PENDUGAAN UMUR SIMPAN DODOL NANAS (Ananas comosus L.) YANG DIKEMAS DENGAN EDIBLE FILM TAPIOKA DIBANDINGKAN PENGEMAS LAINNYA TUGAS AKHIR

dokumen-dokumen yang mirip
I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. dan termasuk ke dalam famili Solanacea. Buahnya merupakan sumber vitamin

PENDUGAAN UMUR SIMPAN DODOL NANAS (Ananas comosus L.) DENGAN PENGEMAS EDIBLE FILM TAPIOKA ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. jenang terbuat dari tepung ketan, santan, dan gula tetapi kini jenang telah dibuat

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

1. PENDAHULUAN. Jenis makanan basah ataupun kering memiliki perbedaan dalam hal umur simpan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: Latar belakang, Identifikasi masalah,

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah jenis tanaman sayur umbi

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah

PENDUGAAN MASA KADALUWARSA DENDENG LUMAT IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) PADA KEMASAN ALUMINIUM FOIL. Oleh

PENGOLAHAN DODOL DURIAN SEBAGAI SALAH SATU PRODUK KHAS MALUKU PROCESSING OF DODOL DURIAN AS OF MOLUCCAS SPECIAL PRODUCT

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman adalah salah satu industri yang. agar produk akhir yang dihasilkan aman dan layak untuk dikonsumsi oleh

I. PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. bawang putih, dan asam jawa. Masing-masing produsen bumbu rujak ada yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu jenis buah yang akhir-akhir ini populer adalah buah naga. Selain

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDUGAAN UMUR SIMPAN PRODUK PANGAN

mempengaruhi atribut kualitas dari produk tersebut (Potter, 1986). Selama proses

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subtitusi pati ganyong pada

I. PENDAHULUAN. dan dikenal dengan nama latin Cucurbita moschata (Prasbini et al., 2013). Labu

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup murah. Selain itu, jambu biji juga memiliki khasiat untuk

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

I. PENDAHULUAN. tahun. Menurut data FAO (2008), pada tahun konsumsi kentang. di Indonesia adalah 1,92 kg/kapita/tahun.

KAJIAN PENENTUAN UMUR SIMPAN PRODUK WAFER STICK MAKALAH KOMPREHENSIF

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura.

TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN Interaksi Bahan dan Teknologi Pengemasan

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

SHELF LIFE OF Spirulina BISCUIT WITH DIFFERENT PACKAGING By: ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARAKTERISTIK EDIBLE FILM BERBAHAN DASAR KULIT DAN PATI BIJI DURIAN (Durio sp) UNTUK PENGEMASAN BUAH STRAWBERRY

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk menyelamatkan harga jual buah jambu getas merah terutama

I. PENDAHULUAN. Kemasan memiliki fungsi utama untuk melindungi produk dari kerusakan

PENGARUH PENGGUNAAN EDIBLE COATING TERHADAP SUSUT BOBOT, ph, DAN KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK BUAH POTONG PADA PENYAJIAN HIDANGAN DESSERT ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. berjalan berdampingan. Kedua proses ini menjadi penting karena dapat

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buahnya. Dilihat dari bentuk daun dan buah dikenal ada 4 jenis nanas, yaitu Cayene

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai macam umbi-umbian dapat dipergunakan sebagai sumber. kalori/karbohidrat, salah satunya adalah singkong. Singkong kaya akan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

PENDUGAAN UMUR SIMPAN PADA PENYIMPANAN DINGIN TEMPE KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) DENGAN PENGEMASAN VAKUM MENGGUNAKAN MODEL ARRHENIUS

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Pengembangan komoditi perkebunan menempati prioritas yang tinggi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Manisan merupakan salah satu makanan tradisional yang sudah tidak asing

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya selera masyarakat pada jajanan yang enak dan tahan lama

KAJIAN KARAKTERISTIK EDIBLE FILM TAPIOKA DAN GELATIN DENGAN PERLAKUAN PENAMBAHAN SORBITOL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. komposisi senyawanya terdiri dari 40% protein, 18% lemak, dan 17%

BAB I PENDAHULUAN. makanan dari kerusakan. Kemasan makanan di masa modern sudah

PENENTUAN KADALUWARSA PRODUK PANGAN

KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI

Herry Kurniawan 1), Suparmi 2), Sumarto 2) Abstract

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. pemasok utama kakao dunia dengan persentase 13,6% (BPS, 2011). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi

Analisis Kandungan Mikroba Pada Permen Soba Alga Laut Kappaphycus Alvarezii Selama Penyimpanan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

Sucipta, MP sebagai pembimbing I dan Dr. Ir. Pande Ketut Diah Kencana, MS. sebagai pembimbing II. ABSTRAK

PENDUGAAN UMUR SIMPAN PRODUK NUGGET IKAN DENGAN MERK DAGANG Fish Nugget So Lite. Shelf Life Estimation of So Lite Fish Nugget

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

I. PENDAHULUAN. ketersediaan air, oksigen, dan suhu. Keadaan aerobik pada buah dengan kadar

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

PENDUGAAN MASA KADALUSA DENGDENG LUMAT IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) Oleh. Elita Survani Gultom 1), Dahlia 2), Suparmi 2)

I. PENDAHULUAN. tidak rata karena mata tunas dan warna daging dari putih hingga kuning

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

SHELF LIFE ESTIMATION OF CORN COOKIES PACKED IN OPP-PP AND METALIZED PLASTIC USING ACCELERATED SHELF-LIFE TESTING METHOD-ARRHENIUS EQUATION SKRIPSI

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULAN

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

PAPER BIOKIMIA PANGAN

PENAMBAHAN SORBITOL PADA JENANG DODOL : KARAKTERISTIK SENSORIS DAN PERUBAHAN KUALITAS SELAMA PENYIMPANAN

pangan fungsional yang beredar di pasaran. Salah satu pangan fungsional yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. permen soba alga laut Kappaphycus alvarezii disajikan pada Tabel 6.

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan

I. PENDAHULUAN. dicampur dengan tapioka dan bumbu yaitu: santan, garam, gula, lada, bawang

Pengeringan Untuk Pengawetan

I. PENDAHULUAN. sebagai bahan utamanya dan bumbu pelengkap seperti terasi, garam, asam jawa.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Llatar Belakang, (2) Identifikasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

sebesar 15 persen (Badan Pusat Statistik, 2015).

III. TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

Transkripsi:

PENDUGAAN UMUR SIMPAN DODOL NANAS (Ananas comosus L.) YANG DIKEMAS DENGAN EDIBLE FILM TAPIOKA DIBANDINGKAN PENGEMAS LAINNYA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Sidang Tugas Akhir Program Studi Teknologi Pangan Oleh : Shelvi Putri Ayu 12.302.0069 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2016

ABSTRACK The use of plastic as a packaging has been inseparable from everyday life, including used for food packaging. Along with the increased plastics as packaging, raised other problems encountered, which produces plastic bins belonging to the non-organic waste and the bins were very harmful to the environment because it takes time and a long process to degrade naturally not only in soil but also in water. The purpose of this reaserch was to known the shelf live of pineapple which packed by Edible Film tapioca, and then to known how good the costumer acceptance consuption. The benefit of this reaserch been expected could given scientific informations about the shelf live of pineapple dodol packed by edible film tapioca, so that it could reduce plastical packaging as food packaging, and also could been promotion of biodegradable packaging. The reasech methode used for determining the shelf life was ASLT methode with Arrhenius approached. The preliminary study was conducted to obtain the best type of plastic to be used as a control parameter based on primary research with peroxide content. The preliminary study phase two was conducted to obtain a critical point of pineapple dodol s shelf life. The result of the shelf life of pineapple dodol, obtained on the parameters water content and total fungi-yeast for Edible films tapioca packed had been longer shelf life than controls, while the parameters of peroxide content and Aw parameters for edible films tapioca packed had been more briefly of shelf life than controls, but overall the difference between the edible film tapioca and controls had been not very significant shelf life. Overall pineapple dodol packed with edible film tapioca had a shelf life for 71 days when stored at 27 o C. The organoleptic test resulted showed that overall pineapple dodol packed by edible film tapioca could been accepted bu the customers. Key word : shelf life, edible film tapioca, pineapple dodol

BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : 1. Latar Belakang Penelitian, 2. Identifikasi Masalah, 3. Maksud dan Tujuan Penelitian, 4. Manfaat Penelitian, 5. Kerangka Pemikiran, 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. 1.1. Latar Belakang Penelitian Dodol merupakan salah satu jenis makanan tradisional yang cukup populer di Indonesia. Pada umumnya dodol dibuat dari bahan baku tepung ketan, gula merah dan santan kelapa yang di didihkan sampai kental. Makanan ini memiliki rasa manis dan gurih, berwarna coklat dan bertekstur lunak sehingga digolongkan sebagai makanan semi basah. Dodol termasuk jenis makanan setengah basah (Intermediate Moisture Food) yang mempunyai kadar air 10-40%; Aw 0,65-0,85; bertekstur lunak, mempunyai sifat elastis, dapat langsung dimakan, tidak memerlukan pendinginan dan tahan lama selama penyimpanan (Astawan dan Wahyuni, 1991) Perkembangan pembuatan bahan dasar dodol saat ini tersedia dari bahanbahan umum seperti gula, santan, dan tepung ketan dan adapula yang ditambah dengan campuran buah-buahan seperti nanas. Buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) Nanas merupakan salah satu tanaman buah yang banyak dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis. Tanaman ini mempunyai banyak manfaat terutama pada buahnya. Selain itu potensi pengembangan nanas juga terbuka untuk nanas segar dan produk

olahannya, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun untuk memenuhi permintaan ekspor (Kementrian Riset dan Teknologi, 2000). Buah nanas bersifat mudah rusak yang diakibatkan kandungan airnya cukup tinggi. Oleh sebab itu diperlukan penanganan pasca panen yang tepat, salah satu bentuk pengolahan nanas yaitu pengolahan menjadi dodol nanas. Nanas yang diolah menjadi dodol diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah dan masa simpan nanas. Rasa buah nanas pun khas, yaitu manis sampai agak masam menyegarkan. Di samping itu, buah nanas banyak mengandung air, gula, serat, yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan dodol (Collins, 1960). Karakteristik dodol secara fisik memiliki tekstur yang kenyal dan lengket, dengan cita rasa manis gurih. Makanan yang disimpan dapat mengalami kerusakan, dimana kerusakan tersebut dapat menyebabkan makanan atau minuman menjadi tidak layak untuk dikonsumsi akibat penurunan mutu yang diantaranya meliputi penurunan nilai gizi, penyimpangan warna, perubahan rasa dan bau, serta adanya pembusukan (Syarief dan Halid, 1993). Kerusakan yang terjadi pada dodol setelah disimpan adalah mudah tumbuhnya jamur dan timbulnya rasa tengik. Maka dari itu, diperlukan pengemas yang baik yang dapat memperpanjang masa simpan dodol. Pengunaan plastik sebagai pengemas sudah tidak dapat terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, termasuk digunakan untuk kemasan makanan. Hal ini terjadi karena plastik merupakan bahan pembungkus makanan yang murah, mudah didapat dan tahan lama (Estiningtyas 2010). Dodol yang dijual di pasaran pun sudah banyak yang menggunakan plastik sebagai bahan pengemasnya.

Seiring dengan bertambahnya penggunaan plastik sebagai pengemas, timbul permasalahan lain yang dihadapi, yaitu plastik menghasilkan sampah yang tergolong dalam sampah nonorganik dan sangat berbahaya bagi lingkungan karena membutuhkan waktu dan proses yang lama untuk dapat diuraikan secara alami di tanah maupun di air (Sinaga 2013). Permasalahan ini menimbulkan kepedulian terhadap lingkungan semakin tinggi dengan muncul inovasi bahan pengemas untuk mengurangi pemakaian kemasan plastik, termasuk sebagai pengemas makanan. Sebagai pengganti, telah dikembangkan plastik biodegradable yang dapat digunakan untuk mengemas makanan. Plastik biodegradable adalah plastik yang dapat hancur terurai oleh aktivitas mikroorganisme (Tri Joko Her Riadi, 2007). Jenis biodegradable film ada yang dapat dimakan (edible), yang sering disebut dengan Edible film. Edible film adalah kemasan seperti lapisan tipis yang dibuat dari bahan yang dapat dimakan, terdiri dari komponen makanan yang berfungsi sebagai barrier terhadap transfer massa, misalnya kelembaban, oksigen, lipid dan zat terlarut (Bash 2015). Edible merupakan salah satu produk olahan dari hidrokoloid seperti protein, polisakarida (pektin, gum, pati), lemak dan campurannya yang berupa lapisan tipis dan dapat melekat atau menutupi bahan pangan dan menjaga kesegaran dan keawetannya (Krochta, 1994). Aplikasi Edible film pada pengemasan dodol nanas berbasis mocaf ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kerusakan pada dodol serta tingkat kesukaan konsumen terhadap dodol yang dikemas dengan kemasan biodegradable.

Penelitian ini merupakan sebuah pengkajian jenis pengemas yang cocok untuk dodol nanas, sehingga digunakan eksperimen menggunakan jenis pengemas berbeda berdasarkan pada perbandingan jenis pengemas dan dilihat dari parameter secara fisik, kimia dan mikrobiologi. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan pada uraian latar belakang penelitian di atas maka masalah yang dapat diidentifikasi dari penelitian ini adalah umur simpan dodol nanas yang dikemas dengan Edible film tapioka dan bagaimana pengaruh penggunaan Edible film pada penerimaan konsumen terhadap dodol yang dikemas dengan Edible film. 1.3. Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui umur simpan dodol nanas yang dikemas dengan Edible film tapioka berdasarkan karakteristik fisik, kimia dan mikrobiologi yang diamati serta penerimaan konsumen terhadap dodol nanas yang dikemas dengan menggunakan Edible film. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan umur simpan dodol nans yang dikemas dengan Edible film tapioka, serta penerimaan konsumen terhadap dodol nanas yang dikemas menggunakan Edible film. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain: a. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah yang bermanfaat tentang umur simpan dodol yang dikemas oleh Edible film tapioka.

b. Diharapkan inovasi penggunaan pengemas Edible film dapat mengurangi penggunaan plastik sebagai pengemas, sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan oleh sampah plastik. c. Hasil penelititan ini dapat dijadikan sebagai promosi penggunaan Edible film sebagai pengemas makanan kepada masyarakat luas. d. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan landasan oleh produsen mengenai batas umur simpan dodol nanas dengan penggunakan jenis pengemas yang berbeda. 1.5. Kerangka Pemikiran Kusumawati (2013) menyatakan bahwa dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan masalah lingkungan, memicu kenaikan permintaan kemasan biodegradable yang mampu menjamin keamanan produk pangan. Edible film merupakan suatu lapisan tipis yang melapisi bahan pangan dan layak dikonsumsi, serta dapat terdegradasi oleh alam secara biologis. Rachmawati (2009), sebuah pelapisan yang ideal didefenisikan sebagai salah satu cara untuk memperpanjang umur simpan makanan tanpa menyebabkan keadaan anaerobik dan mengurangi kualitas makanan. Selain itu Edible film dapat digunakan untuk mengurangi kehilangan air. Krochta (1994), menyatakan bahwa edible merupakan salah satu produk olahan dari hidrokoloid seperti protein, polisakarida (pektin, gum, pati), lemak dan campurannya yang berupa lapisan tipis dan dapat melekat atau menutupi bahan pangan dan menjaga kesegaran dan keawetannya.

Sinaga (2013), menyatakan bahwa penambahan tapioka berpengaruh pada sifat fisik Edible film. Evi Suliastini menyimpulkan bahwa penambahan tapioka pada pembuatan Edible film dapat meningkatakan sifat keelastisan dan tidak rapuh untuk dimanfaatkan sebagai bahan pengemas makanan. Menurut Ehsan (2015), pengemasan dengan menggunakan film dapat menghambat perpindahan oksigen, sehingga dapat memperpanjang umur simpan produk pangan. Menurut Quintavalla et al. (2002) Edible film digunakan sebagai pelapis untuk memperpanjang usia simpan atau biasa disebut dengan active food packaging, yaitu penghalang untuk oksigen, air, emisi etanol dan aktivitas mikroba. Menurut Rungsinee (2007), oksigen adalah faktor terkuat yang dapat menyebabkan terjadinya reaksi oksidasi, yang dapat diamati dengan terjadinya perubahan rasa, warna, aroma dan penurunan kandungan nutrisi pangan. Hui (2006) menyatakan bahwa kadar air makanan merupakan titik penting untuk menjaga kesegaran, mengontrol pertumbuhan mikroba, dan tekstur yang baik, Edible film dapat mengontrol Aw (water activity) melalui pelepasan atau penerimaan air. Menurut Arpah (2001), penyimpangan suatu produk dari mutu awalnya disebut deteriorasi. Produk pangan mengalami deteriorasi segera setelah diproduksi. Reaksi deteriorasi dimulai dengan kontak produk dengan udara, oksigen, uap air, cahaya, atau akibat perubahan suhu. Tingkat deteriorasi produk

dipengaruhi oleh lingkungan penyimpanan seperti suhu lingkungan, kelembaban lingkungan, kadar Aw bahan, dan lain sebagainya. Menurut Buckle et. al (1996), sampai saat ini, suhu rendah selalu digunakan untuk memperlambat kecepatan perubahan biokimia dan fisiko-kimia yang menyebabkan terjadinya kerusakan pada produk olahan pangan. Menurut Syarief dan Halid (1993), suhu penyimpanan sangat berpengaruh terhadap masa kadaluarsa, semakin tinggi suhu penyimpanan suatu bahan pangan, reaksi-reaksi yang terjadi akan semakin cepat, dengan begitu semakin cepat waktu kadaluarsanya. Jika suhu penyimpanan relatif stabil dari waktu ke waktu, maka dapat digunakan persamaan Arrhenius sebagai berikut : k = ko.e -E/RT Dimana : k = Konstanta penurunan mutu ko E T R = Konstanta (tidak tergantung suhu) = Energi aktivasi = Suhu mutlak (C+273) = Konstanta gas 1,986 kal/mol 1.6. Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian diatas maka dapat diduga bahwa Edible film tapioka dapat digunakan untuk mengemas makanan semi basah seperti dodol nanas. 1.7. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September di Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Subang.