BAB II KAJIAN TEORITIS. disinonimkan dengan kata manajemen, sementara manajemen ini sejak berabad-abad

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS. dari layanannya terhadap pengguna sebagai penikmat jasa perpustakaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini

A. Sejarah dan Perkembangan Perpustakaan SMP Islam Al-

SISTEM LAYANAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN SMK TAMANSISWA PADANG

2015 KONTRIBUSI KEBIJAKAN PENGADAAN KOLEKSI SIRKULASI TERHADAP PENINGKATAN FREKUENSI PEMINJAMAN BAHAN PUSTAKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN IKIP PGRI SEMARANG. A. Sejarah Perpustakaan IKIP PGRI Semarang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menyediakan beragam informasi yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Daerah (BPAD)

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah sebagai Pusat Sumber Belajar bagi Siswa

PELAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB II TINJAUAN LITERATUR

TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORETIK. batas usia dan berlangsung seumur hidup (long live learning). Belajar merupakan

MAKALAH MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PERPUSTAKAAN SEKOLAH. Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perpustakaan nasional, perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Noerhayati (1987:1) mengatakan perpustakaan perguruan tinggi adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Priyanka Permata Putri, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2015 STUD I TENTANG KOMPETENSI PENGELOLAAN INFORMASI TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

OPTIMALISASI FUNGSI PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) PERPUSTAKAAN

INVENTARISASI BAHAN PUSTAKA DAN PEMBUATAN LAPORAN PENGEMBANGAN KOLEKSI. Oleh : Damayanty, S.Sos.

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan aktivitas visual dan berfikir. Crawley dan Mountain mengatakan

ORGANISASI DAN ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH. Dra.ZURNI ZAHARA. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

BAB II KAJIAN TEORITIS

PELAYAN PEMAKAI PERPUSTAKAAN Oleh: Listariono

BAB II KAJIAN TEORI. A. Perpustakaan Sekolah. 1. Pengertian Perpustakaan Sekolah. Perpustakaan merupakan salah satu bagian penting terutama bagi

PELAYANAN PENGGUNA PADA PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Pengadaan Bahan Pustaka Untuk Perpustakaan Sekolah Gatot Subrata

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. demi meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perguruan tinggi yang berfungsi menyediakan serta menyebarluaskan

MAKALAH PELAYANAN PERPUSTAKAAN

BAB II KAJIAN TEORI. pengendalian dari suatu usaha dengan menggunakan sumber-sumber daya organisir untuk

Perpustakaan sekolah

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN LITERASI INFORMASI SISWA

BAB II KAJIAN TEORITIS

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEEBAGAI SUMBER BELAJAR

BAGIAN XI SOP PERPUSTAKAAN

SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH Oleh : Sjaifullah Muchdlor, S.Pd

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1.8 Pengertian, Tujuan dan Tugas Pokok Perpustakaan

BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA PUSDOKINFO. di Perpustakaan Umum Kabupaten Wonogiri pada 1 Februari 2016 sampai 24

PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR. Di susun untuk memenuhi mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan. Pendidikan

BAB II KAJIAN TEOROTIS. Perpustakaan berasal dari kata pustaka yang berarti buku atau kitab, ditambah

MENGENAL BAHAN PUSTAKA DAN CARA MENGELOLANYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 047 TAHUN 2017

BAB III TINGKAT KESESUAIAN DESKRIPSI BIBLIOGRAFI BAHAN MONOGRAF DENGAN AACR2 PADA PERPUSTAKAAN INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI TD PARDEDE MEDAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Syamsul Alam WidyaiswaraLPMP Sulawesi Selatan

Perpustakaan sekolah SNI 7329:2009

EFEKTIVITAS PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR. Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP

UJIAN AKHIR SEMESTER PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PENDIDIKAN PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR

MAKALAH MANFAAT PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR

SISTEM LAYANAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN JURUSAN PGSD FIP UNP BUKITTINGGI

TEKNIS PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH; PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KOLEKSI INVENTARISASI. Rahmania Utari, S.Pd. *)

MAKALAH PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SARANA PUSAT SUMBER BELAJAR

BAB II LANDASAN TEORI. dan studi. Selanjutnya pasal 8 dari Peraturan Presiden No. 20, 1961

MANFAAT PERPUSTAKAAN SEBAGAI MEDIA BELAJAR BAGI SISWA DI SEKOLAH DASAR. Dosen : Nanik Arkiyah, M.IP. Oleh : Leny Nurhanifah PGSD/ 7A

JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NO : PER- 038/A/JA/09/2011

BAB III PELAKSANAAN MAGANG DI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM BATIK SURAKARTA

PELAYANAN RUJUKAN /REFERENSI Oleh : Sjaifullah Muchdlor, S.Pd

PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KETENTUAN-KETENTUAN LAYANAN SIRKULASI UPT. PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ataupun gudang penyimpanan buku yang hanya berfungsi untuk menampung. buku-buku tanpa dimanfaatkan semaksimal mungkin.

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 44 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERPUSTAKAAN PROPINSI JAWA TMUR

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah melalui perpustakaan. Karena diperpustakaan berbagai sumber

PERANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH. Dra. Neneng Komariah, M.Lib.

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

KOSAKATA. Penjelasan istilah perpustakaan

MAKALAH PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR UNTUK KECERDASAN ANAK. Untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

BAB I. Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan

BAB II LANDASAN TEORI. Perpustakaan terbentuk dari kata pustaka. Menurut kamus umum bahasa

PETUNJUK TEKNIS INVENTARISASI KOLEKSI PERPUSTAKAAN

PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH TERHADAP PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH

Morality Intellectuality Entrepreneurship

PENGADAAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN FAKULTAS SYARIAH UIN IMAM BONJOL PADANG

BUPATI TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGUNG,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berakar pada kebudayaan Indonesia berdasarkan Pancasila

PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SARANA PUSAT SUMBER BELAJAR

BAB II PELAYANAN SIRKULASI

BAB II KAJIAN TEORI. Perpustakaan sangat memerlukan katalog guna untuk menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Definisi Perpustakaan dan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Konsep Dasar Pengelolaan Perpustakaan 1. Pengertian Pengelolaan Pada dasarnya pengelolaan diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian semua sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Atmodiwiryo,2000:5). Pengelolaan biasanya disinonimkan dengan kata manajemen, sementara manajemen ini sejak berabad-abad yang lalu sudah ada, dimana pada masa itu pengelolaan diartikan sebagai pembagian kerja dan adanya tujuan bersama di antara kelompok orang yang tergabung dalam suatu ikatan formal. Teori ini menekankan pada adanya koordinasi, kerja sama, adanya pencatatan, komunikasi dan pengendalian (Wilujeng,2007:18). Pada tahap berikutnya berkembang pemikiran yang mengulas pekerjaan manajer yang dapat dibedakan antara administrasi dan manajemen sehingga lahirlah beberapa pendapat yaitu ; (1) pemikiran bahwa pengelolaan menyangkut struktur organisasi pekerjaan manajerial, (2) akibat pemikiran ini timbul perbedaan antara administrasi dan manajemen dimana fungsi administrasi menyangkut perumusan kebijaksanaan dan penerapan organisasi, sedangkan fungsi utama manajemen adalah pengendalian pimpinan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan baik dalam organisasi, (3) manajemen (pengelolaan) melakukan fungsi kepemimpinan, perencanaan, dan pengendalian opratif dalam organisasi. Perkembangan selanjutnya pengelolaan didefinisikan

sebagai proses merencanakan, dan mengambil keputusan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan sumber daya manusia, keuangan, fasilitas dan informasi guna mencapai sasaran organisasi dengan cara efisien dan efektif. (Atmodiwiryo, 2000:2). Dengan demikian pengelolaan perpustakaan sekolah adalah serangkaian proses kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengendalikan penyelenggaraan perpustakaan. Perencanaan dimaksudkan sebagai rangkaian kegiatan mulai dari perumusan tujuan, Analisis kebutuhan bahan pustaka, pemilihan program dan penetapkan prioritas. identifikasi dan pengerahan sumber, serta penentuan sistem pelayanan, sedangkan pengorganisasian dimaksudkan sebagai penentuan personalia, tupoksi dan penjadwalan, sementara pelaksanaan adalah serangkaian pekerjaan mulai pendirian, pengadaan bahan pustaka, pengadaan petugas perpustakaan, pelayanan dan statistik pembaca/pengunjung sumber biaya dan sebagainya untuk mencapai tujuan perpustakaan yang telah ditetapkan. 2. Pengertian Perpustakaan Perpustakaan sekolah merupakan bagian terpenting dari komponan Pendidikan. Keberadaanya tidak dapat dipisahkan dari lingkungan sekolah sebagai salah satu sarana pendidikan. Perpustakaan sekolah berfungsi sebagai penunjang kegiatan belajar siswa membantu siswa dan guru dalam memacu tercapainya tujuan pendidikan sekolah. Secara bahasa perpustakaan berasal dari kata pustaka yang artinya, kitab atau buku. Perpustakaan merupakan tempat buku dikumpulkan, ditata, dijaga kebersihannya dan dijauhkan dari segala penyebab kerusakan dengan tujuan untuk

dipinjamkan kepada anggota atau dimanfaatkan oleh siswa yang ingin mengadakan pembelajaran ekstra.(darmono,2007:5) Secara terminology para pakar (dalam Yusuf, tth:7) mengemukakan antara lain : a. Perpustakaan adalah suatu ruangan atau tempat yang menyediakan buku, naskah, koleksi musik atau bahan bacaan lain yang terkadang bersifat artistic dipelihara, disusun dengan system tertentu untuk dimanfaatkan bukan untuk dijual (Seila Ritchi) b. Perpustakaan adalah kumpulan buku, naskah,dan bahan bacaan lainnya untuk kepentingan belajar atau membaca, hiburan atau hal yang menyenangkan (Webster s 3 rd New Internatioanl Dictionary, 1961, edition) c. Kumpulan buku atau penggunaan bahan lainnya yang dikelola perpustakaan modern yang meliputi film, slide, gramafon, tape recorder, video recorder dan lain-lain (Encyclopedia Britannica, Vol. VI, 1976) dalam Yusuf (tth:7) d. Perpustakaan adalah koleksi bahan cetakan dan bahan bukan cetakan termasuk sumber informasi computer yang diorganisasi untuk dimanfaatkan.(ifla Standard for Library School,1976) e. Menurut Bafadal.(2009:3), perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustakaan baik berupa buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka perpustakaan dapat didefinisikan sebagai, suatu tempat pengelolaan segala macam informasi terekam, baik dalam bentuk tercetak maupun noncetak termasuk bahan-bahan mikrokomputer dan bahan hasil teknologi canggih lainnya, untuk kepentingan pendayagunaan bagi masyarakat luas. Perpustakaan adalah salah satu alat yang vital dalam setiap program pendidikan, pengajaran, dan penelitian bagi setiap lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan.(yusuf,tth:2) Menurut Supriyadi (dalam Bafadal 2009;4) Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah guna menunjang program belajar mengajar di lembaga pendidkan formal tingkat sekolah baik Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah, baik sekolah umum atau sekolah swasta Bafadal (2009:4) memberikan suatu definisi tentang perpustakaan sekolah sebagai koleksi yang diorganisasi di dalam suatu ruang agar dapat digunakan oleh murid-murid dan guru-guru. Di dalam penyelenggaraannya perpustakaan sekolah ditunjuk seorang pustakawan yang bisa diambil dari salah seorang guru yang dianggap mampu mengelola perpustakaan sekolah. Apabila pengelola perpustakaan seorang guru maka akan mudah mengintegrasikan penyelenggaraan perpustakaan sekolah dengan proses belajar mengajar dibanding dengan yang bukan guru. Selanjutnya menurut Satuan Tugas Koordinasi Pembinaan Perpustakaan Sekolah (SATGAS KPPS) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Timur (dalam Bafadal,2009:4) Perpustakaan Sekolah adalah koleksi pustaka yang diatur

menurut sistem tertentu dalam suatu ruang merupakan bagian integral dalam proses belajar mengajar dan mambantu mengembangkan minat bakat murid. Bertolak dari penjelasan di atas disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan perpustakaan sekolah adalah kumpulan bahan pustaka baik berupa buku maupun non buku yang diorganisasi secara sistematis dalam suatu ruang sehingga dapat membantu murid-murid dan guru-guru dalam proses belajar mengajar di sekolah. 3. Manfaat Perpustakaan Perpustakaan sekolah apabila dikelola dengan baik, maka akan bermanfaat dan dapat memperlancar tujuan proses belajar mengajar di sekolah. Implikasi manfaat tersebut tidak hanya perupa tingginya prestasi murid-murid, tetapi lebih jauh lagi yaitu murid-murid mampu mencari, menemukan, menjaring dan menilai informasi, terbiasa belajar mandiri, terlatih ke arah tanggung jawab, selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan sebagainya. Adapun manfaat perpustakaan sekolah (dalam Bafadal,2009:5) secara rinci sebagai berikut : a. Dapat menimbulkan kecintaan murid-murid terhadap membaca. b. Dapat memperkaya pengalaman belajar murid-murid. c. Dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri. d. Dapat mempercepat proses penguasaan teknik membaca e. Dapat membantu kecakapan berbahasa. f. Dapat melatih murid-murid ke arah tanggung jawab.

g. Dapat memperlancar murid-murid dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah. h. Dapat membantu guru-guru menemukan sumber pengajaran i. Dapat membantu murid-murid, guru-guru dan anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi 4. Fungsi Perpustakaan Menurut Smith dkk (dalam Bafadal,2009:6) menyatakan bahwa perpustakaan sekolah merupakan sumber belajar. Hal ini diasumsikan pada tinjauan secara umum bahwa perpustakaan sekolah itu sebagai pusat proses belajar, sebab kegiatan yang paling tampak pada setiap kunjungan murid-murid adalah belajar. Baik yang ada hubungannya dengan permasalahan langsung dengan mata pelajaran yang di ajarkan di kelas maupun hal-hal lain yang tidak ada hubungan langsung dengan pelajaran. Namun apabila ditinjau secara khusus berikut ini beberapa fungsi perpustakaan yaitu : a. Fungsi Edukati Dikatakan perpustakaan sekolah memiliki fungsi edukatif karena di sekolah disediakan buku-buku baik fiksi maupun nonfiksi sehingga membiasakan para murid untuk belajar mandiri tanpa bimbingan guru. Adanya perpustakaan sekolah dapat meningkatkan interes membaca para murid sehingga teknik membaca dapat dikuasai dengan baik. Di samping itu di perpustakaan sekolah terdapat buku-buku yang pengadaannya sesuai dengan kurikulum sekolah sehingga dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

b. Fungsi Informatif. Karena di perpustakaan sekolah disediakan atau dilengkapi dengan alat-alat pendengar seperti OHP, Slide, TV, Video, Tape Recorder dan lain-lain, maka akan membantu murid-murid memperoleh informasi atau keterangan yang mereka perlukan. c. Fungsi Tanggung Jawab Administrasi Setiap siswa yang masuk ke perpustakaan harus menunjukkan kartu anggota atau kartu belajar, tidak diperbolehkan membawa tas, tidak boleh mengganggu teman, siswa yang terlambat mengembalikan diberi denda dan sebagainya, dapat mendidik para siswa ke arah tanggung jawab di samping membiasakan para siswa bersikap dan bertindak secara administratif. d. Fungsi Riset Adanya bahan pustaka yang lengkap, sehingga para guru maupun para siswa dapat mengadakan riset. e. Fungsi rekreatif. Adanya perpustakaan sekolah dapat berfungsi rekreatif. Perpustakaan sekolah dapat digunakan sebagai pengisi waktu luang. Adapun fungsi Perpustakaan menurut Darmono (2007:8) secara khusus dapat diuraikan sebagai berikut : a. Sebagai pusat sumber belajar b. Sebagai pusat bahan pembelajaran c. Sebagai pusat kegiatan sosial dan pusat kebudayaan bangsa

d. Sebagai ciearing house maksudnya perpustakaan menghimpun semua karya cetak yang berasal dari daerah setempat. e. Sebagai pusat informasi dan pusat jaringan. 5. Tujuan Perpustakaan Setelah mengetahui arti perpustakaan maka akan lebih jelas apa tujuan perpustakaan. Adapun tujuan perpustakaan dapat ditelusuri tujuan deselenggarakannya perpustakaan pada Perguruan Tinggi. Tujuan perpustakaan paling berhubungan langsung dengan kurikulum peguruan tinggi yaitu Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu untuk mendukung, memperlancar serta mempertinggi kualitas pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi yang menurut Darmono (2007:8) meliputi aspek-aspek sebagai berikut: (a) Pengumpulan informasi, (b) Pengolahan informasi, (c) Pemanfaatan informasi, (d) Penyebarluasan informasi. Bafadal (2009:5) menyatalan bahwa penyelenggaraan perpustakaan sekolah adalah bertujuan mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka serta membantu murid-murid menyelesaikan tugas-tugas dalam belajar mengajar. 6. Sistem Pelayanan Perpustakaan Pelayanan pembaca merupakan kegiatan pemberian pelayanan kepada pengunjung perpustakaan sekolah dalam menggunakan buku-buku dan bahan-bahan pustaka lainnya. Pelayanan tersebut dapat diselenggarakan dengan sebaik-baiknya apabila pelayanan teknisnya dikerjakan dengan sebaik-baiknya pula. Menurut William A. Katz (dalam Bafadal,2009:124) menyatakan bahwa pada intinya

pelayanan pembaca itu ada dua, yaitu : Pelayanan sirkulasi, dan pelayanan referensi. Pelayanan Sirkulasi adalah kegiatan melayani peminjaman dan pengembalian buku-buku perpustakaan sekolah sedangkan pelayanan referensi pelayanan yang berhubungan dengan pelayanan pemberian informasi dan pemberian bimbingan belajar, berupa memberikan jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pengunjung perpustakaan sekolah yang membutuhkan keterangan-keterangan dan memberikan petunjuk tentang bahan-bahan tertentu yang tidak mungkin dapat dilayani oleh bagian sirkulasi. Adapun Pelayanan Sirkulasi dapat diuraikan sebagai berikut : a. Peminjaman Buku. Dalam hal peminjaman buku terdapat dua sistem penyelenggaraan perpustakaan sekolah yang masing-masing berbeda yaitu : 1) Sistem terbuka Yang dimaksud dengan pelayanan perpustakaan sekolah sistem terbuka adalah dimana murid-nurid diperbolehkan mencari dan mengambil sendiri buku-buku yang dibutuhkan. Pada sistem ini murid-murid dibolehkan masuk ke dalam ruang buku untuk mencari dan mengambil sendiri buku yang dibutuhkan, selanjutnya dibawa ke bagian sirkulasi untuk dicatat seperlunya. Pada saat menyerahkan buku pada bagian sirkulasi para siswa harus menunjukkan kartu anggota atau kartu siswa. Kemudian petugas sirkulasi mengambil kartu peminjam dan mencatatkan nomor buku yang dipinjam dan tanggal pengembaliannya. Pada slip tanggal yang ditempel

pada halaman belakang buku, dicatat tanggal pengembaliannya, sedangkan kartu bukunya dicabut dari kantong buku dan dicatat nama siswa yang meminjam dan tanggal pengembaliannya pada kartu buku tersebut. Setelah senuanya selesai, maka kartu anggota atau kartu siswa beserta bukunya diserahkan kepada siswa yang bersangkutan, sedangkan kartu bukunya difile di laci kartu buku dan kartu peminjamannya difile kembali di laci kartu peminjam. 2) Sistem Tertutup Pada perpustakaan sekolah yang menerapkan sistem pelayanan tertutup, para siswa tidak diperbolehkan mencari dan mengambil sendiri buku-buku atau bahanbahan pustaka yang dibutuhkan. Pada sistem ini para siswa tidak dibolehkan masuk ruang buku tapi petugaslah yang akan mencarikan buku atau bahan pustaka yang dibutuhkan. Dalam sistem ini mula-mula para siswa melihat kartu katalog untuk mengetahui apakah buku yang dibutuhkan tersedia atau tidak. Setelah diketahui bahwa buku yang dibutuhkan tersedia, maka siswa meminta kartu pesanan. Selanjutnya siswa menuliskan nama pemesan dan buku pesanan, lalu kartu pesanan tersebut diserahkan kembali kepada petugas perpustakaan. Setelah buku yang dipesan ditemukan oleh petugas, kemudian dibawa ke bagian sirkulasi untuk dicatat seperlunya sebagaimana halnya proses pencatatan pada sistem terbuka. b. Pengembalian Buku Tata cara pengembalian buku baik pada sistem terbuka maupun pada sistem tertutup adalah sama. Pertama-tama buku yang akan dikembalikan diserahkan ke

bagian sirkulasi. Selanjutnya petugas di bagian sirkulasi meneliti tanggal yang tercantum pada slip tanggal untuk mengetahui apakah pengembalian buku tersebut terlambat atau tidak. Dalam hal ini apabila ternyata tanggal pengembalian buku terlambat, maka peminjam diberi sanksi menurut aturan yang berlaku. Kemudian petugas mengambil kartu peminjam dan keterangan peminjaman pada kartu tersebut dicoret atau distempel dengan stempel tanda KEMBALI. Akhirnya kartu peminjam difile lagi di tempatnya, kartu buku dimasukkan lagi ke kantongnya, dan buku disimpan lagi di rak atau tempatnya semula. c. Statistik Pengunjung/Peminjam. Tugas lain petugas bagian sirkulasi adalah membuat statistik pengunjung dan peminjaman untuk mengetahui seberapa jauh pelayanan perpustakaan sekolah. Yang menyangkut jumlah pengunjung setiap hari, setiap bulan, atau setiap tahun, jumlah buku yang dipinjam, golongan buku yang sering dipinjam dan sebagainya. Statistik pengunjung dan peminjaman fungsinya di samping hasilnya dapat dijadikan dasar pembuatan laporan, juga dapat dijadikan dasar dalam membuat perencanaan pengadaan buku-buku. Pelayanan Referensi adalah pelayanan yang berhubungan dengan pelayanan pemberian informasi dan pemberian bimbingan belajar. Adapun pelayanan referensi dapat diuraikan sebagai berikut : a. Pelayanan informasi.

Pada prinsipnya pelayanan informasi ditujukan untuk memberikan jawabanjawaban atas pertanyaan-pertanyaan pengunjung perpustakaan sekolah yang membutuhkan keterangan-keterangan dan memberikan petunjuk tentang bahanbahan tertentu yang tidak mungkin dapat dilayani oleh bagian sirkulasi. Tugas pelayanan informasi akan terselenggara dengan baik tergantung pada dua faktor yaitu kelengkapan koleksi dan kemampuan petugas. Kedua faktor tersebut akan diuraikan sebagai berikut: 1) Kelengkapan Koleksi. Kelengkapan koleksi yang tersedia di perpustakaan sekolah sangat mempengaruhi pelayanan informasi. Dalam pelayanan informasi ini koleksi referensi seperti Kamus, Ensiklopedi, Buku Pegangan, Buku Tahunan, Almanak, Laporan Penelitian Ilmiah, Laporan pertemuan ilmiah, Skripsi, Tesis, Disertasi, Tinjauan perkembangan, Bibliografi, Katalog Induk, Buku Petunjuk, tidak dibolehkan dibawa pulang, melainkan sekedar dibaca di ruang baca atau ruang referensi. Demikian halnya dengan buku-buku atau bahan-bahan pustaka lainnya yang jumlahnya hanya satu eksemplar atau koleksi khusus seperti majalah, surat kabar, bulletin, film, slide, peta, globe, dan sebagainya. Untuk menandai bahan-bahan pustaka seperti disebutkan di atas agar mudah diketahui caranya adalah dengan meberikan tanda R pada label buku atau bahan pustaka yang jumlahnya hanya satu eksemplar. Tanda R ini berarti koleksi referensi. 2) Kemampuan petugas.

Agar pelayanan referensi dapat terselenggara dengan baik, maka petugas referensi diharuskan mempunyai pengetahuan yang luas serta mengetahui isi dan ciri khas setiap bahan referensi. Selain itu petugas referensi harus mempunyai sikap lemah lembut, sabar, tidak cepat bosan, dan putus asa, yang terlebih penting lagi petugas referensi harus mampu mengadakan human relation dengan pengunjung perpustakaan sekolah sehingga pengunjung tidak merasa takut minta bantuan petugas serta merasa aman bila berada di dalam perpustakaan sekolah. b. Pelayanan Pemberian Bimbingan Belajar. Tugas pemberian bimbingan belajar ini paling banyak diperlukan pada sekolahsekolah dasar (SD), dan sekolah menengah pertama (SMP). Sedangkan pada sekolah menengah atas (SMA) dan perguruan tinggi (PT) kurang atau bahkan tidak diperlukan. Bimbingan belajar ini diberikan baik kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar maupun siswa yang berhasil dalam belajarnya. Seorang pustakawan harus mampu memberikan bimbingan belajar kepada para siswa. Oleh karena itu seorang pustakawan harus bekerja sama dengan guru-guru mata pelajaran khususnya guru mata pelajaran Bahasa Indonesia atau bekerja sama dengan guru BK. 7. Isi Perpustakaan sekolah Adapun bahan-bahan yang dikoleksi di perpustakaan adalah sebagai berikut: a. Jenis-jenis Buku Buku Pelajaran, buku ilmu pengetahuan, buku cerita atau Fiksi,..buku Referens seperti, kamus, ensiklopedia, sumber biografi, sumber geografi, direktori,

buku panduan atau buku pedoman,. Serial (Majalah dan Koran), Koleksi pandangdengar (audio-visual). b. Penataan Buku Yang dimaksud dengan Penataan buku terdiri dari ; a. Penyusunan buku atau pengelompokan buku menurut jenis. b. Pengelompokan buku menurut Bagan DDC, c. Pemberian kode buku,.d. Bentuk kode buku, e. Peletakan kode buku, f. Penyusunan buku di rak, dan g. Pengadaan katalogisasi. B. Perencanaan Perpustakaan Pada dasarnya perencanaan merupakan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa depan, yang dimaksudkan untuk mengatur berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. (Fattah, 2009:49). Menurut Bafadal (2009:31) perencanaan berarti suatu proses berfikir menentukan tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Selanjutnya Roger A. Kauffman dalam Fattah ( 2009 : 49 ) menyebutkan bahwa perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin. Dalam setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang meskipun dapat dibedakan, tetapi tak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, yaitu 1) perumusan tujuan yang akan dicapai, 2) pemilihan program untuk mencapai tujuan, dan 3) identifikasi dan pengerahan sumber yang jumlahnya terbatas. Dengan

demikian perencanaan perpustakaan sekolah adalah serangkaian kegiatan berupa perumusan tujuan, pemilihan program dan identifikasi serta pengerahan sumber yang ada hubungannya dengan pengadaan bahan pustaka dan pendirian perpustakaan. Halhal yang ditentukan dalam perencanaan perpustakaan meliputi perencanaan tujuan, personalia perpustakaan, struktur organisasi, cara pengadaan dana dan sebagainya. C. Pelaksanaan Perpustakaan Pada umumnya pelaksanaan perpustakaan meliputi, pengadaan bahan-bahan pustaka, klasifikasi bahan pustaka, katalogiosasi, pengaturan dan pemeliharaan bahan pustaka, pelayanan pembaca dan pengembangan perpustakaan. Pelaksanaan kegiatan perpustakaan dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Pengadaan buku atau bahan pustaka. Hal yang pertama dilakukan yang berhubungan dengan pelaksanaan perpustakaan adalah pengadaan buku-buku atau bahan-bahan pustaka lainnya. Dalam perencanaan perpustakaan pengadaan bahan atau sarana perpustakaan termasuk suatu hal yang penting. Dalam perencanaan pengadaan bahan-bahan pustaka menurut Bafadal (2009:30-36) ada beberapa langkah yang ditempuh yaitu : a. Inventarisasi bahan-bahan pustaka yang harus dimiliki. b. Inventarisasi bahan-bahan pustaka yang dimiliki. c. Analisa kebutuhan bahan-bahan pustaka, d. Menetapkan prioritas,dan e. Menentukan cara pengadaan bahan-bahan pustaka.

Pada umunya bahan-bahan pustaka khususnya yang berupa buku-buku, merupakan bantuan atau dropping dari pemerintah, baik dari Kantor Dinas Pendidikan Nasional Propinsi maupun dari Kantor Kementerian Pendidikan Nasional Pusat. Tetapi bantuan tersebut biasanya terbatas, dan tidak selalu ada, sehingga guru pustakawan dituntut untuk mengusahakan bahan-bahan pustaka. Adapun beberapa cara yang dapat ditempuh oleh guru pustakawan untuk memperoleh bahan-bahan pustaka antara lain dengan cara membeli, hadiah atau sumbangan, tukar menukar, atau dengan cara meminjam. Adapun cara-cara pengadaan bahan-bahan pustaka dapat diuraikan sebagai berikut: a. Pembelian. Untuk membeli buku-buku sekolah dapat ditempuh beberapa cara yaitu : 1) Membeli ke penerbit artinya untuk memperoleh buku maka guru pustakawan dapat membeli langsung di penerbit. 2) Membeli di toko buku. 3) Memesan, yaitu guru pustakawan memesan buku baik ke penerbit atau ke toko apabila persediaan buku yang diperlukan habis. b. Hadiah. Selain membeli pengadaan bahan pustaka dapat pula diperoleh dengan dari hadiah atau sumbangan baik dari perorangan maupun organisasi, badan-badan atau lembaga tertentu. c. Tukar menukar

Untuk melengkapi bahan atau buku perpustakaan guru pustakawan dapat mengadakan kerja sama dengan guru pustakawan di sekolah lain yang berupa tukar menukar buku. d. Pinjaman Usaha lain dalam upaya pengembangan dan kelangkapan buku atau bahan perpustakaan adalah dengan meminjam baik berasal dari Kepala sekolah, guru-guru atau para siswa sekalipun bahkan dari pihak lain, atau dapat memfotocopy baik buku, majalah dan lain-lain. 2. Klasifikasi Setelah kegiatan pengadaan bahan pustaka, kegiatan lain adalah klasifikasi buku. Klasifikasi buku atau bahan pustaka artinya mengelompokkan buku atau bahan pustaka yang pada umumnya didasarkan pada perbedaan dan persamaan. Klasifikasi buku atau bahan pustaka ini ditujukan, 1) untuk mempermudah kepada para siswa atau pengguna dalam mencari buku atau bahan pustaka yang diperlukan, 2) untuk mempermudah guru pustakawan dalam mencari buku-buku yang dipesan para siswa atau pengguna, 3) untuk mempermudah guru pustakawan mengembalikan buku pada tempatnya, 4) mempermudah guru pustakawan mengetahui perimbangan bahan pustaka, dan 5) untuk mempermudah guru pustakawan dalam menyusun daftar bahan-bahan pustaka berdasarkan sistem klasifikasi. (Bafadal,2009:52). Cara mengklasifikasikan buku dapat ditempuh langkah-langkah sebagai beruikut ; 1) menentukan sistem klasifikasi, 2) menyiapkan bagan klasifikasi, 3) menyiapkan

buku, 4) menentukan subyek buku, dan 5) menentukan nomor klasifikasi. ( Bafadal, 2009 : 64 66 ) 3. Katalogisasi. Katalogisasi merupakan proses mengkatalog buku-buku perpustakaan sekolah. Katalog merupakan suatu daftar yang berisi keterangan-keterangan yang lengkap dari suatu buku koleksi, dokumen, atau bahan-bahan pustaka. (Bafadal, 2009 : 89 ). Keterangan-keterangan yang perlu dicantumkan pada katalog meliputi; a. Tajuk entri, yaitu berupa nama keluarga pengarang atau nama utama pengarang, b. Judul buku, baik judul utama maupun sub judul, c. Keterangan tentang kota terbit, nama penerbit, dan tahun terbit, d. keterangan tentang jumlah halaman, ukuran buku, illustrasi, indeks, tabel, bibliografi, dan efendik, dan e. Keterangan singkat mengenai seri penerbitan, judul asli, dan pengarang asli apabila buku tersebut merupakan hasil terjemahan. Katalogisasi ini berfungsi, menginformasikan buku-buku perpustakaan berupa ciri-ciri buku seperti judul buku, pengarang, edisi, kota terbit, penerbit, tahun terbit, jumlah halaman, dan sebagai wakil buku, artinya dengan mambaca katalog pengunjung dapat secara langsung memperoleh gambaran mengenai bukunya. 4. Pengaturan dan pemeliharaan buku-buku atau bahan pustaka a. Pengaturan buku Pengaturan dimaksudkan sebagai penyusunan dan penyimpanan buku-buku perpustakaan dengan sebaik mungkin sehingga memudahkan pengambilan dan pengembaliannya. Sebelum buku-buku perpustakaan disusun dan disimpan, sebaiknya buku-buku tersebut dilengkapi dengan perlengkapan buku seperti label

buku, kartu buku berserta kantongnya, dan slip tanggal. Label buku merupakan nomor penempatan buku yang berisikan nomor klasifikasi, tiga huruf pertama nama keluarga/utama, satu huruf pertama dari judul buku. b. Penyusunan buku. Setelah buku-buku perpustakaan sekolah didaftar dan diinfentaririsasikan ke dalam buku induk, label buku, kartu buku serta slip tanggal, dan semuanya telah disampul maka kegiatan selanjutnya adalah menyusun buku-buku menurut aturan yang berlaku. Penyusunan buku-buku perpustakaan merupakan kegiatan yang tidak kalah pentingnya dengan kegiatan-kegiatan lain dalam rangkaian pengelolaan perpustakaan, sebab dapat membantu para pengguna mencari dan menemukan buku apabila diperlukan sewaktu-waktu. c. Pemeliharaan buku-buku perpustakaan. Dalam rangka pengembangan perpustakaan sekolah perlu adanya peningkatan buku-buku perpustakaan baik ditinjau dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Pada umumnya guru pustakawan atau pengelola perpustakaan dalam rangka meningkatkan jumlah buku terlebih hanya berusaha untuk mendapatkan tambahan buku, namun justru buku-buku yang tersedia tidak diurus atau dipelihara, sehingga di satu pihak mengusahakan tambahan buku-buku, sementara buku-buku yang sudah ada cepat rusak dan akhirnya tidak dapat dimanfaatkan lagi. Oleh karena itulah diperlukan upaya pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan buku-buku perpustakaan sekolah meliputi, pencegahan terhadap kerusakan dan memperbaiki atau membetulkan bukubuku yang telah rusak. Dengan demikian dapat diidentifkasi beberapa kegiatan dalam

upaya pemeliharaan buku yaitu antara lain mencegah kerusakan buku dan perbaikan buku. Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada buku-buku pertama-tama harus mengetahui faktor-faktor apa yang biasanya dapat merusak buku, kemudian bagaimana caranya mencegah agar buku-buku tersebut tidak mudah rusak. Terdapat dua hal menurut Bafadal (2009:121) yang membuat buku cepat rusak. Yaitu faktor manusia dan faktor alamiah. Faktor manusia adalah adanya para pengunjung yang tidak menyadari pentingnya buku, sehingga seringkali mencoret-coret halaman buku, merobek, menandai halaman buku dengan melipat, membasahi jari dengan ludah pada saat mencari halaman yang akan dibaca, pada saat membaca sambil makan sehingga mungkin ada makanan yang terjatuh ke atas buku dan sebagainya. Sedangkan faktor alamiah seperti kelembaban udara, air, api, jamur, debu, sinar matahari dan serangga. Perbaikan buku dimaksudkan untuk memperbaiki buku yang rusak. Biasanya yang sering dilakukan dalam upaya perbaikan buku antara lain adalah, 1) memperbaiki buku yang sedikit sobek, 2) memperbaiki buku yang sebagian halamannya lepas, 3) memperbaiki buku-buku yang punggungnya rusak, 4) memperbaiki buku yang paperback nya rusak, 5) menjilid kembali buku-buku yang jilidnya lepas, dan sebagainya. 5. Pelayanan pembaca. Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa pelayanan pembaca merupakan kegiatan pemberian bantuan kepada pengunjung perpustakaan dalam menggunakan buku-buku atau bahan-bahan pustaka lainnya. Pelayanan ini

menyangkut peminjaman dan pengembalian buku, pemberian informasi serta bimbingan dan statistik. 6. Inventarisasi bahan pustaka. Penginventarisasian bahan-bahan pustaka dilakukan pada waktu bahan pustaka itu didatangkan, setelah guru pustakawan mengecek bahan-bahan pustaka tersebut. Kegiatan ini meliputi ; 1) pemberian stempel pada buku dan 2) mendaftar buku-buku. 7. Pengaturan tata tertib Perpustakaan. Pengaturan tata tertib juga merupakan bagian dari pelaksanaan kegiatan perpustakaan. Agar pelayanan perpustakaan berjalan lancar dan teratur perlu dibuat peraturan berupa tata tertib perpustakaan yang dapat dijadikan pegangan baik oleh pengunjung maupun oleh petugas perpustakaan. Dalam tata tertib ini hal-hal penting yang dicantumkan meliputi, sikap dan status perpustakaan, keanggotaan perpustakaan sekolah, bahan-bahan pustaka yang tersedia, sanksi dan hukuman bagi pelanggar, iuran bagi setiap anggota, sistem penyelenggaraan, dan waktu pelayanan atau waktu buka. D. Hambatan-hambatan pelaksanaan Perpustakaan. Setiap pekerjaan tidak selamanya berjalan lancar. Demikian halnya dengan pengelolaan perpustakaan, tak lepas dari hambatan. Adapun faktor-faktor yang menghambat dalam pengelolaan perpustakaan antara lain sebagai berikut: a. Tenaga pengelola.

Tenaga pengelola perpustakaan merupakan satu bagian dari faktor yang bisa mendukung kelancaran jalannya pengelolaan perpustakaan. Tenaga pengelola yang kurang dari semestinya akan menghambat pelaksanaan layanan perpustakaan. Oleh karena iu dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah sehari-hari perlu ada satu orang atau lebih yang ditunjuk untuk mengelola perpustakaan sekolah. b. Tingkat pengetahuan pustakawan. Seorang pustakawan karena tanggung jawabnya dituntut harus memiliki kemampuan dan kecakapan dalam mengelola perpustakaan. Kelancaran pengelolaan perpustakaan, besar tidaknya hasil yang dicapai oleh adanya penyelenggaraan perpustakaan sekolah sangat tergantung kepada bagaimana pengelolaannya. c. Ruangan yang tidak layak. Di samping kemampuan pustakawan, hal lain yang turut mempengaruhi dan sekaligus menjadi hambatan dalam penyelenggaraan perpustakaan adalah ruangan yang digunakan sebagai tempat penyelenggaraan perpustakaan. Banyaknya buku dan bahan pustaka akan tidak berarti jika diletakkan dalam ruangan yang sempit. d. Buku dan perlengkapan perpustakaan. Kelengkapan buku atau bahan pustaka lainnya turut mempengaruhi kelancaran pengelolaan perpustakaan. Bahan pustaka yang tidak lengkap akan menjadi penghambat dalam pelayanan perpustakaan. e. Modal

Satu hal yang paling fital dalam pengelolaan perpustakaan adalah modal, baik yang sifatnya material maupun hal-hal lain yang bersifat rohani seperti kemauan, kemampuan dan lain-lain. f. Dukungan Agar pengelolaan dapat berjalan lancar, maka satu hal juga yang turut mempengaruhi berhasil tidaknya pengelola perpustakaan dalam menjalankan tugasnya adalah dukungan dan bantuan dari semua pihak. Kurangnya dukungan merupakan faktor penghambat dalam upaya merelisasikan tujuan yang telah ditetapkan.