Karyawan merupakan satu-satunya sumber daya organisasi (perusahaan) yang tidak bisa digantikan oleh kemajuan teknologi. Faktor karyawan dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. Pendahuluan. penggerak yang mendorong perubahan organisasi. dikaji dan diteleti, karena paling sering diamati namun merupakan fenomena

BABI PENDAHULUAN. Pendidikan kejuruan merupakan salah satu subsistem pendidikan

BAB1 PENDAHULUAN. negara semakin lama semakin dekat. Dengan adanya hal tersebut maka setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB VI SIMPULAN DAN IMPLIKASI. Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: akan semakin tinggi pula komitmen organisasional pegawai.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pemberi manfaat bagi sumber daya lainnya, memberi kontribusi besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan/organisasi menjadi lebih kompleks. Perusahaan/organisasi harus

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini membuat pola pikir seorang manajer

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu dibutuhkan manajemen sumber daya manusia agar

sikap individu maupun kelompok yang mendukung seluruh aspek kerja termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. tujuan perusahaan. Tujuan ini tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. HANIL INDONESIA DI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar

Dewasa ini perkernbangan dunia usaha yang sernakin pesat, mengakibatkan bertambahnya tingkat persaingan antar perusahaan, khususnya

`BAB I PENDAHULUAN. dunia industri dan organisasi menyebabkan psikologi tidak akan pernah kehilangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penting yang harus terbentuk di lingkungan kerja. Sebab, kepuasa kerja akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis pada era globalisasi ini, demikian pesat

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kinerja karyawan meningkat. Menurut Wirawan (2005) dalam Potu

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.

BAB I PENDAHULUAN. pembagian karyawan menjadi karyawan tetap dan karyawan kontrak, baik perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang menggerakkan dinamika organisasi, semakin besar organisasi, masalah

BABI PENDAHULUAN. Manusia sebagai salah satu faktor produksi menyediakan sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinanya kelak.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, perusahaan-perusahaan di tuntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemimpin dan karyawan merupakan elemen penting dalam perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memproduksi barang-barang yang berkualitas demi meningkatkan daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci utama dari sekian banyak

I. PENDAHULUAN. organisasi. Jika suatu organisasi memiliki sumber daya manusia yang baik,

BAB I PENDAHULUAN. hanya pada sektor usaha yang berorientasi pada laba, sektor pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keinginan individu bersumber pada kebutuhan masing-masing individu.

Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu perusahaan ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam

RETNO SAWITRIAVI F

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN VISIONER DENGAN KOMITMEN ORGANISASI S K R I P S I

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB I Pendahuluan. Organisasi atau perusahan dewasa ini menghadapi kompetisi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini menerangkan bahwa gaya kepemimpinan sangat penting. dalam perusahan dimana perkembangan suatu perusahan berdasarkan

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita ketahui bahwa pada saat ini persaingan antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kehidupan kepada organisasi dan memberikan tujuan. Jadi,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ada. Salah satu unsur yang terpenting dalam organisasi adalah pengaruh dari

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang merupakan inti dari kegiatan sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No. 3 tahun 1982, perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN. didalam suatu organisasi maupun instansi yang bergerak dalam sektor pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sekunder mulai menjadi sebuah kebutuhan yang bersifat primer, hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dewasa ini terjadi perubahan yang signifikan dalam lingkungan. bisnis. Seperti globalisasi, kemajuan teknologi, dan telekomunikasi, serta

BABI PENDAHULUAN. alat canggih dapat menyelesaikan masalah, tanpa. adanya pengelolaan sumber daya manusia yang baik maka tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan, visi dan misi dari perusahaan. karyawan serta banyaknya karyawan yang mangkir dari pekerjaannya.

BABI PENDAHULUAN. Penelitian tentang perilaku organisasi sudah banyak dilakuk:an,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari hari, manusia selalu mengadakan bermacammacam

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Kompetensi sumber daya manusia yang baik pasti memerlukan pengelolaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang karyawan agar karyawan tersebut dapat tergerak untuk melakukan

BABl PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari

BAB I PENDAHULUAN. tercapai produktivitas kerja karyawan. Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri

BAB I PENDAHULUAN. Kompetisi lingkungan bisnis terkini tengah membutuhkan sumber daya manusia

HUBUNGAN ANTARA KOMPETISI KERJA DENGAN PERFORMANSI KERJA KARYAWAN. Skripsi

Kuesioner. Dalam rangka penelitian ilmiah, saya memerlukan informasi untuk mendukung penelitian yang saya

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu kesatuan yang komplek yang berusaha

BABI PENDAHULUAN. Pada dasamya karyawan Dinas Tenaga Keija Kota Smabaya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dimiliki, dengan demikian karyawan menjadi aset penting bagi perusahaan. Rasa suka rela

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Komitmen organisasional menjadi hal penting pada sebuah organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkembangnya dunia dihadapkan pada tantangan-tantangan baru yang harus bisa

BAB I PENDAHULUAN. mampu memanfaatkan sumberdaya- sumberdaya lainnya. Beberapa hal yang perlu diantisipasi adalah kondisi yang tidak didukung

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan

BABI PENDAHULUAN. Abad 21 telah mengantarkan pada sebuah lingkungan kerja yang. memuat baik ancaman maupun kesempatan bagi organisasi publik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan untuk mengundurkan diri. Karyawan yang puas memiliki. tersebut akan dibawa ke luar dari organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. ini, oleh karena itu perusahaan membutuhkan manusia-manusia yang berkualitas tinggi, memiliki

BABI PENDAHULUAN. Salah satu kajian perilaku organisasi yang mendapatkan perhatian untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) saat ini berkembang sangat

I. PENDAHULUAN. Namun demikian ketepatan suatu organisasi untuk menempatkan pegawai

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat digunakan untuk mencapai tujuan organisasi salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam bidang pekerjaannya. Oleh karena itu keberadaan suatu. perusahaan tidak terlepas dari unsur sumber daya manusia.

BAB V PENUTUP. signifikan terhadap kinerja guru PAI SMA/SMK di Kabupaten Pati. Artinya

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. dan unggul dalam persaingan, atau minimal tetap dapat bertahan.

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan-perkembangan lain yang terjadi seperti kemajuan teknologi, perubahan

PETUNJUK PENGISIAN tanda ( ) Sangat Sering Sering Jarang Tidak Pernah tanda ( = )

Presented by : M Anang Firmansyah KOMITMEN KARYAWAN

SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat Mencapai gelar Sarjana S-1 Psikologi

Transkripsi:

BABI PENDAHULUAN

BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karyawan merupakan satu-satunya sumber daya organisasi (perusahaan) yang tidak bisa digantikan oleh kemajuan teknologi. Faktor karyawan dalam :sebuah perusahaan tetap memegang peranan yang paling penting karena semua kegiatan harus dijalankan oleh mereka. Pentingnya keberadaan karyawan dalam sebuah perusahaan akan menjadi berlipat ganda, hila perusahaan tersebut menggunakan ketrampilan karyawan dalam menghasilkan produknya. Bagi perusahaan tersebut, para karyawan merupakan "mesin produksi" bagi perusahaan. Hal inijuga dirasakan oleh perusahaanjam tangan PT."X". Meskipun dalam pembuatan awal menggunakan mesin, proses perakitan hingga pengemasan harus dilakukan oleh tangan manusia. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko kerusakan mesin jam pada saat perakitan dan menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Kenyataan ini yang membuat perusahaan PT."X" sangat bergantung pada karyawan dalam setiap kegiatan. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan menjadi aset berharga bagi perusahaan sehingga penting agar perusahaan dapat mengelolanya dengan baik (Sutikno, Memperlakukan karyawan secara manusiawi. Human Capital, edisi 33, Desember 2006: 45). Mengelola karyawan dengan baik berarti mencukupi kebutuhan yang mendukung aktifitas keija mereka, memperhatikan hak dan kew:yiban mereka, 1

2 serta melibatkan mereka dalam setiap aktifitas perusahaan. Dengan ikut terlibat, karyawan merasa dihargai, nyaman dengan lingkungan keija, dan merasa menjadi bagian dari perusahaan. Hal ini akan membuat karyawan termotivasi dengan pekeijaan dan keterlibatan keija menjadi semakin tinggi, sehingga mereka akan melakukan dengan sungguh-sungguh dan sangat peduli dengan pekeijaannya (Robbins, 2003: 91). Keterlibatan seseorang terhadap suatu pekeijaan dapat dilihat melalui aktifitas yang dia lakukan dengan menyatukan visi dan misi perusahaan kedalam dirinya, melakukan setiap aktifitas sesuai dengan pekeijaannya, dan merasa nyaman dengan setiap aktifitas perusahaan. Saleh dan Hosek ( dalam Dwikorida, 1995: 13) mengemukakan bahwa keterlibatan keija menunjukkan seberapa jauh individu mengidentifikasikan diri dengan pekeijaan (aspek kognitif), berprestasi secara aktif (aspek tindakan), dan menganggap usaha yang ditampilkan sebagai hal penting bagi harga dirinya (aspek perasaan). Hal ini berarti bahwa keterlibatan individu tidak hanya sebatas aktivitas keija tetapi juga aktivitas berpikir dan aktivitas berafiliasi dengan lingkungan keija (rekan keija, atasan, dan semua pihak yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan). Keterlibatan keija antarsesama rekan keija sangatlah penting, hal ini disebabkan karena proses pembuatan jam tangan harus dilakukan perbagian dan saling berkaitan, mulai dari persiapan bahan (gudang), perakitan (assembling), pengawasan mutu (quality control), dan pengemasan (packing). Persiapan bahan (gudang) bertugas untuk mempersiapkan komponen rakitan dengan cepat sesuai pesanan. Setelah siap, komponen diserahkan pada bagian perakitan untuk

3 dikerjakan menjadi sebuah jam tangan yang utuh. Kemudian quality control memeriksa kualitas produk yang telah selesai dirakit, sesuai standar yang berlaku mulai dari pemasangan, letak jarum, hingga goresan pada chasing jam tangan. Setelah melakukan berbagai proses maka selanjutnya dilakukan pengemasan produk. Serangkaian proses pembuatan produksi semuanya harus dilakukan oleh tenaga manusia dan dilakukan secara berurutan dan harus dikerjakan oleh sebuah tim yang berjalan berkesinambungan. Hal inilah yang membuat karyawan saling bergantung satu sama lain sehingga bila salah satu bagian ada yang tidak hadir maka akan terjadi ketimpangan dalam proses produksi yang akan mengakibatkan turunnya produktifitas dan menyebabkan keterlibatan kerja karyawan menjadi turun. Tingkat ketidakhadiran yang tinggi pada sebagian karyawan menjadi permasalahan yang jika dibiarkan akan mempengaruhi keterlibatan kerja karyawan lain. Dari data yang diperoleh rata-rata perhari ada tiga orang pekerja yang tidak masuk, rata-rata dua orang sering izin meninggalkan kantor pada saat jam kerja karena urusan pribadi. Hal ini yang membuat proses kerja menjadi terhambat, terlebih orang yang tidak hadir dan izin merupakan orang yang memegang poin penting dalam pergerakan proses produksi. Karena hal ini keterlibatan kerja karyawan lain terhadap tugas mereka masing-masing menjadi berkurang karena harus menggantikan posisi yang bukan merupakan bidangnya. Lawler (dalam Brown, 1996: 235) mengemukakan bahwa keterlibatan kerja telah menjadi kunci untuk menghidupkan motivasi pekerja, pertumbuhan seseorang dan

4 kepuasan ditempat keijanya, sehingga menjadikan pekeijaan lebih berarti dan merupakan pengalaman berkesan bagi individu. Bagi individu yang terlibat dalam pekeijaannya, keija menjadi perhatian utama dalam hidupnya. Hal ini membuat dia akan berpartisipasi secara aktif dalam pekeijaannya, dan menganggap kineija yang dia lakukan sebagai pusat harga dirinya sehingga akan memunculkan konsistensi antara kineija yang dilakukan dengan konsep diri individu. Hal lain yang memicu turunnya keterlibatan keija karyawan adalah beberapa kebijakan yang dibuat pimpinan. Dari hasil wawancara pada tanggal 16 September 2007 pukul16:45-17:30 yang dilakukan pada pimpinan perusahaan PT."X" diperoleh gambaran bahwa pimpinan melihat kurangnya keterlibatan keija secara global dalam perusahaan yang berupa kemalasan karyawan sehingga pemberian bonus dan fasilitas lain dalam perusahaan yang dulunya didapatkan oleh karyawan mulai dipangkas. Pimpinan merasa apa yang dia berikan sebagai reward dengan apa yang dihasilkan karyawan terhadap perusahaan tidak sebanding. Dalam kesempatan lain terungkap pengakuan karyawan dari hasil wawancara pada tanggal 19 September 2007 pukul 12:25-15:35 dengan beberapa karyawan di perusahaan PT."X" bahwa mereka merasa tidak dihargai, tertekan oleh keadaan, bingung dengan perintah yang diberikan, bahkan terdapat diskriminasi terhadap karyawan tertentu. Kanungo ( dalam Dwikorida, 1995) berpendapat bahwa seorang karyawan akan terlibat dalam pekeijaannya bi1a pekeijaan tersebut dapat memberikan keuntungan atau hasil (reward) yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Keuntungan atau hasil

5 (reward) yang dimaksud adalah kompensasi yang diterima oleh karyawan dari perusahaan. Kompensasi yang diberikan bisa berupa materi maupun non materi berupa pujian dari atasan hingga suasana kerja yang mendukung. Sedangkan kompensasi berupa materi oleh pimpinan dirasakan sudah sesuai dengan standar yaitu: Dalam perusahaan PT."X" pimpinan perusahaan menerapkan suatu sistem kompensasi yaitu: a. Gaji pokok, ditetapkan berdasarkan tanggung jawab pekerjaan dan lama bekerja (senioritas); b. Bonus tahunan, yang umumnya disebut sebagai THR (Tunjangan Hari Raya); c. Tunjangan-tunjangan, seperti tunjangan kesehatan dan asuransi jiwa; d. Makan siang disediakan oleh perusahaan pada waktujam istirahat. Namun kenyataan yang ada menunjukkan bahwa keterlibatan karyawan dari hari ke hari semakin menurun walaupun kompensasi yang diberikan perusahaan sudah sesuai. Hal ini terlihat dari perilaku karyawan yang mulai menganggap remeh pekerjaan mereka, tidak tertarik dengan tugas yang diberikan, sering mengabaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya dengan bermalas-malasan, dan sering menggunakan waktu dan fasilitas kerja untuk kepentingan diluar pekerjaannya. Dari berbagai permasalahan yang muncul setelah dicermati ada kecenderungan masalah timbul karena adanya beberapa perilaku pimpinan perusahaan dalam mengambil kebijakan menyebabkan keterlibatan kerja menjadi berkurang. Perilaku pimpinan sangat berpengaruh terhadap kehidupan aktifitas

6 perusahaan. Pemimpinlah yang mengatur dan mengarahkan semua sistem yang ada didalamnya. Organisasi sebagai keseluruhan tidak akan dapat berprestasi dengan baik jika pimpinan tidak mencapai standar keefektifan yang minimum (Schein, 1985: 126). Hal ini berarti bahwa ada standar yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam melakukan aktifitas memimpin. Banyak organisasi dapat mencapai prestasi minimum di setiap tingkat dan sedikit banyak masih berprestasi secara efektif sebagai akibat prestasi yang lebih cemerlang dari salah seorang atau beberapa pemimpin dari organisasi itu (Schein, 1985: 126). Hal ini berarti bahwa prestasi perusahaan sangat dipengaruhi oleh bagaimana pemimpin menciptakan suasana keija dalam perusahaan dengan menunjukkan prestasinya sebagai pemicu semangat keija dari para bawahannya. Bawahan yang terpacu dan menyatu dengan semangat pimpinan berarti dia mempercayai pimpinan mereka dan mau berusaha bersama dengan pemimpin untuk mencapai tujuan perusahaan. Kepercayaan bawahan terhadap pemimpin terlihat pada aktifitas keija yang mereka lakukan. Mereka selalu terlibat dengan semua aktifitas yang ada di dalam perusahaan sebagai bentuk loyalitas terhadap pemimpin. Seorang pemimpin atau manajer hendaknya harus memperoleh kepercayaan kelompok dan mengatasi kecurigaan serta perasaan was-was para anggotanya (Schein, 1985: 130). Tanpa adanya kecurigaan maka karyawan akan merasa nyaman dalam bekeija sehingga mereka ikut terlibat secara aktif dalam setiap aktifitas. Kepemimpinan merupakan masalah penyesuaian sifat pribadi baik dari pemimpin maupun dari bawahan, sifat tugas, situasi yang meliputi tugas itu seperti kendala waktu, lingkungan sejarah, dan kendala lainnya (Schein, 1985: 131 ). Lebih Ian jut kepemimpinan memiliki

7 definisi sebagai proses yang mempengaruhi dan mendukung yang lain untuk bekerja lebih antusias ke arah sasaran keberhasilan (Newstorm & Davis, 1993: 223). Proses yang dilakukan pemimpin dalam mempengaruhi karyawan supaya lebih terlibat pada pekejjaannya selalu memiliki pola yang dapat mempengaruhi persepsi karyawan terhadap pemimpin. Salah satu pola kepemimpinan yang paling sering digunakan adalah gaya kepemimpinan transformasional yang memiliki pengertian sebagai batasan-batasan dari efek pemimpin pada para pengikut meliputi perasaan percaya, kekaguman, loyal, dan hormat kepada pemimpin, dan mereka termotivasi untuk melakukan lebih dari harapan mereka untuk dilakukan (Yuki, 1998: 325). Pada gaya kepemimpinan transformasional, anggota bukan hanya dipandang sebagai aset perusahaan melainkan sebagai manusia berkarya dan berdayaguna yang memiliki kompetensi, wawasan (visi), motivasi dan semangat belajar. Anggota sudah sepantasnya diperlakukan sebagai bagian perusahaan yang terhormat yang berhak untuk menikmati hasil-hasil usaha perusahaan sebagai keseluruhan, supaya tejjalin hubungan yang lebih manusiawi antara pemimpin dan anggota sehingga akan memberikan kemajuan terhadap perusahaan atau orang melalui adanya semangat kelja yang tinggi, kompetensi yang selalu diperbarui dan wawasan yang aspiratif dan etikal, gaya kepemimpinan transformasional pemimpin akan mampu menggerakkan para anggotanya untuk melakukan transformasi perilaku yang diperlukan sehingga lebih sesuai untuk menjawab tantangan usaha, memberi arah perubahan yang ditujukan,

8 membangkitkan aspirasi untuk mau beketja dan belajar bersama mewujudkan cita-cita perusahaan, mengelola dan menghasilkan berbagai macam pendapat, gagasan, wawasan serta membina dinamika usaha yang mantap. Untuk mencapai sasaran keberhasilan perusahaan, pemimpin harus bisa membuat semua karyawan ikut terlibat secara maksimal dengan memberikan motivasi yang memacu semangat ketja, sehingga keterlibatan ketja karyawan bisa mendorong tercapainya sasaran dengan efektif. Pemimpin memberi pengikutnya imbalan dan pendapatan sebagai pengganti dari motivasi, produktivitas dan pencapaian basil ketja yang efektif (Nahavandi, 1997: 185). Kepemimpinan merupakan faktor yang paling menentukan dalam sukses dan gagalnya sebuah perusahaan sehingga sangat berpengaruh terhadap semua hal yang ada dalam perusahaan. Dari pengertian gaya kepemimpinan transformasional oleh Bass (dalam Yuki, 1998: 325) yaitu gaya kepemimpinan transformasional didefinisikan dalam batasan efek dari pemimpin pada para pengikut meliputi kepercayaan pada pimpinan, rasa kagum, loyal, dan hormat terhadap pemimpin, dan mereka termotivasi untuk melakukan lebih dari keinginan awal untuk melakukan tugas mereka. Hal ini berarti tetjadi proses persepsi terhadap pemimpin yang dialami oleh karyawan sehingga mereka dapat menjadi percaya, kagum, loyal, dan hormat terhadap pemimpin mereka. Mereka dapat menjadi merasa nyaman dan dapat membuat mereka menjadi termotivasi untuk melakukan lebih untuk peketjaan mereka. Atau sebaliknya mereka merasa tidak nyaman dan keterlibatannya terhadap peketjaan menjadi turun.

9 Perusahaan boleh sltia mengatakan bahwa gaya kepemimpinan yang ada sudah ideal bagi perusahaan, tapi karyawan belum tentu mempunyai persepsi yang sama dalam hal ini. Kretch ( dalam Thoha, 1983: 68) berpendapat persepsi merupakan suatu proses kognisi yang kompleks, yang menghasilkan suatu gambaran unik tentang suatu kenyataan yang dapat saja berbeda dengan keadaan yang sebenarnya. Justru hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah persepsi karyawan terhadap gaya kepemimpinan yang dipakai, karena karyawanlah yang mengalami dan merasakannya. Meski perusahaan menyatakan gaya kepemimpinan yang ada sudah ideal, tapi kalau persepsi karyawan tidak sama dengan pemyataan itu, maka akhimya akan membuat keterlibatan keija turun. Hal ini terlihat dari sikap saling curiga yang teijadi dalam perusahaan akibat dari persepsi masing-masing karyawan terhadap tindakan pemimpin yang kurang berterus terang dalam menghadapi persoalan dan terkesan tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan yang berimbas terhadap beberapa karyawan sehingga menyebabkan kecurigaan meluas diantara karyawan karena merasa dikambing hitamkan. Hal inilah yang memicu pada turunnya keterlibatan kerja mereka. Mereka menjadi tidak bersemangat dalam melakukan setiap perintah pemimpin dan aktifitas keija mereka, karena mereka merasa apa yang telah dilakukan demi pemimpin dan perusahaan malah membuat mereka sendiri tersudut. Mereka menjadi enggan untuk lebih terlibat dengan aktifitas yang diberikan pemimpin. Berdasarkan permasalahan di atas tentang turunnya keterlibatan keija karyawan di perusahaan PT."X" yang dapat dilihat dari perilaku menganggap

10 remeh pekerjaan, tidak tertarik dengan tugas yang diberikan, sering mengabaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya, dan sering menggunakan waktu dan fasilitas kerja untuk kepentingan diluar pekerjaannya yang diindikasikan ada kecenderungan terjadinya penurunan keterlibatan kerja dipicu oleh persepsi gaya kepemimpinan terhadap pimpinan perusahaan PT."X". maka peneliti ingin melihat keterlibatan kerja ditinjau dari persepsi gaya kepemimpinan transformasional di perusahaan PT."X". 1.2. Batasan Masalah Agar cakupan wilayah penelitian tidak meluas, maka dilakukan batasanbatasan masalah yang diteliti sebagai berikut: a. Banyak faktor yang mungkin berhubungan dengan keterlibatan kerja, tapi penelitian ini hanya meneliti faktor gaya kepemimpinan transformasional yang diperkirakan memiliki hubungan dengan keterlibatan kerja seseorang. b. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di PT."X" Surabaya. Alasan menggunakan seluruh populasi di perusahaan ini adalah populasi yang kecil yaitu 34 karyawan sehingga memungkinkan untuk menggunakan keseluruhan populasi sebagai sampel penelitian. Alasan lain diadakan penelitian adalah karena permasalahan turunnya keterlibatan kerja yang sedang terjadi di PT."X" Surabaya. c. Untuk mengetahui hubungan antara variabel X dan variabel Y, maka dilakukan suatu penelitian korelasi, yaitu penelitian untuk melihat seberapa besar hubungan variabel bebas dalam mempengaruhi variabel tergantung.

11 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan batasan masalah, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: "Apakah ada hubungan antara persepsi gaya kepemimpinan transformasional dengan keterlibatan kelja di PT. "X"?" 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini secara empiris adalah untuk meneliti apakah ada hubungan persepsi gaya kepemimpinan terhadap keterlibatan kelja di PT. "X". 1.5. Manfaat Penelitian Dari penelitian yang dilakukan, diharapkan akan memperoleh manfaat sebagai berikut: a. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan teori di bidang psikologi industri mengenai keterlibatan kelja dan gaya kepemimpinan. b. Manfaat Praktis I. Untuk Para Pekelja Bagi para pekelja, basil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pemahaman tentang pentingnya keterlibatan kelja di dalam mengabdikan diri pada perusahaan tempat mereka bekelja serta

12 memberikan gambaran bahwa suatu perusahaan pasti memiliki gaya kepemimpinan atasan yang memberikan dampak bagi para pekeija. 2. Untuk Perusahaan Perusahaan dapat memahami pentingnya gaya kepemimpinan dalam hubungannya terhadap keterlibatan keija para karyawannya. Sehingga perusahaan dapat lebih memperhatikan permasalahan keterlibatan keija yang mungkin timbul akibat kaitan dengan gaya kepemimpinan. 3. Untuk Peneliti Penelitian ini memberikan manfaat untuk membentuk proses berpikir dan memberikan pembelajaran tentang keadaan di lingkungan dunia keija pada peneliti. Serta sebagai syarat untuk memperoleh gelar saijana psikologi.