BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ledo yang beralamat di. Jalan Raya Ledo, Desa Ledo, Kecamatan Ledo, Kabupaten Bengkayang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian menurut Nana Sudjana menekankan kepada cara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MA Al-Falaah Lekisrejo yang berlokasi di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Sukardi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjaya (2009: 26) mengemukakan penelitian tindakan kelas merupakan proses

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas menurut Kemmis (1983, dalam Rochiati Wiraatmadja, 2009 :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research. Dalam penelitian tindakan kelas terdapat

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran sehari-hari dikelas, maka jenis penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 1 SMA Negeri 1 Sentolo terletak di desa Banguncipto, Sentolo, Kulon Progo.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Inggris sering disebut dengan istilah Classroom Action Research

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metodologi penelitian menurut Sukardi (2004: 19) adalah

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Arikunto

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kelas (PTK). Istilah bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMAN 1 Kasihan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah di SDNegeri Cimanggu yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada mata pelajaran TIK di MTs Al-

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian mengenai penerapan asesmen kinerja untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jika akar permasalahan sudah diketahui, alternatif berikutnya adalah

BAB III METODE PENELITIAN. mendorong guru untuk menemukan teori baru yang dibuat sendiri sesuai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpukan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah. (Kunandar,

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif dengan desain PTK. Peneliti memilih penelitian yang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tentang perilaku guru mengajar dan murid belajar.

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Action Research (CAR). Menurut Kemmis dalam Rochiati menjelaskan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahun Pelajaran 2013/2014. Tabel rencana pelaksanaan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (PTK). Karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. dengan Classsroom Action Research, yang disingkat CAR yang berarti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. muncul dari adanya praktik pembelajaran sehari-hari yang dirasakan langsung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research yang dilakukan peneliti secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

itu Mudah, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hlm 8-9 Bumi Aksara, 2009), hlm 3 hlm Masnur Muskich, Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kunandar menjelaskan PTK adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring

Transkripsi:

41 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian SMA Negeri 3 Bantul beralamat di Gaten, Kelurahan Trirenggo, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul (55763), Yogyakarta. Lokasi menunjukan pada pengertian tempat situasi sosial yang dicirikan oleh adanya tiga unsur yaitu; a) tempat, b) pelaku, c) kegiatan. Dengan demikian lokasi penelitian yang dimaksud meliputi unsur; a) tempat yaitu SMA Negeri 3 Bantul beralamat di Gaten, Kelurahan Trirenggo, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul, b) pelaku yaitu guru dan siswa kelas XI SMA Negeri 3 Bantul,yang terlibat dalam tindakan pembelajaran sejarah dengan menggunakan teka-teki silang dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan c) kegiatan yaitu proses pembelajaran sejarah dengan menggunakan teka-teki silang yang dilakukan oleh guru dan siswa. Alasan pemilihan lokasi tersebut karena berdasarkan pengamatan peneliti, di sekolah tersebut masih ada kendala yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran sejarah, dari hasil wawancara penulis dengan guru mata pelajaran sejarah kelas XI SMA Negeri 3 Bantul, masih banyak siswa yang tidak antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar sejarah di kelas.

42 2. Subyek Penelitian Pada penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 1, jumlah siswa adalah 28 orang yang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 12 orang perempuan dengan guru mata pelajaran sejarah bernama Joko Wiyono S.Pd. Alasan penulis memilih kelas ini sebagai subjek penelitian karena siswa-siswi dikelas ini tergolong aktif dan mempunyai kemauan yang tinggi dalam belajar, akan tetapi masih terdapat siswa yang kesulitan mencerna mata pelajaran sejarah. Sebagian besar siswa merasa jenuh ketika sedang belajar sejarah sehingga hasil belajar yang rendah. Di samping itu guru mata pelajaran sejarah yang bersangkutan pun merasa ada kesulitan ketika sedang mengajar, terutama dalam hal menarik minat belajar siswa dan menggunakan media yang tepat untuk digunakan dalam proses pembelajaran sejarah, di kelas XI IPS 1 SMA N 3 Bantul. B. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dikelas selama proses belajar mengajar berlangsung untuk mengamati dan memahami respon siswa terhadap kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung dan perubahan yang terjadi setelah proses belajar mengajar tersebut berlangsung, Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu

43 tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan (Hopkins dalam Wiriaatmadja, 2006: 11). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang menghendaki adanya suatu perubahan terhadap subjek yang diteliti. Perubahan ini menghendaki adanya suatu perbaikan dari sistem sebelumnya. Perbaikan dilakukan untuk mempermudah pencapaian tujuan yang diinginkan, penelitian tindakan merupakan upaya mengujicobakan ide-ide ke dalam praktek untuk memperbaiki atau merubah sesuatu agar memperoleh dampak nyata dari situasi (Kemmis dalam Yatim Rianto, 1996:40). Selanjutnya Kemmis dan Taggart mengartikan bahwa penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif-diri yang secara kolektif dilakukan peneliti dalam situasi soaial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktek pendidikan dan sosial mereka, serta pemahaman mereka mengenai praktek ini dan terhadap situasi tempat dilakukan praktek-praktek ini. Penelitian tindakan kelas ini digunakan dalam penelitian ini, sebab melalui metode ini guru lebih mengenal keadaan kelasnya dan dapat melakukan penelitian secara langsung untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran, penelitian tindakan kelas (classroom action research) adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif kolaboratif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu, agar

44 dapat memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran di kelas secara professional (Hopkins, 1993:44). Hal senada diungkapkan oleh Wiriaatmadja (2005:13) yang mendefinisikan penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. penelitian tindakan kelas merupakan salah satu proses strategi yang dapat digunakan oleh guru untuk memahami kejadian-kejadian yang terjadi di kelas, dan mempunyai tujuan untuk meningkatkan kinerjanya menuju kearah perbaikan-perbaikan secara profesional. 1. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas Menurut Sukardi (2004: 211) karakteristik penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut: a. Problem yang dipecahkan merupakan persoalan prkatis yang dihadapi peneliti dalam kehidupan profesi sehari-hari. b. Peneliti memberikan perlakuan atau treatment yang berupa tindakan yang terencana untuk memecahkan permasalahan dan sekaligus meningkatkan kualitas yang dapat dirasakan implikasinya oleh subyek yang diteliti.

45 c. Langkah-langkah penelitian yang direncanakan selalu dalam bentuk siklus, tingkatan atau daur yang memungkinkan terjadinya kerja kelompok maupun kerja mandiri secara intensif. d. Adanya langkah berpikir reflektif atau reflektif thinking dari peneliti baik sesudah maupun sebelum tindakan. 2. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kasbullah (1993:38) manfaat praktis dari pelaksanan penelitian tindakan kelas terkait dengan komponen pembelajaran mencakup beberapa aspek diantaranya: a. Inovasi pembelajaran b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas atas. c. Pengembangan profesionalisme guru melalui proses latihan sistematik secara berkelanjutan. Desain penelitian yang digunakan berbentuk siklus yang mengacu pada model Kemmis dan Taggart. Model ini terdiri dari empat kegiatan pokok, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Siklus ini berlangsung beberapa kali sehingga tercapai tujuan yang diinginkan. Desain penelitian tindakan kelas pada penelitian ini dirancang untuk dapat menyelesaikan suatu pokok bahasan yang akan dilaksanakan tindakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Desain pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral yang

46 dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Gambar desainnya adalah sebagai berikut: Keterangan: 0. Refleksi Awal 1. Rencana Siklus I 2. Pelaksanaan Tindakan Silkus I 3. Observasi I 4. Refleksi I 5. Rencana Revisi Pada Siklus II 6. Pelaksanaan Tindakan Siklus II 7. Observasi II 8. Refleksi II Gambar 2. Proses Penelitian Tindakan Model Spiral oleh Kemmis dan Mc Taggart (Hopkins 1993: 46). Dari gambar tersebut terdapat empat langkah penting dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas yaitu rencana, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sukardi (2004:213) menjelaskan langkahlangkah tersebut sebagai berikut:

47 1. Rencana (Planning) Dalam tahap ini peneliti akan menyusun serangkaian rencana kegiatan dan tindakan yang akan dilakukan bersama guru mitra untuk mendapatkan hasil yang baik berdasarkan analisa masalah yang didapatkan. Pada penelitian ini langkah-langkah rencana yang disusun adalah sebagai berikut: a. Menentukan kelas yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian b. Melakukan observasi pra-penelitian terhadap kelas yang akan digunakan untuk penelitian c. Menentukan siapa yang akan menjadi kolaborator peneliti dalam penelitian yang akan dilaksanakan. d. Menyusun kesepakatan dengan kolaborator mengenai waktu penelitian e. Mendiskusikan dan menentukan media pembelajaran yang akan diterapkan dalam penelitian tindakan kelas. f. Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan digunakan saat pembelajaran dalam penelitian. g. Merencanakan sistem penilaian yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dapat mengukur proses dan hasil belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar. h. Menyusun instrument yang akan digunakan dalam penelitian untuk melihat perkembangan hasil belajar siswa.

48 i. Merencanakan diskusi balikan yang akan dilakukan dengan kolaborator peneliti j. Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagai tindak lanjut dari diskusi balikan yang telah dilakukan dengan kolaborator k. Merencanakan pengolahan data dari hasil yang diperoleh dari penelitian. 2. Tindakan (Acting) Dalam tahap ini peneliti akan menyusun serangkaian pelaksanaan kegiatan. Pada penelitian ini langkah-langkah kegiatan yang disusun adalah sebagai berikut: a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan yaitu tindakan yang sesuai dengan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. b. Mengoptimalkan penggunaan media teka-teki silang dalam kegiatan belajar mengajar c. Mengadakan evaluasi hasil belajar terhadap siswa berupa tes d. Menggunakan instrument penelitian yang telah disusun e. Melakukan diskusi balikan dengan kolaborator f. Melakukan revisi tindakan sebagai tindak lanjut dari hasil diskusi balikan g. Melaksanakan pengolahan data

49 Pada penelitian ini proses pelaksanaan tindakan dilaklukan melalui tiga langkah pokok sebagai berikut: 1) Perencanaan yang dilakukan antara guru sebagai pelaksana tindakan dan kolaborator peneliti mengenai topik kajian dan fokus yang akan diobservasi berdasarkan kesepakatan bersama. Fokus observasi itu terdiri dari aspek-aspek sebagai berikut: a) Perencanaan penggunaan teka-teki silang dikelas XI IPS 1 SMAN 3 Bantul. b) Langkah-langkah yang dilakukan oleh guru dalam menggunakan teka-teki silang dikelas XI IPS 1 SMAN 3 Bantul. c) Pokok bahasan pelajaran sejarah yang sesuai dengan teka-teki silang dikelas XI IPS 1 SMAN 3 Bantul. d) Kendala-kendala yang dihadapi guru dalam menggunakan teka-teki silang dikelas XI IPS 1 SMAN 3 Bantul. e) Efektifitas penggunaan teka-teki silang dikelas XI IPS 1 SMAN 3 Bantul terhadap mata pelajaran sejarah dalam aktifitas pembelajaran dikelas. 2) Praktek observasi, yaitu guru dan kolaborator mengamati proses pelaksanaan tindakan, kendala-kendala atau masalah-masalah yang timbul selama tindakan.

50 3) Diskusi balikan dilakukan oleh peneliti yang bertindak sebagai observer dan kolaborator terhadap hasil observasi. Hasilnya kemudian direfleksikan dan dijadikan rencana tindakan selanjutnya. 3. Pengamatan (observing) Pengamatan dilakukan agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus selanjutnya. Dalam tahap ini langkah-langkah pengamatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: a. Pengamatan terhadap kelas yang diteliti b. Pengamatan mengenai kesesuaian penggunaan teka-teki silang dengan pokok bahasan yang berlangsung. c. Pengamatan kesesuaian penggunaan teka-teki silang dengan kaidah-kaidah teoritis yang digunakan d. Mengamati kemampuan guru dalam menggunakan teka-teki silang e. Pengamatan terhadap keterhubungan antara penggunaan tekateki silang dengan hasil belajar siswa. 4. Refleksi (Reflecting) Refleksi merupakan kegiatan evaluasi terhadap penelitian yang telah dilakukan. Dalam penelitian ini langkah-langkah refleksi yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: a. Kegiatan diskusi balikan dengan kolaborator dan siswa setelah tindakan dilakukan

51 b. Merefleksikan hasil diskusi balikan untuk siklus selanjutnya. C. Prosedur Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan desain PTK model spiral dari Kemmis dan Taggart dalam Rochiati Wiriaatmadja (2006: 66), dengan empat langkah yaitu, perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. 1. Siklus I Pelaksanaan siklus I ini dilakukan dengan menggunakan tekateki silang tahap pertama. Adapun tahapan pada siklus pertama ini yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut. a. Perencanaan Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini yakni menyusun lembar instrument wawancara, membuat urutan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan kepada siswa, serta menyiapkan media yang berupa teka-teki silang dan membuat lembar evaluasi untuk memberikan tes kepada siswa yaitu dengan soal uraian. b. Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat sebelumnya. Dalam pelaksanaan dibagi menjadi 3 tahap yaitu kegiatan awal, inti dan akhir.

52 Tabel 1. Pelaksanaan Kegiatan Siklus I No Kegiatan Waktu 1. Kegiatan Awal Proses kegiatan belajar mengajar diawali dengan kegiatan. a. Guru mengucapkan salam b. Guru mempimpin doa bersama c. Guru mempresensi siswa d. Guru menyampaikan standar kompetensi yaitu sesuai dengan materi 2. Kegiatan Inti. a. Guru memberikan materi tentang pelajaran sejarah. b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, menjawab, menyanggah atau mengeluarkan pendapat mengenai materi pembelajaran yang telah dibahas. c. Guru memberikan tes untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi tanpa menggunakan TTS. d. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengisi teka-teki silang sejarah dan dikumpulkan sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Pada saat mengerjakan teka-teki silang, siswa bebas mencari sendiri jawaban teka-teki silang baik dari sumber belajar yang dimiliki siswa maupun sumber belajar yang tersedia didalam kelas. e. Guru memberikan tes kepada siswa mengenai materi pembelajaran yang telah dibahas untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang telah dibahas melalui pembelajaran sejarah dengan menggunakan tekateki silang. 5 menit 30 menit 5 menit 10 menit 15 menit 10 menit

53 3. Kegiatan Akhir Kegiatan belajar mengajar ditutup dengan kegiatan. a. Guru bersama dengan siswa melakukan koreksi bersama dengan siswa agar siswa mengetahui jawaban-jawaban yang benar dari pertanyaan pertanyaan teka-teki silang tersebut dan menyimpulkan pelajaran b. Guru memberitahukan materi yang harus dipelajari untuk didiskusikan pada pertemuan yang akan datang c. Guru mengucapkan salam 15 menit c. Observasi Observasi dilakukan selama proses tindakan berlangsung. Kemudian dilakukan evaluasi untuk mengamati kemajuan prestasi siswa setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan teka-teki silang. Pelaksanaan evaluasi dengan menggunakan tes. d. Refleksi Seluruh data yang telah diperoleh kemudian dianalisis kemudian di refleksikan sehingga diketahui tindakan, masalah serta hasil yang terjadi selama penelitian. Selanjutnya hasil refleksi akan digunakan sebagai acuan untuk melakukan tindakan pada siklus selanjutnya.

54 2. Siklus II Implementasi tindakan yang dilakukan dalam siklus kedua direncanakan berdasarkan refleksi pada siklus sebelumnya. Tujuannya untuk memperbaiki aspek-aspek yang dirasa masih menyulitkan siswa dalam pemahaman pembelajaran sejarah. Pelaksanaan tindakan pada selanjutnya mengikuti langkah-langkah yang sama seperti siklus I, yaitu implementasi tindakan dengan menggunakan teka-teki silang (TTS) yang disempurnakan. Perbedaan tiap siklus terletak pada topik yang dibicarakan. a. Perencanaan Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini yakni menyusun lembar instrument wawancara, membuat urutan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan kepada siswa, serta menyiapkan media yang berupa teka-teki silang dan membuat lembar evaluasi untuk memberikan tes kepada siswa yaitu dengan soal uraian. b. Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat sebelumnya. Dalam pelaksanaan dibagi menjadi 3 tahap yaitu kegiatan awal, inti dan akhir.

55 Tabel 2. Pelaksanaan Kegiatan Siklus II No Kegiatan Waktu 1. Kegiatan Awal Proses kegiatan belajar mengajar diawali dengan kegiatan. a. Guru mengucapkan salam b. Guru mempimpin doa bersama c. Guru mempresensi siswa d. Guru menyampaikan standar kompetensi yaitu sesuai dengan materi 2. Kegiatan Inti. a. Guru memberikan materi tentang pelajaran sejarah. b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, menjawab, menyanggah atau mengeluarkan pendapat mengenai materi pembelajaran yang telah dibahas. c. Guru memberikan tes untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi tanpa menggunakan TTS. d. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengisi teka-teki silang sejarah dan dikumpulkan sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Pada saat mengerjakan teka-teki silang, siswa bebas mencari sendiri jawaban teka-teki silang baik dari sumber belajar yang dimiliki siswa maupun sumber belajar yang tersedia didalam kelas. e. Guru memberikan tes kepada siswa mengenai materi pembelajaran yang telah dibahas untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang telah dibahas melalui pembelajaran sejarah dengan menggunakan tekateki silang. 5 menit 30 menit 5 menit 10 menit 15 menit 10 menit

56 3. Kegiatan Akhir Kegiatan belajar mengajar ditutup dengan kegiatan. a. Guru bersama dengan siswa melakukan koreksi bersama dengan siswa agar siswa mengetahui jawaban-jawaban yang benar dari pertanyaan pertanyaan teka-teki silang tersebut dan menyimpulkan pelajaran b. Guru memberitahukan materi yang harus dipelajari untuk didiskusikan pada pertemuan yang akan datang c. Guru mengucapkan salam c. Observasi 15 menit Observasi dilakukan selama proses tindakan berlangsung. Kemudian dilakukan evaluasi untuk mengamati kemajuan prestasi siswa setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan teka-teki silang. Pelaksanaan evaluasi dengan menggunakan tes. d. Refleksi Seluruh data yang telah diperoleh kemudian dianalisis kemudian di refleksikan sehingga diketahui tindakan, masalah serta hasil yang terjadi selama penelitian. Selanjutnya hasil refleksi akan digunakan sebagai acuan untuk melakukan tindakan pada siklus selanjutnya.

57 D. Tehnik Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini, yaitu tes, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Beberapa media pengumpulan data tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah cara mengumpulkan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 1996: 234). Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang jumlah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 3 Bantul. 2. Metode Observasi Observasi dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran dengan menggunakan TTS untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran tersebut. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi, dengan observasi ini akan diketahui kelebihan dan hambatan yang dialami peneliti dalam pembelajaran sejarah menggunakan media teka-teki silang. 3. Metode Wawancara Denzim (Goetz dan LeCompte, 1984) dalam Rochiati Wiriaatmadja (2005: 117) menjelaskan bahwa wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau

58 penjelasan hal-hal yang dipandang perlu. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap guru dan siswa. Wawancara untuk mengungkap data yang sulit dicari / ditemukan pada saat observasi serta untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran sejarah dengan TTS. 4. Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto Suharsimi, 2006: 150). Tes dilakukan pada setiap akhir materi untuk mengetahui efektifitas pembelajaran. a. Tes Awal (Pre test) Tes pada siswa sebelum pembelajaran dimulai atau sebelum proses pengajaran dilaksanakan. Tes ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik dan sebagai dasar dalam pembentukan kelompok belajar pada pembelajaran sejarah dengan menggunakan media pembelajaran teka-teki silang. b. Tes Akhir (Post test) Tes yang diberikan setelah proses pengajaran berakhir. Tes ini diberikan pada saat akhir tindakan untuk mengukur prestasi belajar sejarah sejarah dan tingkat keberhasilan tindakan pembelajaran pada setiap tindakan (Nana Sudjana, 2005: 117).

59 E. Instrumen Penelitian Menurut Suharsimi (1997: 151), instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa, lembar pengamatan (observasi), pedoman wawancara, dan tes. 1. Observasi Observasi adalah metode penelitian guna mengamati dan mencatat keadaan fisik sekolah, proses pembelajaran di kelas yang meliputi guru sejarah, metode, strategi yang digunakan dan sarana. Metode ini menggunakan lembar observasi yang berisi catatan gambaran kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di kelas. Tabel 3. Kisi-kisi Instrument Observasi Teka-teki silang a. Observasi pembelajaran sejarah menggunakan TTS Sumber Data Guru Indikator 1. Pengetahuan guru tentang TTS 2. Menjelaskan pelaksanaan TTS 3. Langkah-langkah TTS : a. Guru menentukan topik bahasan. b. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok beranggotakan 3-4 orang. c. Tiap-tiap kelompok mendapat tugas mencari jawaban berdasarkan pembagian tugas dari guru. d. Setiap kelompok belajar mandiri, mencari informasi berdasarkan tugas Butir 1 2 3

60 Siswa yang diberikan. e. Setelah selesai, maka seluruh siswa membacakan jawaban dari tugas yang guru berikan. 4. Keunggulan TTS pada pelajaran sejarah: a. menciptakan suasana belajar interaktif. b. siswa dapat berinteraksi dengan siswa lainnya tanpa diliputi rasa takut salah pada saat mengungkapkan pendapatnya. c. siswa dapat belajar untuk dapat mengemukakan jawaban di dalam kelompok. d. dapat mempengaruhi motivasi setiap individu dan mereka mempunyai rasa percaya diri dan dapat menilai kemampuan diri mereka sendiri. 5. Kendala tentang TTS pada mata pelajaran sejarah: a. Jika jumlah siswa dalam kelas terlalu besar akan terjadi kegaduhan dan tidak terkendali. b. Siswa cenderung tidak mau belajar kelompok. c. Jam pelajaran yang kurang d. Jika diterapkan di jam pelajaran terakhir siswa sudah mengantuk dan malas mengikuti pelajaran. 1. Pengetahuan siswa tentang TTS 2. Keunggulan TTS pada pelajaran sejarah: a. Membuat pembelajaran sejarah lebih bermakna dan menarik. b. Tidak membosankan atau monoton. c. Bisa belajar sambil bermain. d. Berani mengemukakan pendapat dalam diskusi 3. Kendala tentang TTS pada pelajaran sejarah: a. Kurangnya pemahaman mengenai TTS b. Siswa masih ragu-ragu untuk menyapaikan jawabannya c. Membutuhkan waktu yang lama d. Banyak siswa yang berbuat gaduh dan ramai sendiri 4 5 6 7 8

61 e. siswa ingin memilih kelompok sendiri dengan teman dekatnya dan berpindah-pindah kelompok. 2. Wawancara Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah guru sejarah, dan siswa guna menanyakan mengenai proses belajar setelah menggunakan media pembelajaran TTS. Adapun kisi-kisi wawancara penerapan media pembelajaran sejarah adalah sebagai berikut: Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Wawancara Untuk Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah Dengan Menggunakan Teka-Teki Silang Aspek Deskripsi Wawancara Indikator Butir Wawancara Jumlah Pembelajaran Faktor yang Sejarah mempengaruhi dalam pembelajaran sejarah 1. Lingkungan Sarana dan prasarana 1 1 yang menunjang proses KBM di SMA N 3 Bantul Pembelajaran sejarah di SMA N 3 Bantul 2 1 Hubungan guru 3 1 sejarah dengan siswa 2. Siswa Minat siswa pada 4 1 pelajaran sejarah Situasi siswa dalam 5 1 Media pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran dengan tekateki silang Media pembelajaran yang digunakan Siswa pembelajaran sejarah Media pembelajaran 6 1 yang pernah digunakan dalam KBM pelajaran sejarah Manfaat media 7 1 pembelajaran Ketertarikan terhadap 8 1 media pembelajaran teka-teki silang Penjelasan secara 9 1

62 verbal maupun tertulis Manfaat yang 10 1 diperoleh setelah menggunakan tekateki silang Guru/peneliti Cara mengajar guru 11 1 Kelebihan Kelebihan dari 12 1 pembelajaran menggunakan tekateki silang Hambatan Hambatan-hambatan 13 1 yang dihadapi dari pembelajaran menggunakan tekateki silang Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Wawancara Untuk Guru Sejarah Dalam Pembelajaran Sejarah Dengan Menggunakan Teka-Teki Silang Aspek Deskripsi Wawancara Indikator Butir Wawancara Jumlah Pembelajaran Faktor yang Sejarah mempengaruhi dalam pembelajaran sejarah 1. Lingkungan Sarana dan prasarana 1 1 yang menunjang proses KBM di SMA N 3 Bantul Pembelajaran sejarah di SMA N 3 Bantul 2 1 Hubungan guru 3 1 sejarah dengan siswa 2. Siswa Minat siswa pada 4 1 pelajaran sejarah Situasi siswa dalam 5 1 Media pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran dengan teka- Media pembelajaran yang digunakan Siswa pembelajaran sejarah Media pembelajaran 6 1 yang pernah digunakan dalam KBM pelajaran sejarah Manfaat media 7 1 pembelajaran Ketertarikan terhadap 8 1 teka-teki silang Penjelasan secara 9 1

63 teki silang verbal maupun tertulis Manfaat yang 10 1 diperoleh setelah menggunakan tekateki silang Guru/peneliti Cara mengajar guru 11 1 Kelebihan Kelebihan dari 12 1 pembelajaran menggunakan tekateki silang Hambatan Hambatan-hambatan 13 1 yang dihadapi dari pembelajaran menggunakan tekateki silang 3. Tes Tes hasil belajar dibuat oleh peneliti dengan konsultasikan terlebih dahulu oleh guru mata pelajaran. Tabel 6. Kisi-Kisi Soal Prestasi Mata Pelajaran Sejarah a. Materi pembelajaran sejarah menggunakan media TTS Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Butir Jumlah Soal Menganalisis perjalanan Indonesia pada masa negara-negara tradisional 1. Menganalisis Perkembangan Kehidupan Negara-negara Kerajaan Islam di Indonesia Siklus I : 1. Mendiskripsikan Kerajaan Demak a. Letak kerajaan b. Kehidupan politik c. Kehidupan Ekonomi d. Kehidupan sosial dan budaya 2. Mendiskripsikan Kerajaan Pajang a. Letak kerajaan b. Kehidupan politik c. Kehidupan 5 5 10

64 Ekonomi d. Kehidupan sosial dan budaya Siklus II : 3. Mendiskripsikan Kerajaan Mataram a. Letak kerajaan b. Kehidupan politik c. Kehidupan Ekonomi d. Kehidupan sosial dan budaya 4. Mendiskripsikan Kerajaan Pajang a. Letak kerajaan b. Kehidupan politik c. Kehidupan Ekonomi d. Kehidupan sosial dan budaya 5 5 10 F. Validasi Data Dalam proses pengolahan data agar data yang diperoleh akurasi dan obyektif maka dilakukan validasi data. Penelitian ini menggunakan validasi data berupa triangulasi. Triangulasi yaitu mengecek kebenaran dan kesahihan data tentang pelaksanaan tindakan dengan mengkonfirmasikan data yang diperoleh kolaborator dengan guru dan siswa. Informasi yang didapatkan dari guru melalui wawancara dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari data yang bersumber dari siswa berupa jurnal kesan serta angket.

65 Elliot (Wiriaatmadja, 2005:169) berpendapat bahwa triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang, yaitu sudut pandang guru, siswa dan peneliti/observer. Proses triangulasi dilakukan untuk memeriksa kebenaran data dengan menggunakan sumber lain, misalnya membandingkan kebenaran data dengan data yang diperoleh dari sumber lain (dapat berupa pengajar, mitra maupun siswa) atau membandingkan data yang dikumpulkan melalui wawancara dengan data yang diperoleh melalui observasi sehingga didapatkan derajat kepercayaan maksimal. Kegiatan triangulasi dalam penelitian ini dilakukan dengan triangulasi sumber data dari motode. Triangulasi sumber data dilakukan melalui observasi, wawancara dan test. Selanjutnya data tersebut dibandingkan dengan data yang terkumpul dari hasil observasi awal dan observasi di dalam kelas, serta kegiatan dokumentasi selama penerapan pembelajaran sejarah dengan menggunakan media teka-teki silang berlangsung. Setelah melakukan kegiatan validasi, tahap berikutnya adalah proses interpretasi temuan-temuan yang didapatkan oleh peneliti dilapangan. Hasil interpretasi ini akan sangat berguna dalam menyusun rencana tindakan selanjutnya dalam menerapkan media teka-teki silang dikelas. Interpretasi dilakukan dengan cara membandingkan kondisikondisi riil yang berada di lapangan dengan ukuran dari suatu pembelajaran selanjutnya, diakhir penelitian interpretasi dilakukan

66 kembali secara menyeluruh sehingga diperoleh sebuah kesimpulan hasil penelitian G. Tehnik Analisis Data Media analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah langkah untuk memberikan interpretasi dan arti data yang telah dikumpulkan sehingga dapat digunakan untuk menjawab permasalahan yang ada dalam peneliti. Dalam penelitian ini peneliti menyajikannya dengan mengguankan metode analisis data yang bersifat diskriptifkualitatif, yaitu mendeskripsikan data yang diperoleh melalui instrumen penelitian. Setelah datanya terkumpul, lalu diklarifikasikan menjadi dua kelompok data, yaitu kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata atau simbol (Miles dan Huberman, 1992: 17). 1. Analisis Data Kualitatif Analisis data kualitatif yang digunakan peneliti adalah model analisis interaktif yang terdapat tiga komponen analisis yaitu, reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasinya, dalam aktifitasnya nanti dilakukan dalam interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai siklus. Analisis data dilakukan secara serentak/bersamaan dengan proses pengumpulan data, yang berarti bahwa analisis tidak dilakukan setelah data yang diperlukan secara keseluruhan telah terkumpul (Sutopo, 2006: 103). Analisis data

67 kualitatif digunakan untuk mengolah dan menganalisis data-data penelitian yang telah terkumpul. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut (Muhammad Idrus, 2007: 181-182). a. Pengumpulan Data Kegiatan pertama dalam analisis data adalah proses pengumpulan data, perlu di ingat bahwa data kualitatif adalah data yang berupa kata-kata, fenomena, foto, sikap dan perilaku keseharian yang diperoleh peneliti dari kegiatan pengumpulan data dengan berbagai alat bantu (Muhammad Idrus, 2007: 181). b. Reduksi Data Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan tranformasi ddata kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan (Muhammad Idrus, 2007: 181). Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. c. Penyaji Data Penyaji data yaitu proses dimana data yang telah diperoleh, diidentifiksikan dan dikategorisasikan kemudian disajikan dengan cara mencari kaitan antara suatu kategori dengan kategori lain. Sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan melihat penyaji data ini peneliti

68 akan lebih mudah memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan (Muhammad Idrus, 2007: 182). Sajian data berupa rangkaian kalimat yang disusun dengan secara logis dan sistematis sehingga mudah dipahami saat dibaca. d. Penarikan kesimpulan dan Verivikasi Penarikan kesimupalan merupakan tahapan mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan konfigurasi-konfigurasi yang mengukir alur sebab akibat dan proposisi (Muhammad Idrus, 2007: 183). Setelah data semua terkumpul dan ditampilakn dalam sajian data, maka langkah selanjutnya adalah penarikan simpulan. Sedangkan verivikasi merupakan tahap untuk menguji kebenaran, kekokohan dan kecocokannya. Jika ditemukan simpulan yang meragukan, maka dilakukan verivikasi. Pengumpulan Data Reduksi Data Penyajian Data Kesimpulankesimpulan: Penarikan/Verifikasi Gambar 3. Media Analisi Data (Sumber: Miles dan Huberman, 2009: 20).

69 2. Analisis Data Kuantitatif Data hasil prestasi siswa dapat diketahui dengan menghitung mean (rata-rata) dari daftar nilai siswa dan menghitung daya serap yang diperoleh tersebut dengan mengacu pada tabel kategori pencapaian hasil prestasi belajar. a. Menghitung rata-rata nilai siswa (mean) Keterangan: : Rata-rata (mean) Ʃxi : Jumlah nilai semua siswa N : Jumlah siswa (Sutrisno Hadi, 1997: 151). b. Menghitung daya serap Keterangan: DS NE = daya serap = nilai tujuan keatas S = jumlah siswa (Bob Hasan, 2002, 142).

70 c. Kategori Pencapaian Tabel 7. Kriteria Pencapaian Hasil Belajar Kategori Nilai Baik Sekali Jika mencapai 81 100% Baik Jika mencapai 61 80% Kurang Jika mencapai 41 60% Kurang Sekali Jika mencapai 21 40% (Suharsimi Arikunto, 2004: 18) H. Indikator Keberhasilan Penelitian berhasil apabila nilai rata-rata sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal pada pembelajaran sejarah yakni 70. Hal ini berdasarkan KKM mata pelajaran sejarah di SMA N 3 Bantul.