PENGARUH BINDER MOLASES DALAM COMPLETE CALF STARTER BENTUK PELLET TERHADAP KONSENTRASI VOLATILE FATTY ACID DARAH DAN GLUKOSA DARAH PEDET PRASAPIH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya penurunan kemampuan induk dalam mencukupi kebutuhan nutrient

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanduknya mengarah ke depan (Rahman, 2007). Sapi FH memiliki produksi susu

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Devendra dan Burns (1994) menyatakan bahwa kambing menyukai pakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kelinci New Zealand White berasal dari Amerika. Menurut Tambunan dkk.

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak

I. PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian

KATA PENGANTAR. dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

PENGARUH PENYIMPANAN TERHADAP BAHAN KERING DAN PROTEIN MURNI PELLET CALF STARTER YANG DITAMBAH LIMBAH KUBIS FERMENTASI SKRIPSI GILANG PRASETYO

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

menjaga kestabilan kondisi rumen dari pengaruh aktivitas fermentasi. Menurut Ensminger et al. (1990) bahwa waktu pengambilan cairan rumen berpengaruh

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2016 di Kandang Domba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipelihara dengan tujuan menghasilkan susu. Ciri-ciri sapi FH yang baik antara

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

I. PENDAHULUAN. nutrien pakan dan juga produk mikroba rumen. Untuk memaksimalkan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

PENGARUH PELLET CALF STARTER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nutrisi yang sesuai sehingga dapat dikonsumsi dan dapat dicerna oleh ternak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2003). Pemberian total mixed ration lebih menjamin meratanya distribusi asupan

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

EFISIENSI PAKAN KOMPLIT DENGAN LEVEL AMPAS TEBU YANG BERBEDA PADA KAMBING LOKAL SKRIPSI. Oleh FERINDRA FAJAR SAPUTRA

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cara peningkatan pemberian kualitas pakan ternak. Kebutuhan pokok bertujuan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Agustus 2016 di

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi perah merupakan salah satu jenis sapi yang dapat mengubah pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan peternak (Anggraeni, 2012). Produksi susu sapi perah di Indonesia

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kandang Peternakan Koperasi PT Gunung

Tyas Widhiastuti. Pembimbing: Dr. Ir. Anis Muktiani, M.Si Dr. Ir. Mukh. Arifin, M.Sc

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

Daftar Pustaka. Leng, R.A Drought Feeding Strategies : Theory and Pactice. The University of New England Printery, Armidale - New South Wales.

TOTAL VFA, KONSENTRASI NH 3 DAN PRODUKSI PROTEIN MIKROBA RUMEN PADA SAPI JAWA YANG DIPELIHARA DENGAN PROPORSI KONSENTRAT YANG BERBEDA SKRIPSI.

KONSENTRASI PROTEIN MURNI, NEUTRAL DETERGENT FIBER DAN ACID DETERGENT FIBER PADA PELET CALF STARTER DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH KUBIS TERFERMENTASI

PENGARUH IMBANGAN HIJAUAN DENGAN KONSENTRAT DAN SUPLEMENTASI UREA TERHADAP KECERNAAN SERAT KASAR, ASETAT DARAH DAN LEMAK SUSU SAPI Friesian Holstein

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Nutrien

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 10. Hasil Pengamatan Karakteristik Fisik Silase Ransum komplit

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

KHARISMA ANINDYA PUTRI H

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Perah

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Ransum

LAMPIRAN. % dari pakan

Uji Biologis Konsumsi Pakan, Populasi Bakteri Rumen dan ph Pellet Complete Calf Starter pada Pedet Friesian Holstein Pra Sapih

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi perah Friesian Holstein (FH) merupakan salah satu jenis sapi perah

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan NDF. dengan konsumsi (Parakkasi,1999). Rataan nilai kecernaan NDF pada domba

I. PENDAHULUAN. Limbah industri gula tebu terdiri dari bagas (ampas tebu), molases, dan blotong.

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

UJI BIOLOGIS PELET YANG MENGANDUNG LIMBAH KUBIS TERFERMENTASI TERHADAP PROFIL DARAH KELINCI NEW ZEALAND WHITE PERIODE PERTUMBUHAN SKRIPSI

TINJAUAN PUSTAKA. Jerami Padi

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pakan pelengkap (Hartadi dkk., 1991). Konsentrat terdiri dari campuran jagung,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

PENGANTAR. Latar Belakang. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar

PENDAHULUAN. bagi usaha peternakan. Konsumsi susu meningkat dari tahun ke tahun, tetapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan. Pakan dengan kualitas yang baik, memberikan efek terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

PENDAHULUAN. karena Indonesia memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau.

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TERNAK UNGGAS DAN NON RUMINANSIA. Penyusunan Ransum dan Pemberian Pakan Pada Broiler Fase Finisher

Gambar 6. Pemberian Obat Pada Domba Sumber : Dokumentasi Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

HASIL DAN PEMBAHASAN 482,91 55, ,01 67,22

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III MATERI DAN METODE. Diponegoro, Semarang. Kegiatan penelitian berlangsung dari bulan Mei hingga

1.1. Potensi Ampas Sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti. Menurut Bintoro dkk (2010) sagu ( Metroxylon sp) merupakan tanaman

PENGANTAR. sangat digemari oleh masyarakat. Sate daging domba walaupun banyak. dipopulerkan dengan nama sate kambing merupakan makanan favorit di

RETENSI NITROGEN PADA KAMBING PERANAKAN ETTAWA BETINA LEPAS SAPIH YANG DIBERI PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN DAN ENERGI YANG BERBEDA SKRIPSI.

NILAI TOTAL DIGESTIBLE NUTRIENTS PAKAN DENGAN LEVEL PROTEIN DAN ENERGI YANG BERBEDA PADA KAMBING PERANAKAN ETAWA BETINA LEPAS SAPIH SKRIPSI.

MATERI DAN METODE. Materi

Transkripsi:

PENGARUH BINDER MOLASES DALAM COMPLETE CALF STARTER BENTUK PELLET TERHADAP KONSENTRASI VOLATILE FATTY ACID DARAH DAN GLUKOSA DARAH PEDET PRASAPIH SKRIPSI Oleh ZULFARY ARIF FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2010

PENGARUH BINDER MOLASES DALAM COMPLETE CALF STARTER BENTUK PELLET TERHADAP KONSENTRASI VOLATILE FATTY ACID DARAH DAN GLUKOSA DARAH PEDET PRASAPIH Oleh ZULFARY ARIF NIM : H2C 003 149 Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Peternakan pada Program Studi Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2010

RINGKASAN ZULFARY ARIF. H2C 003 149. Pengaruh Binder Molases dalam Complete Calf Starter Bentuk Pellet terhadap Konsentrasi Volatile Fatty Acid Darah dan Glukosa Darah Pedet Prasapih. (Pembimbing : SRI MUKODININGSIH dan EKO PANGESTU). Penelitian bertujuan menghasilkan complete calf starter bentuk pellet dengan kualitas biologis yang baik, ditinjau dari indikator perkembangan rumen dengan adanya konsentrasi VFA darah dan glukosa darah. Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai penggunaan binder molases yang tepat pada pelleting complete calf starter dari kombinasi perlakuan bungkil kedelai dan jerami jagung. Penelitian ini dilaksanakan selama 12 bulan dari bulan September 2007 sampai September 2008 di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul Sapi Perah Baturraden, Purwokerto. Materi penelitian yang digunakan meliputi ternak, bahan dan peralatan. Ternak yang digunakan adalah 8 ekor pedet sapi FH umur 1 minggu dengan bobot badan 42 lebih kurang 5 kg. Bahan pakan yang digunakan untuk menyusun ransum, antara lain jerami jagung (tebon), jagung giling, bungkil kedelai, dedak halus, vitamin, mineral dan molases. Peralatan yang digunakan adalah vacutener, kulkas atau freezer, alat-alat dan bahan untuk menguji VFA darah serta alat-alat untuk menguji glukosa darah. Perlakuan yang diberikan yaitu sebagai berikut: T 1 = pellet dengan menggunakan binder molases 5% dan T 2 = pellet dengan menggunakan binder molases 10%. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 2 perlakuan dan 4 ulangan yang diuji secara seri pada umur pengamatan 2 minggu dan 6 minggu. Parameter yang diukur meliputi VFA darah dan Glukosa darah. Hasil penelitian menunjukan rata-rata VFA darah pada umur 2 minggu T 1 = 3,05 10-2 mmol/l, T 2 = 3,00 10-2 mmol/l; pada umur 6 minggu T 1 = 39,41 10-2 mmol/l, T 2 = 94,41 10-2 mmol/l. Glukosa darah pada umur 2 minggu T 1 = 71,71 mg/dl, T 2 = 72,18 mg/dl; pada umur 6 minggu T 1 = 72,98 mg/dl, T 2 = 73,46 mg/dl. Simpulan dari penelitian ini adalah penambahan molases 5% dan 10 % sebagai binder pellet menghasilkan VFA darah yang sama pada umur 2 minggu dan pada umur 6 minggu didapatkan hasil yang lebih tinggi pada penambahan molases 10%. Glukosa darah cenderung stabil pada penambahan molases 5% maupun 10 % baik umur 2 minggu dan 6 minggu.

BAB I PENDAHULUAN Peningkatan penduduk Indonesia yang disertai dengan peningkatan kesadaran akan pentingnya zat nutrisi menyebabkan peningkatan permintaan protein yang berasal dari ternak meningkat. Khususnya ternak penghasil susu dan daging seperti sapi. Hal tersebut mengakibatkan pentingnya pengelolaan sapi yang baik, terutama pada penanganan anak yang baru lahir harus sangat diperhatikan agar dapat digunakan sebagai induk pengganti (replacement) atau sebagai ternak jantan pedaging. Peternak sapi perah umumnya kurang memperhatikan pertumbuhan pedet, diseababkan para petani memberikan pengganti susu sepenuhnya biasanya dalam bentuk cair yang kurang menguntungkan bagi perkembangan retikulo rumen, karena pakan cair langsung menuju abomasum melalui oeshophagial groove. Sebaiknya pedet dikenalkan dengan pakan kasar atau calf starter dan dapat dimulai pada umur 1 minggu (Parakkasi, 1995; Sutarno, 2003), dengan pemberian sebanyak 50 hingga 250 g/hari untuk umur 1 hingga 20 minggu (Morisse et al., 2000). Pakan kasar dapat merangsang perkembangan retikulorumen dengan baik, sehingga pedet dapat disapih dini dengan performan yang baik. Pemberian calf starter bersama-sama dengan hijauan (complete calf starter) lebih memiliki keuntungan, karena pedet memperoleh sumber energi, protein serta selulosa secara bersamaan. Hasil penelitian Mukodiningsih et al. (2008),

kombinasi jerami jagung dengan bungkil kedelai bentuk mash menghasilkan konsentrasi VFA yang lebih baik dibandingkan dengan kombinasi jerami padi dengan tepung ikan, kombinasi jerami padi dengan bungkil kedelai dan kombinasi jerami jagung dengan tepung ikan. Konsumsi pakan dalam bentuk pellet lebih efisien dibanding pakan bentuk mash (Ziggers, 2004). Pakan komplit yang diberikan dalam bentuk pellet, memiliki keuntungan antara lain mengurangi pakan yang tercecer, meningkatkan palatabilitas, mengurangi pemilihan pakan oleh ternak, serta mempermudah penanganan. Proses pembuatan pellet kombinasi konsentrat dengan sumber serat memerlukan binder. Binder (perekat) adalah suatu bahan yang dijadikan sebagai perekat berbagai bahan pakan pada proses pembuatan pellet. Bahan yang biasa digunakan sebagai binder adalah bahan bahan sumber energi atau sering disebut readily available carbohydrate, misalnya molases, onggok, dan tepung tapioka. Keuntungan penggunaan molases sebagai binder pada pembuatan pellet adalah meningkatkan palatabilitas dan mengurangi sifat debu, molases juga merupakan sumber karbohidrat mudah tercerna bagi pedet yang baru lahir, selain itu molases dapat meningkatkan penampakan tekstur pellet. Morisse et al. (2000) mempelajari tentang complete calf starter bentuk pellet sebagai pakan suplemen untuk anak sapi Friesian jantan umur 1 hingga 20 minggu. Performans yang baik dihasilkan pada pedet yang mendapat pellet dengan kadar pati 25% dengan NDF 50%.

Pakan yang dihasilkan sebaiknya diuji kualitasnya, baik secara fisik, kimiawi maupun biologis. Pemeriksaan secara fisik meliputi tekstur, warna, keseragaman, durability, dan kekerasan. Pengujian pakan secara kimiawi yaitu menganalisis pakan di laboratorium untuk mengetahui kandungan nutrisinya, dengan analisis proksimat. Pengujian secara biologis yaitu pakan diberikan pada ternak sebagai media percobaan (Thomas, 1998). Complete calf starter yang masuk ke dalam rumen dan dicerna bakteri rumen menghasilkan VFA rumen yang kemudian akan merangsang perkembangan rumen. Hasil akhir fermentasi bahan organik pakan dalam rumen adalah volatile fatty acid (VFA) terutama asetat, propionat dan butirat (Tillman et al., 1991). VFA rumen nantinya akan masuk ke dalam pembuluh darah melalui papila rumen, adanya VFA yang terkandung di dalam darah tersebut mengindikasikan telah berkembangnya rumen pada pedet. Sumber energi pada pedet adalah glukosa. Hal ini dikarenakan anak sapi yang baru lahir belum memiliki rumen yang sempurna untuk proses fermentasi. Glukosa sendiri disintesis pada usus halus. Glukosa darah juga dapat disintesis dari VFA yaitu propionat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan complete calf starter bentuk pellet dengan kualitas biologis yang baik, ditinjau dari indikator perkembangan rumen dengan adanya konsentrasi VFA darah dan glukosa darah. Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai penggunaan binder molases yang tepat pada pelleting complete calf starter dari kombinasi perlakuan bungkil kedelai dan jerami jagung.

Hipotesis penelitian ini adalah penggunaan binder molases dalam pelleting complete calf starter dapat meningkatkan kualitas perkembangan rumen ditinjau dari konsentrasi VFA darah dan glukosa darah pada pedet Frisian Holstein.