BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan kegiatan yang selalu dilakukan dalam kehidupan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di bidang seni, film merupakan suatu fenomena yang muncul secara

BAB I PENDAHULUAN. film merupakan media massa yang digemari oleh masyarakat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan sajian teknisnya kepada masyarakat umum. 3 Film adalah sebuah karya cipta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah menjadi bagian terpenting dalam pembuatan film

BAB 1 PENDAHULUAN. bertanggung jawab saat pra-produksi, produksi dan pasca produksi. dari siapapun, termasuk penulis naskah, sutradara atau produser.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

STIKOM SURABAYA BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Banyaknya masyarakat miskin di Indonesia menjadikan Indonesia negara

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk face to face maupun menggunakan alat (media). Media

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menonton film merupakan kegemaran hampir semua orang dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. mereka mempunyai pandangan tersendiri terhadap dunia luar.

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. terlibat secara emosional terhadap video yang akan di edit. 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. menyebutkan dalam bukunya yang berjudul Memahami Film bahwa, masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.

BAB I PENDAHULUAN. juga sudah mulai mengantisipasi perfilman animasi. Media periklanan

BAB 4 METODE PERANCANGAN Masalah yang akan dikomunikasikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Wawancara Berikut hasil ringkasan wawancara dengan Gotot Prakosa dan Wahyu Aditya yang dikutip dari wawancara yang dilakukan oleh Raissa Christie:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kasus kekerasan seksual, free sex,dan semacamnya. Dengan semakin

pendek ini. dengan total 7 pertanyaan dengan 6 pilihan dan 1 essay Berikut hasil survey :

BAB I PENDAHULUAN. seiring berjalannya perkembangan teknologi yang begitu pesat. efektif selain dari media cetak dan media elektronik lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. hidup, yang juga sering disebut movie atau sinema. Film adalah sarana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi baik

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan majunya teknologi komunikasi dan informasi yang ditandai. mungkin hingga mampu menembus ruang dan waktu.

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan video art adalah solusi logis yang lahir dari pensiasatan

ANALISIS PERSEPSI MAHASISWA SURYA UNIVERSITY TAHUN AJARAN 2013/2014 TERHADAP TAYANGAN FILM ANIMASI SPONGEBOB SQUAREPANTS

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya sebagai media hiburan saja melainkan sebagai media komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. transisi remaja dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Satu proses masa yang semua

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yang akhirnya semakin meningkat kebutuhan-kebutuhan hidup. meningkat seiring perkembangan zaman.

DIRECTOR OF PHOTOGRAPHY DALAM KARYA FILM DOKUMENTER RIDER BMX BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

LAMPIRAN. Q : Menurut Bapak, apa itu Animasi Pendek? Q : Menurut bapak, animasi pendek yang bagus itu seperti apa?

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menurut Soerjono Soekanto dalam bukunya Sosiologi: suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ismail dengan judul Lewat Djam Malam. Pada tahun 1950-an. film Indonesia bisa memasuki bioskop kelas 1 pada dekade 1950-an akhir.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas

ABSTRAK. : Antonime, Film Pendek, Film Pendek Bisu, Pantomime, Produser

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia saat ini, keberadaan televisi dengan fungsi dan karakteristiknya

II. METODOLOGI. A. Kerangka Berpikir Studi

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Era Kebebasan Berpikir

BAB I PENDAHULUAN. usia muda dengan teknik Continuity Editing sebagai upaya penyadaran pada

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB I PENDAHULUAN. bagian internal dari sistem tatanan kehidupan sosial manusia dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. olahraga dengan penggunaan teknik super slow motion berjudul ASA.

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya di takdirkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader, terutama

PENATAAN KAMERA DALAM FILM PENDEK HAN MATEE HAN CIT GADOEH

: Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi SMART?: SEBUAH TAFSIR SOLUSI IDIOT ATAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI

Modul ke: EDITING II EDITING LINIER DAN NON LINIER. Fakultas Ilmu Komunikasi. Bagus Rizki Novagyatna. Program Studi Broadcasting.

2015 KAJIAN VISUAL POSTER FILM DRAMA PENDIDIKAN SUTRADARA RIRI RIZA PRODUKSI MILES FILMS

BAB I PENDAHULUAN. Film bermula pada akhir abad ke-19 sebagai teknologi baru, yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan seni film mempunyai sisi kemajuan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. kepada yang menonton, dan juga merupakan bagian dari media massa.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. negeri. Akhir tahun 1990an dan awal 2000, pembuat-pembuat film dengan budget

05. MEMBUAT CERITA KOMIK. KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia banyak penduduknya yang mengalami gangguan jiwa, salah satu gangguan jiwa yang paling

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kini, film merupakan salah satu pilihan utama masyarakat untuk mencari

Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

BAB I PENDAHULUAN. medium yang lain seperti menyebarkan hiburan, menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai perkembangan seni

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan nilai-nilai dan penelitian normativ yang dibaurkan dengan berita dan

BAB I. Pendahuluan. Dunia perfilman pada zaman sekarang banyak mengalami inovasi dalam produksi

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah untuk dicerna. Televisi secara universal juga mampu untuk menjangkau audiens

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mempengaruhi kompleksitas sistem sosial budaya

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya bentuk komunikasi massa di era globalisasi ini, tidak lepas

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari

BAB II LANDASAN TEORI. menjadi acuan dibuatnya film drama yang berjudul Hidupku Impianku. Salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari banyaknya judul film yang muncul di bioskop bioskop di Indonesia saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN BERAKTUALISASI DIRI DAN KONFLIK PERAN DENGAN CITRA DIRI. Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PROSES. kameraman memegang kamera tanpa bantuan tripod saat on record.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kegiatan yang selalu dilakukan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, sebab melalui komunikasi seseorang dapat mempengaruhi dan merubah sikap orang lain, mengambil keputusan dan memilikidampak yang lain terhadap orang yang menerima informasi tersebut. Komunikasi memungkinkan suatu ide atau informasi tersebar, disetujui atau ditolak oleh orang. Hiburan saat ini menjadi sebuah kebutuhan primer bagi masyarakat untuk membangkitkan semangat dalam kehidupan. Bentuk dari sebuah hiburan yang ada di masyarakat dan bermanfaat adalah hiburan yang dapat menyegarkan kembali pikiran serta memberikan sebuah inspirasi ide kreatif. Film adalah salah satu bentuk hiburan yang banyak diminati masyarakat saat ini. Menonton film adalah kegemaran semua orang di seluruh penjuru dunia, dari anak - anak hingga orang dewasa, bahkan sampai lanjut usia dan berbagai kalangan pekerjaan. Film adalah salah satu bentuk hiburan yang banyak diminati masyarakat saat ini. Menonton film adalah kegemaran semua orang di seluruh penjuru dunia, dari anak - anak hingga orang dewasa, bahkan sampai lanjut usia dan berbagai kalangan pekerjaan. 1

2 Bentuk sebuah film beragam, seperti: action, petualangan, animasi, biografi, komedi, kejahatan (crime), dokumentasi, drama, keluarga, fantasi, film-noir, game show, sejarah, horror, musical, misteri, romantic, thriller, perang, dan western, slashe, eksploitasi sex, dan mockumentary. 1 Film merupakan salah satu hasil dari karya seni. Film cerita pendek adalah satu dari banyaknya jenis film yang telah ada. Film cerita pendek yaitu film yang biasanya berdurasi dibawah 60 menit. 2 Jenis film ini banyak dihasilkan oleh para mahasiswa jurusan film atau orang/kelompok yang menyukai dunia film dan ingin berlatih membuat film dengan baik. 3 Film pendek merupakan sub ragam dari jenis film. Namun perkembangan film pendek di indonesia kurang bisa diterima masyarakat. Padahal dalam film pendek nilai pesan moral lebih menonjol ketimbang film durasi panjang. Dalam dunia ini terdapat tiga jenis mahluk hidup, Manusia, hewan, dan juga tumbuhan. Perbedaan antara Manusia, hewan, dan juga tumbuhan adalah dari akal dan pikiran. Hewan dan tumbuhan tidak memiliki akal dan pikiran melainkan hanya nafsu. Dengan memiliki ketiga hal tersebut, manusia dihadapkan dengan urusan manusiawi yang rumit. Terkadang ada manusia yang mampu mengendalikan akal, pikiran dan nafsu.ada juga yang hanya mampu mengendalikan akal dan pikiran saja, tapi ada juga yang bahkan tidak mampu mengendalikan semuanya. Tapi dari ketiga hal tersebut yang Tuhan berikan 1 https://www.scribd.com/doc/244290257/43/iv-1-6-pendekatan-kreatif 2 Heru Efendi. Mari Membuat Film. Jakarta. Erlangga. 2009. 4 3 Ibid. 4

3 paling menonjol adalah hawa nafsu, karena kekuatan dari hawa nafsu ini lebih hebat dari akal dan pikiran. Manusia memang tempatnya ketidaksempurnaan, karena yang sempurna hanya milik Tuhan. Selalu kekurangan dan tidak pernah puas adalah sifat asli dari manusia. Seperti dikutip dari Ridertua.com bahwa manusia di bumi ini tidak bisa menolak 3 TA yaitu harta, tahta dan wanita (pria). 4 Harta merupakan hal yang paling pertama yang membuat manusia tidak pernah merasa puas dengan keberadaannya. Harta pada dasarnya bersifat netral, ia tidak memihak kepada siapapun. Namun terkadang harta menjadi sebuah barang yang dapat mempresentasikan orang. Ada yang hartanya berlimpah sehingga membuatnya menjadi sombong, dan angkuh. Dan ada juga yang kekurangan hartanya membuat mereka menjadi orang yang pandai bersyukur dan rendah hati. Begitulah konsep harta diciptakan, membuat seseorang lebih baik atau menjadi terlena karenanya. Umumnya semua orang ( baik pria ataupun wanita ) pasti tidak akan ada yang menolak jika dikasih sekarung emas. Manusia akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sebanyak banyaknya harta. Lalu ketika manusia sudah memiliki harta yang melimpah, manusia akan lupa darimana harta itu ia dapatkan. Manusia tidak pernah puas dengan harta karena memang harta berkuasa di dunia ini, dengan harta kita bisa memiliki apa yang kita inginkan di dunia ini. 4 3 TA yang memabukkan harta, tahta dan wanita ( 2013, 22 Januari ). Diakses pada tanggal 13 Januari 2015 dari http://ridertua.com/2011/01/22/3-ta-yang-memabukkan-harta-wanita-tahta.

4 Tahta adalah hal kedua yang membuat manusia tidak pernah puas akan kedudukanya sekarang. Tahta atau kedudukan merupakan sebuah pemberian amanah untuk menjalankan sesuatu yang sesuai dengan kemampuan. Dengan jabatan atau kedudukan yang tinggi berarti orang tersebut mampu mengemban amanah dengan baik. Namun seringkali orang yang berkedudukan tinggi sering lupa dengan apa yang harus ia jalankan semestinya. Dan bahkan ketika sudah tinggi kedudukanya bukan tidak mungkin ia ingin lebih tinggi lagi karena memang tahta yang membuat orang tidak pernah merasa puas akan hal tersebut. Wanita atau Pria adalah hal ketiga yang dapat menggoda manusia. Umumnya Pria lebih mudah jatuh cinta terhadap sosok wanita begitupun sebaliknya. Wanita biasanya dapat menarik perhatian pria dengan penampilan fisiknya saja tanpa harus perlu tau isi hatinya. Di dunia ini ada ratusan juta wanita dengan penampilan yang berbeda-beda sehingga kadang membuat seorang pria tidak pernah puas dengan wanita yang sudah dimilikinya.kadang seorang pria ingin wanita yang lebih cantik dari wanitanya saat ini. Sehingga dapat dikatakan wanita atau pria merupakan hal yang tidak akan pernah dapat terpuaskan. Karena Harta, Tahta, dan Wanita ataupun Pria merupakan hal-hal yang menjadikan manusia selalu ingin merasa lebih dalam memiliki ketiga hal tersebut dengan melakukan segala caranya meskipun dengan memperburuk kualitas kehidupanya sendiri. Dan seperti gambaran diatas penulis melihat bahwa sifat-sifat manusia seperti itu dapat dijadikan sebuah skripsi aplikatif.

5 Penulis ingin memfokuskan cerita terhadap manusia yang tidak pernah merasa puas terhadap apapun sebagai objeknya dan yang menjadi konfliknya adalah harta, tahta, dan wanita. Dan menggambarkan bagaimana manusia yang sedang diuji dengan ketiga hal tersebut apakah dapat memperbaiki atau justru memperburuk dirinya sendiri. Penulis ingin menuangkan hal itu dalam sebuah film eksperimental. Film eksperimental bukan merupakan hal yang baru di Indonesia. Banyak sineas-sineas asal Indonesia yang juga membuat film dalam genre ini. Film ini memang tidak langsung dapat dipahami ketika baru mengetahui atau melihatnya dan juga jarang ada festival-festival atau lomba-lomba dalam genre eksperimental. Karna Film Eksperimental adalah sebuah film yang tidak dibuat dengan kaidah-kaidah film yang lazim. 5 Tujuanya untuk mencari cara pengungkapan baru lewat film. Film eksperimental ini merupakan film yang lahir dari tradisi menonton TV dan dalam perkembangan lebih lanjut disebut sebagai video art. Berbeda dengan film biasa, film eksperimental atau video art merupakan penggabungan antara konsep waktu (waktu untuk visualisasi ditentukan sebelumnya oleh si pembuatfilm, jadi durasi tidak tergantung kepada hasil editan), konsep visual (visualisasi membebaskan apakah penonton tetap sebagai penonton atau penonton sebagai subjek yang diaktualisasikan untuk ditonton), digitalisasi, dan personalitas (efek-efek digital tertentu mutlak diperlukan untuk menunjang visualisasi serta setiap karya harus mencerminkan 5 Movie; about the content and genre : Endonesya 24 Januari. Diakses pada tanggal 2015, 13 Januari. http://cinemaholic.endonesa.net/movie-about-the-and-genre.html.

6 gaya dan kekuatan personal dari si pembuat tanpa memperdulikan pemahaman penonton), serta narasi film yang non linear (berbeda dengan narasi film tidak dapat dirasakan koherensi antar adegan). Penulis sangat tertarik membuat film eksperimental dan mengangkat keserakahan atau ketidakpuasan manusia terhadap 3 hal yaitu harta, tahta, dan wanita atau pria. Karena manusia terlahir dengan sfat tidak pernah puas dan khususnya terhadap ketiga hal itu namun terkadang manusia itu serng tidak mengetahui bahkan mengelak. Konsep tadi ingin di visualisasikan kedalam bentuk film eksperimental. Dalam sebuah produksi film terdapat unsur-unsur film yang antara lain adalah Produser, Sutradara,Scriptwritter, Director Of Photography, dan Editor. Director Of Photography atau penata gambar adalahseseorang yang bertanggung jawab terhadap proses perekaman atau pengambilan gambar di dalam proses pembuatan film. 6 Seorang DOP juga bertanggung jawab pada aspek kreatif penggunaan kamera dan melakukan pengawasan terhadap pencahayaan film dan sinematografi. DOP bekerja sama dengan sutradara dalam menentukan pencahayaan yang sesuai serta sudut pengambilan gambar kamera. 7 DOP tentu menginginkan shot yang banyak dalam film yang dibuat. Tiap shot membutuhkan penempatan 6 Joseph V. Mascelli.THE FIVE C S CINEMATOGRAPHY. Jakarta. FFTV IKJ. 2010. hal 3 7 Panca Javandalasta, 5 hari mahir bikin film. Jakarta: Mumtaz Media. 2011

7 kamera pada posisi yang paling baik bagi pandangan mata penonton, bagi tata set, dan action pada suatu saat tertentu dalam perjalanan cerita. 8 Human berasal dari bahasa latin humanis yang berarti manusia. Penulis memilih Human sebagai judul yang berarti Manusia. Karena dalam film ini nantinya merupakan beberapa penggambaran tentang beberapa sifat manusia yang kerap kali selalu merasa kurang puas terhadap segala hal. Pengambilan nama Human juga ditujukan agar judul film lebih mudah diingat karna singkat namun tetap mengandung arti. Dan melalui film Human ini penulis akan mengaplikasikan teknik-teknik kamera dan penyampaian pesan dan makna dari film tersebut dengan penggambaran melalui studi penataan dan pengambilan gambar dalam produksi film eksperimental Human yang akan dibahas berikutnya. 1.2. Permasalahan Dari zaman dahulu sampai zaman sekarang, kodrat manusia adalah mempunyai akal, pikiran dan hawa nafsu. Ketiga hal tersebut harus dimiliki dan dipakai dengan seimbang. Apabila ada salah satu yang lebih dominan, manusia akan jatuh ke dalam sesuatu yang negatif dan gelap. Hawa nafsu adalah sesuatu yang paling sulit manusia taklukkan dan biasanya hawa nafsu lah yang jadi kendala dari keseimbangan ketiga hal tersebut. Dari hawa nafsu inilah timbul rasa tidak pernah puas manusia terhadap apapun yang sudah manusia itu miliki. 8 Joseph V. Mascelli. Op.cit. hal 1

8 Menurut Freud, perilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga sub sistem dalam kepribadian manusia Id, Ego, dan Superego. Id adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan biologis manusia pusat instink (hawa nafsu). Id bergerakberdasarkan prinsip kesenangan (pleasure principle). Ego adalah mediator antara hasrat hewani dengan tuntunan rasional dan realistik. Sementara Superego menurut Freud adalah polisi kepribadian, mewakili yang ideal. Superego adalah hati nurani. 9 Hawa nafsu yang tidak bisa manusia kendalikan ada tiga yaitu harta, tahta dan wanita. Oleh sebab dari permasalahan diatas penulis ingin mengaplikasikanya lewat film eksperimental. Karena film eksperimental merupakan cara pengungkapan baru lewat film dan memang jalan ceritanya sangat sulit dimengerti akan tetapi memiliki penyampaian pesan yang lebih mendalam ketimbang jenis film lainya. Maka film ekperimental ini dijadikan salah satu pengungkapan baru sebuah permasalahan dengan kemasan yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya. 1.3. Tujuan Perancangan Di dalam sebuah perancangan produksi, pasti si pembuat mempunyai tujuan tertentu untuk dinikmati baik oleh dirinya sendiri maupun khalayak luas. 1. Mengaplikasikan apa yang telah didapat di perkuliahan kedalam sebuah bentuk karya. 9 Rakhmat, Jalalludin, Psikologi Komunikasi, Bandung, PT Remaja RosdaKarya : 2008. Hal. 18

9 2. Mengasah kreatifitas dalam membuat film eksperimental. 3. Mencoba berfikir out of the box dan mencoba menciptakan karya baru dalam industri perfilman. 4. Ingin menyampaikan pesan secara mendalam lewat film eksperimental ini. 5. Dapat mengungkap sebuah makna lewat simbol-simbol yang ada dalsam film eksperimental ini. 1.4.Alasan Pemilihan Judul Alasan pemilihan judul Human ini karena penulis ingin menggambarkan sifat asli dari seorang manusia yang buruk, yaitu tidak pernah puas dengan tiga hal yaitu harta, tahta dan wanita. Human itu sendiri juga berarti manusia. Meski di karya ini penulis tidak begitu banyak menggambarkan hal hal yang berbau harta, tahta dan wanita tapi itu akan digantikan dengan benda benda yang mewakili ketiga hal tersebut dan sifat manusia yang tidak pernah puas itu sendiri.

10 1.5. Manfaat Perancangan 1.5.1. Manfaat Akademis Secara akademis, penelitian ini membuka jalan serta memperkenalkan kembali film eksperimental yang sudah lama tidak dibuat ataupun dibuat hanya secara indie saja. Dalam dunia Broadcasting sendiri penelitian ini bisa menjadi contoh sebuah karya yang dibuat dengan kaidahkaidah yang tidak biasa digunakan dalam dunia Broadcasting namun tetap mampu memberikan sebuah pesan yang tersirat kepada penonton lewat film ini. 1.5.2. Manfaat Praktis Manfaat praktisnya dari film Human ini adalah sebagai berikut : 1. Menjelaskan apa itu film eksperimental itu sendiri kepada para sineas maupun masyarakat umum 2. Menyampaikan kepada generasi muda khususnya para sineas muda untuk selalu mengembangkan kreatifitas dalam membuat sebuah film dan juga untuk melestarikan film film buatan Indonesia terutama film eksperimental. 3. Mengajak untuk para sineas muda untuk membuat sesuatu yang jarang dibuat dan berpikir out of the boxdalam berkarya, khususnya berkarya lewat film.

11 1.5.3. Manfaat Sosial Secara sosial film ini dapat menyadarkan atau memberi pesan kepada khalayak untuk lebih tahu tentang film eksperimental dan tentang sifat manusia yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah dimiliki.