PENGARUH PEMBUATAN TERASERING PADA LERENG TERHADAP POTENSI LONGSOR Influence of terrace in slope to landslide

dokumen-dokumen yang mirip
PREDIKSI SUDUT GESEK INTERNAL TANAH BERDASARKAN SUDUT DILATASI PADA UJI GESER LANGSUNG

Pemodelan 3D Pada Stabilitas Lereng Dengan Perkuatan Tiang Menggunakan Metode Elemen Hingga

PENGARUH TINGGI GALIAN TERHADAP STABILITAS LERENG TANAH LUNAK ABSTRAK

Pengaruh Tension Crack (Tegangan Retak) pada Analisis Stabilitas Lereng menggunakan Metode Elemen Hingga

ANALISIS ANGKA KEAMANAN (SF) LERENG SUNGAI CIGEMBOL KARAWANG DENGAN PERKUATAN PILE DAN SHEET PILE SKRIPSI

ANALISIS STABILITAS LERENG BERTINGKAT DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

PERENCANAAN STABILITAS LERENG DENGAN SHEET PILE DAN PERKUATAN GEOGRID MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA. Erin Sebayang 1 dan Rudi Iskandar 2

Jurusan Teknik Sipil Itenas No.x Vol. Xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016

MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

ANALISIS ANGKA KEAMANAN (SF) LERENG SUNGAI CIGEMBOL KARAWANG DENGAN PERKUATAN SHEET PILE

DESAIN TERASERING PADA LERENG SUNGAI GAJAH PUTIH SURAKARTA

PENGGUNAAN SHEET PILE UNTUK PERKUATAN LERENG DI DESA TAMBAKMERANG KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN BRONJONG MENGGUNAKAN SOFTWARE GEOSLOPE DI DESA TAMBAKMERANG, GIRIMARTO, WONOGIRI

ANALISIS KESTABILAN LERENG METODE BISHOP/TRIANGLE (STUDI KASUS : KAWASAN MANADO BYPASS)

PENGARUH REMBESAN DAN KEMIRINGAN LERENG TERHADAP KERUNTUHAN LERENG

ANALISIS KESTABILAN LERENG GALIAN DALAM SEGMEN C PADA PROYEK JALAN SOROWAKO BAHODOPI SULAWESI Andri Hermawan NRP:

Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional 2

ANALISA KESTABILAN LERENG METODE LOWE-KARAFIATH (STUDI KASUS : GLORY HILL CITRALAND)

Gambar 1.1 Jalur tektonik di Indonesia (Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2015)

PENGARUH BEBAN DINAMIS DAN KADAR AIR TANAH TERHADAP STABILITAS LERENG PADA TANAH LEMPUNG BERPASIR

REKAYASA GEOTEKNIK DALAM DISAIN DAM TIMBUNAN TANAH

MEKANIKA TANAH (CIV -205)

ANALISIS STABILITAS LERENG TEBING SUNGAI GAJAHWONG DENGAN MEMANFAATKAN KURVA TAYLOR

ANALISIS PENANGGULANGAN KELONGSORAN TANAH PADA RUAS JALAN GUNUNG TUGEL PATIKRAJA BANYUMAS

STUDI EFEKTIFITAS TIANG PANCANG KELOMPOK MIRING PADA PERKUATAN TANAH LUNAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 3 TAHAPAN ZONASI DAERAH RAWAN LONGSOR DENGAN METODE SINMAP

Keywords: soil nailing, safety factor, Fellenius, benching. Jalan Ir.Sutami No.36A Surakarta Telp

BAB III LANDASAN TEORI

PROGRAM ANALISIS STABILITAS LERENG Slope Stability Analysis Program

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL

ANALISIS DEFORMASI VERTIKAL DAN HORISONTAL TANAH LUNAK DI BAWAH PILED-GEOGRID SUPPORTED EMBANKMENT

PERMODELAN TIMBUNAN PADA TANAH LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS. Rosmiyati A. Bella *) ABSTRACT

ANALISIS DINDING PENAHAN TANAH TIPE GRAVITASI PADA LERENG DI DESA SUMBERSARI, TIRTOMOYO, WONOGIRI

BAB 3 METODE PENELITIAN

STABILITAS LERENG (SLOPE STABILITY)

Analisis Konsolidasi dengan Menggunakan Metode Preloading dan Vertical Drain pada Areal Reklamasi Proyek Pengembangan Pelabuhan Belawan Tahap II

ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN ATAU TANPA PERKUATAN GEOTEXTILE DENGAN PERANGKAT LUNAK PLAXIS ABSTRAK

ANALISIS STABILITAS LERENG MENGGUNAKAN SOFWARE GEO STUDIO 2007 DENGAN VARIASI KEMIRINGAN (STUDI KASUS: BUKIT GANOMAN KAB KARANGANYAR)

ANALISIS PENGARUH KETINGGIAN TIMBUNAN TERHADAP KESTABILAN LERENG

PENGGUNAAN METODE INVERSE DISTANCE WEGHTING (IDW) UNTUK PEMBUATAN PETA TEMATIK PROPERTIES TANAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

STUDI PENGARUH TEBAL TANAH LUNAK DAN GEOMETRI TIMBUNAN TERHADAP STABILITAS TIMBUNAN

Analisis Stabilitas dan Penurunan pada Timbunan Mortar Busa Ringan Menggunakan Metode Elemen Hingga

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Stabilitas Lereng Menggunakan Cerucuk Kayu

STUDI PERKUATAN LERENG DENGAN SOFTWARE GEO SLOPE PADA TANAH LEMPUNG

REKAYASA LERENG STABIL DI KAWASAN TAMBANG TIMAH TERBUKA PEMALI, KABUPATEN BANGKA UTARA, KEPULAUAN BANGKA

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN SOIL NAILING MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER

Gambar 5.20 Bidang gelincir kritis dengan penambahan beban statis lereng keseluruhan Gambar 5.21 Bidang gelincir kritis dengan perubahan kadar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERHITUNGAN FAKTOR KEAMANAN DAN PEMODELAN LERENG SANITARY LANDFILL DENGAN FAKTOR KEAMANAN OPTIMUM DI KLAPANUNGGAL, BOGOR

TINJAUAN KEEFEKTIFAN SISTEM GEOSINTETIK DIANGKUR SEBAGAI METODA PERKUATAN LERENG MELALUI UJI LAPANGAN DAN UJI MODEL LABORATORIUM TESIS MAGISTER

Pengaruh Jenis Tanah Terhadap Kestabilan Struktur Embankment Di Daerah Reklamasi (Studi Kasus : Malalayang)

DAFTAR ISI. i ii iii iv

Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan tanah yang memiliki elevasi lebih tinggi dibandingkan tanah di

ANALISA DINDING PERKUATAN TANAH DENGAN GEOGRID MENGGUNAKAN METODE SATU BAJI (SINGLE WEDGE METHOD) DAN DUA BAJI (TWO PART WEDGE METHOD)

1. Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar 90245

TINJAUAN PUSTAKA Pola Keruntuhan Akibat Pondasi Dangkal di Tanah Datar

GEOTEKNIK TAMBANG DASAR DASAR ANALISIS GEOTEKNIK. September 2011 SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL (STTNAS) YOGYAKARTA.

ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN METODE JANBU (STUDI KASUS : KAWASAN CITRALAND)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

D3 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN BAB II DASAR TEORI

ANALISIS STABILITAS LERENG PADA JALAN REL SEPANCAR - GILAS STA 217 MENGGUNAKAN METODE IRISAN BISHOP DAN PERANGKAT LUNAK PLAXIS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH

Dedy Ardianto Fallo, Andre Primantyo Hendrawan, Evi Nur Cahya,

TOPIK BAHASAN 10 STABILITAS LERENG PERTEMUAN 21 23

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan material. DAS kodil bagian tengah terdiri dari Kecamatan Bener,

METODOLOGI. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian identifikasi dan penentuan faktor-faktor utama penyebab tanah

BAB 1 PENDAHULUAN I-1

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

PEMBUATAN GRAFIK DESAIN UNTUK LERENG TANAH LEMPUNG DENGAN METODE PERKUATAN SISTEM GEOSINTETIK DIANGKUR TUGAS AKHIR

Kelongsoran pada Bantaran Sungai Studi Kasus Bantaran Kali Ciliwung Wilayah Jakarta Selatan dan Timur

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016

PEMETAAN BAHAYA LONGSORAN BERDASARKAN KLASlFlKASl STATlSTlK PEUBAH TUNGGAL MENGGUNAKAN SIG: STUD1 KASUS DAERAH CIAWI-PUNCAK-PACET, JAWA-BARAT

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penambangan batu bara dengan luas tanah sebesar hektar. Penelitian ini

Indonesia Indonesia

DAFTARISI. i LEMBAR PENGESAHAN, " '" '" " DAFTAR GAMBAR." " '" '",, ljmum ",, 1.4 Batasan Masalah... BAB IT TINJAUAN PUSTAKA '", '",

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN SOIL NAILING MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER

TINGKAT KERAWANAN LONGSORLAHAN DENGAN METODE WEIGHT OF EVIDENCE DI SUB DAS SECANG KABUPATEN KULONPROGO. Aji Bangkit Subekti

Studi Kestabilan Lereng Menggunakan Metode Rock Mass Rating (RMR) pada Lereng Bekas Penambangan di Kecamatan Lhoong, Aceh Besar

Analisis Stabilitas Pada Tanah Timbunan Dengan Perkuatan Geotekstil Dikombinasikan Dengan Dinding Penahan Tanah Di Ruas Jalan Tol Cisumdawu

DAFTAR ISI. RINGKASAN... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODE KAJIAN

PEMETAAN DAERAH RAWAN LONGSOR KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA

PENGARUH BIDANG DISKONTINU TERHADAP KESTABILAN LERENG TAMBANG STUDI KASUS LERENG PB9S4 TAMBANG TERBUKA GRASBERG

BAB III PERHITUNGAN DAN VALIDASI SERTA ANALISIS HASIL SIMULASI

ANALISIS STABILITAS KONSTRUKSI SHEET PILE AKIBAT PEKERJAAN GALIAN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA. (Studi Kasus : Normalisasi Kali Item Jakarta)

MEKANIKA TANAH KRITERIA KERUNTUHAN MOHR - COULOMB. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN TERASERING DI DESA SENDANGMULYO, TIRTOMOYO, WONOGIRI

BAB IV KRITERIA DESAIN

Analisa Kestabilan Lereng Metode Spencer

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN TERASERING DAN PERKUATAN BRONJONG DI DESA SENDANGMULYO, TIRTOMOYO, WONOGIRI

ANALISIS TINGGI MUKA AIR PADA PERKUATAN TANAH DAS NIMANGA

ANALISIS DAERAH RAWAN BENCANA TANAH LONGSOR BERDASARKAN ZONA WATER CONTENT DI DESA OLAK ALEN KECAMATAN SELOREJO, BLITAR

ANALISIS POTENSI LONGSOR PADA LERENG GALIAN PENAMBANGAN TIMAH (Studi Kasus Area Penambangan Timah Di Jelitik, Kabupaten Bangka)

Transkripsi:

PENGARUH PEMUATAN TERASERING PADA LERENG TERHADAP POTENSI LONGSOR Influence of terrace in slope to landslide Sumiyanto #1, A.Adhe Noor PSH #2 sumiyanto@unsoed.ac.id adhe.noor@unsoed.ac.id Prodi Teknik Sipil Jurusan Teknik Universitas Jenderal Soedirman Abstract Indonesia is one country with the population growth rate is large. This condition will require the opening of new land for settlement. Limited land sometimes requires people to open new land on the slope areas. Opening of new land on the slopes will use the method of cutting the slope to get flat land (terrace). Cutting this slope would result in increased potential for landslides due to slope stability menurunya. Evaluation needs to be done at the opening of new land on the slopes, where the slope should remain stable after the porch is made. This research was conducted to evaluate the maximum terrace width was in stable condition. The model used in this study is a plane strain by the count to element method. The main purpose of this research is to obtain the maximum terrace width formula on a slope. Dilalukan analysis on three ).), cohesion, (c) and angle of internal friction (variables, namely slope ( Variations to the variable angle between 3o - 55o intervals 5o, 5 kn/m2 cohesion between - 25 kn/m2 with intervals 5 kn/m2, and internal friction angle between 2o - 45o intervals 5o. Maximum terrace width count conducted for each combination of these variables. Formulation of the maximum terrace width is done by multiple linear regression methods, linear nin and a combination of both. Determining the best formula is based on the value of the correlation koofisien. Results formulations have two formulas is the formula for the maximum slope of the natural slope and a maximum width of the terrace on a slope. Keyword slope, landslide, terrace PENDAHULUAN Jumlah penduduk Indonesia yang besar yaitu sekitar 23 juta pada tahun 29 dengan tingkat pertumbuhan 1,23% (Anomim, 29) menuntut pembukaan lahan baru untuk pemukiman. Keterbasan lahan datar dan kemampuan ekonomi menyebabkan penduduk terpaksa membuka lahan baru pada kawasan pegunungan. Hal ini akan menimbulkan bahaya tanah longsor, seperti yang pernah terjadi di Desa Sijeruk Kecamatan anjarmangu Kabupaten anjarnegara pada tanggal 3 Januari 26 menelan 76 korban jiwa (Anonim, 26), longsor di Desa Lodoksari Tawangmangu pada tanggal 26 Desember 27 menelan korban 34 jiwa (lontypix, 27), longsor di Desa Jatisaba Cilongok Kabupaten anyumas pada tanggal 11 November 28 yang melelan 1 korban jiwa (Kompas, 28). erdasarkan data dari Harian Sinar Harapan (28), akibat bencana tanah longsor pada tahun 27 tercatat 312 korban meninggal dunia dan pada tahun 28 sebanyak 88 jiwa. Lereng pada kondisi alamiahnya biasanya pada kondisi stabil, namun perubahan oleh manusia akan menurunkan stabilitasnya. Pembukaan lahan baru pada lereng pegunungan dilakukan dengan memotong lereng. Hal ini dilakukan untuk membuat teras-teras datar yang sering disebut terasering. Pemotongan lereng untuk membuat teras akan menurunkan stabilitas lerengnya, yang tentunya semakin lebar teras yang dibuat, stabilitas lereng akan semakin kecil. Kajian terhadap lebar teras yang memungkinkan dibuat pada suatu lereng perlu dilakukan sehingga masih pada kondisi stabil. erdasarkan latar belakang dan rumusan permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk menentukan lebar terasering maksimum yang masih aman terhadap bahaya longsor, pada berbagai kondisi lereng. Hasil penelitian ini tentunya akan memberikan manfaat terhadap pencegahan bahaya longsor. TINJAUAN PUSTAKA Stabilitas lereng ditentukan oleh kapasitas geser pada bidang geser (bidang longsor). Jika kapasitas geser terlapui oleh beban geser dari masa tanah di atas bidang geser maka longsor akan terjadi. Dalam mekanika tanah, kapasitas gesernya ditentukan oleh parameter kohesi (c) dan sudut gesek internal tanah (). Formulasi nilai menurut Mohr-Coloumb (Hardiyatmo, 22) disajikan dalam Persamaan 1. c...(1) dengan, = tegangan geser (kn/m2), c = kohesi tanah (kn/m2), = sudut gesek internal tanah (o) Keruntuhan lereng terjadi akibat kapasitas geser pada bidang geser terlampui oleh tegangan geser akibat beban tanah di atasnya. Hal ini dapat terjadi akibat hilangnya penopang pada kaki lereng, bertambahnya beban di atas lereng, berkurangnya kapasitas geser Dinamika Rekayasa Vol. 6 No. 2 Agustus 21 ISSN 1858-375

Dinamika Rekayasa Vol. 6 No. 2 Agustus 21 ISSN 1858-375 tanah, dan perubahan muka air tanah Vierhoef (1989). Pemotongan lereng untuk terasering akan mengurangi beban pada lereng, namun akan terbentuk bagian lereng yang tegak sehingga stabilitas lereng pada bagian tersebut akan berkurang. Analisis stabilitas lereng awalnya dikembangkan dengan menganggap bidang longsor berupa bidang planar. Metode analisis ini cukup sederhana, namun mempunyai kelemahan karena di lapangan bentuk bidang longsor adalah lengkung. Analisis pendekatan bentuk bidang longsor lengkung lebih baik dari pada planar, namun hitunganya sangat komplek dan memerlukan iterasi dalam menentukan bidang longsornya. Salah satu metode analisis stabiltas lereng dengan asumsi bidang longsor lengkung telah dikembangkan oleh Taylor pada tahun 1948 dengan menggunakan grafik seperti pada Gambar 1 (Hardiyatmo, 22). (plane strain). Analisis stabilitas lereng dilakukan pada dengan terasering pada berbagai kondisi lereng, yaitu dengan variasi kemiringan lereng, kondisi tanah (nilai c dan ), dan lebar teras. Hitungan dilakukan dengan metode elemen hingga (FEM), menggunakan software Plaxis versi 7.2. Lereng alam disederhanakan dalam model dua dimensi (plane strain). Model dibuat untuk menggambarkan lereng setinggi 3 meter, dengan kemiringan lereng () dibuat bervariasi antara 3o sampai 7 o, dengan variasi = 3 o, 35 o, 4 o, 45 o, 5 o, 55 o, 6 o, 65 o dan 7 o. Lereng alamiah dipotong untuk membuat teras secara bertahap dengan tahapan pemotongan selebar,5 meter sampai terjadi longsor Gambar 2. Gambar 2 Skema tahapan pemotongan lereng. Gambar 1 Grafik Taylor untuk analisis stabilitas lereng (Hardiyatmo, 22). Metode elemen hingga merupakan salah satu metode numeris yang dikembangkan untuk analisis stabilitas lereng karena beberapa kelebihannya. Pada metode ini, bidang longsor akan dihasilkan berdasarkan hasil hitungan sehingga tidak perlu ditentukan terlebih dahulu. Gaya-gaya dalam (tegangan-regangan) yang terjadi dapat dihitung pada setiap bagian lereng. Namun demikian, persamaan yang akan diselesaikan dalam hitungan ini akan cukup besar sehingga perlu diselesaikan dengan bantuan komputer. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan melakukan analisis pada model lereng yang dibuat terasering. Pada umumnya lereng pengunungan adalah sangat panjang (infinite), sehingga dapat dimodelkan dalam 2 dimensi Hasil analisis dievaluasi dengan membuat grafik hubungan antara lebar teras maksimum () dengan kemiringan lereng alamiahnya (), kohesi (c), dan sudut gesek internalnya (). erasarkan hasil analisis tersebut dilakukan evaluasi berapa lebar teras yang diijinkan jika akan membuat teras pada lereng. A. Validasi HASIL DAN PEMAHASAN Validasi alat software bantu Plaxis 7.2 dilakukan pada lereng sederhana (tanpa teras). Hal ini dilakukan agar dapat dibandingkan dengan hasil hitungan manual dengan metode Taylor. Hasil hitungan nilai SF hasil running program dan hitungan dengan metode Taylor pada beberapa nilai kemiringan lereng ditampilkan dalam Tabel 1. Evaluasi dari data tersebut menunjukkan bahwa rata-rata perbedaan nilai SF hasil running program terhadap metode Taylor adalah sebesar 6,22 %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa analisis dengan metode elemen hingga menggunakan Plaxis 7.2 memberikan hasil yang cukup baik. 51

Sumiyanto, A.Adhe Noor PSH Pengaruh Pembuatan Terasiring pada Lereng Terhadap Potensi Lereng : 5-55 TAEL 1 DATA NILAI SF METODE TAYLOR DAN RUNNING PROGRAM C SF- SF- Taylor Model ERR 15 25 3 1,2 1,188 1,% 2 25 3 1,3 1,326 2,% 25 25 3 1,4 1,41,71% 25 25 35 1,2 1,225 2,8% 1 3 35 1, 1,15 1,5% 15 3 35 1,3 1,215 6,54% 2 3 35 1,4 1,36 6,71% 25 3 35 1,5 1,399 6,73% 15 35 4 1, 1,16 1,6% 2 35 4 1,1 1,224 11,27% 25 35 4 1,2 1,323 1,25% 5 4 3 24 18 12 36 6 3 24 42. Lereng Alamiah Sebelum dibuat teras, lereng pada kondisi alamiah. Analisis stabilitas lereng alamiah ini perlu dilakukan untuk mendapatkan besarnya kemiringan lereng maksimum (mak) yang masih pada kondisi stabil. Analisis stabilitas lereng alamiah ini dilakukan pada nilai 5, 1, 15, 2 dan 25 kn/m2. esarnya sudut gesek internal tanah maksimum 45 o, dengan interval 5 o. esarnya kemiringan lereng alam bervariasi antara 3 o sampai 6o dengan interval 5 o. erdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa bidang longsor berbentuk lengkung (Gambar 3), sehingga sesuai dengan kondisi di lapangan maupun metode Taylor. Ploting data hasil analisis kemiringan lereng maksimum mak pada berbagai variasi nilai c dan, ditampilkan dalam Gambar 4 dan Gambar 5. erdasarkan pengamatan kedua grafik tersebut nampak bahwa nilai lebih dominan berpengaruh terhadap besarnya kemiringan lereng maksimum (mak) dibandingkan pengaruh nilai c. Gambar 3 Kontur pergerakan tanah horisontal. Gambar 4 Grafik tiga dimensi hubuangan antara c, terhadap mak. 45 4 35 3 25 5 Gambar 5 Kontur kemiringan lereng maksimum (mak) terhadap nilai c,. Formulasi kemiringan lereng maksimum dilakukan untuk mendapatkan persamaan yang dapat digunakan untuk menentukan nilai kemiringan lereng maksimum untuk tanah dengan nilai c dan tertentu. Formulasi dilakukan dengan metode regresi multi variabel, dengan variabel yang digunakan adalah c, tan() dan tan(mak). Hasil formulasi nilai mak ditampilkan dalam Persamaan 2. 1 15 mak arctan,29,145. c 1,31....(2) Perbandingan besarnya kemiringan lereng maksimum antara hasil analisis dan formulasi ditampilkan dalam Gambar 6. Koofisien korelasi kedua data tersebut adalah,993. 2 25 a < 3 3 35 35 4 4 45 45 5 5 55 > 55 52

Dinamika Rekayasa Vol. 6 No. 2 Agustus 21 ISSN 1858-375 mak3 6 55 5 45 4 35 3 3 4 5 6 mak erdasarkan hasil analisis akan didapatkan data dengan 4 (empat) variable, yaitu,, c, dan. Untuk memudahkan visualisasi maka dilakukan reduksi jumlah variable bebas dari 3 menjadi 2 variable, yaitu dengan memunculkan variabel baru yaitu, dimana sama dengan perbandingan antara tan dan tan. Selanjutnya data nilai c,, dan diplot dalam grafik tiga dimensi seperti pada Gambar 9 dan kontur nilai dalam Gambar 1. Dari kedua gambar tersebut nampak bahwa nilai lebar teras maksimum () berbanding lurus dengan nilai c dan. Gambar 6 Ploting data kemiringan lereng maksimum antara hasil analisis dan hasil formulasi metode II. Pemotongan lereng pada penelitian ini dilakukan secara bertahap dengan lebar tahapan adalah,5 m. Hitungan dilakukan sampai lereng pada kondisi tidak stabil, sehingga didapatkan nilai lebar teras maksimum () lereng masih stabil. Pergerakan lereng akibat pemotongan ditampilkan dalam Gambar 7 dan Gambar 8. Dari kedua gambar tersbeut nampak bahwa pemotongan lereng akan menyebabkan deformasi tanah disekitar teras. 15 1 5 2 c 1,5, Gambar 9 Ploting data hasil analisis terhadap nilai c dan. 1, 1,5 25 2 15 1 5 <,, 1,5 1,5 3, 3, 4,5 4,5 6, 6, 7,5 7,5 9, 9, 1,5 1,5 12, 12, 13,5 > 13,5 Gambar 7 Pergerakan teras pada lereng dengan kemiringan 3 o.,,2,4,6,8 1, 1,2 1,4 1,6 Gambar 1 Kontur nilai hasil analisis dalam grafik c dan. Gambar 8 Pergerakan horisontal pada lereng dengan kemiringan 3 o. Formulasi dilakukan dengan cara meredeksi variable dengan memunculkan variable baru, dimana c. Selanjutnya dicari hubungan antara dan untuk setiap nilai (Gambar 11). erdasarkan Gambar 11 nampak bahwa hubungan antara dan adalah linier untuk setiap nilai, sehingga dapat dibuat 4 persamaan regreasi linier (Persamaan 3), dengan 4 (empat) nilai m dan 4 (empat) nilai c. 53

Sumiyanto, A.Adhe Noor PSH Pengaruh Pembuatan Terasiring pada Lereng Terhadap Potensi Lereng : 5-55 m c...(3) Selanjutnya nilai-nilai m dan c tersebut dibuat persamaan regresinya dengan variable bebasnya adalah tan, dan didapatkan bentuk persamaan linier (Error! Reference source not found.).,4647.tan,5145. c 4,764.tan 4, 8714...(7) Korelasi nilai lebar teras maksimum hasil running software analisis () dan hasil formulasi (1) disampilkan dalam Gambar 13. Nilai koofisien korelasi kedua data tersebut adalah sebesar,976. 16, 14, 12, 1, 8, 6, 4, 2,, y =,2668x + 2,5234 R 2 =,9783 y =,1699x + 2,826 R 2 =,7921 y =,159x + 1,314 R 2 =,819 y =,668x +,866 R 2 =,4347 1 2 3 4 5 6 1 16 14 12 1 8 6 4 2 4 8 12 16 Gambar 11 Hubungan antara lebar teras maksumum dan untuk berbagai kondisi kemiringan lereng (). m, c 3 2,5 2 1,5 1,5 y = -,4647x +,5145 R 2 =,9375 y = -4,764x + 4,8714 R 2 =,9837,5,6,7,8,9 1 tan Gambar 12 Formulasi besarnya nilai m dan c terhadap besarnya kemiringan lereng (). erdasarkan Gambar 12 dapat dituliskan persamaan untuk nilai c dan m, yaitu sebagai Persamaan 4.7 dan 4.8. m,4647.,5145...(4) c 4,764. tan 4,8714...(5) Jika Persamaan 4 dan 5 disubtitusikan ke dalam Persamaan 3, maka dapat ditulis menjadi Persamaan 6.,4647.,5145. 4,764. 4, 8714.(6) Selanjutnya persamaan disubtitusikan kedalam Persamaan 6 akan menjadi Persasamaan 7. M C Gambar 13 Hubungan antara nilai hasil analisis dan hasil formulasi. A. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN erdasarkan hasil kajian dalam penelitian ini dapat disimpilkan dua hal sebagai berikut ini. 1) esarnya kemiringan lereng maksimum (mak) yang masih pada kondisi stabil dapat digunakan persamaan berikut ini : arctan,29,145. c 1,31. mak 2) Lebar teras maksimum () yang dapat dibuat pada suatu lereng dapat dihitung dengan persamaan berikut ini :. Saran,4647.,5145. c 4,764. 4, 8714 erdasarkan hasil penelitian ini disarankan bahwa untuk tidak melakukan pemotongan lereng untuk membuat teras jika kondisi kemiringanya lebih besar dari nilai mak. Lebar teras pada pemotongan lereng disarankan tidak melebihi lebar maksimum (). DAFTAR PUSTAKA Anonim, 26, Tanah Longsor Desa Sijeruk anjarnegara, Jawa Tengan, http://www.bsmisemarang.or.id/v2/index.php/kiprah/4-kiprah/4-tanah-longsorsijeruk-banjarnegara, upload :1 Juni 26, akses : 3 januri 29. Anonim, 29, Proyeksi Penduduk 2-225, http://www.datastatistik- 54

Dinamika Rekayasa Vol. 6 No. 2 Agustus 21 ISSN 1858-375 indonesia.com/proyeksi/index.php?option=com_proyeksi&item id=941, upload: 2 Januari 29, akses: 3 Januari 29. lontypix, 27, Tragedi Longsor Tawangmangu, http://blontankpoer.blogsome.com/27/12/31/tragedi-longsortawangmangu/, upload: 31 Desember 27, akses: 3 Januari 29. Chen, H., Lee, C.F., dan Law, K.T., 24, Causative Mechanism of Rainfall-Induced Fill Slope Failures, Journal of Geotechnical and Geoenvironmental Engineering ed. June 24, ASCE. Hardiyatmo, H.C., 22, Mekanika Tanah II, eta Offset, Yogyakarta. Kompas, 28, Longsor di banyumas 1 Tewas, http://kompas.co.id/read/xml/28/11/19/2144363/longsor.di. banyumas.1.tewas, upload: 19 November 28, akses: 3 Januari 29 Sinar Harapan, 28, Lonsor Tewaskan 88 Orang Ditahun 28, http://www.sinarharapan.co.id/berita/812/31/kesra2.html, upload: 31 Desember 28, akses: 3 Januari 29 Vierhoef, P.N.W, 1989, Geologi Untuk Teknik Sipil, alih bahasa: E. Diraatmaja, Penerbit Erlangga, Jakarta. 55