MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 1: INTRODUCTION

dokumen-dokumen yang mirip
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA

Pembahasan Materi #2

Supply Chain Management. Tita Talitha,MT

: Yan Ardiansyah NIM : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Rantai Pasokan

10/17/2013. N. Tri Suswanto Saptadi Teknik Informatika Istilah (1 dari 5)

MANAJEMEN OPERASIONAL. BAB VI Supply Chain

Deskripsi Mata Kuliah

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Supply Chain Management

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT. Rantai Suplai /pasok adalah nama lain untuk menyebutkan seluruh proses bisnis

Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab III : Manajemen Persediaan. Bab IV : Supply-Chain Management. Bab V : Penetapan Harga (Pricing)

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT

Rantai Suplai /pasok adalah nama lain untuk menyebutkan seluruh proses bisnis. Literatur SCM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sekolah Tinggi Manajemen Bandung LOGISTICS MANAGEMENT

Pembahasan Materi #1

Supply Chain Management Systems

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER E-BUSINESS. Dosen : M.SUYANTO,Prof,Dr,M.M. Disusun oleh : Rangga Eri Kurniawan S1 TI-6E

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KONSEP SISTEM INFORMASI

II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management

TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

BAB 2 LANDASAN TEORI

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2

BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN

ANALISIS BULLWHIP EFFECT DALAM MANAJEMEN RANTAI PASOK

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Hakikat Rantai Pasokan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif

Supply Chain. Management. an overview. MUSTHOFA HADI, SE mister-ebiz.blogspot.com

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)

adalah suatu pendekatan dalam mengintegrasikan berbagai organisasi pengadaan atau penyaluran barang Supply Chain adalah jaringan perusahaanperusahaan

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran

Dwi Hartanto, S,.Kom 03/04/2012. E Commerce Pertemuan 4 1

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Pembahasan Materi #11

BAB 2 PROSES BISNIS PERUSAHAAN

ANALISA PROSES BISNIS

Bab 3 Faktor Pengendali Supply Chain

Enterprise Resource Planning

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2014)

Mode Distribusi & Transportasi. Tita Talitha, MT

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logistik

PERANCANGAN ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOKAN (Studi Kasus: Bengkel Car Body Repair The Station)

RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) DAN LOGISTIC MANAGEMENT

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)


STRATEGI DAN PERENCANAAN DISTRIBUSI

III KERANGKA PEMIKIRAN

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Perencanaan & Pengendalian Produksi (Production Planning and Control)

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

Supply Chain Management - Introduction

Menghilangkan kegagalan/kesalahan dalam segala bentuk Percaya bahwa biaya persediaan dapat dikurangi Perbaikan secara terus menerus

DUKUNGAN SISTEM LOGISTIK DALAM MENUNJANG TUMBUH KEMBANG INDUSTRI KREATIF

Penerapan E-Supply Chain Management Pada Industri (Studi Kasus Pada PT Maitland-Smith Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. fleksibilitas dalam supply chain mereka. Pada prinsipnya manajemen supply chain adalah

ANALISIS KUANTITATIF MENGENAI BULLWHIP EFFECT DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

STRATEGI PEMILIHAN SUPPLIER DALAM SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA BISNIS RITEL

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini dilakukan di supply chain division tvone. TvOne

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Manajemen Rantai Pasokan

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH E BISNIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. bidang produksi genteng metal dan batu bata. Dengan pabrik yang terletak di Jl.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Disain Jejaring (Network Design)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dari. Logistics Value Creation PROPOSISI

MEMPRODUKSI BARANG DAN JASA (PRODUCING GOODS AND SERVICES) Gambar 11.1 Proses Transformasi Sumber Daya

Mendefinisikan dan menggambarkan proses bisnis dan hubungan mereka dengan sistem informasi. Menjelaskan sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 2: STRATEGI SUPPLY CHAIN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Keywords ; supply chain management system, distribution system, manajemen mata rantai suplai, tracking items, mata rantai distribusi.

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

Transkripsi:

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 1: INTRODUCTION By: Rini Halila Nasution, ST, MT

TUJUAN Setelah mengikuti perkuliahan Manajemen Logistik & Supply Chain Management, mahasiswa diharapkan mampu menerapkan prinsip-prinsip dasar Supply Chain Management untuk menilai apakah suatu perusahaan telah melaksanakan SCM atau belum, sesuai dengan kriteria teoritis dan memberikan usulan yang diperlukan dalam pelaksanaan SCM.

REFERENSI I Nyoman Pujawan, Supply Chain Management, Edisi 2, Guna Widya, 2010 Chopra dan Meindl, Supply Chain Management, Prentice Hall, 2004 David Simchi Levi, at all. Designing and Managing the Supply Chain. McGraw-Hill, 2000

APA PERBEDAANNYA? LOGISTICS VS SUPPLY CHAIN LOGISTICS MANAGEMENT VS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

LOGISTICS IS? Council of Logistics Management (CLM) : Logistics is the process of planning, implementing and controlling the efficient, cost-effective flow and storage of raw materials, in-process inventory, finish goods and related information from point of origin to point of consumption for the purpose of conforming to customer requirements.

The logistics involves planning, implementing and controlling efficient, effective flow and storage of goods and services from the beginning point of external origin to the company and from the company to the point of consumption for the purpose of conforming to customer requirements. Logistics is generally viewed as within one company, although it manages flow between company and its suppliers and customers. Supply chain management includes logistics flows, the customer order management and production processes and information flows necessary to monitor all activities at the supply chain nodes.

SUPPLY CHAIN IS? Supply Chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Perusahaan-perusahaan tersebut termasuk supplier, pabrik, distributor, toko atau ritel, sertu perusahaan pendukung seperti jasa logistik.

PERBEDAAN LOGISTIK DAN SUPPLY CHAIN Supply Chain dan Logistik mempunyai perbedaan prinsip yang mendasar. Secara singkat, logistik adalah bagian dari Supply Chain. Dilihat dari kegiatannya, logistik meliputi kegiatan seperti pergudangan (warehouse), distribusi barang (distribution), transportasi barang (freight transportation), dan pengelolaan pesanan (sales order processing). Sementara, Supply Chain meliputi kegiatan Logistik diatas, ditambah dengan beberapa kegiatan lagi seperti pembelian (Purchasing), pengadaan (Procurement), perencanaan kapasitas produksi (capacity planning), perencanaan pasokan (supply planning), dan perencanaan kebutuhan (forecast demand). Kegiatan yang terpenting dalam Supply Chain adalah bagaimana cara untuk menyeimbangkan Supply dan Demand.

Sehingga, berdasarkan kegiatan yang dilakukan diatas, secara organisasi, seorang direktur supply chain biasanya akan membawahi bagian pengadaan (procurement), bagian logistik, bagian perencanaan pasokan (Supply Planning), bagian pengelolaan pesanan (Customer Order), dan bagian perencanaan penjualan (Demand Planning). Dilihat dari sisi system informasi yang biasanya diimplementasikan, bagian logistik biasanya mempunyai system informasi yang disebut WMS (Warehouse Management System) yang meliputi kegiatan pengelolaan gudang, penjadwalan transportasi, dan pengelolaan keluar masuk barang (inbound-outbound).

Di cakupan yang lebih besar, Supply Chain biasanya melibatkan system informasi yang dinamakan ERP (Enterprise Resource Planning) yang meliputi berbagai kegiatan perencanaan mulai dari perencanaan material, penjadwalan produksi, perencanaan inventory, sampai dengan perencanaan penjualan. Karena banyaknya cakupan kegiatan perencanaan yang ada di dalam sistem informasi ERP, maka system informasi ini biasanya dipecah dalam beberapa modul. Untuk mengadopsi keseluruhan modul ERP tentu menyerap investasi yang sangat besar, sehingga banyak perusahaan memilih hanya membeli modul-modul tertentu yang dianggap perlu.

Modul WMS biasanya merupakan salah satu bagian dari modulmodul ERP. Jadi, berbicara mengenai supply chain management, maka kita berbicara mengenai manajemen rantai pasokan (supply) mulai dari hulu sampai ke hilir untuk memenuhi kebutuhan (demand) dimana logistik merupakan bagian di dalamnya.

WHAT IS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT? Definisi oleh the Council of Logistics Management : Supply Chain Management is the systematic, strategic coordination of the traditional business functions within a particular company and across businesses within the supply chain for the purpose of improving the long-term performance of the individual company and the supply chain as a whole. Simchi-Levi mendefinisikan Supply Chain Management (SCM) adalah (2000) : Is set of approaches utilized to efficiently integrate suppliers, manufacturers, warehouse and stores, so that merchandise is produced and distributed at the right quantities, to the right locations and at the right time, in order to minimize system wide cost while satisfying service level requirements.

Supply Chain Management (SCM) is an integrated approach to planning, implementing and controlling the flow of information, materials and services from raw material and component suppliers through the manufacturing of the finished product for ultimate distribution to the end customer. Merupakan kegiatan pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam rangka memperoleh bahan mentah, mentransformasikan bahan mentah tersebut menjadi barang dalam proses dan barang jadi, dan mengirimkan produk tersebut ke konsumen melalui sistem distribusi.

LOGISTICS MANAGEMENT Suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan, serta penghapusan material/alat-alat. Merupakan bagian dari proses supply chain yang berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan keefisienan, dan keefektifan penyimpanan dan aliran barang, pelayanan dan informasi terkait dari titik permulaan hinggan titik konsumsi dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan.

PERSAMAAN ANTARA MANAJEMEN LOGISTIK & SCM Keduanya menyangkut pengelolaan arus barang atau jasa Keduanya menyangkut pengelolaan mengenai pembelian, pergerakan, penyimpanan, pengangkutan, administrasi dan penyaluran barang Keduanya menyangkut usaha untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan barang

PERBEDAAN MENDASAR ANTARA MANAJEMEN LOGISTIK & SCM MANAJEMEN LOGISTIK Mengutamakan pengelolaan, termasuk arus barang dalam perusahaan Berorientasi pada perencanaan dan kerangka kerja yang menghasilkan rencana arus barang dan informasi di seluruh perusahaan SCM Mengutamakan arus barang antar perusahaan, sejak paling hulu sampai paling hilir. Atas dasar kerangka kerja, mengusahakan hubungan dan koordinasi antar proses dari perusahaan-perusahaan lain dalam business pipelines, mulai dari suppliers sampai kepada pelanggan.

PERLU KOORDINASI DAN KOLABORASI? Perusahaan yang berada dalam supply chain pada intinya memuaskan konsumen,mereka harus bekerja sama untuk membuat produk yang murah, mengirimkan tepat waktu dan dengan kualitas yang bagus.

AREA CAKUPAN SCM Apabila mengacu pada sebuah perusahaan manufaktur, kegiatankeiatan utama yang masuk dalam klasifikasi SCM adalah : - kegiatan merancang produk baru (product development ) - kegiatan mendapatkan bahan baku (procurement) - kegiatan merencanakan produksi dan persediaan ( planning and control ) - kegiatan melakukan produksi ( production ) - kegiatan melakukan pengiriman ( distribution )

Bagian Pengembangan Produk Pengadaan Perencanaan dan Pengendalian Produksi Distribusi Cakupan kegiatan antara lain Melakukan riset pasar, merancang produk baru, melibatkan supplier dalam perancangan produk baru Memilih supplier, mengevaluasi kinerja supplier, melakukan pembelian bahan baku dan komponen, memonitor supply risk, membina dan memelihara hubungan dengan supplier Demand planning, peramalan permintaan, perencanaan kapasitas, perencanaan produksi dan persediaan Eksekusi produksi, pengendalian kualitas Perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor service level di tiap pusat distribusi

FUNGSI FISIK DAN FUNGSI MEDIASI PASAR Tidak hanya terbatas pada kegiatan fisik, tetapi juga non-fisik. Kegiatan mediasi pasar bertujuan untuk mencari titik temu antara apa yang diinginkan pelanggan dengan apa yang dibuat dan dikirim oleh supply chain. Melakukan survey pasar untuk mendapatkan model produk apa yang disukai oleh pelanggan pada suatu musim jual, merancang produk yang mencerminkan keinginan pasar tersebut, meramalkan tingkat permintaan dan pelayanan purna jual merupakan aktivitas media pasar.

AKTIVITAS FISIK Sourcing (mencari bahan baku) Penyimpanan material/produk distribusi / transportasi Pengembalian produk (return) AKTIVITAS MEDIASI PASAR Riset pasar Pengembangan produk Penetapan harga diskon Pelayanan purna jual

MODEL SUPPLY CHAIN SECARA UMUM

Ada 3 macam hal yang harus dikelola dalam supply chain yaitu pertama, aliran barang dari hulu ke hilir contohnya bahan baku yang dikirim dari supplier ke pabrik, setelah produksi selesai dikirim ke distributor, pengecer, kemudian ke pemakai akhir. Yang kedua, aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu. Dan ketiga adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir atau sebaliknya.

Supply Chain Planning Information Flows Product Flows Product Flows Product Flows Product Flows Supplier Manufacturing Distribution Retailer Consumer Payment Flows Supply Chain Execution

Kalau supply chain adalah jaringan fisiknya, yakni perusahaanperusahaan yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi barang maupun mengirimkannya ke pemakai akhir, SCM adalah metode, alat atau pendekatan pengelolaannya. Supply chain management tidak hanya berorientasi pada urusan internal melainkan juga eksternal perusahaan yang menyangkut hubungan dengan perusahaan-perusahaan partner.

Perusahaan yang berada dalam supply chain pada intinya memuaskan konsumen dengan bekerja sama membuat produk yang murah, mengirimkan tepat waktu dan dengan kualitas yang bagus. Kesadaran pelaku industri menyediakan produk yang murah, cepat dan berkualitas inilah yang melahirkan konsep baru tahun 1990-an yaitu Supply Chain Management (SCM)

CONTOH: Dalam kondisi nyata tidak sesederhana sebagaimana diatas, contoh sebuah produk sederhana yaitu biskuit kaleng. Pihak yang terlibat dalam supply chain biskuit kaleng tersebut adalah : 1. penghasil gandum 2. penghasil tebu 3. penghasil garam 4. penghasil minyak 5. penghasil telur 6. penghasil aluminium 7. pabrik tepung terigu 8. pabrik gula 9. pabrik garam 10. pabrik mentega

11. distributor telur 12. pabrik kaleng 13. distributor terigu 14. distributor gula 15. distributor garam 16. distributor mentega 17. pabrik biskuit 18. distributor biskuit 19. supermarket 20. konsumen akhir 21. perusahaan transportasi dan pergudangan.

SUPPLY CHAIN DALAM BISKUIT KALENG PENGHASIL GANDUM PABRIK TERIGU DISTRIBUTOR TERIGU UANG, BARANG DAN INFORMASI, UANG, BARANG, INFORMASI, UANG, BARANG, INFORMASI PENGHASIL TEBU PENGHASIL GARAM PABRIK GULA PABRIK GARAM DISTRIBUTOR GULA DISTRIBUTOR GARAM PABRIK BISKUIT UANG, BARANG DAN INFORMASI, UANG, BARANG, INFORMASI, UANG, BARANG, INFORMASI PENGHASIL MINYAK PENGHASIL TELUR PENGHASIL ALUMINIUM PABRIK MENTEGA DISTRIB TELUR PABRIK KALENG DISTRIBUTOR MENTEGA UANG, BARANG DAN INFORMASI, UANG, BARANG, INFORMASI, UANG, BARANG, INFORMASI KONSUMEN AKHIR DISTRIBUTOR UANG, BARANG DAN INFORMASI, UANG, BARANG, INFORMASI, UANG, BARANG, INFORMASI SUPERMARKET

KEUNTUNGAN SCM 1. Mengurangi inventory barang dengan berbagai cara. Inventory merupakan bagian paling besar dari aset perusahaan yang berkisar : 30 40 %. Biaya penyimpanan barang ( inventory carrying cost) : 20 40 % dari nilai barang yang disimpan. Perlu usaha dan cara mengurangi biaya penimbunan barang di gudang. 2. Menjamin kelancaran penyediaan barang. Kelancaran mulai pabrik pembuat, supplier, perusahaan sendiri, wholesaler, retailer, sampai final customers. Perlu dikelola dengan baik rantai yang panjang (chain) aliran bahan baku sampai barang jadi dan diterima pelanggan. 3. Menjamin mutu. Mutu barang jadi (finished product) ditentukan tidak hanya oleh proses produksi barang tersebut, tetapi oleh mutu barang mentah dan mutu keamanan dalam pengiriman. Jaminan mutu ini juga merupakan rangkaian mata rantai panjang yang harus dikelola dengan baik.

KONSEP DASAR RANTAI PASOKAN Supply chain juga dapat dikatakan sebagai logistics network, dengan pemain utama adalah: 1. Suppliers 2. Manufacturer 3. Distribution 4. Retail outlets 5. Customers

Chain 1: Suppliers Awal mula jaringan, yang merupakan seumber penyedia bahan pertama. Bisa berbentuk : bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan, subassemblies, suku cadang, dll. Sumber pertama disebut dengan suppliers, termasuk di dalamnya : suppliers suppliers atau sub-suppliers yang biasanya jumlahnya banyak.

Chain 1 2: Suppliers manufacturer Rantai pertama dihubungkan dengan rantai ke dua yaitu manufacturer atau plants atau assembler atau fabricator atau bentuk lain yang melakukan pekerjaan membuat, memfabrikasi, merakit, mengkonversikan atau menyelesaikan barang (finishing).

Chain 1 2 3: Suppliers Manufacturer Distribution Barang yang sudah jadi mulai disalurkan oleh manufacturer ke pelanggan. Barang dari pabrik disalurkan melalui gudang ke gudang distributor atau wholesaler atau pedagang besar dalam jumlah besar.

Chain 1 2 3 4: Suppliers Manufacturer Distribution Retail Outlets Pedagang besar buasanya mempunyai gudang sendiri atau menyewa gudang dari pihak lain. Gudang dipakai untuk menimbun barang sebelum disalurkan ke pihak pengecer. Disini dapat dilakukan penghematan dalam bentuk jumlah inventories dan biaya gudang, dengan cara melakukan desain kembali pola pengiriman barang baik dari manufacturer maupun ke pengecer.

Chain 1 2 3 4 5: Suppliers Manufacturer Distribution Retail Outlets Customers Barang ditawarkan oleh pengecer atau retailers langsung ke pelanggan atau pengguna barang tersebut. Yang termasuk outlet adalah tempat dimana pembeli akhir melakukan pembelian. Walaupun secara kasat mata ini merupakan rantai terakhir, tetapi sebetulnya masih ada satu mata rantai lagi yaitu pembeli yang mendatangi retail outlet tadi ke real customers atau real user. Mata rantai benar-benar berhenti jika barang telah sampai ke pemakai yang sebenarnya.

TANTANGAN DALAM MENGELOLA SUPPLY CHAIN Tantangan 1 : Kompleksitas struktur Supply Chain Adanya kompleksitas yang melibatkan internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Internal perusahaan contoh : antara bagian marketing dengan produksi, marketing seringkali membuat kesepakatan dengan pelanggan tanpa mengecek secara baik kemampuan produksi, perubahan jadwal produksi secara tiba-tiba karena marketing menyepakati perubahan order dengan pelanggan. Disisi lain bagian produksi sering resistant dengan perubahan mendadak.

Dengan eksternal misalnya antara supplier yang menginginkan pemesanan produknya jauh-jauh hari sebelum waktu pengiriman dan sedapat mungkin pesanan tidak berubah. Supplier juga menginginkan pengiriman segera setelah produksinya selesai. Disisi lain perusahaan menghendaki fleksibilitas yang tinggi dengan mengubah jumlah, spesifikasi maupun jadual pengiriman bahan baku yang dipesan. Perusahaan juga menginginkan supplier menggunakan JIT yaitu mengirimkan produk dalam waktu yang tepat dan kuantitas kecil. Kompleksitas yang lain adalah dalam pembayaran, budaya dan bahasa.

Tantangan 2 : Ketidakpastian ketidakpastian menimbulkan ketidakpercayaan diri terhadap rencana yang dibuat. Sebagai akibatnya, perusahaan sering menciptakan pengaman di sepanjang supply chain. Pengaman ini bisa berupa safety stock, safety time, atau kapasitas produksi maupun transportasi. Sumber ketidakpastian, yaitu: 1. Ketidakpastian permintaan, 2. Ketidakpastian dari supplier yaitu terkait dengan pengiriman, harga, kualitas maupun kuantitas, 3. Ketidakpastian internal yang bisa disebabkan kerusakan mesin, kinerja mesin yang tidak sempurna, tenaga kerja serta waktu maupun kualitas produksi.

PUSH SYSTEM DAN PULL SYSTEM Push system : Manufacturer memaksakan barangnya ke konsumen. Pada awalnya konsumen tidak mempunyai pilihan. Tetapi dengan meningkatnya jumlah barang yang ditawarkan dan makin beragam, sehingga persaingan makin tinggi. Pull system : Manufacturer hanya membuat barang yang dipilih/dikehendaki konsumen. Sesuai dengan perubahan paradigma : konsumen sebagai penentu utama SCM. Manufakturer melakukan pull atas kebutuhan konsumen dan meninggalkan cara push.

Manufacturer Financial / marketing driven forcast Master Scheduling Replenishment based on distribution center inventory (preset safety stock level) Manual purchase order and invoicing Manufacturer Demand driven forcast based on POS data and product movement Short cycle manufacturing Advanced shipping notice and EDI services Bar code scanners and UPC ticketing Retail Distribution Center Order point based on warehouse inventory (safety stock level) and historical forecast Deals, promotions and forward buying Manual purchase orders, information entry and output Retail Distribution Center Automatic replenishment Shipping container marking Cross dock receiving EDI services Retail Store Order point based on shelf inventory (safety stock level) and forecasts Promotions Manual entry of items to be ordered Retail Store POS data collection Perpetual inventory checks Automatic replenishment using EDI services Customer Purchase Merchandise Push Based Supply Chain Customer Purchase Merchandise Pull Based Supply Chain