PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Kondisi Ketenagakerjaan terus menunjukkan perbaikan. Pada bulan Agustus 211, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Aceh tercatat 7,43% sementara Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) tercatat sebesar 63,78%. Menurut lapangan pekerjaan utama, sektor pertanian masih menjadi penyerap tenaga kerja terbesar, dimana jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor ini mencapai 898,2 ribu jiwa. Sementara menurut status pekerjaan utama, tenaga kerja masih didominasi oleh tenaga kerja berstatus buruh/ karyawan (3,27). Tingkat kemiskinan 1 di Aceh terus menunjukkan penurunan meski tipis. Dari 19,57% pada Maret 211 menjadi 19,48% pada September 211. Namun angka ini masih jauh diatas nasional yang sebesar 12,36% per September 211. Kualitas kemiskinan Aceh juga membaik yang ditunjukkan oleh Indeks Kedalaman Kemiskinan sebesar 3,483 dan Indeks Keparahan Kemiskinan sebesar,936 pada September 211. 4.1. KETENAGAKERJAAN Perkembangan ketenagakerjaan Aceh terus menunjukkan perbaikan seperti tergambar dari Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 2 yang pada bulan Agustus 211 tercatat 7,43%, turun dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar 8,37%. Sementara Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 3 juga menunjukkan peningkatan dari 63,17% pada Agustus 21 menjadi 63,78% satu tahun kemudian. 68 66 % Gambar 4.1 Perkembangan Kondisi Ketenagakerjaan Aceh 12 1 64 8 62 6 6 4 58 TPAK TPT 2 56 26 27 28 29 21 211 TPAK 66,1 64,56 62,12 6,48 6,32 61,92 62,5 62,83 63,17 66,63 63,78 TPT 1,43 1,27 9,84 9,2 9,56 9,31 8,71 8,6 8,37 8,27 7,43 1 Tingkat kemiskinan adalah proporsi penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan berubah Pada Maret 28, Garis Kemiskinan Aceh tercatat sebesar Rp.239.873,-. Sehingga penduduk miskin Aceh adalah penduduk yang pengeluaran per kapita per bulannya kurang dari nilai tersebut. 2 TPT adalah perbandingan antara jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja. 3 TPAK adalah perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia produktif (>15 tahun). 66 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-211
28 29 21 211 BAB 5 Pada posisi Agustus 211, sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan masih menjadi sektor penyerap tenaga kerja terbesar dimana jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor ini mencapai 898,2 ribu jiwa, meningkat dibanding posisi Agustus 21 yang berjumlah 89 ribu jiwa atau 48,49% dari total tenaga kerja di Aceh. Sektor penyerap tenaga kerja terbesar lainnya adalah sektor jasa sosial masyarakat serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Hal ini terkonfimasi dengan sumbangan sektor-sektor tersebut dalam PDRB Provinsi Aceh.. Gambar 4.2 Perkembangan Tenaga Kerja Aceh menurut Lapangan Kerja Utama 898.225 299.183 358.74 93.447 282.781 393.921 89.788 314.323 361.971 869.11 271.815 355.92 847.95 264.453 331.58 86.595 248.324 298.558 786.198 252.853 282.749 876.92 232.66 246.88 5. 1.. 1.5. 2.. Pertanian dll Industri Pengolahan Perdagangan,hotel & rest Js.sos,masy&orang Lainnya Bila dilihat dari status pekerjaan utamanya, tercatat per Agustus 211 status pekerjaan utama dari tenaga kerja di Aceh mayoritas bekerja sebagai buruh/ karyawan (33,48%), diikuti oleh tenaga kerja berstatus berusaha sendiri, status pekerja yang berusaha dengan dibantu buruh tidak tetap dan pekerja yang tidak dibayar dengan porsi masing-masing sebesar 19,32%; 18,52% dan 17,53%. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah laju pertumbuhan masyarakat Aceh yang memiliki usaha sendiri terlihat terus mengalami pertumbuhan. Hal ini mungkin terkait dengan program Pemerintah Aceh yang memberikan kemudahan dalam pengurusan ijin usaha, namun juga bisa menjadi indikasi bahwa sempitnya lapangan pekerjaan membuat masyarakat harus bisa berusaha sendiri untuk memperoleh penghasilan. Tabel 4.1. Perkembangan Tenaga Kerja Menurut Status Pekerjaan Utama NO LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA 29 21 211 Growth (yoy,%) Agust-1-11 Agust-11 1 Berusaha Sendiri 339.216 355.868 353.371 348.323 435.759 357.943-2,12% 23,31% 2,76% 2 Berusaha dibantu buruh tdk tetap 333.389 331.612 345.731 357.382 358.514 324.722 7,77% 3,7% -9,14% 3 Berusaha dibantu butuh tetap 65.936 71.555 71.6 9.589 76.296 89.781 26,6% 7,37% -,89% 4 Buruh/Karyawan/Pegawai 516.469 544.717 55.279 546.731 574.496 62.242,37% 4,4% 13,45% 5 Pekerja Bebas di Pertanian 62.876 51.84 63.684 58.84 63.39 75.983 12,12% -,46% 3,82% 6 Pekerja Bebas di Non Pertanian 44.322 45.393 37.61 42.985 26.1 4.716-5,3% -29,84% -5,28% 7 Pekerja Keluarga/Tidak Dibayar 329.376 331.612 345.484 332.159 363.449 343.86,16% 5,2% 3,29% Total 1.691.584 1.732.561 1.766.67 1.776.254 1.897.95 1.852.473 2,52% 7,43% 4,29% KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-211 67
Gambar 4.3 Porsi Tenaga Kerja menurut Status Pekerjaan Utama per Agustus 211 Pekerja Bebas di Non Pertanian 2,2% Pekerja Keluarga/Tidak Dibayar 18,52% Berusaha Sendiri 19,32% Berusaha dibantu buruh tdk tetap 17,53% Pekerja Bebas di Pertanian 4,1% Buruh/Karyawan/ Pegawai 33,48% Berusaha dibantu butuh tetap 4,85% 5.2. KESEJAHTERAAN Tingkat kemiskinan 4 di Aceh terus menunjukkan penurunan meski tipis. Dari 19,57% pada Maret 211 menjadi 19,48% pada September 211. Namun angka ini masih jauh diatas nasional yang sebesar 12,36% per September 211. Adapun perkembangan tingkat kemiskinan Aceh baik di perkotaan 5 tertera pada tabel berikut. maupun di pedesaan Tabel 4.3 Perkembangan Kemiskinan Aceh Tahun Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Jiwa) Persentase (%) Kota Desa (Kota + Desa) Kota Desa (Kota + Desa) 1999 14,7 497,4 62,1 1,15 16,3 14,75 2 12,3 492,8 595,1 1,45 16,78 15,2 21 112,1 646,5 758,6 13,3 2,92 19,2 22 21,1 998,8 1.199,9 2,9 33,6 29,83 23 223,9 13,3 1.254,2 19,47 33,63 29,76 24 198,7 957,5 1.156,2 17,49 32,57 28,37 25 222,9 943,5 1.166,4 19,4 32,6 28,69 26 226,9 922,8 1.149,7 19,22 31,98 28,28 27 218,8 864,7 1.83,5 18,68 29,87 26,65 28 195,8 763,9 959,7 16,67 26,3 23,53 29 182,19 71,68 892,87 15,44 24,37 21,8 21 173,37 688,48 861,85 14,65 23,54 2,98 Mar-11 176,2 718,78 894,81 13,69 21,87 19,57 Sep-11 169,3 73,89 9,19 13,3 22,1 19,48 Sumber: BPS Prov. Aceh Seperti fenomena yang terjadi secara nasional pada umumnya, tingkat kemiskinan di pedesaan jauh lebih tinggi dibandingkan tingkat kemiskinan di perkotaan, dimana tingkat kemiskinan pedesaan Aceh pada September 211 tercatat sebesar 22,1% sedangkan perkotaan hanya 13,3%. 4 Tingkat kemiskinan adalah proporsi penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan berubah Pada Maret 28, Garis Kemiskinan Aceh tercatat sebesar Rp.239.873,-. Sehingga penduduk miskin Aceh adalah penduduk yang pengeluaran per kapita per bulannya kurang dari nilai tersebut. 5 Suatu wilayah dikatakan sebagai perkotaan jika memenuhi persyaratan tertentu dalam hal kepadatan penduduk, lapangan kegiatan ekonomi utama, fasilitas-fasilitas perkotaan (jalan raya, saranan pendidikan formal, sarana kesehatan umum, dan sebagainya (sumber : BPS RI) 68 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-211
25 % Gambar 4.4 Perkembangan Angka Kemiskinan Nasional 2 15 1 16,58 2,37 12,52 15,42 18,93 11,65 14,15 17,35 1,72 13,33 16,56 9,87 15,72 15,59 12,49 12,36 9,23 9,9 5 Kota Desa Nasional 27 28 29 21 Mar-11 Sep-11 Sumber: BPS RI, diolah Terjadinya penurunan angka kemiskinan di Aceh periode Maret hingga September 211 sejalan dengan kondisi ketenagakerjaan Aceh yang membaik di periode ruari hingga Agustus 211 lalu. Hal-hal yang diperkirakan mendukung pencapaian kedua hal tersebut adalah sebagai berikut inflasi pada periode ruari hingga September 211 yang cenderung stabil pada angka yang cukup rendah meskipun sempat melonjak di Agustus akibat Ramadhan dan Idul Fitri. Inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat terus turun sehingga standar hidup dari masyarakat pun ikut turun dan akhirnya menjadikan semua orang, terutama orang miskin, bertambah miskin. Dengan inflasi yang terjaga akan membuat daya beli masyarakat pun turut terjaga. Selain itu, Nilai Tukar Petani (NTP) Aceh periode ruari hingga September juga cenderung stabil. 12 115 11 15 1 95 9 85 Gambar 4.5 Perkembangan NTP Aceh Jan Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des NTP Aceh TP Holti TPR Peternakan Perikanan Sumber: BPS RI, diolah 211 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-211 69
Perbaikan kemiskinan Aceh juga tampak dari segi kualitas yang ditunjukkan oleh Indeks Kedalaman Kemiskinan 6 dan Indeks Keparahan Kemiskinan 7. Indeks Kedalaman Kemiskinan terus menurun menjadi 3,483 pada September 211. Sementara Indeks Keparahan Kemiskinan juga turun menjadi,936 pada periode yang sama. Bila dibandingkan dengan nasional, Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Aceh masih jauh lebih tinggi. Gambar 4.6 Indeks Kedalaman Kemiskinan & Indeks Keparahan Kemiskinan Aceh Gambar 4.7 Indeks Kedalaman Kemiskinan & Indeks Keparahan Kemiskinan Nasional 9 8,41 8 Indeks Kedalaman Kemiskinan Indeks Keparahan Kemiskinan 7 6 5,28 5,41 4,92 5 4,46 4,11 4 3,495 3,483 3 2 2,59 1 1,84 1,64 1,5 1,34 1,26,94,936 25 26 27 28 29 21 Mar-11 Sep-11 3,5 3 2,5 2 1,5 1,5 2,99 2,77 2,5 2,21 2,8 2,5 Indeks Kedalaman Kemiskinan Indeks Keparahan Kemiskinan,84,76,68,58,55,53 27 28 Mar-9 Mar-1 Mar-11 Sep-11 6 Indeks Kedalaman kemiskinan (Poverty Gap Index-P1) merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masingmasing penduduk miskin terhadap Garis Kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari Garis kemiskinan (BPR RI). 7 Indeks Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Indeks-P2) memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin (BPR RI). 7 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-211