Survei Delphi Pengembangan Model Pencegahan Melalui Transmisi Seksual di Tingkat Pelayanan Primer Puskesmas dan Jejaringnya

dokumen-dokumen yang mirip
DELPHI II Survei Delphi Pengembangan Model Pencegahan Melalui Transmisi Seksual di Tingkat Pelayanan Primer Puskesmas dan Jejaringnya

MODEL PENCEGAHAN MELALUI TRANSMISI SEKSUAL DI TINGKAT PELAYANAN PRIMER PUSKESMAS DAN JEJARINGNYA TECHNICAL BRIEF

Kebijakan dan Program HIV/AIDS dalam Kerangka Kerja Sistem Kesehatan di Indonesia

Pelibatan Komunitas GWL dalam Pembuatan Kebijakan Penanggulangan HIV bagi GWL

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit

SITUASI EPIDEMI HIV DAN AIDS SERTA PROGRAM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA 2015

HASIL LOKAKARYA REVIEW PENANGGULANGAN HIV & AIDS PROVINSI JAWA TENGAH

Kebijakan Program PMTS Paripurna KPA Nasional Dibawakan pada Lecture Series: Overview PMTS Kampus Atmajaya Jakarta, 7 November 2012

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan

ANTARA KEBUTUHAN DAN PEMENUHAN HAK PEMBIAYAAN PENANGGULANGAN AIDS DALAM SKEMA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL. dr Endang Sri Rahayu

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi

Integrasi Upaya Penanggulangan. Kesehatan Nasional

Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2

BAB I PENDAHULUAN. commit to user. A. Latar Belakang

Integrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

BAB I PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs), sebuah deklarasi global yang telah

SITUASI PENDANAAN PROGRAM HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA. Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi DKI Jakarta 2013

BAB 1 : PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

komisi penanggulangan aids nasional

PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

BAB II RUANG LINGKUP KLINIK PKBI-ASA

BAB I PENDAHULUAN. (2004), pelacuran bukan saja masalah kualitas moral, melainkan juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 25 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN PROBOLINGGO

Pertemuan Evaluasi Program GWL. Untuk mendapatkan masukan dan rekomendasi pengembangan program

ASK Laporan Analisis Kebijakan

BAB IV PENUTUP. 1. Peran KPA dalam penanggulangan HIV dan AIDS di Kota. Semarang adalah mengkoordinasikan segala kegiatan yang

PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS Jl. KARTINI TIMIKA, PAPUA TELP. (0901) ,

Situasi HIV & AIDS di Indonesia

PERNYATAAN. Dengan ini saya menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam. penelitian ini dengan judul Hubungan Pelayanan Klinik IMS dengan Upaya

Program Peningkatan Cakupan Tes HIV, Inisiasi Dini ART dan Kelangsungan ODHA Minum ARV pada Populasi Berisiko Tinggi di Kota Denpasar,

BAB I PENDAHULUAN. akan mempunyai hampir tiga kali jumlah orang yang hidup dengan HIV dan AIDS

Informasi Epidemiologi Upaya Penanggulangan HIV-AIDS Dalam Sistem Kesehatan

Satiti Retno Pudjiati. Departemen Dermatologi dan Venereologi. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

dan kesejahteraan keluarga; d. kegiatan terintegrasi dengan program pembangunan di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota; e.

MODEL PENCEGAHAN HIV MELALUI TRANSMISI SEKSUAL DI TINGKAT PELAYANAN PRIMER PUSKESMAS DAN JEJARINGNYA

PESAN POKOK AGENDA PRIORITAS PENELITIAN UNTUK MENDUKUNG PROGRAM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI INDONESIA POLICY BRIEF

Peringatan Hari AIDS Sedunia 2013: Cegah HIV dan AIDS. Lindungi Pekerja, Keluarga dan Bangsa

Diseminasi Hasil Penelitian dan Uji Coba Model Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

Call for Proposal SUB-RECIPIENT NASIONAL ADVOKASI & TECHNICAL ASISTANCE PROGRAM PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS)

Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS Pada Penduduk Usia Muda. Dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

Panduan Wawancara Mendalam dengan CSO/CBO. I. Panduan untuk Peneliti

Call for Proposal IMPLEMENTATION UNIT (IU) PROGRAM PENJANGKAUAN WPS DAN PELANGGANNYA REGION IV (PAPUA, PAPUA BARAT, MALUKU, MALUKU UTARA)

SRAN Penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia. Per 1 September 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

Silabus Mata Kuliah Kesehatan Seksual dan HIV/AIDS Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana

ANALISIS EPIDEMIOLOGI HIV AIDS DI KOTA BANDUNG DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

Isu Strategis Kebijakan Penanggulangan HIV dan AIDS, Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA sudah mencapai tahap terkonsentrasi pada beberapa sub-populasi berisiko

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

Pendampingan Pembiayaan Program HIV- AIDS (Akses Layanan) dari APBD II di Dinas Kesehatan Kota Tarakan, Kaltim. Tri Astuti Sugiyatmi Khairul Arbiati

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Angka HIV/AIDS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

Dr Siti Nadia M Epid Kasubdit P2 AIDS dan PMS Kementerian Kesehatan RI. Forum Nasional Jaringan Kebijakan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Infeksi Menular Seksual (IMS) sampai saat ini masih merupakan masalah

SITUASI HIV/AIDS RIAU

PEDOMAN WAWANCARA PERILAKU TRANSGENDER (WARIA) DALAM UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS DI PUSKESMAS TELADAN KOTA MEDAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan insidens dan penyebaran infeksi menular seksual (IMS) di seluruh dunia,

PROSEDUR WAWANCARA PERAN KOMISI PENANGGULANGAN AIDS DALAM PELAKSANAAN PERDA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA SEMARANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014

Kebijakan dan Program HIV/AIDS dalam Kerangka Kerja Sistem Kesehatan di Indonesia

Diseminasi Hasil Penelitian dan Uji Coba Model Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. tinggal dalam darah atau cairan tubuh, bisa merupakan virus, mikoplasma, bakteri,

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia, sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrom. penularan terjadi melalui hubungan seksual (Noviana, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. HIV dan AIDS merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

g. Apakah saat ini ada mekanisme untuk memantau perkembangan kasus HIV dan AIDS di wilayah ini? Kalau iya, dalam bentuk apa pemantauan ini dilakukan?

Tantangan Intervensi Perubahan Perilaku dalam Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

BAB V PEMBAHASAN. 1. Analisis Konteks dalam Program Skrining IMS dengan VCT di LP

NOMOR : 6 TAHUN 2013 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan kasus-kasus baru yang muncul. Acquired Immuno Deficiency

KATA PENGANTAR SEKRETARIS KOMISI PENANGGULANGAN AIDS NASIONAL

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil Melakukan Tes HIV pada Layanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

OLEH A A ISTRI YULAN PERMATASARI ( ) KADEK ENA SSPS ( ) WAYLON EDGAR LOPEZ ( )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

KPA Nasional Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

RENCANA AKSI NASIONAL PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI INDONESIA

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

Untuk komunitas dari komunitas: Jangan hanya di puskesmas dan rumah sakit!

Diseminasi Hasil Penelitian dan Uji Coba Model Kebijakan

Revisi Pedoman Pelaporan dan Pencatatan. Pemutakhiran pedoman pencatatan Monev

SURVEI TERPADU BIOLOGIS DAN PERILAKU

BAB I PENDAHULUAN. Bali, respon reaktif dan proaktif telah banyak bermunculan dari berbagai pihak, baik

Transkripsi:

Survei Delphi Pengembangan Model Pencegahan Melalui Transmisi Seksual di Tingkat Pelayanan Primer Puskesmas dan Jejaringnya Terimakasih telah bersedia berpartisipasi dalam survei Delphi terkait pengembangan model program PMTS yang terintegrasi dalam pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas. Survey ini adalah salah satu kegiatan pengumpulan data dalam rangkaian kegiatan penelitian kebijakan III yang diselenggarakan PKMK UGM atas dukungan DFAT Australia. Kuesioner ini adalah ronde kedua dari dua ronde yang direncanakan. Ronde pertama telah dilaksanakan bagi praktisi kesehatan di tingkat daerah yang kemudian dilanjutkan dengan ronde kedua bagi pakar dalam bidang kebijakan dan program penanggulangan HIV-AIDS. Mohon untuk menjawab semua pertanyaan yang diajukan, meskipun kami sadar bahwa tidak semua pertanyaan sesuai dengan posisi atau kewenangan atau kepakaran yang saudara/i miliki. Dalam survei ini saudara/i akan dimintakan pendapat terhadap isu dan topik integrasi layanan PMTS dalam kegiatan Puskesmas dari aspek kebijakan, organisasi layanan, sampai dengan strategi penyelenggaraan layanan. Setelah kami memperoleh respon dari seluruh panelis, analisis terhadap jawaban akan dilakukan untuk memperoleh gambaran keseluruhan respon dan digunakan untuk kemudian membantu tim peneliti memformulasikan model pencegahan melalui transmisi seksual di tingkat pelayanan primer. Kami memberikan jaminan bahwa respon saudara/i dalam survei ini akan dijaga kerahasiannya, sehingga hanya akan diketahui oleh tim peneliti dan tidak akan disebarluaskan ke pihak lain termasuk panelis lainnya. BLOK I. IDENTITAS PANELIS Nama Umur dalam tahun Jenis kelamin* Jabatan/posisi Instansi tempat bekerja Lama menjabat dalam posisi terakhir Pendidikan terakhir** Bidang keahlian Nomor telepon yang bisa dihubungi Alamat email aktif * Coret yang tidak benar tahun Laki-laki / perempuan 1. SMA sederajat 2. Strata 1 3. Strata 2 atau 3 ** Lingkari yang sesuai 1

Berikut ini adalah beberapa pernyataan terkait isu penularan HIV melalui transmisi seksual dan peran serta posisi program pencegahan melalui transmisi seksual (PMTS) dalam penanggulangannya. Berikan persetujuan saudara/i dengan mengisi angka antara 1 yang mewakili paling tidak yakin sampai 4 yang mewakili paling yakin. BLOK II. RELIABILITY (KEYAKINAN TERHADAP KEBENARAN PERNYATAAN) SEBARAPA YAKIN SAUDARA/I TENTANG KEBENARAN PERNYATAAN BERIKUT: 1 Pencegahan melalui transmisi seksual (PMTS) adalah kunci keberhasilan penanggulangan HIV-AIDS di Indonesia 2 Konsep PMTS yang dikampanyekan saat ini masih terfokus hanya pada pelayanan pencegahan berbasis lokasi/lokalisasi pada kelompok WPSL 3 Konsep PMTS yang berlaku sekarang perlu diperjelas operasionalisasinya ke populasi kunci lainnya terutama WPSTL, LSL dan waria dan pria risiko tinggi 4 Penyelenggaraan kegiatan Intervensi Perubahan Perilaku dalam PMTS masih sangat bergantung pada dukungan dana donor 5 Penyelenggaraan kegiatan layanan kesehatan dalam PMTS telah mendapatkan dukungan dana pemerintah (APBN dan APBD) 6 Selama masih ada donor, pengadaan dan distribusi kondom untuk populasi kunci masih dikoordinir oleh KPAN 7 Ketika tidak ada donor, pengadaan dan distribusi kondom untuk populasi kunci harus diambil alih oleh sektor kesehatan 8 Permenkes tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) belum mampu mendorong Puskesmas untuk mengadakan dan mendistribusikan kondom program HIV 9 Saat ini penyediaan dan distribusi kondom melalui BKKBN masih terbatas pada akseptor KB sebagai alat kontrasepsi 10 KPAN dan BKKBN tidak memiliki SDM untuk mendistribusikan kondom sampai ke populasi kunci 11 Distribusi kondom ke populasi kunci masih sangat bergantung pada petugas lapangan LSM 12 Distribusi kondom di dalam gedung puskesmas belum dapat dilakukan 13 Penapisan IMS berkala pada pekerja seks merupakan pelayanan kesehatan masyarakat primer yang wajib dilakukan oleh puskesmas 14 Pengobatan presumtif berkala memicu penurunan pemakaian kondom pada pekerja seks 15 Pengobatan presumtif berkala paling efektif untuk menurunkan prevalensi IMS Rating (1= paling tidak yakin 4 = paling yakin) 2

BLOK II. RELIABILITY (KEYAKINAN TERHADAP KEBENARAN PERNYATAAN) SEBARAPA YAKIN SAUDARA/I TENTANG KEBENARAN PERNYATAAN BERIKUT: 16 Layanan IMS pada kelompok LSL belum dilakukan secara maksimal oleh puskesmas 17 Layanan IMS pada kelompok LSL masih lebih banyak dilakukan oleh klinik LSM/OMS/swasta 18 Pelayanan diagnosa dan pengobatan IMS oleh dokter dan klinik swasta belum dilaporkan dengan baik ke dinas kesehatan 19 Laporan kasus IMS dari Puskesmas harus diperluas mencakup semua IMS yang paling sering ditemukan 20 Tes HIV merupakan komponen integral dari pelayanan pencegahan melalui transmisi seksual 21 Akses langsung populasi kunci ke layanan tes HIV di dalam gedung puskesmas masih belum optimal 22 Mobile VCT adalah salah satu bentuk pelayanan kesehatan masyarakat primer (PKMP) yang dilakukan Puskesmas dan jejaringnya 23 Operasional mobile VCT masih didanai secara lebih dominan oleh donor 24 Pemberian ARV segera setelah diagnosa HIV adalah bagian dari kegiatan pencegahan melalui transmisi seksual 25 Pendekatan kelompok kerja (pokja) pencegahan melalui transmisi seksual sebagaimana diuraikan dalam berbagai peraturan dan pedoman terkait PMTS hanya efektif di lokalisasi 26 Pembubaran lokalisasi memicu pembubaran pokja dan menghambat upaya pencegahan melalui transmisi seksual khususnya pada WPS langsung 27 Upaya pendidikan kesehatan terkait pencegahan IMS-HIV pada kelompok populasi kunci masih dilakukan oleh petugas lapangan LSM yang didanai utamanya oleh donor 28 Upaya pendidikan kesehatan masyarakat terkait pencegahan IMS- HIV oleh petugas lapangan LSM belum dikordinasikan oleh puskesmas 29 Puskesmas belum memasukkan penjangkauan pada populasi kunci ke dalam kegiatan pendidikan kesehatan masyarakat yang wajib mereka lakukan 30 Upaya pendidikan kesehatan masyarakat terkait pencegahan IMS- HIV oleh puskesmas masih lebih banyak dilakukan lewat integrasi dengan kegiatan mobile testing HIV 31 Upaya pendidikan kesehatan masyarakat terkait pencegahan IMS- HIV saat ini terfokus pada upaya meningkatkan akses tes dan pengobatan Rating (1= paling tidak yakin 4 = paling yakin) 3

BLOK II. RELIABILITY (KEYAKINAN TERHADAP KEBENARAN PERNYATAAN) SEBARAPA YAKIN SAUDARA/I TENTANG KEBENARAN PERNYATAAN BERIKUT: 32 Saat ini upaya pendidikan kesehatan masyarakat terkait perubahan perilaku untuk mengurangi risiko penularan pada populasi kunci menjadi terabaikan Rating (1= paling tidak yakin 4 = paling yakin) 4

Berikut ini adalah beberapa pernyataan terkait prioritas (tingkat kepentingan) dari strategi dan kegiatan program pencegahan melalui transmisi seksual di tingkat pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas). Berikan pendapat saudara/i terhadap prioritas atau tingkat kepentingan dari masingmasing pernyataan di bawah dengan mengisi angka antara 1 yang mewakili paling tidak prioritas atau penting sampai 4 yang mewakili paling prioritas atau penting. BLOK III. DESIRABILITY SEBERAPA PRIORITAS ATAU PENTING PERNYATAAN BERIKUT: 1 Kebutuhan terhadap kondom dipenuhi melalui jalur BKKBN 2 Ketika tidak ada donor, pengadaan dan distribusi kondom untuk populasi kunci diambil alih oleh sektor kesehatan di daerah 3 Puskesmas mengadakan kondom dan lubrikan program HIV dari dana BOK berdasarkan Permenkes tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) 4 Dinas kesehatan menjamin distribusi kondom sampai ke populasi kunci dengan menggaji petugas lapangan sebagai tenaga pendidik kesehatan masyarakat sejenis jumantik yang ditempatkan di puskesmas 5 Dana hibah APBD dimanfaatkan untuk membantu organisasi sipil masyarakat membiayai operasional petugas lapangan yang berkoordinasi dengan puskesmas 6 Dana bantuan langsung masyarakat Kemensos dimanfaatkan untuk membantu organisasi sipil masyarakat membiayai kegiatan pemberdayaan populasi kunci yang berkoordinasi dengan Puskesmas 7 Komponen distribusi kondom ke populasi kunci dimasukkan ke dalam sistem pelaporan kegiatan puskesmas SIMPUS atau sistem khusus seperti SIHA 8 Petugas lapangan yang dikoordinir oleh puskesmas melakukan kegiatan penjangkauan berupa pendidikan kesehatan dan pendistribusian kondom dan lubrikan 9 Petugas lapangan yang dikoordinir oleh puskesmas melakukan kegiatan penjangkauan untuk memfasilitasi populasi kunci mengakses layanan puskesmas termasuk tes dan pengobatan 10 Penapisan IMS pada pekerja seks dilakukan secara setiap 3 bulan sekali oleh puskesmas untuk mengurangi resiko penularan 11 Pengobatan presumtif berkala dilakukan oleh puskesmas setiap 3 bulan sekali untuk mengurangi risiko penularan 12 Dinas kesehatan kabupaten dan kota mengumpulkan data laporan IMS dari klinik swasta dan dokter swasta secara regular 13 Puskesmas mempromosikan pelayanan sirkumsisi sukarela laki-laki sebagai upaya pencegahan HIV Rating (1 = paling tidak penting 4 = paling penting) 5

BLOK III. DESIRABILITY SEBERAPA PRIORITAS ATAU PENTING PERNYATAAN BERIKUT: 14 Puskesmas memberikan pelayanan ART sedini mungkin setelah diagnosa (inisiasi) 15 Petugas penjangkau yang dikoordinir puskesmas berperan sebagai pendamping kepatuhan minum obat ARV 16 Puskesmas melakukan pertemuan lintas sektor untuk meningkatkan komitmen dan peran sektor terkait termasuk perwakilan populasi kunci dalam lokakarya mini puskesmas dan musyawarah masyarakat 17 Puskesmas menyediakan media pendidikan kesehatan masyarakat terkait pencegahan HIV dan IMS terutama melalui hubungan seksual di setiap lini pelayanan dalam bentuk cetak atau gambar dan tulisan lainnya 18 Puskesmas merencanakan dan melaksanakan upaya pendidikan kesehatan masyarakat pada populasi kunci dan masyarakat luas Rating (1 = paling tidak penting 4 = paling penting) 6

Berikut ini adalah beberapa pernyataan terkait tingkat kemungkinan pelaksanaan strategi dan kegiatan program pencegahan melalui transmisi seksual di tingkat pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas). Berikan pendapat saudara/i terhadap tingkat kemungkinan dari strategi dan kegiatan yang diusulkan dengan mengisi angka antara 1 yang mewakili paling tidak mungkin terlaksana sampai 4 yang mewakili paling mungkin terlaksana. BLOK IV. FEASIBILITY SEBERAPA MUNGKIN PERNYATAAN BERIKUT DAPAT DILAKSANAKAN: 1 Kebutuhan terhadap kondom dipenuhi melalui jalur BKKBN 2 Ketika tidak ada donor, pengadaan dan distribusi kondom untuk populasi kunci diambil alih oleh sektor kesehatan di daerah 3 Puskesmas mengadakan kondom dan lubrikan program HIV dari dana BOK berdasarkan Permenkes tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) 4 Dinas kesehatan menjamin distribusi kondom sampai ke populasi kunci dengan menggaji petugas lapangan sebagai tenaga pendidik kesehatan masyarakat sejenis jumantik yang ditempatkan di puskesmas 5 Dana hibah APBD dimanfaatkan untuk membantu organisasi sipil masyarakat membiayai operasional petugas lapangan yang berkoordinasi dengan puskesmas 6 Dana bantuan langsung masyarakat Kemensos dimanfaatkan untuk membantu organisasi sipil masyarakat membiayai kegiatan pemberdayaan populasi kunci yang berkoordinasi dengan Puskesmas 7 Komponen distribusi kondom ke populasi kunci dimasukkan ke dalam sistem pelaporan kegiatan puskesmas SIMPUS atau sistem khusus seperti SIHA 8 Petugas lapangan yang dikoordinir oleh puskesmas melakukan kegiatan penjangkauan berupa pendidikan kesehatan dan pendistribusian kondom dan lubrikan 9 Petugas lapangan yang dikoordinir oleh puskesmas melakukan kegiatan penjangkauan untuk memfasilitasi populasi kunci mengakses layanan puskesmas termasuk tes dan pengobatan 10 Penapisan IMS pada pekerja seks dilakukan secara setiap 3 bulan sekali oleh puskesmas untuk mengurangi resiko penularan 11 Pengobatan presumtif berkala dilakukan oleh puskesmas setiap 3 bulan sekali untuk mengurangi risiko penularan 12 Dinas kesehatan kabupaten dan kota mengumpulkan data laporan IMS dari klinik swasta dan dokter swasta secara regular 13 Puskesmas mempromosikan pelayanan sirkumsisi sukarela laki-laki sebagai upaya pencegahan HIV Rating (1 = paling tidak mungkin 4 = paling mungkin) 7

BLOK IV. FEASIBILITY SEBERAPA MUNGKIN PERNYATAAN BERIKUT DAPAT DILAKSANAKAN: 14 Puskesmas memberikan pelayanan ART sedini mungkin setelah diagnosa (inisiasi) 15 Petugas penjangkau yang dikoordinir puskesmas berperan sebagai pendamping kepatuhan minum obat ARV 16 Puskesmas melakukan pertemuan lintas sektor untuk meningkatkan komitmen dan peran sektor terkait termasuk perwakilan populasi kunci dalam lokakarya mini puskesmas dan musyawarah masyarakat 17 Puskesmas menyediakan media pendidikan kesehatan masyarakat terkait pencegahan HIV dan IMS terutama melalui hubungan seksual di setiap lini pelayanan dalam bentuk cetak atau gambar dan tulisan lainnya 18 Puskesmas merencanakan dan melaksanakan upaya pendidikan kesehatan masyarakat pada populasi kunci dan masyarakat luas Rating (1 = paling tidak mungkin 4 = paling mungkin) Terimakasih kami ucapkan atas waktu dan perhatian yang saudara/i berikan selama proses survei Delphi ini berlangsung 8