BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN"

Transkripsi

1 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada pengujian kolom langsing kanal C ganda berpengisi beton ringan dengan beban eksentrik, dengan pengaku pelat arah lateral dengan variasi jarak pengaku 1 mm, 15 mm, 2 mm, dan 25 mm, dapat disimpulkan menjadi beberapa, yaitu : 1. Berat jenis beton ringan beragregat kasar bata ringan adalah sebesar 1628,4175 kg / m 3. Dari hasil berat jenis yang telah diperoleh, beton ringan beragregat kasar bata ringan memenuhi syarat sebagai beton ringan struktur menurut Dobrowolski (1998) dan juga SK SNI T Kuat tekan beton ringan beragregat kasar bata ringan pada umur 28 hari adalah sebesar 1,23 MPa. Menurut Dobrowolski (1998), beton ringan tersebut termasuk ke dalam beton ringan dengan kekuatan menengah (Moderate-Strength Lightweight Concretes) dan menurut Neville and Brooks (1987), beton ringan tersebut termasuk ke dalam beton untuk pasangan batu (Mansory Concrete). 3. Modulus elastisitas beton ringan beragregat kasar bata ringan yang diperoleh adalah sebesar 2837,8889 MPa. Nilai modulus elastisitas dari hasil pengujian tersebut lebih rendah daripada hasil nilai modulus elastisitas beton dari hasil perhitungan, yaitu 3995,5466 MPa. 96

2 97 4. Kolom langsing kanal C ganda tanpa pengisi beton ringan (KLK-1) mampu menahan beban sebesar 783 kgf, sedangkan kolom langsing kanal C ganda berpengisi beton ringan (KLB-1) dapat menahan sebesar 1656 kgf. Dapat dikatakan bahwa pada jarak pelat pengaku 1 mm, dengan pengisi beton ringan dapat meningkatkan kemampuan menahan beban sebesar 111,494 %. 5. Kolom langsing kanal C ganda tanpa pengisi beton ringan (KLK-15) mampu menahan beban sebesar 783 kgf, sedangkan kolom langsing kanal C ganda berpengisi beton ringan (KLB-15) dapat menahan sebesar 1577 kgf. Dapat dikatakan bahwa pada jarak pelat pengaku 1 mm, dengan pengisi beton ringan dapat meningkatkan kemampuan menahan beban sebesar 11,45 %. 6. Kolom langsing kanal C ganda tanpa pengisi beton ringan (KLK-2) mampu menahan beban sebesar 624 kgf, sedangkan kolom langsing kanal C ganda berpengisi beton ringan (KLB-2) dapat menahan sebesar 1656 kgf. Dapat dikatakan bahwa pada jarak pelat pengaku 1 mm, dengan pengisi beton ringan dapat meningkatkan kemampuan menahan beban sebesar 165,385 %. 7. Kolom langsing kanal C ganda tanpa pengisi beton ringan (KLK-25) mampu menahan beban sebesar 783 kgf, sedangkan kolom langsing kanal C ganda berpengisi beton ringan (KLB-25) dapat menahan sebesar 1735 kgf. Dapat dikatakan bahwa pada jarak pelat pengaku 1

3 98 mm, dengan pengisi beton ringan dapat meningkatkan kemampuan menahan beban sebesar 121,584 %. 8. Kemampuan kolom langsing kanal C ganda tanpa pengisi beton ringan yang dapat menahan beban terbesar, yaitu 783 kgf adalah kolom dengan jarak variasi pengaku 1 mm, 15 mm, dan 25 mm. Sedangkan, kemampuan kolom langsing kanal C ganda berpengisi beton ringan yang dapat menahan beban terbesar, yaitu 1735 kgf adalah kolom dengan jarak variasi pengaku 25 mm. 9. Defleksi maksimum yang terjadi pada kolom langsing kanal C ganda tanpa pengisi beton ringan terjadi pada jarak variasi pengaku 2 mm, yaitu 4,22 mm. Sedangkan defleksi maksimum yang terjadi pada kolom langsing kanal C ganda berpengisi beton ringan terjadi pada jarak variasi pengaku 25 mm, yaitu 42,81 mm. 1. Dari perbandingan jarak pelat pengaku dengan beban maksimum setiap kolom tidak menunjukkan pola tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa jarak pelat pengaku tidak berhubungan langsung dengan semakin kuatnya kapasitas kolom Saran Saran yang dapat penulis berikan setelah melihat hasil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penggunaan las untuk pengelasan pelat kopel pengaku pada baja profil C yang digunakan dalam penelitian ini harap diperhatikan

4 99 karena profil C tersebut mempunyai ketebalan yang kecil. Apabila terlalu lama atau terlalu panas dalam penggunaan las, maka profil C akan mudah sekali melengkung dan berlubang. Hal ini akan dapat menurunkan kemampuan profil C untuk menahan beban. 2. Perlu adanya kapasitas molen yang lebih besar sehingga dapat memudahkan dalam pengadukan dan pencampuran bahan campur penyusun beton ringan. 3. Pemasangan dial gauge harus lebih tepat dan lebih teliti lagi sehingga didapatkan hasil pembacaan yang lebih baik. 4. Perencanaan mengenai setting alat harus dilaksanakan sebelum akan melakukan pengujian pada benda uji tersebut. Hal ini disebabkan oleh karena benda uji yang berat dan pemberian beban yang eksentrik sehingga membutuhkan ketepatan dalam pemasangan pada sumbu yang telah ditentukan. 5. Pada pengujian kali ini menggunakan pembacaan manometer secara manual karena data logger mengalami kerusakan pada saat akan melakukan pengujian. Oleh karena itu, perlu direncakan dan dipersiapkan alat penguji yang pasti akan digunakan. Lebih baik digunakan data logger untuk menguji karena akan mendapatkan data yang lebih akurat. 6. Penelitian selanjutnya dapat dicoba dengan variasi jarak eksentrik yang berbeda dan memperbanyak jumlah benda uji.

5 DAFTAR PUSTAKA AISC Committee, 21, Specification for Structural Steel Buildings (ANSI/AISC 36-1), American Institute of Steel Construction, Chicago-Illinois. Antono, Achmad, 1993, Teknologi Beton, Jurusan Teknik Sipil Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Bowles, Joseph E., 1985, Disain Baja Konstruksi (Structural Steel Design), Penerjemah Pantur Silaban, Ph.D., Penerbit Erlangga, Jakarta. Dobrowolski, A.J., 1998, Concrete Construction Hand Book, The McGraw- Hill Companies, Inc., New York. Dipohusodo, Istimawan, 1996, Perhitungan Beton Bertulang Berdasarkan SK-SNI-T , Penerbit Erlangga, Jakarta. Englekirk, Robert, 1994, Steel Structure, John Wiley & Sons. Inc, New York. Haribhawana, Nurwidyantara, 28, Studi Kekuatan Kolom Baja Kanal C Dengan Perkuatan Tulangan Transversal, Laporan Tugas Akhir Sarjana Strata Satu Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta. Jiwandono, Deny Petrisius Probo, 21, Kolom Kanal C Ganda Berpengisi Beton Ringan Dengan Beban Konsentrik, Laporan Tugas Akhir Sarjana Strata Satu Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta. 1

6 11 Kurnia, Aditya, 29, Studi Tekan Kuat Kolom Baja Profil C Ganda Dengan Pengaku Pelat Arah Lateral, Laporan Tugas Akhir Sarjana Strata Satu Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta. Laksono, D.B., 29, Studi Kekuatan Kolom Profil C Dengan Cor Beton Pengisi dan Perkuatan Transversal, Laporan Tugas Akhir Sarjana Strata Satu Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta. McCormac, Jack dan Nelson, James K., 23, Structural Steel Design LRFD Method, Prentice Hall, New Jersey. Neville, A.M. and Brooks, J.J., 1987, Concrete Technology, Longman Scientific and Technical, England. Salmon, Charles G., dan Johnson, John E., 1986, Struktur Baja Disain dan Perilaku Jilid Satu Edisi Kedua, Penerjemah Ir. Wira M.S.C.E., Penerbit Erlangga, Jakarta. SK SNI T , 22, Tata Cara Rencana Pembuatan Campuran Beton Ringan Dengan Agregat Ringan, Badan Standarisasi Nasional BSN. SK SNI-T , Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung. SNI , 22, Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung, Badan Standardisasi Nasional BSN. SNI , 22, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, Badan Standardisasi Nasional BSN.

7 12 Spiegel, Leonard, dan Limbrunner, George F., 1991, Desain Baja Struktural Terapan, Penerjemah Suryoatmojo, B., Penerbit Eresco, Bandung. Tjokrodimuljo, Kardiyono, 1996, Bahan Bangunan, Penerbit Universitas Gajah Mada Yogjakarta. Wigroho, H.Y., 25, Kuat Lentur Profil C Tunggal Dengan Perkuatan Pelat Vertikal, Jurnal Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, ISSN X, Volume 5, Nomer 2, April 25, Wigroho, H.Y., 25, Kuat Lentur Profil C Tunggal Dengan Perkuatan Pelat Vertikal dan Cor Beton Pengisi, Jurnal Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, ISSN 1441 m-66x, Volume 8, Nomer 3, April 28, Wigroho, Haryanto Yoso dan Wibowo, FX. Nurwadji, 27, Kuat Lentur Profil C Tunggal Dengan Perkuatan Tulangan Vertikal dan Cor Beton Pengisi, Laporan Penelitian Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta. Wigroho, Haryanto Yoso dan Siswadi, 29, Balok Komposit Profil C Ganda Dengan Cor Beton Pengisi, Laporan Penelitian Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta. Wuryanti, W., 25, Penggunaan Baja Cold - Form Sebagai Struktur Utama Konstruksi Rumah Tahan Gempa, Jurnal Teknik Sipil, ISSN , Volume 3, Nomer 1, April 25,

8 Lampiran 1 13 PEMERIKSAAN BERAT JENIS PASIR 1. Bahan : a. Pasir yang berasal dari Progo yang telah direndam air selama 24 jam (4 November November 211), b. Air jernih asal Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2. Alat : a. Labu Erlenmeyer, b. Kerucut kuningan, c. Penumbuk, d. Pengaduk, e. Oven, f. Timbangan digital, g. Kompor listrik. No. Pemeriksaan A B C D E F G H Keterangan Berat SSD Berat Kering Berat Labu + Air, temperatur 25 Berat Labu + SSD + Air Berat Jenis Bulk Berat Jenis SSD Berat Jenis Semu Penyerapan Hasil ,6718 2,562 2,7167 2,2495%

9 Lampiran 2 14 PEMERIKSAAN KANDUNGAN ZAT ORGANIK DALAM PASIR SEBELUM DICUCI 1. Bahan : a. Pasir Kering Tungku yang berasal dari Progo, b. Volume 13 cc, c. Larutan NaOH 3 %. 2. Alat : a. Gelas Ukur 25 cc, b. Karet, c. Plastik, d. Oven dengann suhu antara 15 C - 11 C, e. Tintometer. 3. Sketsa : NaOH 3% Pasir 4. Hasil Pengujian : Setelah larutan didiamkan selama 24 jam, lalu dibandingkan dengan Tintometer dapat diketahui bahwa warna larutan di atas pasir tersebut sesuai dengan warna nomor 11. Kesimpulan dari pemeriksaan kandungan zat organik pada pasir ini adalah pasir mempunyai warna kuning tua, zat organik banyak, kurang baik dipergunakan sehingga perlu dicuci terlebih dahulu.

10 Lampiran 3 15 PEMERIKSAAN KANDUNGAN ZAT ORGANIK DALAM PASIR SETELAH DICUCI 1. Bahan : a. Pasir Kering Tungku yang berasal dari Progo, b. Volume 13 cc, c. Larutan NaOH 3 %. 2. Alat : a. Gelas Ukur 25 cc, b. Karet, c. Plastik, d. Oven dengann suhu antara 15 C - 11 C, e. Tintometer. 3. Sketsa : NaOH 3% Pasir 4. Hasil Pengujian : Setelah larutan didiamkan selama 24 jam, lalu dibandingkan dengan Tintometer dapat diketahui bahwa warna larutan di atas pasir tersebut sesuai dengan warna nomor 8. Kesimpulan dari pemeriksaan kandungan zat organik pada pasir ini adalah pasir mempunyai warna kuning muda, zat organik agak banyak, akan tetapi dapat dipergunakan.

11 Lampiran 4 16 PEMERIKSAAN KANDUNGAN LUMPUR DALAM PASIR 1. Bahan : a. Pasir Kering Tungku yang berasal dari Progo, b. Berat 1 gram, c. Air jernih asal Program Studi Teknikk Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. 2. Alat : a. Gelas Ukur 25 cc, b. Karet, c. Exicator, d. Oven dengann suhu antara 15 C - 11 C, e. Penggaris, f. Piring Seng, g. Timbangan dengan ketelitian,1 gram, h. Stopwatch, i. Penjepit. 3. Sketsa : Air 12 cm Pasir1gram

12 Lampiran Hasil Pengujian : a. Air pengujiann tetap jernih setelah mengalami 18 kali pengocokan, b. Pasir + piring masuk tungku tanggal 2 November 211, jam WIB, c. Pasir keluar tungku tanggal 3 November 211, jam WIB, d. Besar kandungan lumpur dalam pasir adalah 4 %, Nomor Keterangan Berat (gram) a. b. c. Berat Piring + Pasir 234 Berat Piring Kosong 138 Berat Pasir 96 Kandungan Lumpur = Kesimpulan dari pemeriksaan kandungan lumpur pada pasir ini adalah pasir mempunyai kandungan lumpur sebesar 4 % dan hasil tersebut tidak melebihi batas syarat yang ditentukan, yaitu 5 % sehingga dapat digunakan tanpa pencucian.

13 Lampiran 5 18 PEMERIKSAAN GRADASI PASIR Berat Kering 1 gram No. Saringan Berat Saringan (gr) Berat Saringan + Tertahan (gr) Berat Tertahan (gr) Σ Berat Tertahan (gr) Persentase Berat Tertahan Lolos (%) (%) Syarat ASTM ¾ ½ / 8 '' No No No No No No Pan ,1 1,1 1, , , , , , ,9 1 99,9 1 99,9 1 98, , , ,1 1-3,

14 Lampiran 6 19 PEMERIKSAAN GRADASI AGREGAT RINGAN Berat Kering 2 gram No. Saringan Berat Saringan (gr) Berat Saringan + Tertahan (gr) Berat Tertahan (gr) Σ Berat Tertahan (gr) Persentase Berat Tertahan Lolos (%) (%) ¾ ½ ,5 3 / 8 '' ,5 No No No No No No Pan ,5 97,5 1

15 Lampiran 7 11 CARA PERHITUNGAN MIX DESIGN (SK SNI T ) 1. Kuat tekan yang diisyaratkan f c, B untuk umur 28 hari sebesar 2 MPa. 2. Deviasi standar (S), diisyaratkan 12 MPa. 3. Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan f c, Br sebesar 32 MPa. 4. Jenis semen yang digunakan adalah Semen Portland. 5. Jenis agregat yang diisyaratkan, yaitu : a. Agregat kasar : Citicon, b. Agregat halus : pasir biasa. 6. Kuat hancur agregat kasar, f c, A sebesar 4 MPa. 7. Berat jenis agregat, diketahui untuk : a. Agregat kasar, P A sebesar,6 gr/cm 3, b. Agregat kasar, P s sebesar 2,5 gr/cm Bobot maksimumm isi beton, BI B, diisyaratkan 16 kg/m Jumlah fraksi agregat kasar, nf =, Harga nf >,5 atau nf <,35, maka nf =,47 diantara,3-,,5, sehingga kuat tekan adukan tidak harus ditambah. 11. Bobot isi adukan, BI M = 23 kg/m Susunan campuran adukan beton : a. Agregat kasar = (,8 x,47 x 1) = 376 kg/m 3 b. Semen = ((1,47) x 729) = 386,37 kg/m 3 c. Agregat halus = ((1,47) x 151) = 8,3 kg/m 3 d. Air = ((1,47) x 162) = 85,86 kg/m 3

16 Lampiran PENGUJIAN BERAT JENIS DAN KUAT TEKAN SILINDER S1 UMUR 7 HARI D 1 = 15,3 cm D 2 = 15,5 cm D 3 = 15,1 cm P = 11 kn H 1 = 3,17 cm H 2 = 3,18 cm H 3 = 3,2 cm Berat Silinder Beton Diameter Rata-Rata Tinggi Rata-Rata Luas Volume Silinder Berat Jenis Kuat Tekan Silinder = 8,432 kg = 15,3 cm = 3,183 cm =,25x π x 15,3 2 = 177,422 cm 2 =, m 2 = 177,422 x 3,183 = 5355,128 cm 3 = 5,355 x 1-3 m 3 = 8,432 : (5,355 x 1-3 ) = 1574,63 kg/m 3 = 11 :, = 6199,98 kn/m 2 = 6,199 Mpa

17 Lampiran PENGUJIAN BERAT JENIS DAN KUAT TEKAN SILINDER S2 UMUR 7 HARI D 1 = 15,2 cm D 2 = 15,6 cm D 3 = 15,4 cm P = 15 kn H 1 = 3,2 cm H 2 = 3,15 cm H 3 = 3,22 cm Berat Silinder Beton Diameter Rata-Rata Tinggi Rata-Rata Luas Volume Silinder Berat Jenis Kuat Tekan Silinder = 8,648 kg = 15,4 cm = 3,19 cm =,25x π x 15,4 2 = 177,658 cm 2 =, m 2 = 177,658 x 3,19 = 5363,495 cm 3 = 5,364 x 1-3 m 3 = 8,648 : (5,364 x 1-3 ) = 1612,229 kg/m 3 = 15 :, = 591,232 kn/m 2 = 5,91 MPa

18 Lampiran PENGUJIAN BERAT JENIS DAN KUAT TEKAN SILINDER S3 UMUR 7 HARI D 1 = 15,4 cm D 2 = 15,12 cm D 3 = 14,98 cm P = 11 kn H 1 = 3,5 cm H 2 = 3,14 cm H 3 = 3,18 cm Berat Silinder Beton Diameter Rata-Rata Tinggi Rata-Rata Luas Volume Silinder Berat Jenis Kuat Tekan Silinder = 8,764 kg = 15,47 cm = 3,123 cm =,25x π x 15,47 2 = 177,824 cm 2 =, m 2 = 177,824 x 3,123 = 5356,592 cm 3 = 5,357 x 1-3 m 3 = 8,764 : (5,357 x 1-3 ) = 1635,99 kg/m 3 = 11 :, = 6185,892 kn/m 2 = 6,186 MPa

19 Lampiran PENGUJIAN BERAT JENIS DAN KUAT TEKAN SILINDER S4 UMUR 14 HARI D 1 = 15,5 cm D 2 = 15,1 cm D 3 = 15,8 cm P = 135 kn H 1 = 29,85 cm H 2 = 29,66 cm H 3 = 29,74 cm Berat silinder Diameter rata-rata Tinggi rata-rata Luas Volume silinder Berat jenis Kuat tekan silinder = 8,545 kg = 15,47 cm = 29,75 cm =,25 x π x 15,47 2 = 177,8237 cm 2 =,178 m 2 = 177,824 x 29,75 = 529,264 cm 3 = 5,29 x 1-3 m 3 = 8,545 : (5,29 x 1-3 ) = 1615,312 kg/m 3 = 135 :,178 = kn/m 2 = 7,584 MPa

20 Lampiran PENGUJIAN BERAT JENIS DAN KUAT TEKAN SILINDER S5 UMUR 14 HARI D 1 = 15,4 cm D 2 = 15,3 cm D 3 = 14,94 cm P = 13 kn H 1 = 29,75 cm H 2 = 3,8 cm H 3 = 3,29 cm Berat silinder Diameter rata-rata Tinggi rata-rata Luas Volume silinder Berat jenis Kuat tekan silinder = 8,764 kg = 15,3 cm = 3,4 cm =,25 x π x 15,3 2 = 176,7853 cm 2 =,177 m 2 = 176,7853 x 3,4 = 531,634 cm 3 = 5,316 x 1-3 m 3 = 8,764 : (5,316 x 1-3 ) = 165,2843 kg/m 3 = 13 :,177 = 7344,6328 kn/m 2 = 7,345 MPa

21 Lampiran PENGUJIAN BERAT JENIS DAN KUAT TEKAN SILINDER S6 UMUR 14 HARI D 1 = 15,4 cm D 2 = 15, cm D 3 = 14,98 cm P = 135 kn H 1 = 29,75 cm H 2 = 29,59 cm H 3 = 29,77 cm Berat silinder Diameter rata-rata Tinggi rata-rata Luas Volume silinder Berat jenis Kuat tekan silinder = 8,655 kg = 15,7 cm = 29,73 cm =,25 x π x 15,7 2 = 176,8796 cm 2 =,177 m 2 = 176,8796 x 29,73 = 5253,8548 cm 3 = 5,2539 x 1-3 m 3 = 8,655 : (5,2539 x 1-3 ) = 1647,3477 kg/m 3 = 135 :,177 = 7627,1186 kn/m 2 = 7,627 MPa

22 Lampiran PENGUJIAN BERAT JENIS DAN KUAT TEKAN SILINDER S1 UMUR 28 HARI D 1 = 14,99 cm D 2 = 15,2 cm D 3 = 15, cm P = 175 kn H 1 = 3,3 cm H 2 = 3,12 cm H 3 = 3,7 cm Berat silinder Diameter rata-rata Tinggi rata-rata Luas Volume silinder Berat jenis Kuat tekan silinder = 8,663 kg = 15,3 cm = 3,163 cm =,25 x π x 15,3 2 = 176,7853 cm 2 =,177 m2 = 176,7853 x 3,163 = 5332,375 cm 3 = 5,3324 x 1-3 m 3 = 8,663 : (5,3324 x 1-3 m 3 ) = 1624,5968 kg/m 3 = 175 :,177 = 9887,57 kn/m 2 = 9,887 MPa

23 Lampiran PENGUJIAN BERAT JENIS DAN KUAT TEKAN SILINDER S11 UMUR 28 HARI D 1 = 15,5 cm D 2 = 15,1 cm D 3 = 15 cm P = 18 kn H 1 = 3,13 cm H 2 = 3,2 cm H 3 = 3,53 cm Berat Silinder Beton Diameter Rata-Rata Tinggi Rata-Rata Luas Volume Silinder Berat Jenis Kuat Tekan Silinder = 8,945 kg = 15,2 cm = 3,287 cm =,25x π x 15,2 2 = 177,186 cm 2 =, m 2 = 177,186 x 3,287 = 5366,432 cm 3 = 5,366 x 1-3 m 3 = 8,945 : (5,366 x 1-3 ) = 1666,977 kg/m 3 = 18 :, = 1158,816 kn/m 2 = 1,159 MPa

24 Lampiran S8 MODULUS ELASTISITAS BETON Beban No. kgf Newton Δ P (1-2 ) f (MPa) (1 ) ,36 3, , ,71 5, , ,1 7, , ,4 9 1, , ,8 11 1, , ,1 14 1, , ,5 17 1, , ,8 2 2, , ,2 23 2, , ,6 26 2,771285, ,9 32 3,481386, ,3 37 3, , ,6 41 3, , , , ,3 5 4, , ,7 57 4, , , , ,4 83 4,987855, ,7 95 5, , ,4 maks 5,43547 Pengujian Perhitungan fy 2, MPa ey,95755 Modulus 2257,21148 MPa A 17695,753 mm 2 176,95753 cm 2 Po 22,6 mm BJ 157,7515 kg/m 3 Ec 3935,47758 MPa

25 Lampiran Grafik Tegangan-Regangan S Tegangan-Regangan 2 1,1,2,3,4,5

26 Lampiran S12 Beban No. kgf Newton Δ P (1-2 ) f (MPa) (1 ) ,36 1, ,948E ,71 3, , ,1 5, , ,4 7 1,152147, ,8 1 1, , ,1 12 1, , ,5 13 1, , ,8 13 2,214295, ,2 13 2, , ,6 14 2, , ,9 16 3,38895, ,3 17 3, , ,6 19 3, , , , ,3 22 4, , ,7 24 4,42859, , , ,4 26 4, , ,7 27 5,248852, ,8 maks 5, Pengujian Perhitungan fy 2, MPa ey,64325 Modulus 3418,56624 MPa A 17749,3564 mm 2 177, cm 2 Po 22,1 mm BJ 1593,3736 kg/m 3 Ec 455,61554 MPa

27 Lampiran Grafik Tegangan-Regangan S Tegangan-Regangan 2 1,1,2,3,4,5

28 Lampiran PENGUJIANN KUAT TARIK BAJA PROFIL KANAL C Beban (Kgf) Beban (N) P Tegangan , , , , , , , , , , , , , , ,684 11, , , , , , , , , Regangan,197922,395844,49485,593765,791687,89648,18857, , , , Po = 11,5 mm Maks = 815 Kgf A = 38,5 mmm 27, Fu = MPa Fy = 129,97675 Mpa ε y =, E = 32817,77294 MPa

29 Lampiran Grafik Tegangan-Regangan Baja Profil Kanal C Tegangan (Mpa) ,5,1,15,2,25,3 Regangan (mm),35,4

30 Lampiran TABEL KOLOM KLK-1 Manometer ,5 2 KLK-1 Beban (kgf) Dial 1 (Arah Y) Dial 1 (Arah Y) Koreksi 148 1,1 37 6, , , , ,78 73, , ,,1 Beban maksimum Defleksi maksimum = 783 Kgf = 29,1 mm

31 Lampiran GRAFIK KOLOM KLK-1 Beban (kgf) Beban dan Defleksi Arah Y KLK Defleksi (mm)

32 Lampiran TABEL KOLOM KLK-15 Manometer 1 12, ,5 2 22,5 22, ,5 2 KLK-15 Beban Dial 1 (Arah Y) Dial 1 (Arah Y) (kgf) Koreksi ,25 386, , , , ,54 73, ,14 73, , ,49 73, , ,41 Beban maksimum Defleksi maksimum = 783 Kgf = 31,98 mm

33 Lampiran GRAFIK KOLOM KLK-15 Beban (kgf) Beban dan Defleksi Arah Y KLK Defleksi (mm)

34 Lampiran TABEL KOLOM KLK-2 Manometer 1 12, , ,5 KLK-2 Beban Dial 1 (Arah Y) Dial 1 (Arah Y) (kgf) Koreksi ,1 386, , , , , , ,22 Beban maksimum Defleksi maksimum = 624 Kgf = 4,22 mm

35 Lampiran GRAFIK KOLOM KLK-2 6 Beban (kgf) Beban dan Defleksi Arah Y KLK Defleksi (mm)

36 Lampiran TABEL KOLOM KLK-25 Manometer 1 12, ,5 2 22, ,5 22,5 KLK-25 Beban Dial 1 (Arah Y) Dial 1 (Arah Y) (kgf) Koreksi ,26 386, , , , ,8 73, , ,92 73, ,75 73, ,11 Beban maksimum Defleksi maksimum = 783 Kgf = 26,11 mm

37 Lampiran GRAFIK KOLOM KLK-25 Beban (kgf) Beban dan Defleksi Arah Y KLK Defleksi (mm)

38 Lampiran TABEL KOLOM KLB-1 Manometer 1 12, ,5 2 22, ,5 3 32, ,5 4 42, ,5 5 52,5 42,5 Beban maksimum Defleksi maksimum KLB-1 Beban (kgf) Dial 1 (Arah Y) Dial 1 (Arah Y) Koreksi ,32 386, , , , ,43 73, , ,31 862, , , , ,6 1179, , ,7 1338, , , , , , , , ,71 = 1656 Kgf = 3,71 mm

39 Lampiran Beban (kgf) GRAFIK KOLOM KLB Defleksi (mm) Beban dan Defleksi Arah Y KLB-1

40 1 12, ,5 2 22, ,5 3 32, ,5 4 42, , ,5 Beban maksimum Defleksi maksimum UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA Lampiran TABEL KOLOM KLB-15 KLB-15 Manometer Beban (kgf) Dial 1 (Arah Y) Dial 1 (Arah Y) Koreksi 37 79,79 386, , , , ,54 73, , ,37 862, , , ,, , , , , , ,, , , , , , , ,74 = 1577 Kgf = 26,74 mm

41 Lampiran Beban (kgf) GRAFIK KOLOM KLB Defleksi (mm) Beban dan Defleksi Arah Y KLB-15

42 1 12, ,5 2 22, ,5 3 32, ,5 4 42, ,5 5 52,5 4 Beban maksimum Defleksi maksimum UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA Lampiran TABEL KOLOM KLB-2 KLB-2 Dial 1 (Arah Y) Manometer Beban (kgf) Dial 1 (Arah Y) Koreksi 37 84,84 386, , , , ,344 73, , ,34 862, , , , , , , , , , , , , , , ,4 = 1656 Kgf = 29,85 mm

43 Lampiran Beban (kgf) GRAFIK KOLOM KLB Defleksi (mm) Beban dan Defleksi Arah Y KLB-2

44 Lampiran TABEL KOLOM KLB-25 KLB-25 Manometer Beban (kgf) Dial 1 (Arah Y) Dial 1 (Arah Y) Koreksi 1 12, ,5 2 22, ,5 3 32, ,5 4 42, ,5 5 52, , , , , , , , , ,9 1,62 2,79 3,8 5,1 6,3 7,97 8,65 1,22 11,6 12,9 14,69 16,98 19,6 2,98 21,28 24,4 28,48 32,33 35,43 37,76 42,81 4,58

45 Lampiran KLB-25 Manometer Beban (kgf) Dial 1 (Arah Y) Dial 1 (Arah Y) Koreksi 45 42, , ,18 4,3 39,53 Beban maksimum Defleksi maksimum = 1735 Kgf = 42,81 mm

46 Lampiran Beban (kgf) GRAFIK KOLOM KLB Defleksi (mm) Beban dan Defleksi Arah Y KLB-25

47 Lampiran DOKUMENTASI PENGUJIAN SLUMP Slump Adukan Pertama Slump Adukan Kedua

48 Lampiran DOKUMENTASI PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON RINGAN Silinder Beton S1 (7 Hari) Silinder Beton S2 (7 Hari)

49 Lampiran Silinder Beton S3 (7 Hari) Silinder Beton S4, S5, dan S6 (14 Hari)

50 Lampiran Silinder Beton S1 (28 Hari) Silinder Beton S11 (28 Hari)

51 Lampiran DOKUMENTASI PENGUJIAN MODULUS ELASTISITAS BETON RINGAN Silinder Beton S8 Silinder Beton S12

52 Lampiran DOKUMENTASI PENGUJIAN KUAT TARIK BAJAA PROFIL C Sampel Baja Profil C Sebelum Diuji Sampel Baja Profil C Setelah Diuji

53 Lampiran DOKUMENTASI PEMBUATAN BENDA UJI Pemotongan Baja Profil Kanal C Pengelasan Kolom Langsing Kanal C Ganda

54 Lampiran Proses Bekesting Kolom Langsing Kanal C Gandaa Pembuatan Sepatu Eksentrisitas

55 Lampiran Pengecoran Kolom Langsing Kanal C Ganda

56 Lampiran DOKUMENTASI PENGUJIAN KOLOM LANGSING TANPA PENGISI BETON RINGAN Pengujian KLK-1 Pengujian KLK-15

57 Lampiran Pengujian KLK-2 Pengujian KLK-25

58 UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA Lampiran 4 Telp (hunting) Fax DOKUMENTASI PENGUJIAN KOLOM LANGSING BERPENGISI BETON RINGAN Pengujian KLB-1 Pengujian KLB

59 Lampiran Pengujian KLB-2 Pengujian KLB-25

BAB VI PENUTUP. beragregat kasar bata ringan sebesar 1635,017 kg/m 3 memenuhi syarat sebagai

BAB VI PENUTUP. beragregat kasar bata ringan sebesar 1635,017 kg/m 3 memenuhi syarat sebagai BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada pengujian kolom kanal C ganda berpengisi beton ringan dengan beban konsentrik, dapat disimpulkan, berat jenis beton ringan beragregat kasar

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. ganda dengan pengisi beton ringan beragregat kasar hebel, variasi pengaku 15 cm,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. ganda dengan pengisi beton ringan beragregat kasar hebel, variasi pengaku 15 cm, BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada pengujian kuat lentur balok profil kanal C ganda dengan pengisi beton ringan beragregat kasar hebel, variasi pengaku 15 cm,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. sengkang (TPSK) disimpulkan sebagai berikut : 1. Beban retak pertama pada balok beton ringan citicon variasi sengkang 200

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. sengkang (TPSK) disimpulkan sebagai berikut : 1. Beban retak pertama pada balok beton ringan citicon variasi sengkang 200 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada kuat geser balok geser beton ringan citicon dengan variasi jarak sengkang 200 mm, sengkang 250 mm, dan tanpa sengkang (TPSK)

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dengan perkuatan tulangan transversal dan cover plate yang dibebani arah aksial,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dengan perkuatan tulangan transversal dan cover plate yang dibebani arah aksial, BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada pengujian kuat tekan kolom baja profil C dengan perkuatan tulangan transversal dan cover plate yang dibebani arah aksial, variasi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dituliskan beberapa kesimpulan dari penelitian kuat lentur balok komposit profil C

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dituliskan beberapa kesimpulan dari penelitian kuat lentur balok komposit profil C BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab V, maka dapat dituliskan beberapa kesimpulan dari penelitian kuat lentur balok komposit profil C ganda menggunakan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil pengujian, analisis data dan pembahasan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Berat jenis BZ 0%, BZ 10%, BZ 15%, BZ 20%, BZ 25%

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. lateral dengan variasi jarak pengaku 50 mm, 100 mm, 150 mm dan variasi baja

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. lateral dengan variasi jarak pengaku 50 mm, 100 mm, 150 mm dan variasi baja BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada kuat tekan aksial secara eksentrik pada kolom dengan penambahan profil baja siku, dengan pengaku arah lateral

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. gabungan dengan variasi jarak sambungan las sebesar 3h, 4h, dan 5h yang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. gabungan dengan variasi jarak sambungan las sebesar 3h, 4h, dan 5h yang BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada pengujian kekuatan kolom baja profil C gabungan dengan variasi jarak sambungan las sebesar 3h, 4h, dan 5h yang dibebani arah

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 117 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pengujian kuat tekan aksial secara eksentris pada kolom beton dengan baja profil siku sebagai tulangan,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada pengujian kekuatan Balok baja profil L yang dibebani arah aksial dengan pemberian cor beton pengisi adalah

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada pengujian kekuatan kolom baja profil kanal C dengan pengaku transversal yang dibebani arah aksial dimana

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian kolom pendek beton bertulang dengan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian kolom pendek beton bertulang dengan BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian kolom pendek beton bertulang dengan penambahan variasi ukuran profil baja siku dan pelat pengaku arah lateral yang dikenai beban konsentrik

Lebih terperinci

KOLOM KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN KONSENTRIK

KOLOM KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN KONSENTRIK KOLOM KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN KONSENTRIK Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma jaya Yogyakarta Oleh : DENY PETRISIUS

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 75 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Penambahan persentase limbah keramik dalam pembuatan beton mempengaruhi nilai slump, semakin banyak persentase limbah keramik semakin kecil nilai slump

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 3h, 4h, dan 5h masing-masing sebesar 8507,2383 kg f ; 7798,2002 kg f ; dan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 3h, 4h, dan 5h masing-masing sebesar 8507,2383 kg f ; 7798,2002 kg f ; dan BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada pengujian kekuatan kolom baja profil C gabungan dengan pelat pengaku arah transversal yang dibebani arah aksial sentris, dapat

Lebih terperinci

KUAT LENTUR PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR AUTOCLAVED AERATED CONCRETE HEBEL

KUAT LENTUR PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR AUTOCLAVED AERATED CONCRETE HEBEL Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 KUAT LENTUR PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR AUTOCLAVED AERATED CONCRETE HEBEL Ade Lisantono

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari penelitian dan pembahasan serta analisis yang telah dilakukan pada perbaikan balok beton bertulang dengan glass fiber jacket pada kondisi lentur diperoleh

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. perkuatan balok dengan Sika Carbodur S512 diperoleh beberapa kesimpulan. pertama dan penurunan defleksi.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. perkuatan balok dengan Sika Carbodur S512 diperoleh beberapa kesimpulan. pertama dan penurunan defleksi. 74 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada penelitian perkuatan balok dengan Sika Carbodur S512 diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas sebelumnya, dapat disimpulkan kolom dengan variasi 40% sebelumnya menerima beban sebesar 56,4953 kn, setelah diperbaiki

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian, analisis data, dan. pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian, analisis data, dan. pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai 77 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian, analisis data, dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Nilai kuat tekan beton rerata pada

Lebih terperinci

KOLOM PENDEK KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN EKSENTRIK

KOLOM PENDEK KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN EKSENTRIK KOLOM PENDEK KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN EKSENTRIK Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : RONY

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Untuk pengujian kuat tekan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Rata rata beban maksimum yang mampu diterima oleh pelat setelah

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Rata rata beban maksimum yang mampu diterima oleh pelat setelah BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Rata rata beban maksimum yang mampu diterima oleh pelat setelah

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL KAPASITAS KOLOM KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN EKSENTRIK Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoeh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : KRISTIAN

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. agregat kertas dengan perbandingan semen : agregat adalah 1 : 4, dengan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. agregat kertas dengan perbandingan semen : agregat adalah 1 : 4, dengan BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian beton dengan subtitusi agregat kasar meggunakan agregat kertas dengan perbandingan semen : agregat adalah 1 : 4, dengan persentase variasi

Lebih terperinci

KOLOM LANGSING KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN EKSENTRIK

KOLOM LANGSING KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN EKSENTRIK KOLOM LANGSING KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN EKSENTRIK Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : BONAVENTURA

Lebih terperinci

KOLOM KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN EKSENTRIK (170S)

KOLOM KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN EKSENTRIK (170S) KOLOM KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN EKSENTRIK (170S) Ade Lisantono 1, Bonaventura Henrikus Santoso 2 dan Rony Sugianto 3 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta,

Lebih terperinci

KOLOM PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN KONSENTRIK

KOLOM PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN KONSENTRIK KOLOM PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN KONSENTRIK Ade Lisantono 1 dan Deny Petrisius Probo Jiwandono 2 1 Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta,

Lebih terperinci

KUAT LENTUR BALOK PROFIL LIPPED CHANNEL GANDA BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN

KUAT LENTUR BALOK PROFIL LIPPED CHANNEL GANDA BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 21 KUAT LENTUR BALOK PROFIL LIPPED CHANNEL GANDA BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN Ade Lisantono 1, Siswadi 2 dan Panji Satria Trihono

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Nilai kuat tekan beton rerata pada umur 28 hari dengan variasi beton SCC

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Nilai kuat tekan beton rerata pada umur 28 hari dengan variasi beton SCC 59 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian, analisis data, dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Nilai kuat tekan beton rerata pada

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Nilai kuat tekan beton serat SCC SS 65, SS 70, dan SS 75 secara berturutturut

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Nilai kuat tekan beton serat SCC SS 65, SS 70, dan SS 75 secara berturutturut 79 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian, analisis data, dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Nilai kuat tekan beton serat SCC SS

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 67 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Subtitusi agregat halus dengan serbuk kaca 10%, 20%, 30%, memberikan penurunan terhadap kuat tekan beton, modulus elastisitas beton, kuat tarik belah beton,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis, lebih tahan akan cuaca, lebih tahan korosi dan lebih murah. karena gaya inersia yang terjadi menjadi lebih kecil.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis, lebih tahan akan cuaca, lebih tahan korosi dan lebih murah. karena gaya inersia yang terjadi menjadi lebih kecil. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan dalam bidang konstruksi dewasa ini mengakibatkan beton menjadi pilihan utama dalam suatu struktur. Beton mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan keruntuhan tekan, yang pada umumnya tidak ada tanda-tanda awal

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan keruntuhan tekan, yang pada umumnya tidak ada tanda-tanda awal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada setiap struktur terdapat suatu komponen struktur yang memiliki tugas menahan beban aksial tekan vertikal yang disebut kolom. Beban aksial tekan vertikal yang

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pengujian kapasitas beban aksial kolom yang menggunakan variasi 4 dan 8 buah tulangan kayu lontar yang dikenai

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. menggunakan fiber glass diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. menggunakan fiber glass diperoleh kesimpulan sebagai berikut. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil pengujian terhadap kolom langsing yang diperbaiki dengan menggunakan fiber glass diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Kolom yang mengalami kerusakan

Lebih terperinci

STUDI PERILAKU MEKANIK BETON RINGAN TERHADAP KUAT GESER BALOK

STUDI PERILAKU MEKANIK BETON RINGAN TERHADAP KUAT GESER BALOK STUDI PERILAKU MEKANIK BETON RINGAN TERHADAP KUAT GESER BALOK Vinsentius Surya Putra 1 Ir. Haryanto Yoso Wigroho, M.T. 2 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jl.

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut ini.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut ini. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut ini. 1. Substitusi agregat

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Glenium ACE %, 0,5%, 1%, 1,5% dan penambahan fly ash 20%,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Glenium ACE %, 0,5%, 1%, 1,5% dan penambahan fly ash 20%, BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari data hasil pengujian, analisis data, dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Nilai kuat tekan beton rerata pada umur 7 hari dengan variasi

Lebih terperinci

STUDI PERILAKU MEKANIK KEKUATAN BETON RINGAN TERHADAP KUAT LENTUR BALOK

STUDI PERILAKU MEKANIK KEKUATAN BETON RINGAN TERHADAP KUAT LENTUR BALOK STUDI PERILAKU MEKANIK KEKUATAN BETON RINGAN TERHADAP KUAT LENTUR BALOK Satria Aji Wibawa 1 Ir. Haryanto Yoso Wigroho, M.T. 2 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belum tentu kuat untuk menahan beban yang ada. membutuhkan suatu perkuatan karena kolom menahan balok yang memikul

BAB I PENDAHULUAN. belum tentu kuat untuk menahan beban yang ada. membutuhkan suatu perkuatan karena kolom menahan balok yang memikul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolom merupakan suatu bagian yang penting dalam suatu struktur bangunan. Hal ini dikarenakan kolom merupakan elemen tekan yang menumpu atau menahan balok yang memikul

Lebih terperinci

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian Bahan Dasar 4.1.1. Hasil Pengujian Agregat Halus Pengujian terhadap agregat halus yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengujian kadar

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Dapat disimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Dapat disimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan dari hasil penelitian pengaruh faktor air semen terhadap kuat tekan, kuat tarik belah dan kuat lentur beton ringan dengan serat kawat yang telah dilakukan. Dapat

Lebih terperinci

STUDI KUATLENTURBALOKKOMPOSIT PROFIL C GANDA MENGGUNAKANBETON RINGAN

STUDI KUATLENTURBALOKKOMPOSIT PROFIL C GANDA MENGGUNAKANBETON RINGAN STUDI KUATLENTURBALOKKOMPOSIT PROFIL C GANDA MENGGUNAKANBETON RINGAN Laporan Tugas Akhir Sebagaisalahsatusyarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma JayaYogyakarta Oleh: Ibnu Rahman NPM:

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. perkuatan balok beton bertulang dengan fiber glass jacket pada kondisi lentur

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. perkuatan balok beton bertulang dengan fiber glass jacket pada kondisi lentur BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari penelitian dan pembahasan serta analisis yang telah dilakukan pada perkuatan balok beton bertulang dengan fiber glass jacket pada kondisi lentur diperoleh

Lebih terperinci

PENGUJIAN KUAT LENTUR PANEL PELAT BETON RINGAN PRACETAK BERONGGA DENGAN PENAMBAHAN SILICA FUME

PENGUJIAN KUAT LENTUR PANEL PELAT BETON RINGAN PRACETAK BERONGGA DENGAN PENAMBAHAN SILICA FUME PENGUJIAN KUAT LENTUR PANEL PELAT BETON RINGAN PRACETAK BERONGGA DENGAN PENAMBAHAN SILICA FUME Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain biaya (cost), kekakuan (stiffness), kekuatan (strength), kestabilan (stability)

BAB I PENDAHULUAN. lain biaya (cost), kekakuan (stiffness), kekuatan (strength), kestabilan (stability) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pekerjaan konstruksi dikenal tiga jenis bahan utama untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan kontruksi yaitu kayu, baja dan beton. Dalam pemilihan ketiga bahan tersebut

Lebih terperinci

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram) Lampiran 1 Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI 03-1968-1990) 1. Berat cawan kosong = 131,76 gram 2. Berat pasir = 1000 gram 3. Berat pasir + cawan = 1131,76 gram Ukuran Berat Tertahan Berat

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut ini.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut ini. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut ini. 1. Berat jenis rata-rata beton

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis uji pembebanan perkerasan struktur komposit dengan penambahan pelat baja di dasar lapisan beton yang telah diuraikan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK PADA PASIR. Volume (cc) 1 Pasir Nomor 2. 2 Larutan NaOH 3% Secukupnya Orange

PEMERIKSAAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK PADA PASIR. Volume (cc) 1 Pasir Nomor 2. 2 Larutan NaOH 3% Secukupnya Orange L. 1 PEMERIKSAAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK PADA PASIR Hasil penelitian : No Jenis Bahan Volume (cc) Volume Total (cc) Warna Larutan yang terjadi 1 Pasir 130 200 Nomor 2 2 Larutan NaOH 3% Secukupnya Orange

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Umum Penelitian ini adalah menggunakan metode studi eksperimental yaitu dengan melakukan langsung percobaan di laboratorium. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengauh

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. tekan yang maksimum dibanding dengan variasi lainnya.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. tekan yang maksimum dibanding dengan variasi lainnya. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Penambahan zeolit pada balok akan menaikkan kuat lentur pada umur 56 hari. 2. Penambahan zeolit dengan kadar 10 % memberikan kuat lentur dan kuat tekan yang

Lebih terperinci

STUDI KUAT TEKAN KOLOM BAJA PROFIL C GANDA DENGAN PENGAKU PELAT ARAH LATERAL

STUDI KUAT TEKAN KOLOM BAJA PROFIL C GANDA DENGAN PENGAKU PELAT ARAH LATERAL Volume 12, No. 1, Oktober 2012: 1 10 STUDI KUAT TEKAN KOLOM BAJA PROFIL C GANDA DENGAN PENGAKU PELAT ARAH LATERAL Aditya Kurnia, Haryanto Yoso Wigroho Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. ambil kesimpulan sebagai berikut: Glenium ACE 8590, 0%, 0,5%, 1%, dan 1,5% berturut-turut

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. ambil kesimpulan sebagai berikut: Glenium ACE 8590, 0%, 0,5%, 1%, dan 1,5% berturut-turut 1 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari data hasil pengujian, analisis data, dan pembahasan dapat kita ambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Nilai kuat tekan beton rerata pada umur 7 hari dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Adapun diagram alir metodologi penelitian adalah sebagai berikut : MULAI PENGUJIAN BAHAN AGREGAT KASAR AGREGAT HALUS MIX DESIGN BETON NORMAL BETON CAMPURAN KACA 8%

Lebih terperinci

KOLOM PENDEK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN PROFIL BAJA SIKU DIKENAI BEBAN KONSENTRIK

KOLOM PENDEK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN PROFIL BAJA SIKU DIKENAI BEBAN KONSENTRIK KOLOM PENDEK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN PROFIL BAJA SIKU DIKENAI BEBAN KONSENTRIK Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Lebih terperinci

Berat Tertahan (gram)

Berat Tertahan (gram) BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratortium Bahan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEKUATAN KOLOM PENDEK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN VARIASI UKURAN PROFIL BAJA SIKU YANG DIKENAI BEBAN KONSENTRIK

PERBANDINGAN KEKUATAN KOLOM PENDEK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN VARIASI UKURAN PROFIL BAJA SIKU YANG DIKENAI BEBAN KONSENTRIK PERBANDINGAN KEKUATAN KOLOM PENDEK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN VARIASI UKURAN PROFIL BAJA SIKU YANG DIKENAI BEBAN KONSENTRIK Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 213 (479-485) ISSN: 2337-6732 PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD Maria M. M. Pade E. J. Kumaat,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 2. Beban maksimum pada kondisi layan untuk PL1, PL2, dan PL3 adalah. 1371,70 kg, 2088,67 kg, 2152,86 kg.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 2. Beban maksimum pada kondisi layan untuk PL1, PL2, dan PL3 adalah. 1371,70 kg, 2088,67 kg, 2152,86 kg. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Rata rata beban maksimum yang mampu diterima oleh pelat setelah

Lebih terperinci

BAB VI. 3. Beban rata-rata pada retak pertama pada benda uji 24,3036 kn. digunakan sebagai pengganti baja tulangan tarik.

BAB VI. 3. Beban rata-rata pada retak pertama pada benda uji 24,3036 kn. digunakan sebagai pengganti baja tulangan tarik. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis studi kuat kekuatan balok beton menggunakan baja profil siku sebagai pengganti baja tulngan tatik yang telah dijelaskan

Lebih terperinci

Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir)

Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Lampiran Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Uraian Sampel Sampel Pasir jenuh kering muka ( ) 500 gr 500 gr Pasir setelah keluar oven ( ) 489,3

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton

BAB IV ANALISA DATA. Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton BAB IV ANALISA DATA 4.1. Pendahuluan Setelah dilakukan pengujian beton di Laboratorium Pengujian Bahan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton segar, pengujian

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Pendahuluan Pengujian pendahuluan merupakan pengujian yang dilaksanakan untuk mengetahui karateristik material yang akan digunakan pada saat penelitian.

Lebih terperinci

Semakin besar nilai MHB, semakin menunjukan butir butir agregatnya. 2. Pengujian Zat Organik Agregat Halus. agregat halus dapat dilihat pada tabel 5.

Semakin besar nilai MHB, semakin menunjukan butir butir agregatnya. 2. Pengujian Zat Organik Agregat Halus. agregat halus dapat dilihat pada tabel 5. BAB V HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Dan Pembahasan Pengujian Bahan 5.1.1. Pengujian Agregat Halus 1. Pemeriksaan Gradasi Pemeriksaan Gradasi agregat dilakukan guna mendapatkan nilai modulus

Lebih terperinci

PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER JACKET UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS BEBAN AKSIAL (034S)

PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER JACKET UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS BEBAN AKSIAL (034S) PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER JACKET UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS BEBAN AKSIAL (034S) Johanes Januar Sudjati 1, Hastu Nugroho 2 dan Paska Garien Mahendra 3 1 Program Studi Teknik Sipil,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dan penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bahan Fakultas Teknik Universitas Negeri Sebelas Maret

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di 26 BAB III METODE PENELITIAN Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di Laboratorium Bahan dan Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Lampung. Benda uji dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 29 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Susun Beton Pemeriksaan bahan susun beton yang dilakukan di laboratorium telah mendapatkan hasil sebagai berikut : 1. Hasil Pemeriksaan Agregat

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon Lampiran

Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon Lampiran PENGUJIAN BERAT JENIS SEMEN Suhu Awal : 25 C Semen : 64 gram Piknometer I A. Berat semen : 64 gram B. Volume I zat cair : 1 ml C. Volume II zat cair : 18,5 ml D. Berat isi air : 1 gr/cm 3 A Berat jenis

Lebih terperinci

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR. Naskah Publikasi

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR. Naskah Publikasi TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Sipil

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi Lampiran I Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta 55183

Lebih terperinci

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana 15 PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana Teknik Sipil Universitas Islam 45 Bekasi Jl. Cut Meutia No. 83 Bekasi Telp. 021-88344436 Email: rikasylvia@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian Bahan Dasar 4.1.1. Hasil Pengujian Agregat Halus Pengujian terhadap agregat halus atau pasir yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengujian

Lebih terperinci

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK.

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK. TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1 Teknik

Lebih terperinci

IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV. 1. Tanah Tulakan Dari hasil anilisis kimia yang dilakukan di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK), didapatkan hasil : Tabel IV.1. Kandungan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pengujian, analisis data dan pembahasan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Penggunaan zeolit sebagai bahan penganti semen tidak

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton dilakukan di Laboratorium Struktur dan Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1.Ruang Lingkup

BAB III METODOLOGI. 3.1.Ruang Lingkup BAB III METODOLOGI 3.1.Ruang Lingkup Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian beton ringan dengan perbandingan 1 semen : 4 agregat dan menggunakan agregat buatan dari kertas dengan diameter 10-20

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH KERAMIK SEBAGAI AGREGAT KASAR DALAM ADUKAN BETON

PEMANFAATAN LIMBAH KERAMIK SEBAGAI AGREGAT KASAR DALAM ADUKAN BETON PEMANFAATAN LIMBAH KERAMIK SEBAGAI AGREGAT KASAR DALAM ADUKAN BETON Kurniawan Dwi Wicaksono 1 dan Johanes Januar Sudjati 2 1 Alumni Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari

Lebih terperinci

BERAT ISI AGREGAT HALUS UNTUK MATERIAL BETON

BERAT ISI AGREGAT HALUS UNTUK MATERIAL BETON BERAT ISI AGREGAT HALUS UNTUK MATERIAL BETON 1. Calibration Of Measure ASTM C 29/C 29M 90 Suhu Ruangan o C 28 Suhu Air o C 26 Berat Bejana Kg 0.47 Berat Air Kg 1.85 Berat Isi Air Kg/m 3 996.77 Faktor Koreksi,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR KUARSA SEBAGAI SUBSTITUSI SEMEN PADA SIFAT MEKANIK BETON RINGAN

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR KUARSA SEBAGAI SUBSTITUSI SEMEN PADA SIFAT MEKANIK BETON RINGAN PENGARUH PENGGUNAAN PASIR KUARSA SEBAGAI SUBSTITUSI SEMEN PADA SIFAT MEKANIK BETON RINGAN Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Lebih terperinci

STUDI KEKUATAN KOLOM PROFIL C DENGAN COR BETON PENGISI DAN PERKUATAN TRANSVERSAL

STUDI KEKUATAN KOLOM PROFIL C DENGAN COR BETON PENGISI DAN PERKUATAN TRANSVERSAL Volume 11, No. 2, April 212: 95-12 STUDI KEKUATAN KOLOM PROFIL C DENGAN COR BETON PENGISI DAN PERKUATAN TRANSVERSAL Damar Budi Laksono, Haryanto Yoso Wigroho Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan terpenting dalam pembuatan struktur bangunan modern, khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. bahan terpenting dalam pembuatan struktur bangunan modern, khususnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton merupakan suatu bahan komposit (campuran) yang terdiri dari komponen utama berupa semen, agregat kasar, agregat halus dan air sebagai pengikatnya, serta dapat

Lebih terperinci

PEMANFAATAN FOAM AGENT DAN MATERIAL LOKAL DALAM PEMBUATAN BATA RINGAN

PEMANFAATAN FOAM AGENT DAN MATERIAL LOKAL DALAM PEMBUATAN BATA RINGAN PEMANFAATAN FOAM AGENT DAN MATERIAL LOKAL DALAM PEMBUATAN BATA RINGAN Suhendro Trinugroho 1, Amir Murtono 2 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Uraian Umum Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental yang dilaksanakan di Laboratorium Bahan Fakultas

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian Bahan Dasar 4.1.1. Hasil Pengujian Agregat Halus Pengujian-pengujian yang dilakukan terhadap agregat halus dalam penelitian ini meliputi pengujian

Lebih terperinci

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN < > NORMAL CONCRETE MIX DESIGN < Soal : Rencanakan campuran beton untuk f c 30MPa pada umur 28 hari berdasarkan SNI 03-2834-2000 dengan data bahan sebagai berikut : 1. Agregat kasar yang dipakai : batu pecah

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. HVFAC substitusi semen dengan variasi penggunaan kadar fly ash sebesar 50%,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. HVFAC substitusi semen dengan variasi penggunaan kadar fly ash sebesar 50%, BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada kuat geser balok beton normal dan balok HVFAC substitusi semen dengan variasi penggunaan kadar fly ash sebesar 50%, 60% dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR NOTASI... xi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Persen Lolos (%) BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Agregat Halus (Pasir) 1. Gradasi agregat halus (pasir) Dari hasil pemeriksaan gradasi agregat halus pada gambar 5.1, pasir Merapi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. benda uji, sifat fisik beton SCC meliputi : slump flow test, L-Shape box test, V

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. benda uji, sifat fisik beton SCC meliputi : slump flow test, L-Shape box test, V BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang diperoleh setelah melakukan penelitian di Laboratorium Struktur dan Bahan Bangunan yaitu berupa pemeriksaan dan pengujian agregat kasar dan agregat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Uraian Umum Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dalam perancangan beton bertulang dengan variasi panjang sambungan lewatan. Penelitian ini

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm) HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) ( menit ) 42 15 32 28 45 24 6 21 Hasil Uji Vicat untuk Pasta Semen

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian 23 BAB IV METODE PENELITIAN A. Bahan atau Material Penelitian Bahan-bahan penyusun campuran beton yang digunakan pada penelitian ini, Bahan-bahan tersebut antara lain : 1. Agregat kasar kerikil yang berasal

Lebih terperinci

PENGUJIAN KUAT LENTUR TERHADAP PELAT BETON PRACETAK BERONGGA

PENGUJIAN KUAT LENTUR TERHADAP PELAT BETON PRACETAK BERONGGA PENGUJIAN KUAT LENTUR TERHADAP PELAT BETON PRACETAK BERONGGA Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : Siswanto Sigit Pamungkas

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. HVFAC substitusi pasir dengan variasi penggunaan kadar fly ash sebesar 0%, 50%,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. HVFAC substitusi pasir dengan variasi penggunaan kadar fly ash sebesar 0%, 50%, BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada kapasitas balok beton normal dan balok HVFAC substitusi pasir dengan variasi penggunaan kadar fly ash sebesar 0%, 50%, 60%

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI xvi DAFTAR NOTASI As : Luas penampang benda uji ASTM : American Society for Testing and Materials B : Berat piknometer berisi air (gram) Ba : Berat kerikil dalam air (gram) Bj : Berat Jenis Bk : Berat

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta,merupakan suatu pencarian data yang mengacu pada

Lebih terperinci