PERAN KELUARGA DALAM PERAWATAN PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI KECAMATAN GAPURA KABUPATEN SUMENEP

dokumen-dokumen yang mirip
SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Kegiatan Pemberantasan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sakti Kabupaten Pidie Tahun 2010)

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. tanah lembab dan tidak adanya sinar matahari (Corwin, 2009).

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PENDERITA TENTANG PENULARAN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TANRUTEDONG KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organitation tahun 2014, kasus penularan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus di kalangan masyarakat. Menurut World Health Organization

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Komunitas

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang muncul dilingkungan masyarakat. Menanggapi hal itu, maka perawat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB

BAB I PENDAHULUAN. infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Tuberculosis menyebabkan 5000 kematian perhari atau hampir 2 juta

Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis di Puskesmas Andalas Kota Padang

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, kaya, dan sebagainya) (Misnadiarly,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009).

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

ABSTRACT. Researcher: Marwansyah, Yeni Mulyani, Khairir Rizani Department of Nursing Polytechnic of Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan. masyarakat di dunia tidak terkecuali di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health

ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO

BAB I PENDAHULUAN. di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium

BAB 1 PENDAHULUAN. kadang-kadang juga berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TB dapat menyebar melalui droplet

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) Tahun 2011, kesehatan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi Directly

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk percikan dahak (droplet nuclei) ( Lippincott, 2011). 39 per penduduk atau 250 orang per hari. Secara Global Report

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Penyakit TBC banyak menyerang usia kerja produktif, kebanyakan dari

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis dan dapat disembuhkan. Tuberkulosis

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

PRATIWI ARI HENDRAWATI J

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi paling. umum di dunia dengan perkiraan sepertiga populasi

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang. disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberculosis yang pada

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. bahwa penyakit tuberkulosis merupakan suatu kedaruratan dunia (global

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia. Jumlah kasus TB pada tahun 2014 sebagian besar terjadi di Asia

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health

I. PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. menyerang paru dan dapat juga menyerang organ tubuh lain (Laban, 2008).

Maria Jita Iba Badu¹, Tedy Candra Lesmana², Siti Aspuah³ ABSTRACT

J. Teguh Widjaja 1, Hartini Tiono 2, Nadia Dara Ayundha 3 1 Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KESEMBUHAN PADA PENDERITA TB PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU UNIT MINGGIRAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

BAB I PENDAHULUAN. kematian terbesar kedua di dunia setelah Human Immunodeviciency Virus

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 2 miliar atau sepertiga dari jumlah penduduk dunia telah

Ari Kurniati 1, dr. H. Kusbaryanto, M. Kes 2 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. karena penularannya mudah dan cepat, juga membutuhkan waktu yang lama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tuberkulosis Paru (TB Paru) suatu penyakit kronis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan TB sebagai kegawatan dunia (Global Emergency), terutama

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Setiap tahunnya, TB Paru menyebabkan hampir dua juta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis, sejenis bakteri berbentuk batang (basil) tahan asam

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, dengan gejala klinis seperti batuk 2

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan pada usia muda atau usia produktif yaitu tahun,

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sinar matahari, tetapi dapat hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan

I. PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang sudah ada sejak zaman purbakala. Hal ini terbukti dari penemuan-penemuan kuno seperti sisa-sisa tulang belakang

PENATALAKSANAAN TINDAKAN BATUK EFEKTIF PADA PASIEN TB PARU DI RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PALEMBANG TAHUN 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan

PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN KEPATUHAN KONTROL PADA PASIEN TUBERCULOSIS PARU DI INSTALASI RAWAT JALAN RS BAPTIS KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikategorikan high burden countries. Kasus baru Tuberkulosis di dunia

BAB I PENDAHULUAN. ditemukannya kuman penyebab tuberkulosis oleh Robert Koch tahun 1882

BAB I PENDAHULUAN. oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN MOTIVASI KESEMBUHAN DENGAN KEPATUHAN PENATALAKSANAAN PENGOBATAN PADA PASIEN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOJOSARI MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. Asam) positif yang sangat berpotensi menularkan penyakit ini (Depkes RI, Laporan tahunan WHO (World Health Organitation) tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis

2015 GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT KONTAK, KELEMBABAN, PENCAHAYAAN, DAN KEPADATAN HUNIAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ANAK DI KABUPATEN SUKOHARJO

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER : Triswaty Winata, dr., M.Kes.

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia, menurut WHO 9 (sembilan) juta orang penduduk dunia setiap tahunnya

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

GAMBARAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN TB PARU DI KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI I KABUPATEN PEKALONGAN ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Mycobacterium tuberculosis dan bagaimana infeksi tuberkulosis (TB)

BAB 1 PENDAHULUAN. TB sudah dilakukan dengan menggunakan strategi DOTS (Directly Observed

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan

Transkripsi:

PERAN KELUARGA DALAM PERAWATAN PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI KECAMATAN GAPURA KABUPATEN SUMENEP Mujib Hannan, Program Studi Ilmu Keperawatan UNIJA Sumenep, e-mail;hannan.mujib@yahoo.com Syaifurrahman Hidayat,Program Studi Ilmu Keperawatan UNIJA Sumenep, e-mail; sr.hidayat@yahoo.com ABSTRACT Background: tuberculosis diseases is still suffered by the Indonesia citizens and is the public health problem which is quite large. Pulmonary tuberculosis patients with BTA (+) in 2009 amounted to 1256 persons. In 2010 was increased up to 1502 persons and in 2011 was down to 1244 persons. In that case, famili s role is needed especially in giving treatment, it s not only physical treatment but also psychosocial treatment. Objective: to find out the role of the family in the treatment of patients with pulmonary tuberculosis in Gapura Sumenep Methode: using descriptive research approach of cross sectional. For the processing data precessed by editing, coding, skoring, and tabulating. Result: the result showed that most of respondents including the role of family category is quite (40%) Where the role of a good family caused due to high awareness of families for mutual nurturing and giving health care to sick family members so that they can influence the success of treatment in pulmonary tuberculosis patients. Conclusion: the role of the family about the actions in the treatment of pulmonary tuberculosis patients with pad most respondents included categories quitebas much as (40%) Key word: Family s role, Treatment, Pulmonary Tuberculosis. PENDAHULUAN Penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat,. Salah satu penyakit menular tersebut adalah tuberculosis (TBC). Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit yang seharusnya tidak menjadi masalah lagi di Indonesia karena penyakit ini sudah diketahui penyebabnya. World Health Organization (WHO) dalam Annual report on global tuberculosis (TBC) Control 2003 menyatakan terdapat 22 negara dikategorikan sebagai high-burdencountries terhadap tuberculosis (TBC). Indonesia termasuk peringkat ketiga setelah India dan China dalam menyumbang tuberculosis (TBC) di dunia. Menurut World Health Organization (WHO) estimasi insidence rate untuk pemeriksaan dahak didapatkan Basil Tahan Asam (BTA) positif adalah 115 per 100.000. Penyakit menular masih banyak terdapat di Indonesia antara lain adalah malaria, tuberkulosis, lepra, trachoma, frambusia serta penyakit karantina adalah pes, kolera, dan cacar. Penyakit tuberkulosis masih banyak diderita oleh penduduk Indonesia dan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup besar. Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku pemeliharaan kesehatan adalah usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu Perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari tiga aspek yaitu perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit dan perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat. Kesehatan itu sangat dinamis dan relatif, maka dari itu orang yang sehat perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal mungkin. Indonesia merupakan negara dengan penderita Tuberkulosis paru terbanyak ke 5 di dunia setelah India, Cina, Afrika Selatan dan Nigeria (WHO, 2009). Diperkirakan jumlah penderita Tuberkulosis paru di Indonesia sekitar 5,8 % dari total jumlah penderita Tuberkulosis paru di dunia. Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2007 Tuberkulosis paru menempati urutan pertama penyakit menular penyebab kematian. Kabupaten Sumenep menduduki urutan pertama penderita Tuberkulosis paru terbanyak se-jawa Timur (Dinkes Provinsi Jatim, 2009). Adapun data penderita Tuberkulosis paru di Kabupaten Sumenep 16

Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika 17 dari 2009 hingga 2011 dapat dilihat pada grafik di bawah ini. 2000 1500 1000 500 0 1256 1502 1244 Gambar 1 Data penderita Tuberkulosis paru dengan BTA (+) 2009-2011 Kabupaten Sumenep Pada gambar 1.1 menunjukkan bahwa penderita Tuberkulosis paru dengan BTA (+) pada 2009 berjumlah 1256 orang, 2010 meningkat menjadi 1502 orang dan 2011 turun menjadi 1244 orang. Di UPT Puskesmas Gapura penderita Tuberkulosis paru menduduki urutan ke 5 tertinggi setelah UPT Puskesmas Nonggunong, Batangbatang, Bluto dan Legung (Dinkes Kab. Sumenep, 2011). Untuk data penderita Tuberkulosis paru di UPT. Puskesmas Gapura dari 2009 hingga 2011 dapat dilihat pada grafik berikut. 70 60 50 40 30 20 10 0 2009 2010 2011 49 62 59 2009 2010 2011 Gambar 2 Data penderita Tuberkulosis paru dengan BTA (+) 2009-2011 UPT Puskesmas Gapura Dari gambar 1.2 menunjukkan bahwa insiden Tuberkulosis paru dari ke mengalami fluktuasi. Pada 2009 penderita Tuberkulosis paru yang menjalankan program pengobatan berjumlah 49 orang. Selanjutnya pada 2010 penderita Tuberkulosis paru yang menjalankan program pengobatan berjumlah 62 orang. Sementara itu pada 2011 penderita Tuberkulosis yang menjalankan program pengobatan berjumlah 59 orang. Meningkatnya kejadian Tuberkulosis paru di dunia dapat disebabkan: kemiskinan, meningkatnya penduduk dunia dan perubahan struktur usia manusia yang hidup, perlindungan kesehatan yang tidak mencukupi di negara-negara miskin, tidak memadainya pendidikan mengenai Tuberkulosis paru, kurangnya biaya untuk berobat serta sarana diagnosis dan pengawasan kasus Tuberkulosis paru. Faktorfaktor yang mempengaruhi resiko penularan Tuberkulosis paru adalah mereka yang kontak dekat dengan seseorang yang menderita Tuberkulosis paru aktif, individu yang imunosupresif (termasuk lansia, pasien dengan kanker, mereka yang dalam terapi kortikosteroid atau mereka yang terinfeksi HIV), pengguna obat-obat IV dan alkoholik, individu yang memiliki gangguan medis yang sudah ada sebelumya, umur dan jenis kelamin, keadaan malnutrisi atau kekurangan kalori, protein, vitamin, zat besi dan lain-lain yang akan mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang sehingga rentan terhadap penyakit Tuberkulosis paru, individu yang tinggal di institusi (misal : fasilitas perawatan jangka panjang, institusi psikiatrik, penjara, mereka yang tinggal di perumahan padat, kumuh dan sanitasi yang buruk. (Brunner & Suddarth, 2002). Sumber penularan Tuberkulosis paru adalah penderita dengan BTA (+). Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet. Orang dapat terinfeksi kalau droplet terhirup kedalam pernafasan. Kontak yang rapat misalnya dalam keluarga menyebabkan penularan melalui inti droplet kemungkinan paling besar terjadi (Dinkes Provinsi Jatim, 2000). Pada penderita Tuberkulosis paru, peran keluarga sangat dibutuhkan khususnya dalam memberikan perawatan, tidak hanya perawatan secara fisik akan tetapi juga perawatan secara psikososial (International Union Against Tuberkulosis and Lung Desease, 2007). Perawatan yang baik akan membantu mempercepat penyembuhan. Namun, apabila perawatan kurang baik akan beresiko menularkan kepada anggota keluarga lain. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : peran, pengetahuan keluarga dalam memberikan perawatan pada penderita Tuberkulosis paru. Oleh karena itu, peran keluarga sangat penting sebagai motivator, edukator,fasilitator, inisiator, pemberi perawatan, koordinator dan mediator terhadap anggota keluarganya yang menderita Tuberkulosis paru (Friedman 2010). Selain itu juga perlu meningkatkan

18 Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika pengetahuan keluarga mengenai perawatan pada penderita Tuberkulosis paru. Upaya pemberantasan penyakit tuberkulosis merupakan suatu usaha cukup berat, karena menyangkut permasalahan sosial ekonomi masyarakat yang akhir-akhir ini mengalami krisis yang berkepanjangan, sehingga perlu meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan memberikan pendidikan tentang kesehatan pada penderita tuberculosis (TBC), juga keluarga serta masyarakat dapat melakukan upaya pencegahan dan juga pengobatan serta perawatan pada anggota keluarga yang menderita agar pross penularan pada orang lain tidak terjadi.kesadaran untuk berobat dan pengetahuan dan pendidikan kesehatan penderita, keluarga serta masyarakat sendiri terhadap penykit tersebut perlu ditingkatkan. Penanggulangan tuberculosis (TBC) adalah menurunkan angka kesakitan, kematian dan penularan penyakit TB dengan memutuskan rantai penularan sehingga penyakit tuberculosis (TBC) tidak lagi merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu, peran keluarga dalam merawat penderita menjadi sangat penting. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian descriptive dengan menggunakanpendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga penderita Tuberkulosis paru yang menjalankan program pengobatan di UPT Puskesmas Gapura Bulan Mei Tahun 2013 sebanyak 44 orang.sampel dalam penelitian ini adalah sebagian anggota keluarga penderita Tuberkulosis paru yang menjalankan program pengobatan di UPT Puskesmas Gapura sebanyak 40 orang yang memenuhi kriteria sebagai berikut : 1).Kriteria inklusi a. Bersedia diteliti b. Keluarga penderita(bapak/ibu/istri/suami/anak ) yang tinggal serumah 2). Kriteria ekslusi a. Tidak bersedia diteliti b. Menderita penyakit lain Teknik Pengambilan Sampel menggunakan, simple random sampling yaitu setiap elemen diseleksi secara acak. Pengolahan Data yang terkumpul dari kuesioner yang telah diisi kemudian diolah dengan tahap Editing, Coding, Skoring,Tabulating HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden Karakteristik Respondenberdasarkan umur Tabel 1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di Gapura No Umur Frekuensi 1 31-40 5 12,5 2 41-50 15 37,5 3 51-60 20 50 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu berusia 51-60 sebanyak 20 responden (50%). Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di Gapura No Jenis Frekuensi Kelamin 1 Laki laki 25 62,5 2 Perempuan 15 37,5 Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden bejenis kelamin laki-laki sebanyak 25 responden (62,5%). Karakteristik responden berdasarkan pendidikan Tabel 3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan di Gapura No Pendidikan Frekuensi 1 SD 21 52,5 2 SMP 10 25 3 SMA 9 22,5 4 PT 0 0 Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar pendidikan responden yaitu di tingkat SD sebanyak 21 (52,5%). Peran Keluarga dalam Perawatan pada Penderita Tuberkulosis Paru Tabel 4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan peran keluarga di Gapura No Peran Frekuensi keluarga 1 Baik 12 30 2 Cukup 16 40 3 Kurang 12 30

Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika 19 Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa peran keluarga sebagaian besar reponden termasuk kategori cukup yaitu sebanyak 16 responden (40%). PEMBAHASAN Peran Keluarga dalam Perawatan pada Penderita Tuberkulosis Paru Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa peran keluarga sebagian besar pada kategori cukup yaitu sebanyak 16 responden (40%). Dimana peran dari keluarga merupakan salah satu factor yang sangat dibutuhkan dalam merawat anggota keluarga yang menderita Tuberkulosis Paru. Peran keluarga yang dimaksud adalah seberapa besar perhatian yang diberikan oleh setiap angggota keluarga pada penderita penyakit TB Paru dalam hal terapi pengobatan. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Mamat Lukman (2002) dimana peran dukungan keluarga pada penderita TB Paru berada pada tingkat dukungan yang tinggi yaitu sebesar 62%, sedangkan tingkat dukungan yang rendah yaitu sebesar 38%. Dalam keluarga komunikasi yang terjadi secara terbuka dan dua arah akan sangat mendukung bagi penderita TBC. Saling mengingatkan dan memotivasi penderita untuk terus melakukan pengobatan dapat mempercepat proses penyembuhan Peran keluarga dalam Perawatan pada Penderita Tuberkulosis Paru dapat menjadi dukungan social bagi tiap anggota keluarganya, baik untuk alasan instrumental (support for instrumental reasons) maupun alasan emosi (support for emotional reasons). Peran keluarga dapat menciptakan penilaian positif terhadap keberadaan keluarga sehingga memberikan kontribusi pada kemampuan keluarga untuk menghadapi masalah secara efektif. Dalam penelitian ini dukungan keluarga digambarkan oleh tanggapan (respon), dukungan moral (emosi), dan dukungan material (finansial) keluarga terhadap perawatan penyakit TB paru. Keluarga sangat berperan dalam kehidupan seseorang apalagi orang tersebut dalam keadaan sakit. Anggota keluarga adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya sehingga bila salah satu anggota keluarga mengalami sakit maka anggota keluarga yang lain ikut merasakan juga. Peran keluarga sangat penting dan merupakan sentral peran yang setiap orang harus mempelajari agar dapat dimainkan dengan sukses. Sedangkan untuk berfungsinya peran secara adekuat merupakan hal yang sangat penting bukan hanya untuk berfungsinya individu secara sukses melainkan juga untuk keberhasilan fungsi-fungsi keluarga. Fungsi-fungsi keluarga dicapai lewat penampilan-penampilan keluarga. Friedman (2010) menyatakan bahwa peran keluarga sebagai motivator, edukator, fasilitator, inisiator, pemberi perawatan, koordinator dan mediator sangat dibutuhkan khususnya dalam memberikan perawatan, tidak hanya perawatan secara fisik namun secara psikososial. Hasil penelitian menurut Rizqina Marhamah (2009) bahwa sebagian responden yaitu 47 responden (78,3%) memiliki peran keluarga yang baik dalam merawat penderita Tuberkulosis paru. Hal ini dikarenakan keluarga merupakan orang terdekat dari penderita dan juga sesuai dengan salah satu fungsi keluarga yaitu memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit. Keluarga harus aktif dalam ikut merawat penderita, bagaimana keluarga mencari pertolongan dan mengerti tentang perawatan yang diperlukan penderita, sikap keluarga terhadap penderita, keaktifan keluarga mencari informasi tentang perawatan terhadap penderita. Peran keluarga yang baik disebabkan karena adanya kesadaran yang tinggi dari keluarga untuk saling memelihara dan memberi perawatan kesehatan pada anggota keluarga yang sakit sehingga dapat mempengaruhi keberhasilan perawatan pada penderita Tuberkulosis paru. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada responden anggota keluarga penderita Tuberkulosis paru yang menjalankan program pengobatan di UPT Puskesmas Gapura sebanyak 40 orang, dimana peran keluarga tentang tindakan dalam perawatan pada penderita Tuberkulosis paru sebagaian besar responden termasuk kategori cukup sebanyak (40%). SARAN Bagi Pasien dan Keluarga Pasien Untuk lebih memahami dan dapat memberi masukan terhadap keluarga pasien sehingga diharapkan mampu memotivasi keluarga penderita untuk lebih memberikan perhatian kepada anggota keluarganya tentang perawatan yang baik dan dapat mempengaruhi sikap yang pada akhirnya

20 Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika dengan kesadaran diri akan merubah perilakunya kearah yang lebih baik Bagi Perawat Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kompetensi perawat terutama dalam menjalankan perannya sebagai edukator. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini hanya sebatas gambaran peran keluarga dalam Perawatan pada Penderita Tuberkulosis Paru, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan spesifik terhadap peran perawat dalam meminimalkan angka kejadian penyakit Tuberkulosis Paru serta dapat mengurangi penularan terhadap masyarakat luas. DAFTAR PUSTAKA 1. Arikunto, Suharsini. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. 2. Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. Jakarta : EGC. 3. Depkes RI. (2002). Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Cetakan ke-8. Jakarta. 4. Depkes RI. (2011) Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Cetakan Edisi ke-2. Jakarta. 5. Effendy, Nasrul. (2007). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC. 6. Friedman, M, Marilyn. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Edisi 5. Jakarta : EGC. 7. Marlina L. (2009). Tingkat Pengetahuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menderita Tuberkulosis paru. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta. 8. Hidayat, Aziz Alimul. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika. 9. Mubarak, W. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori Buku 2. Jakarta : Salemba Medika.