2.1 Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik Geografis

dokumen-dokumen yang mirip
2.1 Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik

LAPORAN AKHIR. Penyusunan Revisi RTRW Kabupaten Pinrang Tahun I - 1

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PINRANG PROVINSI SULAWESI SELATAN POKJA AMPL KABUPATEN PINRANG. Disiapkan oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

B A B II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Gambaran Umum Wilayah

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

5.1 AREA BERESIKO SANITASI

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PINRANG TAHUN

PROFIL SANITASI SAAT INI

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

III. KEADAAN UMUM LOKASI

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

MPS Kabupaten Bantaeng Latar Belakang

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

KONDISI UMUM BANJARMASIN

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG. Pendahuluan 1

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

GAMBARAN UMUM WILAYAH

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI W I L A Y A H

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II TINJAUAN UMUM

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN


KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

KARAKTERISTIK WILAYAH

KEADAAN UMUM WILAYAH

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

KONDISI UMUM. Bogor Tengah, Bogor Timur, Bogor Barat, Bogor Utara, Bogor Selatan, dan Tanah Sareal (Gambar 13).

BAB III TINJAUAN WILAYAH

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Buru Selatan Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN KLATEN

BAB II TINJAUAN UMUM

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah 2013 BAB I PENDAHULUAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

LUAS WILAYAH ADMINISTRATIF KECAMATAN DAN JUMLAH WILAYAH ADMINISTRATIF KELURAHAN DI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2016 IBU KOTA KECAMATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

ANALISIS TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM PENEGAKAN PERDA DI KABUPATEN PINRANG

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Transkripsi:

GAMBARAN UMUM WILAYAH 1 Bab - 2 Gambaran Umum Wilayah 2.1 Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik 2.1.1 Geografis Kabupaten Pinrang merupakan wilayah provinsi Sulawesi Selatan yang secara geografis terletak pada koordinat antara 3º19 13 sampai 4º10 30 Lintang Selatan dan 119º26 30 sampai 119º47 20 Bujur Timur. Daerah ini berada pada ketinggian 0-2.600 meter dari permukaan laut. Kabupaten Pinrang berada ± 180 Km dari Kota Makassar, dengan memiliki luas ±1.961,77 Km 2, terdiri dari tiga dimensi kewilayahan meliputi dataran rendah, laut dan dataran tinggi. Kabupaten Pinrang secara administratif pemerintahan terdiri dari 12 (dua belas) Kecamatan, 39 Kelurahan dan 65 Desa yang meliputi 96 Lingkungan dan 181 Dusun. Sebagian besar dari wilayah kecamatan merupakan daerah pesisir yang memiliki luas 1.457,19 Km 2 atau 74,27% dari luas keseluruhan Wilayah Kabupaten Pinrang dengan panjang garis pantai ± 101 Km. Adapun batas wilayah Kabupaten Pinrang sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Enrekang dan Sidrap. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar serta Kabupaten Polewali Mandar. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Parepare.

GAMBARAN UMUM WILAYAH 2 Peta 2.1 PETA ORIENTASI KAB.PINRANG Sumber : RTRW Kab.Pinrang 2011-2031

GAMBARAN UMUM WILAYAH 3 2.1.2 Administratif Gambaran administrasi pemerintahan di Kabupaten Pinrang disajikan pada Tabel dan Gambar berikut ini: No Kecamatan Ibukota Kec Tabel 2.1 Tabel Administratif Kabupaten Pinrang Jumlah Kelurahan Jumlah Desa Ha Luas Wilayah % Thd Total 1. Suppa Majenang 2 8 7.420 3,78 2. Mattiro Sompe Langnga 2 7 9.699 4,94 3. Lanrisang Lanrisang 1 6 7.301 3,72 4. Mattiro Bulu Manarang 2 7 13.249 6,75 5. Watang Sawitto Sawitto 8-5.897 3,01 6. Paleteang Lalleng Bata 6-3.729 1,90 7 Tiroang Mattiro Deceng 5-7.773 3,96 8. Patampanua Teppo 4 6 13.685 6,98 9. Cempa Cempa 1 6 9.030 4,60 10. Duampanua Lampa 5 9 29.186 14,88 11. Batulappa Kassa 1 4 15.899 8,10 12. Lembang Taddokong 2 12 73.309 37,37 Jumlah 39 65 196.177 100,00 Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka, 2010 Pemerintah Kabupaten Pinrang terdiri dari 12 Kecamatan dengan 104 Desa/Kelurahan terdiri dari 39 kelurahan dan 65 Desa. Kecamatan Duampanua dan Lembang merupakan kecamatan dengan jumlah Kelurahan dan Desa terbanyak dengan rincian : Lembang : 2 Kelurahan 12 Desa Duampanua : 5 Kelurahan 9 Desa Sedangkan Kecamatan yang jumlah desa/kelurahan terkecil yaitu Kecamatan Tiroang dan Batulappa dengan rincian : Tiroang : 5 Kelurahan Batulappa : 4 Desa dan 1 Kelurahan

GAMBARAN UMUM WILAYAH 4 Peta 2.2 PETA ADMINISTRASI KABUPATEN PINRANG Sumber : RTRW Kab.Pinrang 2011-2031

GAMBARAN UMUM WILAYAH 5 2.1.3 Kondisi Fisik Wilayah A. Kondisi Topografi dan Kelerengan Kondisi topografi Kabupaten Pinrang memiliki rentang yang cukup lebar, mulai dari dataran dengan ketinggian 0 m di atas permukaan laut hingga dataran yang memiliki ketinggian di atas 1000 m di atas permukaan laut (dpl). Dataran yang terletak pada ketinggian 1000 m di atas permukaan laut sebagian besar terletak di bagian tengah hingga utara Kabupaten Pinrang terutama pada daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Toraja. Klasifikasi ketinggian/ topografi di Kabupaten Pinrang dapat dikelompokkan sebagai berikut: - Ketinggian 0 100 m dpl Wilayah yang termasuk ke dalam daerah ketinggian ini sebagian besar terletak di wilayah pesisir yang meliputi beberapa wilayah Kecamatan yakni Kecamatan Mattiro Sompe, Lanrisang, Watang Sawtito, Tiroang, Patampanua dan Kecamatan Cempa - Ketinggian 100 400 m dpl Wilayah yang termasuk ke dalam daerah dengan ketinggian ini meliputi beberapa wilayah Kecamatan yakni Kecamatan Suppa, Mattiro Bulu, dan Kecamatan Paleteang. - Ketinggian 400 1000 m dpl Wilayah yang termasuk ke dalam klasifikasi ketinggian ini sebagian kecil wilayah meliputi Kecamatan Duampanua. - Ketinggian di atas 1000 m dpl Wilayah yang termasuk ke dalam klasifikasi ketinggian ini terdiri dari sebagian Kecamatan Lembang dan Batulappa. Untuk lebih jelasnya sebagaimana pada tabel berikut ini : Tabel 2.2 Ketinggian Wilayah Kabupaten Pinrang No Kecamatan Ketinggian Dari Permukaan Laut (M Dpl) 1 Suppa 2 265 2 Mattiro Sompe 2 12 3 Lanrisang 2 14 4 Mattiro Bulu 12 228 5 Watang Sawitto 6 14 6 Paleteang 14 157 7 Tiroang 13 23 8 Patampanua 13 86 9 Cempa 2 18 10 Duampanua 2 965 11 Batulappa 20 1007 12 Lembang 2 1908 Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka, 2010 Kondisi topografi Kabupaten Pinrang juga dapat dikelompokkan berdasarkan kemiringan lereng yang terdiri dari: 1. Kemiringan 0-3 % Wilayah ini memiliki lahan yang relatif datar yang sebagian besar terletak di kawasan pesisir meliputi wilayah Kecamatan Mattiro Sompe, Lanrisang, Watang Sawito, Tiroang, Patampanua dan Kecamatan Cempa. 2. Kemiringan 3 8 % Wilayah ini memiliki permukaan datar yang relatif bergelombang. Wilayah yang memiliki karakteristik topografi demikian terdiri dari Kecamatan, Suppa, Mattiro Bulu, Batulappa dan Kecamatan Paleteang. 3. Kemiringan 8 45 % Wilayah ini memiliki permukaan yang bergelombang sampai agak curam. Wilayah yang memiliki karakteristik topografi seperti ini adalah Wilayah Kecamatan Duampanua. 4. Kemiringan > 45 % Wilayah ini memiliki permukaan curam yang bergunung-gunung. Wilayah yang memiliki karakteristik topografi ini meliputi wilayah-wilayah kaki pegunungan seperti Kecamatan Lembang.

GAMBARAN UMUM WILAYAH 6 Kondisi Topografi Wilayah Kabupaten Pinrang bervariasi dari kondisi datar hingga berbukit. Keadaan wilayah berdasarkan kelerengan disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 2.3 Keadaan Wilayah Berdasarkan Kelerengan di Kabupaten Pinrang No Lereng Kriteria Luas (Ha) Presentase (%) 1 0-2 Datar 100.370,2 51,1 2 2-15 Landai 15.696,8 8,1 3 15-40 Berbukit 50.246 25,6 4 > 40 Berbukit 29.864 15,2 Jumlah 196.177 100,00 Sumber : Hasil Survey Tahun 2010 B. Kondisi Geologi Geologi wilayah Kabupaten Pinrang dari hasil pengamatan dan kompilasi Peta Geologi Kabupaten Pinrang, maka susunan lapisan batuan dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Endapan alluvium dan sungai, Endapan alluvium dan sungai mempunyai ketebalan antara 100-150 meter, terdiri dari atas lempung, lanau, pasir dan kerikil. Pada umumnya endapan lapisan ini mempunyai kelulusan air yang bervariasi dan kecil hingga tinggi. Potensi air tanah dangkal cukup besar tetapi sebagian wilayah kualitasnya kurang baik. Muka air tanah dangkal 1-1,50 meter. 2. Batuan gunung api tersusun atas breksi dengan komponen bersusun trakht dan andesit, tufa batu apung, batu pasir terfaan, konglomerat dan breki terfaan, ketebalannya berkisar 500 meter, penyebarannya dibagian utara Kota Pinrang, Sekitar Bulu Lemo, Bulu Pakoro sedangkan dibagian selatan sekitar Bulu Manarang, Bulu Paleteang, Bulu Lasako (berbatasan dengan Parepare). Kearah Bunging terdapat batu gamping terumbu yang umumnya relative sama dengan batuan gunung api. 3. Batuan aliran lava, Batuan aliran lava bersusun trakhit abu-abu muda hingga putih, bekekar tiang, penyebarannya kearah daerah Kabupaten Pinrang, yaitu sekitar Kecamatan Lembang dan Kecamatan Duampanua. 4. Batuan konglomerat (Formasi Walanae), Batuan ini terletak dibagian Timur Laut Pinrang, sekitar Malimpung sampai kewilayah Kabupaten Sidrap, satua batuan ini terdiri atas konglomerat, sedikit batu pasir glakonit dan serpih dan membentuk morfologi bergelombang dan tebalnya kira-kira hingga 400meter. 5. Batuan lava bersusun basol hingga andesit, Satuan batuan ini berbentuk lava bantal, breksi andesit piroksin dan andesit trakhit. Tebalnya 50 hingga 100 meter dengan penyebaran sekitar Bulu Tirasa dan Pakoro. 6. Batu pasir, Satuan batuan ini bersusun andesit, batu lanau, konglomerat dan breksi. Struktur sesar diperkirakan terdapat pada batuan aliran lava dan batu pasir bersusun andesit, berupa sesar normal. C. Kondisi Jenis Tanah Jenis tanah yang terdapat di tiap kecamatan dalam wilayah Kabupaten Pinrang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

GAMBARAN UMUM WILAYAH 7 Tabel 2.4 Jenis Tanah di Wilayah Kabupaten Pinrang No Kecamatan Jenis Tanah 1 Suppa Aluvial Kelabu; Grumosol Kelabu; Aluvial Hidromorf; Regosol Kelabu. 2 Mattiro Sompe Aluvial Hidromorf; Aluvial Kelabu Kekuningan; Aluvial Kelabu Olif 3 Lanrisang Grumosol Kelabu; 4 Mattiro Bulu Regosol Kelabu; Grumosol Kelabu; Brown Forest Soil 5 Watang Sawitto Aluvial Kelabu; Aluvial Hidromorf; Aluvial Kelabu Olif; Regosol Kelabu. 6 Paleteang Regosol Coklat Kelabuan; Aluvial Kelabu Olif; Aluvial Kelabu Kekuningan; Regosol Kelabu Kekuningan. 7 Tiroang Regosol Kelabu; Brown Forest Soil; 8 Patampanua Aluvial Kelabu Kekuningan; Aluvial Hidromorf; Regosol Kelabu Kekuningan; Fodsolik Coklat; Aluvial Kelabu Olif; Brown Forest Soil; Fodsolik Coklat Kekuningan 9 Cempa Aluvial Kelabu Kekuningan; Aluvial Hidromorf; Aluvial Kelabu Olif 10 Duampanua Fodsolik Coklat Kekuningan; Aluvial Kelabu Kekuningan; Fodsolik Coklat; Aluvial Kelabu Olif; Aluvial Hidromorf. 11 Batulappa Fodsolik Coklat; Fodsolik Coklat Kekuningan. 12 Lembang Brown Forest Soil Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka, 2010 D. Kondisi Klimatologi Klasifikasi iklim menurut Smith-Ferguson, tipe iklim Wilayah Kabupaten Pinrang termasuk tipe A dan B dengan curah hujan terjadi pada bulan Desember hingga Juni dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret. Musim kemarau terjadi pada bulan Juni sampai Desember. Kriteria tipe iklim menurut Oldeman- Syarifuddin bulan basah di Kabupaten Pinrang tercatat 7-9 bulan, bulan lembab 1-2 bulan dan bulan kering 2-4 bulan. Tipe iklim menurut klasifikasi Oldeman - Syarifuddin adalah iklim B dan C. Curah hujan tahunan berkisar antara 1073 mm sampai 2910 mm, Evaporasi rata-rata tahunan di Kabupaten Pinrang berkisar antara 5,5 mm/hari sampai 8,7 mm/hari. Suhu rata-rata normal antara 27 C dengan kelembaban udara 82% - 85%. Berdasarkan data dari Dinas PU Pengairan kabupaten Pinrang, rata-rata curah hujan di Kabupaten Pinrang pada tahun 2010 sebesar 277,42 mm/bulan. Curah hujan terendah terjadi pada bulan September yakni sebesar 80 Mm, sedangkan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Oktober yakni sebesar 698 Mm. Banyaknya curah hujan tiap bulan di wilayah Kabupaten Pinrang sejak tahun 2004 sampai 2010 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2.5 Banyaknya Curah Hujan di Wilayah Kabupaten Pinrang BULAN Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Januari 215 103 154 106 264 75 380 Pebruari 192 146 122 90 242 103 121 Maret 64 88 98 91 295 29 88 April 152 108 247 147 130 63 90 Mei 167 96 241 155 94 69 82 Juni 36 63 153 148 222 192 34 Juli 15 70 5 50 143 52 35 Agustus - 32 2 26 199 34 34 September 2 17 3 109 80 8 42 Oktober 5 241-82 698 29 55 Nopember 175 74 66 96 571 221 55 Desember 228 137 241 129 391 282 79 Rata-Rata Per Bulan 113,73 97,92 111,00 102,42 277,42 96,42 91,25 Sumber : Dinas PU Pengairan Kabupaten Pinrang

GAMBARAN UMUM WILAYAH 8 E. Kondisi Hidrologi Di Kabupaten Pinrang, terdapat dua sungai besar yaitu sungai Mamasa dan Sungai Saddang, dimana sungai Mamasa sebenarnya masih merupakan anak sungai Saddang. Saat ini sungai Mamasa dimanfaatkan untuk keperluan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bakaru yang berlokasi di Desa Ulu Saddang, Kecamatan Lembang. PLTA yang ada ini selain untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kabupaten Pinrang, juga untuk memenuhi kebutuhan listrik di Provinsi Sulawesi Selatan. Sedangkan Sungai Saddang dimanfaatkan untuk pengairan pertanian dengan cakupan pelayanan selain Kabupaten Pinrang juga melayani Kabupaten Sidrap. Tabel 2.5 Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Pinrang No Nama DAS Luas (Ha) Debit (M3/dtk) 1 Aggalacangnge 2.653,14-2 Bungi 24.117,38 14,77 3 Galang-galang 9.562,58-4 Kariango 39.317,81 50,16 5 Massila 8.628,69-6 Saddang 95.820,58 190 7 Sibo 9.515,62 13,62 Sumber : RTRW Kab. Pinrang

GAMBARAN UMUM WILAYAH 9 Peta 2.3 PETA DAERAH ALIRAN SUNGAI KABUPATEN PINRANG Sumber : RTRW Kab. Pinrang

GAMBARAN UMUM WILAYAH 10 F. Pemanfaatan Lahan Penggunaan lahan di Kabupaten Pinrang didominasi oleh penggunaan lahan jenis Hutan Negara yaitu sebesar 58.521 Ha, atau sebesar 29,83%. Kabupaten Pinrang juga memiliki potensi di bidang pertanian yang ditunjukkan oleh besarnya area persawanan dan perkebunan sebesar 60,954 Ha atau 31,07%. Area bangunan dan halaman di Kabupaten Pinrang ini memiliki luas 5.037 Ha atau sebesar 2,57 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.6 Luas Lahan Menurut Penggunaanya di Kabupaten Pinrang Tahun 2010 No Penggunaan Lahan Pinrang Luas (ha) % 1 Perkebunan 12.177 6,21 2 Sawah 48.777 24,86 3 Tegalan/Kebun dan Ladang 25.855 13,18 4 Bangunan/Halaman 5.037 2,57 5 Kolam/ Lebat dan empang 1.400 0,71 6 Tambak 12.311 6,28 7 Padang Rumput 6.960 3,55 8 Tanaman Kayu 12.922 6,59 9 Hutan Negara 58.521 29,83 10 Lahan yang belum diusahakan 635 0,32 11 Belum Teridentifikasi 11.582 5,90 Jumlah 196.177 100 Sumber : Pinrang dalam Angka Tahun 2010 2.2 Demografi A. Distribusi dan Kepadatan Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Pinrang pada akhir Tahun 2010 berjumlah 353.367 jiwa yang terditribusi pada 12 kecamatan, dengan tingkat persebaran yang tidak merata pada setiap kecamatan. Distribusi jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Watang Sawitto dengan jumlah sebesar 50.974 jiwa atau sekitar 14,43 % dari jumlah penduduk kabupaten, sedangkan distribusi penduduk terkecil adalah Kecamatan Batulappa dengan jumlah penduduk kurang lebih 9.598 jiwa atau sekitar 2,72% dari jumlah penduduk Kabupaten Pinrang, secara rinci diuraikan pada tabel. No Tabel 2.7 Jumlah, Distribusi dan Kepadatan di Kabupaten Pinrang Tahun 2010 Kecamatan Jumlah Penduduk 2010 Distribusi Perkecamatan (%) Luas wilayah (km2) Kepadatan penduduk 2010 (jiwa/km2) 1 Suppa 30.784 8,71 74,20 415 2 Mattiro Sompe 27.511 7,79 96,99 284 3 Lanrisang 18.200 5,15 73,01 249 4 Mattiro Bulu 27.227 7,71 132,49 206 5 Watang Sawitto 50.974 14,43 58,97 864 6 Paleteang 36.693 10,38 37,29 984 7 Tiroang 20.807 5,89 77,73 268 8 Patampanua 32.112 9,09 136,85 235 9 Cempa 17.217 4,87 90,30 191 10 Duampanua 43.829 12,40 291,86 150 11 Batulappa 9.598 2,72 158,99 60

GAMBARAN UMUM WILAYAH 11 12 Lembang 38.415 10,87 733,09 52 Kab. Pinrang 353.367 100 1.961,77 180 Sumber : Pinrang dalam Angka Tahun 2010 B. Penduduk Menurut Struktur Usia Kajian tentang struktur penduduk menurut usia dimaksudkan untuk mengetahui jumlah pada setiap kelompok umur tertentu, terutama kelompok umur yang berkaitan dengan usia sekolah, usia kerja, dan usia produktif atau usia angkatan kerja. Pengelompokan penduduk menurut umur di Kabupaten Pinrang pada tahun 2008 dibagi atas 3 kelompok utama, yaitu : Usia Balita (0-4) tahun : 41.164 jiwa Usia Sekolah (5-19) : 126.609 jiwa Usia Angkatan kerja (20-54) : 151.978 jiwa Secara rinci struktur penduduk menurut usia diuraikan pada tabel berikut. No Tabel 2.8 Struktur Penduduk Menurut Usia di Kabupaten Pinrang Tahun 2010 Jumlah Penduduk (Jiwa) Porsentase Struktur Usia Jumlah (Jiwa) Laki-laki Perempuan (%) 1 0 4 20.915 20.249 41.164 11,65 2 5 9 23.393 22.676 46.069 13,04 3 10 14 22.726 22.093 44.819 12,68 4 15 19 17.647 18.074 35.721 10,11 5 20 24 12.381 14.453 26.834 7,59 6 25 29 11.979 14.663 26.642 7,54 7 30 34 10.543 12.255 22.798 6,45 8 35 39 11.433 12.666 24.099 6,82 9 40 44 8.733 9.921 18.654 5,28 10 45 49 8.752 9.664 18.416 5,21 11 50 54 6.871 7.664 14.535 4,11 12 55 59 5.432 9.534 11.366 3,22 13 60 64 5.678 6.292 11.970 3,39 14 65+ 4.789 5.491 10.280 2,91 Jumlah 171.272 182.095 353.367 100,00 Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka Tahun 2010 C. Pertumbuhan Penduduk Data jumlah penduduk Kabupaten Pinrang 5 tahun terakhir menunjukkan jumlah penduduk pada tahun 2006 sebanyak 332.921 jiwa, sedangkan pada tahun 2010 mencapai 353.367 jiwa. Hal tersebut memperlihatkan adanya pertambahan jumlah penduduk sekitar 20.446 jiwa selama kurun waktu 5 tahun terakhir, dengan rata-rata pertumbuhan 1.51 % pertahun. Indeks pertumbuhan jumlah penduduk Kabupaten Pinrang pada setiap kecamatan selama waktu tahun 2006 hingga 2010, diuraikan pada tabel dan Grafik berikut.

GAMBARAN UMUM WILAYAH 12 Tabel 2.9 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Pinrang Tahun 2006-2010 No Kecamatan Tahun Pertumbuhan Rata-rata Pertumbuha 2006 2007 2008 2009 2010 n (%) 1 Suppa 28.531 28.622 30.590 30.742 30.784 1,92 2 Mattiro Sompe 27.823 28.306 28.512 28.746 27.511-0,28 3 Lanrisang 17.374 17.510 17.706 17.745 18.200 1,17 4 Mattiro Bulu 25.901 26.024 25.954 26.179 27.227 1,26 5 Watang Sawitto 43.497 43.624 44.996 44.647 50.974 4,05 6 Paleteang 30.587 30.679 31.407 31.458 36.693 4,66 7 Tiroang 19.172 19.233 19.292 19.253 20.807 2,07 8 Patampanua 30.917 31.250 31.541 31.729 32.112 0,95 9 Cempa 16.663 16.733 16.900 16.929 17.217 0,82 10 Duampanua 44.669 45.199 45.812 46.222 43.829-0,47 11 Batulappa 9.464 9.457 9.474 9.518 9.598 0,35 12 Lembang 38.323 38.633 38.761 38.950 38.415 0,06 Jumlah (Jiwa) 332.921 335.270 340.945 342.118 353.367 1,50 Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka Tahun 2010 Grafik 2.1 Pertumbuhan Penduduk Kab. Pinrang Tahun 2006-2010 355.000 350.000 345.000 340.000 335.000 330.000 325.000 320.000 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Jiwa 332.921 335.270 340.945 342.118 353.367 D. Proyeksi Jumlah dan Kepadatan Penduduk Data pertumbuhan jumlah penduduk 5 (lima) tahun terakhir dapat menjadi acuan kecenderungan pertumbuhan penduduk pada masa yang akan datang, setidaknya jika diasumsikan tidak terjadi kondisi insidentil yang mungkin akan sangat mempengaruhi kuantitas penduduk secara signifikan. Kecenderungan pertumbuhan penduduk selama 5 (lima) tahun terakhir menunjukkan trend linier sehingga dengan menggunakan perangkat matematis, maka jumlah dan kepadatan penduduk dapat diproyeksikan. Rumus Rata-rata Tingkat Pertumbuhan Penduduk; r = 1 + ((P o P t)/p t) (1/t -1) 1 r P o P t t = Rata-rata tingkat pertumbuhan penduduk = Jumlah Penduduk Sekarang = Jumlah penduduk tahun sebelumnya = Jumlah tahun sebelumnya

GAMBARAN UMUM WILAYAH 13 Rumus proyeksi jumlah Penduduk; P n = P 0. (1 + r) n P n p o r n = Proyeksi Jumlah Penduduk tahun berikutnya = Jumlah penduduk Sekarang = Rata-rata tingkat pertumbuhan penduduk = Jumlah Tahun Proyeksi Hasil proyeksi disajikan dalam tabel berikut ini :

GAMBARAN UMUM WILAYAH 14 Tabel 2.10 Jumlah Penduduk Kebupaten Pinrang 5 (lima) Tahun Terakhir N o Kecamatan JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KEPALA KELUARGA TINGKAT PERTUMBUHAN PENDUDUK 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 1 Suppa 28.531 28.622 30.590 30.742 30.784 6.491 6.572 7.033 7.091 7.308-0,32% 3,55% 2,52% 1,92% 2 Mattiro Sompe 27.823 28.306 28.512 28.746 27.511 6.445 6.535 6.572 6.632 6.708-1,74% 1,23% 1,09% -0,28% 3 Lanrisang 17.374 17.510 17.706 17.745 18.200 3.937 3.967 4.011 4.446 4.418-0,78% 0,95% 0,71% 1,17% 4 Mattiro Bulu 25.901 26.024 25.954 26.179 27.227 6.279 6.309 6.293 6.348 6.602-0,47% 0,10% 0,36% 1,26% 5 Watang Sawitto 43.497 43.624 44.996 44.647 50.974 10.934 11.116 10.624 10.632 11.700-0,29% 1,71% 0,87% 4,05% 6 Paleteang 30.587 30.679 31.407 31.458 36.693 6.681 6.699 6.714 7.016 7.016-0,30% 1,33% 0,94% 4,66% 7 Tiroang 19.172 19.233 19.292 19.253 20.807 4.731 4.768 4.732 4.732 4.721-0,32% 0,31% 0,14% 2,07% 8 Patampanua 30.917 31.250 31.541 31.729 32.112 6.615 6.685 6.748 6.769 6.776-1,08% 1,00% 0,87% 0,95% 9 Cempa 16.663 16.733 16.900 16.929 17.217 3.708 4.106 4.179 4.179 4.103-0,42% 0,71% 0,53% 0,82% 10 Duampanua 44.669 45.199 45.812 46.222 43.829 9.591 9.701 9.835 9.923 9.895-1,19% 1,27% 1,15% -0,47% 11 Batulappa 9.464 9.457 9.474 9.518 9.598 1.953 1.952 1.952 1.958 1.990 - -0,07% 0,05% 0,19% 0,35% 12 Lembang 38.323 38.633 38.761 38.950 38.415 8.192 8.249 8.274 8.262 8.343-0,81% 0,57% 0,54% 0,06% Kab. Pinrang 332.921 335.270 340.945 342.118 353.367 75.557 76.659 76.967 77.988 79.580 0 0,71% 1,20% 0,91% 1,50% Sumber: Pinrang Dalam Angka (BPS)

GAMBARAN UMUM WILAYAH 15 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Kecamatan Tabel 2.11 Proyeksi Jumlah dan Kepadatan Penduduk kabupaten Pinrang 5 (lima) yahun Mendatang PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK LUAS PROYEKSI KEPADATAN PENDUDUK (Km2/Jiwa) WILAYAH 2011 2012 2013 2014 2015 (Km2) 2011 2012 2013 2014 2015 Suppa 31.375 31.976 32.590 33.215 33.852 74,2 423 431 439 448 456 Mattiro Sompe 27.434 27.356 27.279 27.202 27.126 96,99 283 282 281 280 280 Lanrisang 18.413 18.628 18.845 19.065 19.288 73,01 252 255 258 261 264 Mattiro Bulu 27.569 27.915 28.266 28.621 28.980 132,49 208 211 213 216 219 Watang Sawitto 53.036 55.181 57.414 59.736 62.153 58,97 899 936 974 1013 1054 Paleteang 38.401 40.189 42.060 44.018 46.067 37,29 1030 1078 1128 1180 1235 Tiroang 21.237 21.676 22.124 22.581 23.048 77,73 273 279 285 291 297 Patampanua 32.418 32.727 33.038 33.353 33.671 136,85 237 239 241 244 246 Cempa 17.358 17.501 17.645 17.789 17.935 90,3 192 194 195 197 199 Duampanua 43.621 43.415 43.209 43.005 42.801 291,86 149 149 148 147 147 Batulappa 9.632 9.666 9.700 9.734 9.768 158,99 61 61 61 61 61 Lembang 38.438 38.461 38.484 38.507 38.530 733,09 52 52 52 53 53 Kab. Pinrang 358.931 364.691 370.654 376.828 383.220 1.961,77 183 186 189 192 195 Sumber: Hasil Perhitungan Proyeksi Penduduk

GAMBARAN UMUM WILAYAH 16 2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah Tabel 2.12 Ringkasan Realisasi APBD 4 tahun terakhir No. Anggaran 2007 2008 2009 2010 (a) (b) (c) (d) (e) (f) A Pendapatan 1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 22.711.625.934,85 22.980.743.290,73 22.863.706.750,00 21.008.952.488,40 2 Dana Perimbangan (Transfer) 401.847.370.223,00 436.305.440.715,00 432.447.605.120,00 558.647.553.707,89 3 Lain-lain Pendapatan yang sah 5.044.107.665,00 16.217.135.523,50 20.500.000.000,00 15.569.088.200,00 Jumlah Pendapatan 429.603.103.822,85 475.503.319.529,23 475.811.311.870,00 595.225.594.396,29 B Belanja 1 Belanja Tidak Langsung 192.832.172.000,00 268.302.317.833,00 258.783.064.000,00 353.895.987.888,33 2 Belanja Langsung 212.974.445.332,00 239.059.457.167,00 248.198.905.694,00 217.695.545.231,00 Jumlah Belanja 405.806.617.332,00 507.361.775.000,00 506.981.969.694,00 571.591.533.119,33 Surplus/Defisit Anggaran 23.796.486.490,85 (31.858.455.470,77) (31.170.657.824,00) 23.634.061.276,96 Sumber: Bappeda Pinrang Tabel 2.13 Ringkasan Anggaran Sanitasi dan Belanja Modal Sanitasi per penduduk 4 Tahun Terakhir No. Subsektor / SKPD 2008 2009 2010 2011 (a) (b) (c) (d) (e) (f) A Air Limbah 1 Dinas PU 0 0 492.800.000 842.540.000 2 Badan Lingkungan Hidup 0 0 0 0 3 RSU Lasinrang 0 0 67.000.000 65.000.000 B Persampahan 1 Dinas KPK 374.000.000 100.000.000 150.990.000 50.000.000 C Drainase 1. Dinas PU 4.590.411.000 5.555.000.000 3.056.699.000 3.349.624.000 2. Bappeda 240.000.000 0 200.000.000 0 D Aspek PHBS 1 Dinas Kesehatan 242.380.250 283.900.250 221.330.000 261.961.500 E Total Belanja Modal Sanitasi dari APBD (A s/d D) 5.446.791.250 5.938.900.250 4.188.819.000 4.519.125.500 F Total Belanja Modal Sanitasi dari APBD Murni (Bukan Pendamping) 5.446.791.250 5.938.900.250 4.188.819.000 4.519.125.500 G Total Belanja APBD 507.361.775.000,00 506.981.969.694 571.591.533.119 727.320.203.139 H Proporsi Belanja Modal Sanitasi terhadap Belanja Total (F:Gx100%) 1,07% 1,17% 0,73% 0,62% I Jumlah Penduduk 340.945 342.118 353.367 358.931 J Belanja Modal Sanitasi per Penduduk (E : I) 15.976 17.359 11.854 12.591 Sumber: Bappeda Pinrang (diolah Pokja AMPL)

GAMBARAN UMUM WILAYAH 17 Tabel 2.14 Data Mengenai Ruang Fiskal Kabupaten Pinrang 5 Tahun Terakhir Tahun Indeks Kemampuan Fiskal/Ruang Fiskal Daerah (IRFD) 2007 0,7265 (Sedang) 2008 Tidak ada data 2009 0,7219 (Sedang) 2010 0,4490 (Rendah) 2011 0,4540 (Rendah) 2012 0,5407 (Rendah) Sumber : www.djpk.depkeu.go.id Tabel 2.15 Data Perekonomian umum daerah 4 tahun terakhir No. Deskripsi 2006 2007 2008 2009 2010 (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) 1 PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (milyar Rp.) 2.685,11 3.046,88 3.737,02 4.492,96 5.290,79 2 Pendapatan Perkapita Propinsi (Rp.) 7.887.199 8.886.852 10.769.886 12.798.916 15.068.399 3 Upah Minimum Regional Kabupaten (Rp.) 673,200 673,200 700,000 900,000 1,000,000 4 Inflasi (%) 6,36 5,39 Tdk ada data 2,05 5,92 5 Pertumbuhan Ekonomi (%) 4,12 5,14 6,73 7,65 6,23 Sumber : Bappeda Pinrang (diolah pokja AMPL) 2.4 Tata Ruang Wilayah 2.4.1 Rencana Pusat Layanan Kabupaten Pinrang Secara fungsional pola pembagian pusat-pusat kecamatan di seluruh Kabupaten Pinrang sesuai dengan kondisi dan karakteristik kegiatan yang dibedakan menjadi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Identifikasi kawasan perkotaan dan perdesaan tersebut dimaksudkan untuk menjadi dasar pertimbangan dalam menentukan jenis kegiatan-kegiatan yang akan dikembangkan ke depan pada kawasan pusatpusat kegiatan skala kecamatan. Penetapan sistem perkotaan di Kabupaten Pinrang dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa aspek, seperti 1) Kebijakan pengembangan sistem perkotaan nasional dan regional, 2) kondisi eksisting sistem perkotaan wilayah Kabupaten Pinrang yang ada saat ini, 3) sistem jaringan prasarana wilayah yang ada yang melayani pergerakan antar intra dan inter wilayah, dan 4) interaksi fungsional antar pusat-pusat kegiatan dengan daerah tetangga. Untuk itu dalam penetapan sistem perkotaan di wilayah Kabupaten Pinrang akan mengintegrasikan sistem perkotaan nasional dan sistem perkotaan provinsi sebagai satu kesatuan sistem perkotaan nasional dan regional. Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Pinrang terdiri atas: 1. Pusat Kegiatan Lokal (PKL); 2. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK); dan 3. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL). Uraian masing-masing komponen sistem perkotaan atau pusat-pusat pelayanan wilayah/kawasan/ lingkungan dalam wilayah Kabupaten Pinrang tersebut adalah sebagai berikut:

GAMBARAN UMUM WILAYAH 18 a. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Pusat Kegiatan Lokal (PKL) memiliki skup/cakupan pelayanan meliputi keseluruhan wilayah Kabupaten Pinrang. Kawasan yang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di wilayah Kabupaten Pinrang adalah Kawasan Perkotaan Pinrang. Penetapan Kawasan Perkotaan Pinrang sebagai PKL merupakan kebijakan Provinsi Sulawesi Selatan sebagaimana yang tertuang dalam RTRW Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2009-2029. Kondisi eksisting Kawasan Perkotaan Pinrang ini memang telah berkembang menjadi pusat pelayanan wilayah Kabupaten Pinrang dalam aspek sosial ekonomi dan sosial budaya, pemerintahan, serta menjadi lokasi pemusatan permukiman wilayah. Kawasan Perkotaan Pinrang yang ditetapkan menjadi pusat pelayanan wilayah Kabupaten Pinrang atau PKL secara administratif akan meliputi sebagian wilayah Kecamatan Watang Sawitto, Kecamatan Paleteang dan Kecamatan Tiroang. Kawasan Perkotaan Pinrang sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang memiliki cakupan pelayanan wilayah Kabupaten Pinrang terakses oleh sistem jaringan jalan arteri primer sebagai jalan lintas Barat Sulawesi mulai dari Kawasan Perkotaan Mamminasata (PKN) perbatasan Provinsi Sulawesi Barat. PKL Pinrang juga direncanakan memiliki interkoneksi dengan beberapa simpul transportasi yang berskala pelayanan internasional dan nasional yang berada di sekitar wilayah Kabupaten Pinrang melalui jaringan prasarana transportasi laut dan darat. Simpul transportasi tersebut yakni Pelabuhan Laut Nasional Pare-Pare. b. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang merupakan kawasan perkotaan atau pusat permukiman yang memiliki skup/cakupan pelayanan skala kecamatan atau beberapa kecamatan. Dimana secara administratif wilayah Kabupaten Pinrang terdiri dari dari 12 (dua belas) wilayah kecamatan termasuk Kecamatan Watang Sawitto yang menjadi kawasan ibukota kabupaten. Dimana orientasi beberapa ibukota kecamatan memperlihatkan kecenderungan efektifitas cakupan pelayanan ke wilayah-wilayah sekitarnya sehingga memiliki potensi sebagai pendorong percepatan pengembangan kawasan tersebut, dan sebagai instrumen pemerataan pembangunan wilayah melalui pengembangan kutub-kutub pelayanan sub wilayah sebagai lokomotif pertumbuhan wilayah secara keseluruhan. Guna lebih cepat tumbuh dan berkembang sesuai dengan fungsi dan perannya sebagai pusat pertumbuhan kawasan/ pusat pelayanan kawasan, maka beberapa ibukota kecamatan tersebut diluar diluar cakupan pelayanan PKL ditetapkan masing-masing sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), yang terdiri dari: 1. Kawasan Perkotaan Lampa dengan skup/cakupan pelayanan meliputi wilayah Kecamatan Duampanua. 2. Kawasan Perkotaan Tadokkong dengan skup/cakupan pelayanan meliputi wilayah Kecamatan Lembang. 3. Kawasan Perkotaan Kassa dengan skup/cakupan pelayanan meliputi wilayah Kecamatan Batulappa. 4. Kawasan Perkotaan Teppo dengan skup/cakupan pelayanan meliputi Kecamatan Patampanua. 5. Kawasan Perkotaan Alitta dengan skup/cakupan pelayanan meliputi Kecamatan Mattiro Bulu. 6. Kawasan Perkotaan Watang Suppa dengan skup/cakupan pelayanan meliputi Kecamatan Suppa. c. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa. Selanjutnya dengan mencermati beberapa hal terkait upaya optimalisasi dan percepatan perwujudan pengembangan struktur tata ruang wilayah Kabupaten Pinrang yang saling terkait satu sama lain dalam sebuah sistem jaringan prasarana, baik dalam konstelasi internal maupun eksternal wilayah, terutama dalam mengembangkan keunggulan kompetitif (competitive advantages) kawasan perbatasan antar kabupaten, maupun desa-desa

GAMBARAN UMUM WILAYAH 19 yang dianggap relatif memiliki aksesibilitas yang rendah dengan PKL dan PPK, maka pengembangan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) di wilayah Kabupaten Pinrang direncanakan terdiri atas: 1. Lembang Mesakada di Kecamatan Lembang dengan cakupan pelayanan beberapa desa sekitarnya juga desa-desa diperbatasan dalam wilayah kabupaten tetangga (Kabupaten Tana Toraja). 2. Desa Basseang di Kecamatan Lembang dengan cakupan pelayanan beberapa desa sekitarnya juga desa-desa diperbatasan dalam wilayah kabupaten tetangga (Kabupaten Enrekang). 3. Sali-sali di Kecamatan Lembang dengan cakupan pelayanan termasuk beberapa desa sekitarnya juga desa-desa diperbatasan dalam wilayah kabupaten tetangga. 4. Bungi di Kecamatan Duampanua dengan cakupan pelayanan termasuk beberapa desa sekitarnya yang relatif memiliki aksesibilitas rendah dengan PPK Lampa. 5. Langnga di Kecamatan Mattiro Sompe dengan cakupan pelayanan termasuk beberapa desa sekitarnya. 6. Wae Tuoe di Kecamatan Lanrisang dengan cakupan pelayanan termasuk beberapa desa sekitarnya. 7. Lero di Kecamatan Suppa dengan cakupan pelayanan termasuk beberapa desa sekitarnya. 8. Tadang Palie di Kecamatan Cempa dengan cakupan pelayanan termasuk beberapa desa sekitarnya.

GAMBARAN UMUM WILAYAH 20 GAMBAR 2.4 PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN PINRANG Sumber : RTRW Kab.Pinrang 2011-2031

GAMBARAN UMUM WILAYAH 21 2.4.2 Rencana Pola Ruang Kabupaten Pinrang Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Pinrang merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah Kabupaten Pinrang yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Pinrang berfungsi : a. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah Kabupaten Pinrang. b. Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang. c. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk dua puluh tahun, dan d. Sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah Kabupaten Pinrang. Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Pinrang dirumuskan dengan kriteria : a. Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWN beserta rencana rincinya. b. Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRW Provinsi Sulawesi Selatan beserta rencana rincinya. c. Mengakomodasi kebijakan pengembangan kawasan andalan nasional yang berada di wilayah Kabupaten Pinrang. d. Memperhatikan rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan. Tabel 2.16 Pola Ruang Wilayah Kab. Pinrang Jenis Kawasan Pengembangan Wilayah Kawasan Konservasi Hutan Lindung Kec. Batulappa, Lembang, Patampanua, Duampanua Suppa,Duampanua,Lembang,Mt.Bulu. Hutan Produksi Terbatas Kawasan Budidaya Hutan Batulappa. Hutan Kota Wt.Sawitto, paleteang Lembang, Duampanua, Batulappa, Pertanian Suppa, Wt Sawitto, Peleteang, Tiroang, Cempa, Mt Sompe, Mt Bulu, Lanrisang, Patampanua Lembang, Duampanua, Batulappa, Perkebunan Suppa, Wt Sawitto, Peleteang, Tiroang, Cempa, Mt Sompe, Mt Bulu, Lanrisang, Patampanua Perikanan Suppa, Lanrisang, Duampanua, Mt.Sompe, Cempa Kawasan budidaya Peternakan Lembang, Duampanua, Batulappa, Suppa, Tiroang, Cempa, Mt Sompe, Mt Bulu, Lanrisang, Patampanua Pertambangan Patampanua, Suppa, Batulappa, Lembang dan Paleteang Industri Suppa, Mattiro Bulu Pariwisata Wt,Sawitto, Suppa, Duampanua, Lanrisang, Paleteang, Mt.Sompe, Mt.Bulu. Kawasan Permukiman Lembang, Duampanua, Batulappa, Suppa, Wt Sawitto, Peleteang, Tiroang, Cempa, Mt Sompe, Mt Bulu, Lanrisang, Patampanua Sumber : RTRW Kab.Pinrang 2011-2031

GAMBARAN UMUM WILAYAH 22 GAMBAR 2.5 PETA RENCANA POLA RUANG KABUPATEN PINRANG Sumber : RTRW Kab.Pinrang 2011-2031

GAMBARAN UMUM WILAYAH 23 2.5 Sosial dan Budaya No Kecamatan Tabel 2.17 Fasilitas Pendidikan yang tersedia di Kab. Pinrang Umum Jumlah Sarana Pendidikan Agama SD SLTP SMA SMK MI MTs MA 1 Suppa 27 4 1-2 1-2 Mattiro Sompe 23 3 1-4 1 1 3 Lanrisang 20 2 1-3 2 1 4 Mattiro Bulu 27 3 1 1 3 1 1 5 Watang Sawitto 30 7 4 4 4 2-6 Paleteang 23 4 2 4-4 2 7 Tiroang 21 4 1 - - - - 8 Patampanua 32 4 1 1 4 1-9 Cempa 19 3 1 - - 1-10 Duampanua 40 6 1 2 3 4 1 11 Batulappa 14 2 - - 2 2-12 Lembang 47 9 1-2 1 - Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka Tahun 2010 Tabel 2.18 Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan Tahun 2010 No Kecamatan Jumlah Keluarga Miskin 1 Suppa 4.618 2 Mattiro Sompe 2.776 3 Lanrisang 2.103 4 Mattiro Bulu 1279 5 Watang Sawitto 2.925 6 Paleteang 1.975 7 Tiroang 938 8 Patampanua 1.645 9 Cempa 1.644 10 Duampanua 2.615 11 Batulappa 1.359 12 Lembang 3.298 Sumber : BKKBD Kab. Pinrang

GAMBARAN UMUM WILAYAH 24 Tabel 2.18 Jumlah Rumah Per Kecamatan Tahun 2010 No Kecamatan Jumlah Rumah 1 Suppa 7.308 2 Mattiro Sompe 6.708 3 Lanrisang 4.418 4 Mattiro Bulu 6.602 5 Watang Sawitto 11.700 6 Paleteang 7.016 7 Tiroang 4.721 8 Patampanua 6.776 9 Cempa 4.103 10 Duampanua 9.895 11 Batulappa 1.990 12 Lembang 8.343 Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka Tahun 2010

GAMBARAN UMUM WILAYAH 25 2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah