Universitas Sumatera Utara Departemen Kesehatan Lingkungan. Universitas Sumatera Utara, 20155, Medan, Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

: RIO BATARADA HASIBUAN NIM.

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

PRINSIP PENYELENGGARAAN HIGIENE SANITASI MAKANAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN SERTA SIKAP PENJAMAH MAKANAN DI LEMBAGA PERMASYARAKATAN KELAS IIA BINJAI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

METODE PENELITIAN Data yang Digunakan

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Acuan Pembangunan kesehatan pada saat ini adalah konsep Paradigma

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA TERHADAP PHBS DAN PENYAKIT DEMAM TIFOID DI SMP X KOTA CIMAHI TAHUN 2011.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Karanganyar terdapat 13 perusahaan tekstil. Salah satu perusahaan di daerah

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN SIKAP DAN SANITASI LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA PELAJAR SDN BERIWIT-1 KABUPATEN MURUNG RAYA KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

HUBUNGAN KEBERADAAN JENTIK

HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA MURID SMP ST. THOMAS 3 MEDAN TAHUN 2011 SKRIPSI. Oleh:

HUBUNGAN PERILAKU DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS POLONIA MEDAN TAHUN 2016 SKRIPSI.

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

IQBAL OCTARI PURBA /IKM

ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURNAMA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

HUBUNGAN TINGKAT SADAR GIZI KELUARGA DAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PADANG BULAN MEDAN. Oleh : DEA FADLIANA

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERSONAL HYGIENE REMAJA PUTRI DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN KEPUTIHAN DI SMA SUTOMO 2 MEDAN TAHUN 2015 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE KANTIN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA PENJAMAH MAKANAN PT. X DI KARANGANYAR

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM.

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN TINDAKAN IBU DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA DI DESA SORIK KECAMATAN BATANG ANGKOLA KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo pada bulan 30 Mei 13 Juni Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

Dewiarti AN, Wahyuni A, Dewi AM Faculty of Medicine Lampung University. Keywords: Diarrhea, education, knowledge, mother, prevention

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KUALITAS MIKROBIOLOGIS MAKANAN DAN SIKAP PENJAMAH MAKANAN TENTANG HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN MAKANAN PADA KANTIN SEKOLAH DASAR DI WILAYAH

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN

PERILAKU HIGIENE SANITASI PENJAMAH MAKANAN PADA KATERING RUMAH TANGGA DI LEUWIDAHU KOTA TASIKMALAYA. *Nunun Khoerun Nisa

TESIS. Oleh SANTI IMELDA GEA /IKM

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN, FREKUENSI KONSUMSI DAN SUMBER MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

BAB III METODE PENELITIAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kontaminasi Mikroorganisme pada Jamu Gendong Di Kota Semarang

GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT Chikungunya DI KOTA PADANG. Mahaza, Awaluddin,Magzaiben Zainir (Poltekkes Kemenkes Padang )

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

ANALISIS FAKTOR RISIKO PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN HELVETIA TENGAH MEDAN TAHUN 2005

ABSTRAK PENGARUH FAKTOR KEBIASAAN PADA SISWA SD TERHADAP PREVALENSI ASCARIASIS DI DESA CANGKUANG WETAN KABUPATEN BANDUNG

ISSN Vol 2, Oktober 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

Hubungan antara Tingkat Pengetahuan tentang Higiene, Sanitasi. Dan Nilai Gizi terhadap Sikap Konsumsi Makanan Jajanan Siswa

Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan penyakit yang sangat umum dijumpai di negara

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN TINDAKAN MENJAGA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID SD SHAFIYYATUL AMALIYYAH PADA TAHUN

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan case control.

Daniel 1, Murniati Manik 2. Pengetahuan Wanita tentang ASI Eksklusif

Ririh Citra Kumalasari 1. Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Undip *)Penulis korespondensi:

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN JAJANAN SEHAT DENGAN STATUS GIZI ANAK DI SD N 80 NGORESAN SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

Widya Oktalisa 1, Nurmaini 2, Evi Naria 2. Departemen Kesehatan Lingkungan. Sumatera Utara, Medan, 20155, Indonesia

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SISWA SD NEGERI IV BATURETNO KECAMATAN BATURETNO KABUPATEN WONOGIRI

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI MASYARAKAT DESA MARANNU KECAMATAN PITUMPANUA KABUPATEN WAJO YURIKA

Cindy K Dastian 1, Idi Setyobroto 2, Tri Kusuma Agung 3 ABSTRACT

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

TESIS. Oleh ELVIPSON SINAGA /IKM

DINATIA BINTARIA S NIM.

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

OLEH VICKY WULAN DARI NIM : FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

1. Pendahuluan SANITASI LINGKUNGAN RUMAH DAN UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN PADA KAWASAN KUMUH KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, dengan Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan case

A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49

GAMBARAN KONSUMSI BUAH, SAYUR DAN KECUKUPAN SERAT PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI MEDAN SKRIPSI. Oleh ANGGI RARA NIM.

PENGARUH PELATIHAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN SEKOLAH SERTA PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGELOLA KANTIN DENGAN SANITASI KANTIN SEKOLAH DASAR NEGERI DI KOTA BINJAI TAHUN 2013 Siti Haritsah 1, Surya Dharma 2, Nurmaini 2 1 Program Sarjana Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Departemen Kesehatan Lingkungan 2 Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, 20155, Medan, Indonesia email : Haritsahsiti@ymail.com ABSTRACT Canteen is a place that can provide the food and sell it to the primary school s children. Cleanliness and good food processing should be done in the school s canteen to prevent food-borne disease. Canteen should have guidance and supervision from school throught Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) program. In addition, the food handler also should understand and implement sanitation to minimize the contamination. The study s aim to analyze the relationship among guidance, supervision of school, knowledge, attitude of food handler and sanitation of canteen in primary schools in Binjai. This study is analytic survey with cross-sectional design. Samples in this study are 56 schools that consisting of headmasters or teachers, food handlers and condition of canteens. The result of this study was the poor guidance (53.6%), poor control (55.4%), good knowledge of food handlers (53.6%), good attitude of food handlers (58, 9%) and 57.1% of canteens were not qualifying. Beside that there was a real relationship between guidance, supervision of school and sanitation of canteen and there was a real relationship between knowledge, attitude of food handler and sanitation of canteen. Based on this study, the schools are recommended to supervise canteen and do good guidance like counseling to the food handlers so that they can increase their knowledge to keep the cleanliness of canteens and can prepare and serve food well and healthy to students. Key Words : Guidance, supervision, knowledge, attitude, Sanitation. PENDAHULUAN Sanitasi lingkungan merupakan suatu usaha untuk mencapai lingkungan sehat melalui pengendalian faktor lingkungan fisik, khususnya hal-hal yang memiliki dampak merusak perkembangan fisik kesehatan dan kelangsungan hidup manusia (Depkes RI, 1992). Pada setiap sekolah pada umumnya memiliki kantin yang menjadi tempat penyediaan makanan bagi murid murid sekolah. Kantin wajib menyelenggarakan sanitasi lingkungan terutama sanitasi dasar agar mencegah terjadinya penularan penyakit pada anak sekolah. Hasil pengawasan jajanan anak sekolah oleh BPOM tahun 2008 menunjukkan sebanyak 40 % jajanan anak sekolah tidak memenuhi syarat. Selain itu, menurut hasil penelitian tentang sekolah sehat yang dilakukan 1

oleh Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Depdiknas Tahun 2007 pada 640 SD di 20 provinsi di Indonesia menunjukkan sebanyak 40% belum memiliki kantin. Sementara dari yang telah memiliki kantin (60%), sebanyak 84,30% belum memenuhi syarat kesehatan. Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Kota Binjai tahun 2010 diperkirakan kasus diare mecapai 10.412 kasus, dan dari kasus tersebut tercatat yang tertangani hanya 1.547 atau 14,9% dari perkiraan jumlah kasus yang ada. Rumusan Masalah Berdasarkan hasil penelitian tentang sekolah sehat yang dilakukan oleh Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Depdiknas Tahun 2007 pada 640 SD di 20 provinsi di Indonesia, sebanyak 40% SD belum memiliki kantin. Sementara dari yang telah memiliki kantin (60%), sebanyak 84,30% belum memenuhi syarat kesehatan. Dengan melihat keadaan ini, maka perlu dilakukan penelitian yaitu melihat keadaan sanitasi kantin secara umum, dan meneliti hubungan antara pembinaan dan pengawasan sekolah serta pengetahuan dan sikap pengelola kantin dengan sanitasi kantin sekolah dasar negeri di kota Binjai. TUJUAN PENELITIAN Tujuan Umum Untuk mengetahui adakah hubungan antara pembinaan dan pengawasan sekolah serta pengetahuan dan sikap pengelola kantin dengan sanitasi kantin sekolah dasar negeri di kota Binjai. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui pembinaan yang dilakukan sekolah terhadap kantin. 2. Untuk mengetahui pengawasan sekolah terhadap kantin. 3. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pengelola kantin tentang sanitasi kantin. 4. Untuk mengetahui sikap pengelola kantin terhadap sanitasi kantin 5. Untuk mengetahui hubungan antara pembinaan sekolah dengan sanitasi kantin. 6. Untuk mengetahui hubungan antara pengawasan sekolah dengan sanitasi kantin. 7. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan pengelola kantin tentang sanitasi dengan sanitasi kantin. 8. Untuk mengetahui hubungan antara sikap pengelola kantin dengan sanitasi kantin. Manfaat Penelitian 1. Diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi pengelola kantin SDN di Kota Binjai dalam meningkatkan sanitasi dasar kantin sekolah dasar. 2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah, sektor kesehatan, sektor pendidikan dan sektor lainnya yang terkait dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan siswa. Serta Sebagai bahan masukan untuk dinas terkait yaitu agar melakukan pembinaan terhadap kantin sekota Binjai 3. Memberikan pengalaman dan tambahan ilmu pengetahuan bagi penulis. 4. Sebagai informasi dan bahan referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya, khususnya pada bidang ilmu kesehatan lingkungan. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan desain cross sectional. Yaitu dengan mengobservasi keadaan sanitasi kantin sekolah dasar negeri di kota Binjai 2

tahun 2013 dan menganalisa hubungan dari faktor-faktor yang berhubungan dengan sanitasi kantin. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri di kota Binjai, yang telah ditentukan pada pengambilan sampel. Penelitian dilakukan pada bulan September - Oktober 2013. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Sekolah Dasar Negeri yang ada di kota Binjai dan terletak di masing-masing kecamatan. Binjai Selatan sebanyak 30 SDN, Binjai Kota sebanyak 18 SDN, Binjai Timur sebanyak 25 SDN, Binjai Utara sebanyak 37 SDN dan Binjai Barat sebanyak 19 SDN. Sampel yang akan diteliti dihitung dengan menggunakan rumus lemeslow : n = N = Besar populasi =129 Z = Tingkat kepercayaan (95% = 1,96) p = Proporsi populasi (0,5) d = Galat pendugaan (0,1) n = = = 55,29 = 56 SDN Terdiri dari : Binjai Selatan = x 56 = 13 SDN Binjai Kota = x 56 = 8 SDN Binjai Timur = x 56 = 11 SDN Binjai Utara = x 56 = 16 SDN Binjai Barat = x 56 = 8 SDN Pengambilan sampel dilakukan secara systematic random sampling dengan membuat interval, pengambilan sampel pertama secara acak dari daftar nama SDN. Sampel selanjutnya diambil pada jarak interval yang ditentukan yaitu : = = 2,3 = 2 Pengumpulan Data Data primer diperoleh dari hasil pengamatan terhadap sanitasi kantin Sekolah Dasar Negeri serta dari hasil lembar kuesioner. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait, yaitu Dinas Kesehatan Kota Binjai, Dinas Pendidikan Kota Binjai dan BPS Kota Binjai serta literatur kepustakaan. Pengolahan dan Analisis Data Data dalam penelitian ini mencakup Analisis Univariat, yaitu analisis secara tunggal variabel-variabel independen dan dependen dalam bentuk distribusi frekuensi dan Analisis Bivariat, yaitu analisis lanjutan untuk melihat hubungan variabel independen (pengawasan dan pembinaan sekolah serta pengetahuan dan sikap pengelola kantin ) dengan dependen (sanitasi kantin) menggunakan Uji Chi-Square ( p < 0,05). HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Geografi Kota Binjai memiliki luas 90,23 km 2 dengan batas area Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Binjai kabupaten Langkat dan kecamatan Hamparan Perak kabupaten Deli Serdang. Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Sunggal kabupaten Deli serdang. Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Sei Bingei kabupaten Langkat dan kecamatan kutalimbaru kabupaten Deli Serdang. Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Selesai kabupaten Langkat. Demografi Jumlah penduduk Kota Binjai pada tahun 2011 berjumlah 248.456 3

jiwa yang terdiri dari 124.173 laki-laki dan 124.283 perempuan dengan kepadatan penduduk 2.754 jiwa/km 2 dan rata-rata 4,32 jiwa per rumah tangga (BPS Kota Binjai tahun 2012). Data Kesehatan Daftar sepuluh penyakit terbanyak di Kota Binjai pada tahun 2010 adalah : Tabel 1. Daftar sepuluh penyakit terbanyak di kota Binjai pada tahun 2010 Jenis Penyakit % ISPA 31,77 Penyakit Infeksi usus 14,56 Gastritis 12,75 Hypertensi 9,86 Tonsilitis 9,10 Penyakit Kulit Alergi 5,61 Diare 4,56 Reumatik 4,33 Penyakit Mata 3,94 Kecelakaan dan Ruda Paksa 3,51 (Profil Dinas kesehatan kota Binjai tahun 2010) Pada Tahun 2010 diperkirakan kasus diare mecapai 10.412 kasus, dan dari kasus tersebut tercatat yang tertangani hanya 1.547 atau 14,9% dari perkiraan jumlah kasus yang ada. Sarana Kesehatan Berdasarkan data dari dinas kesehatan Kota Binjai, terdapat 9 Rumah sakit umum di Kota Binjai. Selain itu terdapat 8 puskesmas di Kota Binjai dengan 18 Puskesmas Pembantu yang tersebar di semua kecamatan. (BPS Kota Binjai tahun 2012) Gambaran Karaktreristik Responden 1. Kepala Sekolah Kepala sekolah atau guru adalah responden yang menjawab kuesioner tentang pembinaan dan pengawasan yang diberikan sekolah terhadap kantin. Karakteristik dari Kepala sekolah atau guru dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Distribusi Responden (Kepala Sekolah atau Guru) Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur, Tingkat Pendidikan dan Lama Bekerja di SDN Kota Binjai Karakteristik Frekuensi (n) Persentasi (%) Jenis Kelamin Laki-laki 8 14,3 Perempuan 48 85,7 Umur 25-40 Tahun 7 12,5 41-55 Tahun 41 73,2 > 55 Tahun 8 14,3 Tingkat Pendidikan Diploma 5 8,9 Sarjana 51 91,1 Lama bekerja di Sekolah < 5 Tahun 24 42,9 5-10 Tahun 5 8,9 > 10 Tahun 27 48,2 Berdasarkan tabel 2, Kepala Sekolah atau guru yang menjadi responden pada penelitian ini yang terbanyak adalah perempuan yaitu 48 orang (85,7%), berumur sekitar 41-55 tahun yaitu 41 orang (73,2%). Tingkat pendidikan yang terbanyak adalah tamat dari Sarjana yaitu 51 orang (91,1%) dan sudah bekerja lebih dari 10 tahun yaitu terdiri dari 27 orang (48,2%). 4

2. Pengelola Kantin Pengelola kantin adalah responden yang menjawab kuesioner tentang pengetahuan dan sikap pengelola kantin mengenai sanitasi. Karakteristik pengelola kantin dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Distribusi Responden (Pengelola Kantin) Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur, Tingkat Pendidikan dan Lama Mengelola Kantin di SDN Kota Binjai Karakteristik Frekuensi (n) Persentasi (%) Jenis Kelamin Laki-laki 4 7,1 Perempuan 52 92,9 Umur < 20 Tahun 3 5,4 20-40 Tahun 27 48,2 >40 26 46,4 Tingkat Pendidikan SD 14 25,0 SMP 16 28,6 SMA 21 37,5 Diploma 2 3,6 Sarjana 3 5,4 Lama Mengelola Kantin < 5 Tahun 18 32,1 5-10 Tahun 23 41,1 > 10 Tahun 15 26,8 Berdasarkan tabel 3, pengelola kantin terbanyak berumur 20-40 tahun yaitu 27 orang (48,2%). Tingkat pendidikan pengelola kantin terbanyak adalah tamat SMA yaitu 21 orang (37,5%) dan sebagian besar sudah mengelola kantin selama 5-10 tahun yaitu 23 orang (41,1%). Analisa Univariat Pembinaan Sekolah terhadap Pembinaan sekolah yang dinilai adalah usaha yang dilakukan sekolah berupa penyuluhan kepala pengelola kantin tentang hygiene sanitasi dalam mengolah makanan di kantin. Pembinaan yang dilakukan kemudian akan dinilai selanjutnya dikategorikan yang dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4.Pembinaan Sekolah terhadap di Sekolah Dasar Negeri di Kota Binjai Pembinaan Frekuensi (n) Persentasi (%) Baik 26 46,4 Kurang Baik 30 53,6 Berdasarkan tabel 4, pembinaan yang dilakukan oleh pihak sekolah kepada pengelola kantin berada pada kategori kurang baik yaitu 53,6%. Pengawasan Sekolah terhadap Pengawasan sekolah yang dinilai berdasarkan upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah berupa pemberian izin pada pengelola kantin. Selain itu pemeriksaan kebersihan secara rutin baik pada saat pengelola berjualan 5

maupun saat pengelola kantin selesai berjualan. Pengawasan sekolah kemudian dinilai dan dikategorikan yang dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5.Pengawasan Sekolah terhadap di Sekolah Dasar Negeri di Kota Binjai Pengawasan Frekuensi (n) Persentasi (%) Baik 25 44,6 Kurang Baik 31 55,4 Berdasarkan tabel 5, Pengawasan yang dilakukan oleh pihak sekolah berada pada kategori kurang baik 31 responden (55,4%). Pengetahuan Pengelola Kantin tentang Pengetahuan diukur melalui kuesioner yang terdiri dari pengetahuan pengelola kantin tentang pengertian dari hygiene dan sanitasi, tindakan yang berhubungan dengan hygiene sanitasi serta pengetahuan pengelola kantin mengenai prinsip dalam mengolah makanan. kemudian pengetahuan pengelola kantin akan dikategorikan menjadi baik, sedang dan kurang baik yang dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Pengetahuan Pengelola Kantin tentang Sanitasi Kantin di Sekolah Dasar Negeri di Kota Binjai Pengetahuan Frekuensi (n) Persentasi (%) Baik 30 53,6 Sedang 25 44,6 Kurang 1 1,8 Berdasarkan tabel 6, Pengetahuan responden lebih banyak pada kategori baik yaitu berjumlah 30 orang (53,6%). Sikap Pengelola Kantin Sikap yang dinilai yaitu berhubungan dengan pengetahuan pengelola kantin yang seharusnya dapat dilaksanakan pada saat mengolah makanan. Sikap pengelola kantin dapat dilihat berdasarkan tabel 7. Tabel 7. Sikap Pengelola Kantin terhadap Sekolah Dasar Negeri di Kota Binjai Sikap Frekuensi (n) Persentasi (%) Baik 33 58,9 Sedang 23 41,1 Kurang 0 0,0 Berdasarkan tabel 7, Sikap responden terhadap lebih banyak berada pada kategori baik yaitu sebanyak 33 orang (58,9%). Sanitasi kantin dinilai dengan menggunakan tabel checklist yaitu berdasarkan Kepmenkes RI No.1098/Menkes/SK/VII/2003 tentang persyaratan sanitasi rumah makan dan restoran yang telah dimodifikasi yang terdiri dari 79 komponen yaitu penilaian untuk lokasi dan bangunan kantin, fasilitas sanitasi, keadaan dapur, ruang makan dan gudang bahan makanan serta tindakan pengelola kantin dalam menjalankan 6 prinsip sanitasi makanan. Sanitasi kantin memenuhi syarat jika jawaban dari tiap komponen dengan kategori Ya 80% dan sanitasi kantin tidak memenuhi syarat jika < 80%. Tabel 8. Sekolah Dasar Negeri di Kota Binjai Frekuensi Persentasi (n) (%) 24 42,9 Tidak 32 57,1 Berdasarkan tabel 8, Kantin yang berada di 56 Sekolah Dasar Negeri di Kota Binjai yang terbanyak adalah 6

belum memenuhi syarat yaitu sebanyak 32 kantin (57,1%). Analisa Bivariat Hubungan antara Pembinaan dan Pengawasan Sekolah serta Pengetahuan dan Sikap Pengelola Kantin dengan Tabel 9.Hubungan antara Pembinaan Sekolah dengan Sanitasi Kantin Kategori Pembinaan Tidak Total n % n % n Baik 23 95,8 3 9,4 26 Kurang Baik 1 4,2 29 90,6 30 Total 24 100,0 32 100,0 56 p = 0,000 Berdasarkan tabel 9, diketahui bahwa dari 26 sekolah dengan Pembinaan baik terdapat 23 kantin (95,8%) yang memenuhi syarat dan 3 kantin (9,4%) yang tidak memenuhi syarat. Sedangkan dari 30 sekolah dengan Pembinaan kurang baik terdapat 1 kantin (4,2%) yang memenuhi syarat dan terdapat 29 kantin (90,6%) yang tidak memenuhi syarat. Berdasarkan tabel di atas hasil uji statistik dengan Chi Square menunjukkan nilai p = 0,000 < α (= 0,05) yang berarti Ho ditolak yaitu ada hubungan secara signifikan antara Pembinaan Sekolah dengan Sanitasi Kantin. Tabel 10. Hubungan antara Pengawasan Sekolah dengan Kategori Pengawasan Tidak Total n % n % n Baik 23 95,8 2 6,3 25 Kurang Baik 1 4,2 30 93,7 31 Total 24 100,0 32 100,0 56 p = 0,000 Berdasarkan tabel 10, diketahui bahwa dari 25 sekolah dengan Pengawasan baik terdapat 23 kantin (95,8%) yang memenuhi syarat dan 2 kantin (6,3%) yang tidak memenuhi syarat. Sedangkan dari 31 responden dengan Pengawasan kurang baik terdapat 1 kantin (4,2%) yang memenuhi syarat dan terdapat 30 kantin (93,7%) yang tidak memenuhi syarat. Berdasarkan hasil uji statistik dengan Chi Square menunjukkan nilai p < α yang berarti ada hubungan yang signifikan antara Pengawasan Sekolah dengan. Tabel 11. Hubungan antara Pengetahuan Pengelola Kantin tentang Sanitasi dengan Pengetahuan Kategori Tidak Total n % n % n Baik 23 95,8 7 21,9 30 Sedang 1 4,2 24 75,0 25 Kurang 0 0,0 1 3,1 1 Total 24 100,0 32 100,0 56 p = 0,000 Berdasarkan tabel 11, diketahui bahwa dari 30 Pengelola Kantin dengan Pengetahuan baik terdapat 23 kantin (95,8%) yang memenuhi syarat dan 7 kantin (21,9%) yang tidak memenuhi syarat. Dari 25 responden dengan penilaian Pengetahuan sedang terdapat 1 kantin (4,2%) yang memenuhi syarat dan terdapat 24 kantin (75,0%) yang tidak memenuhi syarat. Sedangkan untuk 1 responden dengan penilaian pengetahuan kurang tidak terdapat kantin yang memenuhi syarat dan 1 kantin (3,1%) tidak memenuhi syarat. Berdasarkan hasil uji statistik dengan fisher exact menunjukkan nilai p < α yang berarti Ho ditolak yaitu ada hubungan yang bermakna antara Pengetahuan Pengelola Kantin tentang Sanitasi dengan. 7

Tabel 12. Hubungan antara Sikap Pengelola Kantin dengan Sikap Kategori Tidak Total n % n % n Baik 22 91,7 11 34,4 33 Sedang 2 8,3 21 65,6 23 Total 24 100,0 32 100,0 56 p = 0,000 Berdasarkan tabel 12, diketahui bahwa dari 33 responden yaitu pengelola kantin dengan penilaian Sikap baik terdapat 22 kantin (91,7%) yang memenuhi syarat dan 11 kantin (34,4%). Dari 23 responden dengan penilaian Sikap sedang terdapat 2 kantin (8,3%) yang memenuhi syarat dan 21 kantin (65,6%) tidak memenuhi syarat. Berdasarkan hasil uji statistik dengan Chi square menunjukkan nilai p < α yang berarti Ho ditolak yaitu ada hubungan yang bermakna antara Sikap Pengelola Kantin dengan Sanitasi Kantin. PEMBAHASAN Pembinaan Sekolah terhadap Berdasarkan hasil penelitian, Pembinaan mempunyai hubungan yang signifikan dengan sanitasi kantin. Hal ini sesuai dengan penelitian Rumondang (2008) yang menyatakan bahwa metode penyuluhan kesehatan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap dokter kecil dalam pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah di Kecamatan Helvetia Medan. Pembinaan merupakan langkah penting sebagai contoh tindakan yang direkomendasikan yaitu berupa pelatihan dan pendidikan bagi para penjamah makanan. Di beberapa negara telah melakukan upaya melatih penjamah makanan secara profesional. Seperti di Inggris pada tahun 1989 dan 1995 sudah memberikan pelatihan pada sejumlah besar penjamah makanan (Widyastuti, 2005). Pada umumnya kepala sekolah atau guru adalah perempuan dan berumur 41-55 tahun yang lebih memahami cara membersihkan tempat pengolahan makanan dan mengolah makanan yang baik sama seperti yang dilakukan di rumah. Selain itu kepala sekolah atau guru yang sudah bekerja lebih dari 10 tahun, sudah seharusnya selalu memperhatikan keadaan kantin dan mengetahui bagaimana pengelola kantin selama ini mengelola kantinnya. Pengawasan Sekolah terhadap Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa ada hubungan yang bermakna antara Pengawasan Sekolah dengan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Wulandari Meikawati (2010) yaitu faktor pendorong yang paling berperan dalam praktek hygiene dan sanitasi makanan adalah pengawasan, baik dilakukan oleh atasan langsung Unit gizi maupun Direktur Rumah sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, pengawasan yang dilakukan sekolah masih dalam kategori kurang baik yaitu izin yang diberikan pihak sekolah hanya berupa izin berjualan yang disampaikan secara lisan sehingga dapat dinilai bahwa sekolah masih belum mengawasi secara benar kantin yang sudah berada di sekolah ataupun yang baru akan berjualan di sekolah. Pengetahuan Pengelola Kantin tentang Berdasarkan hasil penelitian ada hubungan yang bermakna antara Pengetahuan Pengelola Kantin tentang Sanitasi dengan. Hal ini sesuai dengan penelitian Siska Ristiana M (2009) yang menyatakan bahwa ada 8

hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku sarapan dan status gizi anak sekolah. Pengetahuan tentang kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku yang selanjutnya perilaku ini akan berpengaruh pada meningkatnya indikator kesehatan (Notoatmojdo, 2003). Pada umumnya pengelola kantin adalah perempuan sehingga akan lebih mengerti mengolah makanan dengan baik. Selain itu pendidikan yang tidak terlalu rendah yaitu SMA tidak menutup kemungkinan pengelola kantin akan memiliki pengetahuan yang baik selain penyuluhan dari sekolah, informasi dari televisi atau media lain juga dapat diperoleh pengelola kantin. Sikap Pengelola Kantin terhadap Berdasarkan hasil penelitian diperoleh ada hubungan yang bermakna antara Sikap Pengelola Kantin dengan. Hal ini sesuai dengan penelitian Wulandari Meikawati (2010) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan praktek hygiene dan sanitasi makanan dan berpola linier positif. Dapat diartikan semakin baik sikap tentang hygiene dan sanitasi makanan semakin baik pula prakteknya dalam hygiene dan sanitasi makanan. Sekolah Dasar Negeri di Kota Binjai Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, Kantin yang berada di 56 Sekolah Dasar Negeri di Kota Binjai terbanyak adalah yang tidak memenuhi syarat yaitu 32 kantin. Kantin sekolah yang dinilai belum memenuhi syarat pada umumnya tidak memiliki fasilitas sanitasi seperti toilet, tempat air cuci tangan, tempat pencuci piring, dan tempat pencuci bahan. Dalam pengolahan makanan, tindakan pengelola kantin yang terbanyak adalah tidak menyimpan bahan makanan dengan benar karena secara umum kantin yang ada di sekolah belum mempunyai gudang khusus penyimpanan bahan makanan. Pada saat pengambilan makanan hampir semua pengelola kantin tidak menggunakan alas tangan atau alat khusus. Dalam penyajian makanan juga yang terbanyak adalah tidak menyajikan makanan dalam kondisi hangat yang dikarenakan mereka mengolah makanan di rumah mereka untuk kemudian di bawa ke sekolah sehingga tidak ada lagi proses pemanasan makanan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Pembinaan yang dilakukan oleh pihak sekolah kepada pengelola kantin SDN di Kota Binjai terbanyak pada kategori kurang baik yaitu 53,6%. 2. Pengawasan yang diperoleh sebesar 55,4% sekolah belum melakukan pengawasan yang baik. 3. Pengetahuan pengelola kantin tentang sanitasi di SDN di Kota Binjai berada pada kategori baik yaitu 53,6% 4. Sikap pengelola kantin diperoleh sebesar 58,9% pada kategori sudah baik. 5. Berdasarkan hasil uji Statistik dengan interval kepercayaan 95% diperoleh : - Ada hubungan yang bermakna antara Pembinaan Sekolah dengan. - Ada hubungan yang bermakna antara Pengawasan Sekolah dengan - Ada hubungan yang bermakna antara Pengetahuan Pengelola Kantin tentang Sanitasi dengan - Ada hubungan yang bermakna antara Sikap Pengelola Kantin dengan 9

Saran 1. Perlu adanya pengawasan dari pihak sekolah atau instansi terkait untuk mengawasi sanitasi kantin yaitu dengan mengharuskan pengelola kantin memiliki izin berjualan di sekolah, memeriksa kebersihan kantin secara rutin serta melakukan inspeksi dari Dinas terkait. 2. Kondisi bangunan dari kantin seharusnya sudah mendapat perhatian dari pihak sekolah sehingga setiap sekolah diharapkan dapat mempunyai kantin sehat. 3. Penyuluhan dan pelatihan untuk pengelola kantin seharusnya dilakukan secara rutin karena dapat menambah pengetahuan pengelola kantin serta mengubah sikap dan tindakan pengelola kantin untuk dapat menerapkan perilaku hygiene dalam mengolah makanan sehingga memperkecil resiko terjadinya kontaminasi. DAFTAR PUSTAKA Depkes RI.1992. Petunjuk Teknis Sanitasi Pemberantasan Lalat. Direktorat Jendral PPM dan PL. Jakarta. Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Ristiana, S. 2009. Hubungan Pengetahuan, Sikap, Tindakan Sarapan dengan Status Gizi dan Indeks Prestasi Anak Sekolah Dasar di SDN 101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2009. Skripsi FKM USU.Medan. Rumondang, P. 2008. Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) di Kecamatan Helvetia Tahun 2007. Tesis FKM USU. Medan. Widyastuti, P. 2005. Penyakit Bawaan Makanan. ECG.Jakarta. Cornelia dan Nuryani, E. 2012. Katalog BPS. Binjai Dalam Aneka. Binjai. Meikawati, W. 2010. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Petugas Penjamah Makanan dengan Praktek Higiene dan Sanitasi Makanan di Unit Gizi RSJD Dr.Amino Gondohutomo Semarang Tahun 2010. Skripsi FKM Universitas Muhammadiyah Semarang. Semarang 10