ANALISA PERBANDINGAN KETELITIAN PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL ORDE-4 MENGGUNAKAN GPS GEODETIK METODE RAPID STATIC DENGAN TOTAL STATION

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI KEANDALAN ALAT ETS GOWIN TKS 202 DALAM PENGUKURAN SITUASI. Mikho Henri Darmawan,Ir.Chatarina N.MT, Danar Guruh P.ST,MT

OPTIMASI JARING PADA PENGUKURAN ORDE-3 MENGGUNAKAN PERATAAN PARAMETER

Aplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-Titik Kerangka Dasar Pemetaan Skala Besar

Aplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-titik Kerangka Dasar Pemetaan Skala Besar

ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN GPS DENGAN METODE DIFERENSIAL STATIK DALAM MODA JARING DAN RADIAL

STUDI PERBANDINGAN GPS CORS METODE RTK NTRIP DENGAN TOTAL STATION

Analisa Perbandingan Volume Cut and Fill menggunakan Total Station dan GPS CORS (Continouosly Operating Reference Station) Metode RTK NTRIP

DAFTAR PUSTAKA. 1. Abidin, Hasanuddin Z.(2001). Geodesi satelit. Jakarta : Pradnya Paramita.

Studi Perbandingan GPS CORS Metode RTK NTRIP dan Total Station dalam Pengukuran Volume Cut and Fill

ANALISA PENENTUAN POSISI HORISONTAL DI LAUT DENGAN MAPSOUNDER DAN AQUAMAP

Bab III Pelaksanaan Penelitian

Perbandingan Hasil Pengolahan Data GPS Menggunakan Hitung Perataan Secara Simultan dan Secara Bertahap

Analisis Ketelitian Penetuan Posisi Horizontal Menggunakan Antena GPS Geodetik Ashtech ASH111661

PEMANTAUAN POSISI ABSOLUT STASIUN IGS

ANALISIS KOREKSI GEOMETRIK MENGGUNAKAN METODE DIRECT GEOREFERENCING PADA CITRA SATELIT ALOS DAN FORMOSAT-2

Aplikasi GPS RTK untuk Pemetaan Bidang Tanah

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) A-202

BAB IV PENGOLAHAN DATA

Membandingkan Hasil Pengukuran Beda Tinggi dari Hasil Survei GPS dan Sipat Datar

ANALISIS PENGARUH TOTAL ELECTRON CONTENT (TEC) DI LAPISAN IONOSFER PADA DATA PENGAMATAN GNSS RT-PPP

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1B untuk Pembuatan Peta Desa (Studi Kasus: Kelurahan Wonorejo, Surabaya)

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

PENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN

Pembuatan Program Perataan Jaring GPS ABSTRACT

MIKHO HENRI DARMAWAN Ir.CHATARINA N,MT DANAR GURUH.ST,MT

PENGGUNAAN TEKNOLOGI GNSS RT-PPP UNTUK KEGIATAN TOPOGRAFI SEISMIK

SIDANG TUGAS AKHIR RG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Penambahan Jumlah Titik Ikat Terhadap Peningkatan Ketelitian Posisi Titik pada Survei GPS

Tugas 1. Survei Konstruksi. Makalah Pemetaan Topografi Kampus ITB. Krisna Andhika

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

STUDI KOMPARASI PEMAKAIAN GPS METODE REAL TIME KINEMATIC (RTK) DENGAN TOTAL STATION (TS) UNTUK PENENTUAN POSISI HORISONTAL.

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2015

SIDANG TUGAS AKHIR. Disusun oleh : ALIVIA DESI ANITA KUSUMA NINGTYAS NRP

ANALISA PERBANDINGAN ORBIT SATELIT GPS YANG DIPENGARUHI OLEH SPHERICALLY SYMMETRIC ELEMENT KEPLERIAN

Analisa Kelayakan Penggunaan Citra Satelit WorldView-2 untuk Updating Peta Skala 1:1.000 (Studi Kasus :Surabaya Pusat)

STUDI KINERJA PERANGKAT LUNAK LEICA GEO OFFICE 8.1 UNTUK PENGOLAHAN DATA GPS BASELINE PANJANG TUGAS AKHIR. Oleh: SIDIQ PURNAMA AGUNG

Perbandingan Penentuan Volume Suatu Obyek Menggunakan Metode Close Range Photogrammetry Dengan Kamera Non Metrik Terkalibrasi Dan Pemetaan Teristris

Jurnal Geodesi Undip April 2016

Pemetaan Eksterior Gedung 3 Dimensi (3D) Menggunakan Electronic Total Station (ETS)

PERHITUNGAN VOLUME DAN SEBARAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN CITRA IKONOS MULTI TEMPORAL 2011

ANALISIS DEFORMASI JEMBATAN SURAMADU AKIBAT PENGARUH ANGIN MENGGUNAKAN METODE PENGUKURAN GPS KINEMATIK

PEMBUATAN PETA INTERAKTIF KAMPUS ITS SUKOLILO SURABAYA BERBASIS WEB

Evaluasi Ketelitian Luas Bidang Tanah Dalam Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan

Analisa Ketelitian Geometric Citra Pleiades Sebagai Penunjang Peta Dasar RDTR (Studi Kasus: Wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur)

ANALISIS TINGKAT KETELITIAN PENGUKURAN POLIGON DENGAN POWERSET SERI SET1010

STUDI EVALUASI METODE PENGUKURAN STABILITAS CANDI BOROBUDUR DAN BUKIT

Studi Perbandingan Total Station dan Terrestrial Laser Scanner dalam Penentuan Volume Obyek Beraturan dan Tidak Beraturan

BAB III METODE PENGUKURAN

Tugas Akhir. Andhika Prastyadi N Teknik Geomatika FTSP ITS

ANALISA PERUBAHAN KARAKTERISTIK TEC AKIBAT LETUSAN GUNUNG MERAPI TAHUN 2010

Evaluasi Spesifikasi Teknik pada Survei GPS

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2016

ANALISIS PERBANDINGAN KETELITIAN POSISI GPS CORS RTK-NTRIP DENGAN METODE RAPID STATIK

Kuswondo ( )

Jurnal Geodesi Undip OKTOBER 2017

Evaluasi Spesifikasi Teknik pada Survei GPS

ANALISIS DEFORMASI JEMBATAN SURAMADU AKIBAT PENGARUH ANGIN MENGGUNAKAN PENGUKURAN GPS KINEMATIK

Analisis Perbedaan Perhitungan Arah Kiblat pada Bidang Spheroid dan Ellipsoid dengan Menggunakan Data Koordinat GPS

ANALISA NILAI TEC (TOTAL ELECTRON CONTENT) PADA LAPISAN IONOSFER DENGAN MENGGUNAKAN DATA PENGAMATAN GPS DUA FREKUENSI

Jurnal Geodesi Undip Juli 2014

Noorlaila Hayati, Dr. Ir. M. Taufik Program Studi Teknik Geomatika, FTSP-ITS, Surabaya, 60111, Indonesia

Analisis Perbandingan Ketelitian Hasil Pengukuran GCP... (Safi i, et al.)

ANALISA PERBANDINGAN KOORDINAT HASIL PENGUKURAN TERRESTRIAL LASER SCANNER (TLS) DAN ELECTRONIC TOTAL STATION (ETS)

Perbandingan Akurasi Prediksi Pasang Surut Antara Metode Admiralty dan Metode Least Square

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2016

APLIKASI PENENTUAN PARAMETER TRANSFORMASI LOKAL BATU HIJAU UNTUK SURVEI DAN PEMETAAN AREA TAMBANG PT. NEWMONT NUSA TENGGARA

URGENSI PENETAPAN DAN PENEGASAN BATAS LAUT DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DAN GLOBALISASI. Oleh: Nanin Trianawati Sugito*)

BAB I PENDAHULUAN I-1

Evaluasi Penurunan Tanah Kawasan Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Data Pengamatan GPS April, Mei, Juni, dan Oktober 2016

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2016

PELAKSANAAN PENGUKURAN DAN HITUNGAN VOLUME METODE FOTOGRAMETRI RENTANG DEKAT DAN METODE TACHYMETRI

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. bentuk spasial yang diwujudkan dalam simbol-simbol berupa titik, garis, area, dan

ANALISA PERBANDINGAN HASIL PENGUKURAN KOORDINAT DAN ELEVASI DENGAN ALAT TOTAL STATION DAN GPS GEODETIC DI FOLDER SANGATTA KAB. KUTAI TIMUR ABSTRACT

RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS) KERANGKA DASAR PEMETAAN

Aplikasi GPS Geodetic Dalam Penentuan Titik Kontrol Horisontal Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) Studi Kasus: Bandara Kasiguncu Poso

ORIENTASI PADA PRA PLOTTING PETA BERSISTEM KOORDINAT LOKAL TERHADAP SISTEM KOORDINAT FIX (TETAP)

Analisa Pergeseran Titik Pengamatan GPS pada Gunung Merapi Periode Januari-Juli 2015

BAB Analisis Perbandingan Hasil LGO 8.1 & Bernese 5.0

BAB VII ANALISIS. Airborne LIDAR adalah survey untuk mendapatkan posisi tiga dimensi dari suatu titik

Bahan ajar On The Job Training. Penggunaan Alat Total Station

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2013

BAB 3 PENGOLAHAN DATA DAN HASIL. 3.1 Data yang Digunakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah : Kerangka Dasar Pemetaan. Kode / SKS : C14310 / 1 SKS

PRESENTASI TUGAS AKHIR

ANALISA PETA LINGKUNGAN PANTAI INDONESIA (LPI) DITINJAU DARI ASPEK KARTOGRAFIS BERDASARKAN PADA SNI

Laporan Praktikum Biometri

BEBERAPA PEMIKIRAN TENTANG SISTEM DAN KERANGKA REFERENSI KOORDINAT UNTUK DKI JAKARTA. Hasanuddin Z. Abidin

Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Monitoring Perubahan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus : Wilayah Barat Kabupaten Pasuruan)

On The Job Training PENGENALAN CORS (Continuously Operating Reference Station)

PENENTUAN POSISI DENGAN GPS UNTUK SURVEI TERUMBU KARANG. Winardi Puslit Oseanografi - LIPI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN:

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1A untuk Pembuatan Peta Dasar Lahan Pertanian (Studi Kasus: Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan)

Analisa Ketelitian Planimetris Citra Quickbird Guna Menunjang Kegiatan Administrasi Pertanahan (Studi Kasus: Kabupaten Gresik, 7 Desa Prona)

TUGAS AKHIR RG EVALUASI TITIK DASAR TEKNIK ORDE-3 BPN DITINJAU DARI KERANGKA KONTROL HORISONTAL DAN KONDISI MONUMENNYA

EVALUASI KETINGGIAN BANGUNAN DALAM RANGKA UPAYA MENJAGA ZONA KKOP BANDARA JUANDA. (Studi Kasus : Masjid Ar-Ridlo Sedati Sidoarjo)

Transkripsi:

ANALISA PERBANDINGAN KETELITIAN PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL ORDE-4 MENGGUNAKAN GPS GEODETIK METODE RAPID STATIC DENGAN TOTAL STATION SIAM ARIFAL EFFENDI, MUHAMMAD TAUFIK, EKO YULI HANDOKO Program Studi Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, 60111, Indonesia E-mail : siam@geodesy.its.ac.id Abstrak Jaring kontrol horizontal merupakan sekumpulan titik kontrol horizontal yang satu sama lainnya dikaitkan dengan data ukuran jarak dan/atau sudut, dan koordinatnya ditentukan dengan metode pengukuran/pengamatan suatu sistem referensi tertentu. Jaring kerangka kontrol horisontal memiliki tingkat ketelitian yang berbeda-beda tergantung dari orde jaring kontrol horisontal tersebut. Pada survei pemetaan detail situasi skala lokal digunakan jaring kontrol horisontal orde-4 sebagai kerangka pengukuran. Jaring kontrol horisontal orde-4, bisa didapatkan melalui dua cara, yaitu melalui pengukuran poligon dan survei GPS. Dalam penelitian ini, metode pengamatan/pengukuran yang digunakan adalah statik diferensial dengan lama pengamatan selama 60 menit sebagai titik yang dianggap benar dan rapid static diferensial dengan lama pengamatan selama 15 menit serta pengukuran poligon sebagai titik yang diperbandingkan ketelitiannya. Lokasi yang diambil sebagai tempat penelitian adalah Kampus ITS Surabaya. Data yang digunakan merupakan data yang diambil menggunakan 2 alat yaitu GPS Geodetik Topcon Hiper Pro untuk survei GPS dan Total Station Topcon GTS 235N untuk survei terestris poligon. Adapun analisa dari hasil penelitian adalah perbandingan pergeseran linear titik-titik kerangka pengukuran terhadap nilai yang dianggap benar. Berdasarkan hasil perhitungan pergeseran linear nilai jarak diketahui bahwa rata-rata nilai pergeseran linear jarak untuk pengamatan rapid static mempunyai nilai sebesar 0.022 m dengan nilai standar deviasi sebesar 0.021 m. Sedangkan untuk pengukuran poligon terbuka terikat sempurna mempunyai nilai rata-rata pergeseran linear jarak sebesar 0.018 m dengan nilai standar deviasi sebesar 0.007 m. Kata Kunci : Jaring Kontrol Horisontal, Orde-4, Statik Diferensial, Rapid static Diferensial, Poligon PENDAHULUAN Latar Belakang Surveying is the science, art and technology of determining the relative positions of points above, on, or beneath the earth surface, or of establishing such points (Wolf dan Ghilani, 2002). Dari definisi tersebut dapat diketahui tujuan utama surveying (pemetaan) adalah penentuan lokasi titik yang terdapat di atas, pada, maupun di bawah permukaan bumi Pada proses pemetaan diperlukan adanya kerangka dasar. Kerangka dasar adalah sejumlah titik yang diketahui koordinatnya dalam sistem tertentu yang mempunyai fungsi sebagai pengikat dan pengontrol ukuran baru. Dalam pengukuran untuk pembuatan peta ada dua jenis kerangka dasar yaitu kerangka dasar horizontal (X,Y)/( ) dan kerangka dasar vertikal (Z)/(h). Pada survei pemetaan detail situasi skala lokal digunakan jaring kontrol horisontal orde-4 sebagai kerangka pengukuran (Widadi, 2008). Tentunya dalam suatu proses pengukuran jaring kontrol horisontal orde-4 untuk titik yang sama namun dengan alat dan metode yang berbeda, akan menghasilkan tingkat ketelitian yang berbeda pula. Perumusan Masalah Dari latar belakang di atas, maka permasalahan yang timbul adalah Seberapa besar tingkat ketelitian koordinat jaring kontrol horisontal orde-4 bila diukur dengan alat dan metode yang berbeda. Batasan Masalah Batasan permasalahan dari penelitian ini adalah:

1 Data pembanding diperoleh melalui survei GPS menggunakan metode differensial static. 2 Pengukuran jaring kontrol horisontal orde-4 melalui survei GPS, dilakukan menggunakan GPS Geodetic menggunakan metode differensial rapid static. 3 Pengukuran jaring kontrol horisontal orde-4 melalui pengukuran terestris, dilakukan menggunakan alat Total Station metode poligon terbuka terikat sempurna. 4 Membandingkan ketelitian posisi linear hasil pengukuran survei GPS dan pengukuran Total Station. 5 Metode yang digunakan dalam survei GPS adalah metode radial. 6 Metode yang digunakan pada pengolahan poligon adalah metode bowditch. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan tingkat ketelitian koordinat jaring kontrol horizontal orde-4 hasil pengukuran survei GPS menggunakan metode rapid static dan pengukuran survei terestris menggunakan alat total station metode poligon. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah: 1 Mengetahui sejauh mana perbedaan hasil pengukuran kerangka kontrol horisontal orde-4 melalui survei GPS dan survei terestris menggunakan alat Total Station. 2. Dapat memberikan rekomendasi kepada surveyor dalam menentukan alternatif alat dan metode survei pada pengukuran kerangka kontrol horisontal orde-4. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Penelitian Lokasi penelitian mengambil daerah studi di Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur. Peralatan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Perangkat keras (Hardware) a. Laptop Sony Vaio VGN-B66GP b. Printer Canon Pixma IP1000 2. Perangkat Lunak (Software) a. Sistem Operasi Windows XP Professional b. Sistem Operasi Windows 98 c. Microsoft Office Word 2003 d. Microsoft Office Excel 2003 e. Autodesk Land Desktop 2004 f. Microsoft Active Sync g. PCCDU h. Topcon Tools i. SKI Pro 2.1 3. Dua set GPS Geodetic Topcon Hiper Pro 4. Satu set Total Station Topcon GTS 235N Metodologi Penelitian Tahapan yang akan dilaksanakan dalam kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut (gambar terlampir): 1. Tahap Persiapan Tahapan ini terdiri dari identifikasi dan perumusan masalah beserta penetapan tujuan penelitian, studi literatur yang berhubungan dengan kerangka kontrol horisontal orde-4, dan orientasi lapangan serta penentuan lokasi titik penyusun jaring. a. Lokasi yang digunakan sebagai penelitian adalah Kampus ITS Sukolilo, Surabaya. b. Jumlah titik yang digunakan 12 buah dengan rincian sebagai berikut: 1 buah titik berfungsi sebagai base station pengamatan GPS. 4 buah titik berfungsi sebagai titik ikat pada pengukuran poligon terbuka terikat sempurna. 7 buah titik berfungsi sebagai titik yang dibandingkan ketelitiannya. Ketujuh titik yang dibandingkan ketelitiannya yang disimbolkan dengan huruf A-G tersebut mempunyai kriteria titik sebagai berikut (gambar terlampir): Titik A : berada di antara pepohonan Titik B : berada di antara bangunan

Titik C : berada di samping bangunan Titik D : berada di bawah pohon Titik E : berada di tepi kolam/perairan Titik F : berada di bawah jalur kabel listrik PLN Titik G : berada di ruang terbuka Kriteria tersebut ditetapkan mengacu pada kesalahan yang bisa timbul pada survei GPS terhadap tempat-tempat pengukuran yang memungkinkan terjadinya bias dan kesalahan pada survei GPS. c. Konfigurasi jaringan berbentuk poligon terbuka terikat sempurna pada pengukuran poligon dan radial pada survei GPS. 2. Tahap Uji Alat Pengukuran Pada tahap ini dilakukan uji alat yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat tersebut berfungsi secara baik dan benar sehingga hasil ukuran yang didapatkan bisa diketahui tingkat akurasinya. Nilai koreksi alat digunakan untuk mengoreksi nilai hasil pengukuran apabila terjadi kesalahan yang disebabkan karena tidak berfungsinya alat secara optimal pada pengukuran. Koreksi alat tersebut meliputi pengamatan zero baseline, short baseline test, dan pengukuran kolimasi. 3. Tahap Pengumpulan Data Data merupakan data yang langsung diambil di lokasi penelitian yaitu koordinat jaring kontrol horisontal dari titik-titik pembentuk jaring. Pengukuran koordinat jaring dilakukan menggunakan alat GPS Geodetik Topcon Hiper Pro dan alat Total Station Topcon GTS 235N. Metode yang digunakan pada proses pengukuran pengambilan data ini adalah sebagai berikut: a. Koordinat yang Dibandingkan Melalui pengukuran terestris menggunakan alat total station metode poligon terbuka terikat sempurna. Melalui survei GPS metode rapid static dengan lama pengamatan selama 15 menit. b. Koordinat Pembanding Untuk koordinat pembanding, titiktitik pembentuk jaring diukur melalui survei GPS metode statik dengan lama pengamatan selama 1 jam.. 4. Tahap Pengolahan data Pada tahapan ini dilakukan pengolahan dari data-data yang ada untuk selanjutnya dilakukan analisa hasil. Tahapan pengolahan data dijelaskan pada diagram alir di bawah ini (gambar terlampir): Proses dari tahapan ini adalah pengolahan hasil ukuran survei GPS dan survei terestris (poligon). Pada proses pengolahan data survei GPS digunakan Software SKI Pro 2.1, maka didapat titik kordinat hasil pengukuran. Hasil pengamatan statik dianggap sebagai titik fix dan hasil pengamatan rapid static berupa titik koordinat yang akan diperbandingkan. Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data survei terestris. Untuk perhitungan pengukuran terestris ini menggunakan prinsip model poligon terbuka terikat sempurna metode bowditch menggunakan software Microsoft Office Excel. Hasil pengolahan data survei terestris juga berupa titik koordinat yang akan diperbandingkan. 5. Tahap Analisa Data dan Kesimpulan a. Analisa Untuk tahap ini yang dilakukan adalah menganalisa hasil pengolahan data ukuran. Yang dilakukan analisa adalah analisa tentang pergeseran linear, yaitu membandingkan koordinat hasil pengolahan data antara hasil pengukuran survei GPS metode rapid static dan survei pengukuran terestris metode poligon terhadap koordinat hasil survei GPS metode statik. b. Kesimpulan Dalam tahap ini merupakan hasil yang diperoleh dari penelitian ini serta kekurangan dan kendala yang dihadapi. Kemudian saran perbaikan dan rekomendasi untuk penelitian sejenis selanjutnya.

6. Tahap Pelaporan Pada tahapan ini dapat diambil suatu kesimpulan dari penelitian ini serta dilakukannya dokumentasi secara tertulis terhadap segala kegiatan yang telah dilakukan mulai dari awal hingga dapat memberikan informasi mengenai ketelitian pengukuran jaring kontrol horisontal orde-4 melalui pengukuran survei GPS dan survei terestris menggunakan alat total station. HASIL DAN ANALISA Hasil 1. Hasil Pengolahan Data Survei GPS Pengolahan data survei GPS dari tiap titik pengamatan dilakukan menggunakan software SKI-PRO 2.1. Metode pengolahan baseline yang dilakukan adalah metode radial. Tabel 1 Hasil Pengamatan Metode Statik Selama 60 Menit. Nama Easting Northing E N EN Titik (m) (m) (m) (m) (m) ITS01 697685.143 9194971.103 A 698018.337 9194696.606 0.001 0.001 0.002 B 698114.136 9194788.451 0.001 0.002 0.002 C 698228.050 9194845.759 0.001 0.001 0.001 D 698316.526 9194794.062 0.002 0.001 0.002 E 698418.127 9194828.224 0.001 0.000 0.001 F 698483.027 9194895.879 0.001 0.001 0.001 G 698485.895 9195061.303 0.000 0.000 0.001 Tabel 2 Hasil Pengamatan Metode Rapid static Selama 15 Menit. Nama Easting Northing E N EN Titik (m) (m) (m) (m) (m) ITS01 697685.143 9194971.103 A 698018.319 9194696.623 0.003 0.002 0.003 B 698114.093 9194788.484 0.003 0.004 0.005 C 698228.040 9194845.804 0.005 0.004 0.006 D 698316.535 9194794.046 0.003 0.002 0.004 E 698418.119 9194828.221 0.001 0.001 0.001 F 698483.026 9194895.878 0.001 0.001 0.001 G 698485.899 9195061.301 0.001 0.001 0.001 Tabel 3 Hasil Pengamatan Untuk Titik Ikat Selama 60 Menit Nama Easting Northing E N EN Titik (m) (m) (m) (m) (m) ITS01 697685.143 9194971.103 GD-02 697757.475 9194906.211 0.002 0.001 0.002 GD-04 697904.243 9194745.124 0.002 0.001 0.002 GPS-03 698378.883 9195152.621 0.001 0.000 0.001 TI1 698297.605 9195266.284 0.001 0.001 0.001 2. Hasil Pengolahan Data Survei Terestris Pengolahan data survei terestris dari tiap titik pengukuran dilakukan menggunakan software Microsoft Office Excel. Metode pengolahan data titik kerangka pengukuran adalah metode bowditch untuk poligon terbuka terikat sempurna. Tabel 4 Hasil Pengolahan Data Pengukuran Poligon Terbuka Terikat Sempurna Nama Easting Northing Keterangan Titik (m) (m) Posisi GD-02 697757.475 9194906.211 GD-04 697904.243 9194745.124 A 698018.333 9194696.618 di antara pepohonan B 698114.130 9194788.480 di antara bangunan C 698228.048 9194845.769 di samping bangunan D 698316.524 9194794.076 di bawah pohon E 698418.105 9194828.219 di tepi kolam/perairan F 698483.006 9194895.873 di bawah jalur kabel listrik PLN yang kabelnya terbungkus G 698485.885 9195061.293 di ruang terbuka GPS-03 698378.883 9195152.621 TI1 698297.605 9195266.284 Toleransi pengukuran poligon terbuka terikat sempurna orde-4: 1. Sudut i n i = 5 maka toleransinya adalah 5 7 = 13,229 = 9 (masih masuk toleransi) 2. Jarak ( x 2 y 2 ) 1/2 d 1/10000 (0,006 2 m+0,069 2 m) 1/2 /993,688 m 1/10000 7,065.10-5 1.10-4 (masih masuk toleransi) atau 1:14154 1:10000

Analisa Analisa Pergeseran Linear Horisontal Dari hasil pengolahan data untuk pengamatan survei GPS metode rapid static dan pengolahan data untuk pengukuran terestris menggunakan total station metode poligon terbuka terikat sempurna, didapatkan koordinat posisi tiap titik penelitian. Berdasarkan koordinat posisi tersebut kemudian dihitung pergeseran linear tiap titik. Sebagai titik acuan adalah titik yang didapatkan dari pengamatan survei GPS metode static selama 60 menit. 1. Analisa Pergeseran Linear Nilai Absis Analisa pergeseran nilai absis (x) disini adalah membandingkan masingmasing nilai absis koordinat titik penelitian terhadap nilai absis koordinat yang dianggap benar, yaitu koordinat absis hasil pengamatan rapid static selama 15 menit dan koordinat absis hasil pengukuran poligon terbuka terikat sempurna terhadap koordinat absis hasil pengamatan statik selama 60 menit. Nilai Absis Tabel 5 Pergeseran Linear Nilai Absis Point RS TS X(m) X(m) A -0.018-0.004 B -0.043-0.006 C -0.010-0.002 D 0.009-0.002 E -0.008-0.022 F -0.001-0.021 G 0.004-0.010 Jumlah -0.067-0.067 Rata-rata -0.010-0.010 Deviasi 0.017 0.009 0.02 0.01 0-0.01-0.02-0.03-0.04-0.05 Grafik Pergeseran Linier Nilai Absis A B C D E F G Titik Static Rapid Static Total Station Gambar 1 Grafik Pergeseran Linear Nilai Absis Berdasarkan hasil perhitungan pergeseran linear absis di atas (Tabel 5 Pergeseran Linear Nilai Absis) diketahui bahwa rata-rata nilai pergeseran linear absis untuk pengamatan rapid static mempunyai nilai sebesar -0.010 m dengan nilai standar deviasi sebesar 0.017 m. Sedangkan untuk pengukuran poligon terbuka terikat sempurna mempunyai nilai rata-rata pergeseran absis sebesar -0.010 m dengan nilai standar deviasi sebesar 0.009 m. Jadi dari hasil perhitungan pergeseran linear absis ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pengukuran kerangka kontrol horisontal orde-4 untuk daerahdaerah penelitian di atas lebih baik menggunakan pengukuran terestris metode poligon. 2. Analisa Pergeseran Linear Nilai Ordinat Analisa pergeseran nilai ordinat (y) disini adalah membandingkan masingmasing nilai ordinat koordinat titik penelitian terhadap nilai ordinat koordinat yang dianggap benar, yaitu koordinat ordinat hasil pengamatan rapid static selama 15 menit dan koordinat ordinat hasil pengukuran poligon terbuka terikat sempurna terhadap koordinat ordinat hasil pengamatan statik selama 60 menit. Tabel 6 Pergeseran Linear Nilai Ordinat Point RS TS Y(m) Y(m) A 0.017 0.012 B 0.033 0.029 C 0.045 0.010 D -0.016 0.014 E -0.003-0.005 F -0.001-0.006 G -0.002-0.009 Jumlah 0.074 0.045 Rata-rata 0.011 0.006 Deviasi 0.022 0.014

Nilai Ordinat 0.05 0.04 0.03 0.02 0.01 0-0.01-0.02 Grafik Pergeseran Linier Nilai Ordinat A B C D E F G Titik Static Rapid Static Total Station Gambar 2 Grafik Pergeseran Linear Nilai Ordinat Berdasarkan hasil perhitungan pergeseran linear ordinat di atas (Tabel 6 Pergeseran Linear Nilai Ordinat) diketahui bahwa rata-rata nilai pergeseran linear ordinat untuk pengamatan rapid static mempunyai nilai sebesar 0.011 m dengan nilai standar deviasi sebesar 0.022 m. Sedangkan untuk pengukuran poligon terbuka terikat sempurna mempunyai nilai rata-rata pergeseran ordinat sebesar 0.006 m dengan nilai standar deviasi sebesar 0.014 m. Jadi dari hasil perhitungan pergeseran linear ordinat ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pengukuran kerangka kontrol horisontal orde-4 untuk daerahdaerah penelitian di atas lebih baik menggunakan pengukuran terestris metode poligon. 3. Analisa Pergeseran Linear Nilai Jarak Analisa pergeseran nilai linear jarak disini adalah membandingkan masingmasing nilai linear jarak yang dihasilkan dari perhitungan koordinat titik penelitian terhadap koordinat yang dianggap benar, yaitu koordinat hasil pengamatan rapid static selama 15 menit dan koordinat hasil pengukuran poligon terbuka terikat sempurna terhadap koordinat hasil pengamatan statik selama 60 menit. Tabel 7 Pergeseran Linear Nilai Jarak Point RS TS Linear(m) Linear(m) A 0.025 0.013 B 0.054 0.029 C 0.046 0.011 D 0.018 0.014 Nilai Pergeseran Linier E 0.009 0.023 F 0.001 0.022 G 0.005 0.014 Jumlah 0.157 0.125 Rata-rata 0.022 0.018 Deviasi 0.021 0.007 0.06 0.05 0.04 0.03 0.02 0.01 0 Grafik Pergeseran Linier Nilai Jarak A B C D E F G Titik Static Gambar 3 Grafik Pergeseran Linear Nilai Jarak Rapid Static Total Station Tabel 8 Nilai PDOP dan Cycle Slips Titik Rapid static PDOP Terkecil PDOP Terbesar Cycle Slips A 2.1 2.3 7 B 3.2 9.8 23 C 2.5 6.5 1 D 1.6 1.9 11 E 2.0 2.0 0 F 2.2 2.3 0 G 1.9 2.4 0 Berdasarkan hasil perhitungan pergeseran linear nilai jarak di atas (Tabel 7 Analisa Pergeseran Titik) diketahui bahwa rata-rata nilai pergeseran linear jarak untuk pengamatan rapid static mempunyai nilai sebesar 0.022 m dengan nilai standar deviasi sebesar 0.021 m. Sedangkan untuk pengukuran poligon terbuka terikat sempurna mempunyai nilai rata-rata pergeseran linear jarak sebesar 0.018 m dengan nilai standar deviasi sebesar 0.007 m. Jadi dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pengukuran kerangka kontrol horisontal orde-4 untuk daerahdaerah penelitian di atas lebih baik menggunakan pengukuran terestris metode poligon.

Berdasarkan standar pergeseran linear untuk titik kontrol horisontal orde-4 BPN disebutkan bahwa pergeseran komponen horizontal tidak boleh lebih dari 0.03 meter. Maka, data di atas sudah memenuhi klasifikasi sebagai kerangka kontrol horisontal orde-4 karena nilai pergeseran tidak lebih dari 0.03 meter terhadap nilai yang dianggap benar. Berdasarkan nilai rata-rata dan standar deviasi untuk pergeseran nilai linear absis, nilai linear ordinat, dan nilai linear jarak di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengukuran kerangka kontrol horisontal orde- 4 untuk daerah-daerah yang reflektif dan obstruksinya kurang baik (sesuai dengan kriteria posisi titik kerangka pengukuran di atas), lebih baik menggunakan pengukuran terestris metode poligon menggunakan total station. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari penelitian tentang analisa ketelitian pengukuran kerangka kontrol horisontal orde- 4 yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil perhitungan pergeseran linear absis diketahui bahwa rata-rata nilai pergeseran linear absis untuk pengamatan rapid static mempunyai nilai sebesar - 0.010 m dengan nilai standar deviasi sebesar 0.017 m. Sedangkan untuk pengukuran poligon terbuka terikat sempurna mempunyai nilai rata-rata pergeseran absis sebesar -0.010 m dengan nilai standar deviasi sebesar 0.009 m. 2. Berdasarkan hasil perhitungan pergeseran linear ordinat diketahui bahwa rata-rata nilai pergeseran linear ordinat untuk pengamatan rapid static mempunyai nilai sebesar 0.011 m dengan nilai standar deviasi sebesar 0.022 m. Sedangkan untuk pengukuran poligon terbuka terikat sempurna mempunyai nilai rata-rata pergeseran ordinat sebesar 0.006 m dengan nilai standar deviasi sebesar 0.014 m. 3. Berdasarkan hasil perhitungan pergeseran linear nilai jarak diketahui bahwa rata-rata nilai pergeseran linear jarak untuk pengamatan rapid static mempunyai nilai sebesar 0.022 m dengan nilai standar deviasi sebesar 0.021 m. Sedangkan untuk pengukuran poligon terbuka terikat sempurna mempunyai nilai rata-rata pergeseran linear jarak sebesar 0.018 m dengan nilai standar deviasi sebesar 0.007 m. 4. Berdasarkan standard pergeseran linear untuk titik kontrol horisontal orde-4 BPN disebutkan bahwa pergeseran komponen horizontal tidak boleh lebih dari 0.03 meter. Maka, data penelitian sudah memenuhi klasifikasi sebagai kerangka kontrol horisontal orde-4 karena nilai pergeseran tidak lebih dari 0.03 meter terhadap nilai yang dianggap benar. 5. Berdasarkan nilai rata-rata dan standar deviasi untuk pergeseran nilai linear absis, nilai linear ordinat, dan nilai linear jarak, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengukuran kerangka kontrol horisontal orde-4 untuk daerah-daerah yang reflektif dan obstruksinya kurang baik, lebih baik menggunakan pengukuran terestris metode poligon menggunakan total station. Saran Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil saran sebagai berikut: 1. Perlu adanya uji ketelitian alat sebelum proses pengambilan data di lapangan agar data yang dihasilkan benar-benar valid dan bila ada kesalahan dapat dilakukan koreksi melalui nilai koreksi yang didapatkan dari uji ketelitian alat. 2. Perlu lebih banyak variasi posisi titik penelitian agar hasil pengolahan data yang didapatkan bisa menjelaskan metode yang lebih efektif yang digunakan untuk pengukuran kerangka kontrol horisontal orde-4 tersebut.

DAFTAR PUSTAKA Abidin, H. Z. 2000. Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya. Jakarta: PT Pradnya Paramita. Abidin, H. Z. 2001. Geodesi Satelit. Jakarta: PT Pradnya Paramita. Abidin, H. Z., Jones, A., Kahar, J. 2002. Survey Dengan GPS. Jakarta: PT Pradnya Paramita. Brinker, Russell C., dan Paul R. Wolf. 1986. Dasar Dasar Pengukuran Tanah Jilid 1. Jakarta: Erlangga. BPN (Badan Pertanahan Nasional). 1997. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Jakarta: Badan Pertanahan Nasional. BPN (Badan Pertanahan Nasional). 2002. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1997 tentang Materi Pengukuran dan Pemetaan Pendaftaran Tanah. Jakarta: Badan Pertanahan Nasional. BSN (Badan Standardisasi Nasional). 2002. Standar Nasional Indonesia Jaring Kontrol Horisontal. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional. Djawahir. 1992. Penentuan Posisi dengan GPS. Yogyakarta: Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik UGM. ICSM (Inter-Governmental Committee on Surveying and Mapping). 1996. Standards and Practices for Control Surveys (SP1). ICSM Publication No. 1, 22 Nopember. Kavanagh, Barry F. 2003. Surveying Principles and Applications Sixth Edition. New Jersey: Pearson Education Inc. Leick, Alfred. 1995. GPS Satellite Surveying Second Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc. Mikhail, E. M., dan Gordon Gracie. 1981. Analysis and Adjustment of Survey Measurement. New York: Van Nostrand Reinhold Company, Inc. Muhamadi, Mansur dan Ira Mutiara. 2002. Hitung Perataan I. Surabaya: Teknik Geodesi Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Nurjati, Chatarina. 2004. Modul Ajar Ilmu Ukur Tanah I. Surabaya: Teknik Geodesi Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Purworahardjo, Umaryono U, 1985. Menghilangkan Kesalahan Sistematik Pada Pendapatan Ukuran Serta Penerapan Dalil-Dalil Kesalahan san Perataan Kuadrat Terkecil. Bandung: Jurusan Teknik Geodesi Institut Teknologi Bandung. Purworahardjo, Umaryono U, 1986. Pengukuran Horizontal. Bandung: Jurusan Teknik Geodesi Institut Teknologi Bandung. Purworahardjo, Umaryono U, 1994. Ilmu Hitung Perataan Teori Kesalahan Untuk Pekerjaan Surveying dan Geodesi. Bandung: Jurusan Teknik Geodesi Institut Teknologi Bandung. Seeber, G. 1993. Satellite Geodesy, Foundattions, Methods, and Applications. Berlin: Walter de Gruyter. Widadi. 2008. Maps Kerangka Dasar Pemetaan, <URL: http://widadiaksoprabu.blogspot.com/20 08/07/kerangka-dasar-pemetaan.html>. Dikunjungi pada tanggal 15 Desember 2008, jam 22.15. Wisantono, D. 1994. Total Station. Bandung: Lab. Pemetaan Darat Jurusan Teknik Geodesi Institut Teknologi Bandung. Wolf, Paul R., dan Charles D. Ghilani. 2002. Elementary Surveying: An Introduction to Geomatics. New Jersey: Prentice Hall. Wongsotjitro, Soetomo. 1980. Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta: Kanisius.

LAMPIRAN Metodologi Penelitian Identifikasi dan Perumusan Masalah beserta Tujuannya Studi Literatur Survei GPS Survei Terestris Orientasi Lapangan dan Penentuan Lokasi Titik Penyusun Jaring Tahap Persiapan Statik Data Pengukuran Rapid Static Data Pengukuran Persiapan Alat Data TPS (*.tps;*.jps) Data TPS (*.tps;*.jps) Poligon GPS Uji Alat Total Station Konversi ke Format Rinex (*.??0;*.??G;*.??N) Data Rinex Konversi ke Format Rinex (*.??0;*.??G;*.??N) Data Rinex Data TopSurv Coordinates (*.txt) Zero Baseline Short Baseline Test Analisa Kesalahan Alat Pengambilan Data Lapangan Kolimasi Tahap Uji Alat Pengukuran Impor Data SPP (Single Point Positioning) Penentuan Parameter Pengolahan Baseline Pengolahan Baseline Reference-Rover Parameter Baselines: - Ambiguitas Fase - Deteksi Cycle Slips - Pemilihan Satelit Impor Data SPP (Single Point Positioning) Penentuan Parameter Pengolahan Baseline Pengolahan Baseline Reference-Rover Sudut dan Jarak Bowditch GPS Geodetik GPS Geodetik Total Station Metode Static Metode Rapid Static Metode Poligon Tahap Pengumpulan Data Tidak Ambiguity Fixed (Bilangan Integer) atau Tidak Ambiguity Fixed (Bilangan Integer) atau Tidak Tidak 1 6000 Tidak Post Processing Titik Fix Sebagai Referensi Post Processing Koordinat Titik Post Processing Koordinat Titik Tahap Pengolahan Data Ya Transformasi Koordinat Ya Transformasi Koordinat Ya Analisa Koordinat Titik Sebagai Referensi Koordinat Titik Koordinat Titik Kesimpulan Tahap Analisa Data dan Kesimpulan Analisa Pelaporan Tahap Pelaporan Kesimpulan Diagram Alir Penelitian Diagram Alir Pengolahan Data Lokasi Penelitian Titik A Titik B Titik C Titik D Titik E Titik F Titik G

Tabel Analisa Pergeseran Titik Point GPS Rapid static Poligon Rapid static Poligon X Y X Y X Y dx dy Linear dx dy Linear A 698018.337 9194696.606 698018.319 9194696.623 698018.333 9194696.618-0.018 0.017 0.025-0.004 0.012 0.013 B 698114.136 9194788.451 698114.093 9194788.484 698114.130 9194788.480-0.043 0.033 0.054-0.006 0.029 0.029 C 698228.050 9194845.759 698228.040 9194845.804 698228.048 9194845.769-0.010 0.045 0.046-0.002 0.010 0.011 D 698316.526 9194794.062 698316.535 9194794.046 698316.524 9194794.076 0.009-0.016 0.018-0.002 0.014 0.014 E 698418.127 9194828.224 698418.119 9194828.221 698418.105 9194828.219-0.008-0.003 0.009-0.022-0.005 0.023 F 698483.027 9194895.879 698483.026 9194895.878 698483.006 9194895.873-0.001-0.001 0.001-0.021-0.006 0.022 G 698485.895 9195061.303 698485.899 9195061.301 698485.885 9195061.293 0.004-0.002 0.005-0.010-0.009 0.014 Jumlah -0.067 0.074 0.157-0.067 0.045 0.125 Rata-rata -0.010 0.011 0.022-0.010 0.006 0.018 Deviasi 0.017 0.022 0.021 0.009 0.014 0.007 Kualitas Data Pengukuran Poligon Menggunakan Metode Least Square Ellips Error Jarak Yang Diratakan Sudut Yang Diratakan