BAB I PENDAHULUAN 1.1.Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1.Sejarah Singkat PT. Freeport Indonesia Pada tahun 1967 PT. Freeport Indonesia mulai beroperasi di bidang tambang bawah tanah Grasberg. Dimulai dari tahun 1990 hingga sekarang Freeport berkomitmen untuk menerapkan pembangunan berkelanjutan yaitu komitmen untuk memberi kontribusi positif bagi masyarakat di manapun Freeport melakukan kegiatan. PT. Freeport Indonesia (PTFI) merupakan perusahaan afiliasi dari Freeport McMoran (FCX). Freeport-McMoRan merupakan perusahaan tambang internasional utama dengan kantor pusat di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat. FCX mengelola beragam aset besar berusia panjang yang terdiri dari tembaga, emas dan molybdenum. FCX menyelenggarakan kegiatan melalui beberapa anak perusahaan utama: PT.Freeport Indonesia (PTFI), Freeport-McMoran Corporation (FCX), dan Atlantic Copper. PTFI menambang, memproses, dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung tembaga, emas, dan perak. PTFI beroperasi di daerah dataran tinggi di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, Indonesia. PTFI memasarkan konsentrat yang mengandung tembaga, emas, dan perak ke seluruh penjuru dunia. Kompleks tambang milik PTFI di Grasberg merupakan salah satu penghasil tunggal tembaga dan emas terbesar di dunia. Grasberg berada di jantung suatu wilayah mineral yang sangat melimpah, di mana kegiatan eksplorasi yang berlanjut membuka peluang untuk terus menambah cadangan Freeport yang berusia panjang. 1
PT. Freeport Indonesia dikenal sebagai salah satu tambang tembaga terbesar di dunia, mengandung deposit emas, dan menjadi pemasok tembaga yang terkemuka untuk dekade yang akan datang. 1.1.2.Departemen Grasberg Power Distribution Departemen Grasberg Power Distribution merupakan salah satu departemen pada PT. Freeport Indonesia yang dibawahi oleh Divisi Mine Maintenance yang bertanggung jawab dalam bidang listrik khususnya untuk kawasan Grasberg. Tugas dan tanggung jawab departemen ini yaitu memperbaiki dan memeriksa alat-alat listrik yang digunakan selama bekerja, pendistribusi listrik dan penambahan penerangan dikawasan Grasberg, dan pemeliharaan unit-unit mesin yang ada. Jumlah karyawan lapangan yang terdapat pada departemen ini berjumlah 57 orang dan berjenis kelamin laki-laki. 1.1.3.Visi dan Misi PT. Freeport Indonesia mempunyai Visi dan Misi sebagai berikut: Visi : Menjadi perusahaan tambang kelas dunia yang mencipatkan nilai-nilai unggul dan menjadi kebanggaan bagi seluruh pemangku kepentingan termasuk karyawan, masyarakat, dan bangsa. Misi : Berkomitmen untuk secara kreatif mentransformasikan sumber daya alam menjadi kesejahteraan dan pembangunan yang berkelanjutan melalui praktek-praktek pertambangan terbaik dengan memprioritaskan kesejahteraan dan ketentraman karyawan dan masyarakat, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), tanggung jawab sosial dan lingkungan hidup, serta keselamatan dan kesehatan kerja. 2
1.1.4.Logo Perusahaan PT. Freeport Indonesia Gambar 1.1 Logo Perusahaan Sumber: Data Internal PTFI 1.1.5.Struktur Organisasi Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi, Departemen Power Distribution memiliki struktur organisasi sebagai berikut: Gambar 1.2 Struktur Organisasi Dept. Power Distribution Sumber: Data Internal PTFI 3
Deskripsi Jabatan : 1. Manager a) Mengetahui seluruh informasi terbaru mengenai kebijakan perusahaan, peraturan terbaru, dan informasi perubahan lainnya yang wajib diketahui oleh bawahan b) Bertanggung jawab atas implementasi kebijakan perusahaan secara menyeluruh agar dapat dijalankan secara optimal oleh seluruh karyawan c) Memonitor pelaksanaan kebijakan dan strategi perusahaan d) Mengarahkan fungsi setiap departemen dalam menjalankan strategi perusahaan e) Mengkontrol dan mengevaluasi implementasi strategi 2. General Superintendent a) Mengawasi dan memantau bawahan b) Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan kegiatan dari awal sampai selesai c) Melaksanakan pekerjaan sesuai prosedur perusahaan d) Memotivasi seluruh karyawan agar bekerja sesuai dengan ketentuan dan tugasnya masing-masing 3. Superintendent a) Memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi dilapangan b) Memastikan kegiatan telah sesuai dengan prosedur perusahaan yang berlaku c) Memberikan pengarahan kepada bawahan sebelum bekerja d) Mengatur dan mengawasi kegiatan seputar electrical 4. General Foreman a) Bertanggung jawab untuk memastikan dan memeriksa hasil kerja bawahannya 4
b) Menjadi perantara yang baik dan benar antara bawahan dan atasan di atas General Foreman c) Memastikan Kebijakan prosedur dilaksanakan dengan baik 5. Foreman a) Pengawasan langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan di lapangan agar sesuai dengan prosedur yang berlaku dan memberikan laporan kepada General Foreman b) Membimbing bawahan agar bekerja dengan baik c) Mengawasi kerja dan kinerja para bawahan d) Membuat laporan kerja harian e) Menindaklanjuti laporan bawahan berupa order barang yang dibutuhkan 6. Crew a) Melakukan aktifitas lapangan b) Membuat laporan kepada atasan berhubungan dengan kejadian yang terjadi di lapangan c) Menyiapkan data atau dokumen yang dibutuhkan. d) Melakukan pengecekan bahan dan alat kerja yang digunakan 1.1.6.Bidang Usaha Perusahaan Secara Umum PT Freeport Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan di Indonesia. PTFI menambang, memproses, dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung tembaga, emas, dan perak. PTFI memasarkan konsentrat yang mengandung tembaga, emas, dan perak tersebut ke seluruh penjuru dunia. Selaku salah satu penghasil terbesar tembaga dan emas di dunia, PT Freeport Indonesia menyadari pentingnya logam bagi ekonomi dunia saat ini. Pemenuhan kebutuhan atas barang tersebut harus diimbangi dengan kewajiban sosial dan lingkungan sehingga dalam memenuhi kebutuhan generasi saat ini, hendaknya kita tidak membahayakan kemampuan generasi mendatang untuk 5
memenuhi kebutuhannya sendiri. Inilah doktrin pokok dari Pembangunan Berkelanjutan yang mendasari komitmen Freeport. Saat ini PT Freeport Indonesia (PTFI) menerapkan dua teknik penambangan, yakni open-pit atau tambang terbuka di Grasberg dan tambang bawah tanah di Deep Ore Zone (DOZ). Konsentrat tembaga merupakan produk akhir PT Freeport Indonesia dengan nilai tambah pengolahan mineral mencapai 95% dan 5% sisanya dilakukan proses peleburan dan pemurnian di Smelter untuk mendapatkan tembaga murni. Adapun proses penambangan PTFI dijelaskan pada gambar dibawah ini: Area Operasi PT. Freeport Indonesia Gambar 1.3 Proses Penambangan Pada PTFI Sumber: www.ptfi.co.id (diakses 2/10/2015) 6
1.2.Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi zaman sekarang, persaingan diantara perusahaan kecil, perusahaan menengah, dan perusahaan besar akan semakin meningkat. Untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab perusahaan dengan efektif dan efisien, perusahaan harus memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan berkomitmen tinggi serta menguasai ilmu pengetahuan dan mengerti akan kemajuan teknologi. Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan perusahaan, karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya tujuan perusahaan. Manajemen sumber daya manusia berperan membantu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Menurut Priansa (2014:7) Manajemen Sumber daya manusia adalah suatu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan. Menurut Kadar Nurjaman (2014:169) untuk mencapai tujuan perusahaan adalah dengan meningkatkan prestasi kerja karyawan. Peningkatan tesebut dapat dilihat melalui penilaian prestasi kerja yang dapat memotivasi karyawan sehingga memberikan sumbangan produktif pada perusahaan dan karyawan pun mendapat kepuasan melalui hasil kerja yang baik dan bonus bahkan kenaikan pangkat yang akan didapatkannya melalui prestasinya tersebut. Menurut Bambang Kussriyanto dalam A.A Anwar Prabu Mangkunegara (2010:67) seorang karyawan yang memperoleh kepuasan kerja dari pekerjaannya, akan mempertahankan prestasi kerja yang tinggi, dan sebaliknya seorang karyawan yang tidak mendapatkan kepuasan dalam pekerjaannya, cepat atau lambat tidak akan dapat diandalkan, kemangkiran, dan berprestasi buruk. Freeport sendiri telah menyadari bahwa keberhasilan perusahaan bergantung pada kontribusi masing-masing karyawan, karena itulah Freeport berkomitmen untuk mencapai keunggulan yang mencakup pemenuhan kebutuhan dan kepuasan dari setiap karyawan yang dipekerjakan, dan juga berkomitmen untuk menerapkan pembangunan berkelanjutan yaitu komitmen untuk memberi kontribusi positif bagi masyarakat dimanapun Freeport melakukan kegiatan, salah satunya dengan menyisihkan dana kemitraan 1% dari pendapatan kotor yang didapatkan Freeport atas 7
hasil penjualan konsentrat untuk kepentingan masyarakat setempat melalui Dana Kemitraan PTFI yang disalurkan melalui organisasi bernama Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) (www.lpmak.org). Untuk melihat bagaimana kepuasan kerja karyawan sehubungan dengan kondisi lingkungan kerja fisik dan non-fisik di Dept. Grasberg Power Distribution, peneliti melakukan observasi area kerja Dept. Grasberg, menyebarkan kuesioner awal kepada 30 karyawan sehubungan dengan lingkungan kerja dan kepuasan kerja, dan mewawancarai 5 karyawan lapangan untuk mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai Dept. Grasberg Power Distribution dan didapatkan hasil sebagai berikut: Gambar 1.4 Area Kerja Lapangan Dept. Grasberg Sumber: Dokumentasi Pribadi 8
20 15 10 5 0 Lingkungan Kerja Fisik Suhu Udara Teratasi Dengan Baik Udara Bersih Fasilitas Memadai Keamanan Tempat Kerja Baik 20 15 10 5 0 Lingkungan Kerja Non Fisik Hubungan baik atasan dan bawahan Kerja Sama Tim Baik Komunikasi Bawahan ke Atasan Lebih Fleksibel Gambar 1.5 Hasil Kuesioner Awal Lingkungan Kerja Sumber: Olahan Peneliti Kepuasan Kerja Karyawan 25 20 15 10 5 0 Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Gambar 1.6 Hasil Kuesioner Awal Kepuasan Kerja Karyawan Sumber: Olahan Peneliti 9
Dari Gambar 1.4 dapat dilihat bahwa area kerja Dept. Grasberg tergolong area kerja yang ekstrim, beresiko tinggi, dan dalam bekerja sangat dipengaruhi oleh kondisi alam, untuk itu menurut Chan dalam Priansa (2014:175) seorang karyawan perlu dibekali dengan pelatihan yang cukup. Tujuan pelatihan dalam situasi kerja salah satunya adalah untuk keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam rangka mencegah atau mengurangi terjadinya kecelakaan kerja sehingga menciptakan suasana kerja yang tenang, aman, dan adanya stabilitas pada sikap mental karyawan. Dari Gambar 1.5 dapat dilihat bahwa dari 7 faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik dan non-fisik terdapat 4 faktor yang dirasakan masih kurang memberikan kepuasan yaitu penyesuaian suhu udara yang belum teratasi dengan baik, sumber udara yang berdebu, keamanan tempat kerja kurang baik, dan komunikasi bawahan ke atasan yang kurang fleksibel. Dari Gambar 1.6 dapat dilihat bahwa dari 10 faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan terdapat 4 faktor yang dirasakan belum memenuhi kepuasan kerja karyawan yaitu prosedur promosi, gaji, kondisi kerja yang kurang aman dan nyaman, dan status jabatan yang belum memuaskan. Kepuasan kerja merupakan hal yang penting yang dimiliki individu didalam bekerja. Menurut Priansa (2014:294) Kepuasan kerja merupakan sekumpulan perasaan pegawai terhadap pekerjaannya, apakah senang/suka atau tidak senang/tidak suka sebagai hasil interaksi pegawai dengan lingkungan pekerjaannya atau sebagai hasil penilaian pegawai terhadap pekerjaannya. Dampak kepuasan kerja karyawan terhadap perusahaan yaitu: 1. Karyawan yang puas cenderung bekerja dengan lebih produktif 2. karyawan yang puas cenderung bertahan lebih lama dalam perusahaan 3. karyawan yang puas cenderung tercipta suasana hati yang menyenangkan 4. karyawan yang puas cenderung memiliki hasil kerja yang baik Menurut Sedarmayanti (2011:26) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu: Lingkungan kerja fisik (suhu udara, sumber udara, fasilitas perusahaan yang memadai, alat kerja, dan tersedianya alat-alat 10
pengaman), dan lingkungan kerja non fisik (hubungan komunikasi antara atasan ke bawahan, antara sesama pegawai, dan antara bawahan ke atasan). Perusahaan hendaknya mencerminkan kondisi kerja yang mendukung satu sama lain, kondisi yang di ciptakan hendaknya bersifat kekeluargaan, komunikasi yang baik, dan pengendalian diri (Wulan 2011: 37). Penelitian ini dilaksanan pada Departemen Grasberg Power Distribution yaitu salah satu departemen dibawah divisi Mine Maintenance pada PT. Freeport Indonesia yang bertanggung jawab dalam bidang listrik khususnya untuk kawasan Grasberg. Berikut ini informasi yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara 5 karyawan lapangan mengenai kondisi lapangan kerja Dept. Grasberg Power Distribution: Ketinggian: ± 3.295-4.285 meter Suhu Udara: (5 C s/d 15 C) KONDISI LAPANGAN DEPT. GRASBERG Fasilitas: Barrack, Mess Hall, Klinik, Tempat Olahraga, Pusat Belanja Udara: Berdebu Shift Kerja: * 5-2 * 5-3 (12 jam/hari) Keamanan Lokasi Kerja: Kurang Gambar 1.7 Kondisi Lapangan Dept. Grasberg Sumber: Hasil Wawancara 5 Karyawan 11
Berdasarkan website resmi PT. Freeport Indonesia yang peneliti baca, PTFI telah bertekad membangun iklim kerja yang aman dan memuaskan secara professional bagi karyawannya. Namun terdapat beberapa hal yang masih dirasa kurang oleh karyawan khususnya pada Dept. Grasberg Power Distribution seperti yang terlihat pada Gambar 1.7 yaitu suhu udara yang sangat dingin dikarenakan ketinggian area kerja yang telah mencapai 4.285m, kemanan yang kurang, dan udara yang berdebu. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Sedarmayanti (2011:26) mengenai Lingkungan Kerja dan teori oleh Priansa (2014:291) mengenai Kepuasan Kerja bahwa kepuasan akan timbul apabila karyawan merasa senang/puas terhadap lingkungan pekerjaannya. Pembentukan lingkungan kerja yang mendukung prestasi kerja akan menimbulkan kepuasan bagi para karyawan dalam suatu organisasi, sehingga karyawan akan bertahan dalam perusahaan dan menjadi aset yang penting bagi perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan lingkungan kerja dan kaitannya dengan kepuasan kerja karyawan lapangan pada Departemen Grasberg Power Distribution, dengan judul Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Lapangan (Studi Pada Departemen Grasberg Power Distribution PT. Freeport Indonesia Tembagapura Papua). 1.3.Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat didapatkan perumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana lingkungan kerja fisik di Dept. Grasberg Power Distribution? 2. Bagaimana lingkungan kerja non-fisik di Dept. Grasberg Power Distribution? 3. Bagaimana kepuasan kerja karyawan di Dept. Grasberg Power Distribution? 4. Bagaimana pengaruh lingkungan kerja secara parsial dan simultan terhadap kepuasan kerja karyawan pada Dept. Grasberg Power Distribution PT. Freeport Indonesia Tembagapura Papua? 12
1.4.Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menganalisis kondisi lingkungan kerja fisik pada Departemen Power Distribution PT. Freeport Indonesia 2. Menganalisis kondisi lingkungan kerja non-fisik pada Departemen Power Distribution PT. Freeport Indonesia 3. Menganalisis tingkat kepuasan kerja karyawan lapangan pada Departemen Power Distribution PT. Freeport Indonesia 4. Menganalisis pengaruh lingkungan kerja secara parsial dan simultan terhadap kepuasan kerja karyawan lapangan pada Departemen Power Distribution PT. Freeport Indonesia. 1.5.Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kegunaan dan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Perusahaan a) Dapat digunakan oleh perusahaan sebagai alat untuk mengukur kepuasan kerja karyawan lapangan dengan lingkungan kerja. b) Dapat memberikan masukan atau saran yang dapat digunakan untuk pengembangan lingkungan kerja dimasa yang akan datang dan meningkatkan kepuasan kerja karyawan lapangan dalam bekerja. 2. Bagi Penulis Diharapkan melalui penelitian ini dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan baru khususnya dalam bidang ilmu sumber daya manusia. 3. Bagi Pihak Lain Untuk menambah referensi bahan kajian di bidang sumber daya manusia khususnya mengenai lingkungan kerja dan kepuasan kerja karyawan lapangan yang diharapkan dapat membantu dalam penelitian selanjutnya. 13
1.6.Sistematika Penulisan Untuk lebih mempermudah dan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai isi skripsi ini, penulisan skripsi ini mengikuti kaidah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisi pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang penilitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, batasan penelitian, dan sitematika penulisan skripsi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi tentang landasan teori sebagai kerangka acuan pemikiran dalam pembahasan masalah yang akan diteliti dan sebagai dasar analisis yang diambil dari berbagai literatur yang berkaitan dengan panelitian ini, kerangka pikir teoritis dan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini berisi tentang jenis penelitian, variabel penelitian termasuk pengukurannya dan definisi operasionalnya, jenis dan teknik pengumpulan data,, serta metode analisis yang digunakan. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bagian dari analisis data yang mengolah data dengan data analisis yang telah ditetapkan,.menjawab rumusan masalah serta hasil perhitungan analisis data yang telah dilakukan, sehingga dapat menguji hipotesis. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berisi tentang kesimpulan hasil analisis dan keterbatasan dari penelitian yang telah dilakukan serta saran-saran yang dapat diberikan kepada perusahaan dan pihak-pihak lain yang membutuhkan. 14