BAB V PENYUSUNAN BAHAN AJAR MODUL PERMBELAJARAN TEKS SASTRA DI SMA

dokumen-dokumen yang mirip
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

I. PENDAHULUAN. mengkaji berbagai aspek kehidupan masyarakat secara terpadu, karena memang

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya pembelajaran kimia yang kreatif dan inovatif, Hidayati (2012: 4).

BAB I PENDAHULUAN. Iklim perkembangan teknologi zaman yang begitu melesat serta

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016

Pelaksanaan pembelajaran KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT P2TK PENDIDIKAN DASAR

a. Judul Modul Bagian ini berisi nama modul dari suatu mata pelajaran tertentu. b. Petunjuk Umum

MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC LEARNING ( STUDI PENDAHULUAN DI SMPN KAB.TANAH DATAR)

STANDAR PROSES PENDIDIKANDASAR DAN MENENGAH BAB I PENDAHULUAN

BAB 5 RANCANGAN BAHAN AJAR DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

Kelompok Materi: Pokok

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan IPA (sains) memiliki potensi besar dan peranan strategis dalam menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lahirnya kurikulum 2013 sebagai penerapan kurikulum yang baru ternyata

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Sastra tumbuh, hidup, dan berkembang seiring dengan kemajuan peradaban

Kurikulum 2013 Untuk Guru SD/MI: Dari Perencanaan, Pembelajaran Tematik dan Penilaian*

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

RUMUSAN VISI DAN MISI SMP NEGERI 1 PAYUNG. Pengambilan keputusan dalam perumusan visi-misi dan tujuan satuan

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah kehidupan. Di dalam

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA )/MADRASAH ALIYAH (MA)/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

IKLAN. File bisa dikirim Via ataupun Paket CD yang dikirim langsung ke alamat anda.

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 (BUKU SISWA) BUKU TEKS PELAJARAN SOSIOLOGI SMA/MA KELAS X

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22.TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

I. PENDAHULUAN. melalui proses kerja praktikum di laboratorium untuk menghasilkan sikap

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa. atau kaidah kebahasaan. Selain itu, Mahsun (2014:97) berpendapat:

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab I yaitu seberapa baik penggunaan pendekatan saintifik dalam rencana

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bahasa dan Sastra Indonesia 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting untuk menuangkan ide pokok

H. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMALB TUNADAKSA

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SUMBER BELAJAR CALON PESERTA PROGRAM PLPG

XII. PEMINATAN BAHASA DAN BUDAYA A.Bahasa dan Sastra Indonesia. Satuan Pendidikan : SMA/MA : X (sepuluh) Kompetensi Inti : KI 4 :

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN dengan METODE SAINTIFIK DIREKTORAT PEMBINAAN

I. PENDAHULUAN. lingkungan, kebudayaan, maupun hal-hal yang memungkinkan dapat membentuk

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK

Nikke Permata Indah Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Oleh Devi Srita Ulina Br Bangun Dr. Syahnan Daulay, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR. MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kurikulum 2013 tercatat sebagai perubahan ketiga selama era politik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yulianti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kreativitas siswa. Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesusastraan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kemampuan

Kelas XII MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA. Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, Madrasah Aliyah, dan Madrasah Aliyah Kejuruan

SILABUS MATA PELAJARAN: SOSIOLOGI (PEMINATAN ILMU-ILMU SOSIAL)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY

BAB III METODE PENELITIAN. 2013: 14). Penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek alamiah

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu tujuan kurikulum (Rahmat, 2011:51). Tujuan Kurikulum 2013 adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

4. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMA/MA/SMK/MAK (PEMINATAN)

STANDAR ISI STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN. Mata Pelajaran Bahasa Daerah (Jawa) Untuk SMA/ SMK/ MA

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. dan diakui oleh masyarakat. Undang-undang Dasar Negara Republik

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

2. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMP/MTs

PANDUAN PENGEMBANGAN RPP

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAN KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/SMK/MA/MAK)

NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati

3. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMA/SMK/MA/MAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi paling penting yang dimiliki oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. materi yang harus diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra

H. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMPLB TUNARUNGU

Seminar Nasional dan Launching ADOBSI 507

Transkripsi:

292 BAB V PENYUSUNAN BAHAN AJAR MODUL PERMBELAJARAN TEKS SASTRA DI SMA A. Pengantar Pada bab 5 akan dibahas mengenai pemanfaatan cerita pantun Ciung Wanara versi C.M. Pleyte dan novel Ciung Wanarakarya Ajip Rosidi untuk disusun sebagai bahan ajar teks sastra berdasarkan kurikulum yang berlaku saat ini di SMA. Cerita pantun Ciung Wanaraversi C.M. Pleyte terlebih dahulu ditransformasi oleh penulis, yaitu dengan menerjemahkan dan menyunting teks cerita pantun Ciung Wanaraberbahasa Sunda ke dalam bahasa Indonesia dan novelciung Wanara karya Ajip Rosidi agar dapat dimanfaatkan untuk menyusun bahan ajar teks sastra berdasarkan kebijakan Kurikulum 2013 yang berbasis teks pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di tingkat SMA, yaitu berupa penyusunan modul pembelajaran teks sastra. B. Penyusunan Bahan Ajar Modul Pembelajaran Teks Sastra Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMA Novel sebagai salah satu karya sastra bergenre prosa modern, sepatutnya dipelajari oleh siswa di sekolah melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia.Mempelajari novel, seperti membaca, menganalisis, memproduksi, dan lain-lain dapat meningkatkan kreativitas dan produktivitas siswa, membuat siswa lebih percaya diri dan dewasa dalam memandang permasalahan dalam kehidupan manusia, meningkatkan penguasaan bahasa, dan sarana mengenal dunia melalui kebudayaan. Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan kurikulum 2013 yang berbasis teks, pembelajaran mengenai novel telah mendapatkan kedudukannya 292

293 sebagai salah satu ganre karya sastra prosa yang dipelajari oleh para peserta didik, yaitu berada di tingkat SMA kelas XII. Kompetensi pembelajaran novel sudah terdapat dalam silabus pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia tingkat SMA kelas XIIyang disusun oleh pemerintah, yaitu Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, untuk memudahkan, baik untuk guru mata pelajaran maupun untuk siswa, mengimplementasikan dan mempelajari materi pembelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran genre karya sastra prosa berupa novel yang akan dipelajari sesuai dengan silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia tingkat SMA kelas XIIsemester genap berdasarkan Kompetensi Dasar adalah membandingkan teks novel baik lisan maupun tulisan, dengan materi pokok berupa teks penggalan novel dan interpretasi makna teks novel. Materi pembelajaran teks novel yang disusun berupa materi pembelajaran membandingkan teks novel meliputi (1) membandingkan struktur dan kaidah teks novel, serta (2) membandingkan makna teks novel, berdasarkan Kompetensi Dasar yang wajib dipelajari oleh para siswa SMA kelas XII pada semester II Kurikulum 2013. Oleh karena itu, novel Ciung Wanara karya Ajip Rosidi dapat dimanfaatkan untuk disusun sebagai bahan ajar sastra perlu dirancang sesuai dengan silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia tingkat SMA kelas XII semester IIberdasarkan kebijakan Kurikulum 2013. Selain itu, dalam proses membandingkan teks novel, cerita pantun Ciung Wanara versi C.M. Pleyte pun dapat dimanfaatkan untuk menyusun bahan ajar teks sastra karena struktur cerita pantun memiliki persamaan dengan struktur novel. Keduanya sama-sama bergenre prosa dan memuat struktur karya sastra yang meliputi alur, tokoh penokohan, latar, dan tema. Dengan terlebih dahulu ditransformasi, yaitu penerjemahan, cerita pantun Ciung Wanara versi C.M. Pleyte dapat mewakili dan menjadi rintisan bahan ajar teks sastra sebagai alternatif membandingkan teks novel. Hal tersebut dapat berkontribusi pada revitalisasi dan kebertahanan kesusastraan klasik daerah sebagai faktor pengembangan kesusastraan Indonesia modern.

294 Hasil analisis struktur faktual dari transformasi cerita pantun Ciung Wanara (penerjemahan dan penyuntingan dari bahasa Sunda ke dalam bahasa Indonesia) dan novel Ciung Wanara karya Ajip Rosidi yang dilakukan oleh penulis kemudian diperbaharui sesuai kebutuhan dan jenjang pengetahuan bagi siswa tingkat SMA agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar sastra untuk pembelajaran berbasis teks berdasarkan kurikulum yang berlaku saat ini, yaitu Kurikulum 2013.Melalui kebijakan Kurikulum 2013, mata pelajaran Bahasa Indonesia disajikan dalam program pembelajaran yang sepenuhnya berbasis teks sehingga salah satu jenis bahan ajar cetak yang sesuai untuk digunakan adalah berupa modul pembelajaran. Secara teoretis, teks merupakan proses sosial yang berorientasi pada tujuan sosial tertentu dan dalam konteks situasi tertentu pula (Mahsun, 2013). Proses sosial tersebut akan terjadi jika terdapat sarana komunikasi yang disebut bahasa. Dalam kerangka teori itu, bahasa Indonesia muncul dalam berbagai situasi pemakaiannya sebagai teks yang sangat beragam sehingga jenis teks bahasa Indonesia pun beragam. Keragaman teks itu menunjukkan perbedaan struktur berpikir, unsur kebahasaan, dan fungsi sosial yang dilaksanakan. Dalam praktik di sekolah menengah, pembelajaran teks membantu peserta didik memperoleh wawasan yang lebih luas untuk berpikir kritis menyelesaikan permasalahan kehidupan nyata yang tidak terlepas dari kehadiran teks. Selain memperluas wawasan komunikasi berbahasa Indonesia, pembelajaran teks juga meningkatkan sikap positif peserta didik terhadap bahasa Indonesia, termasuk sikap bersyukur atas anugerah Tuhan berupa bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa dan identitas negara. Dengan wawasan yang makin luas dan sikap yang makin positif, maka peserta didik dapat berperan aktif sebagai orang Indonesia dalam pelestarian bahasa kebangsaan dan kenegaraan Indonesia. Selain itu, dalam kebijakan Kurikulum 2013 dijelaskan pula ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia meliputi dua aspek, yaitu (1) membuat teks secara lisan dan tulisan, baik dalam genre sastra (cerita naratif dan non-naratif)

295 maupun genre nonsastra (teks faktual yang berbentuk laporan serta prosedural dan teks tanggapan yang bentuk transaksional dan ekspositori), dan (2) menggunakan teks secara lisan dan tulisan, baik dalam genre sastra (cerita naratif dan nonnaratif) maupun genre nonsastra (teks faktual yang berbentuk laporan dan prosedural serta teks tanggapan yang bentuk transaksional dan ekspositori). Dalam hal ini, pembelajaran novel dapat dikategorikan dalam ruang lingkup mempelajari teks dalam genre sastra (cerita naratif). Dalam buku Pembelajaran Berbasis KompetensiMelalui Pendekatan Saintifik (2013) dijelaskan bahwa prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1) peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi pendekatan proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran berbasis konten menjadi pembelajaran berbasis teks; (5) pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pebelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.

296 Oleh karena itu, pemanfaatan novel Ciung Wanarakarya Ajip Rosidi untuk disusun sebagai bahan ajar,yaitu bahan ajar sastra berbasis teks pada mata pelajaran Bahasa Indonesia tingkat SMA untuk kelas XII pada semester II (genap) telah sesuai sebagaimana adanya mengacu pada Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang terdapat dalam silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Sebagaimana yang tercantum dalam Kompetensi Dasarlainnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia (Wajib) SMA kelas XII, bahwa melalui pembelajaranteks novel diharapkan siswa dapat mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam memahami, menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui teks novel dan siswa dapat menunjukkan perilaku jujur, peduli, santun, dan tanggung jawab dalam penggunaan bahasa Indonesia untuk memahami dan menyajikan novel. Dari silabus Kompetensi Dasar berupa membandingkan teks novel baik lisan maupun tulisan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa SMA kelas XII, akan dikembangkan menjadi jenis bahan ajar cetak dengan memasukkan materi pembelajaran teks novel, berupa (1) membandingkan struktur faktual teks novel, meliputi alur, penokohan, dan latar; (2) membandingkan kaidah teks novel, meliputi gaya bahasa; dan (3) membandingkan makna teks novel meliputi tema dalam dua teks novel, melalui penyusunan modul pembelajaran teks sastra dengan materi pokok teks penggalan novel. Secara keseluruhan, modul pembelajaran teks sastra yang disusun oleh penulis dapat diuraikan sebagai berikut. Modul pembelajaran teks sastra diberi judul sesuai dengan Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia tingkat SMA kelas XII semester genap, yaitu Membandingkan Teks Novel Baik Lisan Maupun Tulisan. Penyusunan materi pokok dan materi pembelajaran dalam modul pembelajaran teks sastra disesuaikan dengan kompetensi pada kurikulum yang berlaku saat ini, yaitu Kurikulum 2013. Melalui landasan Kurikulum 2013, pemanfaatan transformasi teks cerita pantun Ciung Wanara dan novel Ciung Wanara karya Ajip Rosidi yang telah dikaji oleh penulis kemudian disesuaikan

297 dengan Kompetensi Dasar pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu terdapat dalam Kompetensi Dasar tingkat SMA kelas XII semester genap. Materi pembelajaran dari Kompetensi Dasar berupa Membandingkan Teks Novel Baik Lisan Maupun Tulisan yang dipilih oleh penulis adalah (1) membandingkan struktur dan kaidah teks novel, dan (2) membandingkan makna teks novel, yang disesuaikan dengan hasil kajian dua teks karya prosa fiksi yang dilakukan oleh penulis. Selanjutnya, modul pembelajaran teks sastra disusun meliputi beberapa bagian, yaitu (1) pendahuluan, (2) isi, dan (3) penutup. Pada bagian pendahuluan, dipaparkan Peta Konsep mengenai materi pokok dan materi pembelajaran supaya peserta didikdapat memproyeksikan dan mengkondisikan kerangka berpikirnya tentang susunan materi apa yang akan dipelajarinya sebelum memulai mempelajari modul pembelajaran teks sastra tersebut. Pada bagian pendahuluan juga dipaparkan mengenai Tinjauan Umum Modul meliputi tujuan, manfaat, strategi, dan hasil yang diharapkan dalam mempelajari modul pembelajaran teks sastra, yang bertujuan untuk memberikan deskripsi menyeluruh modul pembelajaran teks sastra untuk mempermudah peserta didik memahami modul dan mengefektifkan proses belajar. Pada bagian isi, dipaparkan mengenai Kegiatan Belajar sebanyak dua kegiatan belajar sesuai dengan Kompetensi Dasar yang dipilih, yaitu membandingkan teks novel baik lisan maupun tulisan, dengan materi pembelajaran (1) membandingkan struktur dan kaidah teks novel, dan (2)membandingkan makna teks novel. Berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) tersebut, maka materi pembelajaran dalam modul dipaparkan meliputi struktur faktual teks novel (alur, penokohan, dan latar) dan kaidah teks novel (gaya bahasa). Materi-materi pembelajaran tersebut disusun secara sistematis, logis, dan menyeluruh serta disertai contoh-contoh pengidentifikasian struktur faktual dan kaidah untuk memudahkan peserta didik memahami materi pembelajaran. Terdapat pula Lembar Kerja Siswa sebagai bentuk latihan bagi peserta didik dengan materi pokok teks penggalan

298 transformasi cerita pantun Ciung Wanara dan novel Ciung Wanara karya Ajip Rosidi untuk menguji kemampuan, pengetahuan, dan pemahamannya mengenai materi pembelajaran yang telah dipelajari.materi pembelajaran berisi tentang tema dalam teks novel dan juga dilengkapi Lembar Kerja Siswa untuk untuk menguji kemampuan, pengetahuan, dan pemahamannya mengenai materi pembelajaran. Setelah dua Kegiatan Belajar dipelajari, dalam modul pembelajaran teks sastra dilengkapi dengan Tes Akhir Modul sebagai evaluasi akhir secara menyeluruh bagi peserta didik terhadap materi-materi pembelajaran yang dipelajari sesuai KD yang ditempuh. Tes Akhir Modul diharapkan dapat menjadi evaluasi simpulan bagi peserta didik dan guru dalam mengukur dan mempertimbangkan kemampuan peserta didik dalam memahami keseluruhan materi pembelajaran yang terdapat dalam modul pembelajaran teks sastra tersebut sehingga guru dapat melakukan feedbackkepada peserta didik jika terdapat kekurangan untuk dilengkapi dan dikonfirmasi. Pada bagian penutup modul pembelajaran teks sastra, dilengkapi dengan glosarium untuk memudahkan peserta didik mengetahui dan memahami beberapa daftar kata atau istilah yang terdapat dalam modul, yang sukar dipahami arti katanya, dan daftar pustaka yang berkaitan dengan penyusudan modul dan materi pembelajaran dalam modul. Pada bagian penutup juga disisipkan kunci jawaban dan pedoman penilaian Tes Akhir Modul untuk memudahkan bagi guru melakukan penilaian terhadap hasil Tes Akhir Modul yang dikerjakan oleh peserta didik. Modul pembelajaran teks sastra yang telah disusun oleh penulis sebagai bentuk pemanfaatan hasil analisis cerita pantun Ciung Wanara dan novel CiungWanara karya Ajip Rosidi merupakan suatu dokumen hidup yang dapat mengalami perubahan untuk diperbaiki dan dimutakhirkan berdasarkan hasil penelaahan dari berbagai kalangan, terutama dari para guru mata pelajaran Bahasa Indonesia tingkat SMA, sebagai upaya meningkatkan kualitas modul pembelajaran teks sastra tersebut dan mengembangkan materi pembelajaran menjadi lebih bervatiatif

299 dan efektif. Oleh karena itu, modul yang telah disusun oleh penulis dilakukan penelaahan/ penilaian oleh pihak internal dan eksternal guna menilai kelayakan modul yang telah dibuat. Instrumen penelaahan modul merujuk pada instrumen telaah modul atau buku oleh Pusbangprodik Kemententrian Pendidikan dan Kebudayaan. Berdasarkan penilaian secara khusus terhadap bahan ajar modul pembelajaran teks sastra, maka hasil penelaahan yang disoroti oleh penelaah meliputi aspek materi, aspek penilaian, serta ilustrasidan rancangan (layout). 1. Aspek Materi Modul dengan materi pembelajaran membandingkan teks novel baik lisan maupun tulisan sangat sesuai dikembangkan dalam kurikulum 2013 karena di dalamnya telah memuat pendekatan saintifik. Peserta didik dan pendidik dilatih untuk melakukan analisis terhadap teks novel secara sistematis sehingga memperoleh ilmu pengetahuan secara ilmiah. Peserta didik dan pendidik dapat dimudahkan mengikuti prosedur pemerolehan ilmu pengetahuan secara ilmiah dengan adanya panduan modul secara sistematis dan detail dalam kegiatan proses belajar mengajar. Selain itu, modulpembelajaran teks sastra telah disusunterstrukturdansistematis. Bahasa yang digunakanmudahdipahamidanmembangkitkanmotivasidansemangatbelajar bagi para peserta didik.keunggulanmoduladalahpemaparanmateripelajaransangatlengkapdan padatsehinggapeserta didikdapatbelajardenganmandiri.tesakhir modul yang ditulis telahsesuaidenganmateri pembelajaran. 2. Aspek Penilaian Pedoman penilaian skor dan kunci jawaban tes modul akhir diharapkan disusun secara terpisah.diharapkan pulapedoman penilaian skor menggunakan penilaian autentik (selain penilaian hasil, ada penilaian

300 keterampilan dalam berbagai proses situasi/ penilaian sikap) guna mencapai KI dan KD. 3. Ilustrasidan rancangan modul (layout) Untuk ilustrasi dalam modul pembelajaran teks sastra dapat dinambahkan beberapa gambar atau tabel berbentuk unik pada teks-teks novel yang panjang untuk meningkatkan motivasi kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan visual tinggi agar tidak cepat bosan dalam membaca teks novel. Untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan pemecahan masalah pada peserta didik, kunci jawaban pada modul pembelajaran teks sebaiknya tidak disimpan di bagian belakang modul yang dimiliki peserta didik, namun dibuat terpisah sebagai modul pedoman pendidik. Pendidik sebagai sarana refleksi dengan peserta didik. Selain itu, modulperlu dirancang dengantataletak yang tidak monoton dan penggunaanwarnaatau gambar untuk ilustrasimodul diperlukanuntukmenambahsemangatbelajarpara peserta didik mempelajari modul. Melalui penilaian bahan ajar modul pembelajaran teks sastra di atas, diharapkan adanya kontribusi perevisian untuk menyempurnakan penyusunan bahan ajar modul pembelajaran teks sastra dan perlunya guru menyusun bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan tingkat pengetahuan para peserta didiknya. Bahan ajar modul dapat menjadi kontribusi dan solusi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran teks sastra di Sekolah Menengah Atas. Bahan ajar dan kegiatan pembelajaran teks sastra dapat dilihat pada Bahan Ajar Modul Revisi pada bagian Lampiran.