BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Field Tambun PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi Region Jawa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin bertambah pesat,

BAB I PENDAHULUAN. persaingan adalah yang mampu menggelola segala sumberdaya (resources)

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut merupakan kebutuhan yang esensial bagi keberlangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi arus globalisasi sumber daya manusia (sdm) memegang peranan yang sangat dominan dalam aktivitas atau kegiatan

BAB II PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I. tahun Sejak era itu, kegiatan eksploitasi minyak di Indonesia dimulai.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT TENTANG KETENTUAN- KETENTUAN POKOK BADAN USAHA MILIK DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

BAB I PENDAHULUAN. Minyak dan gas bumi merupakan salah satu sumber energi yang sangat dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT. PERTAMINA Persero

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan komoditas strategis yang mutlak dimiliki oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi, PT Pertamina (Persero) atau yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan oleh industri harus memenuhi standar kualitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia hanya akan terselenggara dengan efisien

BAB I PENDAHULUAN. akibat buatan manusia itu sendiri. Dalam abad modern ini, tanpa disadari manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja karyawan dalam suatu organisasi sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan di dunia yang memiliki wilayah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ini dikuasai oleh Negara dan diusahakan untuk kemakmuran rakyat

Teknik Industri Universitas Widyatama BAB I PENDAHULUAN

1. PENDAHULUAN. perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai beraneka ragam

BAB I PENDAHULUAN. sektor minyak dan gas bumi. Pengusahaan kekayaan alam ini secara konstitusional

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di segala bidang sampai saat ini masih terus dijalankan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang). Bahan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah PT. PERTAMINA (PERSERO) dari tahun per tahun

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia saat ini. Namun dengan kondisi sumur minyak dan gas

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, serta sistematika dalam hal penulisan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Objek Studi Profil PT. Chevron Pacific Indonesia

BAB III PROFIL PT PERTAMINA ( PERSERO ) MARKETING OPERATION REGION V. dari minyak dan gas. Namun saat itu, pengelolaan ladang-ladang minyak

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai maksud dan

FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dan tidak boleh disamakan dengan alat atau mesin pabrik, masing-masing dari

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Minyak dan Gas Bumi, industri migas terdiri dari usaha inti (core business)

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat terbatas

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak perusahaan yang terus mencoba menghasilkan produk yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. pihak. Hal itu mengakibatkan berbagai sarana-sarana pemenuhanya. Persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. masalah lingkungan dapat dipastikan akan menimbulkan gangguan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sangat luas. Manusia di dalam hidupnya harus berkomunikasi, karena

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, perkembangan perekonomian sangat pesat yang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Suatu organisasi yang menyelenggarakan aktivitas-aktivitas manajemen

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan.menurut Sarwono (2005) lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu organisasi yang didirikan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. Industri Hilir Migas merupakan penyediaan jasa/kegiatan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan salah satu unsur yang terpenting di dalam suatu organisasi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. surat keputusan Gubernur Militer Sumatra Tengah pada tanggal 9 November 1948

BAB I PENDAHULUAN. bergeraknya kegiatan bisnis yang dilakukan. Penunjang tersebut berguna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. PT Pertamina (Persero) merupakan salah satu perusahaan. besar di Indonesia dengan pemasokan paling besar kepada Negara.

BAB 1 Pendahuluan. merupakan pilar perekonomian baik di Indonesia maupun di negara lain di dunia.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ide mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau yang dikenal sebagai

I. PENDAHULUAN. Ketiga unsur tersebut saling berkaitan satu sama lain dan merupakan suatu kesatuan, serta

LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Obyek Studi Sejarah Balai Besar Logam dan Mesin

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut terjadi mulai dari perusahaan kecil, menengah atau

I. PENDAHULUAN. umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Chevron adalah perusahaan Energi asal Amerika Serikat terbesar ke 3

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dewasa ini, terutama pada sumber daya manusianya. Sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (SDM) merupakan sumber daya paling

BAB 3 ANALISA SISTEM BERJALAN

PENYELESAIAN SENGKETA PENGELOLAAN SUMUR TUA SECARA TRADISIONAL OLEH MASYARAKAT DI DESA WONOCOLO BOJONEGORO DITINJAU DARI ASPEK HUKUM

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi memiliki tenaga kerja yang bermotivasi dan berkinerja tinggi, serta

Tugas Akhir 1 BAB I PENDAHULUAN. Pertamina Hulu Energi, Offshore North West Java, Ltd (PHE ONWJ

PT. MIGAS HILIR JABAR Badan Usaha Milik Daerah - Jawa Barat COMPANY PROFILE

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2007 TENTANG KEGIATAN USAHA PANAS BUMI

BAB I PENDAHULUAN. Elpiji sebagai sumber energi yang merupakan salah satu produk dari kilang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi industri seperti sekarang ini, persaingan di bidang industri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1 Universitas Indonesia

reformasi ekonomi, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan maupun pemerintahan sangat memerlukan sebuah sistem dalam

BAB I 1. PENDAHULUAN. dan efektifitas kerja. Perkembangan teknologi internet, sebagai contoh,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum PT Pertamina Training and Consulting

Bab I PENDAHULUAN. investor untuk menempatkan investasinya. Migas merupakan komoditas energi utama

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat PT. Freeport Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kekayan negara yang dipisahkan, merupakan salah satu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. modern ini, Indonesia sudah banyak mengembangkan kegiatan pendirian unit -

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu titik kritis dan strategis dalam pengukuran adalah analisa beban

Gambar 3.1. Struktur Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menunjukan bahwa kinerja anggota organisasi secara bersama-sama

BBM dalam negeri. Proyek ini diharapkan akan beroperasi pada tahun 2009.

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu strategi Perusahaan dalam meningkatkan profit adalah dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Singkat Field Tambun PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi Region Jawa Pada awalnya PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP) Region Jawa terbagi atas beberapa Field yaitu Field Subang, Field Jatibarang, dan Field Cepu yang masing-masing dikepalai oleh seorang Manager. Pada tahun 2009 tepatnya tanggal 1 Oktober, Field Subang dipecah menjadi dua bagian karena daerah operasionalnya terlalu luas, akhirnya terbentuklah Field Tambun berdasarkan hasil keputusan Direksi dan para Pemegang Saham. Field Tambun ini membawahi beberapa daerah sebagai daerah operasionalnya yaitu Bekasi, Rengasdengklok dan Pondok Tengah. Kegiatan eksploitasi dan produksi minyak dan gas bumi yang dilaksanakan oleh PT. Pertamina EP Region Jawa Field Tambun meliputi wilayah kerja dua kabupaten, yaitu Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang. Fasilitas Produksi terdiri dari 3 Stasiun Pengumpul minyak dan gas, dan tiga Stasiun Booster Pump, yaitu: a. Stasiun Pengumpul Tambun b. Stasiun Pengumpul Pondok Tengah c. Stasiun Pengumpul Rengasdengklok d. Stasiun Booster Pump Tegalgede e. Stasiun Booster Pump Cilamaya f. Stasiun Booter Pump Cemara Selatan 1

Gambar 1.1 Peta Kegiatan Migas Field Tambun Sumber : PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun Dari wilayah kerja dua Kabupaten dibagi menjadi dua Distrik yaitu Distrik I meliputi sumur pompa Tambun dan sumur pompa Rengasdengklok, sedangkan sumur pompa Pondok Tengah masuk wilayah kerja Distrik II. Work Over peta orientasi ke enam fasilitas produksi Kegiatan Industri Minyak dan Gas Bumi Field Tambun dapat dilihat pada Gambar 1.1. 1.1.2 Visi dan Misi Perusahaan Visi dari PT. Pertamina adalah menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia. Sedangkan misi nya adalah menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara integrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat. 1.1.3 Unit Production Operation PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun Objek studi pada penelitian ini adalah tenaga outsourcing Unit Production Operation di PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun. Unit ini bertugas dalam mengoperasikan peralatan operasi, mengukur, menghitung hasil produksi, mengirim (memompakan) sumur-sumur produksi ke pusat penampungan produksi yang berada di Balongan, dan melakukan uji produksi di sumur-sumur produksi. Unit Production 2

Operation PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun terdiri dari : a. Production Operation Assistant Manager b. Tambun Production Senior Supervisor c. Tambun Well d. Condensate Plant e. Tambun Gathering Station f. Tambun Gas Compressor g. Tambun Power Plant Untuk membantu pekerjaan, di unit ini dipekerjakan tenaga outsourcing. Dalam Tabel 1.1 berikut disajikan jumlah tenaga outsourcing di Unit Production Operation. Tabel 1.1 Tenaga outsourcing di Unit Production Operation Nama Pekerjaan Tahun 2014 TBN B TBN C TBN F TBN U Juru II Adm Umum I CP Test Unit (U) Opr. I Booster Pump Pipe Checker I SP MPP TBN U Well Checker Opr. I Compressor Total 6 orang 3 orang 6 orang 4 orang 1 orang 3 orang 1 orang 11 orang 7 orang 11 orang 1 orang 2 orang 5 orang 61 orang 1.1.4 Struktur Organisasi Suatu organisasi bekerja berdasarkan struktur yang telah ditetapkan. Struktur organisasi mempunyai peran yang penting dalam melakukan pengendalian, kerena alur atau arah dari struktur organisasi tersebut menunjukkan kepada siapa orang atau 3

seseorang bertanggung jawab dalam pekerjaannya dan bagaimana peran yang dilaksanakan pada suatu posisi tetentu dalam suatu organisasi. Dalam struktur organisasi kita dapat melihat hubungan antara bagian-bagian atau departemen yang ada dalam perusahaan. Hubungan tersebut dapat berupa hubungan kedudukan, wewenang dan tanggung jawab. Di PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun, unit kerja yang menangani pengoperasian peralatan operasi, mengukur, menghitung hasil produksi, mengirim (memompakan) sumur-sumur produksi ke pusat penampungan produksi yang berada di Balongan, dan melakukan uji produksi di sumur-sumur produksi adalah Unit Production Operation. Dalam Gambar 1.2 pada halaman berikut disajikan struktur organisasi Unit Production Operation PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun. 4

Gambar 1.2 Struktur Organisasi Unit Production Operation PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun Asset 3 General Manager Tambun Field Manager Production Operation Assistance Manager Tambun Production Senior Supervisor Pondok Tengah Production Senior Supervisor Rengasdengklok Production Senior Supervisor Water Injection Plant Senior Supervisor Tambun Well Condensate Plant Tambun Gas Compressor Pondok Tengah Well Pondok Tengah Gas Compressor Rengasdengklok Well Water Injection Plant Tambun Gathering Station Tambun Powerplant Pondok Tengah Gathering Station Rengasdengklok Gathering Station Quality Assurance / Quality Control Analyst Sumber : PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun 5

1.2 Latar Belakang Penelitian Minyak dan gas bumi (migas) merupakan sumber daya alam strategis tidak terbarukan yang dikuasai oleh negara serta merupakan komoditas vital yang menguasai hajat hidup orang banyak. Selain itu migas memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional sehingga pengelolaannya harus dilakukan secara maksimal sehingga dapat memberikan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Untuk mendukung hal ini, pelaksanaan dan pengusahaan minyak dan gas bumi dikuasakan kepada negara dibawah pengelolaan PT. Pertamina. PT Pertamina (Persero) mengimplementasikan sistem yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. Kegiatan hulu meliputi eksplorasi dan produksi migas dan panas bumi sedangkan kegiatan hilir menangani proses pengolahan migas, distribusi dan pemasaran dari produkproduknya. Pemegang sektor hulu pengusahaan migas dan geothermal baik di dalam maupun luar negeri adalah PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi (PT. Pertamina EP). Sedangkan untuk sektor hulu Regional Jawa dikelola oleh PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun. Dalam menjalankan seluruh kegiatan hulu tersebut maka perlu didukung dengan sumber daya manusia yang berkualitas. Manusia merupakan salah satu unsur yang terpenting di dalam suatu perusahaan. Tanpa peran manusia meskipun berbagai faktor yang dibutuhkan itu telah tersedia, proses yang ada di dalam perusahaan tidak akan berjalan. Karena manusia merupakan penggerak dan penentu berhasil atau tidaknya suatu perusahaan. Oleh karena itu hendaknya perusahaan memberikan arahan yang positif demi tercapainya tujuan perusahaan. Selain itu, di era globalisasi saat ini, perusahaan dituntut untuk meningkatkan kinerja melalui pengelolaan organisasi secara efektif dan efisien. Salah satu upaya yang dilakukan perusahaan adalah dengan fokus menangani pekerjaan yang menjadi core business nya, sedangkan pekerjaan penunjang diserahkan kepada pihak lain. Proses kegiatan ini dikenal dengan istilah outsourcing. Dalam pengertian umum, menurut Eugene & Thomas (2001:1) outsourcing adalah kontrak dengan pihak lain (di luar perusahaan) terhadap fungsi, tugas atau layanan organisasi dalam rangka mengurangi beban proses, memperoleh keahlian teknis maupun penghematan biaya. Berdasarkan definsi tersebut dapat disimpulkan bahwa outsourcing adalah pendelegasian operasi atau pekerjaan yang bukan pekerjaan inti yang semula dilakukan secara internal kepada pihak eksternal yang memiliki spesialisasi untuk melakukan operasi tersebut. 6

Karyawan di PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun dikategorikan menjadi dua yaitu karyawan tetap dan karyawan outsourcing. Adapun jumlah karyawan PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun dapat dilihat pada Tabel 1.2 di bawah ini. Tabel 1.2 Jumlah karyawan PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun Karyawan PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun Karyawan Tetap Karyawan Outsourcing Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan 94 7 316 12 Total 101 Total 328 Di PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun, semua aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan operasi ditangani oleh Unit Production Operation. Untuk membantu pekerjaan di unit ini maka dipekerjakan tenaga outsourcing. Menurut Assisten Manager PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun Unit Production Operation, tenaga outsourcing sangat penting sehubungan dengan keterbatasan tenaga tetap untuk menjalankan proses operasi yang masih berjalan secara semi otomatis. Adapun tugas tenaga outsourcing di Unit Production Operation adalah mengoperasikan peralatan operasi, mengukur dan menghitung hasil produksi, mengirim (memompakan) sumursumur produksi dan melakukan uji produksi di sumur-sumur produksi. Dari tugastugas tersebut dapat disimpulkan bahwa pekerjaan yang dikerjakan oleh tenaga outsourcing termasuk pekerjaan yang bersifat kritis. Karena pentingnya pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga outsourcing PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun Unit Production Operation, maka dari itu menjadi faktor penting bagi perusahaan untuk mengkaji terkait dengan tenaga outsourcing di dalam perusahaan. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu perusahaan adalah kinerja karyawannya. Kinerja merupakan harapan perusahaan terhadap karyawan baik tetap maupun tenaga outsourcing karena dengan kinerja yang baik akan memberikan sumbangan yang optimal bagi perusahaan. Menurut Mangkunegara (2012:9) bahwa kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Berdasarkan hasil kinerja dilihat dari sisi kuantitas, menunjukkan kinerja PT. Pertamina Asset 3 7

Tambun masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian hasil produksi migas di PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun. Dalam Gambar 1.3 dan 1.4 disajikan hasil produksi migas di PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun untuk periode 2012-2013. Gambar 1.3 Produksi minyak mentah periode 2012-2013 Sumber : Operation Planning PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun 2013 Gambar 1.4 Produksi gas periode 2012-2013 Sumber : Operation Planning PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun 2013 Dari Gambar 1.3 dan 1.4, dapat dilihat bahwa secara kuantitas terjadi penurunan hasil produksi migas selama periode 2012-2013. Hal ini menunjukkan bahwa PT. 8

Pertamina EP Asset 3 Tambun tidak dapat mencapai target produksi yang ditetapkan sebelumnya. Hal ini terjadi mungkin bukan karena rendahnya kualitas SDM di PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun melainkan juga mungkin karena terus berkurangnya sumber minyak dan gas bumi di Field Tambun. Selanjutnya menurut Tambun Production Senior Supervisor, secara kualitas tenaga outsourcing di Unit Production Operation menunjukkan kinerja yang baik. Kinerja yang baik tersebut ditunjukkan dengan pekerjaan yang selalu dikerjakan sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh atasan dan tidak pernah terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh tenaga outsourcing saat melaksanakan tugas. Selain itu dengan sifat pekerjaan yang kritis, tenaga outsourcing mampu mengatasi permasalahan yang terjadi di lapangan dengan cepat dan tepat. Ada banyak faktor yang mempengaruhi baik atau tidaknya kinerja karyawan. Menurut Timple dalam Mangkunegara (2012:15), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal (disposisional) yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang dan faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan. Faktor lingkungan menjadi poin penting mengingat sebagian besar aktivitas kerja Unit Production Operation sangat dipengaruhi oleh lingkungan kerja. Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk diperhatikan. Selama melakukan pekerjaan, setiap karyawan akan berinteraksi dengan berbagai kondisi yang terdapat dalam lingkungan kerja. Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Sedarmayanti (2011:26) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non-fisik. Menurut Sedarmayanti (2011:26) lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Selanjutnya Sedarmayanti (2011:26) menyatakan bahwa lingkungan kerja fisik disebut juga lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna dan lain-lain. Menurut Tambun Production Senior Supervisor, lingkungan kerja fisik di PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun sudah memiliki standar tertentu. Standar yang 9

digunakan yaitu adanya pemberian batasan pada tingkat kebisingan, getaran (handarm vibration & whole body vibration), fume (uap las), radiasi optik pada sinar las, paparan bahaya khususnya pada Benzene, Toluene, Xylene (BTX), gas hydrocarbon dan H2S. Hal ini dilakukan agar tenaga kerja di PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun dapat bekerja secara optimal dan menjaga pekerja dari kecelakaan kerja. Sedangkan lingkungan kerja non-fisik menurut Sedarmayanti (2011:26) adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan. Lingkungan kerja non-fisik juga merupakan kelompok lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja dipengaruhi oleh lingkungan kerja non-fisik. Penelitian yang dilakukan oleh Arifin (2010) menunjukkan bahwa variabel lingkungan kerja non-fisik berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Harpindo Jaya di Kebumen. Berdasarkan wawancara dengan Tambun Production Senior Supervisor, lingkungan kerja nonfisik di PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun memiliki keunikan yang berbeda dengan lingkungan kerja non-fisik di perusahaan lain. Hal ini ditunjukkan dengan rasa kekeluargaan yang cukup kuat antar karyawan yang sudah menjadi budaya di PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun. Salah satunya ditunjukkan dengan tidak adanya gap antara karyawan tetap dengan tenaga outsourcing. Hubungan dan komunikasi tenaga outsourcing dengan karyawan tetap maupun dengan sesama tenaga outsourcing serta atasan terjalin dengan sangat baik. Hubungan baik yang dijalin pihak perusahaan tidak hanya terbatas pada hubungan dengan tenaga outsourcing saja melainkan juga hubungan dengan keluarga tenaga outsourcing. Salah satu cara mempererat hubungan antara tenaga outsourcing dengan perusahaan yaitu dengan membuat sebuah gatering yang melibatkan seluruh keluarga karyawan PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun maupun keluarga tenaga outsourcing. Selain itu, setiap event yang diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun selalu melibatkan seluruh karyawan, baik karyawan tetap maupun tenaga outsourcing. Hal ini sangat efektif untuk memperkuat hubungan antara karyawan baik karyawan tetap maupun tenaga outsourcing dengan perusahaan khususnya di Unit Production Operation. Selain itu, walaupun hanya sebagai tenaga outsourcing, perusahaan secara bergantian selalu memberikan perlatihan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan tenaga outsourcing. Turut menjadi perhatian, hingga saat ini tenaga outsourcing di PT. 10

Pertamina EP Asset 3 Tambun khususnya Unit Production Operation tidak pernah melakukan aksi demonstrasi maupun protes terhadap perusahaan. Maka dari itu lingkungan kerja non-fisik menjadi hal yang penting untuk diperhatikan karena mungkin memiliki pengaruh terhadap baik atau tidak nya kinerja tenaga outsourcing PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun Unit Production Operation. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis hanya melakukan penelitian terhadap lingkungan kerja non-fisik sedangkan untuk lingkungan kerja fisik tidak dilakukan penelitian dikarenakan PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun sudah melakukan standarisasi dalam setiap kegiatan kerja dan tempat kerja. Berdasarkan hal-hal tersebut maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Lingkungan Kerja Non-Fisik terhadap Kinerja Tenaga outsourcing PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi Asset 3 Tambun Unit Production Operation. 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang, maka didapat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Seberapa kondusif lingkungan kerja non-fisik tenaga outsourcing PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi Asset 3 Tambun Unit Production Operation? 2. Seberapa tinggi kinerja tenaga outsourcing PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi Asset 3 Tambun Unit Production Operation? 3. Bagaimana pengaruh lingkungan kerja non-fisik terhadap kinerja tenaga outsourcing PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi Asset 3 Tambun Unit Production Operation? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui seberapa kondusif lingkungan kerja-non fisik tenaga outsourcing PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi Asset 3 Tambun Unit Production Operation 11

2. Mengetahui seberapa tinggi kinerja tenaga outsourcing PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi Asset 3 Tambun Unit Production Operation. 3. Mengetahui bagaimana pengaruh lingkungan kerja non-fisik terhadap kinerja tenaga outsourcing PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi Asset 3 Tambun Unit Production Operation. 1.5 Kegunaan Penelitian Manfaat dan kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi para akademisi, penelitian ini dapat menyajikan informasi mengenai hubungan lingkungan kerja non-fisik terhadap peningkatan kinerja. 2. Bagi para peneliti, memberikan kontribusi terhadap pengembangan literatur penelitian peningkatan kinerja karyawan di Indonesia, khususnya tenaga outsourcing. 3. Bagi para praktisi, penelitian ini mempunyai implikasi sebagai bahan pertimbangan dalam memahami masalah lingkungan kerja non-fisik yang dapat mempengaruhi kinerja tenaga outsourcing. 1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir Penyusunan dan penulisan tesis ini disusun dengan sistematika yang telah ditentukan yaitu sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan secara singkat gambaran umum objek penelitian, perumusan masalah untuk mengungkapkan permasalahan objek yang diteliti, tujuan penelitian dan manfaat penelitian dilakukan, dan yang terakhir adalah sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dikemukakan dengan jelas, ringkas mengenai tinjauan pustaka yang memaparkan teori-teori yang telah diperoleh melalui studi pustaka dari berbagai literature yang berkaitan dengan masalah penelitian, yang selanjutnya digunakan dalam landasan pembahasan dan pemecahan masalah, serta berisi penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran. 12

BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menegaskan pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang hasil analisis data dan pembahasan yang diperoleh selama penelitian dilakukan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini memberikan kesimpulan dari hasil penelitian, pembahasan dan saran yang sebaiknya diterapkan oleh PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun Unit Production Operation. 13