BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS. Perpustakaan sebagai sarana pendidikan untuk mendidik diri sendiri atau. Menurut (Sutarno 2003, 32), perpustakaan umum adalah:

BAB III LANDASAN TEORI. Terdapat dua kelompok di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang

Laporan Penelitian Persepsi Tata Ruang Perpustakaan Terhadap Tingkat Kunjungan Mahasiswa pada Perpustakaan Universitas Mercu Buana Meruya

BAB II KAJIAN TEORITIS

ASPEK-ASPEK KENYAMANAN RUANG PERPUSTAKAAN Oleh: Wahid Nashihuddin (2013)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat, (UU No. 20, 2003). Dengan demikian perguruan tinggi

Jurnal Iqra Volume 07 No.02 Oktober, 2013

KUALITAS PELAYANAN SIRKULASI PERPUSTAKAAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SEBAGAI PUSAT PELAYANAN JASA INFORMASI

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyususn tugas akhir ini penulis merujuk pada beberapa karya tulis

Kuesioner Penelitian. Identitas Responden

MENGENAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI LEBIH DEKAT

BAB I PENDAHULUAN. dengan sejumlah perangkat personalia, gedung, koleksi, serta anggarannya

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perpustakaan nasional, perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

PROFIL PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS WIDYATAMA : PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI BANDUNG

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya tulis ini mengenai

BAB IV GAMBARAN UMUM UPT PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pengguna perpustakaan. Penyediaan fasilitas yang memadai mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. pelestarian khasanah budaya bangsa, serta memberikan berbagai layanan jasa

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang juga sekaligus sebagai asset bangsa yang nantinya kelak akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Vinna Indahtianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN STIRENA ROSSY TAMARISKA ( ) 1

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan sifat dan golongan, Perpustakaan secara umum terbagi menjadi dua

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1

BAB II KAJIAN TEORITIS. koleksi tersebut disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan

BAB II DESKRIPSI TEMPAT MAGANG

BAB II TINJAUAN LITERATUR

SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Bab I Pendahuluan. Fungsi tersebut adalah sebagai sarana simpan karya manusia, fungsi informasi,

UPT PERPUSTAKAAN PROFIL SINGKAT VISI MISI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

BAB III LANDASAN TEORI

INOVASI PERPUSTAKAAN BERBASIS TEKNOLOGI UNTUK LAYANAN INFORMASI, PENELITIAN DAN REKREASI DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR 137 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS DIPONEGORO

PEMANFAATAN KOLEKSI TERBITAN BERKALA PADA UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI. *Hasni Lakona **Hasriani Amin **Joko

BAB II KAJIAN TEORITIS

Nomor Induk Mahasiswa :. Jenis Kelamin :.

KUESIONER PENELITIAN 1 RE-LAYOUT TATA RUANG PERPUSTAKAAN PADA KANTOR PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan perguruan tinggi atau sekolah tinggi, akademi dan pendidikan tinggi

BAB II GAMBARAN UMUM UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM BATIK SURAKARTA

BAB II KAJIAN TEORITIS. dari layanannya terhadap pengguna sebagai penikmat jasa perpustakaan.

Lampiran 1 GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PADANGSIDIMPUAN

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan lembaga yang menghimpun, mengelola,

PERANCANGAN INTERIOR PERPUSTAKAAN DAERAH JAWA TENGAH SEMARANG

BAB II LANDASAN TEORI. dan studi. Selanjutnya pasal 8 dari Peraturan Presiden No. 20, 1961

KAJIAN PENGADAAN KOLEKSI UPT PERPUSTAKAAN DALAM MENYEDIAKAN INFORMASI YANG DI BUTUHKAN OLEH MAHASISWA UNIVERSITAS SAM RATULANGI

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya.

BAB III GAMBARAN UMUM UPT PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KLATEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Elin Asrofah Qobtiah, 2013

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007 TENTANG PERPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembaca, bukan untuk dijual (Sulistyo Basuki,1993:1.6). secara kontinu oleh pemakainya sebagai sumber informasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terdapat satuan unit kerja yang dapat berdiri sendiri maupun berada dibawah

KAJIAN PERENCANAAN DAN DESAIN UPT PERPUSTAKAAN UNDIP. Oleh : Sugeng Priyanto

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN IKIP PGRI SEMARANG. A. Sejarah Perpustakaan IKIP PGRI Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Jadi penataan ruang kantor merupakan faktor penting yang menunjang kelancaran suatu pekerjaan.

DAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... PRAKATA...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah sebagai Pusat Sumber Belajar bagi Siswa

SARANA DAN PRASARANA RUANG PERPUSTAKAAN SEBAGAI ASPEK KEKUATAN DALAM MENGEMBANGKAN PERPUSTAKAAN

DAFTAR ISI. KATAPENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN...1 BAB IIKEANGGOTAAN... 2 BAB IIIHAK DAN KEWAJIBAN... 3 BAB IVPELAYANAN...

LAPORAN TUGAS AKHIR USULAN PERANCANGAN ULANG MEJA DAN KURSI KERJA KARYAWAN DI BAGIAN SIRKULASI PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

EFEKTIVITAS LAYANAN PERPUSTAKAAN DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KOTA PAYAKUMBUH

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Tanggapan Pengguna tentang Tata Ruang Perpustakaan SMA Negeri 14 Bandung

DESAIN RUANG PERPUSTAKAAN Oleh : Wanda Listiani, S.Sos 1 dan Novalinda, ST 2

BAB II KAJIAN TEORETIS. koleksi buku adalah syarat mutlak untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Noerhayati (1987:1) mengatakan perpustakaan perguruan tinggi adalah

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA MAHASISWA DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

TATA RUANG DI PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI PADANG

Transkripsi:

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Studi Persepsi Tata Ruang Perpustakaan Terhadap Tingkat Kunjungan Mahasiswa Pada Perpustakaan Perpustakaan Tata Ruang Tingkat Kunjungan Pengertian Perpustakaan Pengertian Tata Ruang Pengertian Pengunjung Tujuan Perpustakaan Tujuan Tata Ruang Frekuensi Kunjungan Fungsi Perpustakaan Ruangan Tujuan Kunjungan Perabot dan Perlengkapan Tata Letak Lingkungan dan Kondisi Gambar 2.1 Kerangka Penelitian Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 1

2.2. Kajian Teoritis 2.2.1. Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Pada dasarnya semua perpustakaan merupakan suatu instansi yang memiliki proses kerja sama, yaitu memberikan pelayanan informasi kepada pengguna. Namun demikian dalam perkembangannya setiap jenis perpustakaan memiliki definisi dan kriteria tertentu yang membedakannya dengan perpustakaan lain. Perpustakaan perguruan tinggi merupakan salah satu jenis dari sekian banyak jenis perpustakaan yang telah dikategorikan. Definisi perpustakaan perguruan tinggi menurut Sulistyo Basuki (1991: 51) adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang berfaliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya yakni Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat). Selain itu, menurut Noerhayati (1987: 1), perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga induknya yang bersama-sama unit lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda, bertugas membantu perguruan tinggi yang bersangkutan melaksanakan Tri Dharmanya. Sejalan dengan pernyataan di atas, Syihabuddin Qalyubi (2007: 10), menyatakan bahwa perpustakaan perguruan tinggi merupakan suatu unit pelaksana teknis (UPT) perguruan tinggi yang bersama-sama dengan unit lain turut melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan cara memilih, menghimpun, mengolah, merawat, dan melayankan sumber informasi kepada lembaga induknya pada khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi yang berfungsi menyediakan dan menyebarluaskan informasi guna membantu perguruan tinggi tersebut mencapai tujuannya yakni Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat). Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 2

2.2.2. Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi Tujuan perpustakaan perguruan tinggi harus sejalan dengan tujuan perguruan tingginya. Sebagai unsur penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misinya, maka perpustakaan perguruan tinggi memiliki tujuan. Menurut Noerhayati (1987: 2), tujuan diselenggarakannya perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk mendukung, memperlancar serta mempertinggi kualitas pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi melalui pelayanan informasi yang meliputi aspek-aspek pengumpulan informasi, pengolahan informasi, pemanfaatan informasi, dan penyebarluasan informasi. Selaras dengan pernyataan di atas, menurut pendapat Sulistyo Basuki (1993: 52), tujuan perpustakaan perguruan tinggi antara lain sebagai berikut. a. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya staf pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup tenaga kerja administrasi perguruan tinggi. b. Menyediakan bahan pustaka (referensi) pada semua tingkatan akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa pasca sarjana dan pengajar. c. Menyediakan ruangan belajar bagi pengguna perpustakaan. d. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pengguna. e. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi juga lembaga industri lokal. Menurut Syihabuddin Qalyubi (2007: 11), tujuan perpustakaan perguruan tinggi yaitu untuk: (1) memenuhi keperluan informasi pelajar dan mahasiswa, (2) menyediakan bahan pustaka rujukan pada semua tingkat akademis, (3) menyediakan ruangan untuk pengguna, (4) menyediakan jasa peminjaman dan menyediakan jasa informasi aktif bagi pengguna. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 3

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan penyelenggaraan perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk mendukung kinerja dari perguruan tinggi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan menyediakan sumber-sumber informasi ilmiah bagi masyarakat perguruan tinggi tersebut agar pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi berjalan dengan lancar dan semakin berkualitas. 2.2.3. Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi selalu berupaya menghimpun semua informasi yang ada, sehingga informasi akan tetap ada dalam kondisi yang baik dan terus berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan informasi pengguna perpustakaan. Adapun fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi menurut Yuven (2010:1) adalah: 1. Lembaga pengelola sumber-sumber informasi. 2. Lembaga pelayanan dan pendayagunaan informasi. 3. Wahana rekreasi berbasis ilmu pengetahuan. 4. Lembaga pendukung pendidikan (pencerdas bangsa). 5. Lembaga pelestari hasanah budaya bangsa. Menurut Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:3-4) mengelompokkan fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi yaitu: a. Fungsi Edukasi. Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran. b. Fungsi Informasi. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 4

Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi. c. Fungsi Riset. Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi mutlak dimiliki, karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat diaplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang. d. Fungsi Rekreasi. Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan. e. Fungsi Publikasi. Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademik dan staf nonakademik. f. Fungsi Deposit. Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya. g. Fungsi Interpretasi Perpustakaan sudah seharusnya malakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya. Kedua uraian di atas menyatakan bahwa fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah sebagai pusat sumber informasi yang mengelola informasi dan melayankannya kepada pengguna. Informasi ini dikemas dalam bentuk tercetak Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 5

maupun elektronik yang disediakan untuk mendukung kegiatan pendidikan, peningkatan pengetahuan, serta sebagai referensi untuk keperluan penelitian. Perpustakaan Perguruan Tinggi juga dapat berfungsi sebagai tempat rekreasi pengetahuan, dengan menyediakan koleksi-koleksi yang bersifat hiburan. 2.3. Tata Ruang Perpustakaan 2.3.1. Pengertian Tata Ruang Perpustakaan Perencanaan tata ruang hendaknya didasarkan pada hubungan antar ruang dan dipandang dari segi efisiensi dan alur kerja, mutu pelayanan, serta pengawasan. Hubungan antar ruang perpustakaan dapat dilihat pada matriks hubungan antar ruang alasannya. Didalam matriks tersebut ditunjukan ruang apa yang harus didekatkan, boleh diletakkan jauh, dan harus diletakkan jauh terhadapruang lain. Dalam skema, hubungan ruang dapat dilihat pada Gambar diagram hubungan ruang antar ruang. Skema tersebut dapat memberikan gambaran secara jelas urutan dan hubungan ruang tersebut serta sifat hubungan kerja tiap-tiap ruang. Sebagian besar luas lantai bangunan perpustakaan dipergunakan sebagai ruang koleksiyang berisi rak buku dan meja baca. Oleh karena itu, untuk mencapai efisiensi hendaknya perancangan (terutama perancangan modul struktur didasari cara penataan rak buku dan meja-kursi baca. Ukuran penataan rak buku disesuaikan dengan kebutuhan dan sifat penggunannya. 2.3.2. Tujuan Tata Ruang Perpustakaan Pengaturan tata ruang yang menarik dan fungsional akan mengakibatkan pelaksanaan tugas dan fungsi perpustakaan dapat diatur secara tertib dan lancar. Dengan demikian komunikasi baik antar petugas perpustakaan (pustakawan) maupun pengguna perpustakaan akan semakin lancar, sehingga koordinasi dan pengawasan semakin mudah serta mendapatkan pencapaian efisiensi dan kenyamanan kerja. Penataan ruangan perpustakaan bertujuan untuk: Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 6

1. Memperoleh efektifitas kegiatan dan efisiensi waktu, tenaga dan anggaran. 2. Menciptakan lingkungan yang aman suara, nyaman cahaya, nyaman udara, dan nyaman warna. 3. Meningkatkan kualitas pelayanan. 4. Meningkatkan kinerja petugas perpustakaan. (Lasa, 2005: 148) Di samping tujuan tata ruang perpustakaan yang harus dicapai, maka perlu juga diperhatikan asas-asas tata ruang, agar penataan dan pemanfaatan ruangan dapat tertata dengan baik. Adapun asas-asas tata ruang tersebut antara lain: 1. Asas jarak, yaitu suatu susunan tata ruang yang memungkinkan proses penyelesaian pekerjaan dengan menempuh jarak yang paling pendek. 2. Asas rangkaian kerja, yaitu suatu tata ruang yang menempatkan tenaga dan alat-alat dalam suatu rangkaian yang sejalan dengan urutan penyelesaian pekerjaan yang bersangkutan. 3. Asas pemanfaatan, yaitu tata susunan ruang yang mempergunakan sepenuhnya ruang yang ada. (Lasa, 2005: 149) Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa pentingnya penataan ruangan dilakukan dengan memperhatikan tujuan dan asas-asas tata ruang agar tercapainya keefisienan dan kenyamanan kerja. Untuk kenyamanan pengguna maupun petugas dalam meningkatkan produktifitas, efisiensi, dan efektifitas kerjanya di dalam ruangan perpustakaan, perlu diperhatikan penataan ruang seperti ruang baca, ruang koleksi dan ruang sirkulasi dengan menggunakan beberapa sistem tata ruang perpustakaan yaitu: 1. Sistem tata sekat Yaitu cara pengaturan ruangan perpustakaan yang menempatkan koleksi terpisah dari ruang baca pengunjung. Dalam sistem ini, pengunjung tidak diperkenankan masuk ke ruang koleksi dan petugaslah yang akan mengambilkan dan mengembalikan koleksi yang dipinjam atau dibaca ditempat itu. Namun demikian sistem ini bisa juga diterapkan pada Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 7

sistem terbuka, yakni pemakai mengambil sendiri lalu dicatatkan/dilaporkan kepada petugas, selanjutnya petugaslah yang mengembalikan ke rak semula. 2. Sistem tata parak Yaitu sistem pengaturan ruangan perpustakaan yang menempatkan koleksi terpisah dari ruang baca. Hanya saja dalam sistem ini, pembaca dimungkinkan untuk mengambil koleksi sendiri, lalu dicatat atau dibaca diruang lain yang tersedia. Cara ini lebih cocok untuk perpustakaan yang menganut sistem pinjam terbuka. 3. Sistem tata baur Yaitu suatu cara penempatan koleksi yang dicampur dengan ruang baca agar pembaca lebih mudah mengambil dan mengembalikan sendiri. Sistem ini lebih cocok untuk perpustakaan yang menggunakan sistem pinjam terbuka. (Lasa 2005: 158). Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ruangan perpustakaan harus ditata sedemikian rupa agar terlihat suatu gambar yang wajar dan menarik serta adanya keleluasaan yang wajar dari pemakai. 2.3.3. Ruangan Perpustakaan Perpustakaan memiliki tempat yang terdiri dari sejumlah ruangan yang tiap-tiap ruangan tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan (2000:17) ruang perpustakaan merupakan : Tempat yang disediakan untuk perpustakaan,harus terpisah dari aktivitas lain. Selain itu pembagian ruangan harus disesuaikan juga dengan sifat kegiatan, sistem kegiatan, jumlah pengguna, jumlah staf dan keamanan tata kerja, sehingga kelancaran kegiatan dalam perpustakaan tersebut berjalan efektif. Agar kelancaran kegiatan dalam perpustakaan dapat berjalan dengan efektif, maka ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam perancangan ruangan perpustakaan antara lain : 1. Jumlah koleksi dan perkembangan di masa yang akan datang 2. Jumlah pemakai atau masyarakat yang dilayani oleh perpustakaan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 8

3. Jumlah bentuk layanan perpustakaan yang disajikan 4. Jumlah petugas atau karyawan yang menggunakan ruangan (Perpustakaan Nasional,1992:5) Pada dasarnya setiap perpustakaan harus memiliki sejumlah ruangan yang mempunyai fungsi yang berlainan dengan kata lain suatu perpustakaan harus memiliki minimum ruang perokok. Adapun ruangan yang minimal harus dimiliki sebuah perpustakaan adalah sebagai berikut: 1. Ruang Koleksi Ruang Koleksi adalah tempat penyimpanan koleksi perpustakaan,luas ruangan ini tergantung pada jenis dan jumlah bahan pustaka yang dimilki serta besar kecilnya luas bangunan perpustakaan. Ruangan koleksi dapat terdiri dari suatu ruangan atau beberapa ruang, misalnya ruang koleksi masalah, ruang koleksi referensi, ruang audio visual dan lain-lain. 2. Ruang Baca Ruang baca adlah ruang dipergunakn untuk membaca bahan pustaka. Luas ruangan ini tergantung pada jumlah pembaca, pemakai jasa perpustakaan. 3. Ruang pelayanan Ruang pelayanan adalah tempat penyimpanan dan pengembalian buku, meminta keterangan pada petugas, menitipkan barang atau tas, mencari informasi dan buku yang diperlukan melalui katalog. 4. Ruang Kerja Teknis Administrasi Ruang Kerja Teknis Administrasi adalah ruangan yang dipergunakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan sebagi berikut: 1. Pemerosesan bahan pustaka mulai dari pengadaan sampai bahan pustaka tersebut siap untuk disajikan kepada pemakai perpustakaan. 2. Ruang tata usaha untuk kepala perpustakaan dan stafnya Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 9

3. Ruang untuk memperbaiki bahab pustaka yang rusak 4. Ruang khusus Ruang khusus adalah ruang yang terdiri dari kamar kecil, ruang diskusi/ pertemuan, ruang bercerita untuk anak-anak dan ruang lain untuk anak-anak dan ruang lain untuk kantin. (Perpustakaan Nasional, 1992: 5). 2.4. Perabot dan Perlengkapan Perpustakaan perlu dan harusnya memberikan fasilitas perpustakaan seperti perabot dan perlengkapan demi kelancaran kegiatan perpustakaan. Penambahan beberapa jenis perabot dan perlengkapan ditujukan untuk layanan agar pengunjung dan pemakai jasa perpustakaan dapat menemukan semua informasi yang dibutuhkan dengan mudah dan cepat. Dalam buku perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman ( 1994: 129) dinyatakan bahwa Perabot adalah barang yang diperlukan didalam ruang perpustakaan sebagai penunjang fungsinya. Dalam buku Pepustakaan Tinggi : Buku Pedoman (2004:18) dinyatakan bahwa: Perabot adalah perlengkapan fisik yang diperlukan fisik yang diperlukan didalam ruang perpustakaan sebagai penunjang fungsi perpustakaan seperti berbagai mejakursi kerja dan layanan, berbagai rak, berbagai jenis lemari dan laci, kereta buku, dan lain-lain. Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004: 141) dinyatakan bahwa: Perlengkapan adalah perangkat atau benda yang digunakan sebagai daya dukung pekerjaan administrasi dan pelayanan seperti Mesin fotokopi, Komputer, LCD proyektor, VCD player, Pesawat telepon dan faksimili, Pengaman bahan pustaka, Mesin Potong dan lain-lain Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 10

2.5. Tata Letak Perabot Perpustakaan Perabot yang telah dipersiapkan untuk setiap ruangan perpustakaan harus ditata sedemikian rupa sehingga: 1. Tidak terjadi hambatan arus lalu lintas pemakai dan pelaksanaan kerja disetiap ruangan dan antar ruang. 2. Terlihat suatu gambaran yang wajar dan menarik. 3. Terdapat keleluasaan bergerak yang wajar dari pemakai perpustakaan maupun pelaksanaan kerja. 4. Adapun efisiensi pemakaian ruangan. (Perpustakaan Nasional, 1992:175) Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perpustakaan sangat membutuhkan seorang desain interior yang diharapkan dapat menata ruang- ruang di perpustakaan, sehingga tata letak perabot dalam ruangan dapat dimanfaatkan secara efektif oleh penggunanya. 2.6. Lingkungan dan Kondisi Fisik tata Ruang Perpustakaan Penataan ruang perpustakaan yang serasi, bersih dan tenang dapat mempengaruhi kenyamanan pengguna perpustakaan untuk berlama-lama berada di perpustakaan, serta dapat meningkatkan kinerja petugas perpustakaan. Untuk itu, penataan ruangan perlu dilakukan secara hati-hati dan mempertimbangkan berbagai aspek. Salah satu cara yang dilakukan perpustakaan adalah melalui penataan ruangan yang menarik dan fungsional. Selain itu, perpustakaan harus memperhatikan faktor lingkungan fisik pada tata ruang perpustakaan, karena lingkungan dan kondisi fisik tata ruang yang baik dapat mempengaruhi hasil kerja seseorang. Bila kondisi lingkungan kerja baik, keadaan seseorang tersebut mampu melakukan kegiatannya secara optimal dengan baik, sehat, nyaman, dan tenang. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 11

Darmono (2001: 205) menyatakan bahwa: Unsur kelengkapan-kelengkapan khusus dalam penataan ruangan yang perlu diperhatikan adalah tingkat intensitas penerangan, pengaturan udara dan ventilasi, warna-warna yang diinginkan, tata letak serta pengaturan akustik ruangan agar kedap suara dan tidak menimbulkan pantulan gelombang suara yang menyebabkan ruangan menjadi bergema. Berdasarkan pendapat di atas, maka lingkungan dan fisik tata ruang perpustakaan meliputi tata letak, ventilasi, pencahayaan/penerangan, pewarnaan dan akustik/suara. Perpustakaan yang memiliki lingkungan dan fisik tata ruang perpustakaan yang baik disertai dengan perabot perpustakaan yang memadai, merupakan bagian yang sangat menentukan dalam memberikan pelayanan. Perabot dan perlengkapan perpustakaan yang dimiliki dapat menentukan keberhasilan layanan serta meningkatkan citra perpustakaan. Agar pengguna perpustakaan merasa nyaman di perpustakaan, maka perpustakaan harus ditata dengan baik, sirkulasi udara yang baik, nyaman dan mudah diakses. 2.6.1. Tata Letak Dalam penataan ruang ditentukan oleh banyak hal, diantaranya luas ruangan yang ada, sistem pelayanan yang dipakai, serta perabot dan perlengkapan yang disediakan dan juga tata letak ruang menurut fungsi dan pelayanannya. Untuk itu perlu diadakan penataan dan pengaturan perabot dan perlengkapan perpustakaan sedemikian rupa, agar: 1. Tidak terjadi hambatan lalu lintas pemakai pelaksanaan kerja di setiap ruangan dan antar ruang. 2. Terlihat suatu gambaran yang wajar dan menarik. 3. Terdapat keleluasaan bergerak yang wajar dari pemakai perpustakaan maupun pelaksanaan kerja. 4. Adanya efisien pemakaian ruangan. (Perpustakaan Nasional RI, 1992: 175) Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 12

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perpustakaan harus mengadakan bimbingan pustakawan dari seorang desain interior dalam pelaksanaan teknik penataan ruangan maupun perabotan dan perlengkapan perpustakaan. Sehingga diharapkan dapat menata dan mengatur ruang-ruang perpustakaan, serta tata letak perabot dan perlengkapan dalam ruangan perpustakaan agar dapat dimanfaatkan secara efektif oleh penggunanya. Di samping itu juga, tata letak perabot juga harus mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu, agar dapat menghilangkan kesan yang membosankan dan menyesakkan pandangan bagi pengguna, serta memberikan kesan yang baik, menyenangkan dan mudah menggunakannya. 2.6.2. Variasi Sebagai makhluk sosial yang ditandai dengan terus meningkatnya berbagai keinginan, maka sebuah perpustakaan baru harus mampu menyediakan untuk berbagai preferensi pengguna. Minimal perpustakaan dapat menyediakan berbagai jenis ruang yang disesuaikan untuk setiap karakteristik kebutuhan pengguna, baik individu maupun kelompok, seperti ruang baca untuk individu dan berkelompok. Berbagai model pengaturan tempat duduk yang bermacam macam yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan gaya belajar dan kenyamanan pengguna juga harus dipertimbangkan sebagai tujuan untuk memenuhi keinginan. 2.6.3. Pencahayaan Ruangan Pada perpustakaan, pustakawan seharusnya memperhatikan aspek penerangan. Mulai dari lampu yang digunakan, ketahanan lampu, efek penerangan bagi penglihatan dan cahaya yang dihasilkan lampu apakah menyilaukan atau tidak. Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman, (1994:121) ditetapkan daftar intensitas cahaya untuk tiap-tiap ruangan dalam sebuah perpustakaan adalah sebagai berikut: a. Areal baca (majalah da surat kabar) b. Meja baca (ruang baca umum) Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 13

c. Meja baca (ruang baca perujukan) d. Areal sirkulasi e. Areal pengolahan f. Areal akses tertutup g. Areal koleksi tertutup h. Areal kerja i. Areal pandang dengar Penerangan sebaiknya tidak menyebabkan terjadinya penurunan gairah membaca serta tidak membuat silau. Usaha ini dapat ditempuh dengan cara: a. Menghindari sinar matahari langsung b. memilih jenis lampu yang memberikan sifat dan taraf penerangan yang tepat. Misalnya, lampu pijar akan memberikan cahaya yang bersifat setempat, lampu TL akan memberikan cahaya yag merata, sedangkan lampu sorot akan memberikan cahaya yang berfokus pada objek tertentu. (Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman,1994:122) Memilih warna dinding dan perabot yang mendominasi ruang yang dapat memantulkan atau menyerap sinar yang datang juga perlu diperhatikan, agar ruang perpustakaan semakin efisien dalam penerangannya, sehingga pengguna perpustakaan menjadi nyaman dan aman di perpustakaan tersebut. Dalam buku Perpustakaan Pergururan Tinggi: Buku Pedoman (2004: 131) ditetapkan daftar intesitas cahaya untuk setiap ruangan dalam sebuah perpustakaan, adalah sebagai berikut: 1. Area baca (ruang majalah dan surat kabar) 200 lumen 2. Meja baca (ruang baca umum) 400 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 14

3. Meja baca (ruang baca rujukan) 600 4. Area sirkulasi 600 5. Area pengolahan 400 6. Area akses tertutup (closed access) 100 7. Area koleksi buku 200 8. Area kerja 400 9. Area pandang dengar 100 2.6.4. Area Personal Para ilmuwan mengungkapkan bahwa manusia memiliki kebutuhan sosiologis dan psikologis untuk menciptakan sebuah tempat dan suasana yang dikehendaki. Untuk menciptakan area personal dalam hal ini yaitu penggunaan tempat secara individu dengan area yang dapat digunakan secara berkelompok, perpustakaan harus memiliki definisi yang jelas untuk hal tersebut, agar pengguna merasa aman, dihargai, dan nyaman. 2.6.5. Style dan Fashion Gaya dan fashion adalah bagian dari budaya populer masa kini, dan seperti yang selalu kita inginkan bahwa perpustakaan saat ini secara visual tidak mungkin dapat dihindari bahwa akan selalu memperhatikan nilai estetikanya dalam perencanaan interior meskipun gaya dan fashion tersebut bersifat dinamis. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan menghindarkan rasa jenuh agar perpustakaan dapat menjadi tujuan utama bagi pengguna dalam mencari informasi serta memberikan keindahan dan kenyamanan terhadap pengguna perpustakaan.tingkat harapan dari pengguna perpustakaan dapat berubah sebagaimana pustakawan berani memainkan dan meningkatkan serta mengkombinasi jenis dan fungsi dari penggunaan interior yang ada (misalnya menggabungkan antara public area dengan cafe dan musik). Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 15

2.7. Tingkat Kunjungan Pengguna 2.7.1. Pengertian Pengguna Perpustakaan Sasaran dan target utama dalam penyelenggaraan perpustakaan adalah pengguna perpustakaan. Pengguna perpustakaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perpustakaan tersebut berhasil atau tidak, karena perpustakaan yang banyak dikunjungi dan dimanfaatkan seluruh fasilitas maupun layanannya oleh pengguna perpustakaan, maka dapat dikatakan perpustakaan telah berhasil. Hal ini juga perlu diperhatikan bahwasannya pengguna perpustakaan merupakan salah satu potensi dan kekuatan perpustakaan yang perlu terus dibina, agar perpustakaan makin bertambah kekuatannya untuk menjadi besar dan berkembang. Menurut Reitz (2004: 527), User is any person who the resources and services of library. Maksudnya adalah pengguna perpustakaan adalah setiap orang yang menggunakan fasilitas dan layanan yang ada di perpustakaan. Sedangkan Sutarno (2006: 37) menyatakan bahwa: Perpustakaan umum sering kali diibaratkan sebagai universitas rakyat, karena perpustakaan umum menyediakan semua jenis koleksi bahan pustaka dari berbagai disiplin ilmu, dan penggunanya oleh seluruh lapisan masyarakat, tanpa kecuali. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengguna perpustakaan umum adalah setiap orang yang menggunakan fasilitas dan layanan perpustakaan yaitu seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan stratifikasinya. 2.7.2. Frekuensi Kunjungan Setiap perpustakaan mempunyai pengunjung, anggota dan pemakai perpustakaan. Oleh karena itu, kehadiran anggota masyarakat dan pemakai lain menjadi salah satu kunci keberhasilan perpustakaan. Sutarno (2006: 123) menyataka bahwa : Sebab masyarakat baru mau ke perpustakaan jika mereka; 1. tahu arti dan manfaatnya, 2. mereka membutuhkan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 16

sesuatu di perpustakaan, 3. tertarik dengan perpustakaan, 4. merasa senang dengan perpustakaan, 5. dilayani dengan baik. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat akan tertarik untuk ke perpustakaan apabila mereka mengerti dan memahami apa yang ada di perpustakaan dan mereka memperoleh sesuatu yang berguna. Setiap kehadiran/kunjungan pengguna perpustakaan mempunyai frekuensi kunjungan yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan bergantung dengan kebutuhan mereka akan informasi dan kepentingan lainnya, karena setiap orang mempunyai waktu dan kesempatan yang berbeda-beda. Ada pengguna perpustakaan yang selalu menyempatkan diri untuk memanfaatkan fasilitas dan layanan perpustakaan setiap hari, dan ada pula pengguna perpustakaan yang sama sekali jarang memanfaatkan fasilitas perpustakaan. Nurhayati dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (2005: 233) menyebutkan bahwa, Frekuensi adalah: kekerapan, jarang kerapnya. Sedangkan kunjungan dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (2005: 404), Berkunjung adalah pergi ke sesuatu tempat; datang untuk menengok. Dari kedua definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa frekuensi kunjungan adalah kekerapan seseorang dalam mengunjungi suatu tempat. Sedangkan dalam ruang lingkup perpustakaan dapat disimpulkan bahwa frekuensi kunjungan adalah kekerapan pengguna dalam mengunjungi atau memanfaatkan fasilitas perpustakaan dalam waktu tertentu. 2.7.3. Tujuan Kunjungan Sebagian besar pengguna berkunjung ke perpustakaan adalah meminjam buku dan ada juga yang hanya datang ke perpustakaan untuk membaca. Seodibiyo (1998: 53) menyatakan bahwa tujuan datang ke perpustakaan untuk: 1. Keperluan tugas sekolah. 2. Tugas study fakultasnya. 3. Tugas Penelitian (Research). 4. Recreational reading. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 17

Hal ini menggambarkan bahwa kunjungan pengguna ke perpustakaan berbeda-beda satu sama lainnya. Menurut Nurhayati dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (2005: 862) maksud dari tujuan adalah, Arah; haluan (jurusan) yang dituju: maksud, sasaran. Sedangkan kunjungan dalam Kamus Lengkap bahasa Indonesia (2005: 404), Berkunjung adalah pergi ke sesuatu tempat; datang untuk menengok. Berdasarkan kedua definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan kunjungan adalah maksud seseorang mengunjungi sebuah tempat/objek. Dalam ruang lingkup perpustakaan, maka tujuan kunjungan adalah suatu hal/perbuatan yang dilakukan pengguna perpustakaan yang bermaksud mengunjungi sebuah perpustakaan. Bila dilihat berdasarkan fungsi dan tujuan perpustakaan, maka penulis menyatakan bahwa tujuan kedatangan pengguna ke perpustakaan, antara lain: 1. Membaca koleksi perpustakaan. 2. Melakukan kegiatan administrasi keanggotaan. 3. Melakukan transaksi peminjaman dan pengembalian maupun perpanjangan buku dan bahan pustaka lainnya. 4. Memanfaatkan fasilitas lainnya yang disediakan oleh perpustakaan. Demikian juga, bila perpustakaan yang ramai dikunjungi masyarakat pengguna, maka suatu tanda bahwa taraf pendidikan masyarakat penggunanya sudah mulai maju. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 18