Latar Belakang Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 237,6 juta jiwa atau bertambah 32,5 juta jiwa sejak tahun

dokumen-dokumen yang mirip
1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian sebagai penyedia bahan baku untuk sektor industri. Produksi sektor

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari

BAB I PENDAHULUAN. salah satu potensi terbesar yang ada di Indonesia. Hal ini tercermin dari

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi berarti peluang pasar internasional bagi produk dalam negeri dan

I. PENDAHULUAN. 1 Sambutan Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Ahmad Dimyati pada acara ulang tahun

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Produk hortikultura memiliki peranan penting bagi pembangunan pertanian yang

I. PENDAHULUAN. dengan besarnya jumlah penduduk yang ada. Banyaknya penduduk yang ada

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang sangat mudah untuk

BAB I PENDAHULUAN. terutama di bidang kesehatan berdampak pada penurunan angka kelahiran,

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi dapat dilihat dari sudut pandang yang umum disebut sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang ditanam di Malang mempunyai nama Apel Malang. Buah dan sayur memiliki

I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (1990) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. cukup. Salah satu komoditas pangan yang dijadikan pangan pokok

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh

gizi mayarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Produksi hortikultura yaitu sayuran dan buah-buahan menyumbang pertumbuhan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam periode 5 tahun terakhir. Berdasarkan indikator-indikator ekonomi makro yang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian, Semester I 2014 Ekspor Impor Neraca

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan alam Indonesia sangat melimpah, tak heran jika banyak aneka jenis

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS PERILAKU PEMBELIAN DAN KONSUMSI BUAH DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN RAHMI PARHATI

I. PENDAHULUAN menunjukkan bahwa masih rendahnya kepercayaan atau loyalitas konsumen

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Masih banyak warga negara Indonesia yang bermata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah Negara beriklim tropis dengan sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan. intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, masyarakat di dunia dan juga Indonesia sedang menghadapi

PERBEDAAN POLA PANGAN HARAPAN DI PEDESAAN DAN PERKOTAAN KABUPATEN SUKOHARJO (Studi di Desa Banmati dan Kelurahan Jetis)

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

BAB I PENDAHULUAN. kembangnya dan untuk mendapatkan derajat kesehatan yang baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia adalah negara dengan konsumsi ikan sebesar 34 kilogram per

I. PENDAHULUAN. suatu bangsa. Untuk mencapai ketahanan pangan diperlukan ketersediaan. terjangkau dan aman dikonsumsi bagi setiap warga untuk menopang

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan antara..., Isni Utami I., FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pilihan yang banyak disukai masyarakat (Anonim, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi lemah dan cepat lelah serta berakibat meningkatnya angka absensi serta

BAB I PENDAHULUAN. laut Indonesia diperkirakan sebesar 5.8 juta km 2 dengan garis pantai terpanjang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun (Milyar rupiah)

1 KUESIONER PENELITIAN KEPATUHAN SISWA MENGONSUMSI BUAH DAN SAYUR DALAM PROGRAM STUDENT LEARNING OUTCOME

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

I. PENDAHULUAN. Komoditi. commit to user

I. PENDAHULUAN. Kegiatan perekonomian pada suatu negara akan didukung dengan kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2010 mengimpor terigu sebesar kg, untuk tahun

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu tertentu yang akan dipenuhi dari penghasilannya. Dalam

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi yang berkualitas dapat diwujudkan apabila makanan yang. kesadaran terhadap pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman.

I. PENDAHULUAN. ekonomi. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap Produk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi kesehatan masyarakat di Indonesia kian terancam. Dengan pola

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. iklim dan aktivitas fisik (Almatsier 2004). pangan untuk dikonsumsi. Selain dari faktor pengetahuan dan faktor

AGRIBISNIS SAYURAN DAN BUAH: PELUANG PASAR, DINAMIKA PRODUKSI DAN STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

I. PENDAHULUAN. Sayuran merupakan sebutan umum bagi bahan pangan asal tumbuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi

BAB I PENDAHULUAN. melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan

I. PENDAHULUAN. produk yang praktis dan digemari adalah chicken nugget. Chicken nugget

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami?

I PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik 2009

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya usia harapan hidup (UHH) di Indonesia dari tahun ke tahun.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sayur-mayur adalah bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan

PENDAHULUAN. dan banyak penduduk masih bergantung pada sektor ini, sehingga di masa

PEMENUHAN PANGAN BAGI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, karena didukung oleh sumber daya alam dan sumber daya

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menunjang pertumbuhan yang optimal dan dapat mencegah penyakitpenyakit

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Latar Belakang Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 237,6 juta jiwa atau bertambah 32,5 juta jiwa sejak tahun 2000. Artinya, setiap tahun selama periode 1990-2000, jumlah penduduk meningkat 3,25 juta jiwa (BPS 2010). Peningkatan jumlah penduduk mengakibatkan semakin meningkatnya konsumsi pangan masyarakat di Indonesia. Konsumsi pangan adalah jumlah pangan yang dimakan seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah zat gizi yang diperlukan tubuh. Untuk dapat hidup sehat, setiap orang memerlukan berbagai jenis zat gizi. Menurut Hardinsyah, Briawan, Retnaningsih, Herawati, dan Wijaya (2002), tidak ada satu jenis pangan yang dapat memenuhi zat gizi kecuali ASI. Dengan demikian, untuk memenuhi kebutuhan zat gizi tersebut, harus ada asupan gizi yang seimbang tidak hanya oleh satu jenis bahan makanan, melainkan harus terdiri dari aneka ragam makanan yang salah satunya adalah dengan mengkonsumsi buah. Kebutuhan pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan jasmani, baik yang mengandung karbohidrat, protein, mineral serta vitamin dalam menu keseharian manusia dengan mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna. Salah satu zat gizi yang diperlukan oleh tubuh adalah vitamin. Sumber vitamin dapat diperoleh dengan cara mengkonsumsi buah. Kandungan vitamin dan mineral yang terdapat dalam buah terbukti dapat membantu mengurangi peningkatan kolesterol dalam darah dan mengurangi peningkatan gula darah. Beberapa penelitian membuktikan bahwa tingginya konsumsi serat dapat mengurangi resiko terjadinya kanker usus. Manfaat buah-buahan bagi kesehatan tubuh telah banyak diketahui. Namun, masih banyak anggota masyarakat yang belum menempatkan buah-buahan sebagai bagian yang harus ada dalam menu sehari-hari. Hasil Susenas menunjukkan bahwa pengeluaran rata-rata per kapita untuk buah-buahan masih sangat rendah, yaitu 5,3 persen; 5,5 persen; dan 4,8 persen dari total pengeluaran untuk makanan (Sjaifullah 1993).

Menurut hasil survei BPS (2009), konsumsi buah di Indonesia masih rendah, yaitu sebesar 60,4 persen masyarakat Indonesia hanya mengkonsumsi satu porsi buah atau bahkan kurang dalam satu hari. Selain itu, konsumsi buah-buahan di Indonesia hanya 40,1 kg/kap/th, masih cukup jauh dari rekomendasi Organisasi Pangan Dunia (FAO) yaitu 65,7 kg. Penyebab kematian sekitar 2,7 juta warga dunia setiap tahunnya disebabkan tidak cukupnya makan sayur-sayuran dan buahbuahan. Rendahnya konsumsi kedua sumber serat tersebut menjadikannya masuk ke dalam 10 besar faktor penyebab kematian di dunia (Anonim 2010). Indonesia merupakan negara agraris yang menghasilkan berbagai macam komoditi pertanian, salah satunya adalah buah-buahan. Buah-buahan sebagai salah satu tanaman hortikultura memegang peran penting untuk meningkatkan mutu gizi dalam makanan sehari-hari yang dibutuhkan oleh setiap orang. Buah mengandung banyak vitamin serta mineral yang merupakan komponen gizi penting bagi tubuh setiap manusia. Selain itu, buah merupakan sumber serat (fibre) yang sangat berguna bagi pencernaan makanan dalam tubuh manusia (Sjaifullah 1993). Oleh karena itu, buah merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi bagi kesehatan tubuh. Saat ini buah sudah menjadi komoditas perdagangan internasional yang tanpa batas. Buah-buahan lokal dapat dijumpai di pasaran, baik buah subtropis maupun buah tropis yang selalu ada dari waktu ke waktu. Pada tahun 2000 jenis buah-buahan lokal di pasaran antara lain pisang (40,0%), jeruk (27,0%), apel dan pir (17,0%), anggur (7,0 %), strawberry (1,0%), dan lain-lain sebesar (8,0%) (Ashari 2006). Perlu disadari bahwa produk impor tidak selalu dapat dijamin mutu dan keamanannya, karena Indonesia sendiri belum mempunyai peraturan-peraturan mengenai sistem inspeksi dan sertifikasi makanan impor. Akhir-akhir ini, kecenderungan konsumen dalam memilih buah bermutu dan aman untuk dikonsumsi sudah semakin tinggi. Hal ini sangat didukung oleh semakin tingginya tingkat pendidikan konsumen. Oleh karena itu, bukan hal mustahil kalau produk buah dalam negeri akhirnya tersisih karena kalah bersaing dengan produk buah impor.

Jumlah buah-buahan impor cukup berlimpah di Indonesia. Data BPS (2009) menunjukkan bahwa impor buah-buahan dari China sepanjang bulan Desember 2009 mencapai US $ 42,5 juta atau naik US $ 147,4 persen dibandingkan dengan posisi bulan November 2009 senilai US $ 17,1 juta. Pada tahun 2008, nilai impor buah dari China mencapai US $ 330,9 juta. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak produk buah berasal dari China masuk ke pasar Indonesia, sehingga masyarakat Indonesia banyak yang mengkonsumsi buah impor. Jumlah konsumsi akan menjadi indikator besarnya permintaan pasar bagi produknya. Perumusan Masalah Kegunaan buah sebagai bahan pangan yang kaya vitamin dan zat-zat yang penting untuk kesehatan, serta kelebihan berupa rasa yang spesifik membuat komoditi ini selalu dibutuhkan dan tidak mudah disubstitusi oleh bahan pangan lain. Produk China akan semakin membanjiri pasar Indonesia seiring diberlakukannya perdagangan bebas Asean dan China (ACFTA). Dengan adanya perdagangan bebas ini, buah menjadi komoditas perdagangan impor. Dalam penelitian ini, ibu rumahtangga menjadi pengambil keputusan produk perdagangan tersebut yaitu buah. Ibu rumahtangga biasanya menjadi orang yang paling menentukan dalam pengambilan keputusan pembelian. Oleh sebab itu, ibu perlu menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan. Pendidikan ibu, disamping merupakan modal utama dalam menunjang perekonomian rumahtangga juga berperan dalam pola penyusunan makanan untuk rumahtangga. Dalam hal ini ibu rumahtangga yang membuat keputusan untuk membeli dan mengkonsumsi buah. Dengan kondisi semacam itu, pola konsumsi tetap mengacu pada formula 4 sehat 5 sempurna yang diyakini mengandung sumber zat tenaga, sumber zat pembangun, dan sumber zat pengatur. Untuk memenuhi ketiga unsur gizi penting itu, manusia dianjurkan tidak hanya mengkonsumsi bahan makanan secara proporsional, tetapi juga mengkonsumsi buah. Buah merupakan sumber vitamin yang kaya akan nilai gizi dan mudah cerna yang dapat menunjang kebutuhan gizi tubuh. Pemenuhan serat melalui konsumsi buah dengan jumlah dan frekuensi sesuai anjuran merupakan alternatif yang paling efektif.

Adanya produk dan pengetahuan tentang buah serta kebiasaan berbeda masyarakat di perdesaan dan perkotaan dengan latar belakang keadaan tempat lokasi, apakah akan mempengaruhi perilaku pembelian dan konsumsi buah di perdesaan dan perkotaan? Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk menganalisis perilaku pembelian dan konsumsi buah di perdesaan dan perkotaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang akan dianalisis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana perilaku pembelian buah pada keluarga di perdesaan dan perkotaan? 2. Bagaimana perilaku konsumsi buah pada keluarga di perdesaan dan perkotaan? 3. Bagaimana perbedaan perilaku pembelian dan konsumsi buah di perdesaan dan perkotaan? 4. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap perilaku pembelian buah? 5. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap perilaku konsumsi buah? Tujuan Umum Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis perilaku pembelian dan konsumsi buah di perdesaan dan perkotaan. Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah: 1. Menganalisis perilaku pembelian buah pada keluarga di perdesaan dan perkotaan. 2. Menganalisis perilaku konsumsi buah pada keluarga di perdesaan dan perkotaan. 3. Menganalisis perbedaan perilaku pembelian dan konsumsi buah di perdesaan dan perkotaan. 4. Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku pembelian buah. 5. Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku konsumsi buah. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Departemen Kesehatan, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan dan memperbaiki kualitas pelayanan. 2. Departemen Pertanian, sebagai lembaga yang mengelola ketersediaan buah agar tetap stabil di pasaran. 3. Departemen Perdagangan, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan peraturan-peraturan sistem inspeksi dan sertifikasi makanan impor. 4. Penulis, sebagai bahan pembelajaran dalam memahami konsep perilaku konsumen, menambah pengetahuan tentang buah, serta mengetahui perilaku masyarakat Panaragan dan Cihideung Ilir terhadap konsumsi buah. 5. Pembaca, sebagai referensi dan sumber informasi untuk penelitian lebih lanjut mengenai konsumsi buah 6. Konsumen, sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan dalam pembelian dan konsumsi buah.