Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume12, No. 1Februari2016

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan Gawat Darurat bisa terjadi kapan saja, siapa saja dan dimana saja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menentukan waktu tanggap di sebuah Rumah Sakit. Faktor-faktor tersebut

Oleh. Lila Fauzi, Anita Istiningtyas 1, Ika Subekti Wulandari 2. Abstrak

HUBUNGAN KEGAWATDARURATAN PASIEN DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT DI IGD RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Penanganan gawat darurat ada filosofinya yaitu Time Saving it s Live

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pencegahan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yaitu bertekad untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DAN PERAN PERAWAT SEBAGAI PELAKSANA DALAM PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan yang lambat proses pelayananya. kepada pelanggan maka semakin besar pula waktu kerja yang harus disediakan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESPONSE TIME PERAWAT PADA PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT DI IGD RSUP PROF. DR. R. D.

HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional. Rumah sakit sebagai salah satu sistem pelayanan, rehabilitasi medik, dan pelayanan perawatan.

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PENERAPAN TRIAGE OLEH PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. membangun sistem pemberian pelayanan yang efektif, termasuk kualitas pelayanan.

IGD RSUD CIBINONG MEMBERIKAN LAYANAN TRIASE SERDADU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, jumlah. korban meninggal , luka berat yang menderita luka ringan

BAB I PENDAHULUAN. adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

ANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

BAB I PENDAHULUAN. komitmen pembangunan kualitas masyarakat di Indonesia. Sejalan dengan

PENERAPAN RESPONSE TIME PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN KEGAWATDARURATAN PADA PASIEN KECELAKAAN DI IGD RSD BALUNG

BAB I PENDAHULUAN. 50% kematian disebabkan oleh cedera kepala dan kecelakaan kendaraan. selamat akan mengalami disabilitas permanen (Widiyanto, 2007).

HUBUNGAN RESPONSE TIME DENGAN KEPUASAN KELUARGA PASIEN GAWAT DARURAT PADA TRIASE MERAH DI IGD RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

BAB I PENDAHULUAN. York pada tanggal 30 Mei Pada tanggal 17 Agustus tahun yang sama,

PENGETAHUAN TENTANG PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN PADA SISWA ANGGOTA HIZBUL WATHAN DI SMA MUHAMMADIYAH GOMBONG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terabaikan oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan adanya keberpihakan dan perhatian pemerintah terhadap peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

Oleh : Rahayu Setyowati

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DPT-HB DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri No HK.02.02/MENKES/390/2014

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) Abstrak

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MODEL ASUHAN KEPERAWATAN METODE TIM DENGAN IMPLEMENTASINYA DI RUANG BEDAH FLAMBOYAN RSUD DR SOETOMO SURABAYA

RESPONSE TIME PERAWAT DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RESPONSE TIME NURSE IN EMERGENCY GENERAL INSTALLATION

KERANGKA ACUAN PENINGKATAN KERAMPILAN PENANGGULANGAN PENDERITA GAWAT DARURAT Bagi KARYAWAN PUSKESMAS KEBONSARI

Pengaruh Fasilitas Terhadap Motivasi Kerja Perawat Di Instalasi Rawat Inap BLUD RS Sekarwangi Kabupaten Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN. dengan kondisi akut yang membutuhkan pertolongan segera (Ashour et al,

WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN PASIEN TRAUMA DAN NON TRAUMA DI IGD RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

INTISARI. Kata Kunci : Kondisi Kerja, Beban Kerja, Tingkat Stres perawat.

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PENERAPAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL DI RUMAH BERSALIN NGUDI SARAS KARANGANYAR

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. melakukan upaya pelayanan kesehatan dasar atau kesehatan rujukan dan atau

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015

HUBUNGAN RESPONSE TIME PERAWAT DENGAN KEPUASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALANSI GAWAT DARURAT (IGD) RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN UNIVERSAL PRECAUTION INTISARI. Devi Permatasari*

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH SIKAP PERAWAT DALAM KETERLAMBATAN BERKAS REKAM MEDIS TERHADAP PENGISIAN REKAPITULASI LAPORAN PELAYANAN RL 3.1 RAWAT INAP DI RSU HERNA MEDAN

BASIC LIFE SUPPORT Emergency First Aid Course

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 2013

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract. Nailatul Fadhilah 1, Wirsma Arif Harahap 2, Yuniar Lestari 3

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pelayanan gawat darurat (emergency care) adalah bagian dari pelayanan

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

ANALISIS PERBEDAAN RESPONSE TIME PERAWAT TERHADAP PELAYANAN GAWAT DARURAT DI UNIT GAWAT DARURAT DI RSU GMIM PANCARAN KASIH DAN DI RSU TK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETERAMPILAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN TINDAKAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR

Jurnal Kesehatan Kartika 7

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Unit Gawat Darurat menurut Australlian College For Emergency Medicine

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014

PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN KEAMANAN PEMBERIAN TERAPI OBAT

BAB I PENDAHULUAN. terakhir ini diketahui bahwa terdapatnya kecendrungan masyarakat Indonesia

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN ADAPTASI PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN. Yulianto

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

BAB I PENDAHULUAN. kurang cepat atau kurang benar. Penderita cedera berat harus mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup lokal maupun internasional.

BEBAN KERJA OBYEKTIF TENAGA PERAWAT DI PELAYANAN RAWAT INAP RUMAH SAKIT OBJECTIVE WORKLOAD OF NURSES IN THE INPATIENT SERVICES AT THE HOSPITAL

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMINJAMAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI UNIT PENYIMPANAN RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2015 SUHERI PARULIAN GULTOM ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAMANYA WAKTU TANGGAP DALAM PELAYANAN GAWAT DARURAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD Dr SOEDIRMAN KEBUMEN Arif Mahrur 1 Isma Yuniar 2 Sarwono 3 1, 2, 3Jurusan Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong ABSTRAK Instalasi Gawat Darurat sebagai gerbang utama penanganan kasus gawat darirat di rumah sakit memegang peranan penting dalam upaya penyelamatan hidup pasien. Wide (2009) telah membuktikan secara jelas tentang pentingnya waktu tanggap (respon time). Waktu tanggap tergantung kepada kecepatan yang tersedia serta kualitas pemberian pertolongan untuk menyelamatkan nyawa atau mencegah cacat. Pelayanan pasien gawat darurat memegang peranan yang sangat penting berdasarkan kaidah time saving is live saving. Mekanisme waktu tanggap disamping menentukan keluasan rusaknya suatu organ juga dapat mengurangi beban pembiayaan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya waktu tanggap dalam pelayanan gawat darurat di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr Soedirman Kebumen Metode penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, dengan teknik pengambilan sampling total sampling, sejumlah 24 responden. Teknik analisis data menggunakan uji chi square. Sebagian perawat memiliki waktu tanggap tepat sebanyak 18 (75%). Uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara waktu tanggap dengan tingkat kegawatan (triase) dibuktikan dengan p=00801. Terdapat hubungan antara waktu tanggap dengan keterampilan perawat (p=0,007), dan terdapat hubungan antara waktu tangga dengan beban kerja (p=0,003) Waktu tanggap perawat dalam pelayanan gawat darurat di Instalasi Gawat Darurat di RSUD Dr Soedirman Kebumen rata-rata tepat. Tidak terdapat hubungan antara waktu tanggap dengan tingkat kegawatan dan terdapat hubungan antara waktu tanggap dengan keterampilan dan beban kerja perawatan Kata Kunci: waktu tanggap(respon time), tingkat kegawatan, keterampilan, beban kerja gawat darurat PENDAHULUAN Instalasi Gawat Darurat sebagai gerbang utama penanganan kasus gawat darurat di rumah sakit memegang peranan penting dalam upaya penyelamatan hidup pasien. Wide (2009) telah membuktikan secara jelas tentang pentingnya waktu tanggap (respon time) bahkan padapasien selain penderita penyakit jantung. Mekanisme waktu tanggap, disamping menentukan keluasan 36

rusaknya organ-organ dalam, juga dapat mengurangi beban pembiayaan. Kecepatan dan ketepatan pertolongan yang diberikan pada pasien yang datang ke instalasi gawat darurat memerlukan standar sesuai dengan waktu tanggap yang cepat dan penanganan yang tepat. Hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan sarana, prasarana, sumber daya manusia dan manajemen instalasi gawat darurat rumah sakit sesuai standar (Menkes, 2009) Waktu tanggap dikatakan tepat waktu dan tidak terlambat apabila waktu yang diperlukan tidak melebihi waktu rata-rata standar yang ada. Salah satu indikator keberasilan penanggulanagan medik penderita penderita gawat darurat adalah kecepatan memberikan pertolongan yang memadai kepada penderita gawat darurat baik pada keadaan sehari-hari atau sewaktu bencana. Keberhasilan waktu tanggap sangat tergantung kepada kecepatan kualitas pemberian pertolongan untuk menyelamatkan nyawa atau menvega cacat sejak ditempat kejadian, dalam perjalanan hingga pertolongan rumah sakit (Moewardi, 2003) Yoon et al (2003) mengemukakan faktor internal METODE PENELITIAN Desain penelitian ini adalah non eksperimental dengan desain deskriptif korelasional. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adala cross dan eksternal yang mempengaruhi keterlambatan penanganan waktu tanggap kasus gawat darurat antara lain karakteristik pasien (triase), keterampilan perawat dan beban kerja perawat. Hal ini bisa menjadi pertimbangan dalam menentukan konsep tentang waktu tanggap penanganan kasus di Instalasi Gawat Darurat di rumah sakit. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada tanggal 24 Februari 2015, didapatkan data jumlah pasien yang masuk Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr Soedirman selama Bulan Januari 2014-Bulan Januari 2015 adalah 33,911 pasien. Data tenaga perawat berjumlah 25 perawat pembagian tim diatur oleh kepala ruang Insalasi gawat darurat dengan pembagian sebagai berikut, tim bedah dan resusitasi 9 perawat, non bedah 7 perawat, tim observasi berjumlah 7 perawat dan perawat magang 2 orang. Waktu tanggap RSUD Dr Soedirman Kebumen lebih tunggi dari prinsip umum standar penanganan pasien di Instalasi Gawat Darurat yaitu 7 menit 16 detik dianggap perlu untuk melakukan penelitan terkait waktu tanggap. sectional. Responden dalam penelitian ini berjumlah 24 dan di ambbil dengan tehnik total sampling. Uji statistic yang digunakan adalah chi square 37

HASIL DAN BAHASAN Hubungan antara tingkat kegawatan (triase) dengan waktu tanggap di RSUD Dr Soedirman Kebumen Tabel 1 Hubungan antara tingkat kegawatan (triase) dengan waktu tanggap di RSUD Dr Soedirman Kebumen Variabel Waktu Tanggap Tingkat kegawatan (triase) Tidak tepat Tepat F % f % Hijau 1 4,2 5 20,8 Kuning 2 8,3 4 16,7 Merah 3 12,5 9 37,5 P value = 0,801 Berdasarkan tabulasi silang pada tabel di atas diketahui bahwa perawat dengan tindakan triase warna merah dan masuk kategori waktu taggap sebanyak 9 (37,5%) kemudian perawat dengan tindakan triase warna hijau dan masuk kategori waktu tanggap tepat sebanyak 5 (20,8%) dan perawat dengan tindakan triase warna kuning dan masuk kategori waktu tanggap tepat sebanyak 4 (16,7%). Hasil uji chi square menunjukkan p=0,801 (>0,05) sehingga Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan antara tingkat kegawatan (triase) dengan waktu tanggap di RSUD Dr Soedirman Kebumen Berdasarkan hasil penelitian di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr Soedirman Kebumen menunukkan tidak ada hubungan antara tingkat kegawatan (triase) dengan waktu tanggap (p=0,801). Kemungkinan hal tersebut disebabkan oleh tidak meratanya penyebaran tingkat kegawatan pasien dalam penelitian ini dimana lebih dari separuh jumlah pasien masuk ke dalam kategori gawat darurat (merah). Hal ini kemungkinan dikarenakan adanya perbedaan prinsip untuk penentuan kategori tingkat kegawatan pasien pada petugas tersebut. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fadhilah N (2013) dimana pasien yang memiliki tingkat kegawatan gawat tidak darurat (kuning) memiliki waktu tanggap yang tepat, sedangkan tingkat kegawatan gawat darurat (merah) waktu tanggap menjadi lebih lama. Sehingga, masih ada asumsi bahwa tingkat kegawatan tetap menjadi faktor yang berhubungan dengan waktu tanggap, walaupun hubungan tersebut tidak secara langsung teradi karena berbagai kondisi yang teradi di Instalasi Gawat Darurat Pada kasus kegawatdaruratan, perawat harus dapat mengatur alur pasien yang baik, terutama pada jumlah ruang yang terbatas, memprioritaskan pasien terutama untuk menekan jumlah morbiditas dan mortilitas, yang terakhir adalah pelabelan/ pengkategorian tingkat kegawatan. Pelayanan pasien gawat darurat adalah pelayanan 38

yang memerlukan pertolongan segera yaitu cepat, tepat, dan cermat untuk mencegah kematian dan kecacatan, atau pelayanan pasien gawat darurat memegang peranan yang sangat penting bahwa waktu adalah nyawa ( time saving is life safing). (Haryatun, 2008) Hubungan antara Keterampilan perawat dengan waktu tanggap di RSUD Dr Soedirman Kebumen Tabel 2 Hubungan antara Keterampilan perawat dengan waktu tanggap di RSUD Dr Soedirman Kebumen Waktu Tanggap Keterampilan Tidak tepat Tepat f % f % Cukup Terampil 5 20 4 16,7 Terampil 1 4,2 14 58,3 P value = 0,007 Berdasarkan tabulasi silang pada tabel di atas diketahui bahwa perawat dengan keterampilan kategori terampil dan masuk kategori waktu tanggap tepat sebanyak 14 (58,3%), sedangkan perawat dengan keterampilan kategori cukup terampil dan masuk kategori waktu tanggap tepat sebanyak 4(16,7%). Hasil uji memprioritaskan square menunukkan p=0007 (< 0,05) sehingga Ho ditolak yang keputusan berrti ada hubungan antara keterampilan perawat dengan waktu tanggap di RSUD Dr Soedirman Kebumen Berdasarkan hasil penelitian di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr Soedirman Kebumen menunukkan ada hubungan antara keterampilan perawat dengan waktu tanggap (p=0,007). Sesuai penelitian yang dilakukan oleh Istanto (2002) menyatakan ada hubungan antara keterampilan dalam pelaksanaan standar asuhan keperawatan dengan waktu tanggap di RSUD Ambarawa Menurut Oman (2008), di Instalasi Gawat Darurat keterampilan perawat sangat dibutuhkan terutama dalam pengambilan keputusan klinis dimana keterampilan sangat penting dalam penilaian awal perawat harus mampu perawatan pasien atas dasar pengambilan yang tepat, untuk mendukung hal tersebut dibutuhkan keterampilan dalam melakukan tindakan keperawatan Hasil penelitian ini menguatkan hasil penelitian Asih (2014) yang menyatakan ada pengaruh keterampilan kerja terhadap kinerja perawat sehingga menyarankan agar rumah sakit meningkatkan keakapan perawat dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan tugas keperawatan, sehingga diharapkan kinerja dapat meningkat secar optimal 39

Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan bagian keperawatan adalah keterampilan kerja. Skill atau keterampilan seorang perawat dapat dilihat saat perawat melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan SPO (Standar Prosedur Operasional) yang berlaku. Selain itu, keterampilan kerja perawat dapat dilihat dari pengujian kompetensi perawat. Tingkat kemampuan seseorang tidak bisa diketahui karena kemampuan berasal dari diri sendiri dalam bekerja diperlukan keterampilan, keuletan dan kemampuan berfikir yang luas. Setiap individu akan memiliki tingkat keterampilan kera menurut Hasibuan (2010) Keterampilan perawat sangat penting karena didalamnya merupakan ujung tombak utama dalam sebuah pelayanan khususnya dalam pelayanan gawat darurat. Dalam konteks pelayanan kegawatdaruratan, aspek asuhan keperawatan pada tahap pelaksanaan ini harus mengacu kepada doktrin dasar pelayanan gawat darurat yaitu time saving is live saving Hubungan antara beban kerja dengan waktu tanggap di RSUD Dr Soedirman Kebumen Tabel 3 Hubungan antara beban kerja dengan waktu tanggap di RSUD Dr Soedirman Kebumen Waktu tanggap Beban kerja Tidak tepat Tepat f % f % Ringan 1 4,2 15 62,5 Berat 5 20,8 3 12,5 P value =0,003 Berdasarkan tabulasi silang pada tabel 3 di atas diketahui bahwa perawat dengan beban kerja kategori ringan dan masuk kategori waktu tanggap tepat sebanyak 15 (62,5%) sedangkan perawat dengan beban kerja kategori berat dan masuk kategori waktu tanggap tepat sebantak 3 (12,5%). Hasil ui chi square menunjukkan p=0,003 (<0,05) sehingga Ho ditolak yang berarti ada hubungan antara beban kerja dengan waktu tanggap di RSUD Dr Soedirman Kebumen Faktor Paling berpengaruh tanggap dalam pelayanan gawat terhadap lamanya waktu darurat Tabel 4 Faktor Paling berpengaruh terhadap lamanya waktu tanggap dalam pelayanan gawat darurat Variabel B SE Wald df sig Exp-B Keterampi 2,667 1,468 3,326 1 0,068 14,538 lan Beban kerja -1,526 0,725 4,427 1 0,035 0,217 40

Dari hasil uji statistik multivariat pada tabel di atas dapat diketahui bahwa hanya beban kerja yang memiliki nilai p- value <0,05 maka perawat dengan beban kerja ringan 0217x lebih kecil masuk kategori waktu tepat dalam waktu tanggap dalam pelayanan gawat darurat. Sehingga perlu mengurangi beban kerja guna lebih meningkatkan ketanggapan perawat dalam pelayanan gawat darurat Berdasarkan hasil penelitian di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr Soedirman Kebumen menunukkan ada hubungan antara beban kerja dengan waktu tanggap p=0,003. Semakin ringan beban kerja perawat semakin cepat waktu tanggap perawat, dan semakin berat beban kerja perawat semakin lambat pula waktu tanggap perawat Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Widodo P (2007) yang menyatakan ada hubungan antara beban kera dengan waktu tanggap di Instalasi Gawat Darurat RSU Pandan Arang Boyolali. Beban kerja yang berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik fisik maupun mental dan reaksi-reaksi emosional seperti sakit kepala, gangguan pencernaan dan mudah marah sehingga waktu tanggap dalam pelayanan gawat darurat semakin kurang tepat Menurut penelitian Dian (2013) ada hubungan kelelahan diakibatkan beban kera dengan kinerja perawat sehingga perlunya sumber daya manusia berupa perawat untuk dapat meringankan beban kerja perawat. Menurut Hasibuan (2010) kinerja tidak hanya dilihat dari faktor keterampilan saja, banyak faktor lain yang mempengaruhi seperti halnya beban kerja yang terus meningkat. Beban kerja yang terus meningkat harus didukung oleh keadaan fisik seorang pekerja Menurut Irwandy (2007) beban kerja adalah frekuensi kegiatan rata-rata dari masing-masing pekerjaan dalam jangka waktu tertentu. Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental. Akibat beban kerja yang berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seorang perawat menderita gangguan atau penyakit akibat kerja. Beban kerja berkaitan erat dengan produktifitas tenaga kesehatan dimana 532% waktu yang benarbenar produktif yang digunakan untuk kegiatan penunjang Bertambahnya beban kera seseorang serta keadaan fisik yang kurang mendukung, perawat saat bekerja dapat merasakan kelelahan (Eralisa, 2009). Kelelahan kerja merupakan salah satu faktor penurunan kinerja yang dapat menambah tingkat kesalahan dalam bekera (Nurmianto, 2006). Kelelahan kerja yang tidak diatasi dapat menimbulkan berbagai kecelakaan dalam bekera. Sehingga dapat dipastikan suatu rumah sakit wajib mengetahui tingkat kinerja dan hal yang dapat menimbulkan permasalahan dalam bekerja yaitu antara lain kelelahan kera yang dialami secara umum pada karyawan, dan 41

salah satunya pada perawat Yoo et al (2003) mengemukakan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keterlambatan penanganan waktu tanggap kasus gawat darurat antara lain karakter pasien berdasarkan tingkat kegawatan (triase), keterampilan perawat dan beban kerja DAFTAR PUSTAKA Abidin, Z. M. 2011. Makalah tentang profesionalisme, diakses tanggal 25 februari 2015, http://www.masbid.com. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi VI, Rineka Cipta, Jakarta. Basoeki, A.P., Koeshartono, Rahardjo, E., & Wirjoatmodjo. 2008. Penanggulangan Penderita Gawatt Darurat Anestesiologi & Reanimasi. Surabaya: FK. Unair. Bertnus. 2009. Faktor Yang Mempengaruhi Keterampilan Seseorang Dalam Melakukan Sebuah Tindakan, diakses dari http://digilib.unimus.ac.id/ files/disk1/115/jtptunimus -gdl-taufikhida-5749-2- babii.pdf pada tanggal 13 maret 2015 Christian, P. 2008. Kertrampilan dalam Keperawatan Kamus Elektronik. Diakses tanggal 25 desember 2014, http://www.content.com. Depkes. RI. 2004. Rancangan pedoman pengembangan sistem jenjang karir profesional perawat. Jakarta Direktorat Keperawatan dan keteknisian Medik Dirjen Yan Med Depkes RI. Depkes. RI. 2005. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor : 836/MENKES/SK/2005 tentang Pedoman pengembangan menejemen kinerja perawat dan bidan. Jakarta : Depkes RI. Depkes. RI. 2005. Modul Pelatihan Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik Perawat/Bidan. Jakarta. Ferdinand, A. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Edisi 2. BP Universitas Dipenogoro. Semarang. Haryatun N, Sudaryanto A. 2008. Perbedaan waktu tanggap tindakan keperawatan 17 pasien cedera kepala kategori I-V di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. Moewardi. Berita Ilmu Keperawatan. 1(2):67-74 Hidayat, A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Edisi I. Jakarta : Salemba Medika. Krisanty, P, et al. 2009. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Trans Info Media. Maryuani. 2009 Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan, Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika 42

Oman, K, Koziol, J, Scheetz. 2008. Panduan Belajar Emergency. EGC. Jakarta. Reiter J. 2008. Emergency Cesarean Sections: When 30 Minutes is Not Fast Enough. BTLG Newsletter, page 2. 43