Keragaan perikanan tuna hand line 5-10 GT yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

dokumen-dokumen yang mirip
Perbandingan hasil tangkapan tuna hand line dengan teknik pengoperasian yang berbeda di Laut Maluku

Produksi dan produktivitas hasil tangkapan kapal tuna hand line yang berpangkalan di Kelurahan Mawali, Kecamatan Lembeh Utara, Kota Bitung

Laju tangkap dan musim penangkapan madidihang (Thunnus albacares) dengan tuna hand line yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

Daerah penangkapan tuna hand liners yang mendaratkan tangkapannya di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

PRODUKTIVITAS PERIKANAN TUNA LONGLINE DI BENOA (STUDI KASUS: PT. PERIKANAN NUSANTARA)

Monitoring tren dan produktivitas hasil tangkapan kapal huhate yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

FISHING GEAR PERFORMANCE ON SKIPJACK TUNA IN BONE BAY DISTRICT LUWU

ANALISIS FINANSIAL UNIT PENANGKAPAN JARING INSANG HANYUT DI DESA SUNGAI LUMPUR KABUPATEN OKI PROVINSI SUMATERA SELATAN

Analisis Penentuan Musim Penangkapan Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis L.) di Perairan Sangihe Sulawesi Utara

Pengaruh warna umpan pada hasil tangkapan pancing tonda di perairan Teluk Manado Sulawesi Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Daerah penangkapan ikan dari kapal huhate yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Pantai Belang

Distribusi tertangkapnya ikan selar pada lembaran jaring soma darape di rumpon

ANALISIS USAHA PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SIBOLGA KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROVINSI SUMATERA UTARA

Catch per unit effort (CPUE) periode lima tahunan perikanan pukat cincin di Kota Manado dan Kota Bitung

Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(6): , Desember 2014 ISSN

Sp.) DI PERAIRAN TIMUR SULAWESI TENGGARA

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

SELEKSI UNIT PENANGKAPAN IKAN DI KABUPATEN MAJENE PROPINSI SULAWESI BARAT Selection of Fishing Unit in Majene Regency, West Celebes

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA PERIKANAN TANGKAP DI KOTA BENGKULU GITA MULYASARI

Pelaksanaan monitoring, controlling, surveillance kapal pengangkut ikan di atas 30 GT di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

Penangkapan Tuna dan Cakalang... Pondokdadap Sendang Biru, Malang (Nurdin, E. & Budi N.)

Kesesuaian ukuran soma pajeko dan kapalnya di Labuan Uki Kabupaten Bolaang Mongondow

Study Catches of Decpterus Fish (Decapterus Sp) With The Arrested Purse Seine in Samudera Fishing Port (Pps) Lampulo

ANALISIS KECENDERUNGAN PRODUKSI IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN LAUT HALMAHERA TAHUN Adrian A. Boleu & Darius Arkwright

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

PENDAHULUAN PRESENTASI TUGAS AKHIR 2

BEBERAPA JENIS PANCING (HANDLINE) IKAN PELAGIS BESAR YANG DIGUNAKAN NELAYAN DI PPI HAMADI (JAYAPURA)

Analisis Finansial Usaha Perikanan Tangkap Pancing Ulur (Hand Line) Pulau Dudepo Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara

KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN MELALUI PUKAT CINCIN (Purse Seine) TAHUN DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) LAMPULO, KOTA BANDA ACEH

Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: ISSN: X

USAHA PERIKANAN TANGKAP SKALA KECIL DI SADENG, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Small Scale Fisheries Effort At Sadeng, Yogyakarta Province)

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2009, hlm 1 14 ISSN

PENDAHULUAN. yang lokasinya di pantai Timur Sumatera Utara yaitu Selat Malaka. Kegiatan

Kajian aspek teknis unit penangkapan kapal pole and line yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

EVALUASI ASPEK SOSIAL KEGIATAN PENANGKAPAN IKAN TUNA (THUNNUS SP) OLEH NELAYAN DESA YAINUELO KABUPATEN MALUKU TENGAH

ANALISIS PENENTUAN MUSIM PENANGKAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI PERAIRAN MANADO SULAWESI UTARA 1)

II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Saskia (1996), yang menganalisis

I. PENDAHULUAN. dalam upaya pengelolaan sumberdaya perikanan laut di Kabupaten Malang Jawa

KINERJA ALAT TANGKAP IKAN CAKALANG DI TELUK BONE KABUPATEN LUWU PERFORMANCE OF FISHING GEAR ON SKIPJACK TUNA IN BONE BAY OF LUWU REGENCY

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Perikanan Tangkap

C E =... 8 FPI =... 9 P

Analisis finansial usaha rumpon pada kelompok tani nelayan Malos III Malalayang I Timur, Kota Manado

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BESAR MEMAKAI ALAT TANGKAP FUNAI (MINI POLE AND LINE) DI KWANDANG, KABUPATEN GORONTALO

seine yang digunakan sebagai sampel, ada 29 (97%) unit kapal yang tidak

PENGAMATAN ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN PUKAT CINCIN KUALA LANGSA DI SELAT MALAKA

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan di laut sifatnya adalah open acces artinya siapa pun

HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN (BY CATCH) TUNA LONG LINE DI PERAIRAN LAUT BANDA

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.2 Keadaan Umum Perikanan di Sulawesi Utara

PERIKANAN TUNA SKALA RAKYAT (SMALL SCALE) DI PRIGI, TRENGGALEK-JAWA TIMUR

Status Perikanan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP RI 571) Laut Andaman dan Selat Malaka 1

KAJIAN UNIT PENANGKAPAN PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BELAWAN (Catching Unit Studies of Purse Seine in Ocean Fishing Port of Belawan)

PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP PANCING TONDA DI LAUT BANDA YANG BERBASIS DI KENDARI

Komparasi Finansial Hasil Tangkapan Pertahun Di Pantai Barat Selatan Dan Pantai Timur Utara Provinsi Aceh

KARAKTERISTIK DIMENSI UTAMA KAPAL PERIKANAN PUKAT PANTAI (BEACH SEINE) DI PANGANDARAN

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

Produktivitas dan Kelayakan Usaha Bagan Perahu di Pelabuhan Perikanan Nusantara Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara

EFISIENSI WAKTU PENGISIAN PERBEKALAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN SONDONG DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) DUMAI PROVINSI RIAU

Ketaatan Kapal Penangkap Jaring Insang di Laut Arafura yang Berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

STUDI PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP DI KABUPATEN NIAS SABAR JAYA TELAUMBANUA

SELAMAT DATANG. Peserta Training

PROPOSAL BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR (CCD-IFAD) TAHUN 2013 OLEH KELOMPOK MASYARAKAT PESISIR

ANALISIS USAHA ALAT TANGKAP PANCING ULUR (HAND LINE) DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) BUNGUS PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

STUDI KOMPARATIF USAHA ALAT TANGKAP BUBU KARANG


3 METODE PENELITIAN. # Lokasi Penelitian

PENGGUNAAN PANCING ULUR (HAND LINE) UNTUK MENANGKAP IKAN PELAGIS BESAR DI PERAIRAN BACAN, HALMAHERA SELATAN

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VI. KARAKTERISTIK PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP. Rumahtangga nelayan merupakan salah satu potensi sumberdaya yang

THE SYSTEM OF REVENUE ON FISHERMEN USING BEACH SEINE IN PADANG COASTAL OF WEST SUMATERA PROVINCE

MODEL PENGELOLAAN PERIKANAN RAJUNGAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN NELAYAN DI KABUPATEN PANGKEP

ANALISA POLA PEMBIAYAAN USAHA PENANGKAPAN IKAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT TANGKAP JARING INSANG (GILL NET) NELAYAN BULAK KOTA SURABAYA

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN

Komposisi tangkapan tuna hand line di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung, Sulawesi Utara

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN NELAYAN PUKAT CINCIN (PURSE SEINE) DAN PANCING TONDA (TROLL LINE) DI PPP TAMPERAN PACITAN, JAWA TIMUR

Hubungan Panjang Alat Tangkap Purse Seine Dengan Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan Samudera (Pps) Lampulo, Aceh

ANALISIS KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN DAN KEUNTUNGAN USAHA PENANGKAPAN PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) PEKALONGAN, JAWA TENGAH

KARAKTERISTIK DIMENSI UTAMA KAPAL PERIKANAN PUKAT PANTAI (BEACH SEINE) DI PANGANDARAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN NELAYAN GILLNET KAPAL MOTOR DAN MOTOR TEMPEL DI PPP TEGALSARI, KOTA TEGAL

PRODUKTIVITAS PANCING ULUR UNTUK PENANGKAPAN IKAN TENGGIRI (Scomberomorus commerson) DI PERAIRAN PULAU TAMBELAN KEPULAUAN RIAU

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

AGUS PRANOTO

SELEKTIVITAS ALAT TANGKAP PURSE SEINE DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) MUARA ANGKE JAKARTA

ABSTRACT. Fira Noprita 1), M.Ramli 2), Zulkarnaini 3)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Keragaan dan alokasi optimum alat penangkapan cakalang (Katsuwonus pelamis) di perairan Selat Makassar

3 METODE PENELITIAN. Gambar 2 Peta lokasi penelitian PETA LOKASI PENELITIAN

KAJIAN PERIKANAN TANGKAP Mene maculata Di TELUK BUYAT Fisheries Studies of Mene maculata In Buyat Bay

PERBANDINGAN PENERIMAAN NELAYAN YANG MENANGKAP RAJUNGAN DENGAN BUBU DAN ARAD DI BETAHWALANG, DEMAK

TEKNOLOGI ALAT PENANGKAPAN IKAN PANCING ULUR (HANDLINE) TUNA DI PERAIRAN LAUT SULAWESI BERBASIS DI KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

Olivie Palit 1, Grace Tambani 2, dan Vonne Lumenta 2. perikanan ini dengan memperhatikan analisis finansial dalam sektor perikanan.

Budi Nugraha 1) dan Hufiadi 2) 1) Peneliti pada Loka Penelitian Perikanan Tuna, Benoa-Bali 2)

POTENSI BERKELANJUTAN SUMBER DAYA IKAN PELAGIS BESAR DI KABUPATEN MALUKU TENGAH

Transkripsi:

Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(3): 130-134, Juni 2016 ISSN 2337-4306 Keragaan perikanan tuna hand line 5-10 GT yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung The performance of tuna hand line 5-10 GT fishery in Bitung Oceanic Fishing Port RUSLY H.A. SORA*, FANNY SILOOY dan MARIANA E. KAYADOE Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115 ABSTRACT Tuna hand lines have been used widely by fishermen in Sulawesi Sea and its surrounding to catch big pelagic species with small fishing boats. Although the gear design has evolved over centuries, there is still potential for improving its catching efficiency and selectivity. This study aimed to describe the performance of tuna hand line 5-10GT in terms of technical, economic and social. The performance of the technical analysis approach is obtained through the comparison of production with production variables, the analysis of the economic performance of production values obtained by comparison with the variable production and analysis of social performance obtained from calculating the income of fishermen and compared with a kilogram of rice. The results of the eight ships samples showed that the average production per trip is 340.96 kg; Average production per worker 783.41 kg. Catch to break even showed the smallest percentage in KM Anan 01 amounted to 43.63% and the highest at KM Kartika 45 amounted to 104.30%. Average income per trip is Rp.17,321,644, the average profit per trip Rp.5,953,334 average income per year is Rp.25,110,217 and an average profit per year is Rp.96,876,941. The results of the analysis of RC-Ratio for the eight vessels during the two years of operation were 1.69. The average return on investment was 36%. Results of the analysis showed that the social performance of each of the crew who have amenability more than two people, then on average each person requires 332 kg of rice <360 kg of rice, means including poor families. Keywords: analysis of the technical, economic, social ABSTRAK Pancing ulur tuna telah digunakan secara luas oleh nelayan di Laut Sulawesi dan sekitarnya untuk menangkap ikan pelagis besar dengan kapal-kapal ukuran kecil. Walaupun konstruksinya telah berkembang sejak lama, tetapi masih memiliki potensi untuk meningkatkan efisiensi penangkapan dan selektivitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keragaan perikanan tuna hand line 5-10GT dari segi teknis, ekonomi dan sosial. Pendekatan analisis keragaan teknis diperoleh melalui perbandingan produksi dengan variabel produksi, analisis keragaan ekonomis diperoleh melalui perbandingan nilai produksi dengan variabel produksi dan analisis keragaan sosial didapat dari menghitung pendapatan nelayan dan dibandingkan dengan kilogram beras. Hasil penelitian dari delapan kapal sampel menunjukan bahwa rata-rata produksi per trip sebesar 340,96 kg; rata-rata produksi per tenaga kerja 783,41 kg. Catch to break even menunjukkan persentase terkecil pada KM Anan 01 sebesar 43,63% dan yang tertinggi pada KM Kartika 45 sebesar 104,30%. Rata-rata pendapatan per trip sebesar Rp.17,321,644, rata-rata keuntungan per trip sebesar Rp.5,953,334 rata-rata pendapatan per tahun sebesar Rp.25,110,217 dan rata-rata keuntungan per tahun sebesar Rp. 96.876.941. Hasil analisis RC-Ratio kedelapan kapal selama dua tahun operasi adalah 1,69. Rata-rata pengembalian investasi sebesar 36%. Hasil analisis keragaan sosial menunjukkan bahwa setiap anak buah kapal yang mempunyai tanggungan lebih dari dua orang, maka rata-rata setiap orang membutuhkan 332 kg beras < 360 kg beras, berarti termasuk dalam kelompok keluarga miskin. Kata-kata kunci: analisis teknis, ekonomis, sosial * Penulis untuk penyuratan; email: ruslysora@gmail.com 130

Keragaan perikanan tuna hand line 5-10 GT yang berpangkalan di PPS Bitung PENDAHULUAN Pembangunan sektor perikanan di Indonesia diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap tiga komponen penting tujuan pembangunan nasional, yaitu pertumbuhan ekonomi (progrowth), perluasan lapangan kerja (projob) dan penurunan tingkat kemiskinan (propoor) (Setiawan, 2007 dalam Yafis, dkk., 2009). Tampubolon (1980) mengemukakan bahwa untuk menjalankan usaha perikanan, pada perusahaan-perusahaan yang besar maupun yang kecil, dibutuhkan kemampuan managerial untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dengan baik sehingga semua orang yang bekerja dan fasilitas yang tersedia di perusahaan, benar-benar dapat digerakkan dan diarahkan untuk mencapai tujuan perusahaan seefisien dan seekonomis mungkin. Komoditas hasil tangkapan utama di Kota Bitung adalah ikan pelagis besar dari jenis ikan tuna dan cakalang. Data menunjukkan, khusus untuk volume produksi ikan tuna ekor kuning dalam lima tahun terakhir yaitu tahun 2007 hingga 2011 mengalami peningkatan sebesar 28% dari 37.500 ton menjadi 48.000 ton (Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Bitung, 2012 dalam Wijaya, dkk., 2012). Hand line merupakan pancing yang sangat sederhana. Alat ini hanya terdiri dari tali pancing, mata pancing dan umpan. Operasinya sangat sederhana karena bisa dilakukan oleh satu orang. Jumlah mata pancing bisa satu buah, bisa juga lebih, bisa menggunakan umpan asli dan umpan palsu, pemancingan bisa dilakukan di rumpon dan perairan lainnya (von Brandt,1984). Informasi tentang keragaan teknis, ekonomis dan sosial dari perikanan tuna hand line masih kurangnya. Oleh sebab itu, menghadapi perubahan-perubahan kebijakan pemerintah dalam dunia usaha perikanan maka perlu ada kajian terhadap keragaan usaha perikanan tuna hand line yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menilai keragaan perikanan tuna hand line 5-10 GT menyangkut keragaan teknis, keragaan ekonomis, dan keragaan sosial. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah bagi ilmu dan menjadi bahan informasi bagi usaha perikanan tuna hand line dengan kapal 5 10 GT. Penelitian ini dilakukan PPS Bitung selama 3 bulan mulai 1 September 2015 sampai 30 November 2015, yang meliputi pengumpulan data dan informasi di pelabuhan, serta mengikuti operasi penangkapan. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan survei. Data yang dikumpulkan adalah aktivitas kapal tuna hand line ukuran 5-10 GT yang mendaratkan hasil tangkapan di PPS Bitung. Sebagai sampel diambil delapan buah kapal yang memiliki data kegiatan penangkapan, produksi, biaya serta pendapatan selama tahun 2014 dan 2015 cukup lengkap tercatat di PPS Bitung, masing-masing KM Glory-09, KM Rahmatullah-01, KM Triple D-01, KM Barakati, KM Berkat bahari-01, KM Kartika-45, KM Adnan-01 dan KM Yasin-05. Analisis keragaan teknis dinilai dengan menghitung hasil tangkapan minimum yang harus diperoleh untuk mengembalikan total biaya yang dikeluarkan dalam satu tahun atau hasil tangkapan pada keadaan di mana biaya sama dengan pendapatan, diistilahkan dengan catch to break even, dengan formula yang dikemukakan oleh Apituley (1987) sebagai berikut: Catch to break even = Total Tahunan Harga ikan per kg Analisis keragaan ekonomis dinilai dengan membandingkan parameter-parameter sebagaimana dikemukakan oleh Apituley (1987) sebagai berikut: - kotor per biaya total (RC-Ratio) - Laju pengembalian investasi (Vi): Vi = Keuntungan + Penyusutan Investasi Pengukuran tingkat kemiskinan pada keluarga nelayan digunakan kriteria yang dikemukakan oleh Sayogyo (1977) dalam Novahadi, dkk., (2008) sebagai berikut: - Kelompok miskin sekali: pendapatan setara dengan nilai tukar beras 240-360 kg/kapita/ tahun - Kelompok miskin: pendapatan setara dengan nilai tukar beras 360-460 kg/kapita/tahun - Kelompok cukup: pendapatan setara dengan nilai tukar beras 480-960 kg/kapita/tahun Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(3): 130-134, Juni 2016 131

R.H.A. Sora dkk. - Kelompok kaya: pendapatan setara dengan nilai tukar beras >960 kg/kapita/tahun. PEMBAHASAN Analisis catch to break even. Hasil analisis catch to break even dari kedelapan kapal sampel disajikan pada Tabel 1. Dari hasil analisis catch to break even dapat dilihat bahwa produksi yang dihasilkan kapal KM Triple D-01 tidak mencukupi untuk dapat mengembalikan seluruh biaya operasi yang dikeluarkannya dalam satu tahun. KM Kartika-45 memperoleh produksi yang menghasilkan keuntungan lebih dari 100%, KM Adnan-01 memperoleh produksi yang menghasilkan keuntungan di bawah 50%, dan 5 (lima) kapal lainnya memperoleh produksi yang menghasilkan keuntungan di atas 50%. Analisis Revenue Cost Ratio (RC-Ratio) Hasil analisis Revenue Cost Ratio (RC-Ratio) dari kedelapan kapal sampel disajikan pada Tabel 2. Hasil analisis RC-Ratio menunjuk kepada besarnya persentase pendapatan kotor terhadap biaya total yang dikeluarkan. Kriteria keputusan dalam analisis ini yaitu jika nilai RC-Ratio lebih besar dari satu, maka usaha mengalami keuntungan karena pendapatan kotor lebih besar dari biaya total. Jika nilai RC-Ratio kurang dari satu maka usaha mengalami kerugian karena pendapatan kotor kurang dari biaya total yang dikeluarkan. Jika nilai RC-Ratio sama dengan satu maka usaha pulang pokok atau tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. Hasil analisis RC-Ratio memperlihatkan bahwa nilai RC-Ratio rata-rata setiap kapal setiap tahun sebesar 1,69. Jadi semua biaya yang dikeluarkan dapat dikembalikan dengan kelebihan (keuntungan) sebesar 69% per tahun. KM Tripel D-01 memperoleh nilai RC-Ratio lebih kecil dari satu atau sebesar 0,71 yang berarti bahwa kapal ini mengalami kerugian rata-rata sebesar 29% setiap tahun dari total biaya yang dikeluarkan. Tabel 1.Catch to Break Even No Nama Kapal Rata - Rata Harga Ikan Ctbe Produksi (Kg) Prod/Ctbe-1 100 1 KM Glory-09 135.790.000 2.715,80 5.119,50 88,51 2 KM Rahmatullah-01 103.533.333 2.070,67 3.636,00 75,60 3 KM Tripel D-01 66.570.000 1.331,40 940,00 29,40 4 KM Barakati 158.830.000 3.176,60 5.473,00 72,29 50.000 5 KM Berkat Bahari-01 135.103.333 2.702,07 5.365,50 98,57 6 KM Kartika-45 134.270.000 2.685,40 5.486,00 104,30 7 KM Adnan-01 135.103.333 2.702,07 3.881,00 43.63 8 KM Yasin-05 147.310.000 2.946,20 5.054,50 71,62 Tabel 2.Nilai RC-Ratio No Nama Kapal Kotor Rata - Rata Total Rata - Rata RC- Total Ratio 2014 2015 2014 2015 1 KM Glory-09 297.450.000 214.500.000 255.975.000 149.320.000 122.260.000 135.790.000 1,99 2 KM Rahmatullah-01 291.500.000 72.100.000 181.800.000 157.653.333 49.413.333 103.533.333 1,76 3 KM Tripel D-01 65.700.000 28.300.000 47.000.000 80.100.000 53.040.000 66.570.000 0,71 4 KM Barakati 379.000.000 255.800.000 317.400.000 190.400.000 127.260.000 158.830.000 2,00 5 KM Berkat Bahari-01 327.900.000 208.650.000 268.275.000 148.633.333 121.573.333 135.103.333 1,99 6 KM Kartika-45 333.550.000 215.050.000 274.300.000 156.820.000 111.720.000 134.270.000 2,04 7 KM Adnan-01 250.650.000 137.450.000 194.050.000 157.653.333 112.553.333 135.103.333 1,44 8 KM Yasin-05 318.451.061 187.000.000 252.725.531 160.840.000 133.780.000 147.310.000 1,72 Rata Rata 1,69 132 Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(3): 130-134, Juni 2016

Keragaan perikanan tuna hand line 5-10 GT yang berpangkalan di PPS Bitung Tercatat ada tiga kapal dari delapan kapal mempunyai nilai RC-Ratio mendekati 100% yaitu: KM Kartika-45 dengan nilai RC-Ratio sebesar 2,04 yang berarti kapal ini memperoleh keuntungan sebesar 104% dari total biaya yang dikeluarkan setiap tahun. KM Barakati mencapai nilai RC-Ratio 2,00 yang berarti kapal ini mengalami keuntungan setiap tahun sebesar 100% dari total biaya yang dikeluarkan. KM Berkat Bahari-01 mencapai nilai RC-Ratio sebesar 1,99 yang berarti bahwa kapal ini memperoleh keuntungan sebesar 99% dari total biaya yang dikeluarkan setiap tahun. Kapal lainnya yaitu KM Glory-09 menghasilkan keuntungan sebesar 88% dari total biaya yang dikeluarkan (RC-Ratio 1,89), KM Rahmatulllah- 01 memperoleh keuntungan sebesar 76% dari biaya total yang dikeluarkan (nilai RC-Ratio 1,76%). KM Yasin-05 memperoleh keuntungan sebesar 72% dari total biaya yang dikeluarkan (nilai RC-Ratio 1,72). KM Adnan-01 mengalami keuntungan sebesar 44% dari total biaya yang dikeluarkan (nilai RC-Ratio 1,44). Pengembalian investasi Hasil analisis pengembalian investasi dari kedelapan kapal sampel disajikan pada Tabel 3. Pengembalian investasi menunjukkan besarnya persentase modal yang dapat dikembalikan setiap tahun. Hasil analisis memberikan petunjuk bahwa usaha perikanan tuna hand line dengan kapal 5-10 GT mempunyai laju pengembalian investasi yaitu ratarata 36% dengan laju pengembalian investasi paling lama dicapai 2-3 tahun usaha. Hasil analisis setiap kapal menunjukkan bahwa ada 4 (empat) buah kapal yang usaha modal sudah dapat dikembalikan yaitu KM Glory-09, KM Barakati, KM Berkat Bahari-01 dan KM Yasin-05. Tabel 3. Pengembalian investasi No Nama Kapal Keuntungan 2014 & 2015 Penyusutan Keuntungan + Penyusutan Investasi Pengembalian Investasi 1 KM Glory-09 120.185.000 5.000.000 125.185.000 150.000.000 0,83 2 KM Rahmatullah-01 78.266.667 13.333.333 91.600.000 400.000.000 0,23 3 KM Tripel D- 01-19.570.000 35.000.000 15.430.000 700.000.000 0,02 4 KM Barakati 158.570.000 10.000.000 168.570.000 300.000.000 0,56 5 KM Berkat Bahari-01 133.171.667 13.333.333 146.505.000 400.000.000 0,37 6 KM Kartika-45 140.030.000 12.500.000 152.530.000 500.000.000 0,31 7 KM Adnan-01 58.946.667 13.333.333 72.280.000 400.000.000 0,18 8 KM Yasin-05 105.415.531 7.500.000 112.915.531 300.000.000 0,38 Rata-Rata 0,36 Tabel 4: Analisis keragaan sosial No Nama Kapal Tenaga Kerja Rata-Rata Kotor (PK) Rata-Rata Variabel (BV) untuk ABK Setara Kilogram Beras 1 Orang 2 Orang 3 Orang 1 KM Glory-09 6 255,975,000 130,790,000 10,432,083 1,043 522 348 2 KM Rahmatullah-01 6 181,800,000 90,200,000 7,633,333 763 382 254 3 KM Tripel D- 01 15 47,000,000 31,570,000 514,333 51 26 17 4 KM Barakati 5 317,400,000 148,830,000 16,857,000 1,686 843 562 5 KM Berkat Bahari-01 7 268,275,000 121,770,000 10,464,643 1,046 523 349 6 KM Kartika-45 5 274,300,000 121,770,000 15,253,000 1,525 763 508 7 KM Adnan-01 5 194,050,000 121,770,000 7,228,000 723 361 241 8 KM Yasin-05 5 252,725,531 139,810,000 11,291,553 1,129 565 376 Rata-rata 996 498 332 Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(3): 130-134, Juni 2016 133

R.H.A. Sora dkk. Analisis keragaan sosial Hasil analisis pengembalian investasi dari kedelapan kapal sampel disajikan pada Tabel 4. Analisis keragaan sosial dilakukan dengan membandingkan tingkat pendapatan nelayan secara individu dengan kriteria tingkat kemiskinan yaitu pendapatan setara dengan harga kilogram beras. Hasil analisis pendapatan per ABK setara beras pada Tabel 4 menunjukkan bahwa nelayan yang sudah berkeluarga dan mempunyai seorang anak atau mempunyai tanggungan sebanyak tiga orang maka hanya ABK pada dua buah kapal yang tergolong dalam kategori hidup cukup yaitu KM Barakati dan KM Kartika-45 sedangkan kapal lainnya tergolong nelayan miskin. KESIMPULAN 1) Tujuh kapal tuna hand line 5-10 GT yang berpangkalan di PPS Bitung secara teknis dapat mencapai target produksi minimum sedangkan satu kapal tidak. 2) Secara ekonomis, RC-Ratio rata-rata per kapal per tahun sebesar 69%; laju pengembalian investasi yaitu rata-rata 36% selama 2 3 tahun. 3) Secara sosial, anak buah dari dua kapal tergolong hidup cukup, sedangkan anak buah dari enam kapal tergolong miskin. DAFTAR PUSTAKA Apituley, 1987. Analisa teknis dan ekonomis usaha penangkapan skipjack dan tuna purse-seine. Skripsi. Fakutas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Pattimura, Ambon. Baskoro, M.S. dan A. Effendi. 2005. Tingkah laku ikan hubungannya dengan metode pengoperasian alat tangkap ikan. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, Bogor. Labaro, I.L., E.M. Katiandagho, E. Reppie, dan J. Budiman. 2008. Pengaruh larutan minyak cumi terhadap hasil tangkapan pancing ulur tuna di perairan sekitar Pulau Batang Dua. Prosiding Konferensi Nasional VI, Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Novahadi, R., A. Muani, dan Imelda. 2013. Analisis tingkat kesejahteraan keluarga petani kebun plasma kelapa sawit. PT. Prakarsa Tani Sejati. Tampubolon, A.H. 1980. Manajemen usaha perikanan purse seine. Karya Ilmiah. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, Bogor. von Brandt, A. 1984. Fishing Catching Methods of the World. Third Edition. Fishing New Book, Farham. Wijaya, A.R., H.M. Huda, dan Manadianto. 2012. Penguasaan aset dan struktur pembiayaan usaha penangkapan ikan tuna menurut musim yang berbeda. Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Yafis, M., M.F.A. Sondita, S. Soemakaryo, D.R. Monintja. 2009. Analisis finansial usaha penangkapan ikan dalam model perbaikan kesejahteraan nelayan di Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau. Jurnal Perikanan dan Kelautan14(1):81-92. 134 Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(3): 130-134, Juni 2016