Produksi Biofuel dari Minyak Kelapa Sawit dengan Katalis Au/HZSM-5 dan Kompositnya

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBUATAN KATALIS HZSM-5 DENGAN IMPREGNASI LOGAM PALLADIUM UNTUK PERENGKAHAN MINYAK SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan pemenuhan energi semakin meningkat seiring dengan

Rekayasa Katalis Ni/Zn-HZSM-5 untuk Memproduksi Biofuel dari Minyak Bintaro

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PERENGKAHAN KATALITIK MINYAK SAWIT UNTUK MENGHASILKAN BIOFUEL

Oleh : ENDAH DAHYANINGSIH RAHMASARI IBRAHIM DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ir. Achmad Roesyadi, DEA NIP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian

UJI KARAKTERISTIK PADA PREPARASI KATALIS Zn/ZEOLIT

Perengkahan Katalitik Asam Oleat Untuk Menghasilkan Biofuel Menggunakan HZSM-5 Sintesis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perengkahan Katalitik Palm Fatty Acid Distillate Menjadi Biofuel

Perengkahan Katalitik Palm Fatty Acid Distillate Menjadi Biofuel Dengan Katalis Fe/Zeolit

Perengkahan Katalitik Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) Menghasilkan Biofuel Menggunakan Katalis FeMo/Zeolit ABSTRACT

Perengkahan Katalitik Palm Fatty Acid Distillate untuk Menghasilkan Biofuel Menggunakan Katalis Cu/Zeolit Alam

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Perengkahan Katalitik Minyak Goreng Bekas Untuk Produksi Biofuel Menggunakan Katalis Cu/Zeolit. Benny Saputra, Ida Zahrina, Yelmida

Jayan Adhi Wiguna, Fajril Akbar, Ida Zahrina

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pembuatan Biofuel dari Minyak Kelapa Sawit melalui Proses Hydrocracking dengan Katalis Ni- Mg/γ-Al 2 O 3

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PRODUKSI BIOFUEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN KATALIS PADAT CaO/γ-Al 2 O 3 dan CoMo/γ-Al 2 O 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

Sintesis Biogasoline dari CPO Melalui Reaksi Perengkahan Katalitik pada Fasa Gas

PERENGKAHAN KATALITIK MINYAK JELANTAH UNTUK MENGHASILKAN BIOFUEL MENGGUNAKAN KATALIS NI- MO/ZEOLIT

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi meningkat seiring dengan meningkatnya perkembangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KONVERSI KATALITIK MINYAK SAWIT UNTUK MENGHASILKAN BIOFUEL MENGGUNAKAN SILIKA ALUMINA DAN HZSM-5 SINTESIS

Studi Pengaruh Logam Aktif Mo Terhadap Karakteristik Dan Aktivitas Katalis Bimetal Mo-Ni/ZAAH Dalam Perengkahan Metil Ester Minyak Sawit

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Konsumsi bahan bakar minyak tahun 2005 (juta liter) (Wahyudi, 2006)

Hidrorengkah metil ester asam lemak (MEPO)... (Lina Mahardiani, dkk) HIDRORENGKAH METIL ESTER ASAM LEMAK (MEPO) MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM TERAKTIVASI

Hendra Haogododo Harefa, Ida Zahrina, Elvi Yenie

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X PEMAKAIAN MICROWAVE UNTUK OPTIMASI PEMBUATAN ZEOLIT SINTETIS DARI ABU SEKAM PADI

Pembuatan Biofuel dari Minyak Nyamplung (Calophyllum inophyllum L) Melalui Proses Hydrocracking dengan Katalis Ni-Mo/Zeolit

HIDRORENGKAH FRAKSI BERAT MINYAK BUMI MENGGUNAKAN KATALIS LEMPUNG TERPILAR ALUMINIUM BERPENGEMBAN NIKEL

Pemanfaatan Bentonit Dan Karbon Sebagai Support Katalis NiO-MgO Pada Hidrogenasi Gliserol

AKTIVITAS KATALIS CR/ZEOLIT ALAM PADA REAKSI KONVERSI MINYAK JELANTAH MENJADI BAHAN BAKAR CAIR

Perengkahan Katalitik Minyak Goreng Bekas Untuk Produksi Biofuel Menggunakan Katalis Ni/Zeolit. Gatot Putra Bachtas, Ida Zahrina, Yelmida

PEMBUATAN ZEOLIT Y DAN USY UNTUK KOMPONEN AKTIF KATALIS PERENGKAHAN

HIDRORENGKAH FRAKSI ASPALTEN DARI ASPAL BUTON MENJADI FRAKSI BENSIN DAN DIESEL MENGGUNAKAN KATALIS NI-MO/ZEOLIT ALAM AKTIF

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN SKRIPSI PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN KATALIS PADAT BERPROMOTOR GANDA DALAM REAKTOR FIXED BED

SINTESIS KATALIS ZSM-5 MESOPORI DAN AKTIVITASNYA PADA ESTERIFIKASI MINYAK JELANTAH UNTUK PRODUKSI BIODISEL

Perengkahan Asam Lemak Sawit Distilat Menjadi Biofuel Menggunakan Katalis Ni/Zeolit Dengan Variasi Temperatur Reaksi dan Rasio Umpan/Katalis

Proses Katalitik Sintesis Hidrokarbon Fraksi Bensin dari Minyak Sawit Menggunakan Katalis B 2 O 3 /Zeolit

PEMBUATAN DIETIL ETER DENGAN BAHAN BAKU ETANOL DAN KATALIS ZEOLIT DENGAN METODE ADSORBSI REAKSI

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

ESTERIFIKASI ASAM LEMAK BEBAS DALAM MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN KATALIS H-ZSM-5 MESOPORI DENGAN VARIASI WAKTU AGING

Perengkahan PFAD (Palm Fatty Acid Distillate) Dengan Katalis Zeolit Sintesis Untuk Menghasilkan Biofuel

Oleh : Herlina Damayanti Isni Zulfita Pembimbing : Dr. Lailatul Qadariyah, ST., MT

4 Hasil dan Pembahasan

ZAHRA NURI NADA YUDHO JATI PRASETYO

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

Sintesis ZSM-5 Mesopori menggunakan Prekursor Zeolit Nanocluster : Pengaruh Waktu Hidrotermal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. M yang berupa cairan berwarna hijau jernih (Gambar 4.1.(a)) ke permukaan Al 2 O 3

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi plastik dalam kehidupan sehari-hari semakin meningkat selama

I. PENDAHULUAN. aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

KIMIA FISIKA (Kode : C-06) PREPARASI, KARAKTERISASI, DAN UJI PERFORMA KATALIS Ni/ZEOLIT DALAM PROSES CATALYTIC CRACKING MINYAK SAWIT MENJADI BIOFUEL

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L) DENGAN REAKSI TRANSESTERIFIKASI MENGGUNAKAN KATALIS KI/H-ZA BERBASIS ZEOLIT ALAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

KONVERSI KATALITIK GLYCEROL MENJADI ACETOL (HYDROXI-2 PROPANON) Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA

Butadiena, HCN Senyawa Ni/ P Adiponitril Nilon( Serat, plastik) α Olefin, senyawa Rh/ P Aldehid Plasticizer, peluas

PROSES PERENGKAHAN ASAM OLEAT BASIS MINYAK SAWIT MENJADI FRAKSI GASOLINE DENGAN KATALIS HZSM-5

Sri Hidayanti, Yelmida, Zultiniar

PERENGKAHAN FRAKSI BERAT MINYAK BUMI MENGGUNAKAN Ni-H-FAUJASIT DARI ABU LAYANG BATU BARA

I. PENDAHULUAN. Salah satu tantangan besar yang dihadapi secara global dewasa ini adalah krisis

AKTIVITAS KATALIS K 3 PO 4 /NaZSM-5 MESOPORI PADA TRANSESTERIFIKASI REFINED PALM OIL (RPO) MENJADI BIODIESEL

Pengaruh Kadar Logam Ni dan Al Terhadap Karakteristik Katalis Ni-Al- MCM-41 Serta Aktivitasnya Pada Reaksi Siklisasi Sitronelal

BAB I PENDAHULUAN I.1.

SINTESIS ADITIF OCTANE BOOSTER DARI MINYAK BIJI KARET DENGAN PROSES PERENGKAHAN KATALITIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebelum mengenal bahan bakar fosil, manusia sudah menggunakan biomassa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH SIFAT KEASAMAN KATALIS ZOLITE Y PADA PROSES KONVERSI LIMBAH PLASTIK MENJADI BAHAN BAKAR CAIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KIMIA FISIKA (Kode : C-15) MODIFIKASI ZEOLIT ALAM MENJADI MATERIAL KATALIS PERENGKAHAN

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pada senyawa berukuran atau berstruktur nano khususnya dalam

Prarancangan Pabrik Hidrorengkah Aspal Buton dengan Katalisator Ni/Mo dengan Kapasitas 90,000 Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

HIDRODESULFURISASI TIOFEN MENGGUNAKAN KATALIS CoMo/H-ZEOLIT Y

ARTIKEL ILMIAH. Oleh Lisa Purnama A1C112014

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi di dunia khususnya dari bahan bakar fosil yang

Kinerja Katalis Zeolit Sintetik ZSM-5 Al 2 O 3 dalam Reaksi Perengkahan Minyak Sawit Menjadi Hidrokarbon Fraksi Gasoline

K. D. Nugrahaningtyas, et al., ALCHEMY jurnal penelitian kimia, vol. 11 (2015), no. 2, hal

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. cahaya matahari.fenol bersifat asam, keasaman fenol ini disebabkan adanya pengaruh

Hidrogenasi Katalitik Metil Oleat Menggunakan Katalis Ni/Zeolit dan Reaktor Sistem Fixed Bed. Dewi Yuanita Lestari 1, Triyono 2 INTISARI

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumber energi alternatif saat ini terus digiatkan dengan tujuan

I. PENDAHULUAN. berbeda menjadi material baru yag memiliki sifat yang lebih baik dari material

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fisik Universitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METANOLISIS MINYAK KOPRA (COPRA OIL) PADA PEMBUATAN BIODIESEL SECARA KONTINYU MENGGUNAKAN TRICKLE BED REACTOR

KIMIA FISIKA (Kode : C-11) PEMECAHAN BERKATALIS (CATALYTIC CRACKING) DARI MINYAK SAWIT MENJADI BAHAN BAKAR PENGGANTI

BAB 4 DATA DAN ANALISIS

I. PENDAHULUAN. Saat ini biomassa telah banyak menarik perhatian para peneliti. Hal ini

PENGARUH TEMPERATUR DAN KONSENTRASI KATALIS PADA CRACKING CANGKANG SAWIT MENJADI CRUDE BIO-FUEL

BAB I PENDAHULUAN. Sejak krisis minyak pada pertengahan 1970-an, harga bahan bakar minyak

PEMBUATAN BIODIESEL TANPA KATALIS DENGAN AIR DAN METHANOL SUBKRITIS

PEMBUATAN BIOFUEL DARI PALM OLEIN DENGAN PROSES THERMAL CATALYTIC CRACKING MENGGUNAKAN KATALIS ZSM-5 SKRIPSI

Regenerasi Katalis Ni-Zeolit Alam Aktif Untuk Hidrocracking Minyak Jarak Pagar

Hidrocracking Tir Batubara Menggunakan Katalis Ni-Mo-S/ZAA untuk Menghasilkan Fraksi bensin dan Fraksi Kerosin

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 12) ISSN: 21-9271 B-142 Produksi Biofuel dari Minyak Kelapa Sawit dengan Katalis Au/HZSM- dan Kompositnya Tillotama A S, Nurjannah, dan Danawati HP Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 6111 E-mail: itsa12@yahoo.com Abstrak - Semakin meningkatnya kebutuhan dan konsumsi bahan bakar minyak menyebabkan cadangan minyak bumi semakin menipis sehingga perlu adanya pengembangan bahan lain sebagai sumber bahan bakar alternatif yang dapat menggantikannya. Salah satu produk energi alternatif yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui adalah biofuel. Perubahan minyak sawit menjadi biofuel salah satunya adalah dengan proses perengkahan katalitik. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi masalah tersebut dimana dalam penelitian ini akan dipelajari kondisi operasi dan unjuk kerja katalis Au/HZSM- sintetis dan kompositnya pada reaksi perengkahan minyak sawit menjadi biofuel. Penelitian ini diharapakan mampu menghasilkan teknologi pembuatan katalis baru dan teknologi proses baru dalam proses produksi biofuel pada proses perengkahan katalitik asam palmitat dari minyak sawit. Pada penelitian ini biofuel telah berhasil diperoleh pada proses perengkahan minyak sawit menggunakan katalis Au/HZSM- sintetis dan kompositnya pada berbagai temperatur dan laju alir gas N 2. Penelitian dilakukan dengan tiga tahapan yaitu sintesa katalis, karakterisasi katalis dan proses perengkahan katalitik. Au/HZSM- disintesa dengan metode Plank dan katalis komposit disentesa berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Qjang Tang et all. Hasil yang telah berhasil disintesa dikarakterisasi dengan Energy Difraction X-Ray (EDX), X-Ray Difraction (XRD) dan Brunaur Emmet Teller (BET). Dari hasil karakterisasi dapat disimpulkan bahwa katalis yang telah disintetis telah memenuhi syarat untuk digunakan sebagai katalis pada proses perengkahan. Proses perengkahan katalitik dilakukan dalam suatu mikroreaktor fixed bed dengan berat katalis yang digunakan sebanyak 2 gram dan proses perengkahan dimulai saat gas N 2 dialirkan selama 6 menit. Proses perengkahan dilakukan pada variasi temperatur - C dan laju alir gas N 2 9-4 ml/min. Hasil perengkahan dianalisa dengan metode gas kromatografi. Hasil yang diperoleh untuk katalis Au/HZSM- yield tertinggi kerosene 2,24%, gasoline 1,69% dan diesel,71% pada temperatur reaktor C dengan laju alir gas N 2 9 ml/min. Untuk katalis Komposit (HZSM-/MCM-41) yield tertinggi diesel 26,3%, kerosene 19,26% dan gasoline 6,41% pada temperatur 4 C laju alir ml/min serta pada temperatur C dengan laju alir 9 ml/min dengan yield diesel tertinggi 24,38%, kerosene 18,84% dan gasoline 4,41%. Kata Kunci : Biofuel; Katalis Au/HZSM-, katalis komposit B I. PENDAHULUAN IOFUEL merupakan energi alternatif yang sangat menarik untuk diteliti, akan tetapi proses pembuatan biofuel membutuhkan katalis yang tepat dan ekonomis. Penggunaan katalis berbasis zeolit diakui sangat efektif untuk proses perengkahan minyak sawit menjadi biofuel, Penelitian pembuatan katalis zeolit termodifikasi dari zeolit alam dari Blitar telah dilakukan oleh Budianto, A. dkk,. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari proses pembuatan zeolit termodifikasi, dan menguji katalis ini untuk mengkonversi metana dan mengetahui selektivitas yang terbaik. Penelitian dilakukan dengan dua tahap umum yakni proses perubahan zeolit alam menjadi zeolit termodifikasi dan pengujian zeolit termodifikasi sebagai katalis dalam mengkonversi metana. Hasil percobaan menunjukkan bahwa karakteristik awal zeolit alam Blitar adalah jenis mordenit sedangkan jenis katalis yang dihasilkan setelah dimodifikasi adalah katalis jenis Cristobalit. Hasil pengujian katalis dengan mengkonversi metana pada temperatur C adalah terbaik dengan konversi 1,78% dan selektivitas asetilen pada temperatur konversi C adalah sebesar 1,1% [1]. Penelitian penggunaan katalis untuk perengkahan minyak sawit menjadi biodiesel tidak terbatas pada penggunaan katalis, akan tetapi juga jenis reaktor yang digunakan. Tamunaidu et al., (7) meneliti tentang bahan bakar berkualitas tinggi, bebas dari nitrogen dan belerang. Dalam penelitian ini, perengkahan katalitik minyak sawit untuk biofuel dipelajari katalis REY dalam reaktor fixed bed dengan recycle pada tekanan atmosfer. Efek temperatur reaksi (4 - C), katalis / minyak sawit rasio ( -) dan waktu tinggal (- s) dipelajari atas hasil biopremium dan gas sebagai bahan bakar. Desain eksperimen digunakan untuk mempelajari efek dari variabel operasi di atas konversi minyak sawit dan hasil bahan bakar hidrokarbon. Permukaan respon metodologi digunakan untuk menentukan nilai optimal variabel operasi untuk hasil maksimum bensin bio-fraksi dalam produk cair yang diperoleh [2]. Penelitian dari Sang Ooi Y dkk (4) menghasilkan konversi katalitik minyak sawit berdasar pada residu campuran asam lemak dengan katalis HZSM- menggunakan reaktor fixed-bed pada tekanan atmosfir, hasil yang diperoleh fraksi gasoline 44,4% berat pada laju umpan 3,66 h -1 dan suhu reaksi 44 o C [3]. Peneliti lain mencoba membuat katalis nano size dari zeolit, hal ini disebabkan karena aluminosilikat zeolit merupakan bahan kristalin yang paling terkenal microporousnya. Zeolite mempunyai kinerja yang sangat baik adalah karena mereka memiliki rongga dalam kisaran 3-1 Å. Jaringan dimensi micropore molekuler yang seragam dapat

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 12) ISSN: 21-9271 B-143 menampung masuknya molekul secara selektif. Selektivitas bentuk dan saringan molekuler merupakan efek yang memainkan peran penting dalam aplikasi katalisis. Namun demikian, ukuran pori-pori microporous yang relatif kecil menyebabkan bahan-bahan yang tak dapat diterima dan terjadi difusi reaktan dan produk yang lambat ke dan dari situs aktif terletak di dalam zeolit kristal, sangat mencegah aplikasi praktis lanjut mereka. Katalis nano size memberikan jawaban yang tepat dalam masalah pori ini. Peneliti yang lain juga mencoba melakukan imperganasi logam transisi (Ni, Cu, Zn) ke dalam HZM - untuk meningkatkan site active dari katalis tersebut, dari penelitian ini diketahui Pada temperatur 4 C dan laju gas N2 1 ml/min untuk katalis HZSM- yield gasoline 17.11% kerosene 14.89% dan diesel.86%. Untuk katalis Ni/HZSM- yield gasoline 17.% kerosene 13.48% dan diesel.84%. Untuk katalis Cu/HZSM- yield gasoline 18.% kerosene 13.% dan diesel.72%. Untuk katalis Zn/HZSM- yield gasoline 29.38% kerosene 12.86% dan diesel 4.78% [4]. Beberapa peneliti mencoba mengembangkan katalis diataranya adalah material komposit. Komposit digunakan sebagai katalis dalam proses perengkahan minyak sawit dan kinerjanya dibandingkan dengan yang diperoleh dari HZSM- dan MCM-41. Konversi kelapa sawit yang diperoleh adalah 8- wt.% dengan yield fraksional untuk bensin 38-47 wt.% yang diperoleh dari komposit katalis. Katalis yang dihasilkan selektif terhadap pembentukan aromatik di organic produk cair []. A. Deskripsi Penelitian I. URAIAN PENELITIAN Secara garis besar, penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh katalis Au/HZSM- dan katalis Komposit terhadap produk biofuel yang dihasilkan serta pengaruh laju alir dan temperatur terhadap yield dan selektifitas biofuel. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi AuCL 3 8%, water glass, butanol teknis, Al 2 (SO 4 ) 3.18H 2 O, gas hidrogen (HP Grade), nitrogen, serta aquades. Penelitian ini dilakukan dalam 4 tahapan proses yang meliputi tahap pembentukan Na-zeolit, pengubahan H-zeolit, tahap pengembanan, tahap pembuatan katalis komposit. B. Preparasi Katalis Preparasi katalis dilakukan dengan pembuatan Na-zeolit menggunakan metode plank yang diawali dengan pelarutan Na silicate dengan H 2 O dan Al 2 (SO 4 ) 3.18H 2 O dengan H 2 SO 4 98% dengan H 2 O dan butanol. Lalu perubahan ke H-zeolit dengan larutan NH 4 CL 1M, yang kemudian di impregnasi dengan logam AuCL 3 8%. Sementara untuk pembuatan katalis komposit dengan melarutkan Na-zeolit dengan NaOH 1, M dan CTMA-Br yang kemudian dilakukan ion exchange dengan larutan NH 4 CL 1M. C. Karakterisasi Katalis Karakterisasi katalis yang dihasilkan dilakukan melalui analisa XRD untuk mengetahui fase kristal katalis, analisa BET untuk mengetahui sifat fisik katalis, serta analisa EDX untuk mengetahui komposisi logam yang terdapat dalam kristal katalis. D. Karakterisasi Uji Aktivitas Katalis Produk sampel hasil reaksi yang dihasilkan dianalisa kadar diesel, kerosene dan gasoline menggunakan gas chromatography (GC) FID jenis kolom carbowax meter pada produk keluar reaktor dalam fase cair dengan kondisi operasi dari gas kromatografi adalah : temperatur kolom O C, laju alir gas ml/menit, kecepatan pemanasan O C/menit, initial time 2 menit, temperatur detector O C dan temperatur injector O C. A. Karakterisasi Katalis II. HASIL DAN DISKUSI Fase kristal dari katalis yang digunakan dalam reaksi ini diidentifikasi melalui analisa X-ray diffraction (XRD), dimana katalis disiapkan melalui proses impregnasi, kalsinasi, dan reduksi sesuai tahapan yang disebutkan pada bab sebelumnya. Gambar 1. Pola difraksi katalis HZSM- dan Au/HZSM- HZSM- Au/HZSM- Dari Gambar 1 dapat diketahui bahwa pola difraksi katalis HZSM- dan Au/HZSM- ditunjukkan oleh peak pada sudut 2θ sebesar 26,9 (HZSM-) dan sebesar 27,66; 28,3; 36,49 (Au/HZSM-). Puncak tertinggi dari HZSM- standar dengan relative intensity tertinggi % adalah pada sudut 2θ yaitu 23,8. Pada hasil HZSM- sintesa dan Au/HZSM- sintesa, puncak terdapat pada 26,64 dan 26,9. Puncak dari hasil XRD HZSM- dan Au/HZSM- ini memang tidak sesuai dengan karakter HZSM- standar yang puncaknya terletak pada sudut 2θ antara 22, sampai 24,4. Akan tetapi dalam kristal HZSM- dan Au/HZSM- yang disintesa telah terdapat bibit kristal HZSM- standar, ditunjukkan dengan terdapatnya peak yang muncul pada sudut 2θ antara 22, sampai 24,4. Uji sifat fisik katalis yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi karakterisasi diameter pori katalis dan luas permukaan katalis yang diidentifikasi menggunakan analisa BET. Adapun data hasil analisa penelitian sebagaimana tercantum pada Tabel 1.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 12) ISSN: 21-9271 B-144 Tabel 1. Karakterisasi sifat fisik katalis Katalis Diameter Pori (A O ) Luas Area (m 2 /g) HZSM- 19,2 6,8 Au/HZSM- Katalis komposit 19,29 21,37 1,1 489,421 Berdasarkan data pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa katalis Au/HZSM- hasil impregnasi dalam penelitian ini memiliki ukuran diameter pori dan luas area lebih kecil bila dibandingkan dengan diameter pori dan luas area HZSM-. Dari sini dapat disimpulkan bahwa logam Au hasil impregnasi telah berhasil terimpregnasi ke permukaan HZSM-, sehingga mengakibatkan berkurangnya ukuran diameter pori dan luas area dari HZSM-. Uji sifat fisik katalis yang berikutnya dilakukan untuk mengetahui komposisi logam yang terdapat dalam kristal katalis yang diidentifikasi menggunakan analisa EDX. Adapun data hasil analisa penelitian sebagaimana tercantum pada Tabel 2. Tabel 2. Karakterisasi sifat fisik katalis Katalis Komposisi %Berat Katalis Komposisi %Berat Au/HZS M- Al Si O Fe Au Ni 1, 2, 44,96 12,81 4,8,42 B. Parameter yang Dipelajari Komposit Al Si Fe Ni Br,6 88,66,47,67,13 Pengaruh temperatur reaktor terhadap yield dan selektivitas gasoline, kerosene dan diesel untuk katalis Au/HZSM- dan komposit, serta untuk mengetahui pengaruh laju alir gas N 2 terhadap yield dan selektivitas gasoline, kerosene dan diesel untuk katalis Au/HZSM- dan komposit dan hasilnya didiskusikan pada bagian berikut. C. Pengaruh Temperatur Reaktor Terhadap Yield dan Selektivitas untuk Katalis Au/HZSM- Tujuan impregnasi logam aktif ke permukaan katalis akan meningkatkan luas permukaan spesifik katalis dan diharapkan aktifitas katalis akan meningkat. Semakin banyak logam terimpregnasi secara merata pada permukaan katalis diharapkan luas permukaan spesifik katalis akan semakin luas. Adapun data hasil analisa pengaruh temperatur terhadap yield tertuang sebagaimana Gambar 2. 4 4 6 Temperature ( C) Gambar 2. Pengaruh temperatur terhadap yield pada laju alir N 2 9 ml/min untuk katalis Au/HZSM-. Dari gambar 2 dapat dilihat yield tertinggi gasoline 1,69%, kerosene 2,24% dan diesel,71% pada suhu ºC laju alir N 2 9 ml/min. Gambar 2 menunjukkan bahwa kondisi yang terbaik diperoleh yaitu pada temperatur ºC kemudian terjadi penurunan yield dengan naiknya temperatur. Sementara data hasil analisa pengaruh temperatur terhadap selektivitas tertuang sebagaimana Gambar 3. Selektifitas (%) 2 1 2 1 4 4 6 Temperature ( C) Gambar 3. Pengaruh temperatur terhadap selektivitas pada laju alir N 2 9 ml/min untuk katalis Au/HZSM-. Pada gambar 3 selektifitas gasoline, kerosene dan diesel tertinggi berada pada suhu C yaitu gasoline sebesar 16,42%, kerosene sebesar 26,41% dan diesel sebesar 11,21 %. Pada temperatur C terjadi penurunan selektifitas, hal ini disebabkan karena pada temperatur yang tinggi terjadi peningkatan pada produk gas karena bertambahnya produk perengkahan. D. Pengaruh Laju Alir Gas N 2 Terhadap Yield dan Selektivitas untuk Katalis Au/HZSM- gasoline diesel kerosine Laju gas N 2 berpengaruh terhadap laju uap minyak yang masuk ke reaktor dan laju pembentukan produk cair dimana laju uap minyak dan laju pembentukan produk berpengaruh terhadap yield biofuel. Adapun data hasil analisa pengaruh laju alir terhadap yield tertuang sebagaimana Gambar 4.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 12) ISSN: 21-9271 B-14 2 1 4 Laju Alir N 2 (ml/min) Gambar 4. Pengaruh laju alir N 2 terhadap yield katalis pada temperatur O C, untuk katalis Au/HZSM- Berdasarkan Gambar 4 menunjukkan bahwa yield tertinggi gasoline 21,1%, diesel 1,78%, dan kerosene 24,69% pada suhu ºC berada pada laju alir ml/min. Dari gambar dapat diketahui bahwa semakin naiknya laju alir gas N 2 yield biofuel cenderung menurun. Hal ini disebabkan karena dengan meningkatnya laju alir gas N 2 maka waktu kontak antara reaktan dengan katalis semakin berkurang sehingga menyebabkan proses perengkahan reaktan oleh katalis tidak berlangsung secara optimal. Sementara data hasil analisa pengaruh laju alir terhadap selektivitas tertuang sebagaimana Gambar. selektifitas (%) 2 1 4 Laju Gas N 2 (ml/min) Gambar. Pengaruh laju alir N 2 terhadap selektivitas katalis pada temperatur O C, untuk katalis Au/HZSM- Pada gambar dapat dilihat bahwa selektifitas tertinggi gasoline 21,72% diesel 16,31% dan kerosene 2,23% pada temperatur C diperoleh pada laju alir ml/min. Dari gambar menunjukkan bahwa semakin cepat laju alir gas N 2 sebagai gas pembawa selektifitas dari biofuel cenderung menurun, hal ini disebabkan karena dengan kenaikan laju alir gas N 2 maka waktu kontak antara umpan dengan katalis berkurang sehingga proses perengkahan oleh katalis tidak bekerja secara optimal. E. Pengaruh Temperatur Reaktor Terhadap Yield dan Selektivitas untuk Katalis Komposit Zeolit dapat lebih menjadi efektif untuk molekul reaktan apabila zeolit dengan srtuktur mikroporus dikombinasikan dengan material mesoporus sebab akan meningkatkan kemampuan absorbsi dari zeolit tersebut (A Farouq et al.4). Pada penelitian ini material komposit dibuat dari ZSM- yang di treatment dengan larutan alkali dan CTMA-Br sebagai mesoporous molecular sieve yang juga digunakan sebagai template. 2 1 4 4 6 Temperatur ( C) Gambar 6. Pengaruh temperatur terhadap yield pada laju alir N 2 9 ml/min, untuk katalis komposit. Gambar 6 menunjukkan pengaruh temperatur terhadap yield biofuel dengan menggunakan katalis komposit. Dari gambar 6, yield diesel dan kerosene tertinggi diperoleh pada temperatur C, untuk 24,38% diesel,kerosene 18,84% dan gasoline 4,41%, setelah itu terjadi penurunan yield hal ini disebabkan karena aktivitas katalis pada temperatur 4 C dapat merengkah rantai karbon asam palmitat dan asam oleat menjadi rantai hidrokarbon yang berada pada fraksi kerosene dan diesel dengan melepaskan gas CO 2 dan CO [6]. Sementara data hasil analisa pengaruh temperatur terhadap selektivitas tertuang sebagaimana Gambar 7. selektifitas (%) 2 1 4 4 6 Temperature ( C) Gambar 7. Pengaruh temperatur terhadap selektivitas pada laju alir N 2 9 ml/min, untuk katalis komposit. Pada gambar 7 menunjukkan selekitifitas diesel dan kerosene tertinggi diperoleh pada temperatur C dan laju alir N 2 9 ml/min, yaitu diesel 26,28%, kerosene,12% dan gasoline 4,71%. Selanjutnya dengan terjadinya kenaikan temperatur, selektifitas biofuel mulai menurun. Hal ini disebabkan aktifitas katalis mulai menurun dengan naiknya temperatur, sebab pada temperatur yang tinggi keasaaman katalis meningkat sehingga konversi yang dihasilkan semakin besar, jika konversi meningkat maka selektifitas dari produk akan menurun. Pada gambar 7 dapat dilihat kembali terjadi kenaikan selektifitas pada suhu 4 C, hal ini dikarenakan pengaruh teknis dilapangan saat melakukan proses perengkahan dimana pada keadaan ini suhu pemanas dari minyak sawit yang digunakan tidak konstan sehingga berpengaruh terhadap uap minyak yang dihasilkan.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 12) ISSN: 21-9271 B-146 F. Pengaruh Laju Alir Gas N 2 Terhadap Yield dan Selektivitas untuk Katalis Komposit Laju gas N 2 tidak berpengaruh langsung terhadap yield biofuel akan tetapi laju gas N 2 berpengaruh terhadap laju minyak yang masuk kedalam reaktor dan laju pembentukan produk cair, dimana laju uap minyak dan laju produk inilah berpengaruh terhadap yield biofuel. 2 1 4 Laju alir gas N 2 (ml/min) Gambar 8. Pengaruh laju alir gas N 2 terhadap yield katalis komposit pada temperatur 4 O C, untuk katalis komposit. Pada gambar 8 bahwa yield diesel, kerosene dan gasoline diperoleh pada laju alir ml/min, yaitu diesel sebesar 26,3%, kerosene 19,26% dan gasoline 6,41%. Untuk laju alir yang lebih besar yield biofuel yang dihasilkan semakin kecil, hal ini dikarenakan semakin besar laju gas N 2 kontak antar katalis dan uap minyak semakin cepat sehingga produk yang dihasilkan semakin sedikit. Sementara data hasil analisa pengaruh laju alir terhadap selektivitas tertuang sebagaimana Gambar 9. Selektifitas (%) 2 1 Kerosin e 4 6 Laju Alir Gas N 2 (ml/min) Gambar 9. Pengaruh laju alir gas N 2 terhadap selektivitas katalis komposit pada temperatur 4 O C, untuk katalis komposit. adalah kerosene 2,24%, gasoline 1,69% dan diesel,71% dan yield tertinggi untuk katalis komposit diesel 24,38% dan kerosene 18,84%. Temperatur reaktor berpengaruh terhadap yield maupun selektifitas gasoline, kerosene dan diesel yang dihasilkan. Dari penelitian diketahui bahwa semakin tinggi temperatur reaktor maka yield dari produk akan menurun. Untuk katalis Au/HZSM- pada temperatur C dan laju alir 9 ml/min yield kerosene 2,24%, gasoline 1,69% dan diesel,71%. Untuk katalis komposit micro-mesoporous HZSM-/MCM-41 pada temperatur C dan laju alir 9 ml/min yield diesel 24,38% dan kerosene 18,84% serta pada temperatur 4 C dan laju alir 9 ml/min yield diesel 19,6%, kerosene,88% dan gasoline 8,93%. Penggunaan katalis sintetis Au/HZSM- pada proses perengkahan minyak kelapa sawit mengarah ke fraksi kerosene dan gasoline. Katalis komposit micro-mesoporous HZSM-/MCM-41 mengarah ke fraksi diesel dan kerosene. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kepala Laboratorium, Dosen Pembimbing dan Anggota Laboratorium Teknik Reaksi Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya yang telah memberikan dukungan dan bantuan dana dalam pelaksanaan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA [1] Budianto, A., Purwanti E., Marta M., dan Retta D.M., Pengaruh Suhu Konversi Terhadap Proses Konversi Metana Dengan Katalis Zeolit Termodifikasi,Jurnal IPTEK, Media Komunikasi Teknologi, Volume 8 no 3 Mei, ISSN No 1411-7, hal. 111 122 (2). [2] Tamunaidu P., and S Bhatia et al., Catalytic Cracking Of Palm Oil For The Production Of Biofuels: Optimization Studies, Bioresource Technology 98 (7) 393 361. [3] Ooi, Zakaria, R., Mohamed, A.R., Bhatia, S., Catalytic Conversion Of Palm Oi Based Fatty Acid Mixture To Liquid Fuel, Biomass and Bioenergy 27 (4) 477-484. [4] Nurjannah, Irmawati, Roesyadi, A, Danawati,(9b) Perengkahan Katalitik Minyak Sawit Menjadi Biofuel Menggunakan Katalis HZSM- dengan Impregnasi Logam Prosiding Seminar nasional Thermofluid, Universitas Gajah Mada Yogyakarta, 9 [] Ooi, Twaiq,A., Zakaria, R., Mohamed, A.R., Bhatia, S., Biofuel Production From Catalytic Cracking Of Palm Oil, Energy Sources 2 (3) 89 869. [6] Bhatia s, Rahman Abdul M et al., 9. Compisite As Cracking Catalysts In The Production Of Biofuel From Palm Oil: deactivation Studies. Elsevier. Chemical Engineering Journal 1 (9) 347-34. Gambar 9 menunjukkan pengaruh laju alir gas N 2 terhadap selektifitas biofuel yang terbentuk. Pada gambar 4.16 diketahui bahwa selektifitas tertinggi diesel, kerosene dan gasoline pada temperatur 4 C berada pada laju alir ml/min, yaitu diesel 27,8%, kerosene 19,66% dan gasoline 6,4%. Selanjutnya terjadi penurunan selektifitas dengan besarnya laju alir gas N 2, hal ini disebabkan karena laju alir gas pembawa yang besar menyebabkan uap minyak yang terbawa juga akan cepat, sehingga kontak dengan katalis akan berkurang dengan demikian proses perengkahan oleh katalis tidak berjalan dengan baik. III. KESIMPULAN/RINGKASAN Katalis sintetis Au/HZSM- dan Katalis komposit micromesoporous HZSM-/MCM-41 dapat digunakan dalam proses perengkahan dengan yield tertinggi untuk katalis Au/HZSM-