BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
Merger dan Akuisisi Pengertian Merger dan Akuisisi Merger Akuisisi Jenis-jenis Merger dan Akusisi a. Merger b. Konsolidasi c.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini. Pada awalnya, peristiwa akuisisi hanya terbatas pada kalangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. baik jangka pendek maupun jangka panjang agar dapat terus bertahan dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu strategi yang dapat dilakukan perusahaan dalam. yang dapat dilakukan baik dalam bentuk ekspansi internal maupun ekspansi

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

Ekspansi: Merger 1 BAB 12 EKSPANSI: MERGER

TERJEMAHAN DIKTAT AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN BAGIAN 1

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kondisi finansial atau kondisi permodalan yang dimiliki oleh

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. efisiensi pasar. Efisiensi pasar membahas bagaimana pasar merespon

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. hanya saja pengendaliaan operasionalnya diambil oleh perusahaan pengakuisisi

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus-menerus,

BAB II LANDASAN TEORI

DYAH AYU INTAN POERBORINI B

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa penelitian terdahulu oleh beberapa penulis, antara lain :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya sebagai pedoman

Manajemen Keuangan Lanjutan TIMKEN COMPANY CASE. Christian Fernando Hesti Sri Budiastuti Ketut Sonya Adnyani M. Ariffudin Muchlis

BAB I PENDAHULUAN. di semua sektor, baik sektor yang sama maupun sektor yang berbeda. Kondisi

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat

KOMBINASI BISNIS DAN KONSOLIDASI

PENDAHULUAN. perusahaan untuk tetap, mampu bersaing ada dengan melakukan. penggabungan usaha. Dengan melakukan penggabungan usaha, maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASPEK PERPAJAKAN DALAM RANGKA MERGER DAN AKUISISI

PENGARUH MERGER DAN AKUISISI TERHADAP AKTIVITAS VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PADA PERUSAHAAN PENGAKUISISI DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan, baik perusahaan dagang, industri,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan untuk mulai mengembangakan strategi-strategi yang membuat perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. melalukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, maka perusahaan

BAB V. Laporan Konsolidasi Pada Tanggal Akuisisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peneliti untuk melakukan penelitian kembali serta menjadi rujukan dalam

BAB 1 Penggabungan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. adalah pihak yang menjalankan dan mengendalikan jalannya perusahaan.

PENGARUH AKUISISI TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PENGAKUISISI (Studi Kasus Perusahaan Go Publik pada Bursa Efek Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional di segala bidang memerlukan pembiayaan dan investasi yang

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

PERTEMUAN 2 PENGGABUNGAN USAHA

Bab 8 Bentuk Restrukturisasi Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha adalah penyatuan entitas-entitas usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk membantu dan mendorong kegiatan ekonomi perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

PERTEMUAN 1 & 2 PENGGABUNGAN USAHA

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI. bertujuan untuk menguji teori signaling, hipotesis efisiensi pasar dan karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih dimana perusahaan pengakuisisi (bidder) mempertahankan nama dan

S A H A M. Pertemuan 3

PENGGABUNGAN BADAN USAHA (MERGER DAN AKUISISI)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain atau lebih menjadi satu entitas akuntansi dan entitas yang baru tersebut

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2. PENGAMPU Nugraeni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merger merupakan suatu kebijakan yang diambil perusahaan dalam rangka

Bab 1 Pendahuluan. Peristiwa yang terjadi pada dunia global membawa perubahan-perubahan baik

MERGER DAN AKUISISI INTERN. Menambah Kapasitas Pabrik Menambah Unit Produksi Menambah Divisi Baru dll. MERGER & AKUISISI EKSPANSI USAHA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nilai perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki globalisasi dan perdagangan bebas persaingan usaha diantara

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham/pemilik. Nilai perusahaan yang sudah go public tercermin dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya saja dengan

BAB II KAJIAN TEORI. mengembangkan dan menumbuhkan sebuah perusahaan. Merger berasal. dari kata mergere (Latin) yang artinya (1) bergabung bersama,

BAB 1 PENDAHULUAN. terus mencari strategi terbaru agar mampu mempertahankan dan meningkatkan

FITRI NILAM SARI B

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dapat berupa investasi langsung dimana dilakukan dengan membeli

MOTIF MERJER & AKUISISI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian dunia. Sebagai akibat dari kemajuan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Akuisisi merupakan salah satu strategi eksternal yang dapat digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LANDASAN TEORI. dalam perusahaan yaitu keseimbangan antara aktiva dengan pasiva yang

PERTEMUAN 1 PENGGABUNGAN USAHA

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Asia pada tahun 1997 telah menelan banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa. Sepanjang tahun 2014, tujuh dari sepuluh transaksi besar M&A

BAB II URAIAN TEORITIS. Saragih (2009) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Profitability

MERGER & AKUISISI. 1. Konsep merger dan akuisisi 2. Klasifikasi merger dan akuisisi 3. Pembiayaan merger dan akuisisi

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik. Nilai perusahaan yang go public di pasar modal tercermin

STRATEGI PENETRASI PASAR

BAB I PENDAHULUAN. kerja melalui pembangunan perusahaan untuk meningkatkan daya saing

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan akan membutuhkan dana untuk menjalankan kegiatan

Pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur Go public di Indonesia (studi di bursa efek Jakarta)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

I. PENDAHULUAN. Salah satu strategi suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap profit

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian dan Tujuan Penggabungan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke

BAB II LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. akses informasi (Widoatmodjo, 1996: 31). Semakin cepat dan semakin banyak

Materi 14 MERGER DAN AKUISISI RESTRUKTURISASI, REORGANISASI, DAN LIKUIDASI

I. PENDAHULUAN. tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan maksimal atau laba sebesar-besarnya. Pendapat

BAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi.

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham yang berinvestasi dalam jangka panjang dan bukan

PENGARUH MERGER TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PT.PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pesatnya perkembangan dunia industri menimbulkan persaingan yang ketat

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DAN LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI (PSAK 4/IAS 7)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Memasuki era globalisasi berarti pula memasuki era perdagangan bebas,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan bisnis dalam skala nasional dan. intemasional, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mencanangkan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut kamus istilah keuangan dan investasi, stock split atau pemecahan

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

BAB 1 PENDAHULUAN. kredibilitas yang dijunjung tinggi, mempunyai kualitas bagus dan harus bisa

Akuntansi Keuangan Lanjutan Dy Ilham Satria, SE,. M. Si

BAB I PENDAHULUAN. pengembalian yang akan diperoleh (expected return) untuk suatu periode tertentu

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Akuisisi Akuisisi dalam terminologi bisnis diartikan sebagai proses pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau asset suatu perusahaan lain, dan dalam peristiwa ini baik perusahaan pengambilalih atau yang diambil tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah Akuisisi adalah bentuk pengambilalihan kepemilikan perusahaan oleh pihak pengakuisisi (acquires) sehingga akan mengakibatkan berpindahnya kendali atas perusahaan yang diambilalih (acquiree) tersebut. Biasanya pihak pengakuisisi memiliki ukuran yang lebih besar dibanding dengan pihak yang diakuisisi. Yang dimaksud dengan pengendali adalah kekuatan yang berupa kekuasaan untuk: 1. Mengatur kebijakan keuangan dan opersi perusahaan 2. Mengangkat dan memberhentikan manajemen 3. Mendapatkan hak suara mayoritas dalam rapat direksi Pengambilalihan terhadap asset atau saham oleh bidder terhadap target ini dapat dilakukan dengan melalui pembayaran secara tunai, hutang pengalihan surat-surat berharga atau kombinasi ketiganya. Menurut (PSAK No. 22) transaksi akuisisi dapat dilakukan dengan mengeluarkan saham atau kas atau campuran (kas dan saham). a. Akuisisi dengan kas Penggunaan kas sebagai alat pembayaran adalah yang paling sering dilakukan oleh pengakuisisi ataupun yang diakuisisi. Pengakuisisi menyerahkan sejumlah kas kepada pemegang saham perusahaan target atas penyerahan saham atau aktiva. Setelah 9

perusahaan target ditentukan, akusisi dengan kas lebih mudah dilakukan dengan sumber dana dari perusahaan yaitu laba ditahan, menjual saham baru kepada pemegang saham lama atau dengan hutang. Pertama laba ditahan, pembayaran dilakukan melalui pengurangan modal sendiri dalam perusahaan pengakuisisi. Kedua, pembayaran dilakukan secara tunai dengan mengeluarkan saham atau menjual saham baru kepada pemegang saham lama saja. Ketiga, seluruh transaksi dilakukan dengan hutang yaitu mengeluarkan/menjual obligasi. b. Akuisisi dengan saham Jika pengakuisisi tidak memiliki cukup kas atau pemegang saham perusahaan target masih tetap mempertahankan kepemilikan pada perusahaan hasil merger maka pengakuisisi bisa menggunakan saham sebagai alat pembayaran. Pembiayaan melalui saham terjadi ketika saham perusahaan target diganti atau ditukar dengan saham perusahaan hasil merger Akuisisi dengan saham, lebih sulit dilakukan karena harus melakukan rapat umum pemegang saham (bidder perusahaan publik) untuk mendapatkan persetujuan dari pemegang saham. Dalam proses negoisasi sering terjadi masalah karena perusahaan yang diakuisisi akan membandingkan nilai per lembar saham dengan nilai perusahaan pengakuisisi setelah akuisisi dan perusahaan yang diakuisisi sering berusaha untuk menawar lebih tinggi karena di perusahaan tersebut akan menjadi minoritas dan dasar penilaiannya tidak jelas. Setelah disetujui maka perusahaan pengakuisisi akan mengeluarkan saham baru yang seluruh atau sebagian digunakan untuk ditukarkan dengan saham perusahaan target. Artinya masing-masing perusahaan saling membeli sahamnya, selama proses negoisasi ini sering terjadi kebocoran informasi karena 10

perusahaan yang melakukan akuisisi dengan mengeluarkan saham baru harus mendapatkan persetujuan dari pemegang saham lainnya, yaitu dengan memberitahukannya melalui surat kabar. Sehingga para pelaku pasar berusaha mengantisipasinya dengan membeli saham sebanyak-banyaknya sebelum akuisisi terjadi. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kemakmuran bagi pemegang saham perusahaan pengakuisisi dengan harapan akuisisi yang dilakukan tersebut memperoleh sinergi. c. Campuran (kas dan saham) Jika pengakuisisi tidak memiliki cukup kas atau tidak ingin menggunakan saham seluruhnya maka pengakuisisi bisa mengkombinasikan antara kas dan saham dengan proporsi sesuai dengan keadaan perusahaan yang akan mengakuisisi 2.2 Tipe-tipe Akuisisi a. Akuisisi Horizontal Akuisisi horizontal adalah penggabungan antara dua atau lebih perushaan yang bergerak dalam industri yang sama. Salah satu tujuan akuisisi horizontal adalah untuk mengurangi persaingan atau meningkatkan efisiensi melalui penggabungan aktivitas produksi, pemasaran dan distribusi, riset dan pengembangan dan fasilitas administrasi. Efek dari akuisisi horizontal ini adalah semakin terkonsentrasinya struktur pasar pada industri tersebut. Contoh dari akuisisi horizontal ini adalah PT. Cold Rolling Mill Indonesia dengan PT. Krakatau Baga Permata pada tahum 1991 yang kemudian berubah nama menjadi PT. Krakatau Steel. 11

b. Akuisisi Vertikal Akuisisi Vertikal adalah integrasi yang melibatkan perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam tahapan-tahapan proses atau operasi. Akuisisi tipe ini dilakukan jika perusahaan yang berada pada industri hulu memasuki industri hilir dan sebaliknya industri hilir memasuki industri hulu. Akuisisi vertikal dilakukan perusahaan-perusahaan yang bermaksud untuk mengintegrasikan usahanya terhadap pemasok atau pengguna produk dalam rangka stabilitas pasokan dan pengguna. Untuk menjamin bahwa pasokan input berjalan dengan lancar maka perusaahaan tersebut bisa mengakuisisi dengan pemasok. Misalnya perusahaan mie instan membeli pemasoknya yaitu perusahaan pembuat tepung atau perusahaan distributor. c. Akuisisi konglomerasi (conglomerate acquisition) Akuisisi konglomerasi (conglomerate acquisition) adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan yang masing-masing bergerak dalam industri yang tidak terkait. Akuisisi konglomerasi terjadi apabila perusahaan berusaha mendivestasikan bidang bisnisnya dengan memasuki bidang bisnis yang sama sekali berbeda dengan bidang bisnis semula. Misalnya perusahaan kosmetik membeli perusahaan yang bergerak dibidang otomotif. 2.3 Motivasi Perusahaan Melakukan Akuisisi Motivasi perusahaan melakukan akuisisi menurut Harianto dan Sudomo (1998) adalah sebagai berikut: Memaksimasi Nilai Pasar Pemegang saham memperoleh kemakmuran antara lain melalui kenaikan harga saham yang dimiliki serta pembagian dividen. Dengan meningkatnya harga saham, 12

return bagi pemegang sahan tersebut juga meningkat. Faktor-faktor yang menyebabkan naiknya harga tersebut adalah meningkatnya kinerja keuangan perusahaan yang ditandai dengan kenaikan laba operasi setelah pajak, efisiensi yang diproksikan dengan beberapa indikator rasio keuangan. Memaksimasi Kesejateraan Manajemen Salah satu cara untuk meningkatnya kesejahteraan manajemen dilakukan dengan memberikan insentif berupa bonus yang dapat diukur dengan harga saham perusahaan di pasar modal. Makin besar harga saham di pasar dibandingkan dengan harga saham yang telah ditentukan oleh pemegang saham, maka akan semakin besar kesejahteraan manajemen. Cara yang digunakan adalah dengan pembentukan skala ekonomi yaitu melalui merjer atau akuisisi. Peningkatan Efisiensi dan Sinergi Alasan utama yang paling umum untuk melakukan merjer atau akuisisi adalah meningkatkan efisiensi perusahaan. Caranya dengan mengambil alih manajemen dan staf yang cakap. Peningkatan Pendapatan Suatu akuisisi dapat dikatakan memiliki sinergi, apabila terjadi peningkatan pendapatan setelah melakukan penggabungan usaha. Bentuk dari meningkatnya pendapatan perusahaan dilakukan dengan memonopoli kekuatan pasar yaitu dengan mengurangi jumlah perusahaan pesaing dan alih tekhnologi yang dimiliki perusahaan lain sehingga biaya untuk perawatan menjadi rendah yang akibatnya harga jual produk menjadi murah. 13

Penurunan Biaya Penurunan biaya dapat dilakukan dengan peningkatan volume penjualan (economies of scale), integrasi vertikal, komplemen sumber daya dan mengganti manajemen yang tidak efisien. Pajak yang Lebih Rendah Cara yang digunakan adalah membeli perusahaan lain. Dengan membeli perusahaan lain, perusahaan tidak perlu membagikan dividen kepada pemegang saham yang dikenai pajak, meningkatnya biaya depresiasi yang diakibatkan oleh meningkatnya nilai aset perusahaan dan perusahaan diijinkan untuk melakukan revaluasi aset perusahaan yang diakuisisi, maka depresiasi akan meningkat dan mengurangi pembayaran pajak. Akuisisi Perusahaan yang Undervalue Beberapa saham perusahaan di pasar modal diperdagangkan pada harga di bawah nilai penggantian asetnya. Bila hal ini terjadi, maka perusahaan tersebut memiliki daya tarik untuk diakuisisi, karena terlalu murah sehingga perusahaan lain dapat membeli perusahaan tersebut sebagai cara untuk melakukan ekspansi atau memasuki industri tersebut. Dengan mengakuisisi perusahaan yang terlalu murah, maka modal untuk perluasan (capital expenditure) dapat ditekan sehingga NPV dari proyek tersebut akan lebih tinggi dengan mengakuisisi perusahaan yang telah ada daripada memulainya dengan nol. Artinya, perusahaan pengakuisisi mencari perusahaan target yang undervaluation yaitu perusahaan akan mendapatkan tambahan aset dengan biaya yang relatif lebih murah jika melakukan penggabungan usaha. 14

2.4 Karakteristik Akuisisi Atas dasar sikap manajer perusahaan tareget maka pengambilalihan perusahaan dapat dilakukan dengan dua cara yakni, pengambilalihan secara bersahabat (friendly) dan tidak bersahabat (hostile takeover). Jika perusahaan pengakuisisi berencana meneruskan arah manajemen perusahaan target dan mempertahankan manajer kunci, maka disebut friendly. Sebaliknya, jika perusahaan pengakuisisi merencanakan perubahan secara substansial pada kebijakan manajemen serta penggantian manajer perusahaan target disebut hostile takeover. Friendly Takeover Proses akuisisi ini harus disepakati oleh kedua belah pihak yakni perusahaan pengakuisisi dan perusahaan target. Biasanya perusahaan besar menentukan perusahaan target yang akan dibeli, kemudian melakukan negoisasi dengan manajer perusahaan target. Setelah terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak, kemudian dilaksanakan pembelian perusahaan tersebut. Jadi proses pengambialihan yang bersahabat (friendly) dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut: Pertama, mengidentifikasikan perusahaan yang akan menjadi target akuisisi. Kedua, menentukan harga beli yang bersedia dibayarkan kepada perusahaan target. Ketiga, manajer perusahaan yang akan membeli, menghubungi perusahaan target untuk melakukan negoisasi. Jika manajer perusahaan target setuju, maka mereka memberikan rekomendasi kepada pemegang saham bahwa pengambilalihan tersebut memberikan keuntungan bagi kedua pihak dan jika pemegang saham perusahaan target menyetujui, maka pengambilalihan itu dapat dilaksanakan dengan baik melalui pembayaran tunai (cash) atau pembayaran dengan saham perusahaan. 15

Hostile Takeover Hostile Takeover terjadi jika perusahaan target yang akan diakuisisi tersebut keberatan dengan alasan harga yang ditetapkan terlalu rendah (undervalued) atau mungkin karena manajer takut kehilangan pekerjaan atau jabatannya. Jika hal itu terjadi perusahaan yang ingin membeli perusahaan lain dapat saja melakukan negoisasi secara langsung dengan pemegang saham target. 2.5 Berdasarkan Perlakukan Akuntansi Perlakukan akuntansi artinya bagaimanana akuntansi memandang dan mencatat transaksi penggabungan usaha bisnis tersebut apakah penggabungan usaha itu sebagai pembelian atau sebagai penyatuan kepemilikan. Klasifikasi berdasarkan perlakuan akuntansi ini dibedakan atas metode pembelian dan metode penyatuan kepemilikan. a. Metode Pembelian Jika sebuah penggabungan bisnis melibatkan transaksi pembelian mayoritas saham secara tunai oleh perusahaan lain yang berakibat berakhirnya pengendalian, maka transaksi diperlakukan sebagai pembelian dan metode akuntansi yang di gunakan adalah metode pembelian. Metode pembelian mencatat asset dan kewajiban berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar. Berdasarkan metode ini net asset perusahaan yang diakuisisi dihargai sebesar harga beli dan metode ini mengakui adanya goodwill yaitu nilai lebih biaya perolehan diatas niali wajar aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasikan. Metode pembelian mengakui dan mencatat asset dan kewajiban perusahaan diakui sebesar nilai pasar, sedangkan laba ditahan dan agio saham tidak diakui dalam laporan keuangan konsolidasi yang dibuat pengakuisisi pada tanggal transaksi. 16

b. Metode Penyatuan Metode ini diberlakukan jika pemegang saham perusahaan yang bergabung tetap melanjutkan kepemilikannya terhadap perusahaan hasil penggabungan. Karakteristik dari tipe penyatuan kepentingan ini adalah (1) tidak ada proses jual beli antara satu pihak dengan pihak lain (2) tidak ada pihak yang dianggap sebagai pengambil alih atau yang diambil alih dan (3) tidak ada pihak yang dominan yang timbul dari penggabungan usaha tersebut. Perlakuan akuntansi untuk penggabungan bisnis seperti ini menggunakan metode penyatuan (pooling methode). Metode pooling mencatat asset dan kewajiban berdasarkan nilai buku, sedangkan laba di tahan dan agio saham perusahaan yang digabung diakui dan ditambah ke dalam neraca konsolidasi perusahaan hasil penggabungan. 2.6 Tinjauan Literatur Pengumuman akuisisi dapat mempengaruhi harga saham baik perusahaan pengakuisisi maupun perusahaan target. Perubahan harga saham kedua perusahaan tersebut, menunjukkan besarnya tingkat kemakmuran yang diperoleh pemegang saham sebagai dampak dari pengumuman tersebut. Adapun tingkat kemakmuran pemegang saham diukur dari besarnya abnormal return yang diperoleh pemegang saham perusahaan pengakuisisi maupun pemegang saham target. Penelitian yang dilakukan oleh Farlianto (1996) yang meneliti tentang pengaruh akuisisi terhadap kinerja saham perusahaan pengakuisisi (bidder) pada Bursa Efek Jakarta dengan mengambil 25 perusahaan yang telah go public sebagai sampel dengan periode waktu 1990 sampai 1995. Dengan menggunakan event study diperoleh 17

kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan terhadap abnormal return saham perusahaan pengakuisisi (bidder) sebelum dan sesudah akuisisi dalam kurun waktu (-30) hari sebelum dan (+30) sesudah akuisisi, bahkan hasilnya menunjukkan kecendrungan yang menurun. Rachmawati (2000) yang menguji pengaruh pengumuman akuisisi dan merjer terhadap return saham perusahaan target di Bursa Efek Jakarta. Hasilnya menunjukkan pemegang saham perusahaan target memperoleh abnormal return diseputar tanggal pengumuman merjer dan akuisisi. Hal ini mengindikasikan bahwa pengumuman akuisisi dan merjer mengandung muatan informasi bagi pelaku pasar modal. Kustiawan (2001) dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh metode pembayaran terhadap return pemegang saham pada Bursa Efek Jakarta dengan sampel 45 perusahaan dengan pembagian terdiri dari 21 perusahaan pengakuisisi yang kegiatan akuisisinya dibiayai dengan kas dan 24 perusahaan yang kegiatan akuisisi dibiayai dengan saham dengan period pengamatan 1992-1996, penelitian yang dilakukan menggunakan model penyesuaian pasar (market adjusted model) dengan variabel yang digunakan adalah harga saham setiap perusahaan sampel yang diambil dari harga penutupan (closing price) serta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama periode pengamatan dengan pendekatan event study dan dapat diperoleh kesimpulan dari hasil penelitiannya adalah bahwa tidak terdapat perbedaan terhadap abnormal return saham perusahaan pengakuisisi (bidder) sebelum dan sesudah akuisisi dalam kurun waktu (-10) hari sebelum pengumuman dan (+10) setelah pengumuman akuisisi. Ketika perusahaan ingin mengakuisisi perusahaan lain, maka pihak manajeman akan memikirkan cara atau metode pembayaran. Karena jika perusahaan pengakuisisi 18

salah dalam menentukan cara pembayaran untuk akuisisi, maka akan berdampak pada harga saham perusahaan pengakuisisi (bidder) Ghosh dan Ruland (1998) menduga bahwa manajer perusahaan target dapat mempengaruhi terlaksananya penggabungan usaha dengan menentukan metode pembayaran untuk akuisisi. Beberapa penelitian yang menghubungkan antara metode pembayaran terhadap harga saham telah banyak dilakukan seperti, penelitian yang dilakukan oleh Travlos (1987) menyatakan bahwa pemegang saham perusahaan pengakuisisi menghasilkan return negatif jika akuisisi dilakukan dengan menggunakan saham dan menghasilkan return normal, jika akuisisi dilakukan dengan kas. Wansley, Lane dan Yang (1987) yang dikutip dari Blackburn, Dark dan Hanson (1997) melaporkan hasil penelitiannya yang menunjukkan bahwa akuisisi dengan kas menghasilkan return yang lebih tinggi dari pada pembiayaan akuisisi dengan mengeluarkan saham baru. Alasannya adalah, perusahaan pengakuisisi yang dilakukan menggunakan saham mempunyai kinerja yang jelek dibandingkan dengan akuisisi dengan kas. Sedangkan penelitian yang dilakukan Kustiawan (2001) dengan menguji pengaruh metode pembayaran terhadap return pemegang saham dengan data, variabel dan metode yang sama yang telah disebutkan diatas, penelitian ini memisahkan perhitungan antara akuisisi yang dibiayai dengan kas dan saham dengan menggunkan uji Beda Dua Rata-Rata dengan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara akuisisi yang dibiayai dengan kas dan saham dimana akuisisi yang dibiayai dengan saham direspon positif, sedangkan akuisisi yang dilakukan dengan kas direspon negatif. 19