MODUL 2 APROKSIMASI. Disusun oleh: Ani Ismayani S.Pd

dokumen-dokumen yang mirip
Bab I. Pendahuluan. Matematika bagi siswa SMK pada umumnya merupakan mata. pelajaran yang tidak disenangi. Guru sebagai pendidik dalam hati

BAHAN AJAR DIKLAT GURU MATEMATIKA

RUANG LINGKUP DAN RINGKASAN MATERI

LATIHAN PEMAHAMAN SOAL APROKSIMASI KESALAHAN

APROKSIMASI KESALAHAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

APROKSIMASI. Purnami E. Soewardi. Direktorat Pembinaan Tendik Dikdasmen Ditjen GTK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA SMK JENJANG DASAR TAHUN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO. 05/1

SMK N 1 Demak Jurusan Multimedia Kelas X Semester 1

14. APROKSIMASI KESALAHAN

MAT. 13. Aproksimasi Kesalahan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian sekaligus pengambilan data dilakukan di Laboratorium Produksi dan

Program Studi Pendidikan Matematika UNTIRTA. 10 Maret 2010

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

MENGUKUR BESARAN DAN MENERAPKAN SATUANNYA

MODUL I MASSA JENIS. Pada modul ini akan dijelaskan pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi praktikum, dan lembar kerja praktikum.

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK ( LKPD )

Konsep Deret & Jenis-jenis Galat

TOLERANSI LINIER Basori

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

Silabus. Tugas individu, tugas kelompok, kuis.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET

BAB III PERANCANGAN ALAT

METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH

BAB 1 PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR

1/Eksperimen Fisika Dasar I/LFD PENGUKURAN DASAR MEKANIS

A. Tujuan Percobaan Menentukan pembagian butir (gradasi) agregat dan modulus. kehalusan. Data distribusi butiran pada agregat serta modulus kehalusan

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

STUDI LITERATUR PROSEDUR PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN BIAYA UNTUK PEKERJAAN FLOOR HARDENER

MODUL I: OPERASI BILANGAN REAL

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Metode Numerik, Sistim Angka, dan Kesalahan

CBR LABORATORIUM (ASTM D )

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

Jaringan kawat baja las untuk tulangan beton

KUMPULAN SOAL SOAL. SOAL PILIHAN GANDA A. Berilah tanda silang (X) paad huruf a, b, c, d, e sesuai dengan pilihan jawaban yang paling tepat!

III. METODOLOGI. Penelitian ini dimulai pada bulan Juni-Agustus 2014 dengan lokasi penelitian

Verifikasi Standar Massa. Diklat Penera Tingkat Ahli 2011

Pengantar Metode Numerik

8. Nilai x dari persamaan 2x = 1x 2 1 adalah Nilai x dari persamaan 4x ( x + 8 ) = 2(x 3 ) adalah

Tugas Akhir D3 Teknik Mesin DISNAKER ITS

B. 6 4 C. 2 4 D. 6 4 E B. { x x 3 atau x 3 7, x R } C. { x x 3 atau x 3 7, x R } D. { x 3 x 3 7, x R } E. { x 3 7 x 3, x R }

BESARAN DAN SATUAN DISUSUN OLEH : STEVANUS ARIANTO PENDAHULUAN PENGUKURAN JANGKA SORONG MIKROMETER SEKRUP BESARAN DASAR FAKTOR SI SATUAN DIMENSI

Rancang Bangun Jari-Jari Velg Sepeda Menggunakan Material Kayu

LAMPIRAN II PERHITUNGAN

BAB V HASIL PENGUJIAN MESIN PENGUPAS DAN PEMISAH. KULIT BUAH KOPI KERIabelNG

PENILAIAN SIKAP. Aspek Penilaian (1) (2) (3) (4) (5) (6)

NOTASI ILMIAH DAN ANGKA PENTING

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 1 MEKANIKA (PENGUKURAN DASAR PADA BENDA PADAT)

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN

Berat Tertahan (gram)

itu menunjukan keadaan obyek sebagaimana adanya, tidak dipengaruhi oleh perasaan pengukur atau suasana sekitar tempat mengukur pada saat itu.

METODE PENGUJIAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR DENGAN CLEVE LAND OPEN CUP

III PEMBAHASAN. 6. Sisi eg dipilih sebagai sisi yang memiliki bobot terkecil (lihat Gambar 18).

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN

Revisi SNI Daftar isi

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SOAL TERBUKA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh jangka sorong berikut adalah... Jawab:

Pilihlah a, b, c atau d pada jawaban yang paling benar dengan cara memberi tanda silang!

Cara koreksi kepadatan tanah yang mengandung butiran kasar

I. Soal nomor 1 sampai dengan 30 berikut ini dikerjakan oleh seluruh peserta Ebtanas SMK ( berlaku untuk semua kelompok Program studi )

( ) = dan f 5 3 ( )( ) =? ( ) =. Hitung nilai a. 1. Operasi untuk himpunan bilangan A ={ ,,,,, } didefi nisikan sesuai tabel di bawah ini

BAB IV METODE ANALISIS

muhammadamien.wordpress.com

Toleransi& Implementasinya

DASAR PENGUKURAN FISIKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2013.

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

SNI Standar Nasional Indonesia

Statistika Pendidikan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sifat Mekanik (Kuat Tekan) Beras Gambar 2. Kerapatan enam varietas beras

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

BESARAN DAN PENGUKURAN

2. Hasil pengukuran panjang suatu benda 50,23 m. Salah mutlaknya adalah. a. 0,1 m b. 0,05 m c. 0,01 m d. 0,005 m e. 0,001 m

Cara uji berat isi beton ringan struktural

Free-download

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

ANALISIS KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) SMK DIPONEGORO LEBAKSIU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1. Pada operasi di bawah, tiap titik mewakili satu angka tertentu. Bilangan 3 angka yang ada pada baris IV adalah... A) 830 C) 622 B) 720 D) 525

LABORATORIUM BETON PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA JL. KAPTEN MUKHTAR BASRI NO.

Berikut adalah macam besaran pokok, beserta satuannya dibedakan dengan satuan MKS atau CGS :

Tentukan : Jawab : N = 100. = Rp = Rp % selang kepercayaan = - 1,96. ( 1- ) 100% selang kepercayaan untuk adalah.

Membuat Parut Listrik Sederhana MEMBUAT PARUT LISTRIK SEDERHANA (KOMPETENSI DASAR PERBANDINGAN) Oleh : Sutaji Pratomo. 1 x 2.

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA

PENGEMBANGAN SILABUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Standar Kompetensi 1. Menerapkan Konsep besaran fisika dan pengukurannya

PEMERIKSAAN BAHAN SUSUN BETON

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 12. TEKANANLATIHAN SOAL BAB Sebuah balok diletakkan di atas permukaan lantai seperti pada gambar berikut ini.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi

Papan partikel SNI Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI

Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah

FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA Page 1

LAPORAN PRAKTIKUM ASPAL MODUL J-08 ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR

BAB III LANDASAN TEORI

Transkripsi:

MODUL 2 APROKSIMASI Disusun oleh: Ani Ismayani S.Pd

KEGIATAN BELAJAR a. Tujuan Kegiatan Belajar Setelah mempelajari uraian kegiatan belajar ini, diharapkan Anda dapat: 1) Menerapkan konsep kesalahan pengukuran 2) Melakukan operasi hasil pengukuran b. Uraian Materi Kegiatan Belajar 1 1) Pengertian Membilang dan Mengukur Dalam pengertian sehari-hari seringkali kita menyamakan istilah membilang dan mengukur, padahal kedua istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Hasil membilang merupakan sesuatu yang eksak, sementara hasil mengukur merupakan suatu pendekatan. Untuk melihat perbedaan keduanya, perhatikan contoh-contoh berikut ini. Contoh hasil membilang: 1. Banyaknya kendaraan yang keluar masuk sebuah terminal 2. Banyaknya siswa dalam sebuah kelas 3. Banyaknya uang jajan seorang siswa Contoh hasil mengukur: 1. Tinggi badan calon siswa SMK 2. Luas pesisir pantai selatan 3. Massa 2 karung beras 2) Kesalahan Pengukuran Dalam kegiatan sehari-hari, manusia sering melaksanakan kegiatan pengukuran. Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu. Hasil kegiatan mengukur bukan merupakan suatu yang eksak, tetapi merupakan hasil aproksimasi (hampiran/ pembulatan).

Bagaimanapun telitinya kita melakukan sebuah pengukuran, kita tidak akan dapat menyatakan ukuran yang sebenarnya. Untuk memperkecil kesalahan hasil pengukuran, maka dapat digunakan alat yang lebih teliti. Misalnya, massa sebuah benda yang ditimbang dengan timbangan digital, akan lebih teliti daripada hasil timbangan dengan menggunakan timbangan biasa. Oleh karena itu, penting sekali menyatakan ketelitian hasil pengukuran agar dapat diperoleh informasi tentang kesalahan maksimum yang bisa diterima. Kesalahan adalah selisih antara ukuran sebenarnya dengan hasil pengukuran. Salah Mutlak Salah mutlak adalah kesalahan maksimum yang mungkin terjadi. Kesalahan yang sebenarnya mungkin saja terjadi lebih besar daripada salah mulak. Salah Mutlak = Batas atas pengukuran = hasil pengukuran + salah mutlak Batas bawah pengukuran = hasil pengukuran - salah mutlak Sebuah barang ditimbang, memiliki massa 10,5 kg, maka: Satuan pengukuran terkecil Salah mutlak Batas atas pengukuran Batas bawah pengukuran Jadi, kesalahan sebesar-besarnya yang masih dapat diterima adalah 0,05 kg.

Salah Relatif (nisbi) Besar kecilnya kesalahan hasil pengukuran sebenarnya dapat ditentukan oleh ketelitian alat ukur yang digunakan. Oleh karena itu harus dipilih alat ukur yang sesuai dengan kebutuhan. Besarnya sebuah kesalahan yang sama, mungkin lebih penting dalam masalah tertentu, tetapi tidak dalam masalah lain. Sebagai contoh, kesalahan sebesar 0,01 kg dalam penimbangan beras dalam karung adalah relatif tidak penting, tetapi kesalahan sebesar 0,01 kg dalam penimbangan logam mulia seperti emas merupakan masalah. Jadi kita perlu memandang kesalahan yang dibandingkan terhadap pengukuran itu sendiri. Oleh karena itu, dirumuskan suatu kesalahan relatif sebagai berikut: Hasil pengukuran panjang sebuah benda adalah 5,2 cm. berapa salah relatifnya? Satuan terkecil Salah mutlak Salah relatif

Persentase Kesalahan Berapa persentase kesalahan jika ditimbang 45 gram emas? Satuan terkecil Salah mutlak Salah relatif Persentase kesalahan Toleransi Dalam industri modern yang menggunakan metode-metode produksi massa, bagian-bagian alat seringkali dibuat oleh pabrik-pabrik yang berbeda dan kemudian dikirim ke pabrik induk untuk dirakit. Karena itu penting sekali untuk memastikan bahwa bagian-bagian alat itu dibuat cukup teliti, supaya cocok untuk dirakit. Untuk itu, biasannya ditentukan kesalahan maksimum yang diperbolehkan dalam pembuatan bagianbagiannya itu. Misalnya jika baut-baut dibuat dengan mesin dan diharuskan berdiameter 8 mm, spesifikasinya mungkin memperbolehkan diameter antara 7,8 mm dan 8,2 mm. selisih antara batas-batas ini, yaitu 0,4 mm disebut toleransi dalam pengukuran. Dalam hal ini dinyatakan dengan ( ) mm. Toleransi adalah selisih antara pengukuran terbesar yang dapat diterima dan pengukuran terkecil yang dapat diterima.

Untuk massa ( ) gr, massa terbesar dan terkecil yang dapat diterima berturut-turut adalah 10,5 gr dan 9,5 gr. Jadi toleransinya 1 gr. 3) Pengukuran Penjumlahan hasil pengukuran Berapakah jumlah hasil-hasil pengukuran panjang benda, 9 cm dan 6 cm jika tiap pengukuran dibulatkan ke satuan terdekat? 9 cm terletak dalam jangkauan ( ) cm, yaitu 9,5 cm dan 8,5 cm. 6 cm terletak dalam jangkauan ( ) cm, yaitu 6,5 cm dan 5,5 cm. Panjang maksimum Panjang minimum Ternyata jumlah sebenarnya 15 cm dan mempunyai salah mutlak 1 cm.

Pengurangan hasil pengukuran Berapakah salah mutlak dari pengurangan hasil pengukuran 8 cm dan 5 cm jika tiap pengukuran dibulatkan ke satuan terdekat? Ba= 8,5 cm 8 cm Bb=7,5 cm Selisih minimum = 2 Selisih maksimum = 4 Ba=5,5 cm 5 cm Bb=4,5 cm Selisih maksimum Selisih minimum Salah mutlaknya adalah 1 cm, sama dengan kesalahan-kesalahan dalam pengukuran asal.