PEMUNGUTAN URANIUM DAN NIKEL DARI AIR LIMBAH MENGGUNAKAN METODE FLOTASI

dokumen-dokumen yang mirip
GANENDRA, Vol. VI, No. 2 ISSN PENERAPAN METODE FLOTASI UNTUK MEREDUKSI KADAR URANIUM YANG ADA DALAM AIR LIMBAH SIMULASI ABSTRAK

PEMAKAIAN METODE ADSORPSI GELEMBUNG UNTUK PEMUNGUTAN KEMBALI UNSUR Ag DARI AIR LIMBAH CUCIAN FILM FOTOTHORAKS

PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca DAN Mg PADA EFISIENSI PENURUNAN KADAR U DALAM AIR LIMBAH

MEREDUKSI AIR LIMBAH SIMULASI ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk

PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI

Abstrak. Kata kunci: Flotasi; Ozon; Polyaluminum chloride, Sodium Lauril Sulfat.

KAJIAN PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR Pb dan Cd DALAM LIMBAH CAIR

Ngatijo, dkk. ISSN Ngatijo, Pranjono, Banawa Sri Galuh dan M.M. Lilis Windaryati P2TBDU BATAN

PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN

Eksplorium ISSN Volume 32 No. 2, November 2011:

KAJIAN PEMAKAIAN FERRO SULFAT PADA PENGOLAHAN LIMBAH CHROM

Pemungutan Uranium Dalam Limbah Uranium Cair Menggunakan Amonium Karbonat

KAJIAN PROSES ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2005 ISBN

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

PENENTUAN KONDISI PELARUTAN RESIDU DARI HASIL PELARUTAN PARSIAL MONASIT BANGKA

SUNARDI. Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telp. (0274) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion

PROSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI YELLOW CAKE MENGGUNAKAN AIR HANGAT DAN ASAM NITRAT

PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMISAHAN DAN PEROLEHAN KEMBALI Cr(VI) DARI ALIRAN LIMBAH ELEKTROPLATING DENGAN TEKNIK MEMBRAN CAIR EMULSI TESIS MAGIS'1'ER. .

DIGESTI MONASIT BANGKA DENGAN ASAM SULFAT

Pengaruh Variasi Tegangan pada Pengolahan Limbah Cair Laundry Menggunakan Proses Elektrolisis

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

Jurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi).

PENGARUH KANDUNGAN URANIUM DALAM UMPAN TERHADAP EFISIENSI PENGENDAPAN URANIUM

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM HASIL STRIPPING EFLUEN URANIUM BIDANG BAHAN BAKAR NUKLIR

PENGOLAHAN LOGAM BERAT DARI LIMBAH CAIR DENGAN TANNIN. Djarot S. Wisnubroto Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif

PENGARUH LOGAM TEMBAGA DALAM PROSES PENYISIHAN LOGAM NIKEL DARI LARUTANNYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTRODEPOSISI TUGAS AKHIR

Pengaruh Rapat Arus Terhadap Ketebalan Dan Struktur Kristal Lapisan Nikel pada Tembaga

Judul PEMANFAATAN LUMPUR BIO SEBAGAI ADSORBEN MELALUI PIROLISIS : PENGUJIAN ULANG. Kelompok B Pembimbing

APLIKASI METODE ELEKTROKOAGULASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH COOLANT. Arie Anggraeny, Sutanto, Husain Nashrianto

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

ID PENGOLAHAN BIJIH URANIUM ASAL RIRANG PEMISAHAN LTJ DARI HASIL DIGESTI BASA

PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca DAN Mg PADA EFISIENSI PENURUNAN KADAR U DALAM AIR LIMBAH

Setiap system kesetimbangan melibatkan reaksi-reaksi endoterm dan eksoterem. Kenaikan suhu system akan menguntungkan reaksi eksoterem

PENGARUH OZON DAN KONSENTRASI ZEOLIT TERHADAP KINERJA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR YANG MENGANDUNG LOGAM DENGAN PROSES FLOTASI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) D-22

PEMBUATAN ZIRKONIL NITRAT DARI ZIRKON OKSIKLORID UNTUK UMPAN EKSTRAKSI ZR-HF DENGAN MIXER-SETTLER (MS)

SILVER RECYCLING FROM PHOTO-PROCESSING WASTE USING ELECTRODEPOSITION METHOD

Eksplorium ISSN Volume 33 No. 1, Mei 2012: 41-54

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

UJI EFEKTIFITAS CANGKANG TELUR DALAM MENGADSORBSI ION Fe DENGAN PROSES BATCH. Faisol Asip, Ridha Mardhiah, Husna

OPTIMASI TRANSPOR Cu(II) DENGAN APDC SEBAGAI ZAT PEMBAWA MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH

KLASIFIKASI PADATAN MENGGUNAKAN ALIRAN FLUIDA

PENGARUH OZON DAN KONSENTRASI ZEOLIT TERHADAP KINERJA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR YANG MENGANDUNG LOGAM DENGAN PROSES FLOTASI

KARAKTERISASI KADAR ZAT PADAT DALAM EFLUEN PADA PROSES SORBSI LIMBAH B3 CAIR MENGGUNAKAN ZEOLIT

Destabilisasi Koloid Non Gula Pada Tetes Tebu

PENENTUAN EFISIENSI EKSTRAKSI URANIUM PADA PROSES EKSTRAKSI URANIUM DALAM YELLOW CAKE MENGGUNAKAN TBP-KEROSIN

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu pusat industri batik yang dikenal sejak

TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Diploma III Teknik Kimia

II. PRINSIP Elektroda gelas yang mempunyai kemampuan untuk mengukur konsentrasi H + dalam air secara potensio meter.

PENGENDALIAN MUTU METODE NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DENGAN UJI

PENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL LARUTAN CaCO 3 3% TERHADAP JUMLAH ENDAPAN PADA ALAT FILTER PRESS

UPAYA MINIMISASI LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN CARA PENGAMBILAN KEMBALI RADIONUKLIDA

UJI KINERJA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PARTIKEL BOARD SECARA AEROBIK

PEMUNGUTAN URANIUM DARI LIMBAH URANIUM CAIR HASIL PROSES DENGAN TEKNIK PENGENDAPAN

BAB V EKSTRAKSI CAIR-CAIR

OPTIMASI KONDISI PROSES ELEKTROKOAGULASI LOGAM KROMIUM DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING

PROSES PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK

Abstrak. Kata Kunci: Flotasi; Limbah; Logam Berat; Ozon

KARAKTERISASI ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR CHROM DALAM LIMBAH CAIR

Eksplorium ISSN Volume 33 No. 2, November 2012:

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK

PENGARUH ph, DAN WAKTU ELEKTRODEPOSISI TERHADAP EFISIENSI ELEKTRODEPOSISI ION PERAK(I) DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN AGEN PEREDUKSI ASETON

HUBUNGAN ANTARA KESEGARAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DENGAN KETEROLAHANNYA SECARA ELEKTROKOAGULASI

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI PENGARUH POLA ALIR UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI DAERAH KERJA IRM

Penurunan Kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn) Dalam Air Tanah dengan Metode Aerasi Conventional Cascade dan Aerasi Vertical Buffle Channel Cascade

PENGOLAHAN AIR KOLAM RENANG MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI DENGAN ELEKTRODA ALUMUNIUM GRAFIT

RANCANG BANGUN PERANGKAT PREPARATOR SKALA LABORATORIUM PADA UNIT PENGOLAHAN KIMIA LIMBAH RADIOAKTIF CAIR

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Penurunan Kadar Cr, Cd DAN Pb Limbah Laboratorium Dasar Ppsdm Migas Cepu Dengan Adsorpsi Serbuk Eceng Gondok (Eichornia crassipes)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGOLAHAN AIR LIMBAH COLD STORAGE MENGGUNAKAN PROSES ELEKTROKOAGULASI

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

PENGOMPLEKS BATHOFENANTROLIN PADA PENENTUAN KADAR BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

PENERAPAN PENGELOLAAN (TREATMENT) AIR UNTUK PENCEGAHAN KOROSI PADA PIPA ALIRAN SISTEM PENDINGIN DI INSTALASI RADIOMETALURGI

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

PENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL LARUTAN CaCO 3 4% TERHADAP JUMLAH ENDAPAN PADA ALAT FILTER PRESS

PEMISAHAN U DARI Th PADA MONASIT DENGAN METODE EKSTRAKSI PELARUT ALAMINE

PEMANFAATAN ADSORBEN JERAMI PADI YANG DIAKTIVASI DENGAN HCl UNTUK MENYERAP LOGAM Zn (II) DARI LIMBAH ELEKTROPLATING SKRIPSI WINDY TOBING

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGOLAHAN LIMBAH URANIUM CAIR DENGAN ZEOLIT MURNI DAN H-ZEOLIT SERTA SOLIDIFIKASI DENGAN POLIMER EPOKSI

PENUNTUN PRAKTIKUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

PERANAN PENGGUNAAN BENTONIT ALAM DALAM MENURUNKAN KADAR ION Fe PADA RESIDU SPENT LYE (LIMBAH PROSES PEMBUATAN GLISEROL) SKRIPSI

PEMISAHAN Ce DAN Nd MENGGUNAKAN RESIN DOWEX 50W-X8 MELALUI PROSES PERTUKARAN ION

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

OPTIMASI KONDISI ELEKTROKOAGULASI ION LOGAM TIMBAL (II) DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING

Indo. J. Chem. Sci. 4 (1) (2015) Indonesian Journal of Chemical Science

Transkripsi:

53 PEMUNGUTAN URANIUM DAN NIKEL DARI AIR LIMBAH MENGGUNAKAN METODE FLOTASI Ign.Djoko Sardjono, Prayitno, Herry Poernomo dan Wasim Yuwono P3TM BATAN ABSTRAK PEMUNGUTAN URANIUM DAN NIKEL FROM WASTE WATER USING FLOTATION METHODS. Telah dilakukan eksperimen pemungutan kembali logam uranium dan nikel dari air limbah menggunakan metode flotasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektipan dari metode flotasi untuk memungut kembali unsur uranium dan nikel yang ada dalam air limbah. Keberhasilan dalam memungut kembali unsur/radionuklida U dan Ni dalam air limbah juga berpotensi untuk menghilangkan kadar pencemar dari air limbah ke lingkungan. Kemampuan rekoveri U dan Ni memakai metode flotasi dikaji secara eksperimental dengan mengamati parameter proses yang berpengaruh dalam rekoveri kadar U dan Ni dalam air limbah sebagai umpan dalam proses flotasi setelah dipreparasi melalui tahapan kopresipitasi. Parameter yang diamati dalam proses flotasi meliputi pengaruh ph air limbah dan volume bahan kolektor Mg(OH) 2 yang ditambahkan ke dalam air limbah yang diolah sehingga menghasilkan presentase rekoveri U dan Ni(R U dan R Ni dalam %) tertinggi. Percobaan dilakukan dengan umpan limbah simulasi uranium tetap = 100 ppm dan volume kolektor 100 ppm Mg(OH) 2 yang ditambahkan divariasi dari 10-50 ml dengan parameter ph tetap =4, kemudian flotasi dikerjakan dalam waktu 2 menit dan cuplikan dari hasil flotasi dianalisis dengan spektrofometer Spectronic 20 untuk memperhitungkan hasil rekoveri uraniumnya (R U dalam %),. Dari hasil percobaan diperoleh data bahwa nilai R U bertambah dengan bertambahnya volume Mg(OH) 2 yang ditambahkan dan mencapai R U maksimum = 95,30% pada penambahan 20 ml Mg(OH) 2.Kenaikan ph larutan umpan limbah U dari 4 ke 6 sampai dengan ph=12 juga menaikkan nilai R U dari 95,3% sampai dengan 99% dan mencapai R U maksimum= 99,20% pada ph=10. Sedangkan untuk adanya kenaikan nilai R Ni dengan kenaikan volume Mg(OH) 2 yang ditambahkan dan mencapai R Ni maksimum = 95,22 % pada penambahan 40 ml Mg(OH) 2 dengan ph tetap=6.kenaikan ph larutan umpan limbah Ni dari 6 sampai dengan ph=12 juga menaikkan nilai R Ni dari 97,2% sampai dengan 99,85 % dan mencapai R Ni maksimum= 99,90% pada ph=10. Dari hasil penelitian eksperimental dapat disimpulkan bahwa rekoveri U dan Ni bertambah dengan bertambahnya volume kolektor Mg(OH) 2 dan dengan kenaikan nilai ph larutan limbahnya dan mencapai rekoveri maksimum untuk U (R U ) = 99,2 % dan Ni (R Ni )= 99,85% pada ph=10. Dari aspek keselamatan lingkungan sesuai SK.Gubernur DIY tahun 1991 dan KTD U dan Ni dalam air, residu U dan Ni yang ada dalam air limbah sudah cukup aman. ABSTRACT RECOVERY OF URANIUM AND NICKEL FROM WASTE WATER USING FLOTATION METHODS. Recovery of uranium and nickel from the waste water was experimentally investigated by using the flotation methods. This investigation aims at determining the effectiveness of flotation methods in recovering U and Ni elements from the waste water. The succeed of recovering U and Ni elements from the waste water is also potential for removing the pollutants concentration from the waste water to the environment. The ability of recovering U and Ni using the flotation methods was experimentally investigated by observing the influencing process s parameters in the recovery of U and Ni concentration in the waste water as a feed in the flotation process after being prepared by coprecipitation step. The observed parameters in the flotation process covered ph of the waste water and volume of collector materials of Mg(OH) 2 added to the treated waste water so the recovery s percentage of U (R U ) and Ni (R Ni ) resulted was maximum. The experiment was performed with the constant feed of uranium simulated waste = 100 ppm and the volume of 100 ppm Mg(OH) 2 added was varied from 10 50 ml with the constant ph parameter =4, then the flotation was performed for 2 minutes and the samples of the flotation results were analyzed using spectrophotometer of Spectronic-20 for calculating the

54 ISSN 0216 3128 Ign. Djoko Sardjono, dkk. uranium recovery (R U in %).. From the experimental results was obtained the data that R U increases with the increasing the volume of Mg(OH) 2 added and reaches the maximum R U =95.3% at the addition of 20 ml Mg(OH) 2. The increasing of Ni waste feed solution ph from 6 to ph=12 also increases R Ni value from 97.2% to 99.85 % and reaches maximumr Ni = 99.85% at ph=10.from the experimental investigation result can be concluded that recovery of U and Ni increased by the increasing of collector volume of Mg(OH) 2 and by the increasing of waste solution ph value and reached maximum recovery for U (R U ) = 99.2 % and Ni (R Ni )= 99.85 at ph=10. From the environmental safety aspect based on the decree of governor of DIY 1991 and MPC of U and Ni in water, the residual U and Ni in the wastewater treated is sufficiently safe. PENDAHULUAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi keefektipan metode flotasi untuk pengolahan air limbah yang mengandung logam berat (Ni) yang merepresentasikan hasil korosi dari bahan struktur dalam limbah nuklir serta U yang merepresentasikan zat radioaktif. IGN.DJOKO SARDJONO dkk. [1] dalam penelitian sebelumnya telah memperoleh data keefektipan metode flotasi untuk mengolah air limbah simulasi yang mengandung 100 ppm U dan Fe dengan hasil rekoveri U (R U ) maksimum=97,2% dan Fe (R Fe ) maksimum=94,8%. YOSHIO KOYANAKA [2] dalam Studies on the treatment of Radioactive Liquid Wastes by Flotation Method, JAERI, March 1967, memperkenalkan dua mekanisme terjadinya peristiwa flotasi: pertama ialah peran dari gelembung terhadap unsur unsur metalik radioaktif terlarut dalam air limbah yang jumlahnya relatif kecil yang dipengaruhi oleh sifat fisiko kimia dari antar fase cair dan gas, dan kedua ialah yang dipengaruhi oleh sifat fisiko kimia dari antar fase padat-cair-gas. Sedangkan menurut DONALD W.SUNDSTROM & HERBERT E.KLEI [3], ROBERT H.PERRY AND DON W.GREEN [4] untuk flotasi merupakan prosedur pemisahan padat-cair atau cair-cair yang diterapkan pada partikel yang densitasnya lebih rendah daripada densitas cairan dimana partikel tersebut berada yang diklasifikasikan sebagai flotasi alami/ natural bila selisih densitas sangat cukup untuk pemisahan, flotasi Aided terjadi bila digunakan sarana eksternal digunakan untuk mempromosikan pemisahan partikel yang secara alami bisa mengalami flotasi dan flotasi secara induksi terjadi bila densitas dari partikel aslinya lebih tinggi daripada densitas cairan dan secara artifisial dibuat lebih rendah. Hal ini didasarkan pada kapasitas padatan dan partikel cairan untuk bergabung dengan gas(biasanya udara). Metode pemisahan buih unsur unsur metalik radioaktif yang terlarut dalam air limbah yang jumlahnya relatif kecil mekanismenya didominasi oleh peran dari gelembung dan sifat fisika kimia dari antar fase cair dan gas. Metode ini terutama digunakan untuk ion-ion metalik yang mudah membentuk senyawa komplek dengan aktivator permukaan. Untuk aktivator permukaan menurut RICHARD P.H., AMIR E., TUKARDI, SRI SUDARYANTO [5] dan Http : // www.exploratorium.edu/ronh/bubbles/soap.html[ 6] bisa dipakai senyawa organik yang mempunyai sifat heteropolar misalnya natrium oleat dan tetra etilen glikol Gugus polar yang suka air menempel pada senyawa polar misalnya air dan gugus non polar yang nantinya bisa menempel pada gelembung udara atau buih yang terbentuk pada proses flotasi sehingga mengapungkan partikel padat dari unsur logam pengotor yang ada dalam air limbah. Metode ini telah dibuktikan keberhasilannya dalam merekoveri/memungut kembali unsurunsur radioaktif seperti Cs-137,Sr-90, Ce-144 dan Ra-226 serta molibdenit (MoS 2 ) dari air limbah pabrik uranium. Berdasarkan pernyataan di atas dicoba untuk diterapkan metode ini untuk mereduksi kadar besi (Ni) dan uranium (U) dalam air limbah dengan menggunakan natrium oleat sebagai kolektor yang berfungsi sebagai bahan aktif permukaan dan poli propilen glikol sebagai frother yang berfungsi sebagai bahan penurun tegangan muka air dan penstabil gelembung yang berperan dalam proses flotasi setelah melewati tahap kopresipitasi dengan menggunakan Mg(OH) 2 sebagai kolektor. Diharapkan dengan metode ini bisa meningkatkan keefektipan pengolahan limbah yang mengandung nikel dan uranium serta memenuhi batas konsentrasi tertinggi dalam air yang diijinkan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku tentang baku mutu air limbah

55 dalam SK Gubernur DIY dan nilai KTD dalam CHOPPIN dan RYDBERG [7]. TATA KERJA Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian meliputi limbah simulasi uranium (U) dan nikel (Ni) dari larutan UO 2 (NO 3 ) 2. 6H 2 O dan Ni(Cl) 2 dengan kadar masing-masing 100 ppm yang diperuntukkan untuk umpan dalam proses flotasi. Bahan kolektor Mg(OH) 2 dengan kadar 100 ppm yang volumenya divariasi dari 10,20,30,40 dan 50 ml yang difungsikan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasi rekoveri U dan Ni dalam proses flotasi. Larutan 1 N KOH yang difungsikan untuk pengaturan ph larutan campuran limbah simulasi dari 5 12 yang selanjutnya dpakai untuk menentukan kondisi ph optimum yang menghasilkan rekoveri U dan Ni masing-masing yang maksimum. Larutan poli propilen glikol (PPG) yang rumus kimianya H[OCH(CH 3 )CH 2 ] n OH =1-5 ml yang berfungsi sebagai frother/bahan penstabil buih dalam proses flotasi. Peralatan Peralatan proses meliputi beker gelas berkapasitas 250 ml yang dilengkapi pengaduk magnit berdiameter 5 cm yang ditempatkan dalam alat pengaduk motorik yang difungsikan untuk menyiapkan umpan larutan campuran limbah simulasi U dan Ni. Larutan umpan tersebut setelah diaduk selama 10 menit dan ditambah 5 ml frother PPG kemudian dimasukkan ke sel flotasi untuk proses flotasi selama 2 menit dengan sebuah aerator yang dihembuskan lewat pipa masukkan udara dibagian bawah sel flotasi. Skema peralatan proses dapat digambarkan dalam Gambar 1. Hasil dari proses flotasi dianalisis dengan mengambil cuplikan larutan hasil flotasi untuk dianalisis menggunakan Spectronic-20. Gambar 1. Skema Percobaan Flotasi Cara kerja: 1. Siapkan larutan garam uranium (UO 2 2+ ) dengan kadar 100 ppm sebanyak 100 ml. sebagai umpan air limbah simulasi yang mengandung U, kemudian masukkan umpan tersebut ke dalam gelas beker 250 ml. 2. Ke dalam limbah tersebut ditambahkan kolektor larutan Mg(OH) 2 dengan kadar 100 ppm sebanyak 20 ml, kemudian tambahkan 10 ml. 0,1 N KOH dan di aduk cepat selama 10 menit. 3. Setelah ada indikasi terjadinya pengendapan U dalam bentuk UO 2 2+, kemudian di tambah 5 ml frother poli propilen glikol untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam unit sel flotasi dan diairasi selama 2 menit.

56 ISSN 0216 3128 Ign. Djoko Sardjono, dkk. 4. Setelah proses flotasi selesai, diambil 10 ml cuplikan limbah untuk dianalisis kadar U sisa yang ada dalam larutan. Dari data kadar U sisa dan kadar U awal dihitung hasil rekoveri U dalam % berdasar korelasi R= T. t (1- )x100% dengan R=hasil rekoveri F. f,f=kadar umpan dalam air limbah awal/sebelum diflotasi, F=volume air limbah awal, t=kadar U atau Ni setelah proses flotasi dan T=volume residu air limbah setelah proses flotasi. 5. Langkah yang sama dengan percobaan nomer urut 1 sampai dengan 4 diterapkan pada percobaan lanjut untuk variasi jumlah kolektor dari 10-50 ml dengan ph tetap=4 dan jumlah frother tetap =5 ml. 6. Langkah yang sama dengan percobaan nomer urut 1 sampai dengan 4 diterapkan pada percobaan lanjut untuk variasi ph dari 5-12 dengan parameter jumlah kolektor tetap 20 ml dan frother tetap 5 ml. 7. Langkah yang sama dengan percobaan nomer urut 1 sampai dengan 6 diterapkan pada percobaan lanjut untuk rekoveri unsur Ni yang ada dalam air limbah dengan parameter dan variabel yang berbeda dengan kondisi yang diterapkan untuk rekoveri U dalam air limbah, khususnya untuk variasi ph untuk air limbah yang mengandung Ni yakni dari ph= 6-12. HASIL DAN PEMBAHASAN Keberhasilan proses flotasi dievaluasi dari data hasil penelitian berikut dengan mengkorelasikan antara parameter penentu nilai rekoveri dari unsur U dan Ni yang ada dalam air limbah yakni jumlah volume kolektor yang ditambahkan terhadap nilai rekoveri U dan Ni yang dapat dicermati dalam Gambar 2 sampai dengan Gambar 5. berikut : 1. Korelasi kenaikan jumlah kolektor untuk air limbah yang mengandung U memvariasikan jumlah kolektor Mg 2+ berkadar 100 ppm dari 10-50 ml untuk air limbah simulasi yang mengandung uranium berkadar awal 100 ppm dapat dilihat dalam Gambar 2. Dari data tersebut terlihat bahwa ada kecenderungan naiknya recovery U (R U )dengan bertambahnya volume kolektor Mg 2+ dari 10-20 ml dan mencapai nilai (R U ) maksimum= 95,3%. Kemudian pada penambahan volume kolektor Mg 2+ sebanyak 30-50 ml R U menurun sampai dengan 90,3 %. Hal ini bisa terjadi karena ikatan yang terjadi antara gelembung udara dan partikel endapan yang dominan adalah ikatan fisik antara gugus non-polar yang ada dalam partikel endapan dengan udara dan dibatasi oleh kestabilan gelembung udara dalam larutan yang cukup stabil sampai dengan penambahan volume kolektor sebanyak 20 ml. Selebihnya justru akan memicu terjadinya dispersi gelembung udara secara berlebihan tanpa berinteraksi dengan unsur U yang akan memungkinkan terjadinya ikatan antara gelembung dengan unsur U dalam partikel endapan sehingga R U menurun. Gambar 2. Kurva volume kolektor versus rekoveri U (R U,%) 2. Korelasi kenaikan nilai ph larutan limbah dan rekoveri U (R U,%) memvariasikan nilai ph larutan limbah yang mengandung 100 ppm U dari ph=4 12 dengan volume kolektor Mg 2+ yang tetap=40 ml (yakni volume kolektor yang optimum menghasilkan R U yang maksimum pada hasil dan pembahasan 1) dan volume frother PPG yang tetap=5 ml. dapat dilihat

57 pada Gambar 3. Dalam Gambar 3. terlihat kecenderungan naiknya recovery U (R U ) dari R U =95,3 % dengan kenaikan nilai ph dari ph=4-10 dengan nilai maksimum-nya R U =99,2 % pada ph=10, meskipun setelah ph sekitar 12 terjadi sedikit penurunan sampai dengan R U =99 %. Hal ini bisa terjadi karena kenaikan ph larutan bisa menaikkan jumlah gugus non-polar dari partikel endapan yang ada dalam larutan limbah sehingga ikatan fisik antara gugus non-polar yang ada dalam partikel endapan dengan gelembung udara meningkat sehingga nilai R U naik tetapi dengan naiknya ph=12 jumlah partikel endapan yang berinetraksi dengan gelembung udara cukup banyak dan sebagian gelembung udara yang tertumbuk akan pecah sehingga R U menurun. R ekove r i U(R U,%) 100 98 96 94 92 90 0 5 10 15 ph Larutan limbah U Gambar 3. Kurva nilai ph versus rekoveri U (R U,%) 3. Korelasi kenaikan jumlah kolektor untuk air limbah yang mengandung Ni memvariasikan jumlah kolektor kolektor Mg 2+ berkadar 100 ppm dari 10-50 ml untuk air limbah simulasi yang mengandung nikel (Ni) berkadar awal 100 ppm dapat dilihat dalam Gambar 4. Dari data tersebut terlihat bahwa ada kecenderungan naiknya recovery Ni (R Ni )dengan bertambahnya volume kolektor Mg 2+ dari 10-40 ml dan mencapai nilai R Ni maksimum= 95,22%. Kemudian pada penambahan volume kolektor Mg 2+ sebanyak 50 ml R Ni menurun sampai dengan 93,58 %. Hal ini serupa dengan yang terjadi pada air limbah yang mengandung U bahwa bisa terjadi karena ikatan yang terjadi antara gelembung udara dan partikel endapan yang mengandung Ni dan ikatan yang dominan adalah ikatan fisik antara gugus non-polar yang ada dalam partikel endapan yang mengandung Ni dengan gelembung udara dan dibatasi oleh kestabilan gelembung udara dalam larutan yang cukup stabil sampai dengan penambahan volume kolektor sebanyak 40 ml. Dibandingkan dengan air limbah yang mengandung U ternyata untuk menghasilkan nilai rekoveri yang hampir sama (sekitar 95%) unsur Ni membutuhkan jumlah kolektor yang lebih. Hal ini dimungkinkan karena nomor massa Ni yang lebih kecil dari pada nomor massa U, sehingga untuk mendapatkan efek tumbukan antara partikel endapan Ni dengan gelembung udara dibutuhkan volume kolektor yang lebih banyak dari pada partikel endapan U dengan gelembung udara. Selebihnya justru akan memicu terjadinya dispersi gelembung udara secara berlebihan tanpa berinteraksi dengan unsur Ni yang akan memungkinkan terjadinya ikatan antara gelembung dengan unsur Ni dalam partikel endapan sehingga R Ni menurun. Rekoveri Ni(R Ni,%) 100 98 96 94 92 90 0 20 40 60 Volume kolektor Mg(OH) 2 (ml.) Gambar 4. Kurva volume kolektor versus rekoveri Ni (R Ni,%)

58 ISSN 0216 3128 Ign. Djoko Sardjono, dkk. 4. Korelasi kenaikan nilai ph larutan limbah dan recovery Ni, R Ni(%) memvariasikan nilai ph larutan limbah dari ph=7 12 dengan kolektor Mg 2+ berkadar 100 ppm untuk air limbah simulasi yang mengandung nikel (Ni) berkadar 100 ppm dapat dilihat dalam Gambar 5. Data dalam Gambar 5. memperlihatkan kecenderungan naiknya rekoveri Ni (R Ni ) dengan kenaikan nilai ph dengan nilai maksimumnya R Ni =99,85% pada ph=10-12. Berbeda dengan air limbah yang mengandung U ternyata rekoveri Ni (R Ni ) relatif naik dari ph=7-12 dan relatif stabil mulai ph=10. Hal ini bisa terjadi karena kenaikan nilai ph larutan air limbah yang mengandung Ni tidak memberikan efek negatif terhadap ikatan non-polar antara kenaikan jumlah partikel endapan yang mengandung Ni dibandingkan dengan ikatan ikatan non-polar antara kenaikan jumlah partikel endapan yang mengandung U dengan gelembung udara, sehingga nilai R Ni relatif stabil dari pada R U pada ph tinggi. Rekoveri Ni(R Ni,%) 100 98 96 94 92 90 0 5 10 15 ph Larutan limbah Ni Gambar 5. Kurva ph larutan limbah Ni versus rekoveri nikel, R Ni (%) KESIMPULAN Dari data yang diperoleh pada percobaan yang dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil rekoveri U (R U ) dalam air limbah dengan proses flotasi naik dengan bertambahnya volume kolektor 100 ppm Mg 2+ dan naiknya nilai ph larutan; mencapai maksimum pada penambahan 20 ml kolektor dan pada ph=10 mencapai (R U ) maksimum = 99,2% 2. Hasil rekoveri Ni (R Ni ) dalam air limbah dengan proses flotasi naik dengan bertambahnya volume kolektor 100 ppm Mg 2+ dan naiknya nilai ph larutan; mencapai maksimum pada penambahan 40 ml kolektor dan pada ph=10-12 mencapai R Ni maksimumnya = 99,85% 3. Perbedaan hasil R U dan R Ni tidak signifikan, tetapi untuk mencapai hasil rekoveri yang sama Ni lebih membutuhkan jumlah kolektor yang lebih banyak dari pada U. 4. Bila ditinjau dari Baku Mutu Air Limbah sesuai SK.Gub DIY No.214/KPTS/1991 dan ketentuan konsentrasi tertinggi yang diijinkan dalam air (KTDa) dalam CHOPPIN dan RYDBERG [7] proses flotasi mampu menghilangkan potensi cemaran Ni dan U dalam air limbah sebesar 99,85% dan 99,2%, sehingga residu Ni dan U yang ada dalam air limbah tinggal 0,15 ppm dan 0,8 ppm yang relatif lebih aman dari aspek kesehatan lingkungan karena menurut Baku Mutu air limbah kadar tertinggi untuk Ni = 0,5 ppm dan untuk konsentrasi U yang diperbolehkan ada dalam air (KTD U a) = 18 ppm. UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini bisa terwujud berkat kerja keras dan bantuan dari Sdr. Tri Suyatno selaku Staf Pranata Nuklir di Subid. Pengelolaan Limbah dan Keselamatan Lingkungan, Bidang Keselamatan dan Kesehatan, dan Sdr.Isa Anshori, Staf dari Balai Elektro Mekanik. Untuk semua yang telah membantu terealisirnya penelitian dan terwujudnya makalah ini kami mengucapkan terima kasih. DAFTAR PUSTAKA 1. IGN.DJOKO SARDJONO, HERRY POERNOMO, PRAYITNO & WASIM YUWONO, Kajian keefektipan metode flotasi untuk mereduksi Unsur Fe dan U

59 yang ada dalam air limbah, Prosiding PPI- P3TM, Yogyakarta (2004) 147-158. 2. YOSHIO KOYANAKA,Studies on the Treatment of Radioactive Liquid Wastes by Flotation Method, JAERI, March (1967). 3. DONALD W.SUNDSTROM & HERBERT E.KLEI,Wastewater Treatment, McGraw- Hill Book Co.,(1979). 4. ROBERT H.PERRY and DON W.GREEN, Perry s Chemical Engineers, Handbook, Seventh Edition, MC Graw Hill Companies, Inc., (1997). 5. RICHARD P.H., AMIR E., TUKARDI, SRI SUDARYANTO, Pemisahan Molibdenit Dari Bijih Uranium Rirang Secara Flotasi, Prosiding Seminar Pranata Nuklir dan Litkayasa, PPBGN-BATAN, Jakarta, (1998)1-12. 6. Http : // www.exploratorium.edu/ronh/bubbles/soap. html 7. CHOPPIN, G.R. AND RYDBERG, J., Nuclear Chemistry, Theory and Application, First Edition, Pergamon Press, Toronto, (1980) 353. TANYA JAWAB Abdul Latief Dari tata kerja terlihat bahwa idealnya U & Ni tercampur, tapi dari hasil penelitian faktor R Ni & R U terpisah. Bagaimana faktor pemisahan Ni & U dalam 1 sistem? Gelembung udara tidak divariasi, padahal secara teori gelembung udara semakin kecil dan banyak, luas permukaan gelembung semakin besar sehingga kemampuan gelembung mengikat Ni/U semakin besar. Bagaimana pendapat Bapak? Ign. Djoko Sardjono Secara riil di lapangan memang Ni dan U tercampur, tetapi untuk mengkaji parameter proses yang dominan mempengaruhi recovery Ni dan U (R Ni & R U ) secara terpisah, baru diteruskan dengan kondisi Ni dan U tercampur dengan dasar pengaruh proses terpisah. Saya setuju dengan pendapat Bapak, sebagai tambahan bahwa gelembung yang relatif kecil diantaranya stabilitasnya relatif besar sehingga bereran dalam menentukan hasil recovery Ni & U yang ada dalam air limbah. Djarot S. Wisnubroto Adanya U & Ni di dalam limbah dari mana asalnya? Ign. Djoko Sardjono Air limbah yang mengandung U & Ni berasal dari kegiatan Litbang Proses olah ulang meskipun secara riilnya di negara Indonesia yang menganut kebijakan daur terbuka, kegiatan ini dibatasi hanya pada skala lab. Demikian juga apa yang kami lakukan hanya proses flotasi dengan skala lab.