PEMODELAN DECISION SUPPORT SYSTEM MANAJEMEN ASET IRIGASI BERBASIS SIG

dokumen-dokumen yang mirip
PEMODELAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMELIHARAAN ASET IRIGASI DENGAN SIG DAN FUZZY AHP

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN

Penentuan Lokasi Rumah Pompa Kota Surabaya Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process(AHP)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

PEMETAAN DAN PENYUSUNAN BASISDATA RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS DI KOTA SURABAYA)

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KEPADATAN LALU LINTAS DAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN KOTA SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Identifikasi Permukiman Kumuh Berdasarkan Tingkat RT di Kelurahan Keputih Kota Surabaya

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pemetaan Lahan Pertanian di Wilayah Mojokerto

III. BAHAN DAN METODE

Prosiding Seminar Informatika Aplikatif Polinema 2015 (SIAP~2015) ISSN:

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO

SIG UNTUK ANALISA PENENTUAN LOKASI BARU WARALABA DI KAB. PONOROGO

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENGATURAN SPOOR DAN JADWAL KEBERANGKATAN KERETA API

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IMPLEMENTASI SISTEM PEREKOMENDASIAN PENERIMA BEASISWA DENGAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN.

PENENTUAN PRIORITAS PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKOLAH DASAR NEGERI DI KABUPATEN TABALONG

SISTEM PENILAIAN KINERJA DOSEN PNS.Dpk DI LINGKUNGAN KOPERTIS WIL II MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERACHY PROCESS (AHP) 1Dona Yuliawati dan 2Wasilah

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAERAH BANJIR DI DKI JAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ARC VIEW

PENGGUNAAN DAN EVALUASI METODA GRAPHIC INDEX MAPPING DALAM PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN PATI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

Pemanfaatan Lahan pada Lokasi Bekas Tambang Tanah Urug di Kecamatan Ngoro, Mojokerto

PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. PENDAHULUAN Perkembangan kota yang semakin pesat membuat banyak bangunan didirikan dimana-mana dan tentunya akan merubah tata ruang yang telah ada.

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)

Pembuatan Sistem Informasi Geografis Potensi Produktivitas Pertambakan Di Surabaya

RANCANG BANGUN SISTEM PENGELOLAAN PEMETAAN WILAYAH JAWA TENGAH BERBASIS GIS

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

TUGAS AKHIR OLEH : ZULIANA FITRIA ( ) DOSEN PEMBIMBING :

ANALISIS PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN KEGIATAN PENINGKATAN JALAN KOTA DI KOTA BANDAR LAMPUNG

III. METODOLOGI PENELITIAN

SISTEM MITIGASI BANJIR BENGAWAN SOLO BERBASIS J2ME

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

Rekomendasi Indekos dengan Metode Pembobotan pada Aplikasi E-Commerce CariKos Berbasis Web

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

ANALISIS KERAWANAN BANJIR BERBASIS SPASIAL MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR DENGAN VISUALISASI JALUR BERBASIS GIS (Study Kasus : Surabaya)

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC

Gambar 6. Peta Lokasi Kabupaten Majalengka (Sumber : PKSKL IPB 2012)

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pengenalan Dasar ArcGIS 10.2 JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : X. Pembuatan Sistem Informasi Geografis Pelayanan Umum Di Kecamatan Nanggalo

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB MENGENAI PENYEBARAN FASILITAS PENDIDIKAN, PERUMAHAN, DAN RUMAH SAKIT DI KOTA BEKASI. Fie Jannatin Aliyah

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Timur adalah provinsi di bagian timur Pulau Jawa,

PEMBUATAN MODEL SISTEM INFORMASI PROSEDUR DAN BIAYA PENDAFTARAN SERTIFIKAT TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SIDOARJO

DENNY OTTO SITOMPUL NRP

PEMILIHAN ALTERNATIF JENIS PONDASI DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PERHITUNGAN VOLUME DAN SEBARAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN CITRA IKONOS MULTI TEMPORAL 2011

Studi Optimasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Warujayeng Kertosono dengan Program Linier

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SPASIAL UNTUK IDENTIFIKASI POTENSI KEMISKINAN (STUDI KASUS KABUPATEN BANTUL - DIY)

Sistem Informasi Pertanahan untuk Evaluasi Bidang Tanah (Studi Kasus : Perumahan Bumi Marina Emas Kelurahan Keputih Kecamatan Sukolilo Surabaya)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN GURU YANG BERHAK MENERIMA SERTIFIKASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

OLEH : TOMI DWICAHYO NRP :

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai pusat

SIG PEMETAAN JENIS HAK ATAS TANAH

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x INTISARI...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 3.1 Prosedur penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM INFORMASI GOEGRAFIS PEMETAAN AREA PERKEBUNAN SAWIT PT KASIH AGRO MANDIRI 1

STUDI TENTANG IDENTIFIKASI LONGSOR DENGAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DAN ASTER (STUDI KASUS : KABUPATEN JEMBER)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Kesesuaian Lokasi Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Publik Di Kecamatan Palu Timur Dan Palu Barat

III METODE PENELITIAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAERAH BENCANA LUMPUR LAPINDO SIDOARJO MENGGUNAKAN J2ME

EVALUASI DAERAH IRIGASI BENGAWAN JERO KABUPATEN LAMONGAN

AGUSTINUS TOURNADO CRISTA

PRIORITAS PENANGANAN PENINGKATAN JALAN PADA RUAS-RUAS JALAN DI KABUPATEN KAPUAS DENGAN METODE AHP

MODEL ANALYTICAL NETWORK PROCESS UNTUK PEMILIHAN TEKNOLOGI DATA CENTER (STUDI KASUS PPID-DISPENDIK JATIM)

SIG FASILITAS UMUM UNTUKPENGGUNA JALAN BERBASIS MOBILE PHONE MENGGUNAKAN OS ANDROID

IV BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Pendidikan Responden

KONSEP MANAJEMEN BASIS DATA Sistem Informasi Geografis

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Bahan dan Alat Teknik Pengumpulan Data Metode Analisis Analisis Spasial

III. METODE PENELITIAN

APLIKASI AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT KULIAH DI BANGKA BELITUNG

Informasi Geografis untuk Kepadatan Lalu Lintas

PENGEMBANGAN APLIKASI UNTUK PENENTUAN DIVISI KKN ALTERNATIF BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI LPM UNIVERSITAS AHMMAD DAHLAN YOGYAKARTA

RANCANGAN POLA PENGEMBANGAN IRIGASI POMPA DANGKAL BERDASARKAN DATA GEOSPASIAL PADA DAERAH IRIGASI POMPA III NAGARI SINGKARAK

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

Analisis dan Pemetaan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan Sistem Informasi Geografis dan Metode Simple Additive Weighting

BAB II METODE PENELITIAN

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PASAR TRADISIONAL DI KABUPATEN KULON PROGO BERBASIS WEB

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN POTENSI SMA/SMK BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kabupaten Kebumen)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PERENCANAAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PERFORMANCE PRISM

LAYERING INFORMASI PETA DAN TABULASI UNTUK INFORMASI KEPADATAN LALU LINTAS

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSURATAN PADA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA

Transkripsi:

PEMODELAN DECISION SUPPORT SYSTEM MANAJEMEN ASET IRIGASI BERBASIS SIG Ryan Hernawan 1),Tri Joko Wahyu Adi 2) dan Teguh Hariyanto 3) 1) Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, 60111, Indonesia, e-mail:ryan.pwk@gmail.com 2) Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, 60111, Indonesia, e-mail: tri_joko@ce.its.ac.id 3) Jurusan Teknik Geomatika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, 60111, Indonesia, e-mail: tgh_hary@yahoo.com ABSTRAK Aset irigasi tersebar secara geografis, oleh karena itu di dalam pengelolaan aset tersebut dibutuhkan suatu sistem informasi geografis yang memiliki fungsi ganda yaitu sistem yang selain memiliki kemampuan untuk mendokumentasikan keberadaan aset irigasi tetapi juga dapat memudahkan dalam kegiatan pengembangan aset dan pemeliharaannya. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk merancang model sistem informasi geografis yang dapat digunakan untuk mendokumentasikan keberadaan aset irigasi serta memudahkan dalam kegiatan pengembangan dan pemeliharaan aset irigasi. Pemodelan sistem informasi geografis ini mencakup pembuatan diagram entiti relasional, relasi basis data dengan menggunakan Microsoft Access 2007, pengumpulan data (record basis data), analytical hierarchy process (AHP) dengan penyebaran kuisioner kepada responden yang terlibat langsung di dalam pengelolaan aset irigasi, pemetaan layer aset irigasi dengan menggunakan Arc View 3.3 serta penggabungan analytical hierarchy process dengan sistem informasi geografis. Untuk mengimplementasikan model yang diusulkan, jaringan irigasi Pondok Salam Kabupaten Purwakarta digunakan sebagai studi kasus. Hasil yang diperoleh adalah peta tematik yang dapat memperlihatkan keberadaan aset irigasi, basis data aset irigasi yang dapat memperlihatkan informasi dasar, kerusakan, metode pemeliharaan, skor prioritas dan skala prioritas pemeliharaan aset irigasi. Dari beberapa aset yang digunakan di studi kasus, tujuh aset irigasi memiliki skala prioritas kedua (cukup mendesak) sedangkan satu aset irigasi memiliki skala prioritas ketiga (kurang mendesak) Skor prioritas pemeliharaan tertinggi diperoleh saluran sekunder 03 (ss03) yaitu dengan nilai 6,67 ( cukup mendesak ) untuk diperbaiki. Kata kunci: Pemodelan, Sistem Informasi Geografis, Analytical Hierarchy Process, Prioritas, Aset Irigasi. PENDAHULUAN Aset irigasi tersebar secara geografis, oleh karena itu di dalam pengelolaan aset tersebut dibutuhkan suatu sistem informasi geografis yang memiliki fungsi ganda yaitu sistem yang selain memiliki kemampuan untuk mendokumentasikan keberadaan aset irigasi tetapi juga dapat memudahkan dalam kegiatan pengembangan aset dan pemeliharaannya. Salah satu hal penting dalam manajemen aset irigasi adalah pemeliharaan saluran dan bangunan irigasi. Pemeliharaan aset irigasi adalah upaya untuk menjaga dan mengamankan aset irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 32/PRT/M/2007 tentang Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi). Dengan adanya keterbatasan dana pemerintah maka data-data kerusakan aset hasil B-12-1

inventarisasi perlu diolah untuk mendapatkan urutan prioritas pemeliharaan aset irigasi. Penentuan prioritas pemeliharaan dapat di tentukan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process(AHP). Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah salah satu alat dalam hal pengambilan keputusan berdasarkan multi kriteria. AHP sering digunakan di dalam menentukan suatu prioritas. Beberapa prinsip dasar dalam metode ini, yaitu : Decomposition, Comparative Judgement, dan Synthesis of Priority (Saaty, 1991). Tujuan penulisan penelitian ini adalah merancang model sistem informasi geografis yang terintegrasi dengan analytical hierarchy process (AHP) yang dapat digunakan sebagai decision support system dalam menentukan urutan prioritas pemeliharaan aset irigasi beserta metode perbaikannya. METODE Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini. Proses Analytical Hierarchy Process Mulai Proses SIG & Basis Data M. Access 07 Kuisioner Peta Raster dan Inventarisasi aset jaringan irigasi Proses AHP Digitasi aset jaringan irigasi, entry basis data Bobot / Urutan Prioritas Total Aset Kondisi Fisik Integrasi AHP dan SIG Sistem Informasi Geografis Manajemen Aset Irigasi Selesai Gambar 1 Diagram Alir Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggabungan / integrasi antara Sistem Informasi Geografis (SIG), basis data Microsoft Access 2007 dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Proses AHP dilakukan dengan cara menyebar kuisioner kepada responden yang berhubungan langsung dengan pengelolaan aset irigasi kemudian kuisioner diolah dengan menggunakan software expert choice sehingga menghasilkan bobot per kriteria. Proses perancangan SIG dilakukan dengan cara membuat layer layer aset irigasi dan atributnya berdasarkan peta raster dan data sekunder yang telah didapat dari pengelola dengan menggunakan ArcView 3.3, ArcView merupakan salah satu perangkat lunak desktop Sistem Informasi Geografis (SIG) dan pemetaan yang telah dikembangkan oleh ESRI (Prahasta, 2009). Sedangkan basis data yang berisi tentang informasi dasar, data kerusakan B-12-2

dan metode pemeliharaan aset irigasi dibuat dengan menggunakan Microsoft Access 2007 berdasarkan diagram entitas relasional yang sudah dirancang sebelumnya. Penggabungan sistem informasi geografis dengan analytical hierarchy process dilakukan dengan cara menyisipkan tabel penghitungan bobot yang ada di dalam basis data sistem informasi manajemen aset dari program Microsoft Access 2007 ke dalam program ArcView 3.3. Atribut di dalam tabel yang dihasilkan dari perhitungan yang ada di dalam basis data sistem informasi manajemen aset irigasi harus memiliki key yang sama dengan atribut di dalam tabel yang ada di dalam ArcView 3.3. Setelah penyisipan dilakukan maka dapat dihasilkan satu tabel baru yang merupakan tabel penentuan prioritas. Dengan menggunakan tabel prioritas tersebut maka dapat ditampilkan data spasial yang berupa peta tematik urutan prioritas pemeliharaan aset irigasi dengan informasi skor prioritas, metode perbaikan dan skala prioritas pemeliharaan, dimana range skalanya telah ditentukan sebelumnya oleh expert yang terlibat langsung dalam hal pengelolaan aset irigasi, range skalanya yaitu 1-3,99 merupakan prioritas ketiga (kurang mendesak), 4-7,99 merupakan prioritas kedua (cukup mendesak) dan 8 10 merupakan prioritas pertama (sangat mendesak). Diagram alir penggabungan sistem informasi geografis dengan basis data AHP Microsoft Access 2007 dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini. 1 2 Gambar 2 Diagram Alir Penggabungan Sistem Informasi Geografis Dengan Basis Data AHP Microsoft Access 2007 B-12-3

Keterangan angka 1 dan angka 2 dalam lingkaran pada Gambar 2 di atas dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4 berikut ini. 1 Gambar 3 Diagram Entiti Relasional Perancangan Basis Data AHP Microsoft Access 2007 2 Gambar 4 Diagram Perancangan SIG Menggunakan ArcView 3.3 B-12-4

HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mengimplementasikan model yang diusulkan, jaringan irigasi Pondok Salam Kabupaten Purwakarta digunakan sebagai studi kasus Daerah irigasi Pondok Salam terletak di Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat dengan luas areal ± 1520 Ha. Daerah irigasi Pondok Salam merupakan kewenangan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat dan Perum Jasa Tirta 2. Bendung Pondok Salam terletak di Desa Salam Mulya Kecamatan Pondok Salam Kabupaten Purwakarta, dengan koordinat S= 06 37 13,0 dan E= 107 29 50,3, sedangkan sumber air berasal dari sungai Ciherang yang mengalir sepanjang tahun. Daerah irigasi Pondok Salam merupakan irigasi utuh Kabupaten Kota dengan panjang saluran sekunder ± 11.679 m, air dialirkan melalui saluran sekunder Pondok Salam (Solokan Gede) dan saluran suplesi Kamojing jaringan irigasi Pondok Salam terdiri dari 1 buah Bangunan utama dengan sistem pengambilan satu pintu (Bangunan intake), 1 buah bangunan ukur, 1 buah bangunan bagi sadap dan 27 buah bangunan sadap (Dinas PSDA Jawa Barat, 2011). Berdasarkan data sekunder yang didapatkan dari pengelola, terdapat sepuluh aset irigasi yang mengalami kerusakan di jaringan irigasi Pondok Salam. Setelah data sekunder tersebut di entry ke dalam basis data Microsoft Access 2007 maka akan didapatkan output yang berisi informasi tentang kerusakan aset, metode pemeliharaan dan skor prioritas. Untuk detail hasil uji coba model sistem yang diimplementasikan pada studi kasus jaringan irigasi Pondok Salam dapat dilihat pada Tabel 1, Gambar 5 dan Gambar 6 berikut ini. Tabel 1 Urutan Prioritas Pemeliharaan Aset Irigasi Pondok Salam No ID_Aset Nama Aset Skor Prioritas 1 ss03 Saluran Sekunder S. Gede 03 6,67 2 2 bsg02 Bangunan sadap 02 4,573 2 3 bsg03 Bangunan sadap 03 5,903 2 4 bsg04 Bangunan sadap 04 3,908 3 5 bsg05 Bangunan sadap 05 6,568 2 6 bsg06 Bangunan sadap 06 6,568 2 7 bsg07 Bangunan sadap 07 5,238 2 8 bsg08 Bangunan sadap 08 6,568 2 9 bsg09 Bangunan sadap 09 4,573 2 10 bsg14 Bangunan sadap 14 5,238 2 Berdasarkan Tabel 1 diatas dapat disimpulkan bahwa ss03, bsg02, bsg03, bsg05, bsg06, bsg07, bsg08, bsg09 dan bsg14 memiliki prioritas kedua (cukup mendesak) sedangkan bsg04 memiliki prioritas ketiga (kurang mendesak) dalam hal urutan prioritas pemeliharaan aset irigasi di jaringan irigasi Pondok Salam Kab. Purwakarta. Skor tertinggi diraih oleh Saluran Sekunder S. Gede 03 (ss03) yang memiliki kerusakan tembok tegak sebelah kiri dengan nilai skor prioritas 6,67(cukup mendesak). Metode perbaikan dalam penanganan kerusakan aset irigasi dilakukan berdasarkan Standar Perencanaan Irigasi, Kriteria Perencanaan Bagian Parameter Bangunan KP-06 Tahun 2009 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Departemen Pekerjaan Umum. Untuk detail output basis data model sistem yang berisi informasi data kerusakan, metode pemeliharaan dan skor prioritas pemeliharaan aset irigasi Pondok Salam dapat dilihat pada Gambar 5 berikut ini. B-12-5

Cukup Mendesak Gambar 5 Output Basis Data Sistem Informasi Manajemen Aset Irigasi Untuk peta tematik urutan prioritas pemeliharaan aset jaringan irigasi Pondok Salam dapat dilihat pada Gambar 6 berikut ini. Gambar 6 Peta Tematik Sistem Informasi Geografis Manajemen Aset Irigasi Simbol bintang berwarna kuning artinya aset irigasi tersebut memiliki prioritas kedua ( cukup mendesak ) sedangkan simbol bintang berwarna hijau artinya aset irigasi tersebut memiliki prioritas ketiga ( kurang mendesak ). B-12-6

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari penelitian Pemodelan Decison Support System Manajemen Aset Irigasi Berbasis SIG ini adalah model sistem yang diusulkan telah diaplikasikan di jaringan irigasi Pondok Salam Kabupaten Purwakarta Provinsi Jawa Barat dan dapat berjalan dengan baik serta dapat berfungsi sebagai decision support system dalam menentukan urutan prioritas pemeliharaan aset irigasi. Hasil yang didapatkan dari studi kasus daerah irigasi Pondok Salam Kabupaten Purwakarta adalah sepuluh aset irigasi mengalami kerusakan diantaranya adalah saluran sekunder yaitu ss03, bangunan bagi sekunder bsg02, bsg03, bsg04, bsg05, bsg06, bsg07, bsg08, bsg09 dan bsg14. Menurut model sistem yang sudah dirancang maka dapat disimpulkan bahwa ss03, bsg02, bsg03, bsg05, bsg06, bsg07, bsg08, bsg09 dan bsg14 memiliki prioritas kedua (cukup mendesak) sedangkan bsg04 memiliki prioritas ketiga (kurang mendesak) dalam hal urutan prioritas pemeliharaan aset irigasi daerah irigasi Pondok Salam Kab. Purwakarta. Skor tertinggi diraih oleh Saluran Sekunder S. Gede 03 (ss03) yang memiliki kerusakan tembok tegak sebelah kiri dengan nilai skor prioritas 6,67 (cukup mendesak). Metode perbaikan dalam penanganan kerusakan aset irigasi dilakukan berdasarkan Standar Perencanaan Irigasi, Kriteria Perencanaan Bagian Parameter Bangunan KP-06 Tahun 2009 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Departemen Pekerjaan Umum. Saran untuk penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Basis data sistem informasi manajemen aset irigasi dikembangkan menjadi lebih lengkap. 2. Pengembangan sistem informasi geografis manajemen aset irigasi berbasis web yang di dalamnya terdapat perhitungan biaya perbaikan yang lebih detail dan otomatis. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pekerjaan Umum (2007), Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 32/PRT/M/2007 Tentang Pendoman Operasi Pemeliharaan Jaringan Irigasi, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum (2009), Standar Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan Bagian Parameter Bangunan KP-06, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Jakarta. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat (2011), Laporan Akhir Pemutakhiran Data Daerah Irigasi 2011, Dinas PSDA Provinsi Jawa Barat, Bandung. Prahasta, Eddy, (2009), Tutorial ArcView, INFORMATIKA, Bandung. Saaty, Thomas.L, (1991), Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. B-12-7