SISTEM TANAM PAKSA. Oleh: Taat Wulandari

dokumen-dokumen yang mirip
Makalah Diskusi SEJARAH SOSIAL EKONOMI

PROSES PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT

POLITIK KOLONIAL KONSERVATIF, ) ENCEP SUPRIATNA

FOTO KEGIATAN SIKLUS I

2. Sistem kerja wajib ( kerja rodi ) oleh Herman Willem Daendels

BAB 5: SEJARAH POLITIK KOLONIAL

1. Oleh: 2. Taat Wulandari 3.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan mengacu pada bab pertama serta hasil analisis pada bab empat. Dalam

SISTEM SEWA TANAH DALAM UPAYA PENGHAPUSAN FEODALISME DI JAWA ABAD XIX ( Fragmen Sosio-kultural pada Masyarakat Jawa ) Rosalina Ginting & Agus Sutono*

Yogyakarta, 22 Oktober Aman. iii

Kehidupan Sosial-Ekonomi Masyarakat di Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Hindia

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN

KEUNGGULAN LOKASI TERHADAP KOLONIALISME DI INDONESIA

SERBA SERBI TANAM PAKSA Oleh : Zulkarnain

Pohon dan Kemiskinan Ringkasan dari buku: EKOLOGI PEDESAAN:

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menyebabkan bangsa Eropa tertarik untuk

BAB I Latar Belakang. 1. Rumusan Masalah

Sistem Perkebunan Masa Hindia-Belanda

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

DAMPAK KEBIJAKAN KOLONIAL DI JAWA

TANAM PAKSA SEBAGAI TINDAKAN EKSPLOITASI. Oleh : Mifta Hermawati S1 Pendidikan Sejarah/Universitas Negeri Surabaya

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Nama : Mata Pelajaran : Sejarah

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang.

KISI-KISI SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN. cenderung ditulis sebagai fenomena yang tidak penting dengan alasan

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran, kesehatan, keamanan termasuk juga kecelakaan kerja. Untuk

I. PENDAHULUAN. tanda bukti kepemilikan. Tanah adat tersebut hanya ditandai dengan ciri-ciri fisik

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Kolonialisme berawal dari perkembangan situasi ekonomi, dimana

KONSEP DASAR PEREKONOMIAN GLOBAL

Sejarah Penjajahan Indonesia

PENATAAN KEAGRARIAAN DAN PERTANAHAN WUJUD KESINAMBUNGAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

MODUL POLA KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL HINGGA KEMERDEKAAN MATERI : HUBUNGAN POLITIK ETIS DENGAN PERGERAKAN NASIONAL

SKRIPSI. Disusun guna meraih Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh : Slamet Wakhidin

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR PENGUASAAN LAHAN TERHADAP TINGKAT PENGUASAAN LAHAN

DASAR-DASAR PENYULUHAN PERTANIAN

A. Pengantar Sewa tanah diperkenalkan di Jawa semasa pemerintahan peralihan Inggris ( ) oleh Gubernur Jenderal Stamford Raffles, sewa tanah

Revolusi Industri: Latar Belakang, Proses Revolusi, & Dampaknya

MASA PEMERINTAHAN HERMAN WILLIAN DAENDELS DI INDONESIA

BAB V PENUTUP. ternyata tidak pilih kasih. Artinya, ia tidak saja melanda daerah-daerah yang

MONETISASI DAN PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT JAWA ABAD XIX

Dampak Sistem Tanam Paksa terhadap Dinamika Perekonomian Petani Jawa Hendra Kurniawan

PERKEMBANGAN PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA

A. Definisi dan Tujuan Usaha Tani

SUMBER HUKUM PERBURUHAN

BAB I PENDAHULUAN. wet ) yang dibuat oleh kerajaan Belanda pada tahun Undang-undang ini

PEDOMAN WAWANCARA INFORMAN

KEBIJAKAN EKONOMI KOLONIAL TAHUN A. Kardiyat Wiharyanto

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu, bangsa Indonesia kaya akan hasil bumi antara lain rempah-rempah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN WAY KANAN MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMP UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 LEMBAR SOAL

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Hari / Tanggal : SENIN, 27 NOPEMBER 2017

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Dalam Wikipedia, K. C. Wheare menyatakan bahwa undang-undang atau

KOLONIALISME DAN IMPERIALISME

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB V PENGELOLAAN HUTAN DAN LUAS LAHAN

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Kemitraan di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan Umum. Tujuan Khusus

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

SK 2 MENGANALISA PERKEMBANGAN BANGSA INDONESIA SEJAK MASUKNYA PENGARUH BARAT SAMPAI PENDUDUKAN JEPANG

SEJARAH DESAIN. Revolusi Industri Modul 1. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

BAB I PENDAHULUAN. dilepaskan dari sistem tanam paksa (cultuurstelsel) pada tahun 1830-an.

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN

STRUKTUR DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DI PEDESAAN SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah Negara kepulauan yang sebagian besar penduduknya

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Terbitnya sebuah buku di Hindia Belanda yang berjudul: Max Havelaar atau

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam perekonomian Indonesia. Bahkan komoditi teh juga menjadi

Pertemuan ke-3 Pembentukkan UUPA dan Pembangunan Hukum Tanah Nasional. Dr. Suryanti T. Arief SH.,MKn.,MBA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkebunan Indonesia sudah diperkenalkan oleh pemerintah kolonial Belanda sejak

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1974 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No Perbedaan Hak Milik Hak Guna Usaha Hak Guna Bangunan Hak Pakai atas Tanah Negara. perusahaan, pertanian, diperpanjang untuk. peternakan.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 56 TAHUN 1960 TENTANG PENETAPAN LUAS TANAH PERTANIAN

8. Apa perjuangan beliau? 9. Apa strategi beliau dalam mengusir penjajah? 10. Apa sikap yang harus diambil dari para pahlawan?

KETENTUAN-KETENTUAN POKOK KESEJAHTERAAN SOSIAL. ADMINISTRASI. SOSIAL. Kesejahteraan. Ketentuan Pokok.

BAB IV ANALISIS DATA. kepustakaan baik yang diperoleh langsung dari kitab-kitab aslinya atau kitabkitab

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH KELAS XI IPS 2011

I. PENDAHULUAN. Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596

BAB I PENDAHULUAN. bentang alam yang cocok dan berada di daerah tropis membuat berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera yang mengalami eksploitasi besar-besaran oleh pihak swasta terutama

Paket I KURIKULUM 2006

PENDAHULUAN. kerja, penyedia pangan, penyumbang devisa negara malalui ekspor dan sebagainya. Oleh

Wilayah Kekuasaan Kekaisaran Turki Ottoman abad M

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo.

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 378/KMK.01/2004 TENTANG

Dampak Kenaikan Harga BBM bagi Golongan Termiskin di Dua Desa

SEJARAH HUKUM INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 56 TAHUN 1960 TENTANG PENETAPAN LUAS TANAH PERTANIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ZAMAN PERGERAKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Dari segi model bagi hasil pada petani bawang merah di dusun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur di awal abad ke 18 merupakan salah satu kawasan yang

BAB V PENUTUP. kehidupan sosial ekonomi masyarakat akan meningkat, ketika masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

BAB I PENDAHULUAN. mendukung statusnya sebagai negara agraris, dengan sebagian besar masyarakat

Transkripsi:

SISTEM TANAM PAKSA Oleh: Taat Wulandari E-mail: taat_wulandari@uny.ac.id

TOKOH-TOKOH PENENTANG TANAM PAKSA 1. Eduard Douwes Dekker (1820 1887) Ia mengarang sebuah buku yang berjudul Max Havelaar (lelang kopi perdagangan Belanda) dan terbit pada tahun 1860. Dalam buku tersebut, ia melukiskan penderitaan rakyat di Indonesia akibat pelaksanaan sistem tanam paksa. 2. Baron van Hoevell (1812 1870) Baron van Hoevell bersama Fransen van de Putte menentang sistem tanam paksa. Kedua tokoh itu juga berjuang keras menghapuskan sistem tanam paksa melalui parlemen Belanda.

3. Fransen van der Putte (1822-1902) Fransen van der putte yang menulis 'Suiker Contracten' sebagai bentuk protes terhadap kegiatan tanam paksa. 4. Golongan Pengusaha Golongan pengusaha menghendaki kebebasan berusaha, dengan alasan bahwa sistem tanam paksa tidak sesuai dengan ekonomi liberal. Akibat reaksi dari orang-orang Belanda yang didukung oleh kaum liberal mulai tahun 1865 sistem tanam paksa dihapuskan

Latar Belakang Pada tahun 1830 keadaan di tanah jajahan dan di negeri Belanda sangat buruk, beban hutang juga semakin besar. Untuk menyelamatkannya, maka Van den Bosch diangkat sebagai Gubernur Jenderal di Indonesia dengan tugas mencari cara untuk mengisi kekosongan kas negara tersebut. Kemudian Van den Bosch mengerahkan tenaga rakyat tanah jajahan untuk melakukan penanaman yang hasilhasilnya dapat dijual di pasaran dunia. Hal tersebut dinamakan Sistem Tanam Paksa atau Cultuur Stelsel.

Ketentuan dalam Sistem Tanam Paksa 1. Penduduk desa diwajibkan menyediakan 1/5 dari tanahnya atau lebih, untuk ditanami tanaman dagangan yang dapat dijual dipasaran dunia. 2. Tanah yang disediakan untuk penanaman tanaman dagangan itu dibebaskan dari pembayaran pajak tanah. 3. Tanaman dagangan itu hasilnya harus diserahkan kepada pemerintah Hindia Belanda. Setiap kelebihan hasil tanaman dari jumlah pajak yang harus dibayar, akan dibayarkan kembali kepada rakyat.

4. Wajib tanam paksa dapat diganti dengan penyerahan tenaga untuk pengangkutan dan pekerjaan di pabrik. 5. Kegagalan panenan akan menjadi tanggungan pemerintah 6. Penggarapan penanaman tanaman dagangan itu dibawah pengawasan langsung dari kepalakepala pribumi. Kepala-kepala Belanda mengawasi secara umum jalannya penggarapan sampai pengangkutannya.

Pelaksanaan Sistem Tanam Paksa Sistem tanam paksa dalam prakteknya tidak sesuai dengan peraturannya. Sistem tanam paksa yang semula dimaksudkan sebagai usaha persetujuan yang didasarkan atas sukarela, dalam prakteknya menjadi suatu paksaaan. Adanya sistem pemberian prosenan bagi pengumpulan hasil tanaman yang melebihi jatah kepada para petugas, mendorong para petugas berusaha mempertinggi hasil dengan menggunakan kekuasaannya. Untuk tujuan itu rakyat pada akhirnya ditindas untuk menghasilkan sebanyak-banyaknya.

Penyimpangan Sistem Tanam Paksa 1. Dalam perjanjian, tanah yang digunakan untuk 'cultur stelsel' adalah seperlima sawah, namun dalam prakteknya dijumpai lebih dari seperlima tanah, yaitu sepertiga dan bahkan setengah dari sawah milik pribumi. 2. Tanah petani yang dipilih hanya tanah yang subur, sedangkan rakyat hanya mendapat tanah yang tidak subur. 3. Tanah yang digunakan untuk penanaman tetap saja dikenakan pajak sehngga tidak sesuai dengan perjanjian. 4. Kelebihan hasil tidak dikembalikan kepada rakyat atau pemilik tanah, tetapi dipaksa untuk dijual kepada pihak Belanda dengan harga yang sangat murah.

5. Waktu untuk bekerja untuk tanaman yang dikehendaki pemerintah Belanda, jauh melebihi waktu yang telah ditentukan. Waktu yang ditentukan adalah 65 hari dalam setahun, namun dalam pelaksanaannya adalah 200 sampai 225 hari dalam setahun. 6. Penduduk yang tidak memiliki tanah dipekerjakan di perkebunan Belanda, dengan waktu 3-6 bulan bahkan lebih. 7. Tanaman pemerintah harus didahulukan baru kemudian menanam tanaman mereka sendiri. Kadang-kadang waktu untuk menanam, tanamannya sendiri itu tinggal sedikit sehingga hasilnya kurang maksimal. 8. Kerusakan tanaman tetap ditanggung petani.

Penderitaan Bangsa Indonesia 1. Rakyat makin miskin karena sebagian tanah dan tenaganya harus disumbangkan secara cuma-cuma kepada Belanda. 2. Sawah dan ladang menjadi terlantar karena kewajiban kerja paksa yang berkepanjangan mengakibatkan penghasilan menurun. 3. Beban rakyat makin berat karena harus menyerahkan sebagian tanah dan hasil panen, membayar pajak, mengikuti kerja rodi, serta menanggung risiko apabila panen gagal. 4. Akibat bermacam-macam beban, menimbulkan tekanan fisik dan mental yang berkepanjangan. 5. Bahaya kelaparan dan wabah penyakit timbul di mana-mana sehingga angka kematian meningkat drastis.

Dampak Sistem Tanam Paksa Bagi Belanda Meningkatnya hasil tanaman ekspor dari negeri jajahan dan dijual Belanda di pasaran Eropa. Perusahaan pelayaran Belanda yang semula hampir mengalami kerugian, tetapi pada masa tanam paksa mendapatkan keuntungan. Bagi Indonesia Kemiskinan dan penderitaan fisik dan mental yang berkepanjangan. Beban pajak yang berat. Pertanian, khusunya padi banyak mengalami kegagalan panen. Kelaparan dan kematian terjadi di mana-mana.