BAB I PENDAHULUAN. timpang dan ketidakseimbangan struktural (Mudrajad Kuncoro, 1997). tidak hanya mampu mendorong, tetapi juga dapat menganggu proses

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan

V. DESKRIPSI PERKEMBANGAN MIGRASI, PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA. penting untuk diteliti secara khusus karena adanya kepadatan dan distribusi

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada. kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya

Antar Kerja Antar Negara (AKAN)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.

VIII. SIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis deskripsi, estimasi dan simulasi kebijakan

BAB VI PEMANFAATAN REMITAN

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ketenagakerjaan di Indonesia terjadi akibat. ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dengan

BAB I PENDAHULUAN. kerja (juta) (2009 est) 3 Angka pengangguran (%) Produk Domestik Bruto 1,918 7,033 35,163 42,421

BAB 1 PENDAHULUAN. kemakmuran antar daerah. Namun kenyataan yang ada adalah masih besarnya distribusi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nova Windasari

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk piramida penduduk Indonesia yang expansif menyebabkan Indonesia

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi

BAB I PENDAHULUAN. untukditeliti dan pengetahuan mengenai fenomena ini sangat berguna dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia sehingga setiap orang membutuhkan pekerjaan. Pekerjaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2

BAB I PENDAHULUAN. kerja di dalam negeri sangat terbatas sehinga menyebabkan banyak Tenaga Kerja

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Seiring tingginya laju pertumbuhan penduduk di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bahwa distribusi kesempatan (kemakmuran) yang tidak merata merupakan faktor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas penduduk tentunya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan

2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KO TA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak akhir tahun 2015 yang lalu Indonesia dan negara-negara Asean

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI. Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang saat ini sedang dalam tahap tinggal landas dari negara

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2015

Bab 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. setelah China, India, dan USA. Kondisi ini menyebabkan jumlah pencari kerja

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014

Perluasan Lapangan Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Hasil Sensus Penduduk 2010, menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah pada tahun 2009 menerapkan kebijakan moratorium dalam rangka

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. Konsep pembangunan yang berkembang disekitar kita antara lain konsep

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. secara selektif mempengaruhi setiap individu dengan ciri-ciri ekonomi,

berkembang seperti Indonesia dewasa ini adalah tingginya pertumbuhan penduduk terutama pada pusat-pusat perkotaan, dimana terpusatnya

VII KETERKAITAN EKONOMI SEKTORAL DAN SPASIAL DI DKI JAKARTA DAN BODETABEK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2016

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan (PDRB). Dalam hal ini faktor-faktor produksi yang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

MOBILITAS TENAGA KERJA KE MALAYSIA SERTA SUMBANGAN REMITAN TERHADAP EKONOMI KELUARGA DI KABUPATEN TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang harus dilakukan. Salah satunya adalah bekerja. Bekerja adalah aktifitas yang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

BAB I PENDAHULUAN. mengenai faktor-faktor yang tidak hanya berasal dari faktor demografi saja

Karakteristik Mobilitas Tenaga Kerja Wanita Asal Kabupaten Ponorogo

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

MIGRASI INTERNASIONAL DAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI BAGI KELUARGA MIGRAN DI DESA SERAH, KABUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR PENDAHULUAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

Apa itu migrasi? Apakah Migrasi Tenaga Kerja? Migrasi adalah tindakan berpindah ke tempat lain baik di dalam satu negara maupun ke negara lain.

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah salah satu sumber tenaga kerja yang terbesar di dunia. Salah

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas. Bahan Konferensi Pers Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hasil berupa suatu karya yang berupa ide maupun tenaga (jasa). Menurut Dinas. kualitas kerja yang baik dan mampu memajukan negara.

BAB V FAKTOR PENYEBAB PEREMPUAN DESA MELAKUKAN MIGRASI INTERNASIONAL

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015

PENGARUH PERGERAKAN PENDUDUK TERHADAP KETERKAITAN DESA-KOTA DI KECAMATAN KARANGAWEN DAN KECAMATAN GROBOGAN TUGAS AKHIR

PENDAHULUAN Latar belakang Dampak dari krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun drastis.

I. PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan pertanian tidak saja dititik-beratkan pada. peningkatan produksi, namun juga mengarah pada peningkatan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT AGUSTUS 2015

BPS PROVINSI JAWA BARAT

Boks 1 Hasil Survei Nasional Pola Remitansi TKI di Nusa Tenggara Barat

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 3,80 PERSEN

BAB 1 PENDAHULUAN. berlomba-lomba menciptakan terobosan untuk meningkatkan daya saing demi

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2013

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejalan dengan semakin banyak negara Asia Tenggara menjadikan

BAB VI PENUTUP. hasil analisis yang telah dibahas dalam bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. ±278 juta orang) Mencerminkan sumber tenaga kerja yang juga besar. Jumlah

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN

BOKS. Menurut Status Menurut Jenis Kelamin Menurut Status Pernikahan. TKI perempuan lebih banyak dibanding TKI laki-laki

MASALAH KEPENDUDUKAN DI NEGARA INDONESIA. Sri Rahayu Sanusi,SKM,Mkes. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Teori Kuznet pembangunan di Negara sedang berkembang identik dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada tahap awal pembangunan namun disertai dengan timbulnya berbagai masalah pembangunan. Indonesia sebagai salah satu negara sedang berkembang juga menghadapi banyak masalah dalam pembangunan ekonomi, antara lain: masalah pengangguran, kemiskinan di pedesaan, distribusi pendapatan yang timpang dan ketidakseimbangan struktural (Mudrajad Kuncoro, 1997). Migrasi dan pembangunan keduanya saling berkaitan, serta dampak kaitan itu telah lama menjadi perhatian. Mobilitas atau migrasi pekerja dipandang tidak hanya mampu mendorong, tetapi juga dapat menganggu proses pembangunan. Cukup beralasan karena migrasi keluar dari suatu daerah dapat dipandang sebagai pengurasan angkatan kerja potensial penggerak pembangunan bagi daerah asal. Tidak sedikit proyek dan progam pembangunan daerah dan pedesaan diterapkan dengan harapan laju mobilitas dan migrasi pekerja dapat dikurangi. Jalan-jalan dibangun,sarana transportasi ditingkatkan pelayanananya, sarana sosial dan ekonomi didirikan, peluang kerja diciptakan, sektor pertanian dikembangkan dengan memperluas jaringan irigasi dan penggunaan sarana produksi modern tetapi mobilitas dan migrasi pekerja tetap terus mengalir tiada henti-hentinya.

2 Mobilitas dan migrasi pekerja merupakan salah satu strategi yang tersedia bagi rumah tangga pedesaan untuk turut serta meraih dan menikmati kue pembangunan yang cenderung menumpuk di kota. Melalui moblitas dan migrasi pekerja dan terlibat dalam kegiatan sektor informal di kota, rumah tangga pedesaan berupaya memenuhi tuntutan kebutuhan yang cenderung meningkat dengan seiring meningkatnya pembangunan. Hasil kerja luar desa sedapat mungkin ditabung kemudian dikirimkan dan dimanfaatkan di desa. Kiriman (Remittances) dari para pekerja migran mempunyai dampak positif bagi rumah tangga pedesaan dan ekonomi pedesaan (Oberai dan Singh, 1980an; Strak, 1991: 216-232), khusunya peluang berusaha dan kerja nonfarm pedesaan. Salah satu masalah pembangunan yang dihadapi adalah masalah pengangguran. Pengangguran terjadi sebagai akibat dari pembangunan ekonomi yang tidak dapat mengadakan kesempatan kerja yang lebih cepat daripada pertambahan jumlah angkatan kerja dan kompetensi pencari kerja yang tidak sesuai dengan pasar kerja. Menurut Badan Pusat Statistik pengangguran di Indonesia dapat dilihat dari tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) yang merupakan proporsi penduduk usia kerja yang termasuk dalam angkatan kerja. Tabel 1.1 berikut ini menunjukan tingginya angka pengangguran di Indonesia yang digolongkan berdasarkan tingkat pendidikannya.

3 Tabel 1.1 Pengangguran Terbuka Indonesia Menurut tingkat Pendidikan Tahun 2009-2013 Pendidikan tertinggi yang ditamatkan Jumlah Pengangguran Terbuka (Jiwa) 2009 2010 2011 2012 2013 Tidak Tamat SD 4.317.613 3.876.725 3590207 3.357.765 3.285.400 Sekolah Dasar 6.232.199 6.507.951 6428150 6.213.779 6.233.634 SMP 4.306.747 4.738.942 3933546 3.690.921 3.741.083 SMA 4.487.654 4.781.905 3.954.861 3.676.381 3.894.851 Diploma 272.264 249.622 200.104 197.435 203.342 Sarjana S I/II/III 234.773 300.596 180.345 288.230 314.882 Jumlah 19.851.250 20.455.741 18.287.213 17.424.511 17.673.192 Sumber : BPS Statistik Indonesia Tahun 2009-2013 Jumlah pengangguran pada tahun 2009 mencapai 19 juta jiwa lebih. Tahun 2010 jumlah pengangguran terbuka meningkat menjadi 20.455.741 juta jiwa. Jumlah pengangguran terbuka di Indonesia pada tahun 2011 dan 2012 mengalami penurunan hingga tahun 2013 jumlah pengangguran lebih dari 20 juta jiwa. Jumlah pengangguran terbuka di Indonesia tergolong tinggi bila dibandingkan dengan jumlah angkatan kerjanya. Menurut data dari Statistik Indonesia Tahun 2009-2013 jumlah angkatan kerja tahun 2009 adalah 134.83 juta jiwa, tahun 2010 meningkat menjadi 135.55 juta jiwa, tahun 2011 jumlah angkatan kerja mencapai 138.3 juta jiwa, tahun 2012 berjumlah 137.54 juta jiwa dan tahun 2013 sebesar 136.11 juta jiwa. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah pengangguran terbuka dengan tingkat pendidikan

4 yang rendah lebih banyak daripada jumlah pengangguran dengan tingkat pendidikan tinggi. Angka tingkat pengangguran yang tinggi disertai dengan distribusi pendapatan yang tidak merata dan ketidakseimbangan struktural menyebabkan berbagai macam kesenjangan antara lain kesenjangan pendapatan daerah, tingkat upah, infrastruktur dan fasilitas. Kesenjangan-kesenjangan tersebut terjadi baik antar wilayah, regional maupun nasional. Kondisi tersebut mendorong masyarakat melakukan mobilitas ke wilayah lain. Masyarakat bermigrasi ke daerah yang lebih menguntungkan dalam arti ekonomi dengan tujuan utama memperoleh pendapatan yang lebih tinggi. Migrasi dalam arti luas adalah perubahan tempat tinggal secara permanen atau semi permanen. Migrasi tenaga kerja adalah bentuk spesifik dari perpindahan penduduk. Migrasi yang dilakukan tenaga kerja meliputi migrasi internal dan migrasi internasional Migrasi internal atau migrasi yang dilakukan di dalam negeri dianggap sebagai proses alamiah yang akan menyalurkan tenaga kerja dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan. Sedangkan migrasi internasional merupakan proses perpindahan tenaga kerja melewati batas negara karena adanya dorongan dan tujuan tertentu. Migrasi internasional yang semakin banyak dilakukan hampir di seluruh negara-negara di dunia dipandang sebagai keputusan yang rasional karena adanya tekanan (kondisi eksternal) yang dihadapi penduduk di dalam negeri (Tjiptoherijanto, 1999).

5 Fenomena migrasi, khususnya migrasi internasional terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur mempunyai banyak tenaga kerja yang melakukan migrasi internasional. Migrasi internasional yang dilakukan penduduk dapat dilihat dari data penempatan Tenaga Kerja Indonesia Antar Kerja Antar Negara (TKI AKAN) yang jumlahnya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Selama lima tahun (2009-2013). Data secara rinci terdapat pada Tabel 1.2 Tabel 1.2 Banyaknya TKI Antar Kerja Antar Negara (AKAN) se Indonesia Menurut Negara Tujuan Tahun 2009-2013 Negara Tujuan TKI AKAN (Jiwa) 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Jepang 362 233 133.308 3.293 3.042 2.428 Brunei Darusalam 4.785 7.360 10.805 13.146 11.269 11.616 Hongkong 32.417 3.326 50.283 45.478 41.769 35.050 Korea 1.890 7.596 11.390 13.593 15.374 11.848 Malaysia 123.886 116.056 133.308 134.023 150.236 127.827 Saudi Arabia 276.633 228.890 133.919 40.655 45.394 44.325 Singapura 33.077 39.623 47.781 41.556 34.655 31.680 Taiwan 59.335 62.048 77.222 81.071 83.544 82.665 UEA 40.391 37.337 40.070 35.571 44.505 17.962 Kuwait 23.041 563 2.723 2.518 2.534 1.714 Lain lain 2.125 6.859 17.784 20.267 19.631 11.664 Jumlah 568.172 509.891 658.593 41.171 451.953 368.279 Sumber : BPS Statisktik Indonesia, Tahun 2009-2013

6 Berdasarkan data penempatan TKI Antar Kerja Antar Negara (AKAN), Malaysia merupakan salah satu negara tujuan sebagian besar migran. Jumlah TKI yang ditempatkan di Malaysia meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun, dari data yang ada selama lima tahun terakhir, tahun 2009 sebanyak 123.886 (21,8%). Pada tahun 2013 jumlah TKI yang dikirim ke Malaysia mencapai 150.236 jiwa (33,2%). Malaysia menjadi tujuan utama TKI karena faktor geografis dan budaya. Secara geografis Malaysia merupakan tetangga terdekat Indonesia, jadi transportasi ke Malaysia mudah, murah dan cepat. Faktor lain yang mempengaruhi adalah faktor budaya, Malaysia dan Indonesia memiliki budaya yang hampir sama. Khususnya dari segi bahasa yang tidak berbeda jauh sehingga para TKI yang mayoritas berpendidikan rendah tidak terganggu kendala bahasa (Pasetia, 2007). Malaysia juga merupakan negara berkembang di Asia yang mengalami perkembangan pembangunan yang pesat dan mempunyai pertumbuhan ekonomi yang baik dan stabil. Teori yang dikemukakan Lee (1992) menyatakan bahwa terdapat empat faktor yang dimiliki Malaysia sehinggga mempengaruhi warga jadi tenaga kerja migran,faktor tersebut merupakan faktor penarik tenaga kerja. Anatara lain : 1. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal Keterbatasan kepemilikan lahan, upah di daerah asal yang rendah, lapangan pekerjaan dan jenis pekerjaan yang terbatas di daerah asal. 2. Faktor-faktor yang terdapat di tempat tujan

7 Tingkat upah yang tinggi di daerah tujuan, lapangan pekerjaan yang tersedia, kemajuan daerah tujuan,tersedianya sarana dan prasarana yang lengkap. 3. Penghalang antara Sarana transportasi, topografi desa ke kota dan jarak 4. Faktor-faktor pribadi. Faktor yang menentukan keputusan untuk melakukan migrasi Semakin banyaknya faktor penarik dan pendorong migrasi berdampak pada meningkatnya jumlah migrasi TKI ke Malaysia. Peningkatan migrasi TKI ke Malaysia menyebabkan semakin lancarnya arus informasi dari Malaysia ke Indonesia atau sebaliknya. Khususnya informasi mengenai keadaan lapangan pekerjaan yang dibawa langsung oleh tenaga kerja yang sudah bekerja di Malaysia. Informasi ini selanjutnya akan mempengaruhi keputusan migran pada tahun berikutnya. Menurut Mobugunje (Mantra, 2000), jenis - jenis informasi yang mengalir dari daerah tujuan migrasi ke daerah asal yaitu: 1. Informasi yang bersifat positif Informasi yang positif biasanya datang dari migran yang sukses atau berhasil di daerah tujuan, adanya informasi ini mengakibatkan: a. Keinginan untuk melaksanakan migrasi semakin kuat b. Pranata sosial yang mengatur mengalirnya penduduk desa semakin longgar c. Arah pergerakan penduduk menuju ke kota atau negara tertentu

8 d. Perubahan pola investasi dan pemilikan tanah di daerah 2. Informasi yang bersifat negatif Informasi negatif biasanya datang dari para migran yang gagal atau kurang berhasil di daerah tujuan. Informasi negatif menjadi bahan pertimbangan migran dalam melakukan migrasi. Migran akan lebih mempertimbangkan risiko dan hambatan yang akan diperoleh apabila melakukan migrasi. Informasi negatif yang mengalir ke daerah asal migran berupa informasi mengenai masalah, hambatan dan kesulitan migrasi yang dialami oleh tenaga kerja. Masalah yang dialami oleh migran terjadi sejak pemberangkatan, perekrutan sampai pemulangan. Menurut data dari Disnakertrans Propinsi Jawa Tengah permasalahan yang sering dialami oleh Tenaga Kerja Indonesia yaitu : 1. Perekrutan a. Informasi yang tidak benar mengenai pekerjaan b. Pemalsuan dokumen (KTP, paspor, ijin keluarga) c. Penjeratan utang atau dikenakan pungutan liar 2. Pra keberangkatan a. Pembatasan Kebebasan bergerak b. Pelecehan dan kekerasan seksual c. Penjeratan utang d. Penganiayaan atau kekerasan fisik e. Kondisi penampungan yang buruk dan tidak sehat

9 3. Di Negara tujuan a. Jenis pekerjaan tidak sesuai dengan yang dijanjikan b. Kondisi kerja tidak aman c. Pengalihan ke majikan baru d. Penahanan paspor oleh majikan e. Pemotongan upah atau tidak dibayar sama sekali f. Pelecehan seksual dan penganiayaan g. Penahanan dan pemenjaraan 4. Kepulangan a. Pemerasan dan pungutan liar b. Pelecehan seks saat tiba di bandara atau saat transit Fenomena migrasi, khususnya migrasi internasional juga terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia seperti di tempat lokasi penelitian yakni di kabupaten Lamongan Jawa Timur yang mempunyai banyak tenaga kerja yang melakukan migrasi internasional. Migrasi internasional yang dilakukan penduduk dapat dilihat dari data penempatan Tenaga Kerja Indonesia Antar Kerja Antar Negara (TKI AKAN) yang jumlahnya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Selama lima tahun (2009-2013). Data secara rinci terdapat pada Tabel 1.3:

10 Tabel 1.3 Jumlah TKI Antar Kerja Antar Negara Kabupaten Lamongan Tahun 2009-2013 (Jiwa) Negara Tujuan TKI AKAN (Jiwa) Jumlah tenaga kerja yang dikirim ke Luar Negeri 2009 2010 2011 2012 2013 Malaysia 175 446 331 220 256 Brunei Darusalam 8 19 19 - - Hongkong 2-4 6 11 Korea Selatan - - 1 2 2 Jepang - - - - - Saudi Arabia 8-2 - - Singapura - - 2 3 1 Taiwan 2-11 34 41 Timur Leste - - 1 - - Jumlah 195 465 369 265 311 Sumber : Lamongan Dalam Angka,BPS Tahun 2009-2013 Berdasarkan data penempatan TKI Antar Kerja Antar Negara (AKAN) kabupaten Lamongan, Malaysia merupakan Negara tujuan besar migran. Jumlah TKI yang ditempatkan di Malaysia meningkat dan stabil dari tahun ke tahun, dari data yang ada selama lima tahun terakhir, tahun 2009 sebanyak 175 orang (89,7%), tahun 2010 sebanyak 446 orang (95,9%) tahun terbanyak pengiriman TKI, tahun 2011 sebanyak 331 orang (89,7%), tahun 2012 sebanyak 220 orang (83%) TKI diberangkatkan ke Malaysia dan pada tahun 2013 jumlah TKI diberangkatkan ke Malaysia sebanyak 256 orang

11 (82,3%). Dapat diartikan bahwa Malaysia adalah negara yang menjadi pilihan para TKI warga Lamongan dari banyak negara lainya. Tinggi-nya angka TKI menimbulkan pertanyaan besar kenapa warga lebih memilih menjadi TKI daripada kerja di daerahnya sendiri. Oleh karena itu peneliti mencoba untuk mencari faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi warga menjadi buruh migran serta apa saja peran buruh migran dalam pembangunan di daerah asala mereka. B. Batasan masalah Dalam penelitian ini peneliti memiliki batasan masalah dengan tujuan agar pembahasan masalah dari penelitian ini tetap pada koridor penelitian, pada penelitian ini lingkup substansi yang akan dibahas adalah motivasi para warga menjadi buruh migran, serta peran buruh migran dalm pembangunan, dalam hal pembangunan ini ialah dampak di sosial masyarakat atau dampak pemanfaatan remitan dalam berkonsumsi, berinvestasi dan menabung yang berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi rumah tangga dan mendukung perkembangan kecamatan yang didasarkan pada standart dan data-data yang diperoleh. a. Dalam hal ini buruh migran adalah buruh yang dibatasi oleh satu kecamatan yaitu kecamatan Solokuro dan jenis pekerjaan. Jenis pekerjaan yang ditetapkan adalah pekerja konstruksi di Malaysia. b. Motivasi kerja yang dimaksud adalah motivasi untuk menjadi buruh migran di Malaysia.

12 c. Yang dimaksud peran buruh dalam Pembangunan disini adalah pemanfaatan remitan atau sumbangan untuk pembangunan. C. Rumusan Masalah Motif dasar perpindahan tenaga kerja antar negara (migrasi internasional) dapat dibedakan dalam dua bentuk: pertama, mereka yang bekerja ke luar negeri dengan tujuan untuk menjual tenaga, ketrampilan atau kepandaian mereka untuk memperoleh manfaat bagi kehidupan di dalam negeri, kedua, mereka bekerja keluar negeri sehubungan dengan penjualan teknologi ataupun penanaman modal. Arus utama aliran tenaga kerja dari bentuk pertama pada umumnya berasal dari negara-negara berkembang ke negara-negara maju, dari negara-negara miskin ke negara-negara kaya, dari negara-negara minus ke negara-negara surplus, dan dari negara kelebihan tenaga kerja ke negara kekurangan tenaga kerja. Tingkat upah pekerja yang lebih baik di luar negeri daripada di dalam negeri turut pula mendorong migrasi internasional, terutama dari daerahdaerah dengan tenaga kerja berlebihan. Perbaikan pendapatan bagi pekerja serta merta mendorong tingkat konsumsi yang lebih tinggi. Di sisi lain kelebihan dari penggunaan upah kerja untuk konsumsi juga mendorong bertambahnya tabungan dan investasi. Remitan merupakan model pendapatan yang diharapkan oleh tenaga migran dari negara-negara berkembang. Apabila dibandingkan dengan tingkat upah lokal yang sangat rendah, remitan menjanjikan jaminan pemenuhan kebutuhan yang lebih tinggi daripada pemenuhan oleh besarnya tingkat upah

13 lokal. Dengan profesi yang sama, upah buruh migran lebih tinggi daripada upah kerja buruh di daerah sendiri. Pemanfaatan remitan oleh keluarga buruh migran dalam kehidupan seharihari menimbulkan dampak baik di sektor ekonomi maupun di sektor sosial. Di sektor ekonomi, remitan bisa dimanfaatkan untuk berkonsumsi, investasi, menabung dan menciptakan lapangan kerja atau membentuk usaha baru, sedangkan di sektor sosial bisa mempengaruhi gaya hidup keluarga dan pekerja buruh migran, sumbangan pembangunan Desa, sekolah atau fasilitas umum Desa. D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang sudah dikemukakan, maka tujuan penelitian sebagai berikut. 1) Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi warga menjadi buruh Migran. 2) Mengetahui peran buruh migran di pembangunan Solokuro. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : 1) Bagi Pemerintah Kecamatan Solokuro, Lamongan Jawa Timur. a. Sebagai masukan bagi pemerintah agar menciptakan suatu lapangan kerja atau usaha (padat karya) agar tidak terlalu banyak tenaga produktif yang keluar dari Desa. b. Sebagai masukan bagi pemerintah agar keluarga buruh migran diarahkan dan dibimbing dengan memberikan pelatihan

14 kewirausahaan agar dalam memanfaatkan remitan yang diperoleh dimanfaatkan untuk menciptakan ekonomi produktif yang mandiri dan tidak bergantung dengan remitan. c. Sebagai masukan bagi Pemerintah agar mendorong terbentuknya lembaga independen yang bersih dan jujur agar swadaya masyarakat untuk pembangunan terutama dari dana remitan buruh migran dapat dimanfaatkan secara maksimal.