LABORATORIUM PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI DAN METODE. Materi

SKRIPSI. Disusun Oleh: Angga Wisnu H Endy Wisaksono P Dosen Pembimbing :

Elysa Dwi Oktaviana Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti, M. Eng. Ir. Nuniek Hendrianie, MT L/O/G/O

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. merupakan sumber protein dan mineral yang baik, dengan kandungan kalium,

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

LAMPIRAN LAMPIRAN P2.U3 P4.U2 P5.U2 P2.U2 P1.U1 P4.U3 P5.U1 P1.U2 P3.U3 P1.U3 P4.U1 P3.U1 P3.U2 P2.U1 P5.3

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )

LAMPIRAN. Lampiran 1. Bagan Penelitian. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Standar Kualitas Kompos Menurut Standar Nasional Indonesia

VENNY ARNIKA NINGTYAS ( ) LIA YUNI ASTUTI ( )

Spesifikasi kompos dari sampah organik domestik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Unsur Hara Makro pada Serasah Daun Bambu. Unsur Hara Makro C N-total P 2 O 5 K 2 O Organik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMBUATAN KOMPOS DARI AMPAS TAHU DENGAN ACTIVATOR STARDEC

TINJAUAN PUSTAKA Tandan Kosong Kelapa Sawit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Perkebunann kelapa sawit berkembang pesat di kawasan Asia Tenggara, Malaysia,

JENIS DAN DOSIS AKTIVATOR PADA PEMBUATAN KOMPOS BERBAHAN BAKU MAKROALGA

HASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung Manis. Tanaman jagung manis diklasifikasikan ke dalam Kingdom Plantae (Tumbuhan),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada saat sekarang ini lahan pertanian semakin berkurang

PEMANFAATAN LIMBAH LUMPUR (SLUDGE) WASTEWATER TREATMENT PLANT PT.X SEBAGAI BAHAN BAKU KOMPOS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Green House Jurusan Biologi Fakultas

PETUNJUK TEKNIS PENGOMPOSAN LIMBAH ORGANIK DENGAN MENGGUNAKAN BIOAKTIVATOR SUPERDEC DAN ORGADEC

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

I PENDAHULUAN. Hal tersebut menjadi masalah yang perlu diupayakan melalui. terurai menjadi bahan anorganik yang siap diserap oleh tanaman.

Pengaruh Variasi Bobot Bulking Agent Terhadap Waktu Pengomposan Sampah Organik Rumah Makan

UKDW I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merang (Volvariella volvacea) merupakan salah satu spesies jamur

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sekali limbah khususnya limbah organik. Limbah organik yang berbentuk padat

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT (SLUDGE) PABRIK PULP DAN PAPER

TARIF LINGKUP AKREDITASI

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu:

Oleh: Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti, M. Eng. Ir. Nuniek Hendrianie, M. T.

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. PENDAHULUAN A.

OPTIMASI PRODUKSI PUPUK KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) DAN APLIKASINYA PADA TANAMAN

Pembuatan Pupuk Organik. Samijan BPTP Jawa Tengah

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kumbang Badak (Oryctes rhinoceros L.) Kumbang badak Oryctes rhinoceros mengalami metamorfosis sempurna

Pemanfaatan Limbah Pabrik Kelapa Sawit Sebagai Kompos Dengan Variasi Penambahan Dosis Abu Boiler Serta Penggunaan Bioaktivator EM-4

PEMBUATAN KOMPOS DARI CAMPURAN DAUN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DAN KOTORAN AYAM DENGAN AKTIVATOR EM-4. Oleh : SUKARNO NIM.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Salak Pondoh. Menurut data dari Badan Pusat Stastistik tahun (2004) populasi tanaman

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kompos (Green House ) Fakultas

I. PENDAHULUAN. kebutuhan unsur hara tanaman. Dibanding pupuk organik, pupuk kimia pada

Pemanfaatan Lindi sebagai Bahan EM4 dalam Proses Pengomposan

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pengamatan Perubahan Fisik. mengetahui bagaimana proses dekomposisi berjalan. Temperatur juga sangat

TINJAUAN PUSTAKA II.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi pemakaian pestisida. Limbah padat (feses) dapat diolah. menjadi pupuk kompos dan limbah cair (urine) dapat juga diolah

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007)

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG BARANGAN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN PUPUK CAIR

Kata kunci: jerami padi, kotoran ayam, pengomposan, kualitas kompos.

TINJAUAN PUSTAKA. Kompos. sampah dapur, sampah kota dan lain-lain dan pada umumnya mempunyai hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KADAR AIR TERHADAP HASIL PENGOMPOSAN SAMPAH ORGANIK DENGAN METODE COMPOSTER TUB

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahu, parameter yang berperan dalam komposting yang meliputi rasio C/N. ph. dan suhu selama komposting berlangsung.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris, sebagian besar mata

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Penelitian. pengomposan daun jati dan tahap aplikasi hasil pengomposan pada tanaman sawi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

PENGARUH UKURAN BAHAN TERHADAP KOMPOS PADA PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

PENGARUH UKURAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) TERHADAP PROSES KOMPOSTING MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK AKTIF (POA) DI DALAM KOMPOSTER MENARA SKRIPSI

BIOAKUMULASI LOGAM Fe OLEH CACING AKUATIK DALAM PROSES REDUKSI LUMPUR

INOVASI TEKNOLOGI PENANGANAN LIMBAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. tanah, atau kesuburan tanah. Pemupukan adalah cara-cara atau metode pemberian

PENGOLAHAN SAMPAH SAYUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAKAKURA SERTA PENGARUH EM4 DAN STATER DARI TEMPE PADA PROSES PEMATANGAN KOMPOS.

Created by. Lisa Marianah (Widyaiswara Pertama, BPP Jambi) PEMBUATAN PUPUK BOKASHI MENGGUNAKAN JAMUR Trichoderma sp. SEBAGAI DEKOMPOSER

Uji Pembentukan Biogas dari Sampah Pasar Dengan Penambahan Kotoran Ayam

I. PENDAHULUAN. bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2012 luas perkebunan kakao di

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pertanian seperti wortel, kentang, dan kubis yang merupakan sayur sisa panen

CARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO

Pengaruh Variasi Tinggi Tumpukan Pada Proses Pengomposan Limbah Lumpur Sawit Terhadap Termofilik

PENGARUH RESIRKULASI LINDI TERHADAP LAJU DEGRADASI SAMPAH DI TPA KUPANG KECAMATAN JABON SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi cukup, nilai ekonomis tinggi serta banyak digunakan baik untuk

PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI AKTIVATOR DALAM PROSES PENGOMPOSAN SEKAM PADI (Oryza sativa)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk buatan adalah bahan tertentu buatan manusia baik dari bahan alami

STUDI OPTIMASI TAKAKURA DENGAN PENAMBAHAN SEKAM DAN BEKATUL

Skripsi Sarjana Kimia. Oleh : MUTIARA RAHAYU

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.

SNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12

UPAYA MEMPERCEPAT PENGOMPOSAN PELEPAH DAUN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis) DENGAN BERBAGAI MACAM AKTIVATOR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Tahap 1. Pengomposan Awal. Pengomposan awal diamati setiap tiga hari sekali selama dua minggu.

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

PENGGUNAANAK TIVATOR KOMPOS SAMPAH ORGANIK RUMAH. Muchsin Riviwanto dan Andree Aulia Rahmad (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada

Niken Wijayanti, Winardi Dwi Nugraha, Syafrudin Jurusan Teknik Lingkungan,Fakultas Teknik,Universitas Diponegoro

TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah dapat diklasifikasikan sebagai berikut Kingdom: Plantae,

Transkripsi:

Pengaruh Penambahan Aktivator Effektive Mikroorganism EM-4 pada pembuatan pupuk organik dari komposting Tandan Kosong Kelapa Sawit Sisa Media Jamur Merang (Volvariella Volvacea) Disusun Oleh : Rendra Graha 2307 100 527 Dosen Pembimbing : Ir.Nuniek Hendriani, MT. LABORATORIUM PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 1

Latar Belakang Limbah pabrik kelapa sawit berupa TKKS cukup melimpah (230-240 kg TKKS tiap ton TBS) Pengolahan / pemanfaatan TKKS oleh oleh pabrik penghasil limbah masih sangat terbatas Pengaruh jamur pelapuk putih (JPP) Jamur Merang, sebagai pendegradasi lignin untuk mendapatkan unsur hara yang diperlukan Usaha pengembalian bahan organik ke tanah sebagai wujud pelestarian lingkungan 2

Tujuan 1. Memanfaatkan limbah padat pabrik kelapa sawit berupa Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sisa media tanam jamur merang (Volvariella volvacea) sebagai pupuk organik. 2. Mempelajari pembuatan pupuk organik dari Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) dengan penambahan jamur merang (Volvariella volvacea) dan aktivator effective microorganism (EM-4) secara aerob. 3. Mempelajari pengaruh penambahan jamur merang (Volvariella volvacea) dan penambahan aktivator effective microorganism(em-4) 3

Tinjauan Pustaka 4

KOMPOS Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik. JAMUR MERANG Jamur merang merupakan jenis jamur Pelapuk Putih (JPP) merupakan kelompok jamur yang dikenal menghasilkan enzim ligninolitik secara ekstra seluler sehingga mampu mendegradasi lignin untuk mendapatkan hara yang diperlukan untuk pertumbuhannya. EM-4 Larutan effective microorganism (EM-4) ini berisi mikroorganisme fermentasi. Jumlah mikroorganisme fermentasi di dalam effective microorganism (EM-4) sangat banyak sekitar 80 genus. Mikroorganisme tersebut dapat bekerja secara efektif dalam memfermentasi bahan organik 5

PENGOMPOSAN Pengomposan merupakan proses perombakan (dekomposisi) dan stabilisasi bahan organik oleh mikroorganisme dalam keadaan lingkungan terkendali (terkontrol) dengan hasil akhir berupa humus atau kompos. Proses pengomposan melibatkan sejumlah organisme tanah termasuk bakteri, jamur, protozoa, aktinomisetes, nematode,cacing tanah dan serangga Yang dipengaruhi oleh : 1. Rasio C/N 2. Ukuran Partikel 3. Aerasi 4. Porositas 5. Kelembaban(Moisture content) 6. Temperatur/ suhu 6

Jamur merang(volvariella volvacea) Kerajaan : Fungi Divisi : Basidiomycota Kelas : Homobasidiomycetes Ordo : Agaricales Famili : Pluteaceae Genus : Volvariella Spesies : V. volvacea Hidupdidaerahtropisatausubtropis. menghasilkan enzim ligninolitik Hidup pada suhu relatif tinggi antara 30-38 C dengan suhu optimum pada 35 C. Derajatkeasaman(pH) yang cocokuntukjamurmerangadalah6,8-7 dengankelembaban80-90% 7

Efective Microorganism-4 [EM-4] EM-4 singkatan dari Efective Microorganism ( ada 4 mikroorganisme ) : 1. Lactobacilus 2. Sacharomyces 3. Acetobacter 4. Bacilus EM-4 banyak digunakan untuk mempercepat pembusukan/proses fermentasi Memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dan menjaga kestabilan produksi. 8

METODOLOGI 9

Variabel Penelitian Tahap Persiapan Persiapan Media TKKS Penanaman Jamur Merang Persiapan Tangki Composter Prosedur Operasi Pengomposan pada Blanko Pengomposan pada Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) dan Tandan Kosong Sisa Jamur Merang (TKSJ) (TKKS) dan Tandan Kosong Sisa Jamur Merang (TKSJ) dengan Penambahan Aktivator Effective Microorganism EM4 Analisa Kadar N,P,K dan C 15

Persiapan Media TKKS Mencacah TKKS hingga berukuran 5-10mm Merendam TKKS selama 1 malam dalam air Meniriskan dan memeras TKKS Memasukkan media TKKS ke dalam wadah pengomposan hingga volume 2/3 wadah. Menutup media dengan kapas Sterilisasi media dalam autoklaf selama 15 menit, tekanan 15 psi, suhu 121 o C. Mendinginkan media sebelum ditaburi bibit jamur 10

Penanaman jamur merang Cek kadar air media TKKS 80 90 % Menaburkan bibit jamur merang siap tanam pada wadah berisi TKKS 5% w/w dan 10% w/w jamur merang. Memasukkan ke dalam rak penanaman Menjaga suhu media berkisar antara 32-38 o C (suhu kamar), ph 6.8-7 dan kadar air 80-90% Pembiakan selama 30 hari Panen jamur merang Sisa media jamur merang dibuat kompos 11

Skema Penelitian pada Blanko Tandan kosong kelapa sawit yang sudah dicacah Analisa N, P, K, C dan kadar air. Aerasi ± 0,4 m 3 udara/ kg-hari Rotary Drum Composter: -Dilakukan pengadukan 3,kali sehari selama minimal 15 hari atau sampai kompos matang. Pengukuran temperatur, ph, kadar air. Pupuk organik terbentuk Analisa kadar N, P, K, C dan kadar air 12

Skema Penelitian pada Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) dan Tandan Kosong Sisa Jamur Merang (TKSJ) Persiapan media TKKS Pencampuran antara TKKS dan TKSJ dengan perbandingan 1:0, 1:3, 1:5 dengan menggunakan variabel sisa tanam 3% w/w dan 5% w/w jamur merang. Analisa N, P, K, C dan kadar air. Aerasi ± 0,4 m 3 udara/kghari Rotary Drum Composter: -Proses composting berturut-turut untuk campuran TSJ 1:0, 1:3, 1:5 -Dilakukan pengadukan 3 kali sehari selama minimal 15 hari atau sampai kompos matang. Pengukuran temperatur, ph dan kadar air. Pupuk organik terbentuk Analisa kadar N, P, K, C dan kadar air 13

Skema Penelitian pada Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) dan Tandan Kosong Sisa Jamur Merang (TKSJ) dengan Penambahan Aktivator EM4 Persiapan media TKKS Pencampuran antara TKKS dan TKSJ dengan perbandingan 1:0, 1:3, 1:5 dengan menggunakan variabel sisa tanam 5% w/w dan 10% w/w jamur merang. Aerasi ± 0,4 m 3 udara/kgjam Penambahan activator effective microorganism EM4 sebanyak 10, 15 ml/kg ke dalam masing- masing variabel perbandingan Rotary Drum Composter: - Dilakukan pengadukan selama minimal 15 hari atau sampai kompos matang. - Proses composting berturut-turut untuk campuran TKSJ 1:0, 1:3, 1:5 dengan penambahan aktivator sesuai variabel. Analisa N, P, K, C dan kadar air. Pengukuran temperatur, ph dan kadar air. Pupuk organik terbentuk Analisa kadar N, P, K, C dan kadar air 14

Variabel Penelitian Kondisi Operasi Tipe reaktor yang akan dipakai yaitu rotary drum composter. Proses yang dilakukan yaitu batch. Kondisi Pembiakan Jamur Merang (Volvariella volvacea) Suhu operasi : 32-38 o C ph : 6.8-7 Kadar air : 80-90% Kondisi Pengomposan Suhu operasi : 40-60 o C ph : 6.5-7.5 Kelembaban (moisture content) : 40 60% Lama pengomposan : 15 hari. Pengadukan pada rotary drum composter: 3 x sehari. Aerasi : 0,5 m3 udara/kg(awal)-hari. Volume reaktor : 20 liter dengan volume limbah ±½ x volume reaktor.

Variabel Penelitian Tandan kosong sisa tanam jamur merang : 5% w/w bibit jamur merang 10% w/w bibit jamur merang Perbandingan tandan kosong kelapa sawit : tandan kosong sisa tanam jamur merang 1 : 0 1 : 3 1 : 5 Penambahan EM-4 10 ml/kg bahan 15 ml/kg bahan

16

Pengaruh penambahan aktivator EM-4, terhadap pengomposan 17

Grafik, 5% jamur 1 kadar % 0.5 0.67 0.43 0.27 0.77 0.79 0.59 0.61 0.57 0.42 K P TKKS : TKSJ = 1 : 0, 0 tanpa EM-4 EM-4 (10ml) EM-4 (15ml) N 1 0.67 0.84 0.87 0.64 0.68 0.66 variabel bahan TKKS : TKSJ = 1 : 3, kadar % 0.5 0.43 0.26 0.46 K P N kadar % 1 0.5 0.57 0.77 0.32 0.89 0.92 0.75 0.71 0.69 0.51 K P 0 tanpa EM-4 EM-4 (10ml) EM-4 (15ml) variabel bahan N 0 tanpa EM-4 EM-4 (10ml) EM-4 (15ml) variabel bahan TKKS : TKSJ = 1 : 5, 18

Grafik,10% jamur 1.5 kadar % 1 0.5 0 0.71 0.49 0.31 0.94 0.96 0.66 0.7 0.65 0.47 K P N TKKS : TKSJ = 1 : 0, 1.5 kadar % 1.5 1 0.5 tanpa EM-4 EM-4 (10ml) EM-4 (15ml) variabel bahan TKKS : TKSJ = 1 : 3, 1.11 1.17 0.87 0.91 0.82 0.78 0.67 0.64 K 0.42 P kad dar % 1 0.5 0 0.99 1.08 0.77 0.75 0.84 0.71 0.58 0.57 0.36 tanpa EM-4 EM-4 (10ml) EM-4 (15ml) variabel bahan K P N 0 N TKKS : TKSJ = 1 : 5, tanpa EM-4 EM-4 (10ml) EM-4 (15ml) variabel bahan 19

Pengaruh kinerja jamur terhadap pengomposan 20

kadar % 0.45 0.4 0.35 0.3 0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0 0.42 0.36 0.32 0.26 1;3 1;5 perbandingan TKKS : TKSJ 5% jamur 10% jamur kadar N ka adar % 0.84 0.82 0.8 0.78 0.76 0.73 kadar P 0.74 0.72 0.77 0.77 0.82 5% jamur 10% jamur kadar % 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 0.67 0.58 0.52 0.57 1;3 1;5 5% jamur 10% jamur kadar K 0.7 0.68 1;3 1;5 perbandingan TKKS : TKSJ perbandingan TKKS : TKSJ 21

Daya larut unsur hara tanah 1.6 1.4 1.34 kenaika an daya larut 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0.08 0.32 0.18 0.15 0.02 0.06 0.08 TKKS KOMPOS C N P K unsur hara tanah 22

1. Kenaikan kadar N, P, K, dipengaruhi oleh kinerja jamur merang, dimana jamur merang disini berfungsi untuk mendegradasi kandungan lignin. Jadi pada penanaman bibit jamur 5% dengan 10%, kinerja jamur merang Nampak dengan semakin banyak nya bibit yang ditanam untuk menghasilkan TKSJ sebagai campuran media dengan TKKS, sehingga adar N,P,K akan naik lebih cepat. 2. adanya kenaikan kadar C, N, P, dan K diikuti dengan kenaikan daya larut, kadar tersebut terhadap tanah, sehingga tanaman lebih cepat menyerap unsur hara yang dibutuhkan, baik secara langsung dari kompos atau pun dari tanah, maka effek tanaman akan cepat tumbuh dan berkembang karena jumlah unsur hara tepenuhi dan mudah untuk menyerap-nya untuk mempercepat metabolasi tanaman 23

Simpulan dan Saran Simpulan Dari hasil penelitian dan hasil analisa yang dilakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. EM-4, mempercepat proses pengomposan dan meningkatkan kadar N,P,K, lebih baik dibandingkan tanpa menggunakan EM-4. 2. Dari beberapa variasi penambahan EM-4 pada campuran media berupa TKKS dan TKSJ yang telah melalui proses komposting, ternyata yang memiliki peningkatan kadar N paling optimal adalah variable 1 : 5 dengan penambahan EM-4 15% 3. Semakin banyak perbandingan TKSJ semakin baik pula peningkatan kadar N, P, K nya, 24

Simpulan dan Saran Kompos dari TKKS Simpulan Standar kualitas kompos klasifikasi Hasil tanpa EM-4 Hasil EM-4 10% Hasil EM-4 15% Min Max C/N rasio 42.96 42.79 42.96 27.52 31.47 22.54 10 25 P 2 O 5 0.67 0.82 0.77 1.11 0.79 1.17 0.1 5 K 2 O 0.43 0.67 0.59 0.87 0.61 0.91 0.2 5 Nitrogen 0.27 0.42 0.42 0.64 0.57 0.78 0.4 * Carbon 11.45 18.3 17.61 18.30 17.58 17.94 9.8 32 Size partikel 10 20 mm 10 20 mm 10 20 mm 0.55 mm 0.55 mm warna Kehitaman Kehitaman ph 7 7 7 6.8 Keterangan : * Nilainya lebih besar dari minimum Dari tabel perbandingan hasil composting diatas, maka sudah sesuai dengan standar menurut Kepmen Pertanian No. 434.1/KPTS/TP.27017/2004, SNI 19-7030-2004. 25

Simpulan dan Saran Saran Dalam penelitian pembuatan pupuk organik dari TKKS selanjutnya, hendaknya dicoba penanaman bibit jamur yang lebih banyak sehingga mempercepat pengomposan dan memperbesar rate aerasi sehingga bisa didapatkan kadar N, P, K yang lebih tinggi. 26

27

Tabel 2.1 Standar Kualitas Kompos Menurut Departemen Pertanian No. Parameter Satuan Minim Maks. No. Parameter Satuan Minim Maks. 1 Kadar air % 50 17 Cobal (Co) mg/kg * 34 2 Temperatur o C suhu air tanah 18 Chromium (Cr) mg/kg * 210 3 Warna kehitaman 19 Tembaga (Cu) mg/kg * 100 4 Bau berbau tanah 20 Mercuri (Hg) mg/kg 0.8 5 Ukuran partikel mm 0.55 25 21 Nikel (Ni) mg/kg * 62 6 Kemampuan ikat air % 58 22 Timbal (Pb) mg/kg * 150 7 ph 6.8 7.49 23 Selenium (Se) mg/kg * 2 8 Bahan asing % * 1.5 24 Seng (Zn) mg/kg * 500 Unsur makro Unsur Lain 9 Bahan organik % 27 58 25 Calsium (Ca) % * 25.5 10 Nitrogen % 0.4 26 Magnesium (Mg) % * 0.6 11 Karbon % 9.8 32 27 Besi (Fe) % * 2 12 Phospor (P205) % 0.1 28 Aluminium (Al) % 2.2 13 C/N-rasio 10 20 29 Mangan (Mn) % 0.1 14 Kalium (K20) % 0.2 * Bakteri Unsur Mikro 30 Fecal coli MPN/gr 1000 15 Arsen mg/kg * 13 31 Salmonella Sp. MPN/4gr 3 16 Cadmium mg/kg * Back

Perbandingan Pengomposan secara Aerob dan Anaerob

Perhitungan rate aerasi selama 1 hari kecepatan udara aerator = v = 0.07 m/s diameter aerator = d = 8 mm = 8.10-3 m luas penampang = A = =. (8.10-3 ) 2 = 5.024.10-5 m 2 ( karena aerator memiliki 2 selang) volumetric rate = V = 2. A. v = 2. 5.024.10-5.m 2. 0,07 m/s = 7.0336 10-6 m 3 /s 1 hari = 3600 x 24 = 86400 detik/hari Massa bahan = 1.5 kg Untuk aerasinya = 7.0336 10-6 m 3 /detik x 86400 detik/hari = 0,6077 m 3 /hari = 0,6077 m 3 /hari / 1,5 kg = 0,4051 m 3 /hari /kg