BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Arab merupakan bahasa al-qur an, bahasa komunikasi dan

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari ilmu-ilmu lain, dikatakan demikian karena buku-buku. bermacam-macam ilmu pengetahuan pada zaman dahulu banyak ditulis

BAB III METODE PENELITIAN

KOMPETENSI GURU BAHASA ARAB DALAM MENINGKATKAN. MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTs. MUHAMMADIYAH WARU BAKI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian lapangan (field research) dan

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh data dan informasi yang objektif dibutuhkan data-data dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (Rindang, 2004: 2). Situasi dan kondisi sekolah mencerminkan keadaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ganda; kedua, menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan ilmu yang mempelajari tentang metode-metode. penelitian, ilmu tentang alat-alat dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di

PERAN GURU PAMONG DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAMI DI SMP ISALM TERPADU AT-TAQWA KECAMATAN MIRI KABUPATEN SRAGEN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan oleh peneliti di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. secara alamiyah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta fakta atau

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan

BAB III METODE PENELITIAN

MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SIMO TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dilihat dari aplikasinya dilapangan, jenis penelitian ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. gunakan ialah pendekatan penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN SOLUSINYA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah penelitian hanya dapat dijawab berdasarkan temuan-temuan data empiris dari

BAB II METODE PENELITIAN. sistematis untuk mewujudkan suatu kebenaran. 1 Dengan demikian maka suatu

BAB I PENDAHULUAN. secara produktif, efektif dan efisien, sehingga menghasilkan lulusan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. subyek penelitian, data dan jenis data, teknik pengumpulan data, instrumen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendididkan Nasional Nomor 2 tahun 1989 yang berbunyi:

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud penelitian kualitatif menurut Bodgan dan Taylor

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ketahun maka sekolah dasar harus dipersiapkan dengan sebaik baiknya. genersi yang unggul dari sekolah dasar.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lapangan yang dipilih adalah MTs Al-Hikmah Bandar Lampung

BAB III METODE PENELITIAN

ii

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mencari, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 1 Metode

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. manusia yang lebih utama untuk dibina dan dikembangkan secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. melaksanakan penelitian agar hasil yang dilakukan benar-benar valid dan

PENERAPAN METODE ACTIVE LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN. data dan analisis yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi dan

BAB III METODE PENELITIAN. kematangan emosi siswa di SMP Negeri 23 Banjarmasin ini termasuk jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan berusaha melaksanakan pengkajian data deskriptif yang akan dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING. DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI MTs NEGERI SURAKARTA 1 TAHUN 2007/2008

BAB III METODE PENELITIAN. misalnya dapat mengambil jenis studi kasus, etnografi, penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jadi metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran. secara seksama untuk mencpai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. daya guna serta hasil guna yang relatif cukup tinggi, termasuk didalamnya

PERENCANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH BERBASIS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (STUDI KASUS DI SDIT AL- FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Islam, yang mana telah diketahui bahwa Al-Qur an adalah kalamullah (Firman

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sosial dalam suasana yang berlangsung secara wajar atau alamiah, bukan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Kondisi Umum MI Tarbiyatul Athfal Wedung Demak. 1. Tinjauan Historis Berdirinya MI Tarbiyatul Athfal Wedung Demak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kualitatif, suatu penelitian yang menggambarkan sifat-sifat atau

BAB I PENDAHULUAN. SWT. Kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai salah satu rahmat yang tak

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh faktor- faktor dan prinsip- prinsip dengan sabar, hati- hati dan. sistematis untuk mewujudkan suatu kebenaran.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. research). Penelitian lapangan adalah penelitian yang pengumpulan datanya

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan

BAB III METODE PENELITIAN

Thohirin, Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling, Jakarta, Rajawali Pers, 2013, hlm. 1

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini merupakan kunci bagi pelaksanaan penelitian yang penulis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan tidak kalah pentingnya dari keluarga maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang Islami dalam aspek sumber. (wawancara dengan dr. Ismanto tenaga medis di RSI Pati, 17 Maret 2014).

BAB III METODE PENELITIAN. dimana peristiwa-peristiwa yang menjadi objek penelitian berlangsung,

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian field reaserch atau lapangan

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Arab merupakan bahasa al-qur an, bahasa komunikasi dan informasi umat Islam. Bahasa Arab juga merupakan kunci untuk mempelajari ilmu-ilmu lain. Dikatakan demikian, karena buku-buku berbagai macam ilmu pengetahuan pada zaman dahulu banyak ditulis dengan menggunakan bahasa Arab. Jadi, jika ingin menguasai ilmu dalam buku-buku tersebut, terlebih dahulu harus belajar bahasa Arab. Dalam fase perkembangannya, yakni pada tahun 1973, bahasa Arab telah dijadikan sebagai bahasa resmi dalam lingkungan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang sekaligus meningkatkan kedudukan bahasa Arab itu sendiri. Karena itulah tidak berlebihan jika pengajaran bahasa Arab sekarang ini perlu mendapatkan penekanan dan perhatian seksama, mulai dari tingkat dasar sampai pada lembaga pendidikan tinggi, baik negeri maupun swasta, umum maupun agama, untuk digalakkan dan diajarkan. Dalam pengajarannya tentunya harus disesuaikan dengan taraf kemampuan dan perkembangan siswa. Dalam pelaksanaannya pemberian pelajaran bahasa Arab sekarang ini tidak hanya diajarkan di pondok-pondok pesantren saja tetapi sudah dikembangkan dalam lembaga pendidikan formal bahkan dicantumkan dalam mata pelajaran tersendiri di sekolah-sekolah khususnya yang berada di bawah naungan yayasan Islamiyyah. Seperti MI (Madrasah Ibtidaiyyah) untuk tingkat dasar yang setara

2 dengan SD, MTs (Madrasah Tsanawiyah) yang setara dengan SMP, MA (Madrasah Aliyah) yang setara dengan SMA dan untuk Perguruan Tinggi contohnya adalah STAIN. Namun, meskipun bahasa Arab sudah masuk dalam mata pelajaran tersendiri di sekolah-sekolah, tidak semudah membalikkan telapak tangan siswa dapat menyerap, memahami, serta menguasai materi bahasa Arab yang telah diajarkan. Banyak siswa yang merasa kesulitan dalam menyerap dan memahami, apalagi menguasai materi bahasa Arab yang telah diajarkan oleh gurunya. Bahkan banyak di antara mereka yang menganggap bahasa Arab sebagai momok yang menakutkan karena terlalu dibebani dengan sederet hafalan-hafalan teks berbahasa Arab. Jadi yang dipermasalahkan sekarang adalah bagaimana meningkatkan kualitas berbahasa Arab yang masih dianggap oleh siswa sebagai bahasa yang sulit atau bahkan dipandangnya sebagai momok yang menakutkan. Hal ini merupakan tantangan yang segera harus diupayakan pemecahannya. Di sini, peranan guru atau pendidik dan pakar bahasa Arab sangat dinantikan. Adapun kurang berhasilnya pembelajaran bahasa Arab banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri maupun faktor yang dipengaruhi oleh guru yang kurang memahami arti penting ketepatan pemberian materi dan penggunaan metode serta strategi yang produktif, aktif dan menyenangkan. Untuk dapat memudahkan siswa dalam proses pembelajarannya penting sekali akan adanya guru bahasa Arab yang professional yang benar-benar menguasai bahasa Arab, baik tentang kaidah ketatabahasaan Arab maupun

3 keterampilannya dalam berbahasa Arab. Selain itu, yang lebih utama untuk diperhatikan oleh guru adalah unsur kreatif dalam mengajarkan materi bahasa Arab, yaitu dalam perencanaan serta penggunaan berbagai macam strategi pembelajaran bahasa Arab yang sesuai dengan materi yang akan diajarkannya tentunya dengan memperhatikan situasi dan kondisi siswa. Itu semua ditujukan agar siswa benar-benar dapat menerima, memahami dan menguasai materi bahasa Arab yang telah diajarkan, tanpa harus mengalami kejenuhan selama proses pembelajaran bahasa Arab berlangsung. Pembelajaran yang menarik berarti mempunyai unsur menggelitik bagi siswa untuk diikuti. Dengan begitu siswa mempunyai motivasi untuk terus mengikuti pembelajaran. Pembelajaran yang menyenangkan berarti pembelajaran yang cocok dengan suasana yang terjadi dalam diri siswa. Jika siswa tidak senang, pasti juga siswa tidak ada perhatian. Ujung-ujungnya siswa akan pasif, jenuh, dan masa bodoh. Guru yang baik harus mampu menangani masalah tersebut. Menyenangkan atau tidaknya proses pembelajaran bahasa Arab yang berlangsung akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya tujuan pembelajaran bahasa Arab. Jika dari awal proses pembelajaran bahasa Arab ini sudah diterapkan berbagai macam strategi pembelajaran yang aktif dan menyenangkan maka tidak mustahil siswa akan semakin semangat, semakin termotivasi untuk terus belajar bahasa Arab. Karena itulah penentuan strategi yang tepat ini sangatlah penting untuk diperhatikan oleh para guru atau calon guru bahasa Arab.

4 Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Darul Hikmah Bantarsoka adalah salah satu lembaga pendidikan formal yang berada di bawah naungan Departemen Agama, dan berada di bawah naungan Yayasan Al-Hidayah MI Darul Hikmah ini memiliki beberapa keunggulan-keunggulan dalam beberapa bidang, diantaranya adalah menjadi salah satu MI Model se-kabupaten Banyumas. Yang artinya pembelajaran di MI Darul Hikmah Bantarsoka ini dijadikan sebagai MI percontohan untuk MI lain se-kabupaten Banyumas, baik dalam dalam pelajaran-pelajaran umum maupun agama. Demikian halnya untuk pembelajaran bahasa Arab, ini terbukti dengan diraihnya juara I lomba Pidato Bahasa Arab pada tahun 2007. Pelajaran bahasa Arab sesuai dengan kurikulum terbaru mulai diterapkan pada kelas IV. Namun di MI Darul Hikmah, pelajaran bahasa Arab mulai diterapkan dalam mata pelajaran tersendiri sejak kelas III. Pelajaran bahasa Arab pada kelas III ini ditujukan sebagai pengenalan atau pelatihan untuk dapat memasuki materi pelajaran bahasa Arab di kelas IV. Bahasa Arab di kelas III ini hanya diajarkan tentang mufradat dan percakapan, sementara untuk struktur kalimat mulai diajarkan di kelas IV. Adapun untuk pembelajaran bahasa Arab di MI tersebut sudah mulai ditekankan pada 4 keterampilan berbahasa yang meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis Arab, terutama adalah keterampilan berbicara. Hal ini sesuai dengan diterapkannya praktek bercakap-cakap dengan bahasa Arab dengan cara siswa mendemonstrasikan materi bahasa di depan kelas baik secara individual maupun

5 dengan berpasang-pasangan. Dengan adanya demonstrasi percakapan bahasa Arab tersebut, siswa menjadi lebih aktif dalam kelasnya. Jadi, dalam pelajaran bahasa Arab itu siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajarannya. Tentunya untuk menarik keaktifan siswa, guru bahasa Arabpun telah menyiapkan berbagai macam strategi pembelajaran yang bisa membuat siswa tertarik untuk aktif di dalam proses pembelajarannya tersebut. Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang berbagai macam strategi pembelajaran bahasa Arab bagi mereka yang berstatus sebagai pemula yang diterapkan di MI Darul Hikmah Bantarsoka. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah tersebut diatas, penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut : 1. Bagaimana proses pembelajaran bahasa Arab yang berlangsung di MI Darul Hikmah bantarsoka 2. a. Strategi apa saja yang dipergunakan oleh guru bahasa Arab di MI Darul Hikmah Bantarsoka dalam kegiatan belajar mengajar bahasa Arab b. Strategi apa yang paling dominan diterapkan di MI Darul Hikmah Bantarsoka dalam pembelajaran bahasa Arab 3. Apa alasan pemilihan strategi tersebut dan apakah ada kesesuaian antara strategi yang dominan tersebut dengan tujuan dan materi pembelajaran.

6 C. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul, maka penulis perlu untuk memberikan penegasan istilah yang berhubungan dengan judul skripsi yang penulis angkat yakni Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Bagi Pemula (Studi Deskriptif Analisis di MI Darul Hikmah Bantarsoka), sehingga apa yang dimaksudkan penulis dapat dengan mudah dipahami oleh para pembaca. 1. Strategi Strategi adalah suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan (Djamaroh, 1997: 5). Dalam pengertian lain, strategi adalah suatu rencana tentang cara-cara pendayagunaan dan penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengajaran (Slameto, 1991: 90). Diungkapkan pula oleh Sudjana (1995: 147) bahwa strategi pembelajaran adalah tindakan guru dalam melaksanakan rencana pengajaran. Tindakan guru ini berupa usaha dengan menggunakan beberapa variabel pembelajaran agar dapat mempengaruhi anak didik untuk aktif belajar dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi, strategi yang dimaksud adalah upaya atau usaha yang dilakukan oleh guru untuk dapat memperlancar proses kegiatan belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.

7 2. Pembelajaran Dijelaskan dalam bukunya Hamzah B. Uno (2006:2) yang berjudul Perencanaan Pembelajaran, bahwa pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Sedangkan menurut Dimyati (2006:157) pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa. Dalam belajar terdapat aktivitas memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pendapat lain tentang definisi pembelajaran diungkapkan oleh Oemar Hamalik (1995: 57), yakni pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan menurut E. Mulyasa (2007:255) pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. 3. Bahasa Arab Bahasa Arab adalah rumpun bahasa semit yang paling maju, sedang bahasa semit adalah bahasa yang paling maju di dunia (Umam, 1980: 9). Menurut Radliyah Zaenuddin dkk (2005: xvii) dalam bukunya yang berjudul Metodologi & Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab mengungkapkan bahwa Bahasa Arab adalah Bahasa al-qur an, bahasa komunikasi dan informasi antar umat Islam.

8 Sedangkan menurut Azhar Arsyad (2003: 2), bahasa Arab adalah bahasa yang berasal dari rumpun bahasa Semit (Semitic Language/Sami ah) dan mempunyai penutur yang terbanyak. 4. Pemula Pemula adalah orang yang memulai dan mula-mula melakukan sesuatu (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1988:597). Demikian juga dengan karya W.J.S. Poerwadarminta (1976: 660), dan Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1993: 597), keduanya mengungkapkan bahwa kata pemula itu berasal dari kata mula, yang artinya pertama, awal, pokok. Kemudian mendapat awalan pe menjadi pemula, yang artinya orang yang mulai atau mula-mula melakukan sesuatu. Dalam hal ini adalah anak usia sekolah dasar yang baru mengenyam berbagai macam mata pelajaran yang belum pernah dipelajari sebelumnya. Dalam Modul yang berjudul Materi Pokok Psikologi Pendidikan karya Noehi Nasution (1995: 43) mengungkapkan bahwa masa usia sekolah ini adalah masa matang untuk belajar, maupun masa matang untuk bersekolah. Disebut masa matang untuk belajar, karena mereka sudah mampu berusaha untuk mencapai sesuatu, di samping perkembangan aktifitas bermain yang hanya bertujuan untuk mendapatkan kesenangan pada waktu melakukan aktifitasnya itu sendiri.

9 Lebih lanjut lagi Noehi Nasution (1995: 44) mengungkapkan bahwa masa usia sekolah ini disebut juga masa intelektual atau masa keserasian bersekolah, yang mana masa ini beliau perinci lagi menjadi dua fase, yaitu: a. masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, kira-kira umur 6 atau 7 tahun sampai umur 9 atau 10 tahun b. masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar yaitu kira-kira umur 9 atau 10 tahun sampai kira-kira umur 12 atau 13 tahun. Jadi, pemula yang dimaksud penulis adalah anak-anak usia sekolah dasar yang baru mengawali belajar bahasa Arab. Pemula di sini adalah siswasiswi kelas III, IV, V, dan VI MI Darul Hikmah Bantarsoka yang memang di kelas-kelas tersebut sudah diterapkan mata pelajaran bahasa Arab. Cara pengajarannya pun disesuaikan dengan perkembangan usia dan perkembangan daya berpikir anak-anak tersebut. 5. MI Darul Hikmah Bantarsoka Adalah salah satu lembaga pendidikan formal yang setara dengan SD yang berada di bawah naungan Departemen Agama yang terletak di Desa Bantarsoka Purwokerto. Jadi judul penelitian yang penulis angkat, yakni Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Bagi Pemula maksudnya adalah upaya guru di MI Darul Hikmah Bantarsoka dalam menyajikan bahan pelajaran bahasa Arab dengan bermacam-macam langkah atau strategi yang aktif dan menyenangkan yang diberikan kepada mereka (siswa) yang baru memulai belajar bahasa Arab

10 agar mereka dapat dengan mudah menyerap, memahami dan menguasai materi pelajaran bahasa Arab yang disampaikan oleh gurunya tanpa merasa jenuh ataupun kesulitan. D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut: a. untuk mendeskripsikan tentang berbagai macam strategi yang dapat dipergunakan guna memudahkan proses penyerapan, dan pemahaman materi pelajaran bahasa Arab bagi mereka para pemula. b. untuk mendapatkan informasi mengenai strategi yang dominan diterapkan di MI Darul Hikmah Bantarsoka. c. untuk menggali informasi tentang alasan atau dasar pertimbangan dalam pemilihan strategi pembelajaran bahasa Arab. 2. Kegunaan Penelitian a. Memberi tambahan informasi kepada para pelaku pendidikan dan memberikan sumbangan pemikiran ilmiah tentang strategi yang memungkinkan untuk diterapkan dalam pembelajaran bahasa Arab, khususnya bagi mereka para pemula. b. Dapat memberikan informasi tentang bagaimana proses kegiatan pembelajaran bahasa Arab yang berlangsung di MI Darul Hikmah Bantarsoka.

c. Memberikan motivasi kepada peserta didik dengan cara menunjukkan bahwa bahasa Arab itu mudah dan menyenangkan. 11 E. Telaah Pustaka Telaah pustaka merupakan bagian yang mengungkapkan tentang teori atau hasil penelitian-penelitian yang pernah dilakukan dengan tujuan agar tidak terjadi kekeliruan dan pengulangan yang tidak perlu. Berhubungan dengan penelitian yang penulis lakukan, ada beberapa buku, pustaka dan referensi yang berkaitan dengan tema yang penulis angkat, antara lain: Radliyah Zaenuddin, dkk (2005: 51-52) dalam bukunya Metodologi dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab, menjelaskan bahwa untuk mengatasi kejenuhan dan kesulitan dalam proses pengajaran bahasa Arab, guru dalam melaksanakan tugasnya hendaknya mampu mamperkaya strategi pembelajaran yang nantinya dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Dikarenakan pembelajaran pada masa sekarang ini dipusatkan pada siswa maka dengan adanya strategi ini akan dapat membantu siswa untuk secara aktif mengikuti pelajarannya (bahasa Arab) serta mampu memecahkan masalah, menemukan ide dari materi yang diajarkan, dan adanya keseimbangan antara guru dan siswa aktif di dalam kelas. Proses pembelajaran tidak didominasi oleh guru saja. Sehingga dengan adanya strategi tersebut akan menciptakan suasana kelas yang lebih produktif, aktif dan menyenangkan dan dapat memaksimalkan hasil belajar siswa.

12 Dalam bukunya Wina Sanjaya (2006:129-133) yang berjudul Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan menambahkan bahwa dalam penggunaan strategi pembelajaran, guru harus memperhatikan dan berpedoman pada prinsip-prinsip umum dari penggunaan strategi tersebut sehingga guru bisa memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal sesuai dengan yang telah ditargetkan. Adapun penelitian-penelitian mengenai strategi pembelajaran bahasa Arab yang pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, yakni penelitian yang telah dilakukan oleh saudari Laely Kurniawati (2005) dengan skripsinya yang berjudul Strategi Pembelajaran Qira ah di MA PPPI Miftahussalam Banyumas. Di mana pembahasan skripsi tersebut memaparkan bahwa untuk pembelajaran bahasa Arab ada beberapa macam strategi, yaitu strategi pembelajaran Qira ah (membaca), Kitaabah (menulis), Istimaa (menyimak) dan Kalaam, Muhadatsah (berbicara). Semua itu di sesuaikan dengan perkembangan berpikir peserta didik. Di sini penulis lebih menitikberatkan penelitiannya kepada strategi pembelajaran Qira ah (membaca). Dan itupun di MA (Madrasah Aliyah) yang tentunya perkembangan berpikirnya sudah relatif tinggi sehingga materi pembahasannyapun lebih tinggi. Selain itu, ada pula penelitian yang dilakukan oleh saudara Slamet Pamuji (2006) dalam skripsinya yang berjudul Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif dalam Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur an di SD Negeri Kebocoran. Dalam skripsi tersebut dibahas mengenai salah satu strategi pembelajaran bahasa Arab aktif Baca Tulis Al-Qur an. Dalam skripsi tersebut diungkapkan bahwa untuk

13 mengembangkan kemampuan membaca dan menulis huruf-huruf hijaiyyah guru dituntut agar dapat memilih dan menetapkan langkah-langkah yang strategis yang dipandang efektif dan efisien. Hal tersebut ditujukan agar bahan atau materi pelajaran yang disajikan dapat diserap oleh anak didik dengan mudah dengan memperhatikan kemampuan yang dimiliki anak didik. Wahyu Nugroho (2005) dalam skripsinya yang berjudul Strategi Pembelajaran Bahasa Arab di MTs Pondok Pesantren Pendidikan Islam Miftahussalam Banyumas menjelaskan tentang strategi-strategi pembelajaran bahasa Arab yang meliputi aspek keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis, yang kesemuanya itu dibahas dalam skripsinya. Melihat betapa pentingnya mempelajari bahasa Arab serta tanggapan bahwa belajar bahasa Arab itu sulit dan dipandang sebagai momok yang menakutkan, hal ini membuat penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai strategi-strategi yang dapat dipergunakan untuk pembelajaran bahasa Arab khususnya bagi mereka siswa yang berstatus masih pemula. Adapun penelitian yang akan penulis lakukan adalah tentang Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Bagi Pemula (Studi Deskriptif Analisis di MI Darul Hikmah Bantarsoka). Dengan penelitian ini penulis harapkan nantinya dapat menjadi masukan bagi para guru atau calon guru bahasa Arab untuk dapat mempersiapkan terlebih dahulu secara matang materi serta strategi yang akan diterapkan dalam proses mengajarnya. Sehingga nantinya dapat memudahkan pencapaian target

pembelajaran bahasa Arab dan tujuan diajarkannya bahasa Arabpun akan terpenuhi. 14 F. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian yang penulis laksanakan adalah di MI Darul Hikmah Bantarsoka yang tepatnya terletak di desa Bantarsoka, Purwokerto. 2. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan (field research) yang dalam pengumpulan datanya dilakukan secara langsung dari lokasi penelitian. Pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat alami (Ali, 1992:159). Menurut Bodgan dan Tylor dalam Moleong, sebagaimana yang dikutip oleh S. Margono (2004: 36) yang dimaksud penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. 3. Objek dan Subjek Penelitian Objek dari penelitian yang penulis lakukan adalah strategi pembelajaran bahasa Arab bagi pemula yang berlangsung di MI Darul Hikmah Bantarsoka. Adapun subjek penelitiannya adalah: a. Kepala Sekolah

15 Dari kepala sekolah diperoleh informasi (data) secara akurat mengenai gambaran umum MI Darul Hikmah Bantarsoka, yang meliputi: sejarah berdirinya, letak geografis, visi dan misi, serta gambaran mengenai pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab di MI Darul Hikmah Bantarsoka. b. Guru Bahasa Arab Guru bahasa Arab merupakan pihak yang berkaitan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab, untuk itu dari guru bahasa Arab akan diperoleh data mengenai pelaksanaan strategi pembelajaran bahasa Arab bagi pemula yang diterapkan di MI Darul Hikmah Bantarsoka c. Siswa Siswa merupakan pihak yang medukung ketika penulis melakukan observasi dalam pembelajaran bahasa Arab dan siswa disini dijadikan sebagai faktor pendukung penelitian penulis. 4. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan, maka penulis menggunakan metode sebagai berikut: a. Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran (Fathoni, 2006: 104).

16 Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan proses belajar mengajar bahasa Arab, minat siswa dalam menanggapi pelajaran bahasa Arab, upaya guru dalam pengajaran bahasa Arab, dan untuk mengetahui keadaan dan letak goegrafis MI Darul Hikmah Bantarsoka. b. Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara (Fathoni, 2006:105). Metode ini penulis gunakan sebagai metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab, baik dengan kepala sekolah, guru bahasa Arab maupun siswa kelas III, IV, V dan VI yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penyelidikan. c. Dokumentasi Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya yang berjudul Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (2006: 188), mengungkapkan pengertian metode dokumentasi adalah metode mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, traskrip, prasasti, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya. Metode dokumentasi ini penulis gunakan untuk memperoleh data dari dokumen-dokumen atau arsip-arsip yang ada di lokasi penelitian, seperti halnya sejarah berdirinya, letak geografis, keadaan guru dan

17 karyawan, keadaan siswa serta sarana dan prasarana yang ada di lokasi tersebut. 5. Metode Analisis Data Metode analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan makna data atau fenomena yang dapat ditangkap oleh peneliti dengan mengajukan bukti-buktinya baik melalui observasi, interview/wawancara ataupun dokumentasi (M. Ali,1992: 161). Agar data yang terkumpul sesuai dengan kerangka kerja atau fokus permasalahan penulis, maka dalam menganalisa data penulis menggunakan teknik triangulasi data. Teknik ini digunakan untuk menganalisis data hasil wawancara dengan subjek utama (guru bahasa Arab) dan subjek penunjang (kepala sekolah). Dalam mencari data penulis akan mengakumulasikan pendapat dari beberapa subjek. Selain itu, teknik ini juga digunakan untuk membandingkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan data yang diperoleh dari hasil observasi atau dengan melihat dokumen-dokumen yang ada. Jika terdapat kesamaan terhadap data yang diperoleh maka dapat diambil kesimpulan secara langsung. Namun jika terdapat perbedaan antara subjek yang satu dengan yang lain dalam suatu masalah tertentu maka data tersebut akan dianalisis secara objektif sehingga diperoleh data yang valid. Triangulasi data yang penulis pergunakan tersebut yakni meliputi: a. Reduksi Data

18 Adalah proses memilih, menyederhanakan, memfokuskan, mengabstraksi dan mengubah data kasar ke dalam catatan lapangan (M. Ali, 1992: 167). Dalam penelitian yang penulis lakukan, data yang direduksi adalah data yang terkait dengan pelaksanaan strategi pembelajaran bahasa Arab bagi pemula, yakni strategi pembelajaran unsur bahasa dan strategi pembelajaran keterampilan berbahasa Arab serta dasar atau alasan pemilihan strategi pembelajaran. b. Display Data Adalah suatu cara merangkai data dalam suatu organisasi yang memudahkan untuk pembuatan kesimpulan dan/tindakan yang diusulkan (M. Ali, 1992: 167). Dengan demikian, display data yang dimaksudkan adalah sekumpulan informasi dalam bentuk teks naratif yang telah disusun, diatur, dan diringkas dalam bentuk kategori-kategori sehingga makna yang terkandung di dalamnya mudah dipahami. Dalam penelitian, data yang disajikan adalah data yang terkait dengan strategi pembelajaran bahasa Arab bagi pemula yang diantaranya yaitu: 1) proses pelaksanaan strategi pembelajaran bahasa Arab 2) strategi yang dominan diterapkan di MI Darul Hikmah Bantarsoka 3) alasan atau dasar pertimbangan pemilihan strategi, prinsip-prinsip penggunaan strategi serta langkah-langkah dalam menyajikan strategi untuk pembelajaran bahasa Arab.

19 c. Konklusi Adalah menarik kesimpulan. Dari reduksi data dan penyajian data yang dilakukan oleh peneliti maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data yang nantinya penulis peroleh dan penulis deskripsikan dalam skripsi ini adalah mengenai gambaran proses pembelajaran bahasa Arab di MI Darul Hikmah yang di dalamnya terdapat penerapan-penerapan strategi dalam pengajaran bahasa Arab, baik tentang strategi yang dominan, juga alasan atau dasar pertimbangan pemilihan strategi pembelajaran bahasa Arab oleh guru bahasa Arab di MI Darul Hikmah Bantarsoka. Kemudian setelah pemaparan pada reduksi data, display data dan konklusi dilakukan, maka dibutuhkan deskripsi analisis data. Untuk melakukan deskripsi analisis data, maka peneliti menggunakan metode berpikir: 1) Deduktif Yaitu metode berpikir yang berangkat dari kebenaran yang bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus (Sutrisno Hadi, 2001: 42). 2) Induktif Yaitu metode berpikir yang dimulai dari pengetahuan yang bersifat khusus. Dengan kata lain kesimpulan diambil dari fakta-fakta yang bersifat khusus kemudian digeneralisasikan (Soetrisno Hadi, 2001:42). G. Sistematika Penulisan

20 Secara garis besar, skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu : bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir. Bagian Awal Skripsi meliputi halaman formalitas, yaitu halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran. Bagian utama skripsi memuat pokok-pokok permasalahan yang terdiri dari bab I sampai bab V, yaitu : Bab I merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, penegasan istilah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. Bab II berisi tiga pembahasan. Yang pertama yaitu pembahasan tentang pebelajar pemula yang meliputi pebelajar pemula, karakteristik pemula, dan prosedur pengajarannya; yang kedua adalah pembahasan mengenai strategi pembelajaran bahasa Arab, dan yang ketiga adalah pembahasan tentang permainan dan modifikasi strategi dalam pembelajaran bahasa Arab. Bab III menguraikan tentang gambaran umum Madarasah Ibtidaiyyah (MI) Darul Hikmah Bantasoka yang meliputi: sejarah berdiri, letak geografis, visi dan misi, keadaan guru, siswa dan karyawan, sarana dan prasarana, serta gambaran umum pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab. Bab IV merupakan bab yang menyajikan data hasil penelitian dan analisis data hasil penelitian yang berupa proses pembelajaran bahasa Arab di MI Darul Hikmah Bantarsoka, strategi yang dominan diterapkan di MI Darul Hikmah Bantarsoka, materi pembelajaran bahasa Arab di MI Darul Hikmah Bantarsoka,

21 tujuan pembelajaran bahasa Arab di MI Darul Hikmah Bantarsoka, dan analisis kesesuaian strategi dengan tujuan, materi dan jenjang pendidikan. Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan, saran-saran dan penutup. Sedangkan bagian akhir dari skripsi ini meliputi daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup.