Optimasi Rangkaian dan Material Kumparan pada Rangkaian Transfer Listrik Tanpa Kabel Terhadap Jarak Jangkauan Pengiriman Energi Listrik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sejarah dan Aplikasi Transfer Daya Nirkabel

BAB II LANDASAN TEORI. Resistansi atau tahanan didefinisikan sebagai pelawan arus yang

Pengaruh Dimensi Kumparan Terhadap Efisiensi Energi Pada Sistem Pengiriman Daya Listrik Tampa Kabel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Prinsip Kerja Sistem Pengiriman Transfer Daya Nirkabel

BAB III METODE PENELITIAN. blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Sistem Blok Diagram Penelitian

Dielektrika, ISSN Vol. 3, No. 2 : , Agustus 2016

BAB I PENDAHULUAN. magnet akan dihasilkan disekitar kumparan. Fenomena ini dikenal sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Power bank dengan spesifikasi : Panasonic QE-QL105 berkapasitas

BAB II LANDASAN TEORI

RESONANT INDUCTIVE COUPLING PADA WIRELESS TRANSFER ELECTRICITY

BAB I PENDAHULUAN. wireless adalah teknologi elektronika yang beroperasi tanpa kabel. Wireless

SILABUS PEMBELAJARAN

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-12 CAKUPAN MATERI 1. TRANSFORMATOR 2. TRANSMISI DAYA 3. ARUS EDDY DAN PANAS INDUKSI 4. GGL INDUKSI KARENA GERAK

PERANCANGAN DAN REALISASI LISTRIK WIRELESS MENGGUNAKAN RESONANT COUPLING MAGNETIC

TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1

LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN TRANSFER DAYA LISTRIK NIRKABEL BEBAN DC MENGGUNAKAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

Terobosan Baru Transmisi Energi Listrik Tanpa Kabel (Wireless Electricity Transfer)

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

Nama Mata Kuliah: Fisika Dasar II. Kode mata Kuliah : Fis 502. Status Mata Kuliah: Wajib

BAB II LANDASAN TEORI

RANCANG-BANGUN PIRANTI IDENTIFIKASI RADIASI ELEKTROMAGNETIK (KASUS DI SEKITAR BERKAS SINAR KATODA)

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

Induksi Elektromagnet

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA DAN RANCANG BANGUN RANGKAIAN PENERIMA PADA SISTEM TRANSFER DAYA LISTRIK TANPA KABEL SKRIPSI

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Aktivitas Pembelajaran

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

BAB IV ANALISA DAN PERFORMA PERANGKAT Efisiensi dan Evaluasi Kerugian daya

Transfer Daya Nirkabel dengan Kopling Induksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN

BAB III PERANCANGAN ALAT. tunjukkan pada blok diagram di bawah ini:

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

5.5. ARAH GGL INDUKSI; HUKUM LENZ

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Magnet Rudi Susanto 1

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK FREKUENSI TINGGI DAN GELOMBANG MIKRO

Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA

SENSOR GETARAN BERBASIS KOIL DATAR UNTUK DETEKSI DINI GEMPA di WILAYAH LOMBOK NUSA TENGGARAA BARAT

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK.

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam)

APLIKASI INDUKSI ELEKTROMAGNETIK SEBAGAI WIRELESS TRANSFER ENERGI LISTRIK UNTUK KIPAS ANGIN

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

Pemancar dan Penerima FM

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER

RANCANG BANGUN PROTOTIPE RANGKAIAN PENERIMA SISTEM DAYA TANPA KABEL

SNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Telah direalisasikan alat pendeteksi logam yang terbuat dari induktor

RANCANG BANGUN DAN ANALISA RANGKAIAN PROTOTYPE TRANSFER DAYA LISTRIK TANPA KABEL

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Fisika Dasar II. : Sutrisno, Saeful Karim, Endi Suhendi

KISI-KISI PENULISAN SOAL FISIKA SMA KELAS XII IPA ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA NEGERI 16 SURABAYA

Pemutaran Bidang Getar Gelombang Elektromagnetik

Rangkaian Arus Bolak- Balik dan Penerapannya

RANCANG BANGUN WIRELESS POWER TRANSFER (WPT) MENGGUNAKAN METODE MULTI - MAGNETIC RESONATOR COUPLING

INDUKSI EM DAN HUKUM FARADAY; RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK

Gambar 2.1 Proses Inductive Charger (Sumber:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERCOBAAN VIII TRANSDUSER UNTUK PENGUKURAN SUARA

INDUKSI EM DAN HUKUM FARADAY; RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 04 September 2015

Fisika EBTANAS Tahun 2001

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : S1 SISTEM KOMPUTER Semester : 1

Pilih satu jawaban yang paling benar dari dengan cara memberikan tanda silang (X) pada huruf di depan pilihan jawaban tersebut.

TRANSFORMATOR. Program Pendidikan Fisika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya, Tangerang 2014

TOPIK 9 ELEKTROMAGNETIK

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan

DAN RANGKAIAN AC A B A. Gambar 4.1 Berbagai bentuk isyarat penting pada sistem elektronika

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

Gambar 2.1. Kecenderungan posisi sebuah magnet

Medan Magnet di Sekitar Kawat Berarus

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

BAB III PERANCANGAN ALAT

1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar...

RANCANG BANGUN CHARGER HANDPHONE TANPA KABEL

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

BAB 8 HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk

ANALISIS DAN PERHITUNGAN CEPAT RAMBAT GELOMBANG ELEKTROMAGNET TERHADAP DAYA PADA SEBUAH TRANSMITER FM

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 3. KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETLatihan Soal 3.2

KUMPULAN SOAL FISIKA KELAS XII

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN FISIKA KURIKULUM 2013

KEMAGNETAN. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-8

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA DAN RANCANG BANGUN RANGKAIAN TRANSMITTER PADA TRANSFER DAYA LISTRIK TANPA KABEL SKRIPSI HELMY KAUTSAR

BAB II SALURAN TRANSMISI

Transkripsi:

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 2 (214), Hal. 5 9 ISSN : 27-824 Optimasi Rangkaian dan Material Kumparan pada Rangkaian Transfer Listrik Tanpa Kabel Terhadap Jarak Jangkauan Pengiriman Energi Listrik Pramushinta Arum Pynanjung 1), Boni Pahlanop Lapanporo 1), Irfana Diah Faryuni 1) 1) Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UniversitasTanjungpura Pontianak Email : arumshinta92@yahoo.com Abstrak Telah dilakukan pengujian material dan diameter kumparan pada rangkaian transfer listrik tanpa kabel dengan prinsip resonansi. Pengujian meliputi perancangan rangkaian dan pengujian nilai persentase amplitudo tegangan puncak ke puncak pada kumparan. Tegangan referensi yang diberikan pada rangkaian uji coba transfer listrik yaitu sebesar ± 7 Volt dan frekuensi yang diberikan oleh rangkaian osilator ± 1,5 MHz. Berdasarkan pengujian kumparan, kemudian dilakukan optimasi pada rangkaian transfer listrik dengan menggunakan kumparan tembaga berdiameter 2 cm. Kumparan pada rangkaian transmitter dibuat Center Tapped dengan jumlah lilitan sebanyak 24 lilitan dan kumparan reciever 12 lilitan. Rangkaian ini mampu menghidupkan sebuah lampu LED sejauh 5 cm dengan tegangan referensi yang diberikan sebesar ± 12 Volt dan frekuensi yang diberikan oleh rangkaian osilator ± 17,15 khz. Kata kunci : Optimasi, Resonansi, Kumparan, Transmitter, Receiver 1. Pendahuluan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat memberikan kemudahan bagi manusia dalam mealakukan aktivitasnya seharihari. Kemajuan teknologi saat ini lebih mengarah pada penggunaan teknologi tanpa kabel (wireless). Berdasarkan penelitian dari Prof. Marin Soljacic dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) bahwa proses transfer energi listrik dapat dilakukan dengan cara resonant coupling magnetic. Pada penelitian ini, dilakukan pengujian suatu kumparan dengan berbagai bahan dan diameter kumparan pada rangkaian transfer listrik tanpa kabel yang terdiri dari rangkaian transmitter sebagai rangkaian pengirim sinyal dan reciever sebagai rangkaian penerima sinyal terhadap jarak jangkauan. Setelah itu dilakukan optimasi rangkaian dan penggunaan kumparan yang sesuai sehingga dapat menghidupkan sebuah lampu LED pada jarak tertentu. Rangkaian transmitter yang dipergunakan merupakan rangkaian osilator sederhana yang berfungsi sebagai rangkaian pembangkit sinyal frekuensi dengan kumparan Transmitter Center Tapped. 2. LandasanTeori 2.1 Prinsip Resonansi Resonansi adalah suatu fenomena dimana apabila suatu obyek bergetar dengan suatu frekuensi tertentu, dapat mempengaruhi obyek lain dengan jarak tertentu yang memiliki frekuensi yang sama atau hampir sama sehingga obyek lain tersebut akan ikut bergetar dengan frekuensi yang sama (Vianto, 21). 2.2 Resonansi Elektromagnet Medan elektromagnet dapat digolongkan dalam medan listrik dan medan magnet. Medan magnet jauh lebih aman bila dibandingkan dengan medan listrik, oleh karena itu medan magnet menjadi pilihan yang paling tepat untuk digunakan sebagai media pengiriman energi jika dibandingkan dengan medan listrik dalam pemanfaatannya untuk perpindahan energi secara resonansi elektromagnet. Gelombang elektromagnetik memiliki dua komponen pokok, yaitu komponen elektrik dan komponen magnetik dapat dilihat pada Gambar 1 (Kautsar, 21). Gambar 1. Gelombang elektromagnetik (Kautsar, 21) Menurut Elachi dan Zyl (26), informasi yang diperoleh melalui gelombang elektromagnetik dapat terkodifikasi dalam frekuensi, intensitas atau polarisasi gelombang elektromagnetik tersebut. Radiasi elektromagnetik membawa energi dalam perjalanannya. Energi yang tertangkap oleh sensor 5

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 2 (214), Hal. 5 9 ISSN : 27-824 dipengaruhi oleh bentuk fisik obyek dan kondisi atmosferik (Mather, 24). 2. Rangkaian LC Elemen rangkaian yang menyimpan energi di dalam suatu medan magnetik adalah induktor sedangkan elemen rangkaian yang menyimpan energi dalam suatu medan listrik disebut kapasitor (Nahvi, 24). Rangkaian LC adalah salah satu rangkaian listrik yang biasa digunakan sebagai oscillator atau penghasil osilasi yang terdiri dari induktor (L) dan kapasitor (C). Rangkaian LC dapat digunakan untuk menghasilkan sumber arus bolak-balik atau sebagai pembangkit sinyal dari sebuah sumber DC (Vianto, 21). Untuk menganalisa frekuensi resonansi dapat dihasilkan dari suatu rangkaian LC sebagai berikut (Kautsar, 21): 1 f 2 LC (1) 2.4 Induktansi Sendiri Identifikasi Masalah Studi Literatur 1. Transfer daya listrik nirkabel 2. Syarat-syarat resonansi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Manfaat rangkaian transfer listrik nirkabel Pembuatan Rangkaian Uji Coba Transfer Listrik Nirkabel Pengambilan Data : Vpp dan Jarak Optimasi Rangkaian dan Material Kumparan pada Transfer Listrik Nirkabel Jarak 5 cm Tidak Ya Analisis Data Gambar 2. Kumparan 1 (kiri) menghasilkan perubahan fluks medan magnet yang ditangkap kumparan 2 (kanan), sehingga di kumparan 2 muncul arus listrik induksi (i 2 ) Jika sebuah kumparan dialiri arus listrik dan arus tersebut merupakan fungsi waktu, maka dihasilkanlah perubahan fluks medan magnet di dalam kumparan. Kumparan itu dinamakan kumparan pertama. Perubahan fluks medan magnet terjadi pula di kumparan lain yang berada di dekatnya. Kumparan lain itu disebut kumparan kedua. Perubahan fluks medan magnet di kumparan kedua disebabkan induksi oleh kumparan pertama, dan di kumparan kedua timbul ggl yang disebut ggl induksi (Bambang, 21).. Metodologi Rangkaian transfer daya listrik tanpa kabel yang diujicobakan menggunakan rangkaian osilator satu tingkat dengan kumparan Center Tapped pada transmitter. Adapun diagram alir proses penelitian dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Selesai Gambar. Diagram alir penelitian Berikut ini adalah rangkaian transfer listrik tanpa kabel yang diujicobakan : Gambar 4. Rangkaian transmitter Gambar 5. Rangkaian Reciever Kumparan terbuat dari bahan besi, tembaga dan alumunium yang berdiameter,, dan 2 cm. Setiap kumparan memiliki jumlah lilitan yang sama yaitu 6 lilitan dengan diameter kawat 2 mm. Kumparan dirangkaikan pada 6

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 2 (214), Hal. 5 9 Tx Rx 12 4. Hasil dan Diskusi 4.1 Pengujian Gelombang Sinus pada Rangkaian Pengujian gelombang sinus pada rangkaian transfer listrik tanpa kabel bertujuan untuk melihat gelombang keluaran yang dihasilkan pada rangkaian transmitter dan reciever. Adapun bentuk gelombang keluaran yang dihasilkan oleh rangkaian transmitter dan receiver dapat dilihat jelas pada Gambar 6. terhadap jarak jangkauan pada setiap kumparan. Pada sistem transfer listrik ini diberi tegangan referensi yang sama yaitu sebesar ± 7 Volt. Adapun hasil pengujian persentase amplitudo tegangan terhadap jarak jangkauan dapat dilihat pada gambar dibawah ini : 1 8 2 cm 6 4 2 1 2 4 5 Gambar 7. Grafik Persentase Transfer Tegangan Amplitudo terhadap Jarak pada Kumparan Tembaga 9 rangkaian transmitter dan receiver, kemudian rangkaian transmitter diberi tegangan masukan DC 7 volt dan frekuensi yang diberikan oleh rangkaian osilator ± 1,5 MHz. Osiloskop dipasang pada kedua ujung kumparan untuk menguji nilai persentase amplitudo tegangan (Vpp) yang dilakukan dengan cara mengatur jarak antara rangkaian transmitter dan reciever dari jarak 1,5 cm sampai 5 cm. Selanjutnya, material bahan dan diameter kumparan pada rangkaian divariasikan dan diujicobakan secara bergantian. Berdasarkan hasil pengujian material bahan dan diameter kumparan, rangkaian transfer listrik tanpa kabel dioptimasi agar dapat menghidupkan sebuah lampu LED pada jarak lebih dari 5 cm. ISSN : 27-824 8 7 6 5 2 cm 4 2 1 1 2 4 5 Berdasarkan Gambar 6, gelombang sinus dengan amplitudo yang lebih tinggi merupakan gelombang keluaran pada transmitter sedangkan amplitudo yang lebih rendah merupakan gelombang keluaran yang diterima oleh rangkaian reciever. Bentuk gelombang yang dihasilkan oleh reciever tergantung pada bentuk gelombang keluaran yang dihasilkan oleh transmitter. Gelombang yang dihasilkan pada rangkaian transmitter merupakan gelombang sinus walaupun pada salah puncak amplitudonya terjadi sedikit kecacatan. Namun, kecacatannya tidak terlalu berpengaruh signifikan pada pembacaan amplitudo tegangan. Gambar 8. Grafik Persentase Transfer Tegangan Amplitudo terhadap Jarak pada Kumparan Alumunium 5 Gambar 6. Gelombang Sinus pada Rangkaian 25 2 2 cm 15 1 5 1 2 4 5 4.2 Pengujian Persentase Amplitudo Tegangan pada Kumparan Transmitter dan Reciever Pengujian ini bertujuan untuk melihat perubahan nilai persentase amplitudo tegangan Gambar 9. Grafik Persentase Transfer Tegangan Amplitudo terhadap Jarak pada Kumparan Besi 7

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 2 (214), Hal. 5 9 ISSN : 27-824 Berdasarkan pengujian material bahan yang terlihat pada Gambar 7, 8, dan 9, didapat bahwa tembaga memiliki persentase amplitudo tegangan paling tinggi. Hal ini dipengaruhi nilai konduktivitas dimana konduktivitas merupakan ukuran dari kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik. Menurut Giancoli (1995), konduktivitas tembaga, alumunium dan besi masing-masing 5,95 x 1 7 S/m,,77 x 1 7 S/m dan 1, x 1 7 S/m. Nilai konduktivitas dipengaruhi oleh jumlah elektron bebas bahan tersebut. Ketika suatu logam diberi beda tegangan maka elektronelektron ini akan bergerak dari kutub positif ke kutub negatif. Elektron-elektron bebas ini yang akan membawa muatan listrik. Tembaga memiliki nilai konduktivitas lebih baik dibandingkan alumunium dan besi dikarenakan elektron bebas yang ada pada tembaga lebih banyak. Semakin besar diameter kumparan maka nilai induktansi kumparan semakin besar. Pada dasarnya induktansi merupakan elemen rangkaian yang menyimpan energi (Mahmood, 24). Kumparan yang memiliki konduktivitas yang baik dan nilai induktansi yang besar akan menghasilkan amplitudo tegangan yang besar. Maka, energi yang dapat ditransferkan pada kumparan di bagian transmitter akan semakin besar. Begitu pula pada kumparan di bagian reciever, energi yang dapat ditangkap juga semakin besar. Kumparan tembaga berdiameter 2 cm memiliki persentase amplitudo tegangan tertinggi sebesar 15,14%. Persentase amplitudo tegangan akan semakin menurun jika jarak antara rangkaian transmitter dan reciever semakin jauh. Hal ini dipengaruhi oleh peristiwa Free Path Loss yaitu pengurangan rapat daya dari gelombang elektromagnetik yang merambat melalui ruang. Nilai persentase amplitudo tegangan tertinggi pada sebagian kumparan, salah satunya kumparan tembaga berdiameter terletak pada jarak 5 cm. Hal ini dapat diakibatkan karena pergeseran frekuensi yang diberikan oleh osilator. Selain itu, faktor kualitas juga menentukan titik resonansi suatu sistem transfer listrik sehingga mempengaruhi selektifitas rangkaian. Selektifitas rangkaian merupakan kemampuan rangkaian untuk menapis satu frekuensi (f o ) dan membuang seluruh pita frekuensi yang berada di sebelah kiri dan kanan frekuensi tersebut. Oleh karena itu, semakin baik bahan dan semakin besar nilai induktansi kumparan yang digunakan, maka nilai faktor kualitas kumparan semakin besar. Pada dasarnya, antena dapat menyepadankan perangkat transmitter, yang dapat mengubah sifatsifat karakteristik gelombang elektromagnetik di saluran transmisi. Selain itu, antena berfungsi untuk mengarahkan energi sumber elektromagnetik ke arah tertentu atau mengarahkan dengan tepat arah transmitter dan receiver. Pengujian dilakukan pada arah horizontal transmitter dan receiver, sehingga didapatkan hubungan antara jarak jangkauan dan amplitudo tegangan yang diterima. Apabila terjadi pergeseran arah kumparan maka nilai amplitudo tegangan yang diterima juga akan berbeda. 4. Optimasi Rangkaian dan Kumparan pada Transfer Listrik Berdasarkan pengujian sebelumnya, kumparan tembaga berdiameter 2 cm dengan jumlah lilitan sebanyak 6 lilitan memiliki persentase amplitudo tegangan yang paling tinggi dibandingkan kumparan lainnya. Namun kumparan ini ternyata tidak dapat menghidupkan sebuah lampu LED pada jarak 5 cm. Alat transfer listrik ini hanya mampu menghidupkan sebuah lampu LED sejauh ± 12 cm jika diberi tegangan input sebesar ± 7 Volt dan dapat menghidupkan sebuah lampu LED sejauh ± 8 cm jika diberi tegangan input ± 25 Volt. Setelah dilakukan uji coba pada tegangan input ± 25 Volt, arus yang mengalir pada rangkaian melebihi kapasitas arus rangkaian yang dibuat sehingga dapat merusak transistor dan rangkaian mengalami kondisi terhubung singkat. Oleh karena itu, perlu dilakukan optimasi dengan membuat rangkaian transfer listrik tanpa kabel yang lebih baik dan penggunaan diameter kumparan yang lebih besar dengan bahan material tembaga. Adapun skema rangkaian transmitter dengan menggunakan kumparan Center Tapped dan rangkaian reciever setelah dioptimasikan dapat dilihat pada Gambar 1 dan 11. Gambar 1. Optimasi Rangkaian Transmitter Gambar 11. Optimasi Rangkaian Receiver Rangkaian transmitter ini menggunakan dua buah transistor tipe NPN yang diparalel dan bekerja saling bergantian sehingga disebut dengan rangkaian penguat push pull. Apabila salah satu 8

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 2 (214), Hal. 5 9 ISSN : 27-824 transistor aktif maka transistor yang lainnya tidak aktif. Rangkaian ini tidak mengonsumsi arus yang besar, sehingga ketika diberi tegangan yang lebih besar masih dapat bekerja dengan baik. Kumparan yang digunakan untuk rangkaian ini berdiameter 2 cm dengan jumlah lilitan sebanyak 24 lilitan yang dirangkai Center Tapped. Hal ini bertujuan agar energi listrik yang dapat ditransferkan ke rangkaian reciever lebih besar dari sebelumnya sehingga dapat menjangkau jarak yang lebih jauh. Begitu pula pada rangkaian receiver, dilakukan optimasi agar dapat menangkap energi listrik yang merambat melalui gelombang elektromagnetik lebih besar. Pada rangkaian reciever digunakan dioda jembatan atau dioda bridge agar didapatkan tegangan beban yang berbentuk gelombang penuh dan sudah disearahkan menjadi tegangan DC. Kumparan yang dipergunakan untuk rangkaian ini, berdiameter 2 cm dengan 12 lilitan. Rangkaian yang telah dioptimasi kemudian diujicobakan dari segi jarak untuk menghidupkan sebuah lampu LED. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil pengujian Rangkaian yang telah dioptimasi Jarak (cm) 4 5 6 7 V ref 5,6 8,8 12 15 19 I in (A),,6,1,15,21 V beban I beban,5,5,5,5,5 P in (W),168,528 1,2 1,2 2,25 P out (W),15,15,15,15,15 (%) 6,25 1,98,875,46,26 Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa rangkaian transfer listrik tanpa kabel ini dapat menghidupkan sebuah lampu LED melebihi jarak 5 cm. Daya keluaran dibuat tetap yaitu,15 W, dilihat dari terang sebuah lampu LED yang dapat hidup pada tegangan Volt dengan arus,5 A. Frekuensi yang diberikan oleh rangkaian osilator ini yaitu ± 17,15 khz. Jika menghidupkan sebuah lampu LED dengan daya keluaran yang sama pada jarak terdekat hanya membutuhkan daya masukan yang kecil sedangkan untuk menjangkau pada jarak yang jauh diperlukan daya masukan yang lebih besar. Pada sistem transfer listrik ini, walaupun sudah dapat menghidupkan sebuah lampu LED pada jarak lebih dari 5 cm tetapi memiliki kekurangannya yaitu efisiensi dari rangkaian transfer listrik ini masih rendah. Adapun gambar alat transfer listrik tanpa kabel yang sudah dioptimasi dapat ditunjukkan pada Gambar 12 : Gambar 12. Prototipe Transfer Listrik Nirkabel Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, terlepas dari ukuran bahan dan diameter kumparan rangkaian sistem transfer listrik dapat dimaksimalkan saat terjadinya resonansi. Pergeseran frekuensi di setiap titik dapat diminimalisir pada penelitian selanjutnya dengan menggunakan rangkaian osilator kristal. 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan material kawat dengan konduktivitas yang baik dan nilai induktansi yang besar dapat membuat jarak jangkauan dari transfer listrik tanpa kabel lebih jauh pada saat sistem beresonansi dengan baik. Sistem transfer listrik tanpa kabel dapat dioptimasi sehingga dapat menghidupkan sebuah lampu LED pada jarak 5 cm dengan menggunakan kumparan tembaga berdiameter 2 cm dengan tegangan referensi ± 12 Volt. Pustaka Elachi,C. and Jakob van Zyl, 26, Introduction to the Physics and Techniques of Remote Sensing, John Wiley & Sons, New Jersey Giancoli, Douglas C., (1995), Physics: Principles with Applications (4th ed ed.), London: Prentice Hall. ISBN -1-1215-2. J. Bambang Murdaka dan P. Tri Kuntoro, 21, Fisika Dasar Listrik-Magnet, Optika, Fisika Modern, Yogyakarta, C.V Andi Offset Kautsar, Helmy, 21, Analisa dan Rancang Bangun Rangkaian Transmitter pada Transfer Daya Listrik Tanpa Kabel, Skripsi, Departemen Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok Mather, P.M., 24, Computer Processing of Remotely-Sensed Images, Third Edition, John Wiley & Sons, New Jersey Nahvi, Mahmood, 24, Teori dan Soal-Soal Rangakaian Listrik. Edisi Keempat, Jakarta, PT. Erlangga Vianto, Nugroho D.R., 21, Analisa dan Rancang Bangun Rangkaian Penguat pada Sistem Transfer Daya Listrik Tanpa Kabel, Skripsi, Departemen Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok 9