PEMANFAATAN KREDIT DARI KOPERASI KELOMPOK TANI (KKT) TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO Fitri Kisworo Wardani, Sutarto, R. Kunto Adi Program Studi AgribisnisFakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami.36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./Fax (0271) 637457 Email : phiephie04@gmail.com Telp. 085647118310 Abstract : This research aimed to examine and compare the productivity, income, efficiency of rice farming that uses credit from KKT and of rice farming that not use the credit from KKT, also examine the usefulness of rice farming that uses credit from KKT and rice farming that not use the credit of the KKT. The basic method of this research is descriptive analytic abstract method implemented with the survey technique. The location research chosen deliberately or purposively selected namely District Sukoharjo. The sample research area was determined by purposive sampling method taking District Sukoharjo, because the district have the most cooperative stand. Total sample of 30 people who use credit KKT and 30 people who did not utilize the credit of the KKT, while the determination of the number of samples per KKT using proportional random sampling method. The type of data used is primary data and secondary data obtained through recording techniques. To test hypotheses 1-3 t-test is used while the fourth hypothesis using Incremental B / C Ratio. Research results are (1) Productivity of rice farming that uses credit from KKT higher than the productivity of rice farming that does not use the credit of KKT. (2) Income rice farming that uses credit from KKT smaller or same than rice farming income of farmers who do not use the credit of KKT. (3) The efficiency of rice farming that uses credit from KKT smaller or same than the efficiency of rice farming who do not use the credit of KKT. (4) Rice farming credits that use of KKT provide more benefits than rice farming that does not use the credit of the KKT. Keywords : Rice Farming, Credit, Koperasi Kelompok Tani (KKT) Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan membandingkan produktivitas, pendapatan, efisiensi dari KKT dan usahatani padi yang tidak memanfaatkan kredit dari KKT, serta mengkaji kemanfaatan dari usahatani padi yang memanfaatkan kredit dari KKT dan usahatani padi yang tidak memanfaatkan kredit dari KKT. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis abstrak dan dilaksanakan dengan teknik survey. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive atau sengaja yaitu dipilih Kabupaten Sukoharjo. Sampel daerah penelitian ditentukan dengan metode purposive sampling yaitu mengambil Kecamatan Sukoharjo karena di kecamatan ini memiliki koperasi yang paling banyak berdiri. Jumlah sampel sebanyak 30 orang yang memanfaatkan kredit KKT dan 30 orang yang tidak memanfaatkan kredit dari KKT, sedangkan penentuan jumlah sampel per KKT menggunakan metode proportional random sampling dengan. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui tehnik pencatatan. Untuk menguji hipotesis 1-3 digunakan Uji t sedangkan hipotesis keempat menggunakan Incremental B/C Ratio. Diperoleh hasil (1) Produktivitas dari KKT lebih tinggi daripada produktivitas usahatani KKT. (2) Pendapatan dari KKT lebih kecil atau sama dengan dari pendapatan usahatani padi petani yang tidak memanfaatkan kredit dari KKT. (3) Efisiensi dari KKT lebih kecil atau sama dengan efisiensi usahatani padi petani yang tidak memanfaatkan kredit dari KKT. (4) Usahatani padi yang memanfaatkan kredit dari KKT lebih memberikan kemanfaatan daripada usahatani padi yang tidak memanfaatkan kredit dari KKT Kata kunci : Usahatani Padi, Kredit, Koperasi Kelompok Tani (KKT)
PENDAHULUAN Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan pertanian adalah tercapainya peningkatan pendapatan petani yang hidup di pedesaan. Jumlah, ragam, serta mutu konsumsi masyarakat terus bertambah, baik konsumsi bahan pokok maupun konsumsi terhadap barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor non pertanian. Keberhasilan pembangunan tidak selalu dapat menciptakan perluasan lapangan kerja dan kesempatan kerja maka untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional diperlukan pertumbuhan sektorsektor lain yang memerlukan dukungan dari sektor pertanian, terutama yang menyangkut kebutuhan modal (investasi dan modal kerja), kebutuhan tenaga kerja, serta ketersediaannya bahan baku yang dihasilkan oleh sektor pertanian (Mardikanto, 2008). Menurut Ashari (2009) walaupun perannya sangat strategis, sektor pertanian masih menghadapi banyak permasalahan, diantaranya keterbatasan permodalan petani dan pelaku usaha pertanian lain. Kebutuhan modal diperkirakan akan semakin meningkat di masa mendatang seiring dengan semakin melonjaknya harga input pertanian, baik pupuk, obat-obatan, maupun upah tenaga kerja. Kebutuhan pembiayaan di sektor pertanian, tidak hanya sebatas untuk keperluan investasi atau modal kerja, tetapi juga menghadapi tantangan lain berupa permasalahan infrastruktur pertanian. Menurut Hanafie (2010) usahatani di Indonesia didominasi oleh usahatani keluarga skala kecil yang sangat lemah dalam berbagai bidang, seperti keterbatasan aset produktif, modal kerja, daya tawar-menawar transaksi, dan kekuatan politik ekonomi sehingga tidak dapat berkembang mandiri secara dinamis. Salah satu langkah terobosan yang dilakukan untuk meningkatkan upaya pemberdayaan petani adalah meningkatkan aksesibilitas terhadap modal kerja melalui skim-skim kredit yang merangsang pengembangan usaha agribisnis skala kecil, menengah, dan koperasi (Solahudin, 2009) Salah satu lembaga yang mengurusi tentang permodalan usahatani yaitu badan hukum yang berbentuk koperasi. Koperasi merupakan organisasi rakyat yang berwatak sosial. Koperasi disini berperan sebagai penyedia modal bagi petani yang akan mengusahakan usahataninya. Terlebih lagi sesuai dengan prinsipnya koperasi dapat mensejahterakan anggota, ditandai dengan peningkatan pendapatan setiap anggota (Anoraga dan Sudantoko, 2002). Modal di koperasi biasanya berupa kredit yang ditawarkan kepada petani. Salah satu jenis koperasi yang bergerak dibidang pertanian yaitu Koperasi Unit Desa (KUD) dan Koperasi Kelompok Tani (KKT). Koperasi Kelompok Tani (KKT) yaitu suatu koperasi yang berdiri pada suatu kelompok tani. Biasanya dalam satu kelompok tani dapat berdiri satu koperasi yang pada umumnya bernama sama dengan nama kelompok taninya. Koperasi kelompok tani ini biasanya beranggotakan orang-orang yang bekerja dibidang pertanian seperti halnya petani dan peternak. Kegiatan Koperasi Kelompok Tani (KKT) y aitu Unit Simpan Pinjam. Disini para anggota koperasi dapat memanfaatkan kredit untuk usahataninya yang ditawarkan dari Koperasi Kelompok Tani (KKT). Kredit yang ditawarkan memiliki tingkat bunga sebesar 20% dari total peminjaman setiap tahunnya atau 1,66% per bulan, serta proses pencairan dana yang tidak berbelit-belit karena memiliki rasa kepercayaan antar anggota. Tetapi dengan beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari kredit yang ditawarkan Koperasi Kelompok Tani (KKT) masih banyak petani di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo yang belum memanfaatkan kredit yang ditawarkan oleh Koperasi Kelompok Tani (KKT). Oleh karena itu dengan mengkaji masalah tersebut maka akan dapat dilihat penjelasan pemanfaatan kredit terhadap produktivitas, pendapatan, efisiensi, dan kemanfaatan
usahatani. Sehingga perlu rasanya dilakukan penelitian mengenai Pemanfaatan Kredit dari Koperasi Kelompok Tani (KKT) terhadap Pendapatan Usahatani Padi di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini bertujuan untuk : (1)Mengkaji dan membandingkan produktivitas padi yang memanfaatkan kredit dari KKT dan produktivitas padi yang tidak memanfaatkan kredit dari KKT, (2) Mengkaji dan membandingkan pendapatan dari KKT dan usahatani padi yang tidak memanfaatkan kredit dari KKT, (3) Mengkaji dan membandingkan efisiensi dari dari KKT dan usahatani padi yang tidak memanfaatkan kredit dari KKT, (4) Mengkaji kemanfaatan dari usahatani padi petani yang memanfaatkan kredit dari KKT dibanding dengan usahatani padi petani yang tidak memanfaatkan kredit dari KKT. METODE PENELITIAN Metode Dasar Penelitian Metode dasar penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis abstrak (Surakhmad, 1994). Teknik penelitian yang digunakan adalah penelitian survei (Singarimbun, dan Effendi, 1995). Metode Penentuan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Kabupaten Sukoharjo yang merupakan salah satu daerah penghasil padi di Jawa Tengah dan sebagai tempat berdirinya beberapa koperasi yang bergerak dibidang pertanian. Metode penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja ( purposive). Sehingga dipilih Kecamatan Sukoharjo karena di kecamatan ini memiliki koperasi yang paling banyak berdiri, yang selanjutnya memilih koperasi yang bergerak dibidang pertanian dan seluruh anggotanya bekerja dibidang pertanian dan statusnya masih aktif sehingga dipilih ketujuh Koperasi Kelompok Tani (KKT) yaitu: KKT Ngudi Rejeki, KKT Mekarsari Tani, KKT Tani Maju, KKT Agung Rejeki, KKT Tani Makmur III Skh, KKT Ngudi Makmur, dan KKT Gaya Tani. Metode Penentuan Sampel Menggunakan ukuran sampel 30 subjek per kelompok. Sampel pada penelitian ini adalah petani yang mengusahakan usahatani padi yang menjadi anggota KKT dan memanfaatkan kredit dari KKT, serta petani yang mengusahakan usahatani padi yang menjadi anggota KKT dan tidak memanfaatkan kredit dari KKT. Pengambilan sampel petani menggunakan metode proportional random sampling, sehingga didapat jumlah sampel sebagai berikut : Tabel 1. Jumlah Anggota Koperasi Kelompok Tani (KKT) di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo Per September 2012 Nama Koperasi Jumlah Populasi Jumlah Sampel Jumlah Anggota Anggota Anggota (Orang) (Orang) (Orang) (1) (2) (1) (2) 1. KKT Ngudi Rejeki 25 11 14 4 3 2. KKT Mekarsari Tani 46 21 25 8 6 3. KKT Tani Maju 22 8 14 3 3 4. KKT Agung Rejeki 20 4 16 2 4 5. KKT Tani Makmur III Skh 27 14 13 6 3 6. KKT Ngudi Makmur 44 13 31 5 8 7. KKT Gaya Tani 20 6 14 2 3 Jumlah 204 77 127 30 30 Sumber : Analisis Data Sekunder *Keterangan (1) = Yang Memanfaatkan Kredit KKT (2) = Tidak Memanfaatkan Kredit KKT
Sumber dan Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan menggunakan kuesioner yang diperoleh dari petani padi yang menjadi anggota KKT yang memanfaatkan kredit dan petani padi yang menjadi anggota KKT yang tidak memanfaatkan kredit. Data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian, Dinas Koperasi dan UMKM, BPS, Petugas Pertanian, Aparat desa, dan instansi lain yang berkaitan dengan penelitian. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi, wawancara dan pencatatan. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (1) Produktivitas padi, diperoleh dari hasil bagi antara hasil produksi padi dengan luas lahan, (2) Pendapatan usahatani, diperoleh dari selisih antara penerimaan usahatani dengan biaya usahatani, (3) Efisiensi usahatani diperoleh menggunakan R/C Ratio, (4) uji hipotesis menggunakan Uji-t untuk mengetahui ada beda nyata, dan (5) Kemanfaatan Usahatani menggunakan Incremental B/C Ratio. Penggunaan Sarana Produksi Tabel 2. Rata-rata Penggunaan Sarana Produksi Usahatani Padi Yang Memanfaatkan dan Yang Tidak Koperasi Kelompok Tani (KKT) dalam Satu Musim Tanam (Juni 2012-September 2012) UT Padi Yang Memanfaatkan Kredit dari KKT UT Padi Yang Tidak Memanfaatkan Kredit dari KKT Per UT Per Ha Per UT Per Ha 1. Benih (Kg) 25,83 43,13 26,67 44,04 2. Pupuk a. Urea (Kg) 118,33 208,91 120,83 212,30 b. SP-36 (Kg) 87,67 153,48 90,50 158,31 c. ZA 57,17 94,32 41,67 73,96 d. Phonska 35,83 68,73 26,67 45,28 e. Organik 323,33 568,41 301,67 525,43 3. Pestisida (L) a. Cair 0,88 1,63 0,93 1,75 b. Score 0,06 0,07 0,11 0,19 Pada usahatani padi yang memanfaatkan kredit dari KKT dan usahatani KKT, benih yang digunakan oleh petani sampel pada penelitian ini ada dua jenis IR 64 dan IR 36. Petani sampel pada penelitian ini menggunakan pupuk organik maupun pupuk anorganik. Pupuk anorganik atau kimia yang digunakan yaitu urea, SP-36, Phonska, ZA. Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Pestisida yang digunakan dalam penelitian yaitu pestisida cair dan score sebagai herbisisda.
Penggunaan Tenaga Kerja Tabel 3. Standar Penggunaan Tenaga Kerja Luar Pada Usahatani Padi di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo dalam Satu Musim Tanam (per Ha) Tenaga Kerja Luar Per Hektar HKP HKW JKM 1. Persemaian 4 - - 2. Pengolahan Tanah - - - a. Membajak (Borongan) - - - b. Menggaru (Borongan) - - - c. Tamping 10 - - 3. Penanaman (Borongan) - 12-4. Pemupukan 6 - - 5. Penyiangan 15 - - 6. Pengendalian Hama & Penyakit 5 - - 7. Pemanenan (Borongan) 25 - - 8. Perontokan (Borongan) - - 10 9. Pengangkutan 4 - - 10. Pengeringan 2-2 11. Penyimpanan 4 - - Total 75 12 12 1 hari (HKP) = 8 Jam Upah per HKW = Rp 35.000,00 Upah per HKP = Rp 40.000,00 JKM = Jam Kerja Mesin Berdasarkan Tabel 3 diketahui penggunaan tenaga kerja luar yang digunakan untuk mengusahakan usahatani padi. Terhitung dalam setiap hektarnya total penggunaan sebanyak 75 HKP, 12 HKW, dan 12 JKM mulai dari pengolahan tanah sampai tahap akhir yaitu pemanenan. Tenaga kerja luar yang dibutuhkan dalam jumlah banyak yaitu saat panen. Namun pada penelitian kali ini penggunaan tenaga kerja luar tidak dihitung secara spesifik. Dikarenakan pada daerah penelitian dalam setiap kegiatan dalam penggunaan tenaga kerja luar tidak diperhitungkan jumlah personilnya. Melainkan dalam setiap kegiatan mereka membayar dengan cara borongan. Biaya borongan dalam menggunakan tenaga kerja diperhitungkan berdasarkan luas lahan yang dimiliki petani bukan berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk melakukan suatu kegiatan usahatani Produksi dan Produktivitas Tabel 4. Rata-rata Luas Lahan, Produksi dan Produktivitas Usahatani Padi Yang Memanfaatkan dan Yang Tidak Koperasi Kelompok Tani (KKT) dalam Satu Musim Tanam (Juni 2012-September 2012) UT Padi Yang KKT UT Padi Yang Tidak Memanfaatkan Kredit dari KKT 1. Luas Lahan (Ha) 0,57 0,58 2. Produksi (Kg) 4.408,33 4.226,67 3. Produktivitas (Kg/Ha) 7.738,48 7.356,80
Rata-rata produksi dan produktivitas padi dilihat secara besarnya nominal angka pada usahatani padi yang memanfaatkan kredit dari KKT lebih banyak dibandingkan rata-rata produksi pada usahatani padi yang tidak memanfaatkan kredit dari Koperasi KKT, hal ini disebabkan karena pada dari KKT mendapat tambahan modal dari kredit KKT yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan sarana produksi yang dibutuhkan, penggunaan teknologi yang lebih baik dan menggunakan tenaga kerja luar sesuai kebutuhan. Dengan adanya kredit dari KKT berarti meningkatkan kemampuan permodalan petani sehingga dapat memacu petani untuk menerapkan teknologi pertanian yang tinggi. Dengan penggunaan teknologi yang tinggi petani dapat meningkatkan produktivitas usahataninya. Biaya Usahatani Tabel 5. Rata-rata Biaya Eksplisit Usahatani Padi Yang Memanfaatkan Maupun Yang Tidak memanfaatkan Kredit dari Koperasi Kelompok Tani (KKT) dalam satu Musim Tanam (Juni 2012 September 2012) Usahatani Padi Yang KKT (Rp) Usahatani Padi Yang Tidak KKT (Rp) Per UT Per Ha Per UT Per Ha 1. Biaya Sarana Produksi 1.045.616,67 1.818.488,82 1.044.000,00 1.823.569,45 2. Biaya Tenaga Kerja Luar 4.551.666,67 8.832.513,86 4.612.333,33 8.734.224,28 3. Biaya Lain-lain 320.166,67 673.376,82 184.500,00 358.288,59 Total 5.917.450,00 11.324.379,50 5.840.833,33 10.916.082,32 Dari Tabel 5 diketahui bahwa secara angka nominal pada total rata-rata biaya eksplisit usahatani padi yang memanfaatkan kredit dari KKT lebih banyak dari usahatani KKT. Hal ini disebabkan karena pada usahatani yang memanfaatkan kredit dari KKT terdapat biaya yang harus dikeluarkan setiap bulannya untuk pembayaran biaya bunga, sedangkan pada usahatani yang tidak memanfaatkan kredit dari Koperasi KKTtidak mengeluarkan biaya untuk pembayaran biaya bunga. Total rata-rata biaya eksplisit usahatani padi yang memanfaatkan kredit dari KKT adalah Rp 5.917.450,00 tiap usahataninya dan Rp 11.324.379,50 tiap hektar. Sedangkan total rata-rata biaya eksplisit usahatani padi yang tidak memanfaatkan kredit dari KKT adalah Rp 5.840.833,33 tiap usahatani dan Rp 10.916.082,32 tiap hektar. Pendapatan Usahatani Tabel 6. Rata-rata Pendapatan Usahatani Padi Yang Memanfaatkan dan Yang Tidak Koperasi Kelompok Tani (KKT) dalam satu Musim Tanam (Juni 2012 September 2012) UT Padi Yang Memanfaatkan Kredit dari KKT Per UT Per Ha (Rp) (Rp) UT Padi Yang Tidak Memanfaatkan Kredit dari KKT Per UT Per Ha (Rp) (Rp) 1. Produksi 4.408,33 7.738,48 4.226,67 7.356,80 2. Harga (Rp/Kg) 3913,33 3913,33 3.893,33 3.893,33 3. Penerimaan 17.232.000,00 30.285.869,16 16.483.666,67 28.643.352,79 4. Biaya Total 5.917.450,00 11.324.379,50 5.840.833,33 10.916.082,32 5. Pendapatan 11.314.550,00 18.961.489,66 10.642.833,33 17.727.270,46
Dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah produksi usahatani padi yang memanfaatkan kredit dari KKT lebih besar daripada rata-rata jumlah produksi usahatani KKT. Hal ini disebabkan karena harga jual gabah yang dihasilkan hampir sama disetiap daerah penelitian dan gabah yang dihasilkan memiliki kualitas yang tidak berbeda. Efisiensi Usahatani Tabel 7. Hasil Analisis R/C Ratio pada Usahatani Padi Yang Memanfaatkan dan Yang Tidak Koperasi Kelompok Tani (KKT) dalam satu Musim Tanam (Juni 2012 September 2012) UT Padi Yang KKT UT Padi Yang Tidak KKT 1. Penerimaan (Rp/Ha/MT) 30.285.869,16 28.643.352.79 2. Total Biaya (Rp/Ha/MT) 11.324.379,50 10.916.082.32 3. Pendapatan (Rp/Ha/MT) 18.961.489,66 17.727.270,46 4. R/C Ratio 2,81 2,73 R/C Ratio pada usahatani padi yang memanfaatkan kredit dari KKT besarnya 2,81. Sedangkan R/C Ratio pada usahatani KKT sebesar 2,73. Nilai R/C Ratio kedua usahatani lebih dari 1 yang menunjukkan bahwa kedua usahatani telah efisien. Biaya yang dikeluarkan pada usahatani padi yang memanfaatkan kredit dari KKT lebih besar namun penerimaannya juga lebih besar karena ditunjang dengan harga jual dan produksi yang tinggi. Hal ini menyebabkan nilai efisiensinya juga lebih tinggi apabila dibandingkan dengan usahatani padi yang tidak memanfaatkan kredit dari KKT Uji Hipotesis (Uji-t) Untuk menguji hipotesis yang akan diajukan, maka dilakukan Uji t. Sebelum Uji t dilakukan, perlu diketahui F hitung terlebih dahulu. Dimana bila F hitung <F tabel menggunakan rumus polled varians untuk Uji t, sedangkan bila F hitung >F tabel menggunakan rumus separated varians untuk Uji t. Bila t hitung t tabel maka hipotesi (Hi) akan ditolak, sedangkan bila t hitung >t tabel maka hiptesa (Hi) diterima. Tabel 8. Hasil Analisis Uji t pada Usahatani Padi Yang Memanfaatkan dan Yang Tidak Koperasi Kelompok Tani (KKT) dalam satu Musim Tanam (Juni 2012 September 2012) F tabel (α=0,05) F hitung (α=0,05) t hitung Keterangan a. Produktivitas 1,85 0,29 2,045 4,82 Hi diterima b. Pendapatan 1,85 1,10 2,045 1,83 Hi ditolak c. Efisiensi 1,85 1,16 2,045 0,55 Hi ditolak a. Produktivitas Hasil uji t menunjukkan bahwa t hitung besarnya 4,82 sedangakan t tabe l (α = 0,05) besarnya 2,045. Karena t hitung >t tabel maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang nyata antara produktivitas usahatani padi yang memanfaatkan kredit dari t tabel KKTdan produktivitas usahatani padi yang tidak memanfaatkan kredit dari KKT. Sehingga Ho ditolak dan Hi diterima. Hal ini didukung dengan pengoptimalan saprodi yang dibutuhkan, penggunaan alsintan yang lebih baik, dan penggunaan tenaga kerja sesuai kebutuhan. Dengan menerapkan beberapa
langkah tersebut dapat meningkatkan produktivitas usahataninya. b. Pendapatan Hasil uji t menunjukkan bahwa t hitung besarnya 1,83 sedangakan t tabel (α = 0,05) besarnya 2,045. Karena t hitung <t tabel maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan yang nyata antara pendapatan dari KKT dan pendapatan usahatani padi yang tidak memanfaatkan kredit dari KKT. Sehingga Hi ditolak. Hal ini disebabkan karena pada usahatani padi yang memanfaatkan kredit dari Koperasi KKT secara nominal selain memiliki pendapatan yang lebih tinggi dari pendapatan usahatani padi yang tidak memanfaatkan kredit dari KKT, tetapi biaya yang dikeluarkan untuk usahatani yang memanfaatkan kredit dari KKT juga lebih tinggi dari usahatani padi yang tidak memanfaatkan kredit dari KKT. c. Efisiensi Hasil uji t menunjukkan bahwa t hitung besarnya 0,81 sedangakan t tabel (α = 0,05) besarnya 2,045. Karena t hitung <t tabel maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan yang nyata antara efisiensi dari KKT dan pendapatan usahatani padi yang tidak memanfaatkan kredit dari KKT. Sehingga Ho ditolak. Hal ini disebabkan karena pada usahatani padi yang memanfaatkan kredit dari KKT secara nominal selain memiliki pendapatan yang lebih tinggi dari pendapatan usahatani padi yang tidak memanfaatkan kredit dari KKT, tetapi biaya yang dikeluarkan untuk usahatani yang memanfaatkan kredit dari KKT juga lebih tinggi dari usahatani padi yang tidak memanfaatkan kredit dari KKT. Serta adanya petani yang dalam memanfaatkan kredit tidak sepenuhnya digunakan untuk usahatani padi melainkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Uji Hipotesis (Incremental B/C Ratio) Tabel 9. Hasil Analisis Incremental B/C Ratio pada Usahatani Padi Yang Memanfaatkan dan Yang Tidak Koperasi Kelompok Tani (KKT) dalam satu Musim Tanam (Juni 2012 September 2012) UT Padi Yang Memanfaatkan Kredit dari KKT UT Padi Yang Tidak KKT 1. Penerimaan (Rp/Ha/MT) 30.285.869,16 28643352.79 2. Total Biaya (Rp/Ha/MT) 11.324.379,50 10916082.32 3. Pendapatan (Rp/Ha/MT) 18.961.489,66 17.727.270,46 4. Incremental B/C Ratio 4,02 - Berdasarkan nilai Incremental B/C Ratio yang merupakan perbandingan antara selisih benefit (penerimaan) dengan selisih cost (biaya) antara usahatani padi yang memanfaatkan kredit dari KKT dan usahatani KKT adalah sebesar 4,02. Sehingga Ho ditolak dan Hi diterima. Sehingga setiap 1 satuan biaya yang dikorbankan pada dari KKT akan menghasilkan kemanfaatan sebesar 4,02 satuan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : (1) Produktivitas usahatani padi yang memanfaatkan kredit dari KKT lebih tinggi
daripada produktivitas usahatani padi yang tidak memanfaatkan kredit dari KK). (2) Pendapatan usahatani padi yang memanfaatkan kredit dari KKT lebih kecil atau sama dengan dari pendapatan usahatani padi petani yang tidak memanfaatkan kredit dari KKT. (3) Efisiensi usahatani padi yang memanfaatkan kredit dari KKT lebih kecil atau sama dengan dari efisiensi usahatani padi petani yang tidak memanfaatkan kredit dari KKT. (4) Usahatani padi yang memanfaatkan kredit dari KKT lebih memberikan kemanfaatan daripada usahatani KKT. Saran Saran yang dapat diberikan yaitu : (1) Hendaknya petani yang menjadi anggota KKT dapat lebih aktif dalam segala kegiatan simpan pinjam yang dijalankan KKT, karena pada dasarnya peran dari petani merupakan hal paling mendasar untuk menciptakan keberlanjutan kesejahteraan anggota KKT. (2)Hendaknya KKT menjalin jaringan kerjasama yang baik dengan berbagai pihak, khususnya Dinas Koperasi dan UMKM agar setiap kegiatan dapat terpantau dan tercipta keberlanjutan program yang saling menguntungkan. (3) Hendaknya petani untuk menaikkan pendapatan usahatani padi selain memperbanyak produksi juga mengurangi biaya-biaya yang tidak perlu untuk dikeluarkan. (4) Agar usahatani lebih efisiensi, selain mempertinggi penerimaan yang diperoleh dan mengurangi biaya yang dikeluarkan, maka dalam mengelola kredit dari KKT sepenuhnya untuk mendukung kegiatan usahatani padi bukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ashari. 2009. Peran Perbankan dalam Pembiayaan Sektor Pertanian di Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi. Vol 2. 1 juli 2009. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Dinas Koperasi dan UMKM. 2012. Data Individu Koperasi Kecamatan Sukoharjo. Jawa Tengah Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta. Penerbit Andi. Mardikanto, Totok. 2008. Membangun Pertanian Modern. Surakarta.UNS Press. Singarimbun, Masri dan Effendi Sofian. 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta. LP3ES. Solahudin, Soleh. 2009. Pembangunan Pertanian Awal Era Reformasi. Jakarta. Mardi Mulyo. Surakhmad, W. 1994. Metode Ilmiah Penelitian, Metode dan Teknik Penelitian. Bandung. Tarsito. DAFTAR PUSTAKA Anoraga, Pandji & Sudantoko, Djoko. 2002. Koperasi, Kewirausahaan, dan Usaha Kecil. Jakarta. Rineka Cipta.