Prasasti Sojomerto. Dalam Kontek Sejarah Medang. Oleh : Riboet Darmo Soetopo

dokumen-dokumen yang mirip
5. (775 M) M M M 9. (832 M) 10. (842 M) 11. (850 M) 12. (856 M) 13. (863 M) 14. (880 M) 15. (907 M) 16.

PETA KONSEP KERAJAAN-KARAJAAN HINDU BUDDHA DI INDONESIA

Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno

Sekilas Sejarah Kerajaan Medang

BAB I PENDAHULUAN. Mengenai tokoh Sanjaya sebagai pendiri Kerajaan Mataram Hindu di Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

3. Kehidupan ekonomi kerajaan Kalingga :

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB 2 : KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA MASA HINDU-BUDDHA Nurul Layyina X IIS 2

BAB I PENDAHULUAN. Definisi kata kepemimpinan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

Medang Dalam Lintasan Sejarah Indonesia Kuno. Oleh : Slamet Pinardi

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 6. AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DENGAN HINDU BUDHA DAN ISLAMLATIHAN SOAL BAB 6. Ksatria. Waisya.

DAFTAR PUSTAKA. Bakker, J. W. M Ilmu Prasasti Indonesia. Yogyakarta: Jurusan Sejarah. Budaya IKIP Universitas Sanata Dharma.

1. Prasasti Kedudukan Bukit (605 Saka=683 M)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : 1 x pertemuan (2 x 35 menit)

BAB I PENDAHULUAN. ilmiah tentang peninggalan masa lalu manusia. Di dalam ilmu arkeologi terdapat subsub

BAB III AKSARA SUNDA

PERKEMBANGAN KEHIDUPAN NEGARA 2 KERAJAAN HINDU-BUDHA DI INDONESIA

KERAJAAN KERAJAAN TERTUA DI INDONESIA (KUTAI, TARUMANEGARA, KALINGGA DAN KANJURUHAN)

I. PENDAHULUAN. pulau-pulau besar dan Pulau Sumatera salah satunya. Pulau Sumatera memiliki

BAB II AKSARA DAN PRASASTI

Prasasti Ciaruteun Suatu teka-teki, Laba-laba atau Lambang Sri? - Esai - Horison Online

BAB 1 PENDAHULUAN. Naskah naskah..., Andriyati Rahayu, FIB UI., Universitas Indonesia

LEGITIMASI KEKUASAAN DALAM PRASASTI DAN KARYA SASTRA KUNO Suharyana 1

Uji Kompetensi. Sumber : Taufik Abdullah (ed) Indonesia Dalam Arus Sejarah. Jilid II. Jakarta: PT. Ichtiar Baru van Hoeve.

Kerajaan Sriwijaya. 1. Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Sriwijaya

KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA

Kutai Tsabit Azinar Ahmad Jurusan Sejarah, Universitas Negeri Semarang

Daftar Pustaka. Atmosudiro, Sumijati Jawa Tengah: Sebuah Potret Warisan Budaya. Jawa Tengah.

1. Menurut pendapat kamu teori atau pendapat mana yang paling kuat terkait dengan

DAFTAR PUSTAKA. Boechari Candi dan Lingkungannya dalam PIA I. Jakarta: Puslit Arkenas.

Sh. Musthofa Suryandari Tutik Mulyati. Sejarah UNTUK SMA/MA KELAS XI PROGRAM BAHASA

KERAJAAN TARUMANEGARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Sejarah kebudayaan periode Indonesia Hindu-Budha diawali dengan

SRIWIJAYA JAYA SEPANJANG MASA. Oleh YUNANI* Disampaikan pada Seminar Nasional Masyarakat Sejarahwan Indonesia Cabang Sumatera Selatan

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.4. Pasasti Yupa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuuk menyelesaikan masalah-masalah yang akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh

Srivijaya. Tsabit Azinar Ahmad Jurusan Sejarah, Universitas Negeri Semarang. tsabit azinar ahmad-unnes

LAMPIRAN 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

I. PENDAHULUAN. dikenal sebagai salah satu Kerajaan Maritim terbesar di Indonesia. Wilayah

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

MASA KERAJAAN-KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN KERAJAAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Media tulis prasasti terdiri atas beberapa jenis antara lain :

BAB I PENDAHULUAN. dengan individu. Manusia sejak ia bangun sampai ia memejamkan mata, selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. De Casparis (1975) dalam bukunya yang berjudul Indonesian Paleography

M, 2016 PENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING MENGGUNAKAN MEDIA FLIP CHART DALAM PEMBELAJARAN IPS

Kerajaan Kutai. A. Berdirinya Kerajaan Kutai

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila telah ada di Indonesia pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu sebelum bangsa Indonesia terbentuk

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

INTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM

FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBONG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG AKSARA KA GA NGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBONG,

PERENCANAAN PEMBELAJARAN IPS DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS LIFE SKILL

Raja-raja: 1) Kudungga, pengaruh Hindu baru masuk. 2) Asmawarman, anak raja Kudungga, pengaruh Hindu sudah berkembang. 3) Mulawarman, salah satu dari

DAFTAR ISI. A. Pendahuluan. B. Pengertian Warisan Budaya Tak BendaHasil. C. Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kabupaten Bogor

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Hubungan Malayu..., Daulat Fajar Yanuar, FIB UI, 2009

Lampiran 1. Surat Keterangan Penelitian

PENDIDIKAN PANCASILA. Hakikat Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia. Novia Kencana, S.IP, MPA

A. Kertanegara B. Raden Wijaya C. Jayawardhana D. Hayam Wuruk E. Tribuanatunggadewi 8. Kitab Sutasoma dikarang oleh seorang pujangga Kerajaan

BAB 3: TINJAUAN LOKASI

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia merupakan suatu kisah yang panjang dan meninggalkan

MENGHARGAI PENINGGALAN SEJARAH. By : Arista Ninda Kusuma / PGSD USD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN

SENI ORNAMEN DALAM KONTEKS BUDAYA MELAYU RIAU

DAFTAR REFERENSI. Bakker 1972 Ilmu Prasasti Indonesia. Yogyakarta: Jurusan Sejarah Budaya IKIP Sanata Dharma

Oleh: Hendra Santosa, Dosen PS Seni Karawitan ISI Denpasar. Menurut berita-berita Cina, pulau Bali dikenal dengan nama P oli.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.

BAB VI KERAJAAN SRIWIJAYA

DAFTAR PUSTAKA. Bakker, J.W.M 1972 Ilmu Prasasti Indonesia. Yogyakarta: Jurusan Sejarah Budaya IKIP Sanata Dharma

WARISAN DINASTI SAILENDRA DI ASIA TENGGARA, BELAHAN BARAT NUSANTARA

Kerajaan Mataram Kuno

di JAW A TE N GAH S E LATAN

INTERAKSI KEBUDAYAAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek Wisata Candi Sambisari

BAHASA INDONESIA FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

RAJA YANG BERKUASA DI KERAJAAN SRIWIJAYA 1. Dapunta Hyan Srijayanasa. 2. Sri Indrawarman. 3. Rudrawikrama. 4. Wishnu

BAB III BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN HINDU DAN BUDHA

Indikator Pencapaian Kompetensi. Kegiatan pembelajaran. Mencari artikel di perpustakaan dan internet mengenai lahir dan berkembangnya agama dan

KERAJAAN HINDU-BUDDHA: KERAJAAN KUTAI MODUL PEMBELAJARAN SEJARAH SITI MARFUAH

DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN KABUPATEN MIMIKA TAHUN PELAJARAN 2008/2009. BAB 5 = Kerajaan dan Peninggalan Hindu, Budha, dan Islam

AGAMA-AGAMA DI MALAYSIA NAMA : VISALNI A/P GUNASEELAN NO MATRIK : NAMA PENSYARAH: AHMAD TARMIZI ZAKARIA

Bahasa Indonesia Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

PEMAKAIAN AKSARA DALAM PENULISAN BAHASA MELAYU HINGGA BAHASA INDONESIA (THE USAGE OF LETTERS ON MALAY TO INDONESIAN LANGUAGE WRITING)

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN ASTANA GEDE. di Kabupaten Ciamis. Situs Astana Gede merupakan daerah peninggalan

HUBUNGAN BALI DENGAN JAWA TIMUR ( SINGOSARI MAJAPAHIT )

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 7. INDONESIA MASA ISLAMLATIHAN SOAL BAB 7

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa yang digunakan terdiri atas bahasa lisan dan bahasa tulis. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan serta menggalakan dunia kepariwisataan kini semakin giat

KAJIAN STRUKTURAL DALAM SERAT PARARATON: KEN ANGROK

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Prasasti mundu..., Kuntayamah, FIB UI, 20009

: Restu Gunawan, Sardiman AM, Amurwani Dwi L., Mestika Zed, Wahdini Purba, Wasino, dan Agus Mulyana.

PENGGUNAAN UNSUR AKSARA NUSANTARA PADA HURUF MODERN

SILABUS. I. Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini membahas mengenai perkembangan kebudayaan di nusantara pada periode Hindu-Budha.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 3. PERADABAN AWAL INDONESIALatihan Soal 3.1. Menhir. Waruga. Sarkofagus. Dolmen

Transkripsi:

Prasasti Sojomerto Dalam Kontek Sejarah Medang Oleh : Riboet Darmo Soetopo 1. Paleografi Prasasti Sojomerto ditemukan di Sojomerto, kabupaten Pekalongan, Jawa-tengah. Prasasti bermediakan batu, beraksara Pallawa dan bahasa Melayu-kuno. Keadaan prasasti bagian kiri dan kanan atas batunya rusak sehingga ada beberapa aksara yang hilang. Aksara prasasti Sajomerto tampak jelas sehingga dapat dibaca tanpa banyak kesulitan. Secara kronologis, seorang peneliti ketika berhadapan dengan prasasti, piagem maupun naskah, setelah melihat bentuk pisiknya lalu sangat antusias segera mengamati tulisannya. Ilmu yang membicarakan tulisan kuno adalah Paleografi. Paleografi berasal dari bahasa Yunani palaios dan grafein, artinya tulisan kuno. Sejak dulu paleografi hanya sebagai ilmu bantu yaitu ilmu bantu yang digunakan dalam bidang efigrafi, filologi dan sejarah dalam penelitian prasasti atau teks kuno. Untuk menghindari kerancuan penyebutan, fonem dibedakan menjadi dua istilah yaitu aksara dan huruf. Aksara adalah suatu tanda bunyi meskipun belum diberi tanda vocal (-a, -i, -u, e, -o) telah berbunyi terbuka misalnya pada aksara Pallawa, Prenagari, Jawa-kuno, Jawa-baru. Sedangkan huruf ialah suatu tanda bunyi sebelum diberi tanda vocal, ia belum dapat berbunyi, misalnya pada huruf Latin (tegak bersambung), Gedrik ( huruf tegak), Arab. Sering mendengar penyebutan huruf Sanskerta, yang benar ialah bahasa Sanskerta, (sebab tidak ada huruf Sanskerta, yang ada huruf Latin, Gedrik, Arab). Menurut Undang-undang Kepurbakalaan semua tinggalan sejarah baik yang kasat mata (misalnya bangunan, arca, prasasti) maupun yang tidak kasat mata ( misalnya bahasa, simbol, dan apa yang dikandung oleh tulisan atau apa yang ada di belakangnya), sudah berumur 50 tahun atau lebih dan berguna demi pengembangan ilmu antropologi, sejarah dan arkeologi sudah termasuk artefak atau benda budaya. Oleh karena itu wilayah penelitian paleografi Indonesia sangat luas. Paleografi membicarakan aksara dari aksara Pallawa yang ada di prasasti dari Kutai 1

(abad IV M) hingga akasara atau huruf masa sekarang yang telah berumur lima puluh atau lebih. Tugas paleografer antara lain meneliti bentuk tulisan, perkembangan tulisan, keistimewaan - keistimewannya (misalnya aksara Jawa - kuno atau - baru tidak mengenal èl dipepet êr dipepet) dan tanda yang lain (misalnya adeg-adeg, lingsa, lungsi dsb). Prasasti Sojomerto tidak berangka tahun maka bentuk aksaranya perlu dibandingkan dengan aksara - aksara yang sejenis baik yang diperkirakan lebih tua (prasasti dari Kutai, prasasti dari Tarumanagara) maupun yang lebih muda prasasti dari Sriwijaya dan prasasti Canggal, bertujuan untuk mengetahui masanya. Beberapa aksara dari prasasti Sojommerto yang mencolok perbedaannya jika dibandingkan dengan prasasti dari Kutai, dari Tugu(Tarumanagara) antara lain ialah aksara ma, ra, na, sa, la, dan pa. Demikian tanda vocal (sandangan) antara lain -i, dan - ī. Prasasti Sojomerto menambah khasanah prasasti - prasasti beraksara Pallawa yang pernah ditemukan di Kutai (Kalimantan Timur), Jawa dan Sumatra. Demikian juga menambah khasanah prasasti yang berbahasa Melayu-kuno. J.G. de Casparis berpendapat, secara kronologis prasasti - prasasti berhuruf Pallawa dapat dikelompokkan manjadi dua bagian. Kelompok pertama termasuk yang bertipe tua ialah prasasti - prasasti dari Kutai, Tarumanegara, dan dari Kedah. Kelompok kedua termasuk yang bertipe muda ialah prasasti dari Tuk Mas, dari Sriwijaya. Prasasti Canggal. (J.G. de Casparis, 1975: 1-33). Dilihat dari sudut paleografi prasasti dari Sojomerta termasuk beraksara Pallawa tipe muda, berasal dari akhir abad ke VII M atau awal abad VIII M. 2. Transkripsi Prasasti Sojomerto 1)...ryyon sri sata... 2)...-a koti... namah ssiwaya 3) bhatara parameswa 4) ra sarwwa daiwa ku samwah hiyang 5) - - mih inan dhisnanda dapu 6) nta selendra namah santanu 7) namanda bapanda bhadrawati 8) namanda ayanda sampula 9) namanda wininda selendra namah 10) mamagappasarlempewanih 2

3. Terjemahan Prasasti Sojomerto 1)... 2)... 3) Hormat kepada dewa Siwa 4) Bhatara Parameswa 5) ra dan semua dewa yang kuhormat. Hiyang 6) - - mih adalah... 7) dari yang terhormat Dapunta Selendra. Santanu 8) adalah nama ayahnya. Bhadrawati 9) adalah nama ibunya. Sampula 10) adalah nama istri dari yang terhormat Selendra 11)... 4. Persebaran Aksara Pallawa dan Bahasa Melayu Kuna Prasasti dari Sojomerto beraksara Pallawa dan berbahasa Melayu - kuno. Tentang aksara Pallawa dan bahasa Melayu - kuno yang ada pada prasasti dari Sojommerto mendorong keinginan untuk mengetahui tentang persebaran aksara Pallawa dan bahasa Melayu - kuno pada waktu itu. Prasasti - prasasti dari Kutai (Muarakaman, Kalimantan Timur) berasal dari abad ke IV M, aksaranya termasuk tipe tua. Termasuk aksara Pallawa tipe tua ialah prasasti yang ditemukan di Kedah (Malaysia). Kecuali di Kutai dan Kedah, prasasti - prasasti beraksara Palawa tipe tua dari abad ke V berasal dari kerajaan Tarumanagara (Jawa Barat). Prasasti - prasasti beraksara Pallawa tipe muda ditemukan di kerajaan Sriwijaya (Sumatra Selatan) dan di kerajaan Jawa Tengah. Hal ini memberi gambaran tentang alur persebaran aksara Pallawa, meskipun masih bersifat hipotitis. Aksara Pallawa tipe tua abad IV M yang ada di Kedah (Malaysia) dan Camboja berkembang ke Kutai (Kalimantan Timur) melalui Sanggau, dan juga aksara Pallawa dari abad V berkembang di kerajaan Tarumanagara (Jawa Barat). Aksara Pallawa terus berkembang dari tipe tua ke tipe muda, yaitu berkembang di Sriwijaya (Sumatra Selatan) dan di Jawa Tengah. Aksara Pallawa tampaknya pada waktu itu merupakan aksara resmi kerajaan. 3

Prasasti Dinaya bertahun 760 M beraksara Jawa kuno dan berbahasa Sanskerta, memberi isyarat tampaknya aksara Jawa kuno akhirnya mendesak aksara Pallawa, dan aksara Jawa kuno menjadi aksara resmi kerajaan. Sedangkan aksara Prenagari sebagai aksara pendamping aksara Jawa kuno (buktinya hanya ada beberapa prasasti yang beraksara Prenagari). Selanjutnya tentang bahasa Melayu kuno. Bahasa Melayu kuno merupakan bahasa antar bangsa (lingua franka) digunakan dalam aktivitas berdagang. Sriwijaya terkenal sebagai kerajaan maritim, bahasa Melayu kuno digunakan untuk berwacana antar bangsa di Asia Tenggara. Bukti nyata ialah ditemukan sebuah prasasti tembaga di pantai Laguna ( Pilippina selatan) bertahun 822 S (900 M), isinya tentang masalah hutang - piutang. Di kerajaan Sriwijaya bahasa Melayu kuno sebagai bahasa resmi kerajaan, dan terus berkembang (di daerah Riau), akhirnya dijadikan bahasa nasional Negara Republik Indonesia. Kerajaan di Jawa Tengah bersifat kerajaan agraris. Prasasti Sojomerto ( dan prasasti yang berbahasa Melayu kuno yang lain) memberi isyarat bahwa mula - mula bahasa Melayu kuno sebagai bahasa resmi kerajaan. Bahasa Jawa kuno pertama kali ada di prasasti Sukabumi 25 Maret 804 M (Zoetmulder, 1983:3). Ini dapat ditafsirkan bahwa penggunaan bahasa Melayu kuno sebagai bahasa resmi kerajaan di Jawa Tengah terdesak, dan diganti dengan bahasa Jawa kuna sebagai bahasa resmi kerajaan, buktinya prasasti - prasati selanjutnya berbahasa Jawa kuno. 5. Prasasti Sojomerto Memperkuat Adanya Satu Dinasti Di Mataram Ada dua pendapat tentang dinasti yang ada di kerajaan Mataram-kuno. Pendapat pertama dikemukakan oleh F.H. van Naerssen, G. Coedes, F.D.K. Bosch dan J.G. de Caparis. Mereka mengatakan bahwa pada waktu itu ada dua dinasti yaitu dinasti Sanjaya (Sanjayawamsa) dan dinasti Sailendra (Sailendrawamsa). Pendapat kedua dipelopori oleh R. Ng Poerbatjaraka, ia berpendapat pada saat itu hanya ada satu dinasti yaitu dinasti Sailendra. Pendapat R. Ng.Poerbatjaraka diperkuat oleh 4

Buchari dan didukung berdasarkan isi prasasti Sojomerto (Buchari, 2012: 197/8). Istilah Sanjayawamsa belum pernah ditemukan di dalam sumber baik prasasti maupun naskah kesastraan, yang ada adalah istilah Sailendrawamsa, disebut oleh prasasti Kalasan 778 M. Prasasti Kalasan berkaitan dengan bangunan candi Kalasan yang berlatar belakang agama Budhistis. Oleh karena itu lalu dikatakan bahwa latar belakang dinasti Sailendra adalah agama Budha. Di Jawa Tengah banyak ditemukan candi baik yang berlatar belakang agama Budha maupun Siwa. Keadaan demikian itu menimbulkan pendapat bahwa masing - masing kelompok bangunan yang beragama tertentu didukung oleh dinasti tertentu pula. Karena ada dua kelompok maka tentu ada dua dinasti. Sanjaya pendiri kerajaan Mataram Kuna (pras. Canggal 732 M) berlatar belakang agama Siwaistis dianggap sebagai pendiri dinasti yaitu dinasti Sanjaya. Kenyataannya tidak ada sumber yang menyebut tentang adanya Sanjayawamsa. Dalam hal ini harus dibedakan antara pendiri keluarga (marga, dinasti) dan pendiri kerajaan. Sanjaya bukan pendiri keluarga (marga, dinasti) melainkan pendirian kerajaan Mataram kuno, setelah kerajaan sebelumnya runtuh karena diserang oleh raja dari Galuh, sehingga ia tidak disebut Sanjayawamsa. Cikal - bakal raja - raja Mataram-kuno adalah Dapunta Selendra yang beragama Siwa. 6. Gelar dan Nama Tokoh Dengan serta merta muncul pertanyaan apakah kata Selendra dari prasasti Sojomerto ada kersamaannya dengan kata Sailendra yang berarti raja gunung (bertahta di gunung). Jika ada persamaannya, pernahkah raja - raja Sailendra menggunakan gelar dapunta. Itulah pertanyaan pertama yang perlu dicari jawabannya. Dewa Siwa sering disebut Girisa artinya Dewa gunung, bersinonim dengan kata Sailendra (saila dan indra = raja gunung). Sailendrawangsa dari prasasti dari Kalasan (778 M) apakah diartikan dinasti dewa Siwa? Kata Selendra dari prasasti Sojomerto adalah nama tokoh yang memeluk dan menghormat dewa Siwa (namah siwaya). Nama - nama raja banyak yang mengaku dirinya adalah titisan dewa Siwa atau dewa Wisnu (siwamurtti atau wisnu murtti). Raja Balitung mengaku dirinya titisan dewa Sambhu (Sambhu adalah dewa Siwa, Pras. Mantyasih I. 907 M), ia juga mengaku 5

titisan dewa Rudra (prasasti Wanua Tengah III, 908 M). Airlangga mengaku dirinya titisan dewa Wisnu (wisnu murtti). Jadi jelas bahwa Selendra bukan nama dewa tetapi nama tokoh yang memeluk agama Siwa. Sering nama dinasti berasal dari nama seorang tokoh (raja) misalnya wangsa Isana berasal dari nama raja Sindok. Raja - raja Singosari dan Majapahit mengaku bahwa Ken Arok adalah leluhurnya, raja - raja Mataram Muslim selalu mengaitkan dirinya dengan Ki Ageng Pemanahan. (Buchari, 2012: 35). Gelar dapunta memperkuat bahwa dapunta Selendra adalah seorang tohoh penguasa seperti halnya dapunta Hyang dari prasasti Kedukan bukit. Jika ia adalah seorang raja, sebagai wangsakerta lalu kerajaannya berada dimana. Keraton Medang dari kerajaan Mataram kuno baru disebut sejak Sanjaya naik tahta pada tahun 717 M (pras. Mantyasih I). Sebelumnya nama kerajaan hanya dikenal dari berita Cina yaitu Shepo 420 M dan Heling sejak tahun 618 M. Sejak tahun 820 M kerajaan disebut Shepo lagi. Raja - raja wangsa Sailendra adalah keturunan dari Dapunta Selendra (Sojommerto dari awal abad VIII M). Jadi tidak perlu menghubung - hubungkan dengan raja gunung (dewa Siwa). Dapunta Selendra menggunakan bahasa Melayu kuno karena ia berasal dari Sumatra yaitu Akhandalapura yang di dalam berita Cina disebut Gantoli (Kan-to-li), merupakan tempat asal pendahulu kerajaan Sriwijaya, ia beragama Siwa (Buchari, 2012:199). Tentang gelar yang disandang oleh Sanjaya ialah Rakai Mataram sang Ratu ( Pras. Mantyasih I) lalu diikuti oleh raja - raja berikutnya misalnya Panangkaran bergelar Panangkaran. Ada dua hal yang menarik tentang gelar yang disandang oleh Sanjaya. Pertama, ialah gelar Rakai Mataram. Dari gelar ini menunjukkan bahwa Sanjaya sebelum naik tahta sudah berkuasa di daerah Mataram sebagai pemegang lungguh. Jadi pada waktu itu struktur pewilayahan yang terdiri dari tanah kerajaan dan tanah lungguh, mungkin tanah perdikan (sima)pun sudah ada. Yang kedua, Sanjaya tidak mengunakan gelar Sri Maharaja, tetapi bergelar sang ratu. Selendra (pras. Sojomerto) tidak menggunakan gelar Sri Maharaja tetapi dapunta. Jika Dapunta Selendra sebagai cikal-bakal dinasti Sailendra, maka mula - mula gelar yang digunakan ialah Dapunta lalu Sang Ratu dan akhirnya Sri Maharaja. 6

7. Prasasti Sojomerto dalam Konteks Sejarah Medang i Bumi Mataram Gelar Dapunta yang disandang oleh Selendra di prasasti Sojommerto dapat disejajarkan dengan gelar yang disandang oleh Hyang di prasasti Kedukanbukit 682 M, memperkuat bahwa prasasti Sojomerto berasal dari awal abad VIII M. Selanjutnya dimanakah kedudukan dapunta Selendra dalam konteks sejarah Medang i Bumi Mataram? Prasasti Mantyasih I 907 M, raja pertama kerajaan Medang i Bumi Mataram yang terletak di Poh Pitu adalah Sanjaya (rahyangta rumuhun i mdang ri poh pitu rakai mataram sang ratu sanjaya). Berarti bahwa prasasti Sojomerto terletak di atas prasasti Canggal. Kesimpulannya kedudukan Dapunta Selendra berada sebelum raja Sanjaya atau Sana, ia sebagai cikal - bakal dinasti Sailendra. Daftar nama-nama raja dinasti Selendra mulai raja Sanjaya sampai dengan raja Balitung kecuali disebut oleh prasasti Mantyasih I 907 M, disebut juga oleh prasasti Wanua Tengah III 908 M lengkap dengan tahun naik tahta masing-masing raja. Prasasti Mantyasih I 907 M Rakai Mataram sang ratu Sanjaya Panangkaran Panunggalan Warak Garung Pikatan Kayuwangi Prasasti Wanua Tengah III 908 M (Nama Sanjaya tidak disebut) Rakai Panangkaran 4 Oktober 746 M Rakai Panaraban 6 Maret 784 M Rakai Warak dyah Manara 3 Maret 803 M Dyah Gula 26 Juli 827 M Rakai Garung 14 Pebruari 829 M Rakai Pikatan dyah Saladu 6 Maret 847 M 7

Watuhumalang Watukura dyah Balitung Rakai Kayuwangi dyah Lokapala - 27 April 855M Dyah Tagawas 17 Pebruari 885 Rakai Panumbangan dyah Dewendra - 25 Agt.885M Rakai Gurunwangi Dyah Badra 18 Januari 887 M Rakai Wungkalhumalang dyah Jbang - 894 M Rakai Watukura dyah Balitung 10 Mei 898 M 8. Kesimpulan 1. Hasil perbandingan aksara (palaeografi) prasasti Sajomerto dengan prasasti-prasasti yang sejenis serta gelar seorang tokoh (dapunta) menunjukkan bahwa prasasti Sojomerto berasal dari akhir abad VII atau awal abad VIII Masehi. 2. Aksara Pallawa merupakan aksara resmi kerajaan untuk menulis prasasti. Muncul prasasti Dinoyo bertahun 760 M beraksara Jawa kuno dan berbahasa Sanskerta. Hal ini memberi bukti bahwa pada tahun 760 M aksara Jawa kuno menjadi aksara resmi kerajaan mengganti aksara Pallawa. 3. Sampai tahun 840 M bahasa Melayu kuno menjadi bahasa resmi kerajaan (disamping bahasa Sanskerta) untuk menulis prasasti. Muncul prasasti Sukabumi bertahun 840 M, beraksara dan berbahasa Jawa kuno. Hal ini memberi sinyal bahwa pada tahun 840 M bahasa Jawa-kuno menjadi bahasa resmi kerajaan mengganti bahasa Melayu kuno. 4. Dapunta Selendra merupakan cikal-bakal dinasti Selendra (Sailendra). Raja-raja Mataram-kuno adalah keturunan dapunta Selendra. Hal ini membuktikan bahwa di masa itu hanya ada satu dinasti yaitu dinasti Sailendra seperti dikemukakan oleh R.M. Poerbatjaraka dan Buchari. 5. Dinasti tidak dikait-kaitkan dengan agama, tetapi dinasti berhubungan dengan darah (genealogi). Buktinya daftar raja Mataram kuno yang ada di prasasti Mantyasih I 907 M dan prasasti Wanua Tengah III 908 8

M, meskipun berlainan agamanya tetapi mereka tetap mengaku satu dinasti. Bukti yang lain, untuk memperkuat kedudukannya, maka raja Daksa membuat penanggalan berpangkal pada tokoh raja Sanjaya, biasa disebut tahun Sanjaya. Dengan membuat tahun Sanjaya maka sebagai bukti bahwa Daksa masih keturunan Sanjaya dari dinasti Sailendra. Pustaka Acuan Boechari, Melacak Sejarah Indonesia Lewat Praasasti, Kapustakaan, Jakarta 2012. Casparis, J.G.de, Inscrities uit de Śailendra-Tijd. (PI.I) A.C.Nix&Co Bandung, 1950 ------------------- Selected Inscriptions from the 7th to the 9th Century A.D. Masa Baru Bandung, 1956. Edi Sedyawati, Budaya Indonesia. Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah. Raja Grafindo Persada, Jakarta,2012 Kern, H VG. VII. Inscriptie van den Indischen Archipel. Martinus Nijhoff, 1917. Poerbatjaraka, Riwayat Indonesia I. Yayasan Pembangunan. Jakarta 1952. Vogel, J.Ph.The Earliest Sanskrit Incrition of Java. Publication van den Oudheikudige Dient in Ned. Indie. 1925. 9

Lampiran: 1 Kutai Prasasti Tempat Temuan Kalimantan Timur Tipe Tua Tipe Muda Abad Tahun Aksara Bahasa + - IV Pallawa Sanskerta Kedah Malaysia + - IV Pallawa Sanskerta Ciareten Jawa Barat + - IV Pallawa Sanskerta Pasir Kalengkak Kebon Kopi Jawa Barat + - V Pallawa Sanskerta Jawa Barat + - V Pallawa Sanskerta Tugu Jawa Barat + - V Pallawa Sanskerta Pasir Awi Jawa Barat + - V Pallawa Sanskerta Cidanghyang Jawa Barat + - V Pallawa Sanskerta Tuk Mas Jawa Tengah - + VI Pallawa Sanskerta Kedukan Bukit Talangtuwo Sumatera Selatan Sumatera Selatan - + 682 Pallawa Melayu - + 684 Pallawa Melayu Karangbirahi Bangka - + Pallawa Melayu Kotakapur Bangka - + 686 Pallawa Melayu Talaga Batu Palas Pasemah Sumatera Selatan Sumatera Selatan - + VII Pallawa Melayu - + VII Pallawa Melayu Sojomerto Jawa Tengah - + VIII Pallawa Melayu Canggal Jawa Tengah - + 732 Pallawa Sanskerta Dewadrabya Jawa Tengah - + VIII Melayu 10

Manjusrigreha Jawa Tengah - + 792 Melayu Sh.Wintang Jawa Tengah + - VIII Melayu Gondosuli II Jawa Tengah + VIII Melayu (Rds, UGM. 31 Jan. 2015) 11