserta adendum (bila ada); b) BAPP; c) BAHK; d) Surat penetapan pemenang oleh ULP/Pejabat Pengadaan; e) Ringkasan proses dan hasil Kontes; dan f) Proposal dari pemenang 1, 2 dan 3. i. Pengumuman Pemenang Kontes 1) Berdasarkan Berita Acara Hasil Kontes (BAHK) dan surat penetapan pemenang, Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan mengumumkan pemenang Kontes di website Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi masing-masing dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat, yang paling sedikit memuat: a) nama Kontes; b) besar hadiah; c) nama dan alamat pemenang; d) hasil pemeriksaan administrasi dan teknis; dan e) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 2) Pemenang diumumkan dan diberitahukan oleh ULP/Pejabat Pengadaan kepada para peserta paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah Surat Penetapan Pemenang. 3) Keputusan pemenang bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat. j. Penunjukan Pemenang Kontes 1) PPK mengeluarkan Surat Penunjukan Pemenang. 2) Dalam hal peserta yang bersangkutan tidak bersedia ditunjuk sebagai pemenang, maka Barang yang dikonteskan menjadi hak negara dan kepada peserta yang bersangkutan tidak dapat menuntut kerugian dalam bentuk apapun. 3) Surat Penunjukan Pemenang harus dibuat paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah pengumuman penetapan pemenang dan segera disampaikan kepada pemenang. 4) Salah satu tembusan dari Surat Penunjukan Pemenang disampaikan paling kurang kepada unit pengawasan internal. k. Surat Perjanjian Surat Perjanjian ditandatangani paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah diterbitkannya Surat Penunjukan Pemenang. F. Kesimpulan 1. Pengadaan rumah dinas siap huni bagi satuan kerja instansi pemerintah dapat dilakukan. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan cara kontes. 2. Pelaksanaan kontes dilakukan oleh Tim Juri/ Tum Ahli/Pokja ULP.

3. Karena kontes diperuntukkan untuk barang yang tidak memiliki harga pasar atau tidak dapat ditentukan berdasarkan harga satuan, maka pemenang kontes tidak harus penyedia dengan penawaran harga terendah. 4. Pelaksanaan kontes tidak memerlukan Harga Perkiraan Sendiri. Daftar Pustaka: 1. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 2. Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 3. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.