BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN"

Transkripsi

1 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini menggunakan beberapa pustaka yang dijadikan sebagai acuan dan pedoman di dalam melakukan sebuah penelitian yang disebut sebagai data sekunder. Kajian pustaka menggunakan pustaka yang menunjang dan dapat dijadikan pembanding dalam memecahkan semua permasalahan yang akan diteliti. Kajian pustaka bertujuan untuk menunjukkan keaslian penelitian dan menemukan teori atau data sekunder yang diperlukan. Adapun beberapa sumber pustaka yang digunakan adalah sebagai berikut: J.G.de Casparis (1975) dalam bukunya yang berjudul Indonesian Paleography, membahas tentang huruf yang digunakan dalam prasasti dari masa ke masa mulai yang tertua hingga termuda. Beberapa contoh, yaitu mengenai penulisan huruf Pallawa Muda, Pallawa Tua, Kawi Muda, dan Kawi Tua. Adapula huruf-huruf lain yakni Pranagari, Dewanagari, Tamil, dan Arab. Buku ini dapat dijadikan acuan didalam penelitian mengenai huruf yang digunakan sehingga mempermudah menjawab permasalahan mengenai aspek kebahasaan pada Prasasti Bengkala. S.J.Bakker (1972) dalam bukunya yang berjudul Ilmu Prasasti Indonesia, menjelaskan tentang prasasti yang berarti tulisan kuna yang berkaitan dengan sebuah kejadian atau peristiwa yang sedang atau pernah terjadi. Lebih jauh diuraikan tentang bagian prasasti yaitu tentang isi dan struktur prasasti yang

2 10 sangat berpengaruh di dalam mengungkap sejarah. Buku Ilmu Prasasti Indonesia dijadikan acuan dalam mengetahui isi dan struktur prasasti sehingga memudahkan menjawab permasalahan mengenai aspek sosial budaya yang terdapat pada prasasti Bengkala. I Gusti Ngurah Tara Wiguna dkk (2004) dalam buku yang berjudul Himpunan Prasasti-prasasti Bali Masa Pemerintahan Raja Jayapangus, menguraikan tentang himpunan dan bahasan dari transkripsi prasasti-prasasti yang dkeluarkan oleh Raja Jayapangus (1099 S atau 1177 M sampai 1103 S atau 1181 M). Buku ini merupakan salah satu pedoman yang digunakan sebagai salah satu data pembanding prasasti. Selanjutnya, I Gusti Ngurah Tara Wiguna dkk (2008) dalam buku yang berjudul Terjemahan Prasasti-Prasasti Bali Abad XII ke Dalam Bahasa Indonesia, berisi tentang pedoman pemerintahan Raja Jayapangus yang didasarkan atas terjemahan prasasti abad XII pada masa pemerintahan Raja Jayapangus. Prasasti ini terbagi menjadi dua kelompok, kelompok A berisi terjemahan dari prasasti Raja Jayapangus yang masih lengkap, Kelompok B berisi tentang terjemahan dari prasasti Raja Jayapangus yang hanya memuat bagian pembuka dan bagian atau sebagian dari isi atau kurang lengkap, karena yang lain telah hilang atau belum ditemukan. Penulis menggunakan pustaka ini untuk mengetahui terjemahan secara garis besar dari prasasti Bengkala dan sistem pemerintahan dari Raja Jayapangus. I Gusti Made Suarbhawa dalam Forum Arkeologi Maret (1995), artikel ini berjudul Teknik Analisis Prasasti, memuat tentang langkah-langkah teknik analisis prasasti. Disebutkan bahwa prasasti sebagai sumber penulisan sejarah

3 11 yang harus melewati beberapa taraf yaitu diselidiki kebenarannya, disesuaikan isinya dengan prasasti lain, diperbandingkan dengan berita di luar dengan bidang prasasti, ditafsirkan maknanya, diikhtisarkan dalam sintesa sejarah. Langkahlangkah dalam menganalisis prasasti langkah awal berupa analisis ekstern atau fisik yaitu deskripsi liputan lingkungan, bahan, aksara, bahasa, metrik, dan tandatanda khusus. Analisis ini dapat mengetahui garis besar keadaan benda dan kronologinya. Selanjutnya, dilakukan analisis intern atau nonfisik yaitu prasasti yang dialihaksarakan secermat mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah serta dengan berbagai macam catatan alih aksara. Selanjutnya, menerjemahkan prasasti dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran yang disertai pula dengan catatan terjemahan, terjemahan prasasti dapat mengetahui isi prasasti dengan sejumlah data dan keterangan yang masuk akal, teruji, dan telah diinterpretasikan dalam bentuk pemaparan yang logis mengenai latar belakang sejarah prasasti tersebut. Pustaka ini dibicarakan tentang pentingnya pengetahuan paleografi untuk para ahli epigrafi karena memiliki manfaat dalam kaitannya dengan usaha melokalisasikan pusat kekuasaan politik dan kebudayaan kuna, perkiraan usia suatu dokumen, sebagai petunjuk mengenai tingkat perkembangan kebudayaan masyarakat pada umumnya. Artikel ini bermanfaat dalam hal mengungkap aspek kebahasaan dari Prasasti Bengkala. I Nengah Kartika, dalam skripsinya yang berjudul Prasasti Batunya dari Raja Jayapangus (1987), di dalam prasasti ini menjelaskan tentang isi keseluruhan dari prasasti Batunya, lengkap dari lembar pembuka dengan unsur penanggalan, penyebutan nama raja, menyebutkan sistem birokrasi kerajaan,

4 12 menyebutkan data perekonomian, data keagamaan yakni dikenalnya pendeta Siwa dan Pendeta Budha, penyebutan bangunan suci serta jenis sesajen yang dimuat dalam prasasti. Skripsi ini dijadikan bahan acuan dan membantu peneliti dalam aspek sosial budaya yang terdapat di dalam prasasti Bengkala. I Nyoman Sunarya, dalam laporan penelitian arkeologi yang berjudul Survei Epigrafi Kubutambahan, Buleleng (2009), laporan ini bertujuan untuk mengumpulkan data-data epigrafi di wilayah Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. Temuan selain prasasti ditemukan di beberapa pura di Desa Bengkala dan Desa Pakisan. Temuan di Pura Puseh Bengkala berupa empat buah arca yaitu dua buah arca perwujudan bhatari dan sebuah fragmen arca perwujudan serta sebuah arca nandi. Temuan di Pura Desa Bengkala berupa tinggalan berbentuk lingga semu, guci, lumpang batu. Temuan di Pura Dalem Bengkala berupa berbagai artefak yaitu keramik, uang kepeng, arcaarca, lumpang batu, berbagai material pedagingan. Temuan di Pura Bantes berupa tinggalan berupa kaki bangunan dengan beberapa komponen lainnya yang dibuat dari batu padas kersikan. Temuan di Pura Taman Desa Bengkala berupa arca perwujudan. Temuan di Subak Lanyahan Pakisan berupa batu dakon. Temuan di Pura Puseh Klandis berupa pelinggih berupa onggokan batu. Laporan ini digunakan untuk mengetahui kebenaran daripada informasi tentang data epigrafi di wilayah ini, termasuk data arkeologi lainnya di wilayah Bali Utara. I Gde Semadi Astra, dalam buku Lembaran Pengkajian Budaya yang berjudul Jaman Pemerintahan Maharaja Jayapangus di Bali (1178 M-1181 M) tahun Buku ini mengulas urutan raja-raja yang pernah memerintah di Pulau

5 13 Bali sebagaimana terbaca pada prasasti-prasasti yang telah ditemukan, diantaranya sumber-sumber sejarah dari Raja Jayapangus. Pustaka ini digunakan untuk mengetahui kronologis pemerintahan Raja Jayapangus, wilayah kekuasaan dari baginda raja, serta penyebutan dari abhiseka Raja Jayapangus dan permaisuri. I Gde Semadi Astra, dalam buku Sekilas Tentang Perkembangan Aksara Bali dalam Prasasti (1981) mengulas tentang aksara dan bahasa yang mempunyai kaitan yang sangat erat, penemuan sistem simbul berupa aksara merupakan peristiwa yang sangat penting di dalam pembacaan prasasti. Perkembangan aksara dalam prasasti dibagi atas beberapa pendapat ahli dan periode yakni periode pertama : Aksara Palawa Awal (abad IV-V) dan aksara Palawa Belakangan (abad V sampai pertengahan abad VIII), periode kedua yakni : Aksara Kawi Awal dan bentuk standar Aksara Kawi Awal, periode ketiga yaitu : periode Aksara Kawi Belakangan yang berlangsung tahun M, periode keempat yakni perkembangan aksara yang terbit sekitar zaman Majapahit dan beberapa aksara regional, periode terakhir ialah masa perkembangan aksara-aksara Indonesia sejak tahun 1450 sampai masa kini. Buku ini digunakan sebagai acuan dalam mengetahui bentuk aksara. 2.2 Konsep Konsep adalah rancangan yang sangat penting dalam suatu penelitian. Adanya konsep bertujuan untuk membatasi penelitian. Pembatasan konsep dibuat untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman. Pedoman yang digunakan sesuai dengan judul penelitian, kemudian menghubungkan dengan permasalahan yang

6 14 diangkat oleh penulis pada penelitian ini, maka dikemukakan beberapa konsep, yaitu : 1) Prasasti Bengkala, 2) Kajian Epigrafi, 3) Pranata Sosial Prasasti Bengkala Berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta,1983 :767) pengertian prasasti adalah piagam (yang tertulis pada batu, tembaga dan sebagainya). Bakker berpendapat bahwa prasasti berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya benda tinggalan masa lampau yang berbentuk tulisan, sebagai putusan resmi raja, tertulis di atas batu, lontar, dan tembaga, yang dirumuskan menurut kaidah-kaidah tertentu berisikan anugerah dan hak-hak, serta dikaruniakan dengan beberapa upacara (Bakker,1972: 10). Prasasti berasal dari bahasa sansekerta yakni pra (adverbium : mendekati dan sas (ti) berarti pernyataan, pengetahuan perintah, yang ditujukan kepada orang lain (Monier Williams, 1960 ; Suarbhawa, 2000 : 136). prasasti Bengkala merupakan prasasti yang tergolong lengkap, struktur dari prasasti Bengkala adalah sebagai berikut : 1. Diawali dengan kata Iśaka yang artinya tahun saka yang dilanjutkan dengan unsur penanggalan yang lengkap. 2. Nama raja yang mengeluarkan prasasti yaitu Paduka Sri Maharaja Haji Jayapangus Akajicihna beserta kedua istrinya yaitu Paduka Sri Prameswari Sri Induja Lancana, dan Paduka Sri Mahadewi Sri Sasangkajajna Ketana. 3. Titah Raja kepada para senapati, kemudian dilanjutkan dengan para pejabat yang menjabat di lembaga majelis kerajaan sepengetahuan para pendeta Siwa dan Budha termasuk rsi dan brahmana.

7 15 4. Sambandha prasasti adalah alasan atau sebab-sebab dikeluarkannya prasasti. Raja menyatakan alasan-alasan dikeluarkannya prasasti yang disertai anugerah berupa penetapan dan pembebasan pajak dari masyarakat Bengkala. 5. Berisikan tentang keputusan raja yaitu tidak dikenai berbagai macam biaya dan tidak dikenai berbagai macam pajak oleh para petugas, adapun pembayaran drwyahaji bagi masyarakat Bengkala yang berdiam di wilayah desanya, mereka dipunguti 4 masaka 2 kupang yang masingmasing tidak boleh digandakan. 6. Terakhir adalah para saksi yang hadir pada saat upacara penganugrahan prasasti. Para saksi yang hadir yaitu para pejabat yang menjabat di Majelis Kerajaan. Konsep prasasti yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah prasasti merupakan suatu putusan resmi yang dikeluarkan oleh raja yang berisikan mengenai hak-hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh masyarakat Bengkala demi menertibkan keamanan dan kedamaian antar semua pihak yang bersangkutan. Prasasti dapat dikatakan menjadi sumber utama untuk mengetahui hak dan kewajiban seseorang bahkan karena adanya suatu peristiwa penting yang menyebabkan hak dan kewajiban tersebut ditetapkan oleh raja. Penamaan prasasti Bali menggunakan sistem kronologis tiponomis dengan pertimbangan waktu atau umur prasasti, ruang atau tempat ditemukan atau tempat penyimpanan sebagai basis yang dikembangkan oleh Goris. Semua prasasti diberi nama menurut tempat

8 16 dimana prasasti itu ditemukan atau disimpan. Prasasti Bengkala terdapat disebutkan nama desa yaitu karamani Bengkala Kajian Epigrafi Kamus Umum Bahasa Indonesia secara epitimologis kata kajian diartikan sebagai hasil mengkaji. Mengkaji dilakukan melalui mempelajari, memeriksa, mempertimbangkan, penyelidikan yang mendalam, penelaahan dan menguji. Tara Wiguna (2010 : 9) menyatakan bahwa epigrafi lebih menekankan pada upaya atau ilmu yang mempelajari tulisan-tulisan kuno pada prasasti yang ditulis diatas bahan keras : batu dan logam, yang tidak mudah rapuh dan sangat memperhatikan isi dan struktur. Memahami jenis, bentuk, dan perkembangan tulisan kuna diperlukan studi paleografi. Paleografi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang aksara atau tulisan kuna, dilihat dari jenis, bentuk dan perkembangannya diatas bahan yang telah dan atau mudah rapuh, kemudian dideskripsikan, dianalisis, dan ditafsirkan. Tulisan kuna yang dimaksud dalam hal ini adalah tulisan yang terpahat di atas lempeng tembaga prasasti Bengkala. Penekanan pada konsep ini lebih kepada mendeskripsikan, menganalisis, dan menafsirkan huruf-huruf atau aksara yang terdapat pada prasasti Bengkala. Kajian epigrafi bertujuan untuk mengungkap aspek budaya masa lampau secara holistik. Kajian epigrafi yang digunakan penulis dalam penelitian ini menitikberatkan kepada isi dan struktur Prasasti Bengkala Pranata Sosial Kata pranata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia secara epistimologis diartikan sebagai sistem tingkah laku sosial yang bersifat resmi serta adat-istiadat

9 17 dan norma yang mengatur tingkah laku itu, dan seluruh perlengkapannya guna memenuhi berbagai kompleks kebutuhan manusia dalam masyarakat atau institusi. Menurut Horton dan Hunt (1987) pranata sosial merupakan sistem norma untuk mencapai suatu tujuan satu kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting. Pranata sosial adalah sistem hubungan sosial yang terorganisir yang mengejawantahkan nilai-nilai serta prosedur umum yang mengatur dan memenuhi kegiatan pokok warga masyarakat. Tiga kata kunci dalam setiap pembahasan mengenai pranata sosial sebagai berikut : 1. Nilai dan norma, 2. Pola perilaku yang dibakukan atau disebut prosedur umum, 3. Sistem hubungan, yakni jaringan peran serta status yang menjadi wahana untuk melaksanakan perilaku sesuai dengan prosedur umum yang berlaku. Menurut Koentjaraningrat (1979) yang dimaksud dengan pranata sosial adalah sistem-sistem yang menjadi wahana yang memungkinkan warga masyarakat itu untuk berinteraksi menurut pola-pola resmi atau suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Secara umum tujuan utama diciptakannya pranata sosial untuk mengatur agar kehidupan sosial warga masyarakat dapat berjalan dengan tertib dan lancar sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Menurut Soerjono Soekanto (1970) pranata sosial di dalam masyarakat.

10 18 Aspek pranata sosial ini digunakan untuk mengetahui bagaimana sistem pranata sosial yang terdapat dalam prasasti Bengkala pada masa lampau yang berkaitan dengan pranata agama, pranata ekonomi serta pranata pemerintahan atau birokrasi pada masa pemerintahan Raja Jayapangus. 2.3 Landasan Teori Teori merupakan suatu pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi. Berdasarkan defini, teori merupakan rumusan yang berisikan prinsip umum, terorganisir secara sistematis dapat digunakan sebagai analisis, membuat asumsi, meramalkan serta menjelaskan suatu gejala atau masalah yang untuk sebagian atau seluruhnya telah pernah dibuktikan kebenarannya. Adapun teori-teori yang digunakan untuk mengkaji permasalahan dari penelitian ini adalah : Teori Strukturalisme Teori strukturalisme dipengaruhi oleh linguistik struktural dimana bahasa dianggap sebagai sistem yang terdiri atas kata-kata. Dosse (1998) mengemukakan bahwa strukturalisme lahir dari bermacam-macam perkembangan dalam berbagai bidang. Dosse juga mengungkapkan bahwa strukturalisme modern dan benteng terkuatnya hingga kini adalah ilmu bahasa atau linguistik (Ritzer dan Goodman, 2004 : 604). Karya Ferdinand de Saussure, seorang ahli bahasa Perancis, sangat menonjol peranannya dalam pengembangan ilmu bahasa struktural. Menurut Saussure, bahasa terdiri dari imaji akustik (kata dan bunyi) yang terkait dengan

11 19 konsep (benda atau ide). Kaitannya antara keduanya adalah kesepakatan. Ia membedakan bahasa dan ucapan. Fokus Saussure adalah struktur bahasa dengan menekankan sifat arbitrer penandaan, logika, dan struktur internal bahasa (Mudji Sutrisno) dan Hendar Putranto (ed), 2005: ). Demikian pula dengan penelitian ini akan lebih memfokuskan pada bahasa, karena akan membahas lebih banyak mengenai struktur kebahasaan yang digunakan pada prasasti Bengkala. Jadi teori strukturalisme digunakan untuk mengkaji struktur bahasa atau linguistik seperti ejaan dan afiksasi yang terdapat dalam prasasti Bengkala Teori Fungsionalisme Struktural Teori Fungsionalisme Struktural awal memusatkan perhatian pada fungsi satu struktur sosial atau pada fungsi satu institusi sosial tertentu saja. Ahli yang terkenal dengan teori ini adalah Talcott Parsons. Parsons berpandangan bahwa setiap masyarakat hanya dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya apabila keteraturan sosial dapat dipertahankan (Ray, 2006: 41). Parsons menganjurkan penciptaan teori-teori besar dan luas cakupannya. Masyarakat merupakan suatu lembaga yang terdiri atas beberapa bagian yang saling terkait. Perubahan yang terjadi pada satu bagian, akan membawa perubahan terhadap bagian yang lain. Asumsi dasarnya, bahwa setiap struktur dalam sistem sosial, fungsional terhadap yang lain. Astra (1997 : 25) mengemukakan bahwa teori ini dapat digunakan untuk mengkaji pranata-pranata yang ada dalam masyarakat Bali Kuna dan pranata yang berkenaan dengan struktur birokrasi pemerintahan dapat diketahui secara jelas. Jadi, teori fungsionalisme struktural akan diterapkan pada penelitian ini untuk

12 20 mengetahui struktur sosial kemasyarakatan Bengkala atau disebut Desa Pekraman Bengkala dan struktur birokrasi pemerintahan pada masa kekuasaan Raja Jayapangus melalui isi dari prasasti Bengkala Teori Birokrasi Teori Birokrasi yang dikemukakan Max Weber memberikan dasar-dasar pemahaman birokrasi pada umumnya. Sementara ahli yang mencermati ciri-ciri birokrasi yang dikemukakan oleh Weber, telah mereduksinya menjadi enam ciri yang lazim dipandang sebagai ciri-ciri birokrasi bertipe ideal. Peter M. Blau dan Marshall W. Meyer menyatakan bahwa ciri-ciri pokok birokrasi itu adalah (1) pembagian tugas dilakukan secara resmi, (2) struktur otoritas tersusun secara hierarkis, (3) pelaksanaan tugas dan pengambilan keputusan berdasarkan sistem peraturan yang konsisten, (4) para pejabat melaksanakan tugasnya secara formal dan tidak bersifat pribadi, (5) pekerjaan dalam organisasi birokratis mencakup suatu jenjang karier, dan (6) ada staf administrasi yang berperan sangat besar. Sikap menyangsikan keberadaan birokrasi dalam suatu kerajaan semata-mata karena kerajaan itu merupakan kerajaan kuno dan tradisional, tidak memiliki dasar yang kuat. Hasil penelitian telah dibuktikan bahwa kerajaan-kerajaan kuno dan tradisional telah menerapkan sistem birokrasi, walaupun sistem itu tergolong masih sederhana jika dilihat berdasarkan pendapat Max Weber (1971 : 18 23; cf. Blau, 1970: ). Teori birokrasi digunakan oleh penulis untuk mengetahui bagaimana struktur pemerintahan Raja Jayapangus terhadap masyarakat pada masa kekuasaannya.

13 Model Penelitian Prasasti Bengkala Paleografi Epigrafi Aksara Isi Struktur Analisis Morfologi Analisis Kualitatif Teori Strukturalisme Teori Fungsionalisme struktural Teori Birokrasi Bentuk Ejaan Afiksasi Pranata Sosial Masyarakat Keterangan : : menunjukkan pengaruh atau penyebab bagi yang ditunjuk. Gambar 2.1 Model Penelitian

14 22 Penjelasan model penelitian: Prasasti Bengkala merupakan prasasti yang dikeluarkan oleh Raja Jayapangus pada tahun 1103 Saka yang ditujukan kepada masyarakat Desa Bengkala. Prasasti Bengkala selanjutnya dikaji melalui ilmu paleografi dan ilmu epigrafi. Tujuan akhirnya yaitu menjabarkan tulisan-tulisan kuna yang dapat terbaca, menentukan atau memastikan bentuk, waktu, tempat asal, gaya, dan penulis dari pertulisan kuna tersebut dan mengungkap secara holistik aspek pranata sosial masyarakat Bengkala yang terdapat di dalam prasasti. Analisis yang digunakan pada penelitian yaitu analisis morfologi dan analisis kualitatif. Analisis morfologi untuk mengetahui unsur linguistik seperti tipe-tipe aksara, ejaan, serta struktur bahasa yang digunakan pada prasasti Bengkala. Analisis kualitatif digunakan terhadap transliterasi atau alih aksara, terjemahan, aspek ekstern atau fisik prasasti maupun aspek intern dari prasasti. Analisis-analisis tersebut kemudian diterapkan dengan acuan teori-teori yang sudah ada. Teori strukturalisme akan diterapkan untuk mengkaji struktur linguistik atau kebahasaan yang digunakan dalam prasasti Bengkala, teori fungsionalisme struktural diterapkan untuk mengkaji struktur sosial masyarakat Bengkala melalui prasasti Bengkala dan teori birokrasi diterapkan untuk mengetahui kekuasaan Raja Jayapangus. Melalui analisis dan teori yang disebutkan di atas pada akhirnya dapat menjawab permasalahan pada penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. Media tulis prasasti terdiri atas beberapa jenis antara lain :

BAB I PENDAHULUAN. Media tulis prasasti terdiri atas beberapa jenis antara lain : 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prasasti adalah suatu putusan resmi yang di dalamnya memuat sajak untuk memuji raja, atas karunia yang diberikan kepada bawahannya, agar hak tersebut sah dan dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. De Casparis (1975) dalam bukunya yang berjudul Indonesian Paleography

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. De Casparis (1975) dalam bukunya yang berjudul Indonesian Paleography BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka merupakan tinjauan terhadap beberapa pustaka yang dijadikan sebagai pedoman dalam penulisan ini.

Lebih terperinci

ABSTRAK PRASASTI KINTAMANI E KAJIAN EPIGRAFI

ABSTRAK PRASASTI KINTAMANI E KAJIAN EPIGRAFI ABSTRAK PRASASTI KINTAMANI E KAJIAN EPIGRAFI Penelitian prasasti di Kintamani telah dilakukan oleh berbagai pihak, namun penelitian tersebut hanya sebatas alih aksara dan penjelasan singkat. Penelitian

Lebih terperinci

PRASASTI BENGKALA SEBUAH KAJIAN EPIGRAFI OLEH NI LUH PUTU DILA APSARI

PRASASTI BENGKALA SEBUAH KAJIAN EPIGRAFI OLEH NI LUH PUTU DILA APSARI PRASASTI BENGKALA SEBUAH KAJIAN EPIGRAFI OLEH NI LUH PUTU DILA APSARI 1101405002 PROGRAM STUDI ARKEOLOGI FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 i ii iii KATA PENGANTAR Om Swastiastu

Lebih terperinci

PRASASTI MAYUNGAN DI DESA PAKRAMAN MAYUNGAN, DESA ANTAPAN, KECAMATAN BATURITI, KABUPATEN TABANAN

PRASASTI MAYUNGAN DI DESA PAKRAMAN MAYUNGAN, DESA ANTAPAN, KECAMATAN BATURITI, KABUPATEN TABANAN 1 PRASASTI MAYUNGAN DI DESA PAKRAMAN MAYUNGAN, DESA ANTAPAN, KECAMATAN BATURITI, KABUPATEN TABANAN Ida Ayu Wayan Prihandari Program Studi Arkeologi Fakultas Sastra Universitas Udayana Abstract This study

Lebih terperinci

Naskah diterima: ; direvisi: ; disetujui:

Naskah diterima: ; direvisi: ; disetujui: KEBERLANJUTAN BIROKRASI KEMASYARAKATAN DESA SUKAWANA PADA MASA BALI KUNO: KAJIAN BERDASARKAN PRASASTI SUKAWANA D Continuity of Social Bureaucracy at Sukawana Village in Old Bali Period: A Study Based on

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Sejarah kebudayaan periode Indonesia Hindu-Budha diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Sejarah kebudayaan periode Indonesia Hindu-Budha diawali dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Sejarah kebudayaan periode Indonesia Hindu-Budha diawali dengan masuknya pengaruh India di Indonesia hingga melemah dan berakhirnya pengaruh tersebut karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ilmiah tentang peninggalan masa lalu manusia. Di dalam ilmu arkeologi terdapat subsub

BAB I PENDAHULUAN. ilmiah tentang peninggalan masa lalu manusia. Di dalam ilmu arkeologi terdapat subsub BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Rekonstruksi kehidupan masa lalu manusia merupakan pekerjaan yang tidak putus bagi akademisi dan peneliti dari disiplin arkeologi. Arkeologi melakukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep atau hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti terdahulu

Lebih terperinci

ANALISIS PRASASTI TUMBU (KAJIAN EPIGRAFI) Skripsi untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Arkeologi Universitas Udayana

ANALISIS PRASASTI TUMBU (KAJIAN EPIGRAFI) Skripsi untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Arkeologi Universitas Udayana ANALISIS PRASASTI TUMBU (KAJIAN EPIGRAFI) Skripsi untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Arkeologi Universitas Udayana MADE ARIS KRISTIANTI NIM 1201405005 FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA

Lebih terperinci

PERANAN RELIGI DALAM PEMERINTAHAN RAJA JAYAPANGUS (Berdasarkan Data Prasasti) Ni Luh Gede Ayu Febriyanthi Program Studi Arkeologi.

PERANAN RELIGI DALAM PEMERINTAHAN RAJA JAYAPANGUS (Berdasarkan Data Prasasti) Ni Luh Gede Ayu Febriyanthi Program Studi Arkeologi. 1 PERANAN RELIGI DALAM PEMERINTAHAN RAJA JAYAPANGUS (Berdasarkan Data Prasasti) Ni Luh Gede Ayu Febriyanthi Program Studi Arkeologi Abstrak Most of the inscriptions issued by the kings of ancient Bali

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Beberapa artefak yang ditemukan di Indonesia pada awal Masehi memperlihatkan unsur-unsur kebudayaan India sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa bangsa India telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu arena atau wilayah tertentu. Aktivitas sabung ayam sejatinya tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. suatu arena atau wilayah tertentu. Aktivitas sabung ayam sejatinya tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Sabung ayam merupakan tradisi pertarungan antara dua ayam jantan pada suatu arena atau wilayah tertentu. Aktivitas sabung ayam sejatinya tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing yang sangat strategis, yang terletak di tengah-tengah jalur perdagangan yang menghubungkan antara

Lebih terperinci

David J. Stuart Fox, penulis buku Pura Besakih; Pura, Agama,

David J. Stuart Fox, penulis buku Pura Besakih; Pura, Agama, IDG Windhu Sancaya Pura Besakih: Di antara Legenda dan Sejarah Penguasa Bali IDG Windhu Sancaya* Judul buku : Pura Besakih; Pura, Agama, dan Masyarakat Bali Penulis : David J. Stuart Fox Penerjemah: Ida

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan pustaka yang berkaitan dengan topik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak hanya berupa arca atau prasasti, tetapi juga dapat berasal dari naskahnaskah

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak hanya berupa arca atau prasasti, tetapi juga dapat berasal dari naskahnaskah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai ilmu pengetahuan yang ada pada jaman sekarang dapat dikatakan merupakan buah pikir dari warisan leluhur. Warisan leluhur dapat berupa artefak yang tidak hanya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. mencapai tujuan, maka langkah-langkah yang ditempuh harus sesuai dengan

III. METODE PENELITIAN. mencapai tujuan, maka langkah-langkah yang ditempuh harus sesuai dengan 25 III. METODE PENELITIAN Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau yang sering disebut dengan metode. Metode pada dasarnya berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, maka langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, dkk 2003: 588).

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, dkk 2003: 588). BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

TIGA LEMPENG PRASASTI LANGKAN DARI RAJA JAYASAKTI

TIGA LEMPENG PRASASTI LANGKAN DARI RAJA JAYASAKTI TIGA LEMPENG PRASASTI LANGKAN DARI RAJA JAYASAKTI Ni Made Nirmala Sari email: nirmalabrosto@ymail.com Program Studi Arkeologi, FSB, Universitas Udayana Abstract Inscription is one of the archaeological

Lebih terperinci

UNSUR BIROKRASI KEMASYARAKATAN DESA SUKAWANA PADA MASA BALI KUNO: KAJIAN BERDASARKAN DATA PRASASTI SUKAWANA D

UNSUR BIROKRASI KEMASYARAKATAN DESA SUKAWANA PADA MASA BALI KUNO: KAJIAN BERDASARKAN DATA PRASASTI SUKAWANA D 1 UNSUR BIROKRASI KEMASYARAKATAN DESA SUKAWANA PADA MASA BALI KUNO: KAJIAN BERDASARKAN DATA PRASASTI SUKAWANA D I Wayan Wirtawan Program Studi Arkeologi Abstrak The Sukawana D epigraphy is one of culture

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pulau Jawa kaya akan peninggalan-peninggalan purbakala, di antaranya ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini tersebar di

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena 17 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode yang digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan penelitian.

Lebih terperinci

ISSN : /Akred/P2MI-LIPI/07/2014 Volume 28, Nomor 3, November 2015 SERI PENERBITAN FORUM ARKEOLOGI

ISSN : /Akred/P2MI-LIPI/07/2014 Volume 28, Nomor 3, November 2015 SERI PENERBITAN FORUM ARKEOLOGI ISSN : 0854-3232 574/Akred/P2MI-LIPI/07/2014 Volume 28, Nomor 3, November 2015 SERI PENERBITAN FORUM ARKEOLOGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BALAI ARKEOLOGI DENPASAR 2015 i ISSN : 0854-3232 574/Akred/P2MI-LIPI/07/2014

Lebih terperinci

METODE SEJARAH. Presentasi Oleh HY Agus Murdiyastomo

METODE SEJARAH. Presentasi Oleh HY Agus Murdiyastomo METODE SEJARAH Presentasi Oleh HY Agus Murdiyastomo PERTEMUAN PERTAMA What is history? Arti Sejarah Subjektif Sejarah Sebagai Kisah Objektif Sejarah Sebagai Peristiwa Peristiwa Einmalig Hanya sekali terjadi,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode Historis dengan

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode Historis dengan III. METODE PENELITIAN A. Metode yang digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode Historis dengan menggunakan sumber primer dan sekunder sebagai objek penelitian. Metode Historis

Lebih terperinci

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN UNSUR AKSARA NUSANTARA PADA HURUF MODERN

PENGGUNAAN UNSUR AKSARA NUSANTARA PADA HURUF MODERN PENGGUNAAN UNSUR AKSARA NUSANTARA PADA HURUF MODERN Abstrak: Huruf modern lahir karena kebutuhan akan gaya hidup dan perkembangan teknologi media. Penggunaan unsur budaya seperti Aksara Nusantara telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Simon Kemoni yang dikutip oleh Esten (2001: 22) globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Globalisasi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Ritual Ritual adalah tehnik (cara metode) membuat suatu adat kebiasaan menjadi suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep atau hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. 2.1 Tinjauan Pustaka Kajian pustaka merupakan uraian tentang beberapa penelitian sebelumnya mengenai permasalahan serupa dengan yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENULISAN SEJARAH YANG DIGUNAKAN OLEH DELIAR NOER. A. Sumber-sumber yang Digunakan Deliar Noer

BAB IV METODE PENULISAN SEJARAH YANG DIGUNAKAN OLEH DELIAR NOER. A. Sumber-sumber yang Digunakan Deliar Noer BAB IV METODE PENULISAN SEJARAH YANG DIGUNAKAN OLEH DELIAR NOER A. Sumber-sumber yang Digunakan Deliar Noer Dalam sebuah penelitian tentunya para sejarawan membutuhkan sumber-sumber yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Kajian pustaka merupakan suatu pustaka yang dijadikan pedoman dalam melakukan suatu penelitian yang sering disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I

BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu kota besar di Pulau Jawa yang memiliki kekayaan akan peninggalan kebudayaan. Bentuk dari peninggalan kebudayaan dibagi menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Karya sastra adalah sebuah struktur yang kompleks. Oleh karena itu, untuk dapat memahaminya haruslah karya sastra dianalisis. Dalam analisis itu karya sastra diuraikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat paling penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi

Lebih terperinci

Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT

Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT Saudara mahasiswa, kita berjumpa kembali dalam kegiatan Tutorial Online yang ketiga untuk

Lebih terperinci

MATERI USBN SEJARAH INDONESIA. 6. Mohammad Ali : Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau

MATERI USBN SEJARAH INDONESIA. 6. Mohammad Ali : Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau MATERI USBN SEJARAH INDONESIA PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU SEJARAH 1. PENGERTIAN SEJARAH Istilah Sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu Syajaratun yang berarti Pohon. Penggunaan kata tersebut dalam

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Setelah melakukan penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai hasil

BAB V PENUTUP. Setelah melakukan penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai hasil BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai hasil penemuan untuk karya tulis ini. Kesimpulan dalam penelitian ini berkait dengan kelebihan dan kelemahan

Lebih terperinci

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan) AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan) A. Latar Belakang Masalah Setiap agama bagi para pemeluknya merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Historis. dengan

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Historis. dengan 13 III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Historis. dengan berusaha mencari gambaran menyeluruh tentang data, fakta dan peristiwa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semangat kebangsaan dan semangat perjuangan dalam mengantarkan rakyat

BAB I PENDAHULUAN. semangat kebangsaan dan semangat perjuangan dalam mengantarkan rakyat 1 BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat menentukan dalam perkembangan kehidupan bangsa Indonesia. Dalam masa perjuangan kemerdekaan, bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN 2.1 Uraina Tentang Seni Kata seni berasal dari kata "SANI" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Menurut kajian ilmu di eropa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingua france bukan saja di kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir seluruh

BAB I PENDAHULUAN. lingua france bukan saja di kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir seluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek Bahasa Melayu. Sudah berabad-abad lamanya Bahasa Melayu digunakan sebagai alat komunikasi atau lingua france bukan saja

Lebih terperinci

ARSITEKTUR VERNAKULAR INDONESIA

ARSITEKTUR VERNAKULAR INDONESIA Modul ke: 03 Primi Fakultas FTPD ARSITEKTUR VERNAKULAR INDONESIA Vernakular dalam Arsitektur Tradisional Artiningrum Program Studi Teknik Arsitektur Tradisi berasal dari bahasa Latin: traditio, yang berarti

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Winarno Surachmad bahwa: Metode adalah cara utama yang dipergunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. Winarno Surachmad bahwa: Metode adalah cara utama yang dipergunakan untuk III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Di dalam penelitian, maka metode merupakan faktor penting untuk memecahkan masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian. Dimana menurut Winarno

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: SOSIOLOGI KOMUNIKASI TEORI-TEORI SOSIOLOGI KOMUNIKASI Fakultas Ilmu Komunikasi Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id TEORI TEORI SOSIOLOGI KOMUNIKASI TEORI STRUKTURAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi tidak akan pernah bisa lepas dari adanya visual dan verbal. Visual ditandai dengan gambar, verbal ditandai dengan lisan maupun tulisan. Antara visual dengan

Lebih terperinci

BAB XI TEORI-TEORI PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA

BAB XI TEORI-TEORI PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA BAB XI TEORI-TEORI PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA 11.1 Pengantar Pada dasarnya setiap ilmu pngetahuan tediri dari dua bagian penting, yaitu teoritik dan empirik. Teoritik menunjuk pada skema konseptual, seperti

Lebih terperinci

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut

Lebih terperinci

BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU

BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN SOSIOLOGI BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU ALI IMRON, S.Sos., M.A. Dr. SUGENG HARIANTO, M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Masalah Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam pendekatan, yaitu pendekatan yuridis normatif. Penelitian hukum normatif adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. spiritual, dan etika di berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat. Berbicara soal mistik,

BAB I PENDAHULUAN. spiritual, dan etika di berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat. Berbicara soal mistik, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai bangsa yang religius, Indonesia menempatkan agama sebagai landasan moral, spiritual, dan etika di berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat. Berbicara

Lebih terperinci

Sosiologi. Kelompok & Organisasi Sosial MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 07

Sosiologi. Kelompok & Organisasi Sosial MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 07 MODUL PERKULIAHAN Kelompok & Organisasi Sosial Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 07 MK61004 Nurwidiana, SKM MPH Abstract Mata kuliah ini merupakan pengantar bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersemayam para dewa (Fontein, 1972: 14). Dalam kamus besar

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersemayam para dewa (Fontein, 1972: 14). Dalam kamus besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Candi adalah bangunan yang menggunakan batu sebagai bahan utamanya. Bangunan ini merupakan peninggalan masa kejayaan Hindu Budha di Indonesia. Candi dibangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan gugusan pulau dan kepulauan yang memiliki beragam warisan budaya dari masa lampau. Kekayaan-kekayaan yang merupakan wujud dari aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Menurut Winarno Surachmad, Metode adalah cara utama yang digunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. Menurut Winarno Surachmad, Metode adalah cara utama yang digunakan untuk 23 III. METODE PENELITIAN A. Metode 1. Pengertian Metode Dalam melakukan metode sebuah penelitian, digunakan metode peneltian. Metode yang di pilih dengan mempertimbangkan kesesuaian dengan objek studi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa adalah sarana atau media yang digunakan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, UUD 1945 telah empat kali mengalami perubahan. atau amandemen. Di dalam bidang hukum, pengembangan budaya hukum

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, UUD 1945 telah empat kali mengalami perubahan. atau amandemen. Di dalam bidang hukum, pengembangan budaya hukum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) adalah hukum dasar di Negara Republik Indonesia. Seiring perkembangan zaman, UUD 1945 telah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Suatu penelitian agar dapat dipercaya kebenarannya, harus disusun dengan menggunakan metode yang tepat. Sebuah penelitian, untuk memperoleh data yang akurat dan valid diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masuk dan berkembangnya Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masuk dan berkembangnya Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masuk dan berkembangnya Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada sekitar abad IV sampai pada akhir abad XV M, telah meninggalkan begitu banyak peninggalan arkeologis.

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan panggilan Cina sering kali menjadi suatu keambiguan bagi masyarakat Indonesia, sehingga banyak dari mereka yang salah mengartikan kata tersebut sebagai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ini bermaksud untuk menggambarkan dan menganalisis secara mendalam atas

III. METODE PENELITIAN. ini bermaksud untuk menggambarkan dan menganalisis secara mendalam atas III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Merupakan jenis penelitian deskriptif, karena penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Naskah naskah..., Andriyati Rahayu, FIB UI., Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Naskah naskah..., Andriyati Rahayu, FIB UI., Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengetahuan tentang kebudayaan kita di masa lampau tergali dari peninggalan masa lalu, termasuk di antaranya adalah naskah. Isi naskah-naskah dapat memberikan gambaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pemecahan yang ilmiah yang dapat dilihat dari prespektif atau pandangan historis

III. METODE PENELITIAN. pemecahan yang ilmiah yang dapat dilihat dari prespektif atau pandangan historis III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang digunakan Penelitian ini menggunakan metode Historis. Metode penelitian historis adalah metode dimana dalam penyelidikannya menggunakan pengaplikasian metode pemecahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis

BAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia memiliki banyak warisan kebudayaan yang berupa bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis berupa naskah

Lebih terperinci

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Judul Skripsi : Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Nama : Eli Rahmat Tahun : 2013 Latar Belakang Menurut Keraf bahasa memiliki empat fungsi, yaitu (1) sebagai alat untuk mengekpresikan diri, (2)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Museum adalah suatu tempat yang menyimpan benda-benda bersejarah yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran dan pariwisata. Menurut KBBI edisi IV, Museum

Lebih terperinci

Info Jurusan dan Program Studi Program Ilmu Sosial (IPS)

Info Jurusan dan Program Studi Program Ilmu Sosial (IPS) Info Jurusan dan Program Studi Program Ilmu Sosial (IPS) Program IPS A. ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Ilmu-Ilmu Pengetahuan Sosial adalah kelompok ilmu perilaku manusia dalam kelompoknya. Beberapa Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. "Adat" berasal dari bahasa Arab,عادات bentuk jamak dari عاد ة (adah), yang

BAB II KAJIAN TEORI. Adat berasal dari bahasa Arab,عادات bentuk jamak dari عاد ة (adah), yang 1 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Adat "Adat" berasal dari bahasa Arab,عادات bentuk jamak dari عاد ة (adah), yang berarti "cara", "kebiasaan" dengan makna berulang kali. Merupakan nama kepada pengulangan perbuatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Ekologi Perkembangan Manusia Model ekologi mencakup badan yang berkembang dari teori dan penelitian berkaitan dengan proses dan kondisi yang mengatur jalannya perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mahkamah Konstitusi yang selanjutnya disebut MK adalah lembaga tinggi negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. Mahkamah Konstitusi yang selanjutnya disebut MK adalah lembaga tinggi negara dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada mulanya terdapat tiga alternatif lembaga yang digagas untuk diberi kewenangan melakukan pengujian Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik

Lebih terperinci

Penggunaan Jeruk Nipis sebagai Salah Satu Upaya Konservasi Secara Tradisional pada Prasasti Sukawana D

Penggunaan Jeruk Nipis sebagai Salah Satu Upaya Konservasi Secara Tradisional pada Prasasti Sukawana D Penggunaan Jeruk Nipis sebagai Salah Satu Upaya Konservasi Secara Tradisional pada Prasasti Sukawana D Coleta Palupi Titasari, Zuraidah, dan Ni Ketut Puji Astiti Laksmi Jurusan Arkeologi Universitas Udayana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana 20 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana metode tersebut merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sudah jadi kodrat alam bahwa manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu

BAB I PENDAHULUAN. Sudah jadi kodrat alam bahwa manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah jadi kodrat alam bahwa manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu mempunyai kecenderungan untuk hidup bersama dengan manusia lainnya dalam suatu pergaulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini kata modern merupakan kata yang tidak asing lagi didengar, terutama dalam dunia arsitektur. Hal ini yang kemudian memunculkan sebuah arsitektur yang disebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. mutakhir yang pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. mutakhir yang pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka berfungsi untuk mengetahui faktor-faktor keaslian suatu penelitian. Kajian pustaka menjelaskan gagasan, pemikiran, atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu dapat dikenali dari keanekaragaman budaya, adat, suku, ras, bahasa, maupun agama. Kemajemukan budaya menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi artinya pengetahuan tentang berbagai cara kerja yang disesuaikan

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi artinya pengetahuan tentang berbagai cara kerja yang disesuaikan BAB III METODE PENELITIAN Metodologi artinya pengetahuan tentang berbagai cara kerja yang disesuaikan dengan objek studi ilmu yang bersangkutan. Dengan kata lain metodologi itu menjelaskan tata cara dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya.

BAB I PENDAHULUAN. akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial, dikaruniai akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya. Manusia tidak bisa hidup

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121).

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121). III. METODE PENELITIAN Di dalam penelitian, metode merupakan faktor penting untuk memecahkan masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian. Menurut winarno Surahkmad, metode adalah cara utama

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Oleh Satria Novari, M.Kom

METODE PENELITIAN. Oleh Satria Novari, M.Kom METODE PENELITIAN Oleh Satria Novari, M.Kom I. Pendahuluan tentang Penelitian 1. Pengertian metodologi Penelitian 2. Sejarah Penelitian 3. Pendekatan ilmiah dan non ilmiah 4. Fungsi-fungsi Penelitian 5.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep merupakan ide-ide, penggambaran hal-hal, atau benda-benda

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep merupakan ide-ide, penggambaran hal-hal, atau benda-benda BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan ide-ide, penggambaran hal-hal, atau benda-benda ataupun gejala sosial yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Marlo, 1985:46).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat di mana penelitian akan dilakukan yaitu di Kelompok Bermain Bunga Nusantara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah normatif, yang dilakukan dengan cara meneliti bahan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah normatif, yang dilakukan dengan cara meneliti bahan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah normatif, yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka, dapat dinamakan penelitian hukum normatif

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. suatu penelitian, hal ini dikarenakan metode merupakan salah satu faktor yang

METODE PENELITIAN. suatu penelitian, hal ini dikarenakan metode merupakan salah satu faktor yang 16 III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Metode penelitian sangat dibutuhkan untuk mengukur sebuah keberhasilan dalam suatu penelitian, hal ini dikarenakan metode merupakan salah satu faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. To live in the future, one must first understand their history by. anonymous. Pernyataan ini menjelaskan tentang mengapa manusia

BAB I PENDAHULUAN. To live in the future, one must first understand their history by. anonymous. Pernyataan ini menjelaskan tentang mengapa manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG To live in the future, one must first understand their history by anonymous. Pernyataan ini menjelaskan tentang mengapa manusia mempelajari benda-benda dari masa lalu,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode merupakan suatu cara yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai

III. METODE PENELITIAN. Metode merupakan suatu cara yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai III. METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu cara yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat memahami obyek sasaran yang dikehendaki dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti akan mengalami tahap-tahap kehidupan dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti akan mengalami tahap-tahap kehidupan dimulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti akan mengalami tahap-tahap kehidupan dimulai dari balita, anak-anak, remaja, dewasa, orang tua sampai ia meninggal. Biasanya pada usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandung nilai sejarah yang sangat tinggi. Dengan demikian peninggalan

BAB I PENDAHULUAN. mengandung nilai sejarah yang sangat tinggi. Dengan demikian peninggalan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Peninggalan benda-benda purbakala merupakan warisan budaya yang mengandung nilai sejarah yang sangat tinggi. Dengan demikian peninggalan purbakala

Lebih terperinci

PERANAN SIDIK JARI DALAM PROSES PENYIDIKAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT BUKTI UNTUK MENGUNGKAP SUATU TINDAK PIDANA. (Studi Kasus di Polres Sukoharjo)

PERANAN SIDIK JARI DALAM PROSES PENYIDIKAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT BUKTI UNTUK MENGUNGKAP SUATU TINDAK PIDANA. (Studi Kasus di Polres Sukoharjo) PERANAN SIDIK JARI DALAM PROSES PENYIDIKAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT BUKTI UNTUK MENGUNGKAP SUATU TINDAK PIDANA (Studi Kasus di Polres Sukoharjo) SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan hidup adalah pengetahuan dasar tentang bagaimana makhluk hidup berfungsi dan bagaimana merreka berinteraksi satu sama lain dengan lingkungan mereka.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

AKTIVITAS KEAGAMAAN DI SITUS PURA PUSEH WASAN Religious Activities in Pura Puseh Wasan Site

AKTIVITAS KEAGAMAAN DI SITUS PURA PUSEH WASAN Religious Activities in Pura Puseh Wasan Site AKTIVITAS KEAGAMAAN DI SITUS PURA PUSEH WASAN Religious Activities in Pura Puseh Wasan Site Luh Suwita Utami Balai Arkeologi Denpasar Jl. Raya Sesetan No 80, Denpasar 80223 Email: niluh_sudra@yahoo.co.id

Lebih terperinci

KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2

KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2 KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2 SOSIOLOGI??? APA MANFAAT LETAK LAHIRNYA SOSIOLOGI Sosiologi lahir manakala muncul perhatian terhadap masyarakat karena perubahan yang terjadi Terdapat peristiwa besar di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 yang digunakan untuk usaha untuk menemukan, mengembangkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa kini pembangunan sedang berkembang. Terbukti dengan banyaknya pembangunan yang makin banyak dalam hal pembangunan Mall, Hotel, dan Pemukiman. Pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah deskriptif dengan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah deskriptif dengan III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah deskriptif dengan metodelogi penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan adalah untuk mencari temuan-temuan

Lebih terperinci