BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. menggunakan fiber glass diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. perkuatan balok dengan Sika Carbodur S512 diperoleh beberapa kesimpulan. pertama dan penurunan defleksi.

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. tekan yang maksimum dibanding dengan variasi lainnya.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

MIX DESIGN Agregat Halus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon Lampiran

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Gradasi Pasir. Berat. Berat. Tertahan Tertahan Tertahan Komulatif

Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4. Perhitungan Proposi Campuran menurut SNI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam bidang konstruksi, beton dan baja saling bekerja sama dan saling

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. lateral dengan variasi jarak pengaku 50 mm, 100 mm, 150 mm dan variasi baja

PEMANFAATAN KAWAT GALVANIS DIPASANG SECARA MENYILANG PADA TULANGAN BEGEL BALOK BETON UNTUK MENINGKATKAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini

PERBAIKAN KOLOM BETON BERTULANG MENGGUNAKAN GLASS FIBER JACKET DENGAN VARIASI TINGKAT PEMBEBANAN

PENGUJIAN KUAT LENTUR PANEL PELAT BETON RINGAN PRACETAK BERONGGA DENGAN PENAMBAHAN SILICA FUME

PENGARUH VARIASI DIMENSI BENDA UJI TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT

PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN FIBER GLASS JACKET PADA KONDISI KERUNTUHAN TARIK

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

KOLOM PENDEK KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN EKSENTRIK

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Nilai kuat tekan beton serat SCC SS 65, SS 70, dan SS 75 secara berturutturut

ANALISIS KAPASITAS BEBAN AKSIAL KOLOM BERTULANGAN KAYU LONTAR YANG DIKENAI BEBAN EKSENTRIK. Laporan Tugas Akhir. Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut ini.

PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER JACKET UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS BEBAN AKSIAL (034S)

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. perkuatan balok beton bertulang dengan fiber glass jacket pada kondisi lentur

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dilakukan penelitian untuk menemukan bahan-bahan baru atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia konstruksi bangunan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU

Viscocrete Kadar 0 %

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian, analisis data, dan. pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. sengkang (TPSK) disimpulkan sebagai berikut : 1. Beban retak pertama pada balok beton ringan citicon variasi sengkang 200

BAB I PENDAHULUAN. beton yang demikian memerlukan perkuatan. FRP (Fiber Reinforced Polymer). FRP adalah jenis material yang ringan,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Nilai kuat tekan beton rerata pada umur 28 hari dengan variasi beton SCC

BAB I PENDAHULUAN. lain biaya (cost), kekakuan (stiffness), kekuatan (strength), kestabilan (stability)

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan keruntuhan tekan, yang pada umumnya tidak ada tanda-tanda awal

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK.

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN MOMEN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG MENYILANG PADA TULANGAN GESER. Naskah Publikasi

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian kolom pendek beton bertulang dengan

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KUAT LENTUR BETON RINGAN ALWA MUTU RENCANA f c = 35 MPa

BAB VI. 3. Beban rata-rata pada retak pertama pada benda uji 24,3036 kn. digunakan sebagai pengganti baja tulangan tarik.

PENGARUH CAMPURAN KADAR BOTTOM ASH DAN LAMA PERENDAMAN AIR LAUT TERHADAP LENDUTAN PADA BALOK

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PORTLAND COMPOSITE CEMENT TERHADAP KUAT LENTUR BETON DENGAN f c = 40 MPa PADA BENDA UJI BALOK 600 X 150 X 150 mm 3

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Berat Tertahan (gram)

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis, lebih tahan akan cuaca, lebih tahan korosi dan lebih murah. karena gaya inersia yang terjadi menjadi lebih kecil.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN KOLOM BETON BERTULANG TERHADAP KUAT TEKAN

Lampiran A Berat Jenis Pasir. Berat pasir kondisi SSD = B = 500 gram. Berat piknometer + Contoh + Air = C = 974 gram

Naskah Publikasi. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1 Teknik Sipil. diajukan oleh : BAMBANG SUTRISNO NIM : D

KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BIASA DAN BALOK BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

KOLOM KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN KONSENTRIK


CONTOH 1 PERENCANAAN CAMPURAN BETON Menurut SNI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar berat bangunan dapat dikurangi yang berdampak pada efisiensi

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KUAT TEKAN TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Rata rata beban maksimum yang mampu diterima oleh pelat setelah

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

CONTOH 2 PERENCANAAN CAMPURAN BETON Menurut SNI

PERBANDINGAN KAPASITAS BALOK BETON BERTULANG ANTARA YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN SEMEN PORTLAND TIPE I TUGAS AKHIR.

TINJAUAN KUAT GESER KOMBINASI SENGKANG ALTERNATIF DAN SENGKANG U ATAU n DENGAN PEMASANGAN SECARA VERTIKAL PADA BALOK BETON SEDERHANA

PENGUJIAN KUAT LENTUR TERHADAP PELAT BETON PRACETAK BERONGGA

BAB I PENDAHULUAN. belum tentu kuat untuk menahan beban yang ada. membutuhkan suatu perkuatan karena kolom menahan balok yang memikul

KOLOM LANGSING KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN EKSENTRIK

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. ganda dengan pengisi beton ringan beragregat kasar hebel, variasi pengaku 15 cm,

PERBANDINGAN KEKUATAN KOLOM PENDEK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN VARIASI UKURAN PROFIL BAJA SIKU YANG DIKENAI BEBAN KONSENTRIK

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR. Naskah Publikasi

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENYELIMUTAN BETON DENGAN LEMKRA FIRE PROOFING TERHADAP KUAT BETON AKIBAT PEMBAKARAN

HASIL PENELITIAN AWAL ( VICAT TEST

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi

KOLOM PENDEK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN PROFIL BAJA SIKU DIKENAI BEBAN KONSENTRIK

STRUKTUR BETON BERTULANG II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MIX DESIGN BETON NORMAL

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAJA DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG DIAGONAL DI TENGAH TULANGAN SENGKANG.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Beton didapat dari pencampuran bahan-bahan agregat halus, agregat kasar,

Transkripsi:

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pengujian kapasitas beban aksial kolom yang menggunakan variasi 4 dan 8 buah tulangan kayu lontar yang dikenai beban eksentris dengan variasi eksentrisitas sebesar 50 mm dan 90 mm dapat disimpulkan sebagai berikut.. Kayu lontar yang digunakan sebagai tulangan pada kolom memiliki kuat tarik rata-rata sebesar 95,959 MPa, keliatan rata-rata sebesar,4479 % dan kadar air rata-rata sebesar 8,494 %.. Saat eksentrisitas diberikan sebesar 50 mm, kolom dengan variasi 4 buah tulangan kayu lontar menghasilkan beban maksimum rata-rata sebesar,4969 Ton sedangkan kolom dengan variasi 8 buah tulangan kayu lontar menghasilkan beban maksimum rata-rata sebesar 0,804 Ton. Dengan demikian, beban maksimum untuk kolom yang menggunakan variasi 8 tulangan mengalami penurunan sebesar 676.5 kg atau selisih -5,884 % dari beban maksimum rata-rata kolom yang menggunakan variasi 4 tulangan.. Saat eksentrisitas dinaikkan menjadi 90 mm, kolom dengan variasi 4 buah tulangan kayu lontar menghasilkan beban maksimum rata-rata sebesar 7,9 Ton sementara kolom dengan variasi 8 buah tulangan kayu lontar menghasilkan beban maksimum rata-rata sebesar 8,95 Ton. Dengan demikian, beban maksimum untuk kolom dengan variasi 8 tulangan ini 78

79 mengalami kenaikan beban sebesar 000,5 kg atau selisih,7 % dari beban maksimum rata-rata kolom yang menggunakan variasi 4 tulangan. 4. Kolom dengan variasi 4 buah tulangan kayu lontar saat dikenai eksentrisitas sebesar 50 mm menghasilkan beban maksimum rata-rata sebesar,4969 Ton. Namun saat eksentrisitas naik menjadi 90 mm, beban maksimum rata-rata yang dihasilkan kolom dengan variasi 4 buah tulangan kayu lontar turun menjadi 7,9 Ton. Dengan demikian, beban maksimum rata-rata pada kolom dengan variasi 4 buah tulangan mengalami penurunan beban sebesar 477 kg atau selisih -7,09 % saat eksentrisitas dinaikkan dari 50 mm menjadi 90 mm. 5. Kolom dengan variasi 8 buah tulangan kayu lontar saat dikenai eksentrisitas sebesar 50 mm menghasilkan beban maksimum rata-rata sebesar 0,804 Ton. Namun saat eksentrisitas naik menjadi 90 mm, beban maksimum rata-rata yang dihasilkan kolom dengan variasi 8 buah tulangan kayu lontar turun menjadi 8,95 Ton. Dengan demikian, beban maksimum rata-rata pada kolom dengan variasi 8 buah tulangan mengalami penurunan beban sebesar 0,9 kg atau selisih -4,07 % saat eksentrisitas dinaikkan dari 50 mm menjadi 90 mm. 6. Saat eksentrisitas diberikan sebesar 50 mm, kolom dengan variasi 4 buah tulangan kayu lontar saat mencapai beban maksimum mengalami lendutan rata-rata sebesar 0,5 cm sedangkan kolom dengan variasi 8 buah tulangan kayu lontar saat mencapai beban maksimum mengalami lendutan rata-rata sebesar 0,5 cm. Dengan demikian, lendutan yang terjadi pada kolom yang

80 menggunakan variasi 8 tulangan mengalami kenaikan sebesar 0,55 cm atau selisih 0,04 % dari lendutan rata-rata yang terjadi pada kolom yang menggunakan variasi 4 tulangan. 7. Saat eksentrisitas naik menjadi 90 mm, kolom dengan variasi 4 buah tulangan kayu lontar saat mencapai beban maksimum mengalami lendutan rata-rata sebesar,005 cm sedangkan kolom dengan variasi 8 buah tulangan kayu lontar saat mencapai beban maksimum mengalami lendutan rata-rata sebesar 0,79 cm. Dengan demikian, lendutan yang terjadi pada kolom yang menggunakan variasi 8 tulangan mengalami kenaikan sebesar 0,5 cm atau selisih 0,095 % dari lendutan rata-rata yang terjadi pada kolom yang menggunakan variasi 4 tulangan. 8. Kolom dengan variasi 4 buah tulangan kayu lontar saat dikenai eksentrisitas sebesar 50 mm mencapai lendutan rata-rata sebesar 0,5 cm. Namun ketika eksentrisitas diperbesar menjadi 90 mm, kolom dengan variasi 4 buah tulangan kayu lontar mencapai lendutan rata-rata sebesar,005 cm. Dengan demikian, terjadi kenaikan lendutan pada kolom sebesar 0,4 cm atau selisih 0,06 % saat eksentrisitas diperbesar dari 50 mm menjadi 90 mm. 9. Kolom dengan variasi 8 buah tulangan kayu lontar saat dikenai eksentrisitas sebesar 50 mm mencapai lendutan rata-rata sebesar 0,5 cm. Namun ketika eksentrisitas diperbesar menjadi 90 mm, kolom dengan variasi 8 buah tulangan kayu lontar mencapai lendutan rata-rata sebesar 0,79 cm. Dengan demikian, terjadi kenaikan lendutan pada kolom sebesar 0,44 cm atau selisih 0,0408 % saat eksentrisitas diperbesar dari 50 mm menjadi 90 mm.

8 6.. Saran Saran yang dapat penulis berikan setelah melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut.. Perlu dilakukan penelitian mengenai sifat fisis dan mekanis kayu lontar serta daya lekat antara kayu lontar dengan beton.. Penelitian selanjutnya terkait penggunaan kayu lontar sebagai tulangan dapat dilakukan dengan memberikan beban eksentris dengan kondisi kolom hancur tekan.. Penelitian selanjutnya juga dapat dicoba dengan memberikan beban konsentris pada kolom bertulangan kayu lontar.

DAFTAR PUSTAKA Abdurrachman dan Hadjib., Nurwati., 006, Pemanfaatan Kayu Hutan Rakyat Untuk Komponen Bangunan, PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hutan 006: 0-48, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Bogor, http://storage.jakstik.ac.id/produkhukum/kehutanan/komp_bangunan.pdf Antono, A., 99, Teknologi Beton, Jurusan Teknik Sipil Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Arfiadi, Yoyong., 0, Kolom: Elemen Struktur yang Menahan Gaya Aksial dan Momen Lentur, Bahan Kuliah Struktur Beton II Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY). Dipohusodo, Istimawan., 994, Struktur Beton Bertulang Berdasarkan SK SNI T- 5-99-0 Departemen Pekerjaan Umum RI, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Dumanauw, J.F., 990, Mengenal Kayu, Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Jegoteluko, 0, Baja Profil Siku Sebagai Pengganti Tulangan Pada Kolom Beton, Laporan Tugas Akhir Sarjana Strata Satu Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Lempang, Mody., dkk, 009, Ciri Anatomi, Sifat Fisis Dan Mekanis, Dan Kegunaan Batang Lontar, Jurnal Penelitian Hasil Hutan, Balai Penelitian Kehutanan Makassar, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Diakses 4 Mei 0, http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/search.html?act=tampil&id=76&id c=80. McCormac, Jack C., 004, Alih Bahasa Sumargo, Desain Beton Bertulang Edisi Kelima Jilid Pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta. Nawy, Edward G., 990, Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar, Penerjemah Suryoatmojo, B., Penerbit Eresco, Bandung. Nuroniah, Hani S., dkk, 00, Sintesa Hasil Penelitian Lontar (Borrasus flabellifer) Sebagai Sumber Energi Bioetanol Potensial, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Kementerian Kehutanan, Diakses 4 Mei 0, http://forplan.or.id/images/file/sintesa%000/lontar.pdf. xviii

RSNI T--004, 004, Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan, Badan Standardisasi Nasional BSN. Sidauruk, Paulinus H. B, 0, Kolom Pendek Beton Bertulang Dengan Penambahan Profil Baja Siku Dikenai Beban Eksentrik, Laporan Tugas Akhir Sarjana Strata Satu Universitas Atma Jaya Yogyakarta. SNI 0-847-00, 00, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, Badan Standardisasi Nasional BSN. SNI 0-99-994, 994, Metode Pengujian Kuat Tarik Kayu Di Laboratorium, Badan Standardisasi Nasional BSN. Tambunan, Parlindungan., 00, Potensi Dan Kebijakan Pengembangan Lontar Untuk Menambah Pendapatan Penduduk, Jurnal Analisis Kebijakan Hutan Vol. 7 No., Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman Jawa Barat, Diakses 4 Mei 0, http://fordamof.org/files/._parlindungan_tambunan%5b%5d.pdf. Tjokrodimuljo, Kardiyono, 99, Teknologi Beton, Biro Penerbit Jogjakarta. xix

Lampiran 7 7 Beban dan Lendutan saat Terjadi Retakan BEBAN DAN LENDUTAN SAAT TERJADI RETAKAN No. Kode Kolom Retakan ke Beban (Ton) Lendutan (mm). 4KLE50. 4KL4E50. 4KLE90 4. 4KLE90 5. 8KLE50 6. 8KLE50 7. 8KLE90 8. 8KL4E90 8,05 40,9 9,054 50,9 0,88 67, 4,7 5 9,469 89,59 6 4,049 8, 5,050 49,6 6,05 7, 4 6,85 87,,75 6,9,8 4,77 56,5 4 5,84 7,8 5,,8 7,6 9,86 8, 5,8 4 9, 6 8, 9,86 0,98 64,48,947 85,,8,4,8 5,7 5,05 49 4 6,85 7,5,8 4 5,05 4,8 6,85 6,4 4 7,86 84

Lampiran 9 6 Dokumentasi Penelitian DOKUMENTASI PENELITIAN Gambar. Pembuatan Balok Kayu Lontar 90 x 90 x 500 mm Gambar. Pembuatan Tulangan Kayu Lontar x x 50 mm Gambar. Pembuatan Benda Uji Kuat Tarik Kayu Lontar Sejajar Serat

Lampiran 9 7 Dokumentasi Penelitian Gambar 4. Pengujian Kuat Tarik Kayu Lontar Sejajar Serat Gambar 5. Perakitan Tulangan Kolom Gambar 6. Pengecoran Silinder dan Kolom

Lampiran 9 8 Dokumentasi Penelitian Gambar 7. Pengujian Kuat Tekan Silinder Beton Gambar 8. Setting Pengujian Kolom Gambar 9. Kolom saat Mencapai Beban Maksimum

Lampiran 9 9 Dokumentasi Penelitian Gambar 0. Patahan pada Kolom dengan Variasi 4 Tulangan Kayu Lontar Gambar. Retakan pada Kolom dengan Variasi 8 Tulangan Kayu Lontar

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil Laboratorium Bahan dan Struktur JL. Babarsari No. 44, Yogyakarta 558, Indonesia, Kotak Pos 086 Telp.+6-74-4877 (hunting) Fax.+6-74-487748 HASIL PENGUJIAN KOLOM BERTULANGAN KAYU LONTAR DENGAN EKSENTRISITAS 50 mm Variasi 4 Tulangan Kayu Lontar Variasi 8 Tulangan Kayu Lontar 4KLE50 4KL4E50 * 8KLE50 * 8KLE50 * Beban (kg) Defleksi (mm) Beban (kg) Defleksi (mm) Beban (kg) Defleksi (mm) Beban (kg) Defleksi (mm) 047 0 04.6 8.9474 049.7.80588 07.6 6.74 8 6 87.8.6645 8.6.445 90.6 8.4969 74 6 79.4 4.85 74.5 4.7548 7.4 9.6796 048 7 0.5 6.49 050.0 5.7675 08.4 0.67 8 4 78. 8.6405 79.0 6.555 75.8.87 75 59 708.9 0.879 79.0 7.7455 77. 4.049 049 0 047..465 049.4 9.79 05.7 5.05 8 57 8. 5.8809 74.4.4004 75.5 6.7486 76 97 78.4 8.09959 76..8776 7.8 8.4878 4049 4 4049.8 0.8476 4050.9 5.99 40. 9.96976 48 88 48.5.4476 480. 7.5784 486.9.06 477 444 475. 4.068 47. 9.47 476.0 8.56 5050 490 5058. 8.968 5046.0 0.7544 5057.8 9.68086 584 54 568. 40.06 570..69 59.6.5468 578 598 57.4 4.69587 5704.7 5.40647 570..684 5 659 44.9 46.8567 5.4 7.7965 49.5 5.7088 685 75 68.9 49.7665 688.9 0.05 676.9 7.44 678 805 675. 5.66 67.8.4857 67.6 0.0474 705 880 7049. 56.894 7048.6 4.9567 7050..747 786 9 79..9496 797.5 7.8907 796.6 4.5884 779 04 77. 65.706 774. 4.885 774. 6.449 805 806.7 68.97886 805.5 45.69 8056.5 9.9578 885.9 74.496 887.4 49.57 880. 4.646 875. 78.70 875.7 56.06 874.0 44.4747 9049.9 84.647 9054.0.95 9058.9 47.6756 979. 89.007 984.0 67.865 988.0 50.67909 979.8 96.768 978.9 69.86475 977.6 54.679 0048.6 98.6754 0064. 79.6645 0054. 65.949 08.8 0.4859 087.5 84.99096 086. 68.895 075.9 06.94 0464. 99.008 07. 7.969 047.9 09.7798 05.0 80.0564 9. 8.85 76.8 08.0004 4.7 7.497 Keterangan: * Pengujian menggunakan Dial gauge dan Manometer elektrik

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil Laboratorium Bahan dan Struktur JL. Babarsari No. 44, Yogyakarta 558, Indonesia, Kotak Pos 086 Telp.+6-74-4877 (hunting) Fax.+6-74-487748 HASIL PENGUJIAN KOLOM BERTULANGAN KAYU LONTAR DENGAN EKSENTRISITAS 90 mm Variasi 4 Tulangan Kayu Lontar Variasi 8 Tulangan Kayu Lontar 4KLE90 4KLE90 8KLE90 8KL4E90 Beban (kg) Defleksi (mm) Beban (kg) Defleksi (mm) Beban (kg) Defleksi (mm) Beban (kg) Defleksi (mm) 047 4 047 047 0 047 0 8 5.6 8.9 8.6 8 0 74 8. 74.7 74.6 74.6 048 0. 048 6.8 048 7. 048.5 8.5 8 0.6 8.4 8 4. 75 6.5 75 6.9 75 5.9 75 7.4 049 0 049 5.7 049 0. 049 0.8 8.9 8 8 5.7 8 4 76 0.7 76 5.8 76 9.7 76 6.7 4049 8. 4049 4.9 4049 4. 4049 9.8 48 5.7 48 50 48 8.8 48.4 477 40. 477 56.5 477 44.4 477 7.8 5050 49.6 5050 6.8 5050 49 5050 4.8 584 59 584 7.8 584 54. 584 47 578 66.8 578 76.7 578 59.8 578 5.8 5 7. 5 85.8 5 65.9 5 58 685 87. 685 94 685 7.5 685 6.4 678 9 678 0. 678 80.5 678 70.9 705 99. 705.7 705 88 705 77 786 0.8 786 96 786 84 779 04. 779 88.4 805. 805 96.7 886 0.5 Pemeriksa Yogyakarta, Desember 0 Mengetahui Mathias Masela/09 0 76 Ir. Haryanto Y.W.,M.T

Lampiran 0 Hitungan Eksentrisitas Kolom HITUNGAN EKSENTRISITAS KOLOM. Data awal Kuat tekan beton aktual rata-rata hasil pengujian f c = 0,95 MPa, ukuran kolom b = h = 0 mm, A s = A s = x x mm = 88 mm, selimut beton = 0 mm, d s = 6 mm. Dari hasil pengujian kuat tarik kayu lontar di laboratorium, diperoleh kuat tarik kayu lontar rata-rata f tl = 95,959 MPa dan modulus elastisitas rata-rata kayu lontar E l = 6584,954 MPa.. Mencari d d = selimut beton + d s + ½ lebar tulangan kayu lontar d = 0 + 6 + (½ x ) = mm.. Mencari d d = h - d d = 0 = 98 mm. 4. Mencari garis netral balanced c b c b 0 0 0 = d d 98 84,5805mm 0 f 0 f 0 95,959 y 5. Cek apakah tulangan kayu lontar desak sudah luluh a b = β c b = 0,85 x 84,5805 = 7,894 mm cb d' 84,5805 ɛ s = 0,00 0, 00= 0,00 c 84,5805 b tl

Lampiran 0 4 Hitungan Eksentrisitas Kolom f y ftl 95,959 ɛ y = 0, 04458 E E 6584,954 s l Kesimpulan: ɛ s < ɛ y sehingga tulangan lontar desak belum luluh sehingga f s f tl tetapi karena kayu lontar tidak memiliki tegangan luluh, sehingga f s = E l ɛ s tidak dapat digunakan. Oleh karenanya dipakai tegangan maksimum kayu lontar sehingga f s = f tl = 95,959 MPa 6. Mencari gaya desak pada beton balanced C cb C cb = 0,85 f c a b b = 0,85 x 0,95 x 7,894 x 0 = 6.976,407 N 7. Mencari gaya desak pada tulangan kayu lontar desak balanced C sb C sb = A s ( f y 0,85 f c ) C sb = A s ( f tl 0,85 f c ) = 88 (95,959 (0,85 x 0,95)) = 9.89,06 N 8. Mencari gaya tarik pada tulangan kayu lontar tarik balanced T sb T sb = A s f y = A s f tl = 88 x 95,959 = 7.46,49 N 9. Mencari beban kolom balanced P nb P nb = C cb + C sb - T sb = 6.976,407 + 9.89,06-7.46,49 P nb = 9.669,087 N,9669 Ton 0. Mencari momen nominal balanced M nb M nb = P nb x e b M nb = C cb h ab C sb h d' T sb h d 0 7,894 0 M nb = 6.976,407 9.89,06

Lampiran 0 5 Hitungan Eksentrisitas Kolom 0 7.46,49 98 M nb = 7.44.989,708 Nmm 0,745 Tonm. Mencari e b e b = M P nb nb 7.44.989,708 9.669,087 =,98 mm Dengan mengetahui nilai e b sebesar,98 mm maka eksentrisitas e untuk kolom hancur tarik harus lebih besar dari eksentrisitas balanced e b (e > e b ). Maka, ditentukan eksentrisitas e sebesar 50 mm dan 90 mm.

Lampiran 6 Perencanaan Adukan untuk Beton Normal PERENCANAAN ADUKAN UNTUK BETON NORMAL (SNI T-5-990-0) A. Data Bahan. Bahan agregat halus (pasir) : Sungai Progo, Kulon Progo. Bahan agregat kasar (kerikil) : Clereng, Wates. Jenis semen : Gresik (Tipe I) B. Data Specific Gravity. Specific gravity agregat halus (pasir) :,7 kg/m. Specific gravity agregat kasar (kerikil) :,707 kg/m. Absorption agregat halus (pasir) :,8 % 4. Absorption agregat halus (kerikil) :,544 % C. Hitungan. Menentukan kuat tekan beton pada umur 8 hari, f c = 0 MPa. Menentukan nilai deviasi standar berdasarkan tingkat mutu pengendalian pelaksanaan campuran Tingkat pengendalian mutu pekerjaan memuaskan, Sd =,8 MPa.. Nilai margin ditentukan dengan M = k.sd k =,64 sehingga M =,64 x,8 = 4,59 MPa. 4. Menetapkan kuat tekan beton rata-rata yang direncanakan f cr = f c + M = 0 + 4,59 = 4,59 MPa.

Lampiran 7 Perencanaan Adukan untuk Beton Normal 5. Menentukan jenis semen Jenis semen kelas I (PC). 6. Menetapkan jenis agregat a. Agregat halus: pasir alam b. Agregat kasar: batu pecah 7. Menetapkan faktor air semen (fas) dari grafik Berdasarkan jenis semen yang dipakai dan kuat tekan rata-rata silinder beton yang direncanakan pada umur tertentu dan dengan Grafik SK SNI T 5 990 0 ditetapkan faktor air semen (fas) sebesar 0,57 8. Menetapkan faktor air semen maksimum. Dari Tabel SK SNI T 5 990 0, untuk beton dalam ruang bangunan dengan keadaan keliling non korosif serta beton diluar ruang bangunan dengan kondisi terlindung dari hujan dan terik matahari langsung, diperoleh faktor air semen (fas) maksimum sebesar 0,. Dengan membandingkan fas pada point 7 dan 8, dipakai fas terkecil yaitu 0,57. 9. Menetapkan nilai slump Nilai slump untuk plat, balok, kolom dan dinding sebesar 7,5 cm (minimum) hingga 5 cm (maksimum). 0. Menetapkan ukuran maksimum butir kerikil Ukuran maksimum butir kerikil diambil sebesar 0 mm.. Menetapkan jumlah air yang diperlukan tiap m beton

Lampiran 8 Perencanaan Adukan untuk Beton Normal Berdasarkan Tabel 6 SK SNI T 5 990 0 untuk ukuran maksimum butir kerikil 0 mm dengan nilai slump 7,5 cm 5 cm, diperoleh jumlah air yang diperlukan agregat halus (Ah) dan agregat kasar (Ak) masing-masing sebesar 5 dan 50. Dengan demikian, kebutuhan air (A): A = (0,67 x Ah) + (0, x Ak) = (0,67 x 5) + (0, x 50) =,5 4 liter / m. Menghitung berat semen yang diperlukan A 4 Berat semen yang diperlukan = = = 40,5 kg/m fas 0,57. Keperluan semen minimum Dari Tabel SK SNI T 5 990 0, untuk beton dalam ruang bangunan dengan keadaan keliling non korosif serta beton diluar ruang bangunan dengan kondisi terlindung dari hujan dan terik matahari langsung, diperoleh kebutuhan semen minimum sebesar 75 kg/m. 4. Penyesuaian keperluan semen minimum Dengan membandingkan keperluan semen pada point dan, dipakai kebutuhan semen terbesar yaitu 40,5 kg/m. 5. Penyesuaian jumlah air atau fas fas maks > fas rencana 0, > 0,57...(OK). Kesimpulan: fas tetap.

Lampiran 9 Perencanaan Adukan untuk Beton Normal 6. Penentuan daerah gradasi agregat halus Berdasarkan hasil pemeriksaan gradasi besar butiran pasir diperoleh agregat halus memiliki gradasi pasir golongan III. 7. Perbandingan agregat halus dan kasar Berdasarkan data ukuran maksimum ukuran butir kerikil sebesar 0 mm, nilai slump 7,5 5 cm, fas 0,57 dan gradasi pasir golongan, maka dari Grafik Presentase Agregat SK SNI T 5 990 0 diperoleh proporsi pasir sebesar 4% 8. Menentukan berat jenis campuran Berat jenis campuran P bjpasir 00 K 00 bjkerikil dimana P = % agregat halus terhadap agregat campuran = 4 % K = % agregat halus terhadap agregat campuran = 00 4 = 59 % 4 K Maka bj. campuran,7, 707 =,949,95 kg/m. 00 00 9. Menentukan berat jenis beton Berdasarkan bj. campuran sebesar,95 kg/m dan keperluan air sebesar 4 liter/m dan Grafik SK SNI T 5 990 0 diperoleh berat jenis beton sebesar 55 kg/m. 0. Keperluan agregat campuran Per m beton = berat beton tiap m keperluan air dan semen = 55 (4+40,5) = 880,47 kg/m.

Lampiran 0 Perencanaan Adukan untuk Beton Normal. Menghitung berat agregat halus Berat agregat halus = % agregat halus x keperluan agregat campuran Per m beton = berat beton tiap m x % agregat halus = 880,47 x 4% = 770,997 kg.. Menghitung berat agregat kasar Per m beton = hasil point 0 hasil point = 880,47 770,997 = 09,477 kg.. Rekapitulasi hasil hitungan kebutuhan bahan untuk m dengan fas = 0,57 a. Semen Portland = 40,5 kg b. Pasir = 770,997 kg c. Kerikil = 09,477 kg d. Air = 4 liter Perbandingannya = :,88 :,7. D. Kebutuhan untuk silinder dan kolom benda uji. Kebutuhan bahan untuk kolom beton Volume kolom = 0,0,96 m Dengan demikian, kebutuhan bahan untuk kolom: a. Semen Portland = 8,0595 kg b. Pasir = 5,6 kg c. Kerikil =,78 kg d. Air = 4,599 liter

Lampiran Perencanaan Adukan untuk Beton Normal. Kebutuhan bahan untuk silinder beton Volume silinder beton = 0,006 m. Dengan demikian, kebutuhan bahan untuk silinder beton: a. Semen Portland = 4,56 kg b. Pasir = 8,75 kg c. Kerikil =,75 kg d. Air =,4804 liter

Lampiran 8 8 Pola Retakan pada Kolom POLA RETAKAN PADA KOLOM. Pola Retakan Kolom 4KLE50 00 75 75 00 0 5 @ 50 Tampak Depan 50 75 75 0 00 5 @ 50 00 Tampak Atas 00 75 75 00 0 5 @ 50 4 50 Tampak Belakang Keterangan: = Pola Retakan Pertama = Pola Retakan Kedua = Pola Retakan Ketiga 4 = Pola Retakan Keempat (Satuan dalam mm)

Lampiran 8 9 Pola Retakan pada Kolom. Pola Retakan Kolom 4KL4E50 00 75 75 00 0 50 5 @ 50 Tampak Depan 75 75 0 00 5 @ 50 00 Tampak Atas 00 75 75 00 0 5 @ 50 Tampak Belakang 50 (Satuan dalam mm) Keterangan: = Pola Retakan Pertama = Pola Retakan Kedua

Lampiran 8 0 Pola Retakan pada Kolom. Pola Retakan Kolom 4KLE90 00 75 75 00 0 4 5 @ 50 4 90 Tampak Depan 75 75 0 4 00 5 @ 50 00 Tampak Atas 00 75 75 00 0 5 @ 50 Tampak Belakang 90 (Satuan dalam mm) Keterangan: = Pola Retakan Pertama = Pola Retakan Kedua = Pola Retakan Ketiga 4 = Pola Retakan Keempat

Lampiran 8 Pola Retakan pada Kolom 4. Pola Retakan Kolom 4KLE90 00 75 75 00 0 4 4 5 @ 50 4 90 Tampak Depan 75 75 0 00 5 @ 50 00 Tampak Atas 00 75 75 00 0 4 4 4 4 4 5 @ 50 Tampak Belakang 90 (Satuan dalam mm) Keterangan: = Pola Retakan Pertama = Pola Retakan Kedua = Pola Retakan Ketiga 4 = Pola Retakan Keempat

Lampiran 8 Pola Retakan pada Kolom 5. Pola Retakan Kolom 8KLE50 00 75 75 00 0 5 5 5 5 5 5 5 50 5 @ 50 Tampak Depan 75 75 0 4 4 00 5 @ 50 00 Tampak Atas 00 75 75 00 0 5 5 5 5 5 5 @ 50 50 Tampak Belakang (Satuan dalam mm) Keterangan: = Pola Retakan Pertama = Pola Retakan Kedua = Pola Retakan Ketiga 4 = Pola Retakan Keempat

Lampiran 8 Pola Retakan pada Kolom 6. Pola Retakan Kolom 8KLE50 00 75 75 00 0 5 @ 50 Tampak Depan 50 75 75 0 00 5 @ 50 00 Tampak Atas 00 75 75 00 0 5 @ 50 Tampak Belakang 50 (Satuan dalam mm) Keterangan: = Pola Retakan Pertama = Pola Retakan Kedua = Pola Retakan Ketiga 4 = Pola Retakan Keempat

Lampiran 8 4 Pola Retakan pada Kolom 7. Pola Retakan Kolom 8KLE90 00 75 75 00 0 4 4 4 4 4 4 5 @ 50 Tampak Depan 90 75 75 0 4 4 4 00 5 @ 50 00 Tampak Atas 00 75 75 00 0 4 4 5 @ 50 4 90 Tampak Belakang (Satuan dalam mm) Keterangan: = Pola Retakan Pertama = Pola Retakan Kedua = Pola Retakan Ketiga 4 = Pola Retakan Keempat

Lampiran 8 5 Pola Retakan pada Kolom 8. Pola Retakan Kolom 8KL4E90 00 75 75 00 0 4 4 4 5 @ 50 4 90 Tampak Depan 75 75 0 00 5 @ 50 00 Tampak Atas 00 75 75 00 0 4 4 5 @ 50 Tampak Belakang 90 (Satuan dalam mm) Keterangan: = Pola Retakan Pertama = Pola Retakan Kedua = Pola Retakan Ketiga 4 = Pola Retakan Keempat