BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN

dokumen-dokumen yang mirip
KOMERSIALITAS. hasil ini, managemennya seluruhnya dipegang oleh BP migas, sedangkan

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

BAB I - Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sektor minyak dan gas bumi. Pengusahaan kekayaan alam ini secara konstitusional

PERUBAHAN PROFIT SHARING MENJADI PRODUCTION SHARING PADA CONTRACT PSC GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI, DAYA TARIK INVESTOR DAN DEBIROKRATISASI OPERASI

BAB IV KAJIAN KEEKONOMIAN GAS METANA-B

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2)

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL

BAB III LANDASAN TEORI

KEASLIAN KARYA ILMIAH...

TAKARIR. = Pipa Selubung. = Pipa Produksi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

PRINSIP-PRINSIP KONTRAK PRODUCTION SHARING. Oleh: KUSWO WAHYONO

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

Bab III Kajian Kontrak Pengusahaan dan Harga Gas Metana-B

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

Contoh Soal dan Pembahasan Internal Rate of Return (IRR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

VIII. ANALISIS FINANSIAL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

ABSTRAK Kata Kunci: capital budgeting, dan sensitivity analysis.

Investasi dalam aktiva tetap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

Handout Manajemen Keuangan

III. METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang terus berkembang ke arah yang

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 33 ayat (3) bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab 5 Penganggaran Modal

Penganggaran Modal. Gambaran Umum Penganggaran Modal, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. Nurahasan Wiradjegha, S.E.,M.

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

TEHNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL (CAPITAL BUDGETING) Oleh : Padlah Riyadi, SE. Ak 1

VIII. ANALISIS FINANSIAL

BAB I PENDAHULUAN. ini tentu akan meningkatkan resiko dari industri pertambangan.

III. METODE PENELITIAN

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi

VII. RENCANA KEUANGAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

BAB V KEPUTUSAN INVESTASI

BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pertemuan 4 Manajemen Keuangan

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGEMBANGAN KONTRAK KERJA SAMA PENGELOLAAN SUMUR TUA DI INDONESIA. Oleh : Rizky Sulaksono*

BAB 14. Keputusan Investasi & Penganggaran Modal. Ekonomi Manajerial Manajemen

IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. produksi daging ayam dinilai masih kurang. Berkenaan dengan hal itu, maka

TIME VALUE OF MONEY DAN NET PRESENT VALUE (NPV)

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

STUDI KELAYAKAN KEEKONOMIAN PADA PENGEMBANGAN LAPANGAN GX, GY, DAN GZ DENGAN SISTEM PSC DAN GROSS SPLIT

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

COST & FEE Model Alternatif Kontrak Kerja Sama Migas

Bab IV Pembahasan dan Analisa

III. KERANGKA PEMIKIRAN

INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry)

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

BAB 6 ASPEK KEUANGAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i

Cost of Capital & Capital Structure

Studi Kelayakan Investasi Proyek Perumahan pada Proyek Pembangunan Perumahan Aura Tirta Graha Banjarnegara

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

LEAST COST METHOD DAN MUTUALLY EXCLUSIVE DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

Landasan Teori BAB II. Kelayakan Usaha

layak atau tidak maka digunakan beberapa metode dengan harapan mendapatkan

UNIVERSITAS INDONESIA VALUASI PROYEK MIGAS MENGGUNAKAN METODE DYNAMIC DISCOUNTED CASH FLOW DAN REAL OPTIONS TERHADAP VOLATILITAS HARGA MINYAK TESIS

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN IV.1 Prinsip Perhitungan Keekonomian Migas Pada prinsipnya perhitungan keekonomian eksplorasi serta produksi sumber daya minyak dan gas (migas) tergantung pada: - Profil produksi migas yang akan dihasilkan. - Biaya yang telah atau akan dikeluarkan. - Harga migas per satuan volume. - Sistem dan mekanisme bagi hasil yang dicapai. Profil produksi migas yang akan dihasilkan tergantung dari potensi cadangan migas yang ada di bawah permukaan tanah. Hal ini menggambarkan suatu proyek tingkat keekonomian tertentu dari kegiatan eksplorasi dan produksi suatu wilayah. Untuk mengetahui potensi sumber daya maupun cadangan terbukti migas, maka kontraktor harus melakukan kegiatan eksplorasi. Kegiatan eksplorasi dimaksud meliputi studi dan evaluasi data geologi dan geofisika, pengeboran eksplorasi serta pengetesan mekanika tanah yang akan menghasilkan suatu pengetahuan mengenai jenis batuan (yang akan membedakan apakah jenis kandungan berupa minyak atau gas), jumlah cadangan, serta letak kandungan migas untuk menentukan kedalaman sumur. Selanjutnya dari eksplorasi ini maka dibuatlah suatu estimasi cadangan migas 84

yang dapat diproduksi serta informasi-informasi teknis lainnya yang sangat berguna untuk perencanaan investasi. Besar biaya yang akan dikeluarkan tergantung keadaan perilaku fisik permukaan tanah maupun bawah tanah wilayah dimana migas ditemukan dan akan diproduksikan, juga sangat terkait dengan letak geografis dan geologis dimana sumber daya migas itu berada. Misalnya jika letak geografis dimana migas ditemukan itu berada dilepas pantai, maka biaya yang akan dikeluarkan tentu lebih besar dibandingkan dengan letak geografis yang berada di daratan. Hal ini disebabkan karena penggunaan teknologi serta biaya transportasi dan mobilisasi yang berbeda. Selanjutnya atas dasar hasil survey lokasi, evaluasi data geologi dan geofisika lapangan serta penentuan jenis teknologi yang akan digunakan, maka dibuatlah suatu rencana investasi untuk pembiayaan proyek tersebut. Dalam menentukan harga minyak, para kontraktor selalu memperkirakan harga minyak walaupun seringkali ramalan tersebut meleset. Dalam kontrak bagi hasil di Indonesia digunakan sistem harga rata-rata dari lima jenis minyak mentah yang sangat aktif diperdagangkan di kawasan Asia Pasific, lalu dibandingkan dengan harga rata-rata minyak mentah di Indonesia. Cara ini disebut ICP (Indonesian Reference Crude Price). Sedangkan sistem dan mekanisme bagi hasil yang digunakan tergantung dari ketentuan-ketentuan yang telah disepakati didalam kontrak. Tidak semua lahan mempunyai jenis kontrak dan mekanisme bagi hasil yang 85

sama. Untuk itu dalam melakukan kerja sama dengan Pertamina, kontraktor juga harus mengetahui secara jelas sistem dan mekanisme yang bagaimana atau atau jenis apa yang akan diterapkan, agar didalam menghitung keekonomian proyek tidak terjadi kesalahan. Dalam laporan ini, mekanisme bagi hasil dapat dibaca di Bab III hal 65. IV.2 Metode Analisis Keekonomian Migas Tujuan dari analisis keekonomian migas adalah untuk mengeahui sejauh mana gagasan usaha (proyek) yang direncanakan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan baik dilihat dari financial benefit dan social benefit. Hasil analisis keekonomian migas merupakan indikator dari modal yang diinvestasikan, yaitu perbandingan antara total benefit yang diterima dengan total biaya yang dikeluarkan dalam bentuk present value selama umur ekonomis proyek. Perkiraan benefit (cash in flows) dan perkiraan cost (cash out flows) yang menggambarkan tentang posisi keuangan dimasa yang akan datang dapat digunakan sebagai alat control dalam pengendalian biaya untuk memudahkan dalam pencapaian usaha. Dipihak lain dengan adanya hasil analisis seperti ini, penanam modal (investor) dapat menggunakannya sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan, apakah modal yang ditanam lebih baik pada proyek atau pada instrument investasi lain seperti bank dan pasar modal dan lain sebagainya. 86

Adapun penulis akan melakukan analisis proyek melalui penghitungan metode sebagai berikut: 1. Internal Rate of Return (IRR) 2. Net Present Value (NPV) 5. Sensitivity Analisis IV.3 Perhitungan Perekonomian Migas Menurut Perusahaan Sebagai mana telah dikemukakan diatas bahwa didalam perhitungan perekonomian migas diperluan adanya beberapa asumsi seperti, jumlah produksi, harga minyak per satuan, periode ekonomis, dan kondisi kontrak serta mekanisme bagi hasil. Maka sebelum asumsi itu dibuat, perusahaan harus terlebih dahulu melakukan penelitian di lapangan serta evaluasi dari data yang sudah pernah ada. Dalam kasus yang dihadapi perusahaan yaitu: Perusahaan merencanakan untuk meningkatkan produksi pada tahuntahun mendatang (2010 dan seterusnya) sehingga perusahaan membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pemboran sumur-sumur baru dan penelitian serta evaluasi geologi untuk tujuan tersebut. Maka perusahaan memutuskan untuk menjual proyek dan mencari investor baru untuk mendanai proyek. Dari hasil survei dan penelitian yang sudah dilakukan oleh para ahli geologi dan geophisic dari perusahaan menyatakan bahwa cadangan minyak yang masih dapat diproduksi dalam tahun-tahun mendatang sampai berakhirnya kontrak TAC (2017) adalah sebesar 2.6 juta barrel. 87

Biaya proyek awal / initial project cost yang dibutuhkan ialah $20,700,000,- yang akan dialokasikan selama 3 tahun, dan biaya operasional untuk 9 tahun sebesar $7,9,- dolar per barrel. Pengertian proyek awal disini adalah biaya yang dibutuhkan untuk membiayai pembelian-pembelian dan operasional proyek. Biaya ini terdiri dari biaya capital dan non capital (gambar III-3 Bab III) dan dialokasikan secara bertahap dalam 3 tahun (rinciannya lihat tabel IV.1). Harga minyak yang diperkirakan sebesar $50,- per barrel yang merupakan kebijakan dari Pertamina. Proyek ini sesungguhnya sudah berjalan dari tahun 1997, namun pada tahun 2006, perusahaan memutuskan untuk tidak berproduksi karena terjadi penurunan produksi pada sumur-sumur yang ada, dimana sumur-sumur yang ada hanya memproduksi 10 barel per hari, sehingga dianggap tidak ekonomis lagi. Disatu sisi, biaya produksi cukup tinggi. Tahun 2009 perusahaan berencana untuk mengembangkan lagi proyek ini mengingat harga minyak yang mulai tinggi saat ini dan menurut perhitungan geologi dan geofisika bahwa dalam lapangan ini masih terdapat cadangan minyak yang masih bisa di produksi secara ekonomis. Adapun tujuan perusahaan pada saat ini membuat perhitungan perekonomian proyek adalah untuk menunjukan nilai ekonomis dari lapangan minyak yang dimiliki dalam rangka mencari investor untuk berinvestasi didalamnya dengan cara mengambil alih kepemilikan dari pemegang saham perusahaan, sehingga indikator-indikator keekonomian proyek yang ditampilkan (NPV, IRR, dan discounted rate) hanyalah gambaran umum tentang nilai ekonomis proyek yang dimiliki perusahaan yang akan 88

ditawarkan kepada investor. Sedangkan mengenai keputusan tentang ikut atau tidaknya investor untuk berinvestasi pada proyek tersebut tergantung pertimbangan investor itu sendiri sesuai dengan kemampuan dan syarat-syarat atau target-target yang diharapkan investor tersebut. Selain itu perusahaan ini sedang merugi yang artinya tidak ada laba ditahan juga, tidak mempunyai dana untuk mengelolah sendiri proyek yang akan dijalani sehingga pemegang saham memutuskan untuk menjual sahamnya kepada pihak lain. Adapun cash flow diambil berdasarkan penghitungan yang dilakukan perusahaan seperti pada tabel IV.1 Adapun kondisi serta sistem bagi hasil yang telah disepakati dengan Pertamina adalah sebagai berikut (lihat diagram sistem bagi hasil pada bab III hal 65): Contractors Share : 26.7857% Pertamina s Share : 73.2143% Maximum Cost Recovery : 65% DMO Requirement : 25% x (Contr. Entitlement) DMO Fee : 15% x (DMO Req) Government Tax : 44% for Contractor Atas dasar asumsi dan kondisi diatas, maka dibuatlah suatu analisis keekonomian migas seperti tabel IV-1. Tujuan penulis ialah mengevaluasi hasil perhitungan perusahaan melalui metode penganggaran yang disebutkan sebelumnya, yang nantinya 89

dapat menjadi bahan pertimbangan investor, apakah dananya lebih baik berinvestasi di instrument lain atau proyek ini. Karena tujuan perusahaan adalah untuk menjual proyek ini, sedangkan investor belum diperoleh oleh perusahaan maka penulis mengevaluasi hasil analisis perusahaan dengan menggunakan tingkat bunga 12% sebagai discount factor yang menurut perusahaan didapat dari tingkat bunga Bank Indonesia pada bulan Februari 2009 yaitu sebesar 8.25% ditambah premi resiko sebesar 3.75%. Penulis ingin menjelaskan berapa besarnya present value jika investor menanamkan dananya dalam proyek ini. Penulis juga membuat membuat sensitivity analisys dengan tingkat discount factor yang berbeda (24%, 36%, dan 48%). Perbandingan ini nantinya digunakan perusahaan untuk meyakinkan investor agar mau membeli proyek ini. Dalam tabel IV-1, net cash flow yang dihasilkan proyek selama 9 tahun adalah sebesar $27,556,665,-. Penjelasan dalam Tabel IV-1 seperti berikut: - Tahun pertama dimulai dari tahun ke12 yaitu tahun 2009, karena proyek ini adalah kelanjutan dari proyek sebelumnya. Sisa proyek ini berjumlah 9 tahun lagi. - Minyak yang diperkirakan selama 9 tahun sebesar 2,611,454 barrel. Harga minyak $50,- per barrel. - Revenue didapat dari perkalian jumlah minyak dan harga minyak. 90

- Capital, non capital, dan operating expense (opex) berasal dari asumsi perusahaan. Capital depreciation menggunakan metode garis lurus dari kolom capital - Recoverable Cost tahun pertama didapat dari kolom biaya non capital, ditambah opex, ditambah depreciation ditambah pengeluaran yang belum diganti oleh Pertamina diperiode sebelumnya sebesar $18,500,000,- - Recoverable tahun selanjutnya didapat dari penjumlahan biaya non capital, ditambah opex, ditambah depreciation ditambah pengeluaran yang belum diganti oleh Pertamina disatu tahun sebelumnya yang ada dikolom unrecovered cost. - Max cost recovery 65% dari revenue. Jika recoverable cost ditiap tahunnya lebih besar dari Max cost recovery, maka biaya yang akan diganti oleh Pertamina (kolom cost recovery) adalah biaya dalam kolom Max cost recovery. Jika sebaliknya biaya recoverable cost ditiap tahunnya lebih besar dari Max cost recovery maka biaya yang akan diganti oleh Pertamina (kolom cost recovery) adalah biaya dalam kolom recoverable cost. Selisih antara kolom recoverable cost dan Max cost recovery (kolom unrecovered cost) akan diganti oleh Pertamina ditahun berikutnya. - Kolom equity to be split didapat dari pengurangan tiap tahun kolom revenue dengan kolom max cost recovery. - Kolom contractor share didapat dari kebijakan Pertamina yaitu 26.7857% dikali kolom equity to be split. 91

- Kolom DMO Requirement didapat dari 25% kali kolom contractor share. DMO fee didapat dari 15% dikali kolom DMO Requirement. Ketentuan DMO ialah jika kolom cost recovery sudah menggunakan kolom recoverable cost. Artinya bahwa proyek sudah tidak perlu unrecovered cost (biaya penggantian) lagi. - Kolom taxable share didapat dari kolom contractor share dikurangi DMO Requirement ditambah DMO fee. Kolom tax didapat dari 44% dikali taxable share. - kolom income after tax didapat dari kolom taxable share dikurangi kolom tax hasilnya akan menjadi masuk ke kolom cash in setelah ditambah pendapatan dari kolom cost recovery. - Kolom cash out didapat dari kolom capital ditambah non capital, ditambah dengan opex. 92

TAC PERTAMINA PT AKAR GOLINDO ECONOMICS OF TUBA OBI EAST AREA IN US DOLLARS TABEL IV.1 LIFTING OIL INVESTMENT CAPITAL RECOVER MAX. COST COST UNRECO EQUITY Year Yearly Cumm PRICE REVENUE Non OPEX DEPRE ABLE RECOVERY RECOVERY VERED TO BE (BBL) (BBL) (US$) Capital Capital CIATION COST 65% COST SPLIT 12 2009 13,500 13,500 50 675,000 700,000 805,000 20,005,000 438,750 438,750 19,566,250 236,250 13 2010 283,500 297,000 50 14,175,000 1,750,000 8,250,000 1,956,000 437,500 30,209,750 9,213,750 9,213,750 20,996,000 4,961,250 14 2011 510,975 807,975 50 25,548,750 1,750,000 8,250,000 2,256,000 875,000 32,377,000 16,606,688 16,606,688 15,770,313 8,942,063 15 2012 434,329 1,242,304 50 21,716,450 2,592,000 875,000 19,237,313 14,115,693 14,115,693 5,121,620 7,600,758 16 2013 369,179 1,611,483 50 18,458,950 2,592,000 875,000 8,588,620 11,998,318 8,588,620 9,870,330 17 2014 313,803 1,925,286 50 15,690,150 2,592,000 437,500 3,029,500 10,198,598 3,029,500 12,660,650 18 2015 266,732 2,192,018 50 13,336,600 2,592,000 2,592,000 8,668,790 2,592,000 10,744,600 19 2016 226,722 2,418,740 50 11,336,100 2,592,000 2,592,000 7,368,465 2,592,000 8,744,100 20 2017 192,714 2,611,454 50 9,635,700 2,592,000 2,592,000 6,263,205 2,592,000 7,043,700 2,611,454 2,611,454 130,572,700 3,500,000 17,200,000 20,569,000 3,500,000 59,769,000 70,803,700 41,269,000 CONTR. D.M.O D.M.O TAXABLE TAX INCOME CONTRACTORS CASH FLOWS PERTAMINA INCOME Year SHARE REQ. FEE SHARE AFTER CASH CASH NET CUMM SHARE NET CUMM. 26.7857% 25% 15% 44% TAX IN OUT CASHFLOW CASH FLOW 73.2143% INCOME INCOME 12 2009 63,281 63,281 27,844 35,437 474,187 1,505,000 (1,030,813) (1,030,813) 172,969 172,969 172,969 13 2010 1,328,906 1,328,906 584,718 744,187 9,957,937 11,956,000 (1,998,063) (3,028,875) 3,632,344 3,632,344 3,805,313 14 2011 2,395,194 2,395,194 1,053,885 1,341,309 17,947,996 12,256,000 5,691,996 2,663,121 6,546,868 6,546,868 10,352,182 15 2012 2,035,916 2,035,916 895,803 1,140,113 15,255,806 2,592,000 12,663,806 15,326,926 5,564,841 5,564,841 15,917,023 16 2013 2,643,837 660,959 99,144 2,082,022 916,090 1,165,932 9,754,552 2,592,000 7,162,552 22,489,478 7,226,493 7,788,308 23,705,331 17 2014 3,391,244 847,811 127,172 2,670,604 1,175,066 1,495,538 4,525,038 2,592,000 1,933,038 24,422,517 9,269,406 9,990,046 33,695,377 18 2015 2,878,016 719,504 107,926 2,266,438 997,233 1,269,205 3,861,205 2,592,000 1,269,205 25,691,722 7,866,584 8,478,162 42,173,539 19 2016 2,342,168 585,542 87,831 1,844,458 811,561 1,032,896 3,624,896 2,592,000 1,032,896 26,724,618 6,401,932 6,899,642 49,073,182 20 2017 1,886,704 471,676 70,751 1,485,780 653,743 832,037 3,424,037 2,592,000 832,037 27,556,655 5,156,996 5,557,920 54,631,102 18,965,267 3,285,492 492,824 16,172,598 7,115,943 9,056,655 68,825,655 41,269,000 27,556,655 27,556,655 51,838,433 54,631,102 54,631,102 93

IV.4 Evaluasi Atas Perhitungan dan Analisis Perusahaan Evaluasi yang dilakukan perusahaan adalah dengan menggunakan metode IRR dan NPV. IV.4.1 Metode Internal Rate Return Internal Rate Return adalah suatu tingkat diskonto yang menghasilkan net present value sama dengan 0 (nol). Untuk menentukan besarnya nilai IRR, harus dihitung dahulu nilai NPV 1 dan nilai NPV 2 dengan cara coba-coba untuk menentukan nilai tengah dari PV positif yang paling mendekati 0 (nol) dan PV negatif yang paling mendekati 0 (nol). Apabila perhitungan IRR lebih besar dari discount factor yang ditetapkan perusahaan, maka usulan proyek diterima, jika sama dengan discount factor yang ditetapkan berarti perusahaan mencapai Break Even Point, jika lebih rendah, maka usulan proyek tidak layak dijalankan. Setelah memakai cara coba-coba, ditemukan bahwa nilai NPV positif yang paling mendekati 0 (nol) adalah discount factor 156%, yang berarti NPV negatif pasti berada di discount factor 157%. Nilai IRR yang dicari berada di antara discount factor 156% dan 157%. Dalam perhitungan ini, hasil present value tidak perlu dikurangi dengan nilai investasi awal lagi, karena kolom net cash flow sudah termaksud perhitungan cash out flow yang di dalamnya sudah termaksud investasi awal. Untuk mencari nilai tengah-tengah tersebut, digunakan rumus interpolasi sebagai berikut: IRR = P2-P1 C2-C1 94

TABEL IV.2 Internal Rate Return Discount Factor at 156%,157% ($) NET DF PRESENT DF PRESENT CASHFLOW 156% VALUE 157% VALUE (1,030,813) 0.3906 (402,661.14) 0.3891 (401,094.37) (1,998,063) 0.1526 (304,880.20) 0.1514 (302,512.21) 5,691,996 0.0596 339,269.41 0.0589 335,324.46 12,663,806 0.0233 294,852.20 0.0229 290,289.78 7,162,552 0.0091 65,143.03 0.0089 63,885.48 1,933,038 0.0036 6,867.53 0.0035 6,708.75 1,269,205 0.0014 1,761.38 0.0014 1,713.96 1,032,896 0.0005 559.93 0.0005 542.74 832,037 0.0002 176.19 0.0002 170.12 27,556,655 1,088.33 (4,971.30) Diketahui : P1 = 156% C1 = 1,088.33 P2 = 157% C2 = (4,971.30) IRR = 156-1088,33 x 157-156 -4,971.30 1,088.33 = 156-1088.33-6,059.63 = 156 + 0.18 = 156,18% Dari hasil perhitungan, IRR sebesar 156,18% jauh lebih tinggi dari discount factor yang ditentukan perusahaan (12%), yang artinya tingkat pengembalian net cash flow dimasa depan lebih besar dari discount factor 12%, dimana investor lebih baik menginvestasikan dananya di proyek ini, jika misalnya IRR lebih kecil atau sama maka lebih baik investor menginvestasikan 95

dananya di instrumen keuangan lain saja. Dengan demikian, proyek tersebut layak untuk dijalankan.. Dalam metode ini, dapat dilihat juga sampai tingkat discount factor berapa, proyek ini masih menguntungkan. Jika tingkat Discount Factor lebih dari 156.18%, maka proyek ini tidak layak untuk dijalankan. Perhitungan ini secara garis besar sesuai dengan teori, hanya diteori kasus disini menggunakan rumus interpolasi karena hasil IRR yang didapat berada diantara 156% dan 157%. Sedangkan soal diteori hasil IRR tepat pada discount factor 22%. IV.4.2 Metode Net Present Value (NPV) Net present value adalah salah satu metode analisis investasi yang banyak digunakan dalam mengukur layak atau tidaknya suatu usulan proyek. Perhitungan NPV merupakan Net Cash Flow yang telah didiskontokan dengan menggunakan cost of capital (CoC) sebagai discount Factor. Dalam hal ini tingkat diskonto yang digunakan adalah 12% sesuai dengan asumsi perusahaan yang menurut penulis bisa diterapkan. Apabila perhitungan NPV lebih besar dari 0 (nol), maka dapat dikatakan bahwa usulan proyek tersebut layak untuk dijalankan sebaliknya jika lebih kecil dari 0 (nol) proyek tersebut tidak layak dijalankan. Jika perhitungan NPV sama dengan nol, berarti proyek tersebut dalam keadaan Break Even Point (BEP). Dalam menghitung NPV suatu usulan investasi, yang perlu mendapat perhatian adalah perkiraan arus kas masuk (cash in flows) dan arus kas keluar (cash out flows) yang menyangkut perkiraan pendapatan dan biaya dimasa datang. 96

Dalam rangka menghitung NPV dari usulan investasi dibidang perminyakan di atas, maka data-data tentang cash out flows dan cash in flows dari proyek yang direncanakan dapat disusun dan dihitung seperti dalam tabel IV.3 Tabel IV.3 Net Present Value Discount Factor At 12% ($) CASH CASH NET CUMM DF Present Value IN OUT CASHFLOW CASH FLOW 12% 474,187 1,505,000 (1,030,813) (1,030,813) 0.8929 (920,368.32) 9,957,937 11,956,000 (1,998,063) (3,028,875) 0.7972 (1,592,843.51) 17,947,996 12,256,000 5,691,996 2,663,121 0.7118 4,051,450.44 15,255,806 2,592,000 12,663,806 15,326,926 0.6355 8,048,077.35 9,754,552 2,592,000 7,162,552 22,489,478 0.5674 4,064,224.42 4,525,038 2,592,000 1,933,038 24,422,517 0.5066 979,337.45 3,861,205 2,592,000 1,269,205 25,691,722 0.4523 574,123.98 3,624,896 2,592,000 1,032,896 26,724,618 0.4039 417,169.48 3,424,037 2,592,000 832,037 27,556,655 0.3606 300,040.75 68,825,655 41,269,000 27,556,655 27,556,655 15,921,212 Net present value yang didapat investor dengan discount factor 12% adalah $15,921,212,-. Berarti hasil ini lebih tinggi dari 0, dimana kriteria NPV yang layak untuk menjalankan proyek ialah NPV > 0, yang berarti juga bahwa proyek mempunyai nilai lebih sebesar $15,921,212,-. Dengan discount factor 12%, investor seharusnya menerima proyek ini. Hal ini juga berarti, dengan tingkat discount factor 12% proyek ini layak dijalankan. Cara perhitungan ini secara garis besar tidak ada perbedaan dengan teori, hanya saja kasus dalam teori modal awal investasi sudah ditentukan sedangkan dalam praktik perusahaan, modal investasi sudah dimasukan kedalam cash out. 97

Dalam teori, untuk menentukan besarnya discount factor kita harus menghitung biaya dari modal pinjaman jika perusahaan meminjam dari pihak lain, menghitung biaya modal sendiri jika perusahaan tidak meminjam dari pihak manapun, dan proporsi biaya jika perusahaan menggunakan dana dari pihak lain dan dana sendiri atau WACC (lihat bab II, cost of capital). Dalam asumsi skripsi ini, penulis mengasumsikan WACC dengan nilai 24%, 36%, dan 48%, karena menganggap premi resiko cukup tinggi. Asumsi ini didapat dari tingkat bunga ORI 5 saat ini sebesar 11,45%. Cara menghitung asumsi tersebut ialah dengan metode CAPM (Ke = Rf + (Rm-Rf) ßi. Contohnya saat discount factor 24%, berarti 24% = 11.45% + (24% - 11.45%) ßi, dengan asumsi Rm 24% dan apabila ßi sama dengan 1 adalah 24%. Dalam kasus ini, perusahaan hanya mengandalkan semua sumber dana dari modal sendiri, maka perhitungan WACC perusahaan adalah 100% x 24% = 24%. (Cara yang sama digunakan juga pada discount factor 36%, dan 48%). Saat discount factor 36%, berarti 36% = 11.45% + (24% - 11,45%) ßi. Dengan asumsi Rm 24% dan apabila ßi sama dengan 1.96. Sumber dana 100% dari modal sendiri investor. Maka WACC perusahaan adalah 100% x 36% = 36%. Saat discount factor 48%, berarti 48% = 11.45 + (24% - 11.45%) ßi. Dengan asumsi Rm 24% dan apabila ßi sama dengan 2.912. Sumber dana 100% dari modal sendiri investor. Maka WACC perusahaan adalah 100% x 48% = 48%. 98

IV.5 Evaluasi yang Dibuat Penulis Evaluasi disini dengan asumsi tidak ada yang berubah atau sesuai dengan permalan yang dibuat perusahaan. IV.5.1 NPV Jika Discount Factor Mencapai 24%. Tabel IV.4 Net Present Value Discount Factor At 24% ($) Yr Net Cash DF Present Flow 24% Value 1 (1,030,813) 0.8065 (831,300) 2 (1,998,063) 0.6504 (1,299,469) 3 5,691,996 0.5245 2,985,379 4 12,663,806 0.4230 5,356,455 5 7,162,552 0.3411 2,443,202 6 1,933,038 0.2751 531,754 7 1,269,205 0.2218 281,566 8 1,032,896 0.1789 184,792 9 832,037 0.1443 120,046 27,556,655 9,772,425 Saat discount factor mencapai 24%, maka NPV yang dihasilkan adalah sebesar $9,772,425,-. Karena NPV masih diatas 0, maka proyek masih layak untuk diterima. NPV yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan saat discount factor 12% yaitu $15,921,212,-. 99

IV.5.2 NPV Jika Discount Factor Mencapai 36% Tabel IV.5 Net Present Value Discount Factor At 36% ($) Yr Net Cash DF Present Flow 36% Value 1 (1,030,813) 0.7353 (757,950) 2 (1,998,063) 0.5407 (1,080,268) 3 5,691,996 0.3975 2,262,809 4 12,663,806 0.2923 3,701,763 5 7,162,552 0.2149 1,539,477 6 1,933,038 0.1580 305,497 7 1,269,205 0.1162 147,489 8 1,032,896 0.0854 88,256 9 832,037 0.0628 52,275 27,556,655 6,259,348 Saat discount factor mencapai 36%, maka NPV yang dihasilkan adalah sebesar $6,259,348,-. Karena NPV masih diatas 0, maka proyek masih layak untuk diterima. NPV yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan saat 12% dan 24% yaitu $15,921,212,- dan saat 24% yaitu $9,772,425,-. 100

IV.5.3 NPV Discount Factor Mencapai 48% Tabel IV.6 Net Present Value Discount Factor At 48% ($) Yr Net Cash DF Present Flow 48% Value 1 (1,030,813) 0.6757 (696,495) 2 (1,998,063) 0.4565 (912,191) 3 5,691,996 0.3085 1,755,818 4 12,663,806 0.2084 2,639,474 5 7,162,552 0.1408 1,008,693 6 1,933,038 0.0952 183,937 7 1,269,205 0.0643 81,602 8 1,032,896 0.0434 44,871 9 832,037 0.0294 24,422 27,556,655 4,130,132 Saat discount factor mencapai 48%, maka NPV yang dihasilkan adalah sebesar $4,130,132,-. Karena NPV masih diatas 0, maka proyek masih layak untuk diterima. NPV yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan saat 12%, 24% dan 36% yaitu $15,921,212,-, $9,772,425,- dan $6,259,348,-. Kesimpulan yang didapat, semakin besar discount factor (dengan asumsi tidak ada perubahan yang terjadi), semakin kecil NPV yang didapat. Perbedaannya dapat kita lihat di bawah ini: DF NPV 12% 15,921,212 24% 9,772,425 36% 6,259,348 48% 4,130,132 Nilai NPV akan minus jika mencapai lebih dari discount factor 156.18% 101

IV.6 Sensitivity Analisis Pada bagian ini, penulis juga akan menganalisa jika biaya modal ( cost of capital / CoC ) atau dengan kata lain discount factor yang akan dinilai investor sebesar 24%, 36%, 48%. Metode yang digunakan dalam analisis ini sebenarnya sama dengan metode yang digunakan untuk mencari NPV, akan tetapi data inputnya seperti harga minyak diubah dengan beberapa perkiraan harga, jumlah produksi dan kapital investasi serta non kapital investasi juga diubah naik atau turun secara persentase. IV.6.1 Penilaian Sensitivitas Saat Discount Factor 12% Penilaian disini mencakup perubahan harga, produksi, dan biaya modal proyek (capital dan non capital). IV.6.1.1 Pengaruh Perubahan Harga Minyak Terhadap NPV, IRR dan Net Cash Flow. TABEL IV.7 SENSITIVITAS IRR, NPV, NET CASH FLOW TERHADAP HARGA MINYAK (ICP) ($) ICP Sensitivity Table ICP IRR NPV @12% NCF 30 32.03% 5,018,072 13,767,391 35 56.07% 10,385,060 22,940,123 40 82.46% 12,720,456 24,638,063 45 115.30% 14,481,519 26,130,308 50 156.18% 15,921,212 27,556,655 55 209.95% 17,368,085 29,168,341 60 272.36% 18,452,852 30,489,299 65 351.59% 19,641,886 32,076,758 70 450.81% 20,830,919 33,664,217 102

Tabel IV.7 menjelaskan bahwa apabila harga minyak sama dengan $50 per barrel maka IRRnya adalah 156.18%. Apabila terjadi kenaikan harga minyak sebesar $55,-, $60,-, atau $65,- maka IRR secara berurutan akan naik sebesar 209.95%, 272.36% dan 351.59%. Demikian juga sebaliknya, apabila harga minyak turun menjadi $45,-, $40,-, $35,-, IRR akan menjadi 115.3%, 82.46% dan 56.07%. Dari sisi NPV dan Net Cash Flow, perubahan terjadi sebagai berikut. Mengacu pada tabel (IV-5) dan (Gambar IV-2). Apabila harga minyak $50 per barrel, maka NPV dengan discount factor 12% yang didapat adalah $15,921,212,- dan Net Cash Flow sebesar $27,556,655,-. Apabila harga minyak naik $60 per barrel, maka NPV pada discount factor 12% akan naik menjadi $18.452.852,- dan Net Cash Flow naik menjadi $30,489,299,-, begitu juga jika harga minyak turun menjadi $40 per barel, NPV akan turun menjadi $12,720,456 dan Net Cash Flow menjadi turun menjadi $24,638,063,-. Proyek dengan harga minyak $25, discount factor 12% maka akan menyebabkan NPV menjadi negatif yang berarti proyek seharusnya tidak dijalankan lagi. Perubahan IRR, NPV dan Net Cash Flow yang terjadi karena perubahan harga akan ditampilkan pada gambar IV.1 dan IV.2. 103

GAMBAR IV.1 GRAFIK SENSTIVITAS IRR TERHADAP HARGA MINYAK Sensitivity to Crude Price 500% 450% 400% 350% 300% 250% 200% 150% 100% 50% 0% IRR 30 35 40 45 50 55 60 65 70 GAMBAR IV.2 GRAFIK SENSITIVITAS NPV DAN NET CASH FLOW TERHADAP PERUBAHAN HARGA MINYAK 40,000,000 35,000,000 30,000,000 25,000,000 20,000,000 15,000,000 10,000,000 5,000,000 ICP (US$) NCF NPV @12% 30 35 40 45 50 55 60 65 70 104

IV.6.1.2 Pengaruh Perubahan Jumlah Produksi Terhadap NPV, IRR dan Net Cash Flow TABEL IV.8 SENSITIVITAS IRR, NPV, NET CASH FLOW TERHADAP HASIL PRODUKSI ($) Production Sensitivity Table Prod IRR NPV @12% NCF 50% 10.64% (348,916) 4,594,659 60% 32.03% 5,018,072 13,767,391 70% 56.07% 10,385,060 22,940,123 80% 82.46% 12,720,456 24,638,063 90% 115.30% 14,481,519 26,130,308 100% 156.18% 15,921,212 27,556,655 110% 209.95% 17,368,085 29,168,341 120% 272.36% 18,452,852 30,489,299 130% 351.59% 19,641,886 32,076,758 140% 450.81% 20,830,919 33,664,217 150% 571.19% 22,019,953 35,251,676 Pada kapasitas produksi 100%, maka IRR ditetapkan pada 156.18%, jika kapasitas produksi naik menjadi 110% maka IRR naik menjdi 209.95%. Demikian juga jika kapasitas produksi turun menjadi 90%, maka IRR turun menjadi 115.30%. Pada kapasitas produksi 100%, maka NPV yang didapat sebesar $15,921,212,- dan NCF yang didapat sebesar $27,556,654,-. Jika produksi naik menjadi 110%, maka NPV akan naik menjadi sebesar $17,368,085,- dan NCF akan naik menjadi $29,168,341,- Jika produksi turun menjadi 80%, maka NPV turun menjadi $12,720,455,- dan NCF menjadi turun sebesar $24,638,062,-. Perusahaan akan merugi jika ternyata hasil produksi yang bisa dicapai hanya 50% saja dari yang diramalkan, karena NPV pada hasil itu sudah minus ($- 105

348,916,-). Grafik perubahan IRR, NPV dan Net Cash Flow akan ditampilkan pada gambar IV.3 dan gambar IV.4. GAMBAR IV.3 GRAFIK SENSITIVITAS IRR TERHADAP PERUBAHAN HASIL PRODUKSI 600.00% IRR Sensitivity to Production 500.00% 400.00% 300.00% 200.00% 100.00% 0.00% IRR 50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150% GAMBAR IV.4 GRAFIK SENSITIVITAS NPV DAN NET CASH FLOW TERHADAP PERUBAHAN HASIL PRODUKSI 40,000,000 35,000,000 30,000,000 25,000,000 20,000,000 15,000,000 10,000,000 5,000,000 (5,000,000) NPV @12% NCF 50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150% Production Performance 106

IV.6.1.3 Pengaruh Perubahan Biaya Investasi Proyek terhadap IRR, NPV dan Net Cash Flow TABEL IV.9 SENSITIVITAS IRR, NPV, NET CASH FLOW TERHADAP PERUBAHAN MODAL INVESTASI PROYEK Capital Investment Sensitivity ($) IRR NPV NCF 50% 187.77% 10,286,731 27,763,374 60% 180.89% 10,183,870 27,722,030 70% 174.31% 10,081,009 27,680,686 80% 168.00% 9,978,148 27,639,342 90% 161.95% 9,875,286 27,597,999 100% 156.18% 9,772,425 27,556,655 110% 150.66% 9,669,564 27,515,311 120% 145.38% 9,566,703 27,473,967 130% 140.35% 9,463,842 27,432,624 140% 135.54% 9,360,980 27,391,280 150% 130.96% 9,258,119 27,349,936 Jika investasi modal yang dianggarkan 100% sesuai dengan yang diramalkan ($3,500,000,-) maka IRR yang didapat sebesar 156.18%, NPV yang didapat sebesar $15,921,212,- dan Net Cash Flow sebesar $27,556,655,-. Jika modal yang diberi ternyata turun menjadi 90% dari yang diramalkan, maka IRR yang didapat naik menjadi 161.95%, NPV yang didapat naik menjadi sebesar $16,012,488,- dan Net Cash Flow naik menjadi $27,597,999,- bila modal ternyata naik menjadi 120%, maka IRR turun menjadi 145.38%, NPV turun menjadi $15,738,659.,- dan Net Cash Flow turun sebesar $27,473,967,-. Semakin sedikit modal yang digunakan, IRR, NPV dan Net Cash Flow akan semakin besar. Ini disebabkan karena semakin 107

besar modal yang digunakan akan mempengaruhi besar nilai uang keluar (Cash Out Flow). Jika uang yang keluar semakin besar, maka semakin kecil keuntungan Net Cash Flow yang didapat. Perubahan IRR, NPV dan Net Cash Flow akan ditampilkan pada gambar IV.5 dan IV.6 GAMBAR IV.5 GRAFIK SENSITIVITAS IRR TERHADAP PERUBAHAN MODAL INVESTASI Capital Cost Sensitivity 200.00% 180.00% 160.00% 140.00% 120.00% 100.00% 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% IRR 50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150% GAMBAR IV.6 GRAFIK SENSITIVITAS NPV DAN NET CASH FLOW TERHADAP PERUBAHAN MODAL INVESTASI 30,000,000 25,000,000 20,000,000 15,000,000 NPV & NCF Sensitivity 10,000,000 5,000,000 NPV@12% NCF 50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150% 108

IV.6.1.4 Pengaruh Perubahan Non Modal Investasi Proyek Terhadap IRR, NPV dan Net Cash Flow TABEL IV.10 SENSITIVITAS IRR, NPV, NET CASH FLOW TERHADAP PERUBAHAN NON MODAL INVESTASI Non Capital Investment Sensitivity ($) IRR NPV NCF 50% 495.43% 17,791,955 28,330,255 60% 385.29% 17,448,521 28,127,080 70% 303.44% 17,105,087 27,923,906 80% 240.05% 16,814,645 27,963,005 90% 192.00% 16,367,928 27,759,830 100% 156.18% 15,921,212 27,556,655 110% 129.36% 15,474,496 27,353,480 120% 109.39% 15,143,006 27,356,238 130% 92.63% 14,604,073 27,153,063 140% 79.50% 14,065,141 26,949,888 150% 69.07% 13,526,208 26,746,713 Sama seperti biaya modal proyek, semakin kecil non modal yang dikeluarkan semakin besar pula NPV dan Net Cash Flow yang didapat. Jika biaya non modal proyek yang dikeluarkan 100% tepat sesuai dengan rencana peramalan maka IRR yang didapat sebesar 156.18%, NPV pada 12% yang didapat sebesar $15,921,212,- dan Net Cash Flow yang diterima sebesar $27,556,655,-. Bila biaya non modal bertambah besar (140%) maka IRR yang didapat sebesar 79.50%, NPV menjadi $14,065,141,-, dan Net Cash Flow menjadi $26,949,888,-. Jika pada kenyataan non modal berkurang sebesar 70%, maka IRR menjadi sebesar 303.44%, NPV menjadi $17,448,521,- dan Net Cash 109

Flow menjadi $27,923,906,-. Perubahan IRR, NPV dan Net Cash Flow akan ditampilkan pada Gambar IV,7 dan IV-8. GAMBAR IV.7 GRAFIK SENSITIVITAS IRR TERHADAP PERUBAHAN NON MODAL INVESTASI IRR Non Capital Sensitivity 600.00% 500.00% 400.00% 300.00% 200.00% IRR 100.00% 0.00% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150% GAMBAR IV.8 GRAFIK SENSITIVITAS NPV DAN NET CASH FLOW TERHADAP PERUBAHAN NON MODAL INVESTASI NPV & NCF Sensitivity to Non Capital 30,000,000 25,000,000 20,000,000 15,000,000 10,000,000 5,000,000 NPV@12% NCF 50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150% 110

IV.6.2 Penilaian Penulis Dengan Sensitivitas Saat Discount Factor 24%, 36% dan 48% IV.6.2.1 Pengaruh Perubahan Harga Minyak Terhadap NPV, IRR dan Net Cash Flow. TABEL IV.11 SENSITIVITAS IRR, NPV, NET CASH FLOW TERHADAP HARGA MINYAK (ICP) ($) ICP Sensitivity Table ICP IRR NPV @24% NPV @36% NPV @48% NCF 30 32.03% 1,272,303 (422,587) (1,200,276) 13,767,391 35 56.07% 4,738,323 1,982,472 560,198 22,940,123 40 82.46% 6,847,616 3,730,062 1,980,465 24,638,063 45 115.30% 8,470,583 5,127,013 3,158,145 26,130,308 50 156.18% 9,772,425 6,259,348 4,130,132 27,556,655 55 209.95% 11,031,080 7,339,820 5,054,605 29,168,341 60 272.36% 11,953,545 8,133,784 5,742,425 30,489,299 65 351.59% 12,910,464 8,931,671 6,421,163 32,076,758 70 450.81% 13,867,383 9,729,558 7,099,901 33,664,217 Saat harga produksi sesuai dengan peramalan ($50), maka IRR yang dihasilkan sebesar 156.18%, dan NCF sebesar $27,556,655,-. NPV saat discount factor 24%, 36%, dan 48% berturut-turut sebesar $9,772,425,-, $6259,348,- dan $4,130,132,-. Jika ICP turun menjadi 30%, maka proyek dengan discount factor 36% dan 48% dinyatakan tidak layak, karena NPV sudah minus. Jika harga naik menjadi 60%, maka NPV dengan discount factor 24%, 36% dan 48% berturut-turut adalah $11,953,545, $8,133,784,- dan $5,742,425,- serta NCF sebesar $30,489,299,-. Dapat dilihat disini bahwa 111

semakin kecil discount factor, semakin besar NPV yang didapat. Semakin menurun harga minyak, semakin kecil NPV dan NCF. GAMBAR IV.9 GRAFIK SENSITIVITAS IRR TERHADAP PERUBAHAN HARGA MINYAK Sensitivity to Crude Price 500% 450% 400% 350% 300% 250% 200% 150% 100% 50% 0% IRR 30 35 40 45 50 55 60 65 70 GAMBAR IV.10 GRAFIK SENSITIVITAS NPV @ 24% DAN NCF TERHADAP PERUBAHAN HARGA MINYAK 40,000,000 35,000,000 NCF 30,000,000 25,000,000 20,000,000 15,000,000 10,000,000 NPV 5,000,000 30 35 40 45 50 55 60 65 70 112

GAMBAR IV.11 GRAFIK SENSITIVITAS NPV @ 36% DAN NCF TERHADAP PERUBAHAN HARGA MINYAK 40,000,000 35,000,000 30,000,000 NCF 25,000,000 20,000,000 15,000,000 10,000,000 NPV 5,000,000 (5,000,000) 30 35 40 45 50 55 60 65 70 GAMBAR IV.12 GRAFIK SENSITIVITAS NPV @ 48% DAN NCF TERHADAP PERUBAHAN HARGA MINYAK 40,000,000 35,000,000 30,000,000 NCF 25,000,000 20,000,000 15,000,000 10,000,000 5,000,000 NPV (5,000,000) 30 35 40 45 50 55 60 65 70 113

IV.6.2.2 Pengaruh Perubahan Hasil Produksi Terhadap NPV, IRR dan Net Cash Flow TABEL IV.12 SENSITIVITAS IRR, NPV, NET CASH FLOW TERHADAP HASIL PRODUKSI Production Sensitivity Table Prod IRR NPV @24% NPV @36% NPV @48% NCF 50% 10.64% (2,193,718) (2,827,646) (2,960,751) 4,594,659 60% 32.03% 1,272,303 (422,587) (1,200,276) 13,767,391 70% 56.07% 4,738,323 1,982,472 560,198 22,940,123 80% 82.46% 6,847,616 3,730,062 1,980,465 24,638,063 90% 115.30% 8,470,583 5,127,013 3,158,145 26,130,308 100% 156.18% 9,772,425 6,259,348 4,130,132 27,556,655 110% 209.95% 11,031,080 7,339,820 5,054,605 29,168,341 120% 272.36% 11,953,545 8,133,784 5,742,425 30,489,299 130% 351.59% 12,910,464 8,931,671 6,421,163 32,076,758 140% 450.81% 13,867,383 9,729,558 7,099,901 33,664,217 150% 571.19% 14,824,302 10,527,446 7,778,638 35,251,676 Saat kapasitas produksi sesuai dengan peramalan, maka IRR yang dihasilkan sebesar 156.18%, dan NCF sebesar $27,556,655,-. NPV saat discount factor 24%, 36%, dan 48% berturut-turut sebesar $9,772,425,-, $6259,348,- dan $4,130,132,-. Jika tingkat produksi turun menjadi 60%, maka NPV dengan discount factor 36% dan 48%, proyek sudah tidak layak lagi karena NPV sudah minus. Kerugian pada NPV dengan discount factor 24% baru akan dialami jika kapasitas produksi turun menjadi 50%. Jika tingkat produksi naik menjadi 110%, maka IRR akan naik sebesar 209,95%, NPV pada discount factor 24%, 46%, dan 48% secara berurutan sebesar $11,031,080,-, $7,339,820,-, dan $5,054,605,-. NCF yang dihasilkan $29,168,,341,-. Jika kapasitas produksi naik, maka IRR, NPV dan NCF naik. 114

GAMBAR IV.13 GRAFIK SENSITIVITAS IRR TERHADAP PERUBAHAN HASIL PRODUKSI 600.00% IRR Sensitivity to Production 500.00% 400.00% 300.00% 200.00% IRR 100.00% 0.00% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150% GAMBAR IV.14 GRAFIK SENSITIVITAS NPV @ 24% DAN NCF TERHADAP PERUBAHAN HASIL PRODUKSI 40,000,000 35,000,000 30,000,000 25,000,000 20,000,000 15,000,000 10,000,000 5,000,000 (5,000,000) 50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150% Production NCF NPV 115

GAMBAR IV.15 GRAFIK SENSITIVITAS NPV @ 36% DAN NCF TERHADAP PERUBAHAN HASIL PRODUKSI 40,000,000 35,000,000 30,000,000 25,000,000 20,000,000 15,000,000 10,000,000 5,000,000 (5,000,000) 50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150% Production NCF NPV GAMBAR IV.16 GRAFIK SENSITIVITAS NPV @ 48% DAN NCF TERHADAP PERUBAHAN HASIL PRODUKSI 40,000,000 35,000,000 NCF 30,000,000 25,000,000 20,000,000 15,000,000 10,000,000 5,000,000 NPV (5,000,000) 50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150% Production 116

IV.6.2.3 Pengaruh Perubahan Modal Investasi Proyek Terhadap NPV, IRR dan Net Cash Flow TABEL IV.13 SENSITIVITAS IRR, NPV, NET CASH FLOW TERHADAP MODAL INVESTASI PROYEK Capital Investment Sensitivity ($) IRR NPV @ 24% NPV @ 36% NPV @ 48% NCF 50% 187.77% 10,286,731 6,759,544 4,590,987 27,763,374 60% 180.89% 10,183,870 6,659,505 4,498,816 27,722,030 70% 174.31% 10,081,009 6,559,466 4,406,645 27,680,686 80% 168.00% 9,978,148 6,459,427 4,314,474 27,639,342 90% 161.95% 9,875,286 6,359,387 4,222,303 27,597,999 100% 156.18% 9,772,425 6,259,348 4,130,132 27,556,655 110% 150.66% 9,669,564 6,159,309 4,037,961 27,515,311 120% 145.38% 9,566,703 6,059,270 3,945,790 27,473,967 130% 140.35% 9,463,842 5,959,230 3,853,618 27,432,624 140% 135.54% 9,360,980 5,859,191 3,761,447 27,391,280 150% 130.96% 9,258,119 5,759,152 3,669,276 27,349,936 Saat modal investasi proyek sesuai dengan peramalan, maka IRR yang dihasilkan sebesar 156.18%, dan NCF sebesar $27,556,655,-. NPV saat discount factor 24%, 36%, dan 48% berturut-turut masih seperti sebelumnya yaitu sebesar $9,772,425,-, $6259,348,- dan $4,130,132,-. Jika terjadi kenaikan biaya modal proyek menjadi 130%, maka IRR sebesar 140.35%. NCF sebesar $27,432,624,-. Besar NPV Saat discount factor 24%, 36%, dan 48% berturutturut yaitu sebesar $9,463,842,-, $5,959,230,-, dan $3,853,618,-. Semakin besar modal investasi tersebut, semakin kecil IRR, NPV dan NCF. 117

GAMBAR IV.17 GRAFIK SENSITIVITAS IRR TERHADAP PERUBAHAN MODAL INVESTASI PROYEK Capital Investment Sensitivity 200.00% 180.00% 160.00% 140.00% 120.00% 100.00% 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% IRR 50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150% GAMBAR IV.18 GRAFIK SENSITIVITAS NPV @ 24% DAN NCF TERHADAP PERUBAHAN MODAL INVESTASI PROYEK NPV & NCF Sensitivity 30,000,000 25,000,000 NCF 20,000,000 15,000,000 10,000,000 5,000,000 NPV 50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150% 118

GAMBAR IV.19 GRAFIK SENSITIVITAS NPV @ 36% DAN NCF TERHADAP PERUBAHAN MODAL INVESTASI PROYEK NPV & NCF Sensitivity 30,000,000 25,000,000 NCF 20,000,000 15,000,000 10,000,000 5,000,000 NPV 50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150% GAMBAR IV.20 GRAFIK SENSITIVITAS NPV @ 48% DAN NCF TERHADAP PERUBAHAN MODAL INVESTASI PROYEK NPV & NCF Sensitivity 30,000,000 25,000,000 NCF 20,000,000 15,000,000 10,000,000 5,000,000 NPV 50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150% 119

IV.6.2.4 Pengaruh Perubahan Non Modal Investasi Proyek Terhadap NPV, IRR dan Net Cash Flow TABEL IV.14 SENSITIVITAS IRR, NPV, NET CASH FLOW TERHADAP BIAYA NON MODAL INVESTASI PROYEK Non Capital Investment Sensitivity IRR NPV @ 24% NPV @ 36% NPV @48% NCF 50% 495.43% 11,960,343 8,448,516 6,196,365 28,330,255 60% 385.29% 11,576,216 8,066,415 5,834,082 28,127,080 70% 303.44% 11,192,089 7,684,313 5,471,799 27,923,906 80% 240.05% 10,789,032 7,258,284 5,059,766 27,963,005 90% 192.00% 10,280,728 6,758,816 4,594,949 27,759,830 100% 156.18% 9,772,425 6,259,348 4,130,132 27,556,655 110% 129.36% 9,264,122 5,759,880 3,665,315 27,353,480 120% 109.39% 8,824,299 5,303,154 3,228,278 27,356,238 130% 92.63% 8,215,854 4,717,388 2,694,181 27,153,063 140% 79.50% 7,607,409 4,131,621 2,160,085 26,949,888 150% 69.07% 6,998,963 3,545,854 1,625,988 26,746,713 Saat non investasi modal proyek tercapai (100%) sesuai dengan peramalan, maka IRR yang dihasilkan sebesar 156.18%, dan NCF sebesar $27,556,655,-. NPV saat discount factor 24%, 36%, dan 48% berturut-turut masih seperti sebelumnya yaitu sebesar $9,772,425,-, $6259,348,- dan $4,130,132,-. Jika biaya ini mengalami kenaikan menjadi 130%, maka IRR yang dihasilkan adalah 92.63%. NPV saat discount factor 24%, 36%, dan 48% berturut-turut yaitu sebesar $8,215,854,-, $4,717,388,- dan $2,694,181,-. NCF sebesar $27,153,063,-. Jika harga turun ke 70%, maka IRR akan naik menjadi 303,44%. NPV saat discount factor 24%, 36%, dan 48% berturut-turut yaitu 120

sebesar $11,192,089,-, $7,684,313,- dan $5,471,799,-. Semakin kecil non modal investasi, semakin besar IRR, NPV dan NCF. GAMBAR IV.21 GRAFIK SENSITIVITAS IRR TERHADAP PERUBAHAN NON MODAL INVESTASI PROYEK 600.00% 500.00% 400.00% IRR Non Capital Sensitivity 300.00% 200.00% IRR 100.00% 0.00% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150% GAMBAR IV.22 GRAFIK SENSITIVITAS NPV @ 24% DAN NCF TERHADAP PERUBAHAN NON MODAL INVESTASI PROYEK NPV & NCF Sensitivity to Non Capital 30,000,000 25,000,000 NCF 20,000,000 15,000,000 10,000,000 5,000,000 NPV 50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150% 121

GAMBAR IV.23 GRAFIK SENSITIVITAS NPV @ 36% DAN NCF TERHADAP PERUBAHAN NON MODAL INVESTASI PROYEK NPV & NCF Sensitivity to Non Capital 30,000,000 25,000,000 NCF 20,000,000 15,000,000 10,000,000 5,000,000 50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150% NPV GAMBAR IV.24 GRAFIK SENSITIVITAS NPV @ 48% DAN NCF TERHADAP PERUBAHAN NON MODAL INVESTASI PROYEK NPV & NCF Sensitivity to Non Capital 30,000,000 25,000,000 NCF 20,000,000 15,000,000 10,000,000 5,000,000 50% 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140% 150% NPV 122