Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN BISNIS OUTBOUND LOGISTIC PADA DIVISI PENJUALAN PT AGRICINAL PROYEK AKHIR. Oleh: INDRA SANTO NIM:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha.

BAB I PENDAHULUAN. sawit, serta banyak digunakan untuk konsumsi makanan maupun non-makanan.

LINGKUNGAN BISNIS PROSPEK BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki rencana pengembangan. bisnis perusahaan untuk jangka waktu yang akan datang.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN konstribusi yang besar bagi devisa negara, khususnya karena pergeseran pangsa

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kelestarian sumber daya alam (Mubyarto, 1994).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. strategi yang dimiliki oleh PT. Astra Agro Lestari Tbk adalah sebagai berikut.

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

I.PENDAHULUAN Selain sektor pajak, salah satu tulang punggung penerimaan negara

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan unggulan

PENDAHULUAN. untuk bisa menghasilkan kontribusi yang optimal. Indonesia, khususnya pengembangan agroindustri.

BAB I PENDAHULUAN. banyak kebutuhan lainnya yang menghabiskan biaya tidak sedikit. Guna. sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing individu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan perkebunan merupakan sektor utama yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengembangan Wilayah Sentra Produksi tanaman, menyebabkan pemadatan lahan, serta menimbulkan serangan hama dan penyakit. Di beberapa lokasi perkebunan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perusahaan besar adalah kelapa sawit. Industri kelapa sawit telah tumbuh

I. PENDAHULUAN. kebutuhan akan minyak nabati dalam negeri. Kontribusi ekspor di sektor ini pada

II. TINJAUAN UMUM MINYAK NABATI DUNIA DAN MINYAK KELAPA SAWIT INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Komoditas kelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang penting di

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Ketiga tujuan tersebut antara lain: laba perusahaan yang maksimal,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, dengan jumlah penduduk sekitar 287 juta penduduk ( Time, July

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Produksi CPO di Indonesia

PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk. TANYA JAWAB PUBLIC EXPOSE Senin, 14 Mei Bagaimana target produksi dan penjualan Perseroan pada tahun 2018?

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PROSPEK INDUSTRI DAN SUMBER POTENSIAL MINYAK/LEMAK (INDUSTRIAL PROSPECT AND POTENCIAL SOURCES OF FAT AND OIL)

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit, berasal dari daerah tropis di Amerika Barat yang penting

5 GAMBARAN UMUM AGRIBISNIS KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. tandan buah segar (TBS) sampai dihasilkan crude palm oil (CPO). dari beberapa family Arecacea (dahulu disebut Palmae).

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. diarahkan pada berkembangnya pertanian yang maju, efisien dan tangguh.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan konsumsi yang cukup pesat. Konsumsi minyak nabati dunia antara

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Agribisnis kelapa sawit mempunyai peranan yang sangat besar dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PELUANG DAN PROSPEK BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran barang dan jasa antara penduduk dari negara yang berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam realita ekonomi dan sosial masyarakat di banyak wilayah di Indonesia.

Boks 1. Dampak Pembangunan Industri Hilir Kelapa Sawit di Provinsi Riau : Preliminary Study IRIO Model

BAB I PENDAHULUAN. pada 2020 dan berdasarkan data forecasting World Bank diperlukan lahan seluas

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ditanam di hampir seluruh wilayah Indonesia. Bagian utama dari kelapa sawit yang diolah adalah

I. PENDAHULUAN. Komoditas kelapa sawit merupakan komoditas penting di Malaysia

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sawit nasional karena kelapa sawit merupakan salah satu komoditas unggulan di Indonesia dan

IV. GAMBARAN UMUM. Sumber : WTRG Economics

KAJIAN PENGEMBANGAN KONTRAK BERJANGKA CPO

Gambar 1.1. Perkembangan Konsumsi Minyak Nabati Dunia

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

TINJAUAN PUSTAKA. ekonomis pada tahun 1910 (di Pulau Raja), Asahan dan sungai Liput (dekat perbatasan Aceh).

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah

BAB 2 Eksplorasi Isu Bisnis. Gambar 2.1. Conceptual Framework PT Agricinal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Kunjungan Kerja ke PT. Wilmar Nabati Indonesia Gresik, 17 April 2015

BAB I PENDAHULUAN I-1

KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. sangat diunggulkan, baik di pasar dalam negeri maupun di pasar ekspor. Kelapa

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Gambar 1 Produksi dan ekspor CPO tahun 2011 (Malaysian Palm Oil Board (MPOB))

Boks 1. DAMPAK PENGEMBANGAN KELAPA SAWIT DI JAMBI: PENDEKATAN INPUT-OUTPUT

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Luas lahan, produksi dan produktivitas TBS kelapa sawit tahun Tahun Luas lahan (Juta Ha)

BAB I PENDAHULUAN. Studi komparansi kinerja..., Askha Kusuma Putra, FT UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya hubungan saling ketergantungan (interdependence) antara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Bagi perekonomian Indonesia, sektor pertanian merupakan sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berlimpah. Dimana sebagian besar penduduknya. menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Hal ini sebenarnya tidak terlalu

BAB I PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun. dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Tahun

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Disamping itu ada pula para ahli yang berpendapat bahwa kelapa sawit terbentuk pada saat

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit

I. PENDAHULUAN. tersebut merupakan faktor pendukung keberhasilan budidaya sapi Bali (Ni am et

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat yang dihasilkan dari produk CPO, diolah menjadi Stearin Oil

BAB I PENDAHULUAN. pertanian (agro-based industry) yang banyak berkembang di negara-negara tropis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PRODUKTIVITAS SUMBER PERTUMBUHAN MINYAK SAWIT YANG BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Minyak goreng sawit adalah salah satu jenis minyak makan yang berasal dari

BAB 1. PENDAHULUAN. peningkatan pesat setiap tahunnya, pada tahun 1967 produksi Crude Palm Oil

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Namun demikian cadangan BBM tersebut dari waktu ke waktu menurun. semakin hari cadangan semakin menipis (Yunizurwan, 2007).

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Volume dan Nilai Ekspor Minyak Sawit Indonesia CPO Turunan CPO Jumlah. Miliar)

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN Transportasi laut atau shipping adalah salah satu komponen pendukung utama perdagangan internasional. Salah satu keunggulan transportasi laut adalah economies of scale dimana transportasi laut menawarkan biaya transportasi yang relatif lebih murah untuk volume barang yang besar. Shipping dengan transportasi laut sebagai alat angkut dagang sudah dikenal sejak lama, dan saat ini pada abad 21 transportasi laut mengalami perkembangan pesat terutama pada tingkat pertumbuhan pelabuhan internasional, desain pelabuhan, jenis kapal yang lebih besar dan lebih beragam dan specialized. Salah satu aplikasi terpenting transportasi laut adalah sebagai alat pengangkut utama minyak, baik minyak bumi maupun minyak nabati seperti CPO. Pemilihan kapal jenis kapal angkut minyak (tanker), rute perdagangan, dan jarak tempuh pelayaran sangat mempengaruhi harga minyak dunia dan komposisi pasar minyak dunia. Sebagai contoh pada PT Agricinal, sebagai perusahaan yang memproduksi CPO, seharusnya dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk memperbesar income perusahaan dengan mengambil selisih perbedaan harga jual CPO FOB (free on board) dengan mengirim sendiri daripada dengan menggunakan jasa kapal pengangkut perusahaan lain ketika mengirim CPO yang jumlahnya semakin besar volumenya mengikuti pertumbuhan akan kebutuhan minyak dunia. Bila hal ini dilakukan maka tingkat efisiensi perusahaan akan meningkat dan jelas akan meningkatkan income perusahaan. Kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah kebutuhan akan pangan. Jumlah pertambahan penduduk yang cepat juga mengakibatkanpermintaan akan pangan juga terus bertambah. Salah satu komoditas pangan yang paling dibutuhkan masyarakat adalah minyak nabati. Masyarakat menggunakan minyak nabati atau yang biasa kita sebut minyak goreng sebagai bagian penting dalam menciptakan masakan. Minyak nabati yang umumnya digunakan oleh masyarakat dunia adalah minyak kedelai, minyak bunga matahari, minyak zaitun, minyak kelapa, dan 1

minyak kelapa sawit. Saat ini minyak yang paling banyak digunakan adalah minyak kelapa sawit, yang berasal dari tanaman kelapa sawit (Elais guineensis Jacq).Kelapa Sawit juga saat ini dibutuhkan sebagai bentuk lain penghasil bio energi untuk bahan bakar kendaraan bermotor ataulistrik dan pembangkit panas. Hal ini memperbesar permintaan pasar global akan kelapa sawit. Saat ini pasar global menghadapi suatu tantangan untuk menjawab debat tentang food versus fuel berkenaan tentang penggunaan kelapa sawit ini. Gambar 1.1. Ruang minyak sawit Harga minyak kelapa sawit mentah atau CPO (crude palm oil) di pasar dunia diperkirakan masih akan terus naik hingga mendekati US$ 900 per ton. Ini memperlengkap catatan lonjakan CPO internasional yang tinggi. Hal ini terjadi karena peningkatan permintaan dunia, terutama dari India, Cina, Pakistan, Eropa, dan juga ada permainan pelaku pasar di lantai bursa. Adanya peralihan ke sumber energi alternatif, biofuel, dan biodiesel yang membutuhkan minyak sawit lebih banyak juga berperan penting dalam popularitas kelapa sawit. Pembangunan agribisnis di Indonesia adalah industri yang sangat potensial, hal ini dikarenakan industri kelapa sawit merupakan sumber daya alam yang dapat 2

diperbaharui, berupa lahan Indonesia yang subur, tenaga kerja yang produktif, dan sinar matahari yang melimpah sepanjang tahun. Kelapa sawit juga merupakan tanaman yang paling produktif dengan produksi minyak per Ha (hectare) yang paling tinggi dari seluruh penghasil minyak nabati lainnya. CPO merupakan komoditas pertanian yang harganya ditentukan oleh mekanisme pasar. Biaya-biaya produksi yang terus meningkatakan mengakibatkan menurunnya penghasilan perusahaan. Dalam usaha meningkatkan long term shareholder valueakan sangat bergantung pada kemampuan perusahaan dalam meminimalkan biaya produksi, efisiensi, dan faktor faktor pendukung lainnya, untukmenghasilkan produk dengan kualitas baik yang dapat meningkatkan penjualan. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap perusahaan perkebunan kelapa sawit yang memproduksi CPO. CPO adalah bahan baku yang dibutuhkan untuk menghasilkan minyak kelapa sawit. 1.1. Sejarah Perusahaan Gambar 1.2. Logo PT Agricinal PT Agricinal yang didirikan pada tahun 1981, memulai usaha perkebunan kelapa sawit di lahan HGU seluas 8.902 ha yang terletak di Sebelat, Bengkulu Utara. Perusahan ini menjual produk di dalam negeri dalam mata uang rupiah dan harga jual produk ini mengacu pada harga pasaran internasional dalam dollar AS. Agar perusahaan dapat menjual CPO dengan harga tinggi, perusahaan ini harus dapat menghasilkan produk dengan mutu baik yang sesuai dengan standar yang berlaku. 3

Strategi yang digunakan PT Agricinal dalam menjalankan usahanya adalah efisiensi, terintegrasi, produktif, inovatif dan berkesinambungan. Untuk mencapai tujuan tersebut, PT Agricinal menerapkan sebuah sistem yang dinamakan SISS (Sistem Integrasi Sapi - Sawit). Gambar 1.3. SISS (Sistem Integrasi Sapi - Sawit) Pada tahun 2004 SISS dicanangkan sebagai program nasional oleh Menteri Pertanian RI saat itu, Prof Dr. Bungaran Saragih.Sejak tahun 2004, PT Agricinal mulai mengembangkan kegiatannya hingga ke Kaltim, yang dimulai dengan pembukaan lahan pembibitan. Berbekal pengalaman membina masyarakat untuk berkebun, PT Agricinal mengajukan diri untuk menjadi perusahaan pelaksana Program Revitalisasi Perkebunan, dan program tersebut dimulai sejak tahun2007. Dalam melangsungkan kegiatannya, PT Agricinal telah melakukan kerjasama dengan berbagai pihak yang kompeten. Beberapa pihak tersebut antara lain dengan Pusat Penelitian Kelapa Sawit / PPKS (Kerjasama pembangunan Pusat Tenologi Kelapa Sawit / Pustekinfo dan budidaya varietas), Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat / LPPM ITB (Pengolahan Limbah Cair), Balitnak / Badan Penelitian Ternak - Ciawi (Pengolahan pakan ternak), dan Balai Besar Budidaya Air Tawar - Jepara (perikanan). 4

Untuk mendukung kehidupan karyawannya, PT Agricinal memberikan layanan fasilitas umum bagi karyawan, antara lain rumah ibadah, balai pengobatan, sekolah TK - SMA,serta beberapa fasilitas umum lainnya. 1.1.1. Lingkup Bidang Usaha PT Agricinal memproduksi dan menjualraw materials dariindustrial goods, seperti CPO (crude palm oil), PKO (palm kernel oil), cangkang kelapa sawit, bibit kelapa sawit, dan pembelian TBS (tandan buah segar).produk - produk yang dihasilkan digunakan sebagai bahan baku bagi kegiatan produksi perusahaan pelanggannya. PT Agricinal dituntut untuk memiliki competitive advantage, terutama untuk menghasilkan produk yang tepat, baik jumlah, kualitas, dan waktu, agar kegiatan produksi para pelanggan tidak terhambat. Gambar 1.4. Kantor PT Agricinal Pada penelitian ini nilai yang dihasilkan perusahaan melalui manajemen logistik adalah berkaitan dengan physical movement of goods yang efisien. Sehingga dapat meminimalkan biaya dan menghasilkan produk dengan kualitas baik yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Oleh karena itu kebijakan perusahaan mengenai 5

order processing, procurement, inventory management, material handling, warehousing, transportation, dan customer service harus dipikirkan dan dilakukan dengan sebaik mungkin untuk dapat menghasilkan produk dengan mutu baik yang dapat meningkatkan kelancaran penjualan. PT Agricinal selama ini belum melakukan manajemen logistik dengan baik, diantaranya dalam penggunaan transportasi (transportation) di dalam perusahaan yang tidak optimal, sehingga mengganggu kelancaran penjualan produk perusahaan. Oleh karena itu, penulis tertarik meneliti lebih lanjut dan memberi input yang perlu dilakukan di PT Agricinal. Dengan menerapkan manajemen logistik yang baik perusahaan akan menghasilkan CPO dengan biaya produksi seminimal mungkin dengan kualitas baik untuk kelancaran penjualan produk perusahaan. 1.1.2. Visi dan Misi Perusahaan Visi PT Agricinal Menjalankan usaha kelapa sawit yang berkesinambungan untuk kesejahteraan masyarakat. Misi PT Agricinal Menjadi pusat pengembangan usaha perkebunan kelapa sawit kerakyatan. Peserta plasma di propinsi Bengkulu sampai sekarang telah mencapai 12.844 peserta dengan luas area yang disertakan 21.408 Ha, luas tanaman mencapai 18.156 Ha, dan jumlah ternak sapi plasma dan inti 6.163 ekor. 6

Gambar 1.5. Pemanen pulang dari kebun Kemitraan serupa juga diterapkan di Kalimantan Timur saat ini mencapai luasan 2.000 Ha atas permintaan Pemda Kaltim. Angka di atas menunjukkan bahwa PT Agricinal melalui berkebun sawit telah mampu berkontribusi dalam menumbuhkan aktivitas ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat Bengkulu, dan dengan tumbuhnya ativitas ekonomi pertumbuhan ekonomi masyarakat juga akan naik. 1.1.3. Uraian Mengenai Unit Kerja yang Menjadi Unit Analis Kemajuan bisnis kelapa sawit di Indonesia ditandai dengan menyempitnya spesialisasi fungsional dan semakin jelasnya pembagian kerja berdasarkan fungsifungsi agribisnis. Sistem agribisnis ini dikelompokan menjadi empat subsistem kegiatan, yaitu pengadaan sarana produksi (agroindustri hulu), kegiatan produksi primer (kegiatan budi daya), pengolahan (agroindustri hilir), dan pemasaran. Unit kerja yang menjadi unit analisis penulis adalah pemasaran atau divisi trading, yang mengatur dan melakukan segala proses yang berhubungan dengan jual beli CPO. Divisi ini terutama melakukan 4 tahapan, yaitu : Introducing ( perkenalan dengan calon pembeli ) untuk mengidentifikasikan kemampuan dari calon pembeli untuk membeli dan membayar produk CPO dari PT Agricinal. Pricing ( penentuan harga ). 7

Contract Agreement( penyiapan kontrak jual beli ). Penyediaan CPO. 1.1.4. Isu Bisnis Dalam perusahaan terdapat berbagai macam masalah yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan dan karena luasnya permasalahan ini, maka dalam penulisan tugas akhir ini, penulis hanya akan membahas mengenai masalah pemasaran yang berhubungan dengan masalah manajemen logistik perusahaan, terutama pada masalah transportasi outboundsehingga pembahasan akan lebih terarah. Untuk menjadi suatu perusahaan kelapa sawit yang maju dalam konteks daya saing, sistem agribisnis perusahaan harus selalu berkembang dan bisa menyesuaikan diri dengan perubahan eksternal. Dalam menjalankan kegiatan usahanya sebuah perusahaan dihadapkan pada masalah fungsi manajemen permodalan, pengelolaan sumber daya, produksi, dan pemasaran hasil produksi. Seluruh kegiatan fungsi manajemen perusahaan diatas sama pentingnya dalam menunjang kegiatan usaha perusahaan. Apabila terdapat kekurangan terhadap salah satu fungsi maka akan berpengaruh secara keseluruhan terhadap kinerja perusahaan. Karena itu, pemasaran memainkan peranan penting dalam kegiatan usaha suatu perusahaan. Untuk menyampaikan hasil produksi perusahaan (movement of goods), kebijaksanaan manajemen logistik adalah salah satu faktor penting, yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam merencanakan strategi pemasarannya. Dengan kebijaksanaan manajemen logistik yang baik akan membuat pergerakan hasil produksi perusahaan dapat mencapai pelanggan pada waktu, tempat, kualitas, dan jumlah yang tepat, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Physical distribution dan logistical management sering dipandang sebagai satu hal yang sama. Keduanya sama-sama merupakan perencanaan, penerapan dan 8

pengendalian arus barang, dari titik asal ke titik dimana barang tersebut digunakan atau dikonsumsi pelanggan. Tetapi manajemen logistik bukan hanya membahas mengenai inbound distribution (arus pergerakan bahan baku dari supplier ke pabrik), tapi juga masalahoutbound distribution (arus pergerakan barang jadi dari pabrik ke pelanggan). Manajemen logistik adalah proses perencanaan, penerapan, dan pengendalian arus barang (bahan baku, bahan pembantu, dan barang jadi) dari point of origin (titik dimana perusahaan mengelola pergerakan bahan baku ke perusahaan) sampai di point of consumption (titik dimana barang jadi diterima dan digunakan oleh pelanggan), secara efisien, efektif, untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Oleh karena itu, koordinasi yang baik antara kegiatan-kegiatan manajemen logistik ini sangat diperlukan. Jika salah satu proses berjalan tidak efisien, atau kurang terkoordinasi dengan kegiatan lainnya, maka akan menimbulkan gangguan yang selanjutnya akan menghambat integrasi untuk kelancaran proses penjualan produk perusahaan. Selain itu keputusan perusahaan mengenai logistical management juga berkaitan dengan kepuasan pelanggan. Hal ini disebabkan karena produk perusahaan itu bukan hanya barang jadi yang dilengkapi dengan segala kelengkapannya. Produk perusahaan merupakan barang jadi yang dilengkapi dengan jasa pelayanan. Value yang diberikan oleh perusahaan pada pelanggannya tidak sebatas melalui penawaran berbagai macam barang jadi, melainkan melalui value yang lebih bersifat intangible yaitu kemudahan, ketepatan waktu pengiriman, dan adanya jaminan atau keyakinan pelanggan bahwa perusahaan bisa diandalkan. Dapat disimpulkan bahwa manajemen logistik adalah suatu aktivitas pemasaran yang akan memberikan dampak positif bagi semua pihak, baik perusahaan maupun pelanggan. Manfaat bagi pelanggan adalah tercapainya kepuasan sesuai dengan kondisis-kondisi yang diinginkan pelanggan, sedangkan perusahaan akan merasakan manfaat di mana tingkat biaya bisa ditekan seefisien mungkin dan penjualan akan lancar. 9

1.1.5. Perumusan Masalah Seiring dengan Program 10 juta Ha perkebunan kelapa sawit yang telah dimulai tahun ini (2008) oleh pemerintah memberi peluang bagi perusahaan dalam meningkatkan skala bisnis. Tingginya permintaan dunia dan permintaan pasar lokal CPO adalah salah satu alasan pendukung bahwa bisnis ini adalah suatu bisnis yang sangat potensial. Bagaimana untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan dengan merubah strategi pada outbound logistik, jika dihubungkan dengan situasi industri dan kondisi Indonesia saat ini? Gambar 1.6. Pelabuhan khusus yang dimiliki oleh PT Agricinal Untuk mempermudah sistem pengangkutan CPO, pelabuhan khusus yang dimiliki oleh PT Agricinal harus mempersiapkan tangki penampung CPO yang lebih banyak, karena saat ini masih sangat terbatas, terutama untuk menghadapi peluang pasar CPO yang terus naik setiap tahunnya dilihat dari permintaan pasar yang tinggi. 10

Gambar 1.7. Tangki penampung CPO yang dimiliki oleh PT Agricinal Dengan prediksi dalam 5 tahun kedepan, produksi CPO nasional mencapai 120 juta sampai 150 juta ton. Dari asumsi jika 1 ton CPO bernilai US$1000, maka pada lima tahun kedepan nilainya bisa mencapai US$120 miliar US$150 miliar per tahun. Pengiriman total CPO yang cukup besar nilainya ini, sekitar 15% 20% adalah merupakan biaya angkut ( freight ) yang dimiliki pemilik kapal yang disewa oleh perusahaan untuk mengangkut ( delivery ) CPO kepada pelanggan ( customer ) 1. 1 Tempo, 23 Desember 2007. Liputan khusus prospek ekonomi 2008 11

Gambar 1.8. Kapal tangker sedang menanpung CPO dari PT Agricinal Perusahaan pemilik kapal angkut ini juga adalah kebanyakan merupakan perusahaan asing dan bahkan untuk ekspor seluruhnya diangkut oleh kapal perusahaan asing, sehingga devisa negara terus mengalir ke asing. Dengan memiliki sendiri kapal yang berperan sebagai pengumpan atau feeder dari pelabuhan kecil ke pelabuhan utama, ataupun untuk ekspor, maka sekitar 15% 20% pengiriman total CPO yang cukup besar nilainya ini dapat dinikmati perusahaan dan menambah pemasukan devisa negara. 12