ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI KETELA RAMBAT KUNING DAN KETELA RAMBAT PUTIH DI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

Transkripsi

1 1 ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI KETELA RAMBAT KUNING DAN KETELA RAMBAT PUTIH DI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR Fika Ayu Widayanti, Suprapti Supardi, Mei Tri Sundari Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami No.36 A Kentingan Surakarta Telp./Fax (0271) fikaayu_widayanti@yahoo.co.id. Telp Abstract: This research aims to analyze the cost, acceptance, revenue, income, profits, efficiency, profitability and analyze the different in income, profits, efficiency profitability of yellow sweet potato farming and white sweet potato farming in Tawangmangu Distric, Karanganyar Regency. The method of this research is descriptive analytical method and used survey method. The Location used as the sample area was determined by purposive sampling, is Tawangmangu Distric and then Karanglo village with consideration of the village have most production of sweet potato. The sample farmers selected using simple random sampling method, amounting to 30 people each type of farming. The data used in this research were primary and secondary data that collected by interview, record keeping, and observation techniques. The results of analysis showed that the yellow sweet potato farming has the average income, average profit, average efficiency dan average profitability more higher than white sweet potato farming. Based on the results of statistic analyze we can conclude that the income, profit, efficiency and profitability of yellow sweet potato farming different with white sweet potato farming because the revenue more higher and the total cost more lower. Key Word : sweet potato, income, profit, efficiency and profitability Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya, penerimaan, pendapatan, keuntungan, efisiensi, profitabilitas, dan menganalisis adanya perbedaan pendapatan, keuntungan, efisiensi profitabilitas dari usahatani ketela putih di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Metode dasar penelitian ini adalah deskriptif analitis dan pelaksanaannya menggunakan teknik survei. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive sampling) yaitu dipilih Kecamatan Tawangmangu, kemudian dipilih Desa Karanglo dengan pertimbangan lokasi tersebut memiliki produksi ketela rambat tertinggi. Pemilihan petani sampel menggunakan metode simple random sampling (acak sederhana) diambil 30 petani ketela rambat kuning dan 30 petani ketela rambat putih. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder yang dikumpulkan dengan teknik wawancara, pencatatan, dan observasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa usahatani ketela rambat kuning memiliki rata-rata pendapatan, rata-rata keuntungan, rata-rata efisiensi dan ratarata profitabilitas lebih tinggi dari usahatani ketela rambat putih. Hasil dari uji statistik (t-test) menunjukkan terdapat perbedaan pendapatan, keuntungan, efisiensi dan profitabilitas antara usahatani ketela rambat putih. Usahatani ketela rambat kuning lebih memberikan keuntungan daripada usahatani ketela rambat putih karena penerimaan yang lebih tinggi dan total biaya lebih rendah. Kata Kunci : ketela rambat, pendapatan, keuntungan, efisiensi, dan profitabilitas.

2 2 PENDAHULUAN Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang berperan penting bagi pembangunan Indonesia, karena sebagian besar penduduk Indonesia bekerja di sektor pertanian. Jumlah penduduk Indonesia yang bekerja di sektor pertanian berjumlah 42,48 juta orang, jumlah tersebut merupakan yang paling tinggi diantara sektor lainya (BPS 2012 cit Era Baru News, 2012). Sektor pertanian juga sebagai penyedia kebutuhan pangan dalam negeri serta menyumbang devisa dengan adanya ekspor. Hasil pangan dari sektor pertanian berupa tanaman pangan pokok, palawija dan holtikultura. Tanaman palawija merupakan tanaman hasil pertanian setelah tanaman pokok yaitu padi. Tanaman palawija juga merupakan tanaman semusim yang ditanam di lahan kering. Salah satu jenis dari palawija adalah ketela rambat. Kandungan Gizi Ketela rambat merupakan tanaman pangan yang mempunyai potensi sebagai pengganti beras dalam program diversifikasi pangan. Menurut Zuraida dan Supriati (2001 : 15), ketela rambat efisien dalam menghasilkan energi, vitamin, dan mineral dibandingkan dengan tanaman pangan lainnya. Ketela rambat memiliki bentuk yang tidak sama dan warna yang beragam. Bentuk ketela rambat biasanya bulat sampai lonjong dengan permukaan rata sampai tidak rata. Kulit ketela rambat berwarna putih, kuning, ungu atau ungu kemerah-merahan, tergantung jenis varietasnya. Daging ketela rambat berwarna putih, kuning atau jingga sedikit ungu (Rukmana, 1997 : 20). Setiap perbedaan warna pada ketela rambat memiliki kandungan gizi yang berbeda. Tabel 1. Kandungan Gizi Ketela Rambat (100 gr) Ketela Rambat Putih Ketela Rambat Merah Ketela Rambat Kuning Ketela Rambat Ungu * Kalori (kal) 123,00 123,00 136,00 123,00 Protein (g) 1,80 1,80 1,10 0,77 Lemak (g) 0,70 0,70 0,40 0,94 Karbohidrat (g) 27,90 27,90 32,30 12,64 Air (g) 0,62 0,68 0,70 0,70 Serat Kasar 0,90 1,20 1,40 0,84 Kadar Gula 0,40 0,40 0,30 0,30 Sumber : Direktorat Gizi Depkes RI (1981) dalam Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka, 2011 * Suprapta (2003) dalam Budiman, 2010 Salah satu daerah penghasil ketela rambat yang besar adalah Kabupaten Karanganyar. Pada tahun 2010 Karanganyar menempati urutan kelima total produksinya diantara 35 kabupaten di Jawa Tengah (BPS Jawa Tengah, 2011 : 214). Berdasarkan data BPS Kabupaten Karanganyar (2011 : 1), Kabupaten Karanganyar merupakan tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh yang dibutuhkan ketela rambat yaitu pada ketinggian 511 m di atas permukaan laut serta beriklim tropis dengan temperatur sekitar 22 o -31 o C. Tempat yang sesuai membuat produksi ketela

3 3 rambat juga tinggi. Luas panen dan produksi ketela rambat setiap kecamatan di Kabupaten Karanganyar tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Ketela Rambat Setiap Kecamatan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2011 Kecamatan Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) Jatipuro Jatiyoso ,8 24,2 Jumapolo ,3 Jumantono Matesih ,2 Tawangmangu ,2 Ngargoyoso ,2 Karangpandan ,2 Karanganyar 2 48,8 24,4 Tasikmadu Jaten Colomadu Gondangrejo Kebakkramat Mojogedang ,4 24,2 Kerjo ,4 24,2 Jenawi ,2 Jumlah ,4 242,3 Sumber : Karanganyar Dalam Angka, BPS 2012 Berdasarkan Tabel 2, produksi ketela rambat di Kabupaten Karanganyar tahun 2011 adalah ,4 ton, sedangkan pada tahun 2010 sebesar ton. Berdasarkan data tahun 2011, produksi ketela rambat di Kabupaten Karanganyar mengalami peningkatan yang tinggi, maka dari itu peneliti ingin menganalisis usahatani ketela rambat. Selain menganalisis usahataninya, peneliti juga ingin menganalisis perbedaan antara ketela rambat putih di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Hal ini dikarenakan selama ini petani berasumsi bahwa penerimaan yang diperoleh antara ketela rambat putih sama. Maka dari itu peneliti ingin menganalisis perbandingan usahatani ketela putih. METODE PENELITIAN Metode Dasar Penelitian Metode dasar penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis (Surakhmad, 1994 : 140), sedangakan teknik penelitian ini menggunakan teknik survey (Daniel, 2001 : 44). Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Karanganyar yang merupakan salah satu daerah penghasil ketela rambat di Jawa Tengah. Pengambilan sampel kecamatan dan desa sebagai lokasi penelitian dilakukan dengan cara purposive sampling atau sengaja, yaitu pengambilan daerah sampel dilakukan dengan sengaja, mempertimbangkan alasan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian (Singarimbun dan Effendi, 1995 : 169). Desa Karanglo, Kecamatan

4 4 Tawangmangu dipilih sebagai daerah penelitian, dengan pertimbangan memiliki produksi paling tinggi. Metode pengambilan sampel petani menggunakan metode simple random sampling, yaitu tiap unit populasi diberi nomor, kemudian sampel yang diinginkan ditarik secara random, baik dengan menggunakan random numbers ataupun dengan undian biasa (Nazir, 1983 : 331). Penentuan jumlah petani sampel dilakukan dengan mengambil 30 petani dari 217 petani ketela rambat kuning dan 30 petani dari 87 petani ketela rambat putih di Desa Karanglo, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian usahatani ketela putih, yaitu : BT = BE + BI. Keterangan : BT (Biaya Total usahatani ketela rambat), BE (Biaya Eksplisit usahatani ketela rambat), BI (Biaya Implisit usahatani ketela rambat). Biaya Eksplisit meliputi : BTl (Biaya Tenaga Kerja Luar), Bpu (Biaya Pupuk), BPe (Biaya Pestisida), P (Pajak), S (Selamatan). Biaya Implisit meliputi : BB (Biaya Bibit), BTd (Biaya Tenaga Kerja Dalam), BSl (Biaya Sewa Lahan Sendiri), Bpa (Biaya Penyusutan Alat), B (Bunga Modal Sendiri). Perhitungan dinyatakan dalam Rp/Usahatani. Analisis penerimaan dari ketela rambat putih adalah TR = Q x P. Keterangan: TR (Penerimaan total usahatani ketela rambat), Q (Jumlah produksi usahatani ketela rambat), P (Harga produksi usahatani ketela rambat). Analisis pendapatan usahatani ketela rambat kuning dan ketela rambat putih dapat ditulis : Pd = TR- BE, keterangan : Pd (Pendapatan usahatani ketela rambat), TR (Penerimaan usahatani ketela rambat), BE (Biaya Eksplisit usahatani ketela rambat) dinyatakan dalam Rp/Usahatani. Analisis keuntungan usahatani ketela rambat kuning dan ketela rambat putih dapat ditulis: π = TR (BE+BI), keterangan : π (Keuntungan usahatani ketela rambat), TR (Penerimaan usahatani ketela rambat), TC (Total Biaya usahatani ketela rambat) yang dinyatakan dalam Rp/Usahatani. Analisis efisiensi dihitung dengan Return Cost Ratio dengan menggunakan rumus : R R Ratio C C Keterangan: R (Revenue (penerimaan usahatani ketela rambat), C=Cost (biaya usahatani ketela rambat) yang dinyatakan dalam Rp/Usahatani. Kriterianya yaitu apabila nilai R/C ratio kurang dari 1 maka usahatani ketela rambat tidak efisien (merugi), nilai R/C ratio sama dengan 1 maka usahatani ketela rambat break even point, nilai R/C ratio lebih dari 1 maka usahatani ketela rambat efisien (menguntungkan). Analisis profitabilitas usahatani ketela rambat kuning dan ketela rambat putih, yaitu Profitabilitas = x 100%. π (Keuntungan ketela TC rambat), TC (Biaya total usahatani ketela rambat). Kriterianya yaitu apabila nilai profitabilitas lebih dari 0 berarti usahatani ketela rambat menguntungkan, nilai profitabilitas sama dengan 0 berarti usahatani

5 5 ketela rambat mengalami BEP (impas), nilai profitabilitas kurang dari 0 berarti pada usahatani ketela rambat tidak menguntungkan Analisis Komparatif Pengujian dilakukan dengan uji dua ekor (two tail test) dengan tingkat kepercayaan 95%, besarnya nilai t- hitung dapat diketahui dengan rumus X 1 X 2 t, SS1 SS2 1 1 n n 2 n n dimana 1 SS 2 (Nazir, 1983). 1 2 ( X i ) 2 X i n 2 Kriteria pengujiannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima; jika t hitung > t tabel, berarti ada beda. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan pendapatan atau keuntungan atau efisiensi atau profitabilitas antara ketela rambat putih. Ho diterima dan Ha ditolak; jika t hitung t tabel, berarti tidak ada beda. Hal ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan pendapatan atau keuntungan atau efisiensi atau profitabilitas antara usahatani ketela putih. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Karakteristik Petani Sampel Tabel 3. Karakteristik Petani Sampel Ketela Rambat Kuning dan Ketela Rambat Putih di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar No. Uraian Ketela Rambat Kuning Ketela Rambat Putih 1. Jumlah responden (orang) 30,00 30,00 2. Rata-rata umur petani (tahun) 53,00 50,00 3. Rata-rata pendidikan petani (tahun) 7,00 7,00 4. Rata-rata jumlah anggota keluarga petani (orang) 4,00 4,00 5. Rata-rata jumlah anggota keluarga yang aktif dalam UT ketela rambat (orang) 1,00 1,00 6. Rata-rata luas lahan yang digarap (Ha) 0,34 0,17 7. Rata-rata pengalaman berusahatani 26,00 26,00 Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa rata-rata umur petani ketela rambat kuning di Kecamatan Tawangmangu termasuk dalam umur produktif yaitu 53 tahun sehingga produktivitas untuk bekerja masih cukup tinggi. Begitu pula dengan rata-rata umur petani ketela rambat putih yaitu 50 tahun masih termasuk dalam usia produktif. Pada usia produktif, petani dapat meningkatkan keahlian dan ketrampilannya dalam berusahatani. Rata-rata pendidikan formal yang telah ditempuh oleh petani ketela putih di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar yaitu 7 tahun, sebagian besar petani tingkat pendidikannya hanya sampai SD. Rata-rata tingkat pendidikan petani yang rendah menyebabkan pola pikir petani juga kurang sehingga dalam pengambilan keputusan terkadang kurang tepat. Selain itu, tingkat pendidikan yang relatif rendah

6 6 menyebabkan tingkat pengetahuan yang dimiliki petani masih kurang sehingga apabila ada informasi inovasi baru petani kurang mengerti. Rata-rata jumlah anggota keluarga yang dimiliki oleh responden petani ketela rambat kuning dan ketela rambat putih adalah sebanyak empat orang, sedangkan rata-rata jumlah anggota keluarga yang aktif dalam putih hanya satu orang. Kebanyakan responden yang melakukan usahatani adalah kepala keluarga, sedangkan istri hanya membantu menyiapkan kebutuhan makan. Sebagian besar anak dari responden petani ketela rambat kuning maupun putih bekerja di sektor lain, yang dianggap lebih mengguntungkan seperti menjadi guru, karyawan swasta, dan wirausaha. Luas rata-rata lahan garapan petani ketela rambat kuning dan ketela rambat putih, yaitu 0,34 Ha dan 0,17 Ha. Perbedaan luas lahan berpengaruh terhadap pendapatan yang akan diterima petani, semakin luas lahan garapannya maka semakin tinggi pula pendapatan yang diterima. Lama pengalaman dalam berusahatani akan berpengaruh pada pengetahuan yang diperoleh petani, pengetahuan tersebut dapat membantu petani dalam mengelola usahataninya di masa yang akan datang terutama dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan usahatani. Analisis Usahatani Ketela Rambat Kuning dan Ketela Rambat Putih di Kecamatan Tawangmangu Sarana produksi yang digunakan adalah bibit, pupuk, obat kimia dan tenaga kerja. Tabel 4. Rata-rata Penggunaan Sarana Produksi dan Tenaga Kerja pada Usahatani Ketela Rambat Kuning dan Ketela Rambat Putih di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Tahun 2012 No Jenis Masukan Ketela Rambat Kuning Ketela Rambat Putih Per UT (0,34 Ha) Per Ha Per UT (0,17 Ha) Per Ha 1. Sarana Produksi a. Bibit (kg) 6,42 22,64 4,17 32,46 b. Pupuk (kg) - Kandang 218,33 712,00 93,00 450,42 - Phonska 71,00 219,01 42,67 304,70 - Urea 49,50 139,92 21,83 138,77 - SP-36 31,57 108,34 15,83 134,80 - KCl 5,67 14, c. Obat kimia (l) - Misurol 0,23 0,80 0,23 1,55 - Curacron 0,09 0,26 0,07 0,38 - Ripcord 0,08 0,27 0,07 0,62 - Rizotin 0, Tenaga Kerja a. TK Luar (HKP) 33,02 112,88 18,10 114,26 b. TK Mesin Traktor 9,52 27,89 1,96 11,22 c. TK Keluarga (HKP) 19,63 65,17 16,00 127,87 Rata-rata penggunaan sarana produksi dan tenaga kerja pada ketela rambat putih di Kecamatan Tawangmangu berbeda. Rata-rata penggunaan bibit pada usahatani

7 7 ketela rambat putih lebih tinggi yaitu sebesar 32,46 kg umbi/ha dan untuk ketela rambat putih adalah 22,64 kg umbi/ha. Rata-rata penggunaan pupuk kandang berbeda antara ketela rambat putih karena tidak semua petani menggunakan pupuk kandang pada awal penanaman. Pada usahatani ketela rambat putih tidak menggunakan pupuk KCl, dikarenakan pertumbuhan tanaman ketela rambat putih sudah baik. Apabila pertumbuhan tanaman sudah baik penggunaan pupuk biasanya lebih sedikit, sehingga bisa menghemat biaya. Rekomendasi pemupukan ketela rambat dari dinas pertanian untuk 1 ha yaitu pupuk urea 100 kg, pupuk phonska 100 kg, pupuk SP kg dan pupuk organik 1250 kg. Penggunaan pupuk urea, phonska dan SP-36 lebih tinggi dari rekomendasi Dinas Pertanian, hal ini dikarenakan petani merasa produksinya masih kurang optimal kemudian menambahkan dosis pupuk sendiri. Penggunaan obat kimia bertujuan agar pertumbuhan ketela rambat tidak terserang hama dan penyakit yang dapat berakibat pada penurunan produksi. Rata-rata penggunaan obat kimia pada usahatani ketela rambat putih lebih tinggi hal ini dikarenakan tanaman ketela rambat putih lebih mudah terserang hama dan penyakit. Penyakit yang sering menyerang bintik-bintik pada daun, apabila daun rusak dapat berpengaruh pada produksi ketela rambat. Penggunaan tenaga kerja manusia pada usahatani ketela rambat kuning lebih sedikit dibandingkan usahatani ketela rambat putih, hal ini dikarenakan pengolahan lahannya dengan tenaga kerja manusia dan pemeliharaan ketela rambat putih yang lebih lama yaitu untuk pembalikan tanaman. Rata-rata penggunaan tenaga kerja mesin traktor pada usahatani ketela rambat putih lebih kecil karena luasan lahannya kebanyakan lahan miring jadi tidak memungkinkan penggunaan tenaga mesin traktor. Biaya Usahatani Biaya eksplisit adalah biaya yang secara nyata dikeluarkan selama proses usahatani. Tabel 5. Rata-rata Biaya Eksplisit Usahatani Usahatani Ketela Rambat Kuning dan Ketela Rambat Putih di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar Tahun 2012 No 1. Jenis Biaya Per UT (0,34 Ha) Ketela Rambat Kuning Per Ha % Per UT (0,17 Ha) Ketela Rambat Putih Per Ha % Biaya Sarana Produksi , ,30 a. Pupuk - Kandang , ,52 - Phonska , ,22 - Urea , ,49 - SP , ,71 - KCl , b. Obat kimia - Misurol , ,47 - Curacron , ,02 - Ripcord , ,87

8 8 - Rizotin , Biaya Tenaga Kerja 2. Luar , ,16 a. TK Manusia , ,88 b. TK Mesin Traktor , ,28 3. Biaya Lain-lain , ,54 a. Selamatan , ,63 b. Pajak tanah , ,91 Jumlah , ,00 Rata-rata biaya eksplisit yang paling besar dikeluarkan oleh petani ketela rambat kuning dan putih adalah untuk biaya tenaga kerja luar. Tenaga kerja luar dibedakan menjadi dua yaitu tenaga kerja manusia dan tenaga kerja mesin traktor. Penggunaan tenaga kerja manusia dari luar keluarga lebih tinggi usahatani ketela rambat putih, hal ini dikarenakan pemeliharaan untuk ketela rambat putih lebih membutuhkan tenaga. Penggunaan mesin traktor lebih tinggi pada usahatani ketela rambat kuning, karena lahan responden ketela rambat kuning sebagian besar berada dalam wilayah yang datar. Besarnya nilai uang yang dikeluarkan untuk selamatan antara luasan kecil dan besar nilainya sama. Selain itu tidak semua petani melaksanakan kegiatan selamatan. Besarnya pajak tanah tergantung dari kondisi lahan pertanian tersebut, apabila datar dan mudah dijangkau maka nilai pajaknya lebih tinggi. Biaya Implisit adalah biaya yang tidak secara nyata dikeluarkan selama proses usahatani. Tabel 6. Rata-rata Biaya Implisit Usahatani Usahatani Ketela Rambat Kuning dan Ketela Rambat Putih di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar Tahun 2012 No Jenis Biaya Ketela Rambat Kuning Per UT (0,34 Ha) Per Ha % Ketela Rambat Putih Per UT (0,17 Ha) Per Ha % 1. Biaya Tenaga Kerja Keluarga , ,71 2. Biaya Penyusutan , Biaya Bibit ,22 4. Biaya Sewa Lahan Sendiri , ,85 5. Biaya Bunga Modal Sendiri , ,71 Jumlah , ,00 Biaya sewa tanah dimasukkan tujuannya untuk mengetahui besarnya keuntungan apabila petani tanahnya menyewa. Besarnya sewa tanah berbeda-beda, tergantung dari kondisi tanahnya dan harga jual dari ketela rambat. Biaya penyusutan diperoleh dari penyusutan peralatan yang digunakan untuk berusahatani ketela rambat, seperti cangkul, sabit, ani-ani, sprayer dan linggis. Bunga modal sendiri merupakan besarnya bunga jika diasumsikan petani meminjam uang untuk usahatani dari bank. besarnya bunga pinjaman untuk pinjaman kredit untuk petani di Bank BRI adalah 12 persen/tahun. Biaya bibit diperoleh dari jumlah

9 9 ketela rambat yang digunakan dikalikan dengan harga yang berlaku. Penerimaan usahatani ketela rambat diperoleh dari penjualan hasil produksi. Penjualan usahatani ketela rambat yaitu dengan sistem tebas. Rata-rata penerimaan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rata-rata Produksi, Harga, dan Penerimaan Usahatani Ketela Rambat Kuning dan Ketela Rambat Putih di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar Tahun 2012 No Uraian Ketela Rambat Kuning Ketela Rambat Putih Per UT (0,34 Ha) Per Ha Per UT (0,17 Ha) Per Ha 1. Produksi (Kw) Harga (Rp/Kw) Penerimaan (Rp) Besarnya rata-rata produksi diperoleh dari besarnya penerimaan dibagi dengan harga jual yang berlaku dari petani, hasilnya pada ketela rambat kuning diperoleh 304 Kw/Ha dan pada ketela rambat putih sebesar 264 Kw/Ha. Rata-rata penerimaan usahatani ketela rambat kuning lebih tinggi dari pada ketela rambat putih. Hal ini dikarenakan usahatani ketela rambat kuning lebih banyak diminati konsumen dan pemasarannya lebih luas, sedangkan usahatani ketela rambat putih pemasarannya kurang luas. Produksi ketela rambat kuning yang tinggi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan produksi ketela rambat di Kabupaten Karanganyar pada tahun Tabel 8. Rata-rata Pendapatan, Keuntungan, Efisensi dan Profitabilitas Usahatani Ketela Rambat Kuning dan Ketela Rambat Putih di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar Tahun 2012 No Uraian Ketela Rambat Kuning Ketela Rambat Putih Per UT (0,34 Ha) Per Ha Per UT (0,17 Ha) Per Ha 1. Penerimaan (Rp) Biaya Eksplisit (Rp) Biaya Implisit (Rp) Pendapatan (1-2) Keuntungan (1-2-3) Efisiensi [1/(2+3)] 1,85 1,43 7. Profitabilitas [5/(2+3)] 0,85 0,42 Rata-rata pendapatan dan keuntungan usahatani ketela rambat kuning lebih tinggi dibanding ketela rambat putih. Usahatani ketela putih telah mencapai efisiensi usahatani yang diperoleh dari nilai perbandingan antara penerimaan dengan total biaya yaitu nilainya lebih dari satu. Nilai profitabilitas ketela rambat putih juga menunjukkan hasil yang lebih dari nol yang artinya telah memberikan keuntungan. Komparatif Pendapatan, Keuntungan, Efisiensi dan Profitabilitas Usahatani Komparatif usahatani ketela putih bertujuan menganalisis, perbedaan pendapatan, keuntungan, efisiensi dan profitabilitas antara

10 10 ketela rambat putih. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan maka dilakukan pengujian statistik dengan menggunakan uji-t (t-test). Komparatif pendapatan usahatani ketela rambat dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Komparatif Pendapatan Usahatani Ketela Rambat Kuning dan Ketela Rambat Putih di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar Tahun 2012 Uraian Ketela Rambat Kuning Ketela Rambat Putih Pendapatan (Rp/Ha) , ,89 - Standart deviasi , ,08 - Varian E E+13 - t-hitung 6,85 - t-tabel (t /2 = 0,025 ), df= 58 2,001 Hasil dari uji statistik (t-test) diperoleh nilai t-hitung 6,85 yang berarti lebih besar dari t-tabel yaitu 2,001. Berdasarkan hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis diterima yang berarti terdapat perbedaan pendapatan antara usahatani ketela rambat kuning dan ketela rambat putih. Komparatif pendapatan usahatani ketela rambat kuning dan putih dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Komparatif Keuntungan Antara Usahatani Ketela Rambat Kuning dan Ketela Rambat Putih di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar Tahun 2012 Uraian Ketela Rambat Kuning Ketela Rambat Putih Keuntungan (Rp/Ha) , ,27 - Standart deviasi , ,32 - Varian E E+13 - t-hitung 7,49 - t-tabel (t /2 = 0,025 ), df= 58 2,001 Berdasarkan hasil dari uji statistik (t-test) terhadap keuntungan ketela rambat putih diperoleh nilai t- hitung sebesar 7,49. Nilai dari t- hitung tersebut lebih besar daripada nilai t-tabel 2,001 sehingga hipotesis diterima yang berarti bahwa terdapat perbedaan keuntungan antara ketela rambat putih di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Komparatif efisiensi putih dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Komparatif Efisiensi Usahatani Ketela Rambat Kuning dan Ketela Rambat Putih di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar Tahun 2012 Uraian Ketela Rambat Kuning Ketela Rambat Putih Efisiensi 1,85 1,43 - Standart deviasi 0,29 0,18 - Varian 8,4839E-02 3,0966E-02 - t-hitung 6,82 - t-tabel (t /2 = 0,025 ), df= 58 2,001

11 11 Uji statistik (t-test) terhadap efisiensi usahatani ketela rambat kuning menghasilkan nilai t-hitung sebesar 6,82. Hal ini berarti nilai t- hitung lebih besar daripada nilai t- tabel 2,001. Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis diterima yang berarti bahwa terdapat perbedaan efisiensi antara usahatani ketela rambat kuning dan ketela rambat putih di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Komparatif profitablitas usahatani ketela rambat kuning dan putih dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 12. Komparatif Profitabilitas Antara Usahatani Ketela Rambat Kuning dan Ketela Rambat Putih di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar Tahun 2012 Uraian Ketela Rambat Kuning Ketela Rambat Putih Profitabilitas 0,85 0,42 - Standart deviasi 0,29 0,18 - Varian 0,08 0,03 - t-hitung 6,90 - t-tabel (t /2 = 0,025 ), df= 58 2,001 Uji statistik (t-test) terhadap profitabilitas usahatani ketela rambat kuning dan ketela rambat putih yang memberikan nilai t-hitung sebesar 6,90. Nilai t-tabel adalah 2,001 berarti nilai t-hitung tersebut lebih tinggi dari t-tabel. Berdasarkan hasil tersebut berarti hipotesis diterima, maka terdapat perbedaan profitabilitas antara usahatani ketela putih di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis komparatif usahatani ketela rambat kuning dan ketela rambat putih di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar diperoleh besarnya biaya dan penerimaan usahatani ketela rambat kuning yaitu Rp /Ha/MT dan Rp /Ha/MT, sedangkan besarnya biaya dan penerimaan usahatani ketela rambat putih yaitu Rp /Ha/MT dan Rp /Ha/MT. Pendapatan usahatani ketela rambat kuning yaitu Rp /Ha/MT lebih tinggi daripada pendapatan usahatani ketela rambat putih sebesar Rp /Ha/MT. Keuntungan usahatani ketela rambat kuning yaitu Rp /Ha/MT lebih tinggi daripada keuntungan usahatani ketela rambat putih dengan nilai Rp /Ha/MT. Usahatani ketela rambat kuning besarnya 1,85 lebih efisien daripada usahatani ketela rambat putih yaitu 1,43. Profitabilitas usahatani ketela rambat kuning sebesar 0,85 lebih memberikan profitabilitas daripada usahatani ketela rambat putih 0,42. Berdasarkan hasil t-test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pendapatan, keuntungan, efisiensi, dan profitabilitas antara ketela rambat putih. Usahatani ketela rambat kuning lebih menguntungkan daripada usahatani ketela rambat putih.

12 12 Saran Saran yang dapat diberikan bagi petani ketela rambat di Desa Karanglo yaitu penggunaan varietas ketela rambat sebaiknya ketela rambat kuning karena terbukti dapat meningkatkan pendapatan dan keuntungan petani, penggunaan pupuk organik lebih ditingkatkan lagi, karena rekomendasi dari dinas pertanian Kabupaten Karanganyar menganjurkan penggunaan pupuk organik, sistem pemanenan sebaiknya dilakukan panen sendiri, sehingga bisa dilakukan pengelompokan kualitas yang bisa meningkatkan pendapatan petani. DAFTAR PUSTAKA BPS Jawa Tengah Dalam Angka Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah Karanganyar Dalam Angka Badan Pusat Statistik Kabupaten Karanganyar. Karanganyar. Budiman Ubi Jalar - Sweet Potato (Ipomea batatas L). Diakses tanggal 7 April Daniel, M Metode Penelitian Sosial Ekonomi. PT Bumi Aksara. Jakarta. Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka Ubi Jalar. o.id. Diakses tanggal 26 Juni Era Baru News Pertanian Lapangan Pekerjaan Utama Masyarakat Indonesia. Diakses tanggal 2 Januari Nazir, M Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Rukmana, R Ubi jalar: budi daya dan pascapanen. Kanisius, Yogyakarta. Singarimbun, M dan Effendi, S Metode Penelitian Survei Edisi Revisi. LP3ES. Jakarta. Surakhmad, W Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, dan Teknik. Tarsito. Bandung. Zuraida dan Supriati Usahatani Ubi Jalar sebagai Bahan Pangan Alternatif dan Diversifikasi Sumber Karbohidrat. Buletin AgroBio 4(1):13-2